0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
26 tayangan17 halaman
Beberapa hal penting dalam memfasilitasi perpindahan posisi pasien dari tidur ke duduk, duduk ke berdiri, dan posisi samping termasuk aktivasi otot-otot tertentu secara selektif, stabilitas pelvis dan rotasi antar segmen, serta pengendalian berat badan melalui titik tumpu yang stabil."
Beberapa hal penting dalam memfasilitasi perpindahan posisi pasien dari tidur ke duduk, duduk ke berdiri, dan posisi samping termasuk aktivasi otot-otot tertentu secara selektif, stabilitas pelvis dan rotasi antar segmen, serta pengendalian berat badan melalui titik tumpu yang stabil."
Beberapa hal penting dalam memfasilitasi perpindahan posisi pasien dari tidur ke duduk, duduk ke berdiri, dan posisi samping termasuk aktivasi otot-otot tertentu secara selektif, stabilitas pelvis dan rotasi antar segmen, serta pengendalian berat badan melalui titik tumpu yang stabil."
dari tidur ke duduk: • Aktifkan tonus untuk bangun melawan gravitasi • Memfasilitasi fleksi thorax terhadap pelvis, disertai dengan stabilitas dinamis dari pelvis and hip sebagai titik tumpu • Mengaktivasi lower abdominals dan upper abdominals secara selektif • Memerlukan rotasi antara segmen satu dengan yang lainnya • Memerlukan terciptanya sisi weight bearing melalui stabilitas hip kemudian rotasi. Modifikasi Lying to Sitting (Rolling to side lying)
Hal-hal yang harus diperhatikan:
• Mengenalkan rotasi pelvis kearah sisi badan yang akan menjadi weight bearing side untuk memudahkan fasilitasi. • Abduksi di tungkai sisi weight bearing tapi tetap dalam range alignment yang netral tanpa disertai gerakan pelvic. • Lengan melewati dada (place not put). • Handling di upper limb dapat di thenar, triceps, scapula atau kombinasi semuanya untuk lebih membantu scapula kearah protraksi shoulder girdle. • Pasien dapat diinstruksikan untuk melihat ke hip di sisi weight bearing untuk menginisiasi fleksi di upper cervical. Side lying to affected side (Miring ke sisi lesi) Side lying ke sisi yang sehat • Latihan efficient rolling bagi sisi lesi • Memerlukan orientasi terhadap midline – rotasi tubuh disekitar central axis (sternum) • Aktivasi dari upper quadrant sisi lesi – rib dan scapula • Membedakan kiri ke kanan dan sebaliknya, gerak thorax kearah pelvis – awalan core stability SIDE LYING TO LESS AFFECTED SIDE (sisi sehat) Sitting to Standing (Depan) Duduk merupakan kombinasi dari fleksi dan ekstensi – memerlukan selective extension sebagai dasar gerakan sit to stand. - Minimal ada 1 kaki sebagai tumpuan. Komponen gerakan: • Pelvic tilt ke anterior dan upright trunk melalui aktivasi multifidus untuk melawan gaya gravitasi saat duduk. • Trunk condong ke depan – untuk memindahkan beban badan secara bertahap ke tungkai. Komponen Gerakan :
• Aktivasi ekstensi dan abduksi hip untuk
mengangkat pantat dari tempat duduk (hip thrust). - Sedikit anterior tilt pelvic dan trunk semakin condong kedepan. - Timing harus pas dengan gerakan hip thrust. • Trunk ke depan dan naik – koneksi gerakan pelvis melalui core activity Sit to stand Potensial ckp untuk sit to stand : • Pelvis • Thorax • Keduanya ( foot dengan terapis foot, thorax dengan forearm, tangan pada pelvis)
Penempatan handling : untuk memfasilitasi dari
pelvis, handling ke ototnya atau sendi hip bukan tulangnya. Sit to Stand (Depan)
• Pelvis dan Hip control
• Memfasilitasi eksternal rotasi hip • Box paha dengan forearm • Letakkan kedua lengan pasien di bahu terapis sebagai titik referensi bagi alignment thorax Posisi dari Samping (1 Therapist)
• Thorax dan pelvis control
• Gunakan lateral tilt pelvic untuk mengurangi innertia • Kontrol LL alignment dengan kaki terapis • Lengan pasien aktif, thrust extensi dan external rotasi hip, shoulder girdle protraksi. Bantuan Depan dan Belakang (pair/2 therapist)
Tujuan: • Mengkombinasikan handling di thorax, pelvis/hips • Mengurangi beban kerja thorax agar pelvic bisa bergerak dengan mandiri