Anda di halaman 1dari 10

PERUSAHAAN ASURANSI

O L E H : R O O S N A N A S U C I H AT I , S E , M M .
BAB 10. PERUSAHAAN ASURANSI

A. Pengertian Asuransi

B. Perkembangan Asuransi

C. Jenis-jenis Asuransi

D. Keuntungan Asuransi

E. Prinsip-prinsip Asuransi

F. Jenis-jenis Risiko
A. PENGERTIAN ASURANSI

• Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari kata
“assuradeur” yang berarti penanggung dan yang berarti tertanggung. Kemudian dalam
bahasa Prancis disebut “Assurance” yang berarti menanggung sesuatu yang pasti terjadi.
Sedangkan dalam bahasa latin disebut “Assecurare” yang berarti meyakinkan orang.
Selanjutnya bahasa Inggris kata asuransi disebut “Insurance” yang berarti menanggung
sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi dan “Assurance” yang berarti
menanggung sesuatu yang pasti terjadi.

• Di Indonesia pengertian Asuransi menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1992 tentang


Usaha Asuransi adalah sebagai berikut: Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian
antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran
yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
B. PERKEMBANGAN ASURANSI
• Asal mula kegiatan asuransi yang dijalankan di Indonesia merupakan kelanjutan asuransi
yang ditinggalkan oleh pemerintah Hindia Belanda.

• Peraturan Pemerintah Indonesia yang mengatur tentang asuransi baru dikeluarkan pada tahun
1976 dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1136, KMK/IV/1976
tentang Penetapan Besarnya Cadangan Premi dan Biaya oleh Perusahaan Asuransi di
Indonesia.

• Selanjutnya keluar Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1249/KMK.013/1988 Tanggal 20


Desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan di Bidang Asuransi Kerugian
dan Nomor 1250/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember 1983 tentang Asuransi Jiwa.

• Peraturan Menteri Keuangan ini kemudian tidak berlaku lagi dengan keluarnya Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian di Indonesia dan Peraturan
Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian.
C. JENIS-JENIS ASURANSI
1. Dilihat dari segi fungsinya
a. Asuransi kerugian (non life insurance)
Yang termasuk dalam asuransi kerugian adalah sebagai berikut.
 Asuransi kebakaran yang meliputi kebakaran, peledakan, petir kecelakaan kapal terbang dan
lainnya.
 Asuransi pengangkutan meliputi: Marine Hul Policy, Marine Cargo Policy, Freight
 Asuransi aneka, yaitu asuransi yang tidak termasuk dalamasuransi kebakaran dan pengangkutan
seperti asuransikendaraan bermotor, kecelakaan diri pencurian, dan lainnya.
b. Asuransi jiwa (life insurance)
Jenis-jenis asuransi jiwa adalah:
 Asuransi berjangka (Term insurance)
 Asuransi Tabungan (Endowment insurance)
 Asuransi seumur hidup (Whole life insurance)
 Anuity contract insurance (Anuitas)
c. Reasuransi (reinsurance)
Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang
dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian. Jenis asuransi ini sering disebut asuransi dari asuransi dan
asuransi ini digolongkan kedalam: bentuk treaty, bentuk facultative dan kombinasi dari keduanya.
C. JENIS-JENIS ASURANSI
2. Dilihat dari segi kepemilikannya

a. Asuransi milik pemerintah


 Yaitu asuransi yang sahamnya dimiliki sebagian besar atau bahkan 100% oleh pemerintah
Indonesia.
b. Asuransi milik swasta nasional
 Asuransi ini kepemilikan sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sehingga
siapa yang paling banyak memiliki saham, maka memiliki suara terbanyak dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
c. Asuransi milik perusahaan asing
 Perusahaan asuransi jenis ini biasanya beroperasi di Indonesia hanyalah merupakan
cabang dari negara lain dan jelas kepemilikannya pun dimiliki oleh 100% oleh pihak
asing.
d. Asuransi milik campuran
 Merupakan jenis asuransi yang sahamnya dimiliki campuran antara swasta nasional
dengan pihak asing.
D. KEUNTUNGAN ASURANSI
• Keuntungan dari usaha asuransi untuk masing-masing pihak adasebagai berikut.

• Bagi Perusahaan Asuransi


• Keuntungan dari premi yang diberikan ke nasabah
• Keuntungan dari hasil penyertaan modal di perusahaan lain
• Keuntungan dari hasil bunga dari investasi di surat-surat berharga.

• Bagi Nasabah
• Memberikan rasa aman
• Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik kembali
• Terhindar dari risiko kerugian atau kehilangan
• Memperoleh penghasilan di masa yang akan datang
• Memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan.
E. PRINSIP-PRINSIP ASURANSI
• Insurable Interest merupakan hal berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu risiko
berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dan suatu yang
dipertanggungkan dan dapat menimbulkan hak dan kewajiban keuangan secara hukum.
• Utmost Good Faith atau “itikad baik” dalam penetapan setiap suatu kontrak haruslah didasarkan
kepada iktikad baik antara tertanggung dan penanggung mengenai seluruh informasi baik materiil
maupun immateriil.
• Indemnity atau ganti rugi artinya mengendalikan posisi keuangan tertanggung setelah terjadi
kerugian seperti pada posisi sebelum terjadinya kerugian tersebut.
• Proximate Cause adalah suatu sebab aktif, efisien yang meng, akibatkan terjadinya suatu peristiwa
secara berantai atau ber rutan dan intervensi kekuatan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari
suatu sumber baru dan independen.
• Subrogation merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada tertanggung
untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu
peristiwa kerugian.
• Contribution suatu prinsip di mana penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung lain
yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada seseorang
tertanggung, meskipun jumlah tanggungan masing-masing penanggung belum tentu sama
besarnya.
F. JENIS-JENIS RESIKO
• Dalam praktiknya risiko-risiko yang timbul dari setiap pemberian usaha pertanggungan
asuransi adalah sebagai berikut.
• Risiko Murni, artinya bahwa ada ketidakpastian terjadinya sesuatu kerugian atau dengan
kata lain hanya ada peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan, contoh rumah
mungkin akan terbakar, atau mobil yang dikendarai mungkin akan tertabrak atau kapal dan
muatannya mungkin akan tenggelam.
• Risiko Spekulatif, artinya risiko dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang untuk
mengalami kerugian keuangan atau memperoleh keuntungan.
• Risiko Individu. Risiko individu dibagi tiga macam:
• Risiko pribadi, risiko kemampuan seseorang untuk memperoleh keuntungan, akibat sesuatu
hal seperti sakit, kehilangan pekerjaan atau mati
• Risiko harta, risiko kehilangan harta apakah dicuri, hilang rusak yang menyebabkan kerugian
keuangan.
• Risiko tanggung gugat, yaitu risiko yang disebabkan apabila kita menangggung kerugian
seseorang dan kita harus membayarnya. Contohnya kelalaian di jalan yang menyebab orang
lain tertabrak dan harus mengganti kerugian tersebut.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai