Anda di halaman 1dari 54

BAHAN KULIAH

MANAJAMEN SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI
UNISMA BEKASI
BAB I : PENDAHULUAN
RUANG LINGKUP DAN KONSEP DASAR
MANAJEMEN
?
MENGAPA
MANAJEMEN
MANAJEMEN DIBUTUHKAN AGAR KELOMPOK DAPAT MENCAPAI
TUJUANNYA SECARA BERDAYA GUNA DAN BERHASIL GUNA

Daya Guna
Dengan sumber-sumber seperti daya, dana, sarana yang sehemat
mungkin, dalam waktu yang tepat, dapat dicapai hasil yang sesuai
dengan rencana.

Hasil Guna
Berhasil mencapai apa yang diinginkan dan hasilnya berguna bagi
kelompok dan masyarakat serta dapat dirasakan manfaatnya bagi
sesama.

3
MANAJEMEN SEBAGAI
ILMU DAN SENI
Manajemen sebagai Ilmu Manajemen sebagai Seni

4
DEFINISI UMUM

Manajemen adalah proses merencanakan,


mengorganisasi, mengarahkan, dan
mengendalikan kegiatan untuk mencapai
tujuan organisasi dengan menggunakan
sumberdaya organisasi

5
DEFINISI MANAJEMEN
• Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Stoner).
• Manajemen merupakan ilmu dan seni.
• Ada 4 fungsi utama dalam manajemen:
Perencanaan (Planning), Pengorganisasian
(Organizing), Pengarahan (Actuating/Directing),
dan Pengawasan (Controlling)
DEFINISI (LANJUTAN)
• SENI DALAM MENYELESAIKAN SESUATU
MELALUI ORANG LAIN (FOLLET,1997)
• SEBUAH PROSES YANG DILAKUKAN UNTUK
MEWUJUDKAN TUJUAN ORGANISASI MELALUI
RANGKAIAN KEGIATAN BERUPA PERENCANAAN,
PENGORGANISASIAN, PENGARAHAN, DAN
PENGENDALIAN ORANG-ORANG SERTA SUMBER
DAYA ORGANISASI LAINNYA (NICKELS, MCHUGH
AND MCHUGH ,1997)
• SENI ATAU PROSES DALAM MENYELESAIKAN
SESUATU YANG TERKAIT DENGAN PENCAPAIAN
TUJUAN. (ERNIE&KURNIAWAN, 2005)
KATA KUNCI

• Proses yg merupakan kegiatan yang


direncanakan
• Fungsi manajemen
• Melalui Aktivitas tersebut
• Sumberdaya Organisasi

8
MANAJEMEN & ORGANISASI

Proses
Manajemen

PERENCANAAN Tujuan
Input
Sumber- PENGORGANISASIAN Efektif dan
daya PENGARAHAN Efisien
PENGENDALIAN
OUTPUT
OUTCOME
9
JADI SECARA UMUM LINGKUP FUNGSI
MANAJEMEN

FUNGSI MANAJ.
PLAN
ORG

CONTRL Hersey &


Blanchard

STAFF

MOTIV
KEGIATAN DALAM FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

Planning Organizing
Penentuan Tujuan dan Penentuan Bagaimana
Bagaimana Cara Penyusunan Organisasi dan
Pencapaian yang terbaik Aktifitas dapat dilakukan

Controlling
Leading
Monitoring dan Perbaikan
Proses Memotivasi Anggota
Aktifitas yang sedang
Organisasi agar Planning
berjalan agar Tujuan dapat
dapat dijalankan
tercapai

Keterangan:
Menunjukkan Arah Tahapan dari setiap fungsi manajemen
Menunjukkan keterkaitan timbal balik antar fungsi manajemen
PROSES MANAJEMEN DALAM SELURUH
KERANGKANYA UNTUK MENCARI HASIL

Faktor-faktor
Faktor-faktor Lingkungan
Lingkungan

Sosial,
Sosial, Pemerintah,
Pemerintah, Pendidikan
Pendidikan

Sumber- Filsafat Proses efektivitas Hasil-hasil


sumber Dasar Manajemen Manajemen Manajemen Manajemen
(6 M) Nilai-nilai Planning Pekerjaan Individual
Man Keyakinan Organizing Tempat Kelompok
Money Sikap Actuating Waktu Perusahaan
Material Controlling Metode Masyarakat
Machine yang tepat
Method
Market

Ekonomis
Ekonomis Teknologis
Teknologis
PENDEKATAN SISTEM KEPADA MANAJEMEN

INPUT
- Manusia - Pegawai - Pemegang - Variabel luar
- Modal - Konsume saham dan informasi
- Manageria n - Pemerintahan - Kesempatan
l - Pemasok - Masyarakat - Pembatas
- Teknologi (supplier) - Lain-lain

PROSES TRANSFORMASI MANAJERIAL


Perencanaan berorganisasi Pengisian jabatan memimpin Pengendalian
MEMPERBARUI SISTEM

Sifat Sifat organisasi Sifat Faktor manusia Sistem &


perencanaan Pembagian penempatan Motivasi proses
Kebijaksanaan dalam departemen tenaga Kepemimpinan pengendalian
Lini dan staf Seleksi para
strategi Komunikasi Teknik
Desentralisasi manajer
Objektif pengendalian
Keputusan Penilaian
Berpremis panitia dan terhadap para
Perencanaan
Pengambilan kelompok manajer pengendalian
keputusan Berorganisasi Perkembangan operasi
Perencanaan efektif organisasi dan Pengendalian
efektif manajer prestasi

SISTEM KOMUNIKASI

OUTPUT
- Produksi - Kepuasan
- Pelaporan - Integrasi
- Laba tujuan
- Lain

PENDEKATAN SISTEM KEPADA MANAJEMEN


FENOMENA UMUM GLOBALISASI DAN
LIBERALISASI EKONOMI DUNIA
FAKTA PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL SAAT INI
• Pasca era reformasi
• Perekonomian dunia yang mendatangkan banyak
yang liberalistik. GLOBAL perubahan di segala sektor
GLOBAL
• Perkembangan pasar global, kehidupan masy. Indonesia.
terutama ASEAN, ACFTA, • Penentuan OTDA dlm rangka
AFTA dll. mempercepat pembangunan
• Liberaliisasi Investasi di di daerah.
berbagai Negara • Timbulnya penguatan

DUNIA
• Daya saing industri semakin identitas lokal.
ketat. • Perbaikan iklim investasi yg
sebelumnya tertutup bagi
USAHA pihak asing.
• Dll.

REGIONAL
REGIONAL NASIONAL
NASIONAL

(1) Menguntungkan
Menguntungkan pemodal
pemodal besar,
besar, (2)
(2) Eksploitasi
Eksploitasi
sumberdaya dandan penghisapan
penghisapan surplus
surplus ekonomi,  (3)
(3)
Menghancurkan industri nasional,
nasional, (4)
(4) Membebani
Membebani
anggaran negara dan utang luar negeri, (5) Tidak ADA
ADAKEKHAWATIRAN
KEKHAWATIRAN
signifikan dalam mengurangi penggangguran, serta
mengancam hak-hak buruh,  (6) Fasilitas fiskal yang DARI LIBERALISASI
DARI LIBERALISASI
terlampau luas, (7) Mengurangi pendapatan EKONOMI
EKONOMI
daerah, (8) Sumber konflik agraria, (9) Mengancam
lingkungan
lingkungan hidup,
hidup, dan
dan (10)
(10) Mengabaikan
Mengabaikan
kepentingan nasional.
PERLU PENGUATAN DUNIA USAHA YANG BERBASIS
LOCAL ECONOMIS BASES

KOMPETISI
GLOBAL
Memperkuat Peluang
Integrasi dan
Pencapaian
Regulasi
Skala Ekonomi

ASEAN Pasar •Regulasi


•Kelembagaan
Daya
Tunggal, ACFTA
dan Basis
•Sarana
Prasarana
Saing
Produksi •Intergrasi Industri
pembangunan

Proses
Liberalisasi
Mekanisme Pasar
Kendala
Peluang untuk
Membuka Pasar
Domestik (Produk
dan Faktor Produksi)
KONSEP DASAR DAN FALSAFAH MANAJEMEN
SYARI’AH
“Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bagianmu dari
(kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan”
(al-Qashash 77)
Hidup di Dunia
Lahir Mati

Dari Mana? Ke Mana?


Untuk Apa?

Kehidupan Kehidupan
sebelum dunia Kehidupan dunia setelah Dunia

HUBUNGAN ANTAR TIGA SIMPUL


AL-’UQDATU AL-KUBRA
(SIMPUL BESAR)
- Simpul semua pertanyaan
- Bila terurai maka terurai pula pertanyaan cabang

TIGA PERTANYAAN MENDASAR MANUSIA

DARI MANA MANUSIA BERASAL?


UNTUK APA MANUSIA HIDUP?
KEMANA SETELAH MATI ?
Harus dijawab
Jawaban dari simpul besar, sebagai
• Aqidah
• Fikrah kulliyah
• Qaidah fikriyah
• Al-Nadzratu fi al-hayati al- dunya
– Mempengaruhi gaya hidup
– Menentukan kualitas hidup
ADA DUA MACAM JAWABAN

JAWABAN ISLAM JAWABAN SEKULER


• Manusia diciptakan Allah • Manusia diciptakan Tuhan
• Hidup untuk beribadah • Hidup untuk mencari
kepada-Nya kepuasan jasmani
• Setelah mati akan hidup • Setelah mati, akan ada hidup
abadi di alam akherat: di yang abadi di alam lain (?),
sorga atau neraka atau pasti di sorga karena
sudah diampuni
• Tergantung hidupnya di
• Alam nanti tidak ada
dunia: beriman atau tidak;
bila beriman, taat atau tidak hubungan dengan sekarang
(?)
(Sumber: wahyu Allah)
(Sumber: pemikiran spekulatif)
MANA JAWABAN YANG BENAR?

• Yang benar adalah yang bersumber dari


al-Qur’an
• Pemikiran spekulatif tidak berdasar.
Nilainya bisa benar bisa salah
• Tapi bila terdapat sumber yang pasti
benar, maka pemikiran spekulatif
tentang hakekat hidup di dunia pasti
salah adanya.
MAKA……
DARI MANA
Manusia,
alam semesta dan
kehidupan berasal?

DICIPTAKAN ALLAH SWT


UNTUK APA MANUSIA HIDUP ?

BERIBADAH KEPADA ALLAH SWT

• Makna ibadah adalah tha’atullah wa khudlu’u lahu wa


iltizamu ma syara’a minaddini (taat kepada Allah tunduk
padanya dan berpegang teguh pada apa yang telah
disyariatkan di dalam agama Islam)

• Jadi, kehidupan dunia dengan sebelumnya terikat dengan


hubungan penciptaan, perintah dan larangan (shilatu al-
khalq dan shillatul awamir wan nawahi )

• Kehidupan dunia dengan sesudahnya terikat dengan


kebangkitan dan perhitungan (shilatul ba’tsi wan nushur
dan shillatul muhasabah)
MACAM IBADAH

Makna Khusus
Aktivitas hubungan dengan Allah
(Shalat, puasa, Zakat, do’a, dll)

Makna Umum
Segala aktivitas manusia
KE MANA SETELAH MATI

Dibangkitkan kembali (Al Mukminun:15-16)


Dihisab, atas keyakinan dan perbuatannya di dunia
Tiga prototipe manusia dan balasannya

KEYAKINAN PERBUATAN BALASAN


1. Muslim Taat Kekal di Surga
2. Muslim Ingkar Neraka lalu Surga

3. Kafir Kekal di Neraka


Dalil ….
Tipologi 1 (Al Bayyinah:7-8)
“Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal shaleh mereka itu adalah
sebaik-baik makhluq. Balasan mereka adalah surga adn yang mengalir sungai-
sungai di bawah. Mereka kekal di dalamnya selamanya”
Tipologi 2  
“… Allah memerintahkan para malaikat mengentas dari neraka itu orang-orang
yang tidak pernah sekalipun melakukan perbuatan syirik. Yaitu mereka yang
berucap Laa ilaaha illallah. Orang-orang ini dapat diketahui melalui ciri khasnya,
yakni di wajahnya ada bekas sujud….. (HR. Muslim dari Abu Hurairah RA)
Tipologi 3 (Al Bayyinah 6)  
“Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan
masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka adalah seburuk-
buruk makhluq”.
KEADAAN DI AKHIRAT
TIPOLOGI 1 Bahagia

TIPOLOGI 2 Menyesal kurang banyak beramal (al-


fajr:24)

TIPOLOGI 3 Menyesal lebih baik jadi tanah


(An naba’:40)
KESIMPULAN
Shillatul khalqi Shillatul ba’tsi wa nushur

Kehidupan Kehidupan Kehidupan


Sebelum Dunia setelah
Dunia Dunia
Allah Ibadah Akherat

Shillatul awamir wa nawahi Shillatul muhasabah


HUBUNGAN 3 FASE KEHIDUPAN

SEBELUM DUNIA SESUDAH DUNIA

HUBUNGAN DENGAN Penciptaan Kebangkitan


KEHIDUPAN DUNIA Perintah dan Larangan Perhitungan

SYARI’AH CONCEPTUAL MANAGEMENT


(SCM)
DUA GAYA HIDUP

GAYA HIDUP ISLAMI GAYA HIDUP SEKULER


• HIDUP UNTUK BERIBADAH •HIDUP UNTUK MENCARI KESENANGAN
• LANDASAN IMAN JASMANI
• TOLOK UKUR PERBUATAN ATURAN •LANDASAN HAWA NAFSU
ISLAM (HALAL DAN HARAM)
•TOLOK UKUR PERBUATAN: MANFAAT
• ORIENTASI HIDUP AKHERAT DAN
DUNIA •ORIENTASI HIDUP DUNIA SEMATA
• UNTUK UNTUK KEMULIAAN DIRI, •HIDUP UNTUK KEPENTINGAN DIRI DAN
KELUARGA, UMAT DAN PERJUANGAN KELUARGA SENDIRI
AGAMA (DAKWAH) •MAKNA KEBAHAGIAAN: TERCAPAINYA
• MAKNA KEBAHAGIAAN: RIDHA KEPUASAN JASMANI
ALLAH
PILAR MANAJEMEN ISLAM

IMAN

ISLAM IHSAN
MANAJEMEN ISLAM LAHIR KETIKA
MANUSIA DICIPTAKAN
ALLAH SWT TELAH ME-MANAGE LAHIRNYA MANUSIA SEBAGAI
KHALIFAH DENGAN KEJELASAN ARAH DAN DENGAN MENDENGARKAN
PENDAPAT-PENDAPAT TERLEBIH DAHALU
ADAM ITU DICIPTAKAN,.. BUKAN DILAHIRKAN
1. DIKITAB AL QUR’AN SURAT AR RAHMAN AYAT 14
MENYEBUTKAN BAHWA ALLAH MENJADIKAN MANUSIA
BERASAL DARI TANAH YANG DIBAKAR.
2. DI SURAT AL HIJR AYAT 28 MENYEBUTKAN: "DAN INGATLAH
KETIKA TUHANMU BERFIRMAN KEPADA MALAIKAT;
SESUNGGUHNYA AKU (ALLAH) HENDAK MENCIPTAKAN
SEORANG MANUSIA (ADAM) DARI TANAH KERING DAN
LUMPUR HITAM YANG BERBENTUK (BERUPA).
3. DISURAT AS SAJADAH AYAT 7 MENYEBUTKAN: "DAN TUHAN
MENCIPTAKAN MANUSIA DARI TANAH"
4. DI SURAT ASH SHAFAAT AYAT 11 MENYEBUTKAN:
"SESUNGGUHNYA AKU (ALLAH) MENCIPTAKAN MANUSIA
BERASAL DARI TANAH LIAT"
5. DISURAT ALI IMRAN AYAT 59 MENYEBUTKAN:
"SESUNGGUHNYA AKU MENCIPTAKAN MANUSIA DARIPADA
TANAH
TUJUH AYAT AL QUR’AN BERIKUT INI ALLAH SWT TELAH MENUNJUKKAN TENTANG PROSES KEJADIAN NABI
ADAM SEHINGGA BERBENTUK MANUSIA

1. DI SURAT AR RAHMAN AYAT 14: "DIA (ALLAH) MENJADIKAN MANUSIA SEPERTI TEMBIKAR,
(TANAH YANG DIBAKAR)". YANG DIMAKSUDKAN DENGAN KATA "SHAL-SHAL" DI AYAT INI IALAH :
TANAH KERING ATAU SETENGAH KERING YAKNI "ZAT PEMBAKAR" ATAU OKSIGEN.
2. DI AYAT ITU DISEBUTKAN JUGA KATA "FAKHKHAR", YANG MAKSUDNYA IALAH "ZAT ARANG"
ATAU CARBONIUM.
3. DI SURAT AL HIJR, AYAT 28: "DAN INGATLAH KETIKA TUHANMU BERFIRMAN KEPADA MALAIKAT;
SESUNGGUHNYA AKU (ALLAH) HENDAK MENCIPTAKAN SEORANG MANUSIA (ADAM) DARI TANAH
KERING DAN LUMPUR HITAM YANG BERBENTUK (BERUPA)" . DI AYAT INI. TERSEBUT JUGA "SHAL-
SHAL", SEDANGKAN KATA HAMAA-IN" DI AYAT TERSEBUT IALAH "ZAT LEMAS" ATAU
NITROGENIUM.
4. DI SURAT AS SAJADAH AYAT 7: "DAN (ALLAH) MEMBUAT MANUSIA BERASAL DARI PADA
"TANAH"". YANG DIMAKSUD DENGAN KATA "THIEN" (TANAH) DI AYAT INI IALAH "ATOM ZAT AIR"
ATAU HIDROGENIUM.
5. DI SURAT ASH SHAFFAAT AYAT 11: "SESUNGGUHNYA AKU (ALLAH) MENJADIKAN MANUSIA DARI
PADA TANAH LIAT". YANG DIMAKSUD DENGAN KATA "LAZIB" (TANAH LIAT) DI AYAT INI IALAH
"ZAT BESI" ATAU FERRUM.
6. DI SURAT ALI IMRAN AYAT 59: " DIA (ALLAH) MENJADIKAN ADAM DARIPADA TANAH KEMUDIAN
ALLAH SWT BERFIRMAN KEPADANYA "JADILAH ENGKAU, LALU BERBENTUK MANUSIA". YANG
DIMAKSUD DENGAN KATA "TURAB" (TANAH) DI AYAT INI IALAH: "UNSUR-UNSUR ZAT ASLI YANG
TERDAPAT DI DALAM TANAH" YANG DINAMAI "ZAT-ZAT ANORGANIS".
7. DI SURAT AL HIJR AYAT 28: "MAKA SETELAH AKU (ALLAH) SEMPURNAKAN (BENTUKNYA), LALU
KUTIUPKAN RUH-KU KEPADANYA (RUH DARIPADA-KU)"
DALAM KONSEP DAN SISTEM EKONOMI
MANAPUN, KITA SELALU MENGINGINKAN :
1. PENGELOLAAN PERUSAHAAN.INDUSTRI TENTU DI DASARI DENGAN
ETIKA PENGELOLAAN DAN TATA KELOLA BISNIS YANG BAIK DAN
BERKEADILAN
2. MENGHINDARI PERILAKU MENYIMPANG DALAM MENGELOLA
PERUSAHAAN OLEH PARA MANAGER
3. MENGHINDARI DISKRIMINASI RAS MAUPUN GENDER DALAM
PENGELOLAAN PERUSAHAAN
4. MENGHINDARI PENGRUSAKAN LINGKUNGAN DALAM MEMBANGUN DAN
MENGELOLA PERUSAHAAN/INDUSTRI
5. MENGHINDARI KONFLIK KEPENTINGAN ANTARA MANAGER, PEMILIK
DAN PEGAWAI DALAM PERUSAHAAN
6. MEMBERIKAN UPAH YANG LAYAK DAN ADIL BAGI PARA PEKERJA
7. DLL

MAKA DIPERLUKAN MANAJEMEN ALTERNATIF BERBASIS ETIKA DAN SPIRITUAL ISLAM


MENAWARKAN KONSEP MANAJEMEN SYARI’AH SEBAGAI SOLUSI
KONSEP DAN TEORI UMUM
MANAJEMEN SYARI’AH
DEFENISI MANAJEMEN SYARI’AH
• Dalam Bahasa Arab, Manajemen = Idara (berkeliling atau
lingkaran)
• Dalam Konteks Bisnis dapat dimaknai sebagai “bisnis berjalan
pada siklusnya
• Manajemen Syari’ah = (1) Kemampuan Manajer dalam
menjalankan bisnis sesuai rencana (Al Qur’an dan Sunnah sebagai
acuannya) (2) melaksanakan Keridhaan dalam menjalankan
aktivitas bisnis melalui orang lain
• Shaya Othman, Manajemen syariah adalah kegiatan berpikir,
merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan
yang terintegrasi untuk membuat keputusan yang melibatkan
pengguna SDM, Keuangan, informasi dan fisik dengan tujuan
MAQASHID AS SYARIAH dengan cara yang efektif dan efesien
MENURUT DIDIN DAN HENDRI (2003) DALAM BUKU MEREKA MANAJEMEN SYARIAH
DALAM PRAKTIK, MANAJEMEN BISA DIKATAKAN TELAH MEMENUHI SYARIAH BILA :

• PERTAMA, MANAJEMEN INI MEMENTINGKAN PERILAKU YANG


TERKAIT DENGA NILAI-NILAI KEIMANAN DAN KETAUHIDAN.
• KEDUA, MANAJEMEN SYARIAH PUN MEMENTINGKAN ADANYA
STRUKTUR ORGANISASI. INI BISA DILIHAT PADA SURAT AL AN'AAM:
65, "ALLAH MENINGGIKAN SESEORANG DI ATAS ORANG LAIN
BEBERAPA DERAJAT". INI MENJELASKAN BAHWA DALAM
MENGATUR DUNIA, PERANAN MANUSI TIDAK AKAN SAMA.
• KETIGA, MANAJEMEN SYARIAH MEMBAHAS SOAL SISTEM. SISTEM
INI DISUSUN AGAR PERILAKU PELAKU DI DALAMNYA BERJALAN
DENGAN BAIK. SISTEM PEMERINTAHAN UMAR BIN ABDUL AZIZ,
MISALNYA, ADALAH SALAH SATU YANG TERBAIK. SISTEM INI
BERKAITAN DENGAN PERENCANAAN, ORGANISASI DAN KONTROL,
ISLAM PUN TELAH MENGAJARKAN JAUH SEBELUM ADANYA KONSEP
ITU LAHIR, YANG DIPELAJARI SEBAGAI MANAJEMEN ALA BARAT
MENURUT KAREBET DAN YUSANTO (2002), SYARI’AH
MEMANDANG MANAJEMEN DARI DUA SISI, YAITU :

• MANAJEMEN SEBAGAI ILMU DAN MANAJEMEN SEBAGAI


AKTIVITAS. SEBAGAI ILMU, MANAJEMEN DIPANDANG
SEBAGAI SALAH SATU DARI ILMU UMUM YANG LAHIR
BERDASARKAN FAKTA EMPIRIS YANG TIDAK BERKAITAN
DENGAN NILAI, PERADABAN (HADHARAH) MANAPUN.
• NAMUN SEBAGAI AKTIVITAS, MAKA MANAJEMEN
DIPANDANG SEBAGAI SEBUAH AMAL YANG AKAN DIMINTAI
PERTANGGUNGJAWABAN DI HADAPAN ALLAH SWT,
SEHINGGA IA HARUS TERIKAT PADA ATURAN SYARA’, NILAI
DAN HADHARAH ISLAM.
• MANAJEMEN ISLAMI (SYARIAH) BERPIJAK PADA AQIDAH
ISLAM. KARENA AQIDAH ISLAM MERUPAKAN DASAR ILMU
PENGETAHUAN ATAU TSAQOFAH ISLAM
MANAJEMEN SEBAGAI ILMU
• MANAJEMEN SEBAGAI ILMU SEBAGAI ILMU, MANAJEMEN TERMASUK
SESUATU YANG BEBAS NILAI ATAU BERHUKUM ASAL MUBAH.
KONSEKUENSINYA, KEPADA SIAPAPUN UMAT ISLAM BOLEH BELAJAR.
• BERKAITAN DENGAN INI, KITA PERLU MENCERMATI PERNYATAAN IMAM
A; GHAZALI DALAM KITABNYA IHYA ULUMUDDIN, BAB ILMU. BELIAU
MEMBAGI ILMU DALAM DUA KATEGORI ILMU BERDASARKAN TAKARAN
KEWAJIBAN YAITU: (1) ILMU YANG DIKATEGORIKAN SEBAGAI FARDHU
’AIN, YAKNI YANG TERMASUK DALAM GOLONGAN INI ADALAH ILMU-
ILMU TSAQOFAH BAHASA ARAB, SIRAH NABAWIYAH, ULUMUL QUR’AN,
ULUMUL HADITS, TAFSIR, DAN SEBAGAINYA. (2) ILMU YANG
TERKATEGORI SEBAGAI FARDHU KIFAYAH, YAITU ILMU YANG WAJIB
DOPELAJARI OLEH SALAH SATU ATAU SEBAGIAN DARI KAUM MUSLIMIN.
ILMU YANG TERMASUK DALAM KATEGORI INI ADALAH ILMU-ILMU
KEHIDUPAN YANG MENCAKUP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
SERTA KETERAMPILAN, DIANTARANYA SEPERTI ILMU KIMIA, BIOLOGI,
FISIKA, KEDOKTERAN, PERTANIAN, TEKNIK DAN MANAJEMEN
DEFENISI MANAJEMEN SYARI’AH
• Manajemen syariah itu adalah masalah pengelolaan sumberdaya
organisasi dan tetapi pengelolaanya yang diharapkan tidak boleh
melepaskan diri dari nilai islam dalam menciptakan
keseimbangan dari aspek fisik, ruhaniyah, dunia, akhirat, pribadi
dan orang lain

AKTIVITAS INPUT PROSES HASIL MANAJEMEN

INTERNALISASI NILAI-NILAI
AL QUR’AN DAN HADIST
RUANG LINGKUP KAJIAN MANAJEMEN SYARI’AH

SISTEM DALAM ISLAM KESELURUHAN SISTEM DALAM ISLAM


SISTEM DALAM MENGACU PADA ALQURAN DAN HADIST MANUSIA DICIPTAKAN
ISLAM HANYA UNTUK BERIBADAH KEPADA TUHAN SELURUH AKTIFITAS
MANUSIA HARUS MENGANDUNG UNSUR IBADAH/SPIRITUAL

MANAJEMEN SYARIAH DALAM BAHASA ARAB MANAJEMEN DISEBUT


SEBAGAI IDARA (=BERKELILING ATAU LINGKARAN) DALAM KONTEKS
MANAJEMEN BISNIS BISA DIMAKNAI SEBAGAI “BISNIS BERJALAN PADA SIKLUSNYA”
SYARI’AH MANAJEMEN SYARIAH: KEMAMPUAN MANAJER YANG MEMBUAT
BISNIS BERJALAN SESUAI RENCANA. MELAKSANAKAN KERIDHAAN
TUHAN MELALUI ORANG LAIN (A.R. AMIN, 2004) 

MANAJEMEN SYARIAH SHAYA’A OTHMAN : KEGIATAN BERPIKIR,


KONSEP MERENCANAKAN, MENGORGANISIR, MEMIMPIN DAN MENGENDALIKAN
YANG TERINTEGRASI UNTUK MEMBUAT KEPUTUSAN YANG MELIBATKAN
MANAJEMEN PENGGUNAAN SUMBERDAYA- MANUSIA, KEUANGAN, INFORMASI DAN FISIK,
SYARI’AH DENGAN TUJUAN MENCAPAI TUJUAN MAQASHID AL-SYARIAH, DENGAN CARA
YANG EFEKTIF DAN EFISIEN
TUJUAN MANAJEMEN SYARI’AH

MANAJEMEN SYARIAH MANAJEMEN DIPANDANG DARI DARI


PENDEKATAN TAUHID ADALAH PEMENUHAN PERJANJIAN DASAR
(AMANAH) ANTARA TUHAN DAN MANUSIA, DIMANA MANUSIA
TUJUAN - I MERUPAKAN ABDI ATAU PELAYAN TUHAN DAN WAKILNYA DI BUMI
(KHALIFAH) YANG MELAKSANAKAN PERBUATAN-PERBUATAN SALEH
(AMAL SALEH) BERDASARKAN KEPADA PRINSIP-PRINSIP KERJA SAMA
DAN KONSULTASI

MANAJEMEN SYARIAH TUJUAN DARI MANAJEMEN SYARIAH


ADALAH MEMBANGUN SEBUAH PERADABAN BERDASARKAN
KEPADA NILAI-NILAI ETIKA TAUHID MANAJEMEN HARUS,
PADA WAKTU YANG SAMA, MEMASTIKAN PENGHAPUSAN
TUJUAN-II KEBUSUKAN, KEJAHATAN, DAN KETIDAKADILAN (AL-FASAD)
UNTUK MENETAPKAN KEADILAN ('ADL) BAIK DALAM
ORGANISASI-ORGANISASI SEPERTI JUGA DI DALAM
MASYARAKAT. SASARAN AKHIR DARI MANAJEMEN ADALAH
UNTUK MENCAPAI KEBAHAGIAAN (AL-FALAH)
MANAJEMEN BISNIS DALAM ISLAM
1. Meski semua ekonom mengenal Adam Smith dan buku Wealth
of Nations-nya, hanya segelintir yang membacanya dengan teliti.

2. Dalam buku itu, Adam Smith mengutip laporan perjalanan


Doktor Pocock yang menjelaskan rahasia kesuksesan para
pedagang Arab. Keberhasilan mereka, “TULIS ADAM SMITH”,
terletak pada keramahan dan kemurahannya.

3. Tepatnya, ia menulis, "ketika mereka memasuki sebuah kota,


mereka mengundang orang-orang di jalan, baik kaya maupun
miskin, untuk makan bersama dengan duduk bersila. Mereka
memulai makan dengan mengucap bismillah dan mengakhirinya
dengan ucapan hamdalah." (Adam Smith,Wealth of Nations
[Oxford University Press,1993] hal.261,541).
KRITIK MANAJEMEN ISLAM TERHADAP
MANAJEMEN KONVENSIONAL

1. ABU SIN mengkritik aliran-aliran manajemen konvensional mulai


dari aliran scientific management, aliran bureaucratic, aliran
human relations, aliran behavioral dan aliran pendekatan
sistem.

2. Menurut Abu Sin, Scientific management hanya menekankan


pada pentingnya efisiensi dan kompensasi ekonomis sebagai
insentif utama bagi pekerja, padahal efisiensi menjadi
kontraproduktif bila pekerja merasa diperlakukan seperti robot
dan berapapun besarnya kompensasi ekonomis akan terasa
kurang bila kebutuhan psikologisnya tidak terpenuhi. Bahkan,
konsep ini menimbulkan pertentangan yang tidak ada habisnya
antara pekerja rendahan dengan manajemen atas.
DALAM RUMUSAN ABU SIN, ADA EMPAT HAL YANG HARUS
TERPENUHI UNTUK DAPAT DIKATEGORIKAN MANAJEMEN ISLAMI

Pertama, manajemen islami harus didasari nilai-nilai dan akhlak islami. Etika bisnis
islami yang ditawarkan Salafy dan Salam berlaku universal tanpa meneganl ras dan
agama. Boleh saja berbisnis dengan label Islam dengan segala atributnya, namun bila
nilai-nilai dan akhlak berbisnis ditinggalkan, cepat atau lambat bisnisnya akan hancur.

Kedua, kompensasi ekonomis dan penekanan terpenuhinya kebutuhan dasar pekerja.


Cukuplah menjadi suatu kezaliman bila perusahaan memanipulasi semangat jihad
seorang pekerja dengan menahan haknya, kemudian menghiburnya dengan pahala
yang besar. Urusan pahala, Allah yang mengatur. Urusan kompensasi ekonomis,
kewajiban perusahaan membayarnya.

Ketiga, faktor kemanusiaan dan spiritual sama pentingnya dengan kompensasi


ekonomis. Pekerja diperlakukan dengan hormat dan diikutsertakan dalam pengambilan
keputusan. Tingkat partisipatif pekerja tergantung pada intelektual dan kematangan
psikologisnya. Bila hak-hak ekonomisnya tidak ditahan, pekerja dengan semangat jihad
akan mau dan mampu melaksanakan tugasnya jauh melebihi kewajibannya.

Keempat, sistem dan struktur organisasi sama pentingnya. Kedekatan atasan dan
bawahan dalam ukhuwah islamiyah,tidak berarti menghilangkan otoritas formal dan
ketaatan pada atasan selama tidak bersangkut dosa
KERANGKA PIKIR MANAJEMEN ISLAM
1. Islam menekankan pentingnya konsep manajemen. Dalam ajaran
Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib dan
teratur.

2. ”Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukansuatu


pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat terarah, jelas dan tuntas)”
(HR.Thabrani).

3. Manajemen dalam arti mengatur sesuatu agar dilakukan dengan baik,


tepat dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan dalam ajaran Islam.

4. Islam menganjurkan pentingnya pengelolaan organisasi dengan baik.


Sebuah pernyataan Ali bin Abi Thalib r.a, yang fundamental mengenai
ini adalah ”Kebenaran yang tidak terorganisasi dengan baik dapat
dikalahkan oleh kebatilan yang diorganisasi dengan baik”. Intinya,
sesuatu yang hak (benar) harus ditata dan disusun dengan rapi, agar
jangan dikalahkan oleh kebatilan yang tersusun rapi.
KONSEP MANAJEMEN BISA DIKATAKAN TELAH MEMENUHI
SYARI’AH APABILA :

• Manajemen Syari’ah mementingkan perilaku yang terkait dengan nilai-


nilai keimanan dan ketauhidan. Pengawasan dari Allah berlaku disini.
Orang yang merasa diawasi Allah tentu tidak akan melakukan
perbuatan curang atau KKN. Penopang perilaku yang memiliki
keimanan ini diantaranya adalah bahwa setiap amal harus dilandasi
dengan niat karena Allah, pelaksanaan sesuai syariat, dan dilakukan
dengan kesungguhan.
• Manajemen syariah pun mementingkan adanya struktur organisasi. Ini
bisa dilihat pada surat An-An’aam : 65, ”Allah meninggikan seseorang
diatas orang lain beberapa derajat.” Ini menjelaskan bahwa dalam
mengatur dunia, peranan manusia tidak akan sama. Ayat ini
mengingatkan bahwa kelebihan yang diberikan itu (struktur yang
berbeda-beda) merupakan ujian dari Allah dan bukan digunakan untuk
kepentingan sendiri.
• Manajemen syariah membahas soal sistem. Sistem ini disusun agar
perilaku pelaku di dalamnya berjalan dengan baik. Sistem
pemerintahan Umar bin Abdul Azis, misalnya, adalah salah satu yang
terbaik. Sistem ini telah memuat pengajian yang rapi serta
pengawasan. Sehingga pada masa itu sudah terlihat adanya clean
governance, yang berorientasi pada rakyat.
• Berkaitan dengan perencanaan, organisasi dan kontrol, Islam pun telah
mengajarkan jauh sebelum adanya konsep itu lahir, yang dipelajari sebagai
manajemen ala Barat. Betapa tidak, perencanaan merupakan kegiatan awal
dalam sebuah pekerjaan dalam pemikiran yang terkait dengan pekerjaan itu
agar hasilnya optimal. Ini sesuai dengan hadist Rasulullah, ” Jika engkau ingin
mengerjakan sesuatu pekerjaan maka pikirkanlah akibatnya, maka jika
perbuatan itu jelek, tinggalkanlah.” (HR Ibnu Mubarak).

• Dari sisi pengorganisasian, Islam lebih menekankan bahwa organisasi bukan


semata-mata wadah, melainkan lebih pada sebuah pekerjaan agar dilakukan
secara rapi. Ada mekanisme kerja didalamnya, serta pimpinan dan bawahan.
Disitu, pimpinan memiliki kekuasaan yaang dinilai sebagai amanah, yang
merupakan peluang yang diberikan oleh Allah SWT. Orang yang diberi
amanah, baik itu manajer atau presiden, harus mampu mensejahterakan
masyarakatnya, atau karyawannya. Sebuah amanah adalah merupakan
ibadah disisi Allah. Pemegang amanah harus memiliki unsur-unsur
ketundukan hati dan merasa diri hina serta lemah di hadapan
kemahakuasaan Allah, ketaatan dalam bentuk kesiapan melaksanakan apa
yang diperintahkan Allah tanpa sedikit pun menolak atau merasa tidak puas
atas perintah yang diberikan serta tanasuk atau menyerahkan diri
sepenuhnya kepada Allah (Al-Anam: 162).

Anda mungkin juga menyukai