Anda di halaman 1dari 36

LATAR BELAKANG

Desember 2019, corona virus disease 2019 (Covid-19) yang disebabkan


oleh corona virus (2019-nCoV) ditemukan di Wuhan (Hubei, China)
Transmisi utama 2019-nCoV adalah droplet dan aerosol (WHO) *
Resiko tinggi pada dokter dan tenaga medis lain, karena RS menjadi zona
merah perawatan dan transmisi yang cepat. ( CFR -Y 6% - 7%)
Dampak besar : prehospital, IGD, bedah sentral, perioperatif.
SIKLUS HIDUP VIRUS CORONA
PATOGENESIS COVID 19
DIAGNOSIS COVID 19

Screening item for all patients admitted during the epidemic period of COVID-19
Number Screening item
1.The 2019-nCoV specific antibodies test
2. A chest scan
3. The 2019-nCoV nucleic acid testa
INDIKASI OPERASI ORTHOPAEDISAAT PANDEMI COVID19

KONDISI GAWAT DARURAT YANG MENGANCAM JIWA, DISFUNGSI PERMANEN


EKSTREMITAS DAN ORGAN :
FRATUR TERBUKA
FRAKTUR TERTUTUP DENGAN KOMPLIKASI
DISLOKASI SENDI
INFEKSI BERAT
MALIGNANSI
CEDERA JARINGAN LUNAK BERAT
TINDÄKÄN OPERÄSI FRÄKTUR
DI MASÄ PANDEMI COVID-19
FAKTOR RESIKO

PRE OPERASI
Transportasi Prehospital Ambulans dng tekanan
negatif, APD level 2 , RS dng sarana isolasi.
Semua pasien harus diperlakukan sebagai terduga
Covid-19, shg harus memakai minimal APD level 2
IGD -5 wajib melakukan skrining pasien ( RKI )

Rencana pre operatif dilakukan secara singkat , untuk me


ngurangi waktu kontak dengan pasien dan sesama tenaga
medis
Transfer pasien ke Ruang Operasi bed pasien khusus,
sprei sekali pakai, jalan yang dilalui dan lift khusus.
Alat Skrining
FAKTOR RESIKO

FAKTOR RESIKO
APD level 3, kecuali bagian transportasi level 2
Ruang operasi harus bertekanan negatif (-5 Pa) dan pintu ditandai
dengan " KAMAR OPERASI COVID-19"
Dibatasi jumlah orang yang keluar masuk ruang operasi
Tim operasi dilarang meninggalkan ruang operasi sebelum selesai dan
melepas APD. Ruang transisi selalu tertutup
TINDAKAN OPERASI

Debridemen dan pemasangan Implan


Instrument ( electrocautery, ultrasonic bone knife, pulsativ lavage,
boor, saw, suction pump ) *menghasilkan aerosol dari tulang,
soft tissue dan darah yang mengandung covid-19
Asap cauter dihisap dengan aspirator
Irigasi dengan normal saline diminimalisir
Pasien yang tidak menggunakan anestesi umum harus memakai
masker bedah selama operasi.
Pasien dengan anestesi umum, filter pernapasan harus dipasang
antara masker anestesi dan mesin anestesi.
Operasi orthopaedi yang dilakukan pada pasien COVID-19 sebaik
nya diselesaikan dengan single-approach atau dengan operasi
minimally-invasive.
Paska operasi dilakukan desinfeksi dengan H202, 2 jam berikut
• Segera test PCR Covid-19
• Observasi suhu tubuh
• CT Thorax
Pemulangan pasien harus bebas Covid-19
Follow up pasien dapat di lakukan melalui
telemedicine
APD
PERJALANAN PENYAKIT C19
LABOTORIUM
REKOMENDASI UMUM PELAYANAN ANTENATAL

Trimester
1

Trimester
2

Trimester
3
PANDUAN PEMERIKSAAN ANTENATAL
I . Wanita hamil Kasus Suspek/ Terkonfirmasi harus segera
dirawat di
REKOMENDASI KHUSUS ANC UNTUK WANITA
rumah sakit. Pasien Suspek yang diketahui atau diduga harus
HAMIL
dirawat di KASUS SUSPEK COVID19
ruang isolasi khusus di rumah sakit..
2. Investigasi laboratorium rutin seperti tes darah dan urinalisis
tetap
dilakukan
3. Pemeriksaan rutin (USG) untuk sementara dapat ditunda pada
ibu
dengan infeksi terkonfirmasi maupun Kasus Suspek sampai ada
rekomendasi dari episode isolasinya berakhir. Pemantauan
selanjutnya
dianggap sebagai kasus risiko tinggi.
4. Perawatan antenatal untuk wanita hamil yang terkonfirmasi
COVID-19
pasca perawatan lanjutan dilakukan 14 hari setelah periode
penyakit
akut berakhir. Periode 14 hari ini dapat dikurangi apabila pasien
dinyatakan sembuh. Direkomendasikan dilakukan USG antenatal
untuk
KONDISI GAWAT DARURAT YANG MENYEBABKAN IBU
HAMIL
HARUS MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANTENATAL :

Mual-muntah hebat, perdarahan banyak,


gerakan janin berkurang, ketuban pecah, nyeri
kepala hebat, tekanan darah tinggi, kontraksi
berulang, dan kejang.

Ibu hamil dengan penyakit diabetes mellitus


gestasional, pre eklampsia berat, pertumbuhan
janin terhambat, dan ibu hamil dengan penyakit
penyerta lainnya atau riwayat obstetri buruk.
Bukti sampai saat ini menunjukkan wanita hamil tidak lebih rentan untuk tertular
virus daripada populasi umum. Pada kehamilan, sebagian kecil wanita dapat
mengubah respons tubuh terhadap infeksi virus yang lebih parah
Tidak ada bukti saat ini bahwa Covid-19 teratogenik. Namun bukti terbaru
menunjukkan bahwa kemungkinan virus dapat ditularkan secara vertical,
walaupun belum bisa ditentukan seberapa besar pengaruhnya.
ALUR PEMERIKSAAN IBU HAMIL
PERSALINAN
>Rapid test WAJIB dilakukan kepada seluruh ibu hamil sebelum
proses persalinan
> Jika didapatkan ibu bersalin dengan rapid test positif, maka
rujuk ke RS rujukan COVID-19 atau RS mampu PONEK.
> Jika kondisi sangat tidak memungkinan untuk merujuk Kontak
erat, kasus suspek, kasus terkonfirmasi COVID-19 atau hasil
skrining rapid test positif, maka pertolongan persalinan hanya
dilakukan dengan menggunakan APD level- 3 dan Ibu bersalin
dilengkapi dengan delivery chamber
> Persalinan Sectio Cesaria (per abdominam), penolong
persalinan menggunakan APD level 3 tanpa melihat status
COVID-19 & kamar operasi yang memiliki tekanan negatif.
Sampah medis yang harus dimusnahkan dengan insinerator.
> Alat medis yang telah dipergunakan serta tempat bersalin
dilakukan disinfetan dengan menggunakan larutan chlorine 0,5%.
> ventilasi ruang bersalin yang memungkinkan sirkulasi
dengan baik dan terkena sinar matahari.
PASCA PERSALINAN

POSTPARTUM
Tidak dilakukan delayed cord clamping
Bayi dikeringkan, setelah stabil dimandikan
Tidak dilakukan IMD

REKOM IDAI :
Diperiksa swab dan pemeriksaan darah COVID-19 (Pada
hari ke 1, 2, dan 4)
Ibu Kontak Erat : bisa dilakukan rawat gabung
Ibu Kasus Suspek / Terkonfirmasi COVID19 : tidak bisa
dilakukan rawat gabung
Bila ibu isolasi -> dipisah 14 hari
KESIMPULAN

1. Keuntungan dari pengelolaan kasus obstetri yang tepat


dengan universal screening bisa :
Menentukan ruang perawatan sejak awal
Persiapan perawatan bayi
Perlindungan pasien, keluarga dan penolong
Penggunaan APD standart
2. Mengurangi kasus tidak terdiagnose
3. PONEK wajib mengetahui status COVID-19
4. AKI dan AKB menjadi prioritas
MANIFESTASI KLINIK
DI BIDANG DERMATOLOGI &VENEREOLOGI
MANIFESTASI COVID 19
MANIFESTASI KLINIS COVID-19
DI BIDANG DERMATOLOGI & VENEREOLOGI

Di area trunkal nampak gambaran


ruam morbilliform dan
makulopapular difus pada pasien
dengan infeksi COVID-19
MANIFESTASI KLINIS COVID-19

Chest CT 52-Year-Old COVUD-19 Patient.


Chest CT Jan 7, 2020: GGO in both lungs
on day 5 after symptom onset.
B. Chest CT Jan 21, 2020 :absorption of
bilateral GGO after the treatment of
extracorporeal membrane oxygenation
from Jan 7 to 12 in ICU
MANIFESTASI KLINIS COVID-19
Di Bidang Dermatologi & Venereologi
Terdapat 5 gambaran umum
kelainan dermatologis pada 375
kasus COVID-19 di spanyol

I.Erithema edema area akral


KESIMPULAN

Pemakaian APD (masker,sarungtangan) oleh


Petugas Medis Berpotensi menimbulkan keluhan
dermatologis (Dermatitis Kontak Alergi)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai