Anda di halaman 1dari 19

Pendelegasian dan

Supervisi
Lukman Hakim,.S.Kep.Ns. M.Kep
Pendahuluan
1. Manajer dapat mengontrol staf dan waktu yang digunakan oleh staf
dalam meningkatkan produktivitas perusahaan.
2. Pada kenyataanya, sering ditemukan terlalu banyak pekerjaan yang
harus diselesaikan oleh seseorang dengan waktu yang hanya sedikit.
3. Pada situasi tersebut, pendelegasian dan pembagian pekerjaan
diperlukan.
4. Pendelegasian dapat diartikan sebagai penyelesaian suatu pekerjaan
melalui orang lain atau dapat juga diartikan sebagai pelimpahan
suatu tugas kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan
tujuan organisasi (Marquis dan Huston, 1998).
Pendahuluan
1. Pendelegasian/pelimpahan asuhan keperawatan kepada pasien oleh
perawat tidak mudah dilakukan karena menyangkut pemberian
suatu perintah kepada orang lain untuk menyelesaikan tugas yang
diemban.
2. Para perawat meyakini bahwa mereka dapat memberikan
pendelegasian dengan baik kepada staf dalam asuhan keperawatan,
tetapi sering tidak dilaksanakan dengan baik.
3. Hal ini menyebabkan kurangnya rasa percaya kepada orang yang
menerima pendelegasian (delegasi).
Ketidakefektifan dalam Pendelegasian

Pendelegasian dalam praktik keperawatan


profesional sering ditemukan mengalami masalah,
di mana proses pendelegasian tidak dilaksanakan
secara efektif. Ketidakefektifan atau kesalahan
yang sering ditemukan dapat dibedakan menjadi
tiga hal, yaitu under-delegation, over-delegation,
dan improper-delegation.
Pendelegasian yang Terlalu Sedikit (Under-
delegation)
1. Manajer keperawatan sering berasumsi bahwa jika mereka melakukannya sendiri,
maka akan menjadi lebih baik dan lebih cepat dari pada didelagasikan ke orang lain.
Misalnya, manajer sering berpikir “Saya bisa mengerjakan ini lebih baik, bila staf
yang mengerjakan akan memerlukan waktu yang lama”.
2. Keadaan ini berdampak terhadap proses pendelegasian wewenang, di mana orang
yang menerima tugas hanya diberikan wewenang yang sangat terbatas dan sering
terjadi ketidakjelasan wewenang yang harus dilakukan, sehingga tugas tersebut
tidak dapat diselesaikan dengan baik.
3. Masalah lain adalah kekhawatiran seseorang bahwa mereka tidak mampu
melakukan seperti apa yang dilakukan staf/orang yang didelegasikan, karena
tanggung jawab yang diberikan hanya sedikit dan sering merasa bosan, malas, dan
tidak efektif.
4. Pendelegasian yang tepat akan dapat meningkatkan kepuasan kerja dan
meningkatkan hubungan yang kondusif antara manajer dan staf.
Pendelegasian yang Berlebihan (Over-
delegation)
1. Pendelegasian yang berlebihan kepada staf, akan berdampak
terhadap penggunaan waktu yang sia-sia.
2. Hal ini disebabkan keterbatasan manajer untuk memonitor dan
menghabiskan waktu dalam tugas organisasi.
3. Staf akan merasa terbebani dan sering ditemukan penyalahgunaan
wewenang yang diberikan. Misalnya staf sering bertanya, “Saya
tidak tahu apa yang manajer harapkan” atau “Saya lebih senang
bantuan supervisi dari manajer terus-menerus”.
Pendelegasian yang Tidak Tepat (Improper-delegation)

1. Pendelegasian menjadi tidak efektif bila diberikan


kepada orang yang tidak tepat karena alasan faktor
suka/tidak suka.
2. Pendelegasian tersebut tidak akan memperoleh
hasil yang baik karena adanya kecenderungan
manajer menilai pekerjaan staf berdasarkan unsur
subjektivitas.
Konsep Pendelegasian

Pendelegasian yang baik bergantung pada


keseimbangan antara tiga komponen utama, yaitu
1. Tanggung jawab,
2. Kemampuan, dan wewenang.
3. Tanggung jawab (responsibility)
1. Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu rasa
tanggung jawab terhadap penerimaan suatu
tugas.
2. Kemampuan (accountability) adalah kemampuan
seseorang dalam melaksanakan tugas yang
Konsep Dasar Pendelegasian yang Efektif

1. Pendelegasian bukan suatu sistem untuk mengurangi


tanggung jawab. Contoh Manajer keperawatan sering
mendelegasikan tanggung jawabnya kepada staf dalam
melaksanakan asuhan terhadap pasien. Misalnya, dalam
penerapan model asuhan keperawatan profesional primer,
seorang perawat primer (PP) melimpahkan tanggung
jawabnya dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
perawat pendamping/ associate (PA). Perawat primer
memberikan tanggung jawab yang penuh dalam merawat
pasien yang didelegasikan.
2. Tanggung jawab dan otoritas harus didelegasikan secara seimbang.
Perawat primer menyusun tujuan tindakan keperawatan. Proses
tersebut harus meliputi:
a) Pengkajian kebutuhan pasien;
b) Identifikasi tugas yang dapat dilaksanakan dengan bantuan orang lain;
c) Mendidik dan memberikan pelatihan supaya tugas dapat dilaksanakan dengan
aman dan kompeten;
d) Proses menentukan kompetensi dalam membantu seseorang;
e) Ketersediaan supervisi yang cukup oleh PP;
f) Proses evaluasi yang terus-menerus dalam membantu seseorang;
g) Proses
h) Komunikasi tentang keadaan pasien antara PP dan PA.
3. Proses pelimpahan membuat seseorang
melaksanakan tanggung jawabnya,
mengembangkan wewenang yang dilimpahkan,
dan mengembangkan kemampuan dalam mencapai
tujuan organisasi. Keberhasilan pelimpahan
ditentukan oleh:
a) Intervensi keperawatan yang diperlukan;
b) Siapa yang siap dan sesuai dalam melaksanakan tugas
tersebut;
c) Bantuan apa yang diperlukan;
d) Hasil apa yang diharapkan.
Pedoman Pelimpahan Wewenang yang Efektif
1. Tujuan spesifik.
2. Target waktu.
3. Pelaksanaan tindakan keperawatan.
Kegagalan Manajer dalam Pendelegasian dan Mengapa Staf
Menjadi Resistan
Kegiatan yang Tidak Boleh Didelegasikan

1. Aktivitas yang memerlukan pengkajian dan


keputusan selama pelaksanaan.
2. Pengkajian fisik, psikologis, sosial yang memerlukan
keputusan, rujukan, dan intervensi atau tindak lanjut.
3. Penyusunan dan evaluasi recana keperawatan.
Keberhasilan Pendelegasian

1. Komunikasi yang jelas dan lengkap.


2. Ketersediaan sumber dan sarana.
3. Monitoring.
4. Pelaporan kemajuan tugas limpah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai