Anda di halaman 1dari 43

INTERNALISASI INTEGRITAS

INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
02
01 ESENSI INTEGRITAS & KORUPSI

02 POTRET INTEGRITAS
01 03
03 STRANAS PK
POTRET INTEGRITAS SAAT INI
INDEKS EFEKTIVITAS PEMERINTAH (2018)
100
84
76
67
55
53 52

SKOR
Filipina

Filipina
Singapura Brunei Malaysia Thailand Indonesia Vietnam

NEGARA
INTEGRITAS DALAM BERBAGAI REGULASI
UU 28 TAHUN 1999 TTG PENYELENGGARAAN NEGARA YG UU 23 TAHUN 2014 TTG PEMDA
BERSIH DAN BEBAS DARI KKN
Psl 67 huruf e Kewajiban KDH & WKDH
Psl 5 kewajiban Penyelenggara Negara:
“tidak melakukan perbuatan KKN” “menerapkan prinsip tata kelola pemerintahan yang
“melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab dan tidak bersih dan baik”
melakukan perbuatan tercela dan tanpa pamrih” .

UU 5 THN 2014 TTG ASN UU 17 THN 2003 TTG


Konsideran Menimbang: KEUANGAN NEGARA
Dalam rangka pelaksanaan cita-cita
Keuangan negara dikelola secara
bangsa dan mewujudkan tujuan
tertib, taat pada peraturan,
bernegara, perlu dibangun ASN yang
ekonomis, efektif, transparan, dan
memiliki INTEGRITAS, profesional, netral
bertanggungawab
dan bebas dari intervensi poltik, bersih dari
KKN
PP 60 TAHUN 2008 TTG SPIP PERPRES 81 TAHUN 2010 TTG GRAND
DE3SIGN REFORMASI BIROKRASI 2010-
Pimpinan Instansi wajib menciptakan dan 2025
memeliharaa lingkungan pengendalian
yang kondusif, melalui PENEGAKAN Sasaran Reformasi Birokrasi: terwujudnya
INTEGRITAS dan nilai etika pemerintahan yang bersih dari KKN
KAREKTERISTIK INTEGRITAS
KESATUAN ANTARA PIKIRAN, PERASAAN, UCAPAN DAN
TINDAKAN
YANG DIDASARI DENGAN HATI NURANI
SEDERHANA MENYADARI BAHWA HAL-HAL KECIL ITU
PENTING

ADIL BERPEGANG TERHADAP KEBENARAN

KONSISTEN BERTANGGUNGJAWAB

MEMPEKERJAKAN INTEGRITAS MENCIPTAKAN BUDAYA


KEPERCAYAAN

MENEPATI JANJI
BERTINDAK BAGAIKAN TENGAH DIAWASI

JUJUR NAMUN RENDAH HATI PEDULI TERHADAP KEBAIKAN YANG LEBIH


Andrian Gostik & Dana Telford BESAR
BELAJAR INTEGRITAS DARI TOKOH BANGSA
LIDEN IS LIJDEN, MENAKAR DENGAN PIKR DAN HATI, MENOLAK APA
MEMIMPIN ADALAH MENDERITA PUN YANG TAK MASUK DALAM TAKARANNYA

Walaupun sempat menduduki jabatan menteri dalam berbagai Ia adalah sosok yang sangat alergi terhadap hadiah
kabinet, Agus Salim ternyata sempat tak memiliki rumah dalam bentuk apapun. Ia selalu mengatakan kepada
kediaman tetap. Semasa tinggal di Jakarta, ia berpidah-pindah si Pemberi hadiah bahwa dirinya tidak perlu diberi
HAJI AGUS SALIM dari satu kontrakan ke kontrakan lain. hadiah karena ia memiliki gaji. Yang perlu diberi
BAHARUDDIN LOPA hadiah adalah rakyat yang susah

SETIAP ORANG, SIAPA PUN DAN APA PUN JABATANNYA,


HARUS TAAT PADA HUKUM SETIAP PERBUATAN ADALAH DEMI NEGARA YANG
DICINTAI, JANGANLAH BERKHIANAT
Kala itu, Sri Sultan mengendari sendiri mobilnya. Entah kenapa
saat itu Si Sultan melakukan kesalahan melanggar rambu lalu Seperti manusia biasa lainnya, Hatta juga begitu
lintas. Malang bagi Sultan, seorang polisi bernama Brigadir mengidamkan sepatu Bally. Harganya tentu saja
Royadin memergokinya. Saat itulah sang Polisi baru tahu orang tidaklah murah. Potongan iklan yang memuat alamat
Sri Sultan HB IX yang ditindaklanya adalah Sri Sultan. Melihat sang polisi ragu- Mohammad Hatta penjual sepatu itu menjadi saksi bisu keinginan Wakil
ragu menilangnya, Sri Sultan bekata “Buatkan saja saya surat Presiden, yang hingga akhir hayatnya tak pernah bisa
tilang, jangan ragu menindak saya”. memiliki sepatu Bally idamannya.

PANTANG TERIMA PEMBERIAN KARENA JABATAN MALU ITU BILA MENGAMBIL MILIK ORANG LAIN
ATAU MENGAMBIL UANG NEGARA
“Apa hubungan toko kembang dengan jabatan kepala imigrasi”,
demikian protes istri Jenderal Hoegeng yang kelak menjadi Kapolri, “Ibu tidak malu berjualan sukun goreng?”
ketika diminta suaminya menutup toko kembang miliknya, sehari Yang membuat kita malu adalah kalau kita
sebelum dilantik menjadi kepala jabatan Imigrasi. “Nanti semua Syafruddin mengambil milik orang lain yang bukan hak kita, atau
Hoegeng I Santoso orang yang berurusan dengan imigrasi akan berlomba-lomba Prawiranegara mengambil uang negara, Itu pencuri namnaya. Orang
memesan kembang pada toko kembang ibu, dan itu tidak adil”. mungkin tidak tahu, tapi Tuhan pasti tahu.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

TEORI TERJADINYA KORUPSI


Corruption = Directionary + 01
CDMA ROBERT KLITGAARD.
Monopoly - Accountabilty

GREED + OPPORTUNITY + NEED + JACK BOLOGNE 02


GONE
EXPOSE

TRIANGLE OF OPPORTUNITY + DONALD R CRESSEY 03


FRAUD RATIONALIZATION + PRESSURE

OPPORTUNITY + DAVID t. WLFE & DANA R.


FRAUD RATIONALIZATION + PRESSURE + 04
HERMANSON
CAPABILITY
WILLINGNESS AND
NIAT + KESEMPATAN OPPORTUNITY TO
NK 05
CURRUPT THEORY
Psl 2 ayat (1) UU No 31/1999 (sebagaimana telah diubah dengan
UU No 20/2001) Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

“Setiap orang yang secara MELAWAN HUKUM melakukan perbuatan


MEMPERKAYA DIRI SENDIRI atau ORANG LAIN atau suatu
KORPORASI yang dapat MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA atau
PEREKONOMIAN NEGARA, dipidana penjara dengan penjara seumur
hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp.200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu
milyar rupiah)”

SECARA UMUM TINDAK PIDANA KORUPSI (TPK)


MENGANDUNG KARAKTERISTIK:

 Adanya pelaku baik sendiri ataupun bersama-sama, baik PNS


maupun non PNS
 Adanya penyimpangan /perbuatan melanggar hukum atau
penyalahgunaan wewenang
 Adanya unsur merugikan negara
 Adanya unsur atau tujuan untuk menguntungkan diri
sendiri/orang lain/keluarga/korporasi
UU 31/99 tentang TPK sbgmn telah diubah dgn UU no. 20 tahun 2001 tentang perubahan atas UU
no 31/99 tentang TPK) 8
JENIS KORUPSI
UU NO. 31 TAHUN 1999 JO. UU NO. 20 TAHUN 2001 TENTANG
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

30 bentuk/jenis tindak pidana korupsi:

KERUGIAN SUAP- PENGGELAPAN PEMERASAN: PERBUATAN BENTURAN GRATIFIKASI:


KEUANGAN MENYUAP: DALAM CURANG: KEPENTINGAN
NEGARA: JABATAN: DALAM
PENGADAAN:
Pasal 5 (1) a &b,
Pasal 2, Pasal 13, Pasal 5 Pasal 8, Pasal 9, Pasal 7 (1)a, b, c, Pasal 12 B jo
(2), Pasal 12 a&b, Pasal 10 huruf Pasal 12 huruf e, Pasal 12 huruf i
Pasal 3 g & f, & d, Pasal 7 (2), Pasal 12 C
Pasal 11, Pasal 6 a,b dan c Pasal 12 (h)
(1) a & b, Pasal 6
(2), Pasal 12 c&d

9
Centre of International Crime Prevention (CICP) dari United Nation Office for Drug Control and Crime
Prevention (UN-ODCCP)

Pemberian Suap / Sogok (Bribery) Penggelapan (Embezzlement) Pemalsuan Pemerasan


(Fraud) (Extortion)

Penyalahgunaan
Jabatan atau Wewenang Pertentangan Kepentingan
(Abuse of Discretion) (Internal Trading)
Pilih kasih (Favoritisme)

Nepotisme (Nepotism) Sumbangan ilegal (Illegal


Menerima komisi (Commission) Contribution)

BENTUK KORUPSI 10
11
PENEGAKAN HUKUM

Hadirnya praktik korupsi di tengah masyarakat Indonesia bukanlah suatu fenomena baru
ataupun langka. Berdasarkan laporan dari Bank Dunia (2003), membayar uang “pelicin”
ketika mengurus dokumen-dokumen, ijin, dan surat-surat adalah suatu hal yang bisa ditemui
di semua sektor dan semua wilayah di Indonesia.

(Wirotomo et al., 2017)

Keterangan: Sebagian besar (82%) kasus korupsi merupakan kasus dengan nilai biaya korupsi di atas
100 juta. Kasus korupsi terbanyak (40%) merupakan kasus korupsi dengan biaya korupsi sedang,
antara 100 juta hingga 1 milyar.
TANDA-TANDA KORUPSI

Tidak Taat
Aturan Terdapat Indikasi
Suap
Memindahkan Kontrak Kerja
Kesalahan ke Panjang Tanpa
Lain Pihak Mengistimewakan Evaluasi
Rekanan Tertentu
Mendorong
Hapusnya Gaya Hidup
Kebijakan h Konsumtif dan
Menerima Hadiah
Mewah
Hubungan Tidak
Wajar dgn Rekanan Tidak Pernah Cuti,
Perlakuan Khusus Datang Paling Awal
Disamarkan di Kontrak & Pulang Paling
Akhir

13
DAMPAK KORUPSI
Mengancam eksistensi Mendistorsi penyusunan
pemerintah kebijakan
Morris, S.D.; Klesner, J.L. 2010.
Corruption and Trust: Theoretical Rose-Ackerman, S. Corruption and
Considerations and Evidence from Government: Causes, Consequences
Mexico. Comparative Political Studies and Reform. Cambridge: CUP. 1999.
43: 1258. 2010

Menyuburkan terorisme Menghambat


dan ekstremis pertumbuhan ekonomi
Chayes, S. 2015. Thieves of State: Mauro, P. Corruption and Growth. The
Why Corruption Threatens Global Quarterly Journal of Economics 110(3):
Security. New York: W.W. Norton. 681-712. 1995.

Meningkatkan Mendorong kerusakan


ketimpangan ekonomi lingkungan
Hongyi Li, Lixin Colin Xu, Heng-fu Zou. Morse, S. Is Corruption Bad for
Corruption, Income Distribution, and Environmental Stability? Ecology and
Growth. Economics and Politics, Society 11(1): 22. 2006.
volume 12, No. 2, July 2000, p. 155-
181.

Menghambat Menyuburkan budaya


implementasi kebijakan egois dan tidak jujur
Olken, B.; Barron, P. The Simple
Economics of Extortion: Evidence from Barr, Abigail and Serra, Danila.
Trucking in Aceh. Journal of Political Corruption and Culture: An
Economy 117(3): 417-452. 2009. experimental analysis. CSAE
University of Oxford. 2008.
JEJAK KASUS
Perkara TPK atas nama terdakwa GATOT PUJO NUGROHO dan EVY SUSANTI sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu berupa uang kepada Hakim dan Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
Medan Sumatera Utara terkait Penyelidikan tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan
Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan
Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH)

Perkara TPK atas nama terdakwa FUAD AMIN sehubungan dengan menerima hadiah atau janji terkait
dengan jual beli gas alam untuk pembangkit listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura, Jawa Timur.
Perkara TPPU sehubungan dengan perbuatan menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,
membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan
dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahui atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana korupsi dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal
usul Harta Kekayaan.

Perkara TPK sehubungan dengan penerimaan hadiah atau janji yang diberikan oleh Achmad Syafii selaku
Bupati Pamekasan, Sutjipto Utomo, Agus Mulyadi, dan Noer Salehhoddin alias MARGONO terkait kegiatan
pengumpulan keterangan dan data atas dugaan penyelewangan Dana Desa di Desa Dasok Kecamatan
Pademawu , Kabupaten Pamekasan atas nama terdakwa RUDI INDRA PRASETYA.
POTRET KORUPSI DI INDONESIA KEBIJAKAN PENCEGAHANNYA

Rp 1,45 Trilyun
2016*

Ket: data tred korupsi 201-2013; 2016 (Sumber: Indonesian Corruption Watch)

KORUPSI TERMASUK PENYUAPAN MENIMBULKAN PERMASALAHAN SERIUS DALAM SOSIAL, MORAL, EKONOMI DAN POLITIK,
MENGACAUKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK, MENGURANGI PENGEMBANGAN DAN MENDISTORSI KOMPETISI
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI

High Risks

Opportunity
C = M+D-A Poor IC Systems
FORMULA GONE
C= N + k Rationalization
C=O+M+R Motive
Justifies
C=P-A Need, greed, inappropriate
pressures actions
EDUCATI REPRESSI PREVENT
VE VE IVE
N KORUPSI
N C E GAHA M = Monopoly N = Niat
SIO NAL PE /2018 D = Discretion K = Kesempatan
T EGI NA
R PR ES 54 A = Accountability O = Opportunity
STRA PE N = Need M = Motive
P = Power R= Rationalization
AKSI PK TAHUN 2019-2020---

PERIZINAN KEUANGAN NEGARA PENEGAKAN HUKUM DAN


DAN TATA NIAGA REFORMASI BIRKORASI

1 Peningkatan Pelayanan dan 6 Integrasi Sistem Perencanaan dan 9 Penguatan Pelaksanaan Reformasi
Kepatuhan Perizinan dan Penanaman Penganggaran Berbasis Elektronik Birokrasi
Modal
Perbaikan Tata Kelola Data dan Peningkatan profesionalitas dan 10
Implementasi Grand Design Strategi
2 7
Kepatuhan Sektor Ekstraktif, modernisasi Pengadaan Barang dan Pengawasan Keuangan Desa
Kehutanan, dan Perkebunan Jasa
11 Perbaikan Tata Kelola Sistem
Utilisasi Nomor Induk Kependudukan Optimalisasi Penerimaan Negara Peradilan Pidana Terpadu
3 8
untuk Perbaikan Tata Kelola dari Penerimaan Pajak dan Non-
Pemberian Bantuan Sosial dan Pajak
Subsidi
4 Integrasi dan Sinkronisasi Data
Impor Pangan Strategis Keterangan:
Aksi K/L sebagai Penaggungjawab
5
Penerapan Manajemen Anti Suap di
Pemerintah dan Sektor Swasta Aksi Daerah sebagai Penaggungjawab
ATENSI PELAPORAN STRANAS PK PEMDA KE DEPAN

URGENSI PELAKSANAAN AKSI PK PEMDA


Aksi pencegahan korupsi merupakan langkah preventif untuk mencegah
terjadinya korupsi di lingkungan pemerintah daerah. Disamping itu,
sebagai upaya untuk menciptakan sistem penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang bersih dan bebas dari korupsi

ATENSI PELAKSANAAN AKSI PK PEMDA

#1 #2 #3
“Mengoordinasikan “Peningkatan “Sebagai Instansi terkait
Perangkat Daerah Kepatuhan Pelaporan memberikan terhadap
Pelaksana Aksi” Aksi setiap periode” Aksi PK K/L”
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

CAPAIAN AKSI PENCEGAHAN KORUPSI PEMDA

Pembentukan UKPBJ Implementasi e-Katalog


- 431 Pemkab/Pemkot telah Terdapat 3 Provinsi yakni Aceh,
membentuk UKPBJ struktural
- 6 Pemkab yang mencapai Tingkat
01 02 Jawa Tengah, dan Jawa Barat
yang telah melakukan
Kematangan UKPBJ level proaktif penayangan barang/jasa katalog
(9/9),

Percepatan pelaksanaan Konsolidasi Pengadaan


sistem merit Terdapat 4 (empat) Provinsi: DKI
Baru akan dilaporkan pada
bulan Juli (B18)
04 03 Jakarta, Provinsi Jawa Barat,
Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa
Tengah
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Penghapusan SKDU-HO

Percepatan OSS
100 Implementasi Kebijakan Satu Peta
90
Utilisasi NIK untuk Bansos
80
70 Penerapan Manajemen anti Suap
60 Integrasi Perencanaan dan Penganggaran
50 Berbasis Elektronik
40
Pembentukan UKPBJ
30
Optimalisasi dan Perluasan KSWP
20
10 Pembangunan Zona Integritas (ZI)
Right Sizing
Penguat Percepatan Pelaksanaan Sistem
Merit an APIP
Implementasi Strategi Pengawasan Keudes
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

PERAN APIP MENCEGAH KORUPSI

PENDIDIKAN
PENINDAKAN PENCEGAHAN PENGAWASAN
ANTI KORUPSI

INTEGRITAS
AGAR TAKUT BANGUN SISTEM AGAR AGAR TIDAK INGIN MENJAMIN KOMITMEN
KORUPSI TIDAK BISA KORUPSI KORUPSI TERJAGA
EMBRIO SABER PUNGLI
DASAR HUKUM
1. PERPRES NO 87 TH 2016, TGL 20 OKTOBER
2016 TTG SATUAN TUGAS SAPU BERSIH
PUNGUTAN LIAR;

2. INMENDAGRI NO 180/3935/SJ, TGL 24


OKTOBER 2016 TTG WAS PUNGLI DALAM
PENYELENGGARAAN PEMDA;

3. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI


NOMOR 977-10136 TENTANG KELOMPOK
KERJA DAN SEKRETARIAT UNIT SATUAN
TUGAS SAPU BERSIH PUNGUTAN LIAR DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM
NEGERI.
TUGAS SATGAS SABER PUNGLI

TUGAS
TUGAS FUNGSI
FUNGSI
 INTELIJEN;
MELAKSANAKAN
 PENCEGAHAN;
PEMBERANTASAN PUNGUTAN LIAR
 PENINDAKAN; DAN
SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN
 YUSTISI.
DENGAN MENGOPTIMALKAN
PEMANFAATAN PERSONIL, SATUAN SASARAN
SASARAN
KERJA DAN SARANA PRASARANA, SENTRA PELAYANAN PUBLIK DI
BAIK YANG BERADA DI KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMDA
KEMENTERIAN/LEMBAGA MAUPUN
PEMERINTAH DAERAH. KEKUATAN
KEKUATAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA & PEMDA

30
TERIMA KASIH
KEBIJAKAN REFORMASI
TRANSFORMASI BIROKRASI SAMPAI 2025
BIROKRASI Visi
• Efektif, efisien dan ekonomis
• Difokuskan pada upaya untuk mewujudkan outcomes (hasil) Menjadi
• Menerapkan manajemen kinerja yang didukung dengan DYNAMIC
GOVERNANCE
2024 Pemerintahan
penerapan sistem berbasis elektronik
• Setiap individu pegawai memiliki kontribusi yang jelas Kelas Dunia
terhadap kinerja organisasi

PERFORMANCE BASED
BUREAUCRACY
2019 Pada tahun 2025, Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Pembangunan Semakin baik yang ditandai dengan:
RULE BASED a. tidak ada korupsi; b. tidak ada pelanggaran; c. APBN
dan APBD baik; d. semua program selesai dengan baik;
BUREAUCRACY
2014 e. semua perizinan selesai dengan cepat dan tepat; f.
komunikasi dengan publik baik; g. penggunaan waktu
(jam kerja) efektif dan produktif; h. penerapan reward dan
punishment secara konsisten dan berkelanjutan; i. hasil
Perpres No. 81 Th. pembangunan nyata (propertumbuhan, prolapangan
2010 kerja, dan propengurangan kemiskinan)

2010 Roadmap 2010-2014


Periode I
Roadmap 2015-2019
Periode II
Roadmap 2020-2025
Periode III

OLD PUBLIC NEW PUBLIC GOVERNANCE


ADMINISTRATION MANAGEMENT

Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional 2010 - 2025


SASARAN REFORMASI BIROKRASI 2020-2024

 Deregulasi

1 Birokrasi yang
bersih dan
akuntabel
 Akuntabilitas
 Pengawasan

 Manajemen Perubahan

2 Birokrasi yang
kapabel



Deregulasi
Organisasi
Tatalaksana
 SDM Aparatur

3 Pelayanan Publik
yang Prima  Pelayanan Publik
03 BEBERAPA CATATAN PELAKSANAAN RB
2 TIDAK MENGACU PADA
AKAR PERMASALAHAN

RB BERSIFAT PROYEK
1

4
FUNGSI PENGAWASAN
TIDAK TERINTEGRASI TIDAK OPTIMAL
KEBIJAKAN ROAD MAP REFORMASI
BIROKRASI 2020-2024
R oad Map Reformasi Birokrasi 2020-2024, akan
mengedepankan dua asas utama yaitu Fokus dan
SASARAN
Prioritas. Fokus berarti bahwa upaya Reformasi 1 REFORMASI
BIROKRASI
Birokrasi akan dilakukan secara fokus pada akar
masalah tata kelola pemerintahan. Prioritas berarti setiap
instansi akan memilih prioritas perbaikan tata kelola
pemerintahan sesuai dengan karakteristik sumber daya INDIKATOR
dan tantangan yang dihadapi. 2 REFORMASI
BIROKRASI

G una meningkatkan kualitas Road Map ini


dibandingkan dengan Road Map sebelumnya, terdapat STRATEGI
setidaknya tiga hal yang diperbaharui. Pertama, Road
IMPLEMENTASI
Map ini lebih menekankan hal-hal yang bersifat
implementatif dibandingkan dengan formalitas. Kedua,
3 REFORMASI
program dan kegiatan didesain agar dapat BIROKRASI
diimplementasikan sampai dengan unit kerja instansi
FOKUS DAN
pemerintah. Ketiga, analisis dilakukan secara lebih
holistik, komprehensif, dan antisipatif sehingga didapatkan 4 QUICK WIN
potret kemajuan, tantangan, dan permasalahan Reformasi
Birokrasi yang lebih utuh. REFORMASI
BIROKRASI
8 AREA PERUBAHAN

Birokrasi yang
01 bersih &
akuntabel

Birokrasi yang
02 kapabel

Pelayanan
03 Publik yang
Prima
PERAN ITJEN
M E N G K O O R D I N A S I K A N P E N I L A I AN M A N D I R I PELAKSANAN
REFORMASI BIROKRASI
Pasal 4 Permenpan RB No 26/2020 tentang Pedoman Evaluasi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

M E L A K U K A N REVIU TERHADAP HASIL P M P R B SATUAN KERJA

RB Pasal 5 Permenpan 26/2020 tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan


Reformasi Birokrasi
M O N I T O R I N G D A N EVALUASI PELAKSANAAN R E F O R M A S I
INSPEKTORAT IV SEBAGAI
BIROKRASI D I LINGKUNGAN KEMENTERIAN
KOORDINATOR MONITORING
DAN EVALUASI RB Lampiran Permenpan RB No 20/2020 tentang Road Map RB Tahun 2020-
2025
M E L A K U K A N K O M P I L A S I P M P R B SATUAN KERJA
Pasal 4 Permenpan RB No 26/2020 tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi
PERENCANAAN, P E N G E N D A L I A N D A N PE LAPORAN
PELAKSANAAN M O N I T O R I N G D A N EVALUASI R E F O R M A S I
B I R O K R A S I K E M E N T E R I A N D A L A M N E G E R I D A N BNP P
Pasal 1166 huruf d Permendagri 8/2018 tentang Organisasi dan Tata
Kerja
PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN
REFORMASI BIROKRASI (PMPRB)

HASIL 40%

 AKUNTABILITAS KINERJA DAN KEUANGAN


(10%)
 SURVEI IPKP (10%)
 SURVEI IPAK (10%)
 KINERJA ORGANISASI (10%)

HASIL ANTARA
TIME LINE EVALUASI RB
AGUSTUS-OKTOBER
VERIFIKASI LAPANGAN
JUNI-JULI (JIKA MEMUNGKINKAN)

1 EVALUASI MELALUI
TELECONFRENCE 3 VERIFIKASI ONLINE
(JIKA TIDAK
MEMUNGKINKAN)

JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER

JULI-SEPTEMBER
CATATAN
2 MELAKUKAN SURVEY
ON-LINE Tahun ini evaluasi masih tetap
dilakukan dengan mengambil sample
hingga ke unit kerjanya min. Eselon I

Anda mungkin juga menyukai