Anda di halaman 1dari 38

PEDOMAN PENANGANAN

PENGADUAN MASYARAKAT
Drs. Kusna Heriman, MH, CRGP
Pembina Muda (IV/c)
Inpektorat Khusus Inspektorat Jenderal Kemendagri
UNDANG-UNDANG
NOMOR 32 TAHUN 2004
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
(DIUBAH)
NOMOR 23 TAHUN 2014

PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 79 TAHUN 2005
TENTANG BINWAS PENYELENGGARAAN
PEMERINTAH DAERAH
(DIUBAH)
NOMOR 12 TAHUN 2017
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 72 TAHUN 2019
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18
TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH
Pasal 118 & Psl 33A
Dlm hal terdapat potensi penyalahgunaan wewenang dan/atau
kerugian keuangan negaraf Daerah, Inspektorat Daerah
Prov/Kab/Kota melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dlm
Psl 11 ayat (5) huruf c tanpa menunggu penugasan dari
gubernur/Bupati/Walikota dan/'atau menteri, gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusa.
PERMENDAGRI
NOMOR 43 TAHUN 2015
(DIRUBAH)
NOMOR 8 TAHUN 2016
TENTANG
ORGANISASI & TATA KERJA KEMENDAGRI
(KHUSUS ITSUS DLM Psl 1167 & Psl 1168)
TUPOKSI

Psl 1167 “a,l menyatakan”


Melaksanakan pemeriksaan & pengusutan dlm rangka penjatuhan
sanksi administrasi serta kebenaran laporan atau pengaduan terkait
adanya indikasi terjadinya penyimpangan KKN atas
penyeleanggaraan tupoksi Kementerian & penyelenggaraan
PEMDA sesuai Penugasan Irjen.
Psl 1168 “a,l menyatakan”
Perencanaan Program Penanganan Kasus & Pengaduan;
Pemeriksaan, Pengusutan, Pengujian & Penilaian kebenaran laporan
pengaduan; Pemeriksaan dlm rangka Penjatuhan Sanksi
Administrasi kpd KDH & DPRD.
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 25 TAHUN 2007
TENTANG
PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN
MASYARAKAT
DILINGKUNGAN DEPDAGRI & PEMDA
(DLM PROSES PERUBAHAN)
PELAKSANAAN SCR TEKNIS RIKSUS & KLARIFIKASI DIATUR
DLM 10 SOP YG DITETAPKAN DGN KEPMENDAGRI NO. 104
TAHUN 2015 :
1.MELAKUKAN TELAAH,
2.MELAKUKAN ENTRY,
3.PELAKSANAAN KLARIFIKASI.
4.PELAKSANAAN RIKSUS,
5.MEMBUAT & MELAKSANAKAN BAP
6.KLARIFIKASI / RIKSUS, BAPK,
7.MELAKUKAN EXIT,
8.MEMBUAT LAP. HASIL KLARIFIKASI
9.MEMBUAT LAP. HASIL RIKSUS.
10. MELAKSANAKAN EKSPOSE INTERNAL & EKSTERNAL
MAKSUD ;
SEBAGAI ACUAN DLM PENANGANAN PENGADUAN
DIJAJARAN DEPDAGRI AGAR LEBIH TERKOORDINASI,
EFEKTIF, EFESIEN & DPT DIPERTANGGUNG JAWABKAN
KPD MASY SESUAI DGN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN SERTA MENYAMAKAN PERSEPSI DLM
PENANGANAN PENGADUAN.

TUJUAN ;
AGAR PENANGANAN MASALAH/KASUS YG DIADUKAN
OLEH MASY/YG BERKEPENTINGAN DPT SCR OPTIMAL,
SCR CEPAT DAN TERTIB SERTA AKURAT SEHINGGA
DEPDAGRI DAN PEMDA MAMPU MELAYANI KEPENTINGAN
MASY SCR TERKOORDINASI, SISTEMATIS,
KOMPREHENSIF PROPOSIONAL DAN PROFESIONAL.
RUANG LINGKUP
Penanganan pengaduan yg diterima oleh
Kemendagri & Pemda yg disampaikan :
1. Langsung
2. Tdk langsung
Meliputi a.l ; Penyalahgunaan wewenang;
hambatan dlm pelayanan masy; Korupsi,
Kolusi & Nepotisme dan Pelanggaran Disiplin.
A. Penerimaan

E. Proses B. Pencatatan

D. Pengkajian C. Identifikasi
A. PENERIMAAN
 Peningatan dari Lap. Hasil BINWAS
 Pelimpahan dari :
 Pemda Provinsi/Kab/Kota
 Lembaga-lembaga Negara (DPR, BPK);
 APH (Polri/KPK/Kejaksaan)
 Departemen/Lembaga Non Dep;
 Ormas;
 Perorangan;
 Sumber lain.
1. DATA SURAT PENGADUAN 2. IDENTITAS PELAPOR 3. IDENTITAS TERLAPOR
• Nama • Nama
• Nomor Agenda
• Tanggal Agenda
• Alamat • NIP/NRP
• Tanggal Surat Masuk
• Kabupaten / Kota • Jabatan
• Katagori Surat
• Provinsi • Instansi Terlapor
• Perihal
• Katagori Pelapor • Katagori Instansi

4. LOKASI KASUS
• Desa
• Kecamatan
5. MATERI POKOK PENGADUAN
• Kabupaten / Kota
• Provinsi
• Negara
C. IDENTIFIKASI

Melakukan pemilahan atas pengaduan yg diterima &


pengklasifikasian pengaduan, yaitu ;
Penyalahgunaan wewenang aparatur pemerintah
Pelayanan masyarakat;
Korupsi/pungutan liar;
Kepegawaian/ ketenagakerjaan;
Pertanahan/perumahan;
Hukum/ Peradilan;
Kewaspadaan Nasional;
Tatalaksana pemerintahan/Birokrasi;
Lingkungan Hidup dan Lain-lain.
D. KLASIFIKASI

Proses pengelompokan Surat2 Pengaduan sesuai kaidah & standar yg


ditetapkan.

Berkadar Pengawasan ;
1. Pengaduan yg memiliki identitas & isinya jelas,
2. Pengaduan dgn indentitas pengadu TDK jls
Materi mengandung adanya dugaan/terjadinya penyalahgunaan wewenang,
pemborosan, korupsi, indiplisiner, disintegrasi, arogansi dlm memberikan
pelayanan kpd masy & perbuatan tdk terpuji lainnya yg dilakukan PNS
dilingkungan Pem. Pusat & Pemda, dgn dilampiri dokumen jls.
jls namun subtansi materi pengaduan tdk memadai perlu dilakukan
klarifikasi & Konfirmasi sblm dilakukan pemeriksaan atau dpt menjadi
bahan masukan bagi penelitian instansi yg berwenang atau dpt dijadikan
tambahan informasi bagi proses pembuktian.
Tdk Berkadar Pengawasan
 Isi surat mengandung informasi, himbauan,
permintaan sumbangan pemikiran, saran &
kritik dsb.
 Pengaduan Lain, yaitu pengadu yg identitas
pelapor tdk jls & atau tdk ada data layak yg scr
normatif tdk sesuai dgn ketentuan &
pemerintah tdk mungkin memenuhinya, serta
tdk perlu penanganan lebih lanjut (deponir)
tetapi cukup dicatat sebagai dokumen/arsip.
E. PENGKAJIAN
 Proses mempelajari scr mendalam atas materi
surat pengaduan yg diterima yg dilaksanakan
oleh P2UPD atau Auditor Invetigasi.
 Hasil pengkajian berupa rekomendasi atau
usul penanganan surat pengaduan dituangkan
dlm bentuk N.D atau N.D kpd Pimpinan
berupa Pelimpahan, Diteruskan, Klarifikasi,
Konfirmasi & Pemeriksaan.
Peran tugas & Fungsi Tim dlm Penelaahan.
Merumuskan inti masalah yg diadukan

Menghubungkan materi pengaduan dgn peraturan


perundangan yg berlaku.

Proses Pengk
ajian
Meneliti dokumen & atau informasi yg pernah ada
dlm kaitannya dgn materi pengaduan.

Merumuskan rencana penanganan & langkah2 rekomendasi yg


diperlukan (Riksus, klarifikasi, konfirmasi,
diteruskan/dilimphkan Kpd Komponen/Kementerian
Teknis/Lembaga/Gub/Bupati/Walikota)
PENANGANAN PENGADUAN
Diadukan adalah Pejabat Kantor Pusat
Kemendagri, Gubernur, Bupati/Walikota, Pejabat
Esselon II ke atas pada Pemprov.

Materi Pengaduan mempunyai nilai- nilai


strategis apabila menyangkut masy luas dan
apabila tdk ditangani dpt menimbulkan keresahan
masy & kerugian negara/daerah yang lebih besar.

Pelimpahan APH/Kementrian/Lembaga/ DPRD


Prov/Kab/Kota, Gubernur/Bupati/ Walikota atau
Inspektorat, untuk meminta penanganan (riksus
bersama).
Diadukan adalah Sekda Kab/Kota, Pejabat
Esselon II Kab/Kota.

Materi Pengaduan mempunyai nilai-nilai strategis


apabila menyangkut masy luas dan apabila tdk
ditangani dpt menimbulkan keresahan masy &
kerugian negara/daerah yang lebih besar.

Pelimpahan dr
Kementerian/Lembaga/APH/DPRD Kab/Kota,
Bupati/Walikota atau Inspektorat Kab/Kota,
untuk meminta penanganan (riksus bersama).
Diadukan adalah Pejabat Esselon III Kab/Kota.
Lurah, Kades.

Materi Pengaduan mempunyai nilai-nilai strategis


apabila menyangkut masy luas dan apabila tdk
ditangani dpt menimbulkan keresahan masy &
kerugian negara/daerah yang lebih besar.

Pelimpahan dr Kementerian/Lembaga/
APH/DPRD Kab/ Kota, Menteri/Gub atau
Inspektorat Prov, untuk meminta penanganan
(riksus bersama).
Ditangani Tim antar Komponen Dilingkungan
Kemendagri da/atau Perangkat Daerah Teknis,
yaitu apabila permasalahan sangat krusial &
membutuhkan koordinasi & pendapat Teknis
Komponen lain dilingkungan Kemendagri.

Ditangani oleh Tim antar Dep/Lembaga/ Instansi


Pemerintah Non Dep, apabila pelaku atau
materinya menyangkut 2 (dua) atau lebiH
Dep/Lembaga/ Instansi atau memerlukan serta
bantuan teknik dari Dep/Lembaga/Instansi lain.

Ditangani bersama dgn Inspektorat


Prov/Kab/Kota
Itkab/Itprov dpt meminta batu kpd Prov atau
Menteri, apabila a.l;
Adanya hambatan psikologis
Terbatasnya keahlian; jumlah tenaga;
dana dan waktu.
Faktor pertimbangan lainnya;
PEMBENTUKAN TIM PEMERIKSA

 Diajukan oleh Supervisi & disetujui oleh


Irsus/Irban & ditetapkan oleh Irjen,
Inspektur Prov/Kab/Kota.
 Dlm Kajian dilakukan pemeriksaan, maka
Tim Pemeriksa ekspose dihadapan Irjen
atau Inspektur Prov/Kab/Kota dan
Supervisi/Dalnis diluar dari Tim.
PROGRAM KERJA PEMERIKSAAN
KHUSUS /KLARIFIKASI (PKPK/KL)
Hasil ekspose dinilai layak dilakukan pemeriksaan,
maka Tim menyusun PKPK/Kl, meliputi;
Sumber Pengaduan;
Materi pengaduan;
Nara sumber/Riksus/Klarifikasi;
Obyek Pemeriksaan/Klarifikasi;
Sasaran pemeriksaan /Klarifikasi;;
Waktu pemeriksaan /Klarifikasi;;
Susunan Tim Pemeriksa /Klarifikasi;;
Hasil Pemeriksaan yg diharapkan.
Program Kerja
Pemeriksaan Pengaduan. Masy (PPM)
Prinsip Penanganan :
1. Obyektivitas ; harus berdasarkan fakta dan bukti yg lengkap
berdasarkankriteria dan norma yg ditentukan.
2. Koordinasi ; dilaksanakan melalui kerja sama antar pejabat yang
berwenang dan terkait berdasarkan mekanisme, tata kerja dan
prosedur yg berlaku.
3. Efektif dan Efisien ; dilaksanakan secara tepat sasaran, hemat
tenaga, waktu dan biaya.
4. Akuntanbilitas ; Kegiatan PPM dan tindak lanjutnya harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan dan prosedur yg berlaku.
5. Transparan ; Hasil kegiatan PPM dilakukan berdasarkan
mekanisme, dan prosedur yg jelas dan terbuka.
6. Kerahasiaan ; penanganan trhdp suatu pengaduan masy dilakukan
scr hati-hati & juga dijaga kerahasiaannya sesuai dgn ketentuan yg
berlaku.
PROSES PEMERIKSAAN PENGADUAN
 Mengumpulkan bahan-bahan sebagai kelengkapan
pembuktian.
 Mengumpulkan keterangan-keterangan pejabat yang
terkait dengan obyek pemeriksaan.
 Melakukan pemeriksaan atas bahan & keterangan yg
dikumpulkan Hasil Pemeriksaan dituangkan dlm KKP.
 KKP yg dibuat anggota Tim direviuw oleh Ketua Tim &
Supervisi.
 KKP hrs didukung dgn bukti yg relevan, kompeten &
cukup, a.l berupa : BAP/Ket; Surat Keterangan
Tanggungjawab Mutlak (SKTJM); Surat-surat
Pernyataan yg relevan; dan dokumen yg relevan.
B. Klarifikasi :
Mengumpulkan bukti dan fakta-fakta yg
berkaitan dgn pengaduan.
Bukti dan fakta-fakta dianalisa/dikaji.
Rekomendasi (ditingkatkan Riksus atau
tdk).
C. Konfirmasi
 Mencari informasi untuk dijadikan
bahan kajian/analisa atas pengaduan.
 Informasi dpt dilakukan dgn Dep/Lemb/
Non Dep atau Instansi lain yg dianggap
kompeten.
 Dpt dilakukan dgn cara, lisan maupun
tertulis.
2. EXIT BRIEFING
Yg dilakukan Tim adalah sbb :
 Menjelaskan secara umum hasil
pemeriksaan pengaduan kepada Pimpinan
Daerah mengenai kasus yang diperiksa
tanpa memberikan kesimpulan hasil
pemeriksaan kasus yang ditangani.
 Tidak menyerahkan hasil pemeriksaan
 Dalam Exit Briefing dihindari hal-hal yang
dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
LAPORAN HASIL PEMERIKSAN PENGADUAN
(LHPP)

1. Hasil penanganan Tim Pemeriksa wajib ekspose


dihadapan Irjen/Insp/Supervisi/ Auditor.
2. Semua data & fakta yg di dapat disajikan scr
lengkap.
1. LHPK memuat :
 Sumber Pengaduan;
 Materi Pengaduan;
 Fakta yg ditemukan;
 Analisis;
 Kesimpulan; dan
 Saran

2. LHPK disusun sistematis & menjawab kebenaran


materi pengaduan scr singkat, jelas & dpt
dipertanggungjawabkan dgn dilampiri
dokumen & bukti lap, serta ditandatangani Tim.
3. Setelah LHPKdibuat ND, yaitu ;
Laporanpendek berupa Surat/ND berisi pokok hsl
pemeriksaan & rekomendasi tindakan yg perlu diambil
oleh Mendagri, Irjen & Pimpinan Instansi terkait.
LHPK disampaikan kpd Irjen melalui Ses Itjen
selanjutnya dijadikan sebagai dokumen RAHASIA & tdk
diperkenankan utk disampaikan kpd Pihak Lain tanpa
persetujuan Mendagri/KDH.
4. Laporan Hasil Klarifikasi
Dibuat dlm bentuk ND kpd Pimpinan berisi
data & fakta yg didapat, kesimpulan dan saran
(dilanjutkan riksus atau tidak).
o Psl 22; masy dpt menyampaikan Lap atau Pengaduan
atas dugaan penyimpangan yg dilakukan oleh KDH,
WKDH, Anggota DPRD & ASN di Instansi Daerah &
Perangkat Desa kpd APIP &/atau APH; Identitas
Pengadu Jelas (nama, alamat & Perbuatan yg diduga
melanggar serta memuat fakta & data).
o Psl 25; APIP wajib melaksanakan Pemeriksaan atas
dugaan penyimpangan yg dilaporkan atau diadukan
oleh Masy.
o Dlm melakukan pemeriksaan APIP melakukan
KOORDINASI dgn APH; APH melakukan pemeriksaan
setelah terlebih dahulu ber KOORDINASI dgn APIP.
o Pemeriksaan oleh APIP & APH dilakukan setelah
terpenuhi semua unsur laporan / pengaduan
sebagaimana dimaksud pd Psl 22
KOORDINASI antara APIP & APH dilaksanakan sesuai fungsi
& kewenangan masing-masing; Hasil KOORDINASI
dituangkan dlm Berita Acara.
Psl26; Bentuk & Hasil KOORDINASI bersifat RAHASIA,
TDK boleh dibuka kpd Publik.
Apabila ditemukan adanya bukti permulaan penyimpangan yg
bersifat Administraif proses lebih lanjut diserahkan kpd APIP;
jika hasil KOORDINASI ditemukan bukti permulaan adanya
penyimpangan yg bersifat Pidana proses lebih lanjut diserahkan
kpd APH.
TINDAK LANJUT PP No. 12 Tahun 2017.
Merubah Permendagri No 25 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penanganan Pengaduan Masyarakat Dilingkungan Depdagri &
Pemda yg terintegrasi dgn Puspen Kemendagri atau Dinas
Kominfo di Pemda;
Membuat Pedoman tentang Tatacara Pemeriksaan kpd KDH
& Wkl KDH serta DPRD Prov/Kab/Kota.

Anda mungkin juga menyukai