Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU – AGENDA 3

Nama : Muhammad Haidar Revivally, A.Md. Gelombang :8

NIP : 199804252022041002 Angkatan : XIX

Jabatan : Pengolah Data Yuridis Pertanahan Kelompok :2

Satuan Kerja : Kantor Pertanahan Kota Tanjungpinang

ANALISIS ISU MANAJEMEN ASN DAN SMART ASN DI LINGKUNGAN


KERJA

I. PROFIL KANTOR PERTANAHAN KOTA TANJUNGPINANG

Kota Tanjungpiang merupakan Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau yang terletak di pulau
Bintan, memiliki 4 kecamatan dan 18 kelurahan. Kantor Pertanahan Kota Tanjungpinang terletak di
Jalan Daeng Kamboja, Simpang Madong, Kelurahan Senggarang, Kecamatan Tanjung Pinang Kota,
Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan data kepegawaian Kantor Pertanahan
Kota Tanjungpinang, jumlah sumber daya PNS dan PPNPN dalam setiap satuan kerja/seksi di
lingkungan Badan Pertanahan Kota Tanjungpinang sampai dengan 29 September 2022, yaitu
sebagai berikut:

Tabel : Rekapitulasi Kepegawaian Kantah Kota


Tanjungpinang

No. Seksi Jumlah (orang) Jumlah


PNS PPNPN Pegawai
1. Subbagian Tata Usaha 12 20
2. Seksi Survei dan Pemetaan 8 4
3. Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran 10 15
4. Seksi Penataan Pertanahan 4 2
5. Seksi Pengadaan Tanah 5 1
6. Seksi Penanganan Masalah dan 4 1
Pengendalian Pertanahan
Jumlah 43 43

1
Gambar : Kantor Pertanahan Kota Tanjungpinang

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 Peraturan


Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan, Kantor Pertanahan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana, program, anggaran dan pelaporan;
b. pelaksanaan survei dan pemetaan;

c. pelaksanaan penetapan hak dan pendaftaran tanah;

d. pelaksanaan penataan dan pemberdayaan;

e. pelaksanaan pengadaan tanah dan pengembangan pertanahan;

f. pelaksanaan pengendalian dan penanganan sengketa pertanahan;

g. pelaksanaan modernisasi pelayanan pertanahan berbasis elektronik;

h. pelaksanaan reformasi birokrasi dan penanganan pengaduan; dan


i. pelaksanaan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi Kantor
Pertanahan.

2
II. DESKRIPSI ISU

1. Rendahnya Kedisiplinan ASN Ketika Jam Masuk Kantor

Sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Pemerintah No. 94/2021


tentang Disiplin PNS, ketentuan jam kerja tersebut wajib ditaati
oleh para ASN. "PNS wajib masuk kerja dan menaati ketentuan jam
kerja," bunyi PP No. 94 Tahun 2021 pasal 4 huruf f.

Terhadap kelalaian terhadap pelaksanaan tersebut tentu telah


melanggar ketentuan mengenaijam kerja. Merujuk pada Pasal 11
ayat (2) huruf d angka 3) dan angka 4) Peraturan Pemerintah No.
94/2021 tentang Disiplin PNS, ASN yang tidak melakukan
kewajiban jam kerja akan dikenai sanksi. Dapat terlihat bahwa
beberapa ASN yang datang lebih dari jam 8.

Dalam hal ini pelanggaran terhadap kebijakan tersebut, dari sisi


manajemen ASN, masuk dalam ketentuan disiplin pegawai.
Dengan demikian terlihat bahwa telah terjadi pelanggaran disiplin
pegawai dan hal ini dapat.

 DAMPAK

Akan adanya komplain dari pemohon yang datang lebih awal dari
ASN sehingga berpengaruh terhadap penurunan pelayanan public
yang diberikan oleh Kantor Pertanahan apalagi sampai ke
Ombudsman dan berdampak terhadap nama baik Kementrian
ATR/BPN mengingat masyarakat selaku penerima layanan
berpotensi mengharapkan kedisiplinan penyelenggara pelayanan
publik

2. Rendahnya Kedisiplinan Pegawai Saat Melaksanakan Upacara


Pagi

Kewajiban ASN salahsatunya mengikuti Apel Pagi yang rutin


dilaksanakan setiap pagi hari senin di Kantor Pertanahan Kota
Tanjungpinang sebelum memulai aktifitas di bidang tugas pokok
dan fungsinya masing – masing. Apel pagi adalah kewajiban ASN
yang harus dilaksanakan sebagaimana Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Disiplin
Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk

3
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan
kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi
hukuman disiplin.

Dalam hal ini pelanggaran terhadap kebijakan tersebut, dari sisi


manajemen ASN menurut UU No.14, masuk dalam ketentuan
disiplin pegawai. Dapat terlihat ASN yang berada di Kantor
Pertanahan Kota Tanjungpinang telat mengikuti upacara pagi, hal
ini dikarenakan kurangnya sanksi dan ketegasan terhadap
tindakan-tindakan tersebut..

 DAMPAK

Berkurangnya rasa Nasionalisme yang ada dan kurangnya


perilaku yang mencerminkan Zona Integritas sehingga
terlambatnya proses Menuju Zona Integritas.

3. Tumpukan Warkah

Pada permasalahan pertanahan yang terjadi khususnya yang


menyangkut berkas-berkas yang sudah selesai di Kantor
Pertanahan Kota Tanjungpinang yaitu warkah, banyak nya berkas
yang masuk dan telah selesai namun sisa sedikitnya tempat
penyimpanan Mengingat pentingnya warkah, akan berakibat fatal
apabila warkah tersebut tidak diarsipkan dengan baik. Pengarsipan
yang bukan sekedar bertumpuknya kertas-kertas dalam gudang,
akan tetapi pengarsipan yang tersistem yang berorientasi terhadap
pemeliharaan data pertanahan. Dalam hal ini pelanggaran terhadap
kebijakan tersebut, dari sisi manajemen ASN perlu ada nya
digitalisasi Warkah supaya adanya Backup Fisik Dokumen-
dokumen yang sudah selesai.

 DAMPAK

Susahnya pencarian berkas yang sudah selesai karena tidak


dikelola dengan baik dan hanya bertumpuk2 begitu saja bias
meningkatkan resiko Berkas tidak ditemukan atau Hilang

4
4. Belum Optimalnya Proses Verifikasi Dan Pendataan Berkas Di
Back Office

Sebagaimana ditentukan dalam PERKBPN No 01 Tahun 2010


yaitu tentang Standar Pelayanan Dan Pengaturan Pertanahan.
Merujuk pada PERKBPN No 01 Tahun 2010 tentang persyaratan
berkas dan prosedur pengumpulan berkas.
Kurangnya SDM yang ada di back office sehingga biasanya
berkas masuk kedalam sudah sore akhirnya berakibat berkas tidak
langsung bias dikerjakan pada hari itu juga terutama Seksi 2 atau
Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran. Terhadap hal ini maka
terdapat potensi terhambatnya pelayanan terlebih lagi ada beberapa
berkas yang sudah didaftarkan dan masuk dari loket tetapi belum
lengkap syaratnya, seperti belum ada ktp, surat kuasa, surat
keterangan waris dan lain-lain. Dari sisi manajemen ASN dan
Smart ASN, hal tersebut tidak masuk ke ketentuan professional
ASN .
 DAMPAK
Berkas yang sudah terdaftar dan terbayarkan PNBP nya pada hari
itu tidak bias langsung terdata dan dikerjakan pada hari itu
dikarenakan berkas turun pada saat sore ketika hampir jam
pulang.

III. Penetapan Core Issue

Terhadap beberapa isu tersebut di atas akan dilakukan penapisan isu


guna menemukan isu utama yang perlu untuk dicari gagasan
alternative penyelesaiannya. Teknik yang digunakan adalah teknik
USG atau Urgency, Seriousness, Growth dengan rincian sebagai
berikut:
I. Urgency
Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti. (Rentang nilai 1—5 dimana nilai 1 menunjukkan
bahwa suatu isu tidak harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti dalam waktu dekat dan makin mendekati nilai 5
menggambarkan bahwa suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti dalam waktu dekat).

5
II. Seriousness
Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan. (Rentang nilai 1—5 dimana nilai 1
menunjukkan bahwa suatu isu tidak harus dibahas bilamana
dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan dan makin mendekati
nilai 5 menggambarkan bahwa suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan).
III. Growth
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani sebagaiamana mestinya. (Rentang nilai 1—5
dimana nilai 1 menunjukkan bahwa kemungkinan
memburuknya isu tidak semakin besar bilamana tidak
tertangani dan makin mendekati nilai 5 menggambarkan bahwa
kemungkinan memburuknya isu semakin besar bilamana tidak
tertangani).

No Isu Urgency Seriousness Growth Skor Rank


1 Kurang Disiplinnya ASN Ketika 4 3 4 11 2
Jam Masuk Kantor
2 Kurang disiplinnya pegawai 3 3 4 10 3
saat melaksanakan upacara
pagi
3 Tumpukan Warkah 4 4 5 13 1

Pengarsipan yang bukan sekedar bertumpuknya kertas-


kertas dalam gudang, akan tetapi pengarsipan yang tersistem
yang berorientasi terhadap pemeliharaan data pertanahan.
Kantor pertanahan tidak pernah tahu kapan dan mana sertipikat
yang diterbitkan akan terjadi permasalahan, maka sepanjang itu
juga kantor pertanahan berkewajiban menjaga dan
mengarsipkan seluruh
perisainya yang tidak lain adalah segunung tumpukan
kertas warkah. Semenjak diterbitkannya sertipikat maka
dokumen yang menjadi dasar (alas hak) dalam penerbitannya
menjadi tanggung jawab kantor pertanahan untuk menjaganya
agar tetap aman dan terpelihara. Hal ini sesuai dengan yang

6
telah diatur di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun
1997 pasal 35 ayat (2) yang menyatakan bahwa:
―Peta pendaftaran, daftar tanah, surat ukur, buku tanah,
daftar nama dan dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud
pada ayat(1) harus tetap berada di Kantor Pertanahan yang
bersangkutan atau di tempat lain yang ditetapkan oleh Menteri‖.

IV. Akar Masalah


Terhadap masalah tersebut akan ditentukan akar masalahnya melalui
teknik fishbone sebagai berikut:

Administrasi Ruang Warkah

Berkas telah
Selesai Tersisa Sedikit
Ruang

Penumpukan
Residu PTSL
2017-2021 Tumpukan
Warkah

Alat Scan yang


belum Terbaru

Perlu Drive
Penyimpanan Kurang Pemahaman
yang banyak tentang merawat
warkah

Teknologi
Kompetensi

V. Gagasan Penyelesaian Masalah


1. Terhadap permasalahan Teknologi perlunya ada alat Scan HP Jet
yang bisa cepat untuk proses Scanning dan Drive Internal yang
besar;
2. Terhadap permasalahan proses administrasi dan informasi maka
perlu dibuatnya checklist Kelengkapan Scan dalam bentuk fisik
dan digital (SpreadSheet) sehingga bisa mengurangi kesalahan
pengecekan berkas;

Anda mungkin juga menyukai