BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama kurang lebih 3 (tiga) bulan
selama bekerja di Kantor Pertanahan Kabupaten Probolinggo khususnya di Seksi
Penetapan Hak dan Pendaftaran, peserta CPNS diharapkan mampu
mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN dalam menganalisis permasalahan
atau isu yang terjadi disekitarnya dan diharapkan dapat membantu menemukan
solusi atas permasalahan yang ada dengan mengedepankan nilai Manajemen ASN
dan Smart ASN. Adapun isu strategis yang ditemukan pada instansi terkait,
diantaranya yaitu:
Jika hal tersebut tidak segera diselesaikan, maka akan berdampak kepada
terhambatnya proses pelayanan kepada masyarakat karena lambatnya proses
dalam pencarian buku tanah ketika dibutuhkan dan dalam jangka waktu ke
depannya dikhawatirkan buku tanah menjadi rawan hilang karena
penyimpanan atau penataan yang dinilai kurang baik.
Hal ini menandakan kurang optimalnya peran ASN sebagai Pelaksana
Kebijakan Publik sebagaimana diatur dalam Pasal 10 UU No. 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara, yang mana ASN belum dapat memberikan
kinerja secara maksimal karena masih terdapat beberapa buku tanah yang
belum dilakukan penataan secara baik dan teratur. Selain itu, penerapan Smart
ASN dalam hal Digital Culture dan Digital Ethicsnya kurang terlaksana secara
maksimal dikarenakan kurang selarasnya data yang terdapat pada database
penyimpanan digital dengan kondisi penyimpanan aslinya, hal ini
menggambarkan pengelola belum terbiasa dan belum mempertimbangkan
pentingnya keselarasan database yang ada dengan bukti fisiknya.
Jika hal tersebut tidak segera diselesaikan, maka akan berdampak kepada
tingkat kepuasan pemohon dikarenakan pemohon harus mengajukan
permohonan ulang saat berkas ditutup/ditolak pada sistem elektronik, selain
itu kepercayaan pemohon terhadap pelayanan pertanahan menjadi terkikis
karena lamanya proses pengecekan sertipikat online yang melebihi jangka
waktu yang seharusnya.
Hal ini menandakan kurang optimalnya peran ASN sebagai Pelayan Publik
sebagaimana diatur dalam Pasal 10 UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, yang mana ASN belum dapat memberikan pelayanan publik
secara professional dan berkualitas yaitu ketika pekerjaan pengecekan
sertipikat dilakukan tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan. Selain itu,
penerapan Smart ASN dengan penggunaan sistem elektronik pada pengecekan
sertipikat elektronik sudah dilakukan namun pengerjaannya belum dilakukan
secara maksimal.
Jika hal tersebut tidak segera diselesaikan, maka dampak yang akan muncul
yaitu sulitnya berkas warkah untuk dijangkau ketika ada kebutuhan yang
mendesak, tentunya hal ini akan menghambat proses pelayanan terhadap
masyarakat. Selain itu, proses pengambilan berkas ketika diperlukan juga
dinilai tidak efisien karena jarak yang cukup jauh antara kantor baru dengan
kantor lama yaitu sekitar 30 km (tiga puluh kilometer).
Hal ini menunjukkan kurang optimalnya penerapan Pasal 2 huruf h UU Nomor
5 Tahun 2014 tentang ASN, dimana ASN harus menerapkan asas efektif dan
efisien dalam menyelenggarakan kebijakan. Dalam isu ini proses pengambilan
berkas dari kantor lama ke kantor baru dinilai tidak efektif dan efisien karena
membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih. Selain itu, penerapan kode
perilaku yang terdapat dalam UU ASN juga dinilai kurang maksimal karena
ASN kurang menunjukkan kinerja secara cermat dan disiplin yang mana tidak
adanya sistem yang mengatur penyimpanan warkah dalam bentuk lain seperti
penyimpanan berkas warkah pada aplikasi Google Drive. Selain itu, penerapan
Smart ASN juga dinilai kurang terlaksana dengan penggunaan sistem digital
yang belum digalakkan karena manajemen penyimpanan berkas sendiri masih
disimpan secara manual.