Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

IDENTIFIKASI DAN DESKRIPSI


ISU IMPLEMENTASI MANAJEMEN ASN DAN SMART ASN

Nama : Finna Pastri Siregar


Angkatan : XIV
NDH : 13
Widyaiswara : Dr. Hj. Mardiyanti, M.Pd

I. MANAJEMEN ASN
Isu aktual yang terjadi di instansi/unit kerja yang berkaitan dengan manajemen ASN diantaranya
adalah :
1. Keterlambatan pendistribusian ATK (Alat Tulis Kantor) dari bagian umum dan keuangan
kepada seluruh ASN
Deskripsi :
Berdasarkan formulir permintaan barang
(gambar 1) yang diajukan tanggal 08
November 2021 kepada salah satu ASN,
bagian umum dan keuangan melakukan
serah terima pemberian barang persediaan
ATK (Alat Tulis Kantor) pada tanggal 04
Januari 2022.
Dapat dilihat bahwa bagian umum dan
Gambar 1
keuangan membutuhkan waktu yang lama
untuk melakukan pendistribusian ATK.

Dampak :
Hakim & Panitera Pengganti :
Keterlambatan pendistribusian ATK dapat
menghambat kinerja ASN, dalam hal ini
panitera pengganti dan hakim. Pihak-
pihak tersebut membutuhkan kertas dan
ATK lainnya untuk membuat berita acara
sidang maupun putusan.
Gambar 2
2. Keterlambatan jurusita/jurusita pengganti dalam melaksanakan panggilan/pemberitahuan
sidang

Deskripsi :
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa jurusita belum menginput tanggal dan dokumen
relaas panggilan sidang. Jadwal sidang tersebut akan dilaksanakan tanggal 01 Maret 2022
sedangkan sampai tanggal 26 Februari 2022 belum ada informasi terkait mengenai panggilan
sidang yang dilakukan oleh jurusita.

Dampak :
Pihak berperkara : Apabila jurusita tidak melakukan panggilan sidang secara sah dan patut, maka
pihak yang berperkara (tergugat) tidak dapat menggunakan hak jawabnya di pengadilan.
Instansi : Merusak nama baik/citra pengadilan berkaitan dengan proses pemeriksaan persidangan.
Jurusita : Berkurangnya penilaian akan kredibilitas dan profesionalisme dari jurusita

3. Kurangnya kedisiplinan petugas PTSP dalam menyampaikan survey kepada masyarakat


penerima layanan

Gambar 3
Gambar 2

Deskripsi :
Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat bahwa pengguna layanan pada PTSP bagian perdata tanggal
11 Oktober 2021 sebanyak 2 orang, namun pengisian survey pelayanan elektronik hanya
dilakukan oleh satu orang (gambar 2). Maka, dapat disimpulkan petugas PTSP meja perdata
kurang disiplin terhadap keseluruhan tugasnya untuk menyampaikan survey pelayanan kepada
pengguna layanan.

Dampak :
Instansi ; Hasil dari data yang terkumpul dari survey pelayanan sangat penting untuk
pengembangan suatu instansi dalam memahami dan memenuhi kebutuhan pengguna layanan.
Sehingga instansi dapat meningkatkan kualitas pelayanan.
Pengguna layanan : Pengguna layanan tidak mendapatkan kepuasan apabila tidak dapat
menyampaikan penilaian atas pelayanan yang diterima dan dirasakan.

4. Kurangnya kesadaran maupun kedisiplinan hakim dan panitera pengganti dalam pengisian
SIPP (Sistem Informasi Penelusuran Perkara)

Gambar 1
Gambar 2
Deskripsi :
Pada gambar 1, majelis hakim ataupun panitera pengganti belum mengupload e-doc court
calender dan tidak mengisi jadwal sidang pada SIPP. Kemudian pada gambar 2, panitera
pengganti belum melakukan minutasi terhadap perkara yang ditangani karena belum semua
hakim menyerahkan softcopy putusan atau karena putusan yang sudah diberikan belum
ditindaklanjuti oleh panitera pengganti.

Dampak :
Hal ini berdampak pada jadwal persidangan yang tidak update sehingga masyarakat tidak
mengetahui jadwal sidang dan pencapaian instansi menurun dikarenakan putusan belum
minutasi khususnya pencapian one day publish yang belum terlaksana.

5. Kurangnya kesadaran ASN untuk kedisiplinan waktu kerja


Deskripsi Fakta :
Adanya penggunaan waktu untuk keluar kantor di pagi hari, hal ini dilakukan oleh beberapa
ASN untuk melaksanakan sarapan pagi.
Dampak :
Berkurangnya jam kerja karena penggunaan waktu yang tidak sesuai dengan jam kerja
sehingga produktifitas tidak optimal.

II. SMART ASN


Isu aktual yang terjadi di instansi/unit kerja yang berkaitan dengan smart ASN diantaranya
adalah :
1. Belum ada peraturan Ketua Pengadilan terkait dengan penggunaan access internet dan etika
bermedia sosial pada instansi

Deskripsi :
Berdasarkan gambar diatas, akses internet pada instansi dapat diakses secara bebas dan
terbuka sehingga seluruh ASN dapat membuka akses tersebut pada saat jam kerja.

Dampak :
Apabila access internet tidak dibatasi pada saat jam kerja maka ASN dapat mengakses
banyak situs di saat jam kerja sehingga pekerjaan dilakukan dengan tidak optimal dan tidak
memberikan kinerja dengan kualitas yang terbaik. Sehingga diperlukan pedoman ataupun
peraturan khusus dari pimpinan terkait dengan hal tersebut.

2. Manajemen pengelolaan dokumen dan pengarsipan laporan bulanan maupun laporan


pengawasan yang belum terdigitalisasi
Deskripsi :
Gambar diatas memperlihat dokumen dan pengarsipan laporan masih dilakukan secara
manual.

Dampak:
Apabila dokumen dan laporan bulanan maupun laporan rapat pengawasan masih dilakukan
secara manual dan belum terdigitalisasi maka akan terjadi penumpukan dokumen, tidak
paperless. Dan jika ada dokumen yang diperlukan maka akan membutuhkan waktu yang lama
untuk mencari dokumen tersebut sehingga kurang efektif dan kurang efisien.

3. Kurangnya pemahaman beberapa ASN saat menggunakan aplikasi terbaru instansi

Deskripsi :
Masih kurangnya pemahaman cara mengoperasikan aplikasi terbaru, seperti : aplikasi
keuangan. Faktanya literatur dan juknis keuangan kadangkala ambigu dan sulit untuk
dimengerti.

Dampak :
Dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai aplikasi tersebut maka dapat menyebabkan
keterlambatan dalam penginputan laporan sehingga kegiatan pelaporan dapat terganggu dan
terhambat.
4. Kapasitas koneksi internet yang bermasalah saat pendaftaran perkara maupun pelaksanaan
sidang online

Deskripsi :
Kondisi pandemi sekarang ini, menuntut persidangan agar dilakukan secara daring (online).
Koneksi internet sering menjadi salah satu kendala yang menyebabkan terjadinya penundaan
dalam proses persidangan maupun pemeriksaan. Sedangkan ruangan yang memadai untuk
melakukan persidangan online hanya sedikit.

Dampak :
Pelayanan instansi kepada para pencari keadilaan menjadi terhambat, kemudian terjadinya
penumpukan antrian sidang pada hari tersebut dan akan menimbulkan citra yang negatif dan
kurang baik dari masyarakat dan instansi lain yang terkait.

5. Belum optimalnya pemanfaatan sistem informasi layanan online via Whatsapp


Deskripsi :
Layanan online via Whatsapp ini hanya dilengkapi
dengan informasi umum misalnya terkait dengan produk
layanan PTSP dan dikirimkan melalui bot otomatis.

Dampak :
Pengguna layanan : tidak mendapatkan infomasi khusus
terkait suatu layanan tertentu misalnya syarat-syarat
pengajuan permohonan perubahan nama pada akta
kelahiran atau syarat mengajukan gugatan sederhana
dan tidak dapat melakukan konsultasi atau tanya/jawab
melaui 2 arah dikarenakan sistem informasi tersebut
menggunakan bot.

Anda mungkin juga menyukai