Uraian gambaran di ruang pelayanan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Selatan
Pada bagian sebagai berikut :
a. Sarana dan Prasarana
Suatu organisasi atau lembaga sarana dan prasarana merupakan penunjang yang sangat penting sehingga tercipta proses kerja yang lancar teratur,efektif dan efisien. Selama proses penelitian ini setelah survey dan observasi langsung di dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Selatan , sarana dan prasarana disetiap ruangan yang menjadi objek penelitian cukup memadai dengan ketersediaan software, hardware, jaringan internet, server, printer dan scanner, LCD/ proyektor, CCTV, lemari, rak ,meja, ruang pegawai, ruang resepsionis kantor,ruang lobby kantor, penerangan (lampu) dan pendingin ruangan (AC), lemari pendingin ( kulkas), kantin , toilet , disetiap ruangan ada kursi dan meja sebagai tempat menerima tamu, resepsionis sudah ada pegawainya(Front office) kemudian sudah tersedia kursi bagi tamu atau kursi lobby , ada beberapa ruang pegawai tanpa sekat, meja pegawai nampak rapi , tata ruang kantornya bersih dan rapi sehingga nampak suasana kerja yang nyaman. b. SDM (Sumber Daya Manusia) Salah satu lokasi penelitian tentang PBJ adalah Dinas PU Provinsi Sulawesi Selatan, dimana jumlah SDM Dinas PU Provinsi Sulawesi Selatan terlihat sudah memadai dan pemahaman atas tugas pokoknya sudah terpenuhi. Adapun SDM yang langsung terlibat dengan PBJ masih sangat minim nampak terlihat saat tim enumerator melakukan penelitian ada beberapa pegawai yang terlihat tidak siap untuk dijadikan responden dengan alasan mereka tidak mengerti dan tidak pernah terlibat dalam pengadaan barang dan jasa. Adapun syarat pegawai yang bisa terlibat dalam PBJ adalah pegawai dengan lulusan minimal S1 teknik dan sudah bersertifikat dan di Dinas PU Provinsi Sulawesi Selatan sendiri yang terlibat hanya ada PPK dan beberapa pegawai yang sudah bersertifikat. Karena jumlah SDM yang minim sehingga mereka merasa kewalahan dalam menangani PBJ dan disisi lain PBJ sendiri dengan dana ≥ 200.000.000 sudah diserahkan ke LPSE. LPSE merupakan unit yang dibentuk oleh sebuah instansi untuk mengoperasikan sistem e-procurement SPSE. Pada awalnya LPSE hanya sebagai tim ad hoc yang dibentuk oleh kepala instansi (gubernur, wali kota, menteri). LPSE atau Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah mekanisme dan ekosistem penyelenggaraan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah maupun pemerintah daerah. Seluruh prosedur dan proses pengadaan dilakukan melalui sistem e- procurement bernama SPSE (Sistem Pengadaan Secara Elektronik). Sistem ini dikembangkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan. Pada umumnya, seluruh pengadaan barang dan jasa dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu Non Tender dan Tender / Seleksi. E- Purchasing (pembelian secara elektronik melalui e-katalog), Pengadaan Langsung, dan Penunjukkan Langsung masuk dalam kategori Non Tender. Pengadaan barang dan jasa untuk dana ≥ 200.000.000 terkait konstruksi pembangunan merupakan wewenangnya pokja/lpse/biro jasa setelah itu baru di eksekusi/ dikelola oleh bidang-bidang terkait setelah keputusan pemenang lelang dan untuk dana ≤ 200.000.000 itu merupakan wewenang ppk/pejabat pengambil keputusan diantara nya seluruh kabid kpa dan pptk atau yg memiliki akun e katalog sedangkan untuk dana ≤ 50.000.000 menggunakan aplikasi bajubodo misalnya untuk penganggaran makan dan minum pegawai, alat tulis kantor dll. Dalam 2 tahun terakhir pengadaan barang dan jasa dengan anggaran ≥ 200.000.000 langsung diambil alih LPSE melalui proses tender. c. Hukum dan Kelembagaan Dalam penyusunan Perubahan Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2018–2023, beberapa Peraturan dan Perundang-undangan yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran OPD, meliputi: 1. Undang-Undang Nomor: 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor: 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Revisi Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peraturan Pemerintah Nomor: 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan; 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor: 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Ranperda tentang RPJPD dan RPJMD, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD dan RKPD; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor: 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Daerah; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor: 18 Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Laporan Dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 8. Peraturan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan Nomor: 9 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. 9. Peraturan Daerah Nomor: 1 Tahun 2019 Tentang Rencanan Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 10. Peraturan Gubernur Nomor: 39 tahun 2019 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Selatan; Kemudian dari sisi kelembagaan pembagian tugas yang jelas sudah memadai karena uraian tugas pokok dan fungsi berdasarkan struktur organisasi tertuang dalam Peraturan Gubernur. Selanjutnya dari sisi koordinasi antar pegawai sudah lancar sedangkan untuk kelengkapan SOP di setiap dinas masih minim terkhusus untuk SOP pengadaan barang/jasa hanya tersedia di Dinas Pekerjaan Umum, Bagian Pengadaan Barang/Jasa dan di LPSE/POKJA. Selanjutnya terkait sosialisasi SOP sudah berjalan dengan baik