Anda di halaman 1dari 4

Bagaimana menyikapi hasil LHP??

Apabila instansi pemeriksa (inspektorat, BPK, BPKP) melakukan pemeriksaan /


Pembinaan sebelum membuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) ada beberapa
tahapan yang harus dilalui, adapun perjalanan Laporan Hasil Audit (LHA)
1.      Draft LHA/Notisi Audit/Istilah lainnya
2.      Instansi harus melakukan tanggapan
Susunlah Tanggapan dengan
v  Membuat surat pengantar yang menyatakan menerima/tidak menerima atas
kondisi, sebab, akibat, kriteria dan rekomendasi atas temuan hasil
pemeriksaan
v  Membuat Kronologis untuk mmenjelaskan hal-hal tersebut dengan bukti
dokumen yang relevan
3.      LHP Definitif
4.      Batas waktu Tindak Lanjut
Batas waktu penyelesaian LHP oleh Pimpinan Satuan Kerja  adalah 60 hari kerja
setelah LHP diterima (sesuai dengan Permenpan 09 /2009)
5.      STATUS TL ==è belum di tindaklanjuti (B) , Proses (P), selesai (S)
Bila LHP ini berlanjut maka bisa dikenai a. Sanksi, b. kasus TPTGR (Tuntutan
Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi)  atau c. black list
 
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyelesaikan Laporan Hasil Pemeriksaan
1.    Pimpinan instansi Pemerintah wajib melakukan tindaklanjut terhadap
rekomendasi hasil audit setelah LHA diterima;
2.    Tindaklanjut rekomendasi hasil audit harus segera diselesaikan dan
dilaksanakan sesuai mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit yang
telah ditetapkan;

3.    Tindaklanjut atas rekomendasi berupa jawaban atau penjelasan yang dilampiri


dokumen pendukung;

4.    Jawaban atau penjelasan dan dokumen pendukung harus cukup,


kompeten dan relevan;

5.    Dalam hal TL atas rekomendasi tidak dapat dilaksanakan dalam jangka waktu
yang telah ditetapkan, Pejabat wajib memberikan alasan yang sah;
6.    Pimpinan Satker wajib memantau perkembangan status tindaklanjut atas
rekomendasi hasil audit melalui permintaan informasi kepada bagian
APTLHP ;Itjen Kemenkes.
7.    Apabila dalam jangka waktu yang telah ditetapkan klasifikasi tindaklanjut
belum sesuai atau belum ditindaklanjuti, BPK/APIP dapat melaporkan
kepada instansi yang berwenang;
Apabila ada LHP yang berisi temuan yang berindikasi kerugian Negara dan tidak dapat
diselesaikan maka proses selanjutnya adalah ada di pihak 1. Kepolisian, 2.Kejaksaan
Agung,3. KPK
Pemerintah Kabupaten selalu mendorong unit kerja untuk secepatnya
menindaklanjuti/menyelesaikan rekomendasi Laporan Hasil Pemeriksaan baik
eksternal (BPK) maupun LHP internal (Inspektorat). Salah satu dampak/akibat bagi unit
kerja, bagi OPD akan berpengaruh pada penilaian kinerja sehingga berpengaruh pada
tunjangan kinerja. Sedangkan bagi Pemerintah Desa memang saat ini belum ada
dampak, namun tidak menutup kemungkinan akan berdampak pada penerimaan Dana
Desa/Alokasi Dana Desa. Demikian disampaikan oleh Inspektur Kabupaten Bantul
Hermawan Setiaji, SIP, MH pada acara Paparan Hasil Pengawasan dan Pemutakhiran
Data Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan Inspektorat Rabu (15/8) di Aula Inspektorat
Daerah Kabupaten Bantul. Hermawan Setiaji, SIP, MH juga menyampaikan bahwa
tujuan koordinasi ini antara lain :

1. Untuk meminimalisir temuan pemeriksaan dan atau temuan berulang. Untuk


mempertahankan opini WTP yang telah diraih sebanyak 6 kali oleh Pemerintah
Kabupaten Bantul, bahwa salah satunya adalah tidak sering terjadi adanya
temuan berulang. Sehingga temuan pemeriksaan yang terjadi di asalah satu unit
kerja jangan sampai terulang lagi di unit kerja yang lain.
2. Bahwa salah satu fungsi Inspektorat Daerah adalah sebagai penjamin
mutu (quality enssurance). Untuk itu Inspektorat Daerah siap mendampingi
OPD/unit kerja dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan, karena
sekarang ini intensitas/frekuensi pengawasan oleh Non APIP semakin
cepat/sering, antara lain : BPK, KPK dan APH lainnya.
3. Hasil pemutakhiran data tindaklanjut LHP BPK semester I Tahun 2018 yang
baru saja selesai, bahwa tingkat penyelesaian tindaklanjut LHP sebesar 81%
dari sebanyak 707 rekomendasi yang sudah sesuai sebanyak 572 rekomendasi
dan masih 133 yang belum sesuai (LHP tahun 2000 s.d. 2018). Hal ini akan
segera kita koordinasikan bersama OPD terkait agar tingkat penyelesaian
semakin meningkat.

Acara ini dihadiri oleh 13 Dinas di Kabupaten Bantul, 3 Badan di Kabupaten Bantul, 1
kantor di Kabupaten Bantul, 6 Bagian di  Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul,
Sekretariat DPRD Kabupaten Bantul, Satpol PP Kabupaten Bantul, 17 Kecamatan di
Kabupaten Bantul dan 35 Desa di Kabupaten Bantul.
Asisten Pemerintahan  Kabupaten Bantul Drs. Helmi Jamharis, MM juga hadir untuk
membuka acara secara resmi dan memberikan pengarahan sebagai berikut :

1. Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)

Tahun 2017, Inspektorat melaksanakan pemeriksaan reguler pada 48 obyek


pemeriksaan (obrik). 32 obrik diantaranya (66% nya) pemeriksaan kepada Desa
untuk melihat kinerja Desa dan pelaksanaan DD maupun ADD. Tahun 2018,
Program Pengawasan Inspektorat merencanakan untuk melaksanakan
pemeriksaan kepada 81 obrik diantaranya 14 Desa, Sekolah Dasar (SD), 9
Kecamatan dan OPD di Pemda Kabupaten Bantul.
       2. Hasil pemeriksaan terhadap Desa
Potret yang didapat atas hasil pemeriksaan terhadap Desa tahun 2017
diantaranya : kelebihan pembayaran velanja, dobel pembayaran, SPJ belum
lengkap/belum ada, dan pemungutan/penyetorat pajak tidak tertib. Hal tersebut
bagi Desa tentunya merupakan kondisi yang harus dibenahi, apa akar
permasalahannya, tentu Desa itu sendiri yang lebi mengetahui. Kalimat yang
dituangkan dalam sebuah LHP Inspektorat itu kalimat terbatas, tentu tidak dapat
menyajikan semua kejadian atau kondisi pelaksanaan kegiatan di sebuah obrik,
maka dalam pelaksanaan pemerieksan reguler oleh siapa saja (BPK, BPKP,
Inspektorat) dibolehkan untuk menggunakan metode sampling.
Untuk itu bagi masing – masing Desa atau OPD, untuk menggunakanSistem
Pengendalian Internal (SPI) mengacu pada PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP). Penyebab permasalahan itu harus
dihilangkan, misalnya dengan kegiatan semacam Diklat Bendahara tentang tata
cara pemungutan pajak, dan bendaharawan harus terus belajar untuk
meningkatkan pengetahuannya tentang pajak.
        3. Kewajiban menindaklanjuti rekomendasi LHP
Obrik mempunyai kewajiban untuk menindaklanjuti rekomendasi hasil
pemeriksaan selama 60 hari, sebagaimana yang telah diatur dalam UU No. 15
Tahun 2014, PP No. 60 Tahun 2008, Permenpan No. 9 Tahun 2009. Pemda
Kabupaten Bantul akan selalu mendorong penyelesaian tindaklanjut dalam
pemutakhiran data tindaklanjut hasil pemeriksaan secara berkala (semesteran).
Bagi OPD (Badan/Dinas/Kantor/Bagian dan Kecamatan) saat ini, penyelesaian
tindaklanjut menjadi salah satu unsur dalam penilaian Kinerja OPD yang akan
berpengaruh pada Tunjangan Kinerja. Menindaklanjuti temuan/rekomendasi
tidak harus menunggu 60 hari, lebih cepat lebih baik, apalagi temuan yang
bersifat material (yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah/Desa).
        4. Tindaklanjut LHP BPK
Penyelesaian tindaklanjut rekomendasi BPK, akan selalu dikoordinasikan oelh
Inspektorat Daerah, untuk itu bagi OPD/unit kerja yang masih memiliki
tunggakan penyelesaian tindaklanjut LHP BPK agar selalu berkomunikasi
dengan Inspektorat.
        5. Pendampingan KPK dan Pemeriksaan Aparat Penegak Hukum (APH)
Seiring kewenangan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Kabupaten, saat ini di Desa diberikan kewenangan untuk mengelola dana yang
begitu besar dalam bentuk DD/ADD. Pengawasannya juga semakin ketat dari
Inspektorat Kabupaten dan BPKP bahkan KPK saat ini melaksanakan
pendampingan monitoring dan evalausi kepada Pemerintah Kabupaten Bantul
termasuk pengelolaan DD/ADD. APH (Kepolisian dan Kejaksaan) tidak bisa
membiarkan begitu saja (tidak boleh tidak menindaklanjuti) aduan dari
masyarakat. Untuk itu khususnya dalam pengeloaan DD/ADD bagi Pemerintah
Desa agar dilaksanakan sebagaimana yang telah ditentukan.
        6. Tindaklanjut LHP Inspektorat
Hari ini, Inspektorat Daerah Kabupaten Bantul akan mengingatkan kepada kita
(OPD, Kecamatan dan Desa) bahwa kita semua masih mempunyai tunggakan
rekomendasi yang belum selesai. Maka penyelesaian tindaklanjut janganlah
ditunda – tunda karena kalau tidak segera diselesaikan akan disusul dengan
pemeriksaan berikutnya.
        7. Nilai AKIP
Kebijakan dan perintah Bapak Bupati Bantul, bahwa nilai AKIP Pemda
Kabupaten Bantul yang akan dievaluasi oleh KemenPAN tahun ini minimal A
(nilai minimal 80). Hasil AKIP OPD yang telah dievaluasi oleh Inspektorat Tahun
2018 atas AKIP OPD Tahun 2017 bahwa nilai AKIP
SETDA/SETWAN/Badan/Dinas sudah diatas 80, dari 17 kecamatan yang nilai
AKIP nya sudah diatas 80 ada 3 kecamatan (Banguntapan, Sewon, dan
Pundong). Untuk itu bagi kecamatan yang nilainya masih dibawah 80 untuk
melengkapi sesuai rekomendasi Inspektorat agar nanti apabila dievaluasi oleh
KemenPAN nilainya sudah diatas 80.
        8. Penutup
Hasil pemeriksaan dari berbagai lembaga pemeriksa, akan dijadikan bahan
pertimbangan pengambilan keputusan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul.

Anda mungkin juga menyukai