PENSERTIFI KATAN
TANAHWAK AF
Diterbitkan oleh :
DIREKTORAT JENDERAL BIMAS ISLAM DAN URUSAN HAJI
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1999/2000
KATA PENGANTAR
Wassalam
~~(:/
' · -~---~·..-·
Ill
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL
BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM
DAN URUSAN HAJI
J..._.....-;;;,~~~~~~!I
n ~ I. ...<?- 'I I .o.. .n,,)
~~
,...... ~ u--~
"""' cu.~.-,...,.,.
.,.. """"'
IV
DAFTAR lSI
vi
I. PENDAHULUAN
2
4. Instruksi Bersama Menteri Agama dan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun
1990 dan Nomor 24 Tahun 1990 tanggal 30
Nopember 1990 tentang Sertifikasi Tanah
Wakaf.
5. Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam dan Urusan Haji No. I 5 Tahun
1990.
II. IDENTIFIKASI
Ditemukan banyak masjid, mushalla, madrasah,
panti asuhan dan bangunan keagamaan Islam lainnya
yang dibangun di atas tanah yang belum jelas
statusnya. Karena itu _untuk kepastian status tanah
tersebut perlu dilakukan identifikasi dengan langkah/
usaha sebagai berikut :
I. Dilakukan penelitian ulang terhadap tanah yang
selama ini diidentifikasi sebagai tanah wakaf;
2. Men.gklasifikasikan hasil penelitian ulang
tersebut menurut status dan penggunaannya;
3. Mengusahakan bukti-bukti untuk memenuhi
persyaratan bagi tariah yang diidentifikasikan
sebagai tanah wakaf, guila pembuatan akta Ikrar
Wakaf/Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf(AIW/
APAIW) dan penerbitan sertifikat.
3
A. Tanah yang sudah ada sertifikat.
I. Persyaratan pembuatan Akta lkrar Wakaf.
(a) Sertifikat Hak Atas tanah.
(b) Surat Keterangan Kepala Desa/Lurah
yang diketahui Camat bahwa tanah
tersebut tidak dalam sengketa.
(c) Sural Keterangan Pendaftaran tanah
(SKPT) dari kantor Pertanahan Kabu-
paten/Kotamadya setempat.
2. Proses pembuatan akta ikrar wakaf.
(a) Caton Wakif harus datang dihadapan
Pejabat pembuat Akta lkrar Wakaf
(PPAIW) dengan membawa :
- Sertifikat Hak Atas Tanah serta surat-
surat lainnya sebagaimana yang
disebut pada huruf a sampai dengan
huruf c di atas.
(b) PPAIW melakukan hal-hal sebagai
berikut :
{I) meneliti kehendak caJon Wakif dan
tanah yang hendak diwakafkan.
(2) meneliti para Nadzir dengan
menggunakan formulir W.5 (bagi
Nadzir perorangan) atau W.5a (bagi
Nadzir Badan hokum).
(3) meneliti para saksi ikrar wakaf.
(4) menyaksikan pelaksanaan ikrar
wakaf.
(c) Caton Wakif mengikrarkan wakaf dengan
lisan, jelas dan tegas kepada Nadzir
dihadapan PPAIW dan para saksi,
kemudian dituangkan dalam bentuk
tertulis menurut bentuk formulir W.J.
4
(d) Calon Wakif yang tidak dapat datang
dihadapan persetujuan Kepala Kantor
Departemen Agama Kabupaten/Kota-
madya dan dibacakan kepada Nadzir
dihadapan PPAIW dan para saksi.
(e) PPAIW membuat Akta Ikrar Wakaf
dalam rangkap 3 (tiga) menurut bentuk
formulir W.2 dan salinannya rangkap 4
(empat) menurut bentuk formulir W.2a.
(I) lembar pertama disimpan;
(2) lembar kedua untuk keperluan pen-
daftaran di Kantor Pertanahan Kabu-
paten/Kotamadya setempat.;
(3) lembar ketiga dikirimkan kepada
pengadilan Agama setempat;
(4) salinan lembar pertama diserahkan
kepada Wakif;
(5) salinan lembar kedua diserahkan
kepada Nadzir;
(6) salinan lembar ketiga dikirim kepada
Kandepag;
(7) salinan lembar keempat dikirim kepa-
da Kepala Desa!Lurah setempat.
3. Pendaftaran dan Pencatatan Akta Ikrar
Wakaf.
a. PPAIW atas nama Nadzir berkewajiban
unt!Jk mengajukan permohonan pendaf-
taran pada Kantor Pertanahan Kabupaten/
Kotamadya setempat dengan menyerah-
kan:
(I) Sertifikat tanah yang bersangkutan;
(2) Akta Ikrar Wakaf; .
(3) Surat pengesahan dari KUA
5
Kecamatan setempat mengenai
Nadzir yang bersangkutan.
b. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/
Kotamadya setempat :
(I) Mencantumkan kata-kat<l "WAKAF"
·dengan huruf besar dibelakang nomor
hak milik tanah yang bersangkutan
pada Buku Tanah dan Sertifikatnya.
(2) Mencantumkan kata-kata :
"Diwakafkan untuk ...................... ..
berdasarkan Aida Ikrar Wakaf
PPAIW Kecamatan ............................. ..
tanggal .................. No .................... ..
pada halaman 3 (tiga) kolom sebab
perubahan dalam Buku Tanah dan
Sertifikatnya.
(3) Mencantumkan kata Nadzir, nama
Nadzir disertai kedudukannya pada
Buku Tanah dan Sertifikatnya.
Contoh: "Nadzir"
I. llham (Ketua)
2. Slamet (Sekretaris)
3. Usman (Bendahara)
6
tanah tersebut dan tidak dalam sengketa.
(c) Sural Keterangan Kepala Kantor Perta-
nahan Kabupaten/Kotamadya setempat
yang menyatakan Hak Alas Tanah itu
belum mempunyai sertifikat (Pasal 25
ayat4 PP. No. 10/1961).
2. Proses Pembuatan Akta Ikrar Wakaf.
Sarna halnya dengan huruf A angka 2 untuk
tanah yang sudah bersertifikat, dengan
keterangan bukti-bukti mengenai tanahnya
seperti dimaksud dalam huruf B angka I.
3. Pendaftaran Pencatatan lkrar Wakaf.
(a)PPAIW atas nama Nadzir berkewajiban
untuk mengajukan permohonan pendaf-
taran pada Kantor Pertanahan Kabupaten/
Kotamadya setempat dengan menyerah-
kan:
(I) Surat-surat pemilikan tanah (terma-
suk sural pernindahan hak, surat
keterangan wans, Girik dan lain-
lain).
(2) Akta Ikrar Wakaf;
(3) Sural pengesahan Nadzir.
(b)Apabila memenuhi persyaratan untuk
dikonversi, maka dapat dikonversi
langsung atas nama Wakif (PMPA. 2/
1962 jo SK. 26/DDA/1970).
(c)Apabila persyaratan untuk dikonversi
tidak di penuh i dapat d i proses mel a Iu i
prosedur pengakuan hak atas nama Wakif.
(d)Berdasarkan Akta Ikrar Wakaf dibalik
nama ke atas nama Nadzir.
7
(e) Bagi konversi yang dilaksanakan mela-
lui prosedur pengakuan hak penerbitan
sertifikatnya setelah diperoleh SK.
Pengakuan Hak atas nama Wakif.
Selanjutnya dilaksanakan pencatatan-
pencatatan seperti halnya yang disebut
huruf A angka 3 b (pasal 8 Permendagri
No. 611977).
C. Tanah yang belum ada haknya.
Tanah yang sudah berstatus tanah wakaf
(tanah yang sudah berfungsi sebagai tanah
wakaf, masyarakat dan Pemerintah Desa
setempat telah mengakui sebagai tanah wakaf,
sedangkan status tanahnya bukan milik adat
(tanah negara).
a. Wakif atau ahli warisnya masih ada dan
mempunyai sural bukti penguasaan/p engga-
rapan.
( I)Surat Keterangan Kepala Desa/Lurah
yang diketahui Camat disamping menje-
laskan tentang per-
(2)Surat Keterangan Pendaftaran Tanah
(SKPT) dari Kantor Pertanahan Kabu-
paten/Kotama dya setempat yang mene-
rangkan status tanah Negara tersebut
apabila sudah pernah terdaftar atau me-
nerangkan belum bersertifikat apabila
tanah Negara Jtu belum pernah terdaftar.
(3)Calon Wakif atau ahli waris datang
menghadap PPAIW untuk melaksanakan
Ikrar Wakaf selanjutnya untuk dibuatkan
8
Akta lkrar Wakaf (seperti halnya huruf
A angka 2).
(4)PPAIW mengajukan permohonan atas
nama Nadzir kepada Kakanwil Badan
Pertanahan Nasional Propinsi melalui
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/
Kotamadya setempat, dengan menyerah-
kart surat-surat bukti penguasaan/pengga-
rapan atas nama Wakif serta surat-surat
sebagaimana dimaksud dalam angka I
sampai dengan 3 tersebut di atas dan surat
pengesahan Nadzir.
(5) Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamad-
ya setempat memproses dan meneruskan
permohonan tersebut ke Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Propinsi.
(6)Setelah diterbitkan Surat Keputusan
Pemberian Hak Atas Tanah atas nama
nadzir Kepala Kantor Pertanahan Kabu-
paten/Kotamadya tersebut menerbitkan
sertifikat tanah wakaf.
b. Wakif atau ahli warisnya masih ada, tidak
mempunyai surat bukti penguasaan/pengga-
rapan.
(I) Surat Keterangan Kepala Desa/Lurah
yang diketahui Camat disamping menje-
laskan tentang perwakafan tanah tersebut
dan tidak dalam sengketa, juga menjelas-
kan kebenaran penguasaan/penggarapan
oleh caJon wakif.
(2)Proses selanjutnya sebagaimana tersebut
9
dalam huruf a angka 2 sampai dengan angka 7
di atas.
c. Wakif atau ahli warisnya tidak ada.
( I)Surat Keterangan tentang tanah (kalau
ada).
(2)Surat Kepala Desa/Lurah diketahui
Camat yang menerangkan tentang
perwakafan tanah tersebut serta tidak
dalam sengketa.
(3)Surat pernyataan tentang perwakafan
tanah dari orang-orang yang bersebelahan
dengan tanah tersebut.
(4)Nadzir atau Kepala Desa/Lurah mendaf-
tarkannya kepada KUA Kecamatan
setempat.
(5)Kepala KUA meneliti dan mengesahkan
Nadzir.
(6) Pembuat Akta Pengganti AIW.
(7)PPAIW atas nama Nadzir mengajukan
permohonan Hak Atas Tanah.
(8)Selanjutnya pemerosesan permohonan
hak, Sk Pemberian hak Atas Tanah dan
penerbitan sertifikat atas nama Nadzir.
10
(I) Nadzir harus mendaftarkan tanah wakaf me-
nurut bentuk W.O. kepada KUA Kecamatan
setempat.
(2)Apabila Nadzir yang bersangkutan tidak ada
maka wakif atau ahli warisnya, anak ketu-
runan Nadzir atau anggota masyarakat yang
mengetahuinya harus mendaftarkan kepada
KUA setempat.
(3)Apabila tidak ada orang yang mau mendaf-
tarkannya maka Kepala Desa/Lurah tempat
tanah tersebut harus mendaftarkannya kepada
. KUA Kecamatan setempat.
(4) Pendaftaran harus disertai :
(a) Surat keterangan tentang tanah kalau ada
(b) Surat keterangan Kepala Desa/Lurah
tentang perwakafan tanah tersebut menu-
rut bentuk W.K.
(c) Dua orang yang menyaksikan ikrar wakaf
pada waktu itu atau saksi-saksi istifadoh
(yang mengetahui atau mendengar me-
ngenai Perwakafan tersebut)
(d) Sural Keterangan Pendaftaran tanah.
Sural keterangan Kantor Pertanahan Ka-
bupaten/Kotamadya setempat apabila
tanah tersebut belum mempunyat
sertifikat.
II
(c) meneliti para saksi;
(d) menerima penyaksian tanah wakaf.
2. PPAIW membuat Akta Pengganti Akta lkrar
Wakaf dalam rangkap 1 (tiga) menurut
bentuk formulir W.3 dan salinannya rangkap
4 (empat) menurut bentuk formulir W3A
Lembar pertama disimpan. lembar-lembar
lainnya disampaikan kepada Wakif. Nadzir
dan lnstansi lainnya seperti halnya tersebut
pada III 2e.
12
mempunyai sertifikat (tanah milik adat/
negara).
(d)Akta Pengganti Akta lkrar Wakaf.
(e) Surat pengesahan Nadzir.
2. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota-
madya setempat melaksanakan :
(a) Pendaftaran dan pencatatan Akta
Pengganti Akta lkrar Wakaf apabila tanah
tersebut sudah mempunyai Sertifikat Hak
Milik menjadi atas nama nadzir.
(b) Melaksanakan konversi langsung at as
tanah bekas Hak Milik Adat atas nama
Wakif apabila persyaratan dipenuhi
Sertifikat Hak Milik diterbitkan atas
nama Wakif selanjutnya berdasarkan
Akta Pengganti Akta lkrar Wakaf didaftar
atas nama Nadzir.
(c) I. Memproses pengakuan hak langsung
atas nama Nadzir apabila tanah bekas
Hak Milik Adat tersebut, surat bukti
pemilikan tidak· lengkap/tidak meme
nuhi syarat untuk dikonversi langsung
dan meneruskan permohonan penga-
kuan hak tersehut kepada Kepala Kan-
tor Wilayah Badan Pertanahan Nasio-
nal Propinsi.
2. Menerbitkan Sertifikat Hak Milik atas
nama Nadzir setelah menerima Surat
Keputusan Pengakuan Hak Milik atas
nama Nadzir.
(d) I. Memproses permohonan Hak atas
nama apabila status tanahnya semula
adalah tanah negara dan meneruskan
13
permohonan hak tersebut kepada
Kepala Kantor Wilayah badan Perta-
nahan Nasional propinsi.
2. Menerbitkan Sertifikat Hak atas tanah
atas nama Nadzir setelah menerima
Surat Keputusan Pemberian Hak Milik
atas nama Nadzir.
V. PEMBIAYAAN
a. Apabila tanah wakaf berasal dari tanah sertifikat
hak milik, pendaftaran dan pencatatan berdasar-
kan Akta Ikrar Wakaf atau Akta Pengganti Akta
Ikrar Wakaf tidak dikenakan biaya, kecuali
apabila tanah wakaf tersebut merupakan
sebagian dari tanah sertifikat tanah hak milik
tersebut dikenakan biaya pemisahan dan biaya
pengganti cetak blanko/formulir.
b. Apabi Ia tanah wakaf berasal dari bekas hak
milik adat, dikenakan biaya proses konversi atau
proses pengakuan hak, biaya pendaftaran untuk
penerbitan sertifikat atas nama Wakif atau atas
nama Nadzir dan biaya pengganti cetak blanko/
formulir.
c. Apabila tanah wakaf tidak jelas statusnya,
dikenakan biaya proses permohonan hak, biaya
pendaftaran untuk penerbitan sertifikat atas
nama Nadzir dan biaya pengganti cetak blanko/
formulir.
d.· Biaya sebagai dimaksud dalam huruf b dan c di
atas, menggunakan tolok ukur satuan biaya
Prona.
14
VI. PELAKSANAAN TUGAS
16
C. Kepala KUA Kecamatan
I. Bekerjasama dengan pihak terkait dalam
usaha pendataan tanah wakaf.
2. Berusaha untuk segera membuat AIW/
APAIW setelah diyakini sebagai tanah
wakaf.
1. Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 3
bulan segera mengajukan pendaftaran tanaf
wakaf ke Kantor Pertanahan setempat setelah
semua persyaratan terpenuhi.
4. Bekerjasama dengan para Ulama dan tokoh
masyarakat.serta unsur terkait lainnya guna
memberikan penyuluhan kepada masyarakat
tentang maksud dan tujuan Pemerintah dalam
sertifikasi tanah wakaf.
5. Bekerjasama dengan para Ulama dan tokoh
masyarakat, serta unsur terkait dalam rangka
menggerakkan masyarakat untuk membiayai
penyelesaian sertifikat tanah wakaf, baik
langsung maupun tidak langsung.
6. Menerima laporan dari Nadzir tentang
diterimanya sertifikat dan mencatatnya dalam
Buku W.4 atau W.4a serta melaporkannya
kepada Kepala Kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kotamadya dengan formulir yang
berlaku sekurang-kurangnya 3 bulan sekali.
7. Melaporkan kepada Kepala Kantor Pertanah-
an setempat apabila ada penggantian Nadzir
dalam rangka batik nama pemegang sertifikal
tanahnya.
18
b. Delapan puluh hari diterimanya permo-
honan hak konversi, sertifikatnya sudah
diselesaikan dan diserahkan kepada
Nadzir.
c. Delapan puluh hari diterimanya permo-
honan hak/pengakuan, hak berkasnya
sudah disampaikan kepada Kepala kan-
tor Wilayah Badan Pertanahan nasional
Propinsi setempat.
d. Empat belas hari diterimanya permoho·n-
an pendaftaran Surat Keputusan kepala
kantor Wilayah Badan pertanahan Nasio-
nill Propinsi tentang pengakuan hak atau
pemberian hak, sertifikat tanahnya harus
sudah diselesaikan dan diserahkan kepada
Nadzir.
VII.SUMBER DANA
I. Pada dasarnya biaya sertifikasi tanah wakaf
menjadi tanggung jawab masyarakat.
2. Dalam rangka pelayanan kepada masyarakat
Pemerintah memberikan bantuan sebagai
pendorong untuk menggerakkan partisipasi aktif
masyarakat.
3. Dalam kaitan biaya sertifikasi tanah wakaf
tersebut diharapkan akan diperoleh dari :
a. Donatur (swadana murni) dari masyarakat.
b. Dana dari Nadzir.
c. Dana BAZIS.
d. Dana Infaq Rp. 1000,-
e. Dana BKM.
f. Dana APRD Tingkat I dan Tingkat II
19
g. Dana APBN.
h. Dana lain yang tidak mengikat.
VIII. PENUTUP
Demikianlah Petunjuk Pelaksanaan ini disusun
sebagai bagian dari upaya mempercepat proses sertifikasi
tanah wakaf dalam rangka mencapai target yang ditetapkan
dalam lnstruksi Bersama Menteri Agama dan kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 1990 dan nomor 24
Tahun 1990 tentang Sertifikasi Tanah Wakaf dan
menyelamatkan tanah wakaf sebagai aset umat Islam
dalam Pembangunan Nasional.
Namun demikian pencapaian t.1rget tersebut sangat
tergantung terutama kepada peran aktif para
pelaksanaannya pada Jajaran Departemen Agama dan
Badan Pertanahan Nasional.
20
INSTRUKSI
MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 15 TAHUN 1989
TENTANG
PEMBUATAN AKTA IKRAR WAKAF DAN
PERSERTIFIKATAN TANAH WAKAF
22
MENG INSTR {) KSIKA N
Kepada I. Kepala Kantor Wilayah
Departemen Agama Propinsi se In
donesia.
2. Kepala kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kodya se Indonesia.
3. Kepala Kantor Urusan Agama
Kecamatan se Indonesia.
Untuk:
Pertama Membentuk Tim Koordinasi
PenertibanTanah Wakaf di wilayahnya
masing-masing mulai tingkat Propinsi
sampai dengan Kabupaten/Kotamadya
dan Kecamatan yang terdiri dari unsur
Departemen Agama, Departemen
Dalam Negeri, badan Pertanahan, dan
instansi terkait, serta Majelis Ulama In
donesia setempat.
Kedua Tim bertugas mengkoordinasikan,
menyelenggarakan dan melaksanakan,
penertiban tanah wakaf di wilayah
masing-masing dengan upaya :
I. Menyelesaikan akta ikrar wakaf dan
pensertifikatan tanah wakaf
terhadap seluruh tanah wakaf yang
ada berdasar ketentuan-ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan pemerintah Nomor 28
tahun 1977.
2. Seluruh tanah wakaf sudah dapat
23
diselesaikan akta ikrar wakafnya
pada akhir Pelita Y.
3. Sertifikat tanah diselesaikan secant
bertahap sesuai dengan kemampuan
penyediaan anggaran belanja.
Ditetapkan di Jakarta
Pacta tanggal 12 Desember 1989
TEMBUSAN:
I. Menteri Dalam Negeri di Jakarta;
2·. Kepala Badan Pertanahan Nasional di Jakarta;
3. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I se Indonesia;
4. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pem-
bangunan;
5. Sekjen/Irjen/Para Dirjen/Kabalitbang/Para Staf
Ahli Menteri di lingkungan Departemen Agama;
6. Ketua Majelis ulama Indonesia di Jakarta;
24
7. Badan Pertanahan Nasional Wilayah Tingka~ I se
Indonesia;
8. Majelis Ulama Indonesia Tingkat I dan II se Indo-
nesia.
9. Bupati/Walikota Kepala Daerah Tingkat II se In-
donesia;
I 0. Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya se Indo-
nesia;
II. Carnal Kepala Wilayah se Indonesia;
12. Biro Hukum dan Humas bagian dokumentasi
Departemen Agama.
25
INSTRUKSI BERSAMA MENTERI AGAMA RI
DAN
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR 4 DAN 24 TAHUN 1990
TENTANG
SERTIFIKASI TANAH WAKAF
MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
DAN
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
27
dan Kepala Badan Pertanahan Na-
sional.
Mengingat I. Undang-undang Nomor 5 Tahun
1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria.
2. Peraturan Pemerintah Nom or I 0
Tahun 1961 tentang Pendaftaran
Tanah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 28
Tahun 1977 tentang Perwakafan
Tanah Milik.
4. Keputusan Presiden RI Nomor 44
Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Organisasi Departemen.
5. Keputusan Presiden Rl Nomor 15
Tahun 1984 tentang Susunan
Organisasi Departemen yang telah
diubah dan disempurnakan terakhir
dengan Keputusan Presiden Rl
Nomor 4 Tahun 1990.
6. Keputusan Presiden Rl Nomor 26
Tahun 1988 tentang Badan Perta-
nahan Nasional.
7. Instruksi Bersama Menteri Agama
dan Menteri Dalam Negeri Nomor
I Tahun 1978 dan nomor I Tahun
1978 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977
tentang Perwakafan Tanah Milik.
8. Keputusan Menteri Agama Nomor
18 Tahun 1975 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja
28
Dcpartemen Agama yang telah
diubah dan disempurnakan terakhir
dengan Keputusan Menteri Agama
Nomor 7'5 tahun 1984.
9. Keputusan Kepala badan Pertanah-
an Nasional Nomor II tahun 1988
tentang Susunan Organisasi Badan
Pertanahan Nasional.
IO.Instruksi Menteri Agama Nomor 15
tahun 1989 tentang Pembentukan
Tim Penertiban Tanah Wakaf di
Daerah.
MENGINSTRUKSIKAN :
Untuk :
Pertama Mengadakan koordinasi sebaik-baiknya
dalam penyelesaian sertifikat tanah
wakaf
Kedua Mengupayakan penyelesaian sertifikat
tanah wakaf tersebut selambat-
lambatnya pada akhir Pelita V.
29
Ketiga Menggunakan tolok ukur satuan biaya
Proyek Operasi Nasional Pertanahan
(PRONA) sebagai dasar pembiayaan
penyelesaian sertifikat tanah wakaf.
Keempat Merencanakan penyerahan secara
masal sertifikat tanah wakaf dalam
rangkaian acara hari ulang tahun
Undang-Undang Pokok Agraria ke 31
tanggal 24 September 1991 dan Hari
Amal Bakti Departemen Agama ke 46
tanggal 3 Januari 1992 yang penye-
rahannya akan dilakukan oleh Menteri
Agama RI dan Kepala Badan Pertana-
han Nasional.
Kelima Megintensifkan pengerahan dan
penggunaan dana untuk biaya serti-
fikasi tanah wakaf baik yang bersumber
dari APBN, APBD maupun dari masya-
rakat.
Keen am Melaporkan kepada Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Kepala Badan
Pertanahan Nasional dan Menteri
Agama RI apabila dalam sertifikasi
tanah wakaf tersebut mengalami
kesulitan/hambatan tentang pem-
biayaan, tenaga teknis, peralatan dan
kebutuhan lainnya.
Ketujuh lnstruksi ini supaya dilaksanakan
sebagai-mana mestinya dan setiap
tiga bulan melaporkan perkem-
bangannya kepada Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I, Kepala Badan Pertan-
ahan Nasional dan Menteri Agama RI.
30
Kedelapan lnstruksi ini mulai berlaku sejak
tanggal dikeluarkan.
Dikeluarkan di Jakarta
TEMBUSAN:
I. Pimpinan DPR Rl di Jakarta
2. Menteri Koordinator Eidang Kesejahteraan Rakyat
di Jakarta
3. Menteri Dalam Negeri di Jakarta
4. Menteri Keuangan di Jakarta
5. Menteri Sekretaris Negara di Jakarta
6. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I di seluruh In-
donesia
7. Para Pejahat Eselon I di Lingkungan Departemen
Agama dan Badan Pertanahan Nasional
31
32
KEPUTUSAN
DIREKTUR lJRUSAN AGAMA ISLAM
NOMOR 153 TAHUN 1998
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENYEMPURNAAN
BUKU-BUKU BIMBINGAN ZAWAIB
DIREKTUR URUSAN AGAMA ISLAM
33
ngan segala peruhahannya terakhir
Nomor 75 Tahun 1984;
2. Keputusan Mente.ri Agama Nomor
299 Tahun 1989 tentang Ura1an
Pekerjaan Ditjen Bimas Islam dan
Urusan Haji;
3. Keputusan Bersama Menteri Dalam
Negeri dan Menteri Agama Nomor
29 dan 4 7 Tahun 1991 ten tang
Pembinaan Badan Amil Zakat,
lnfaq dan Shadaqah;
4.1nstruksi Menteri Agama dan
Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 4 dan 24 Tahun 1990
tentang Sertifikat Tanah Wakaf;
5.1nstruksi Menteri Agama RI Nomor
2 Tahun 1984 tentang Gerakan
lnfaq Seribu Rupiah Dalam Bulan
Ramadhan.
Memperhatikan Petunjuk Dirjen Bimas Islam dan
Urusan Haji tanggal I Juni 1998.
Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR URUSAN
AGAMA ISLAM TENTANG PEM-
B ENTUKANTIM PENYEMPURNA-
AN BUKU-BUKU BIMBINGAN
ZAWAIB
Pertama Buku-buku yang akan disempurnakan
adalah :
I. Buku Pedoman Zakat 9 seri;
2. Buku Himpunan Peraturan Perwa-
kafan Tanah Milik;
34
3. Buku juklak Pensertifikatan Tanah
Milik;
4. Buku Juklak Pen:ontohan Zakat
Des a.
Kedua Tim bertugas :
I. Menginventarisir dan mengevalua-
si materi buku yang tidak sesuai
dengan perke.mbangan;
2. Menginventarisir dan mengevalua-
si peraturan perundang-undangan
yang tidak berlaku;
3. Menyusun kembali hasil evaluasi
tersebut dalam bentuk buku;
4. Melaporkan hasil kerja Tim.
Ketiga Biaya Tim Penyempurnaan Buku-buku
Bimbingan Zawaib sebesar
Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah)
dibebankan kepada dana Infaq Seribu
Rupiah.
Keempat Keputusan ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 17Junil998
35
TEMBUSAN:
I. Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji
2. Sekretaris dan Para Direktur di lingkungan Ditjen
Bimas Islam dan Urusan Haji;
3. Kepala Biro Keuangan Departemen Agama;
4. Inspektur Tl!g:as Umum pada Inspektorat jenderal
Departemen Agama Rl;
5. Kepala Bagian Penyusunan program dan peraturan
perundang-undangan Ditjen Bimas Islam dan
Urusan Haji.
36
LAMPIRAN KEPUTUSAN
DIREKTUR URUSAN AGAMA ISLAM
NOMOR 153 TAHUN 1998
TENTANG
SUSUNAN PERSONALIA TIM PENYEM
PURNAAN BUKU-BUKU BIMBINGAN
ZAWAIB
Ditetapkan di : Jakarta
Padatanggal : 17 Juni 1998
Direktur Urusan Agama Islam
37
V.l
00 TARIF SERTIFIKAT MELALUI PRONA UNTUK SATU BIDANG TANAH
(dalam rupiah)
~
Konversi Penegasan Pemberian
Tanah Hak Adat Tanah Hak Adat Tanah Negara
No.I
a Kota Desa Kota Kota Desa Kota
Sawah Rumah
Kota Desa
Sawah Rumah
J
1 I 2 3 4 5 6 7 8 9 I 10
I. IGOLONGAN EKONOMI LEMAH "goleklem" KMDN 220 TAHUN 1981
a. Pendaftaran Hak 1000 100 1000 1000 100 5000 5000 500
b. Srt. Ukur/Gbr. Situasi 1000 100 1000 1000 100 1000 1000 100
c. Formulir Sertifikai 800 800 800 800 800 800 800 800
d. Formulir lain-lain 700 700 700 700 700 700 700 700
e. Materai 25 25 25 25 25 25 25 25
f. Panitia A - - 1250 1250 1250 1250 1250 1250
g. Administrasi Kas Negara - - 1000 5000 1000 5000 10000 3000
h. Adm. Yys. Dana Land-
reform 1500
Jumlah 7875
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I I I I I I
II. GO LONGAN EKONOMI MAMPU "golekmpu" KMDN 226 T AHUN 1982
_ a. Biaya Goleklem 3525 1725 6275 12275 4475 16275 23775 7875
b. Biaya Operasional prop: prop: prop: prop: prop:
33550 7150 33550 33550 33550 33550 33550 7150
Kodya: Kodya: Kodya: Kodya: Kodya:
24750 24750 24750 24750 24750
Kab.: Kab.: Kab.: Kab.: Kab.:
15950 15950 15950 15950 15950