Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bandar Udara Teuku Cut Ali merupakan salah satu Penyedia Jasa Angkutan
Udara yang ada di Provinsi Aceh. Disebutkan dalam UU No 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan, bahwa “Bandar udara adalah kawasan di daratan atau perairan dengan
batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan
lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang dan tempat perpindahan
intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya”.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, pasal 7 ayat (2) bahwa Kuasa
Pengguna Barang Milik Negara berwenang dan bertanggung jawab :
a. mengajukan rencana kebutuhan Barang Milik Negara untuk lingkungan kantor
yang dipimpinnya kepada Pengguna Barang;
b. mengajukan permohonan penetapan status Penggunaan Barang Milik Negara
yang berada dalam penguasaannya kepada Pengguna Barang;
c. melakukan pencatatan dan Inventarisasi Barang Milik Negara yang berada
dalam penguasaannya;
d. menggunakan Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaannya untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi kantor yang dipimpinnya;
e. mengamankan dan memelihara Barang Milik Negara yang berada dalam
penguasaannya;
f. mengajukan usul Pemanfaatan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara
yang berada dalam penguasaannya kepada Pengguna Barang;
g. menyerahkan Barang Milik Negara yang tidak digunakan untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas dan fungsi kantor yang dipimpinnya dan sedang tidak
dimanfaatkan Pihak Lain, kepada Pengguna Barang;
h. mengajukan usul Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara yang
berada dalam penguasaannya kepada Pengguna Barang;
i. melakukan pengawasan dan pengendalian atas Penggunaan Barang Milik
Negara yang berada dalam penguasaannya; dan
j. menyusun dan menyampaikan laporan barang kuasa pengguna semesteran dan
laporan barang kuasa pengguna tahunan yang berada dalam penguasaannya
kepada Pengguna Barang
Kuasa Pengguna Barang untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab diatas
sangat diperlukan dokumen pendukung Aset Barang Milik Negara tersebut.
Dokumen pendukung BMN akan selalu diperlukan selama aset tersebut belum
dihapuskan. Dalam pelaksanaan sering terjadi kendala akibat tidak lengkapnya
dokumen pendukung yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
 Aplikasi yang ada dari Kementerian Keuangan hanya terbatas laporan BMN
tidak termasuk dokumen pendukung.
 Terbatasnya ruang penyimpanan arsip.
 Kesulitan identifikasi / inventarisasi BMN
 Masih mengandalkan dokumen cetak.
 Dokumen tidak tersusun rapi.
 Dokumen pendukung rusak karena waktu.
 Dokumen hilang
Dokumen pendukung BMN akan selalu diperlukan selama aset tersebut belum
dihapuskan.
1.2 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan yang dapat di
ambil antara lain:
1. Efisiensi Sumber Daya Manusia
2. Akuntabilitas Laporan Keuangan dapat terwujud.
3. Cikal bakal untuk pembuatan Sistem Informasi Kantor UPBU Teuku Cut Ali
1.3 Manfaat Penelitian
Dalam rancangan aksi perubahan ini, terdapat beberapa manfaat rancangan aksi
perubahan antara lain, yaitu:
1. Memudahkan dalam pencarian dokumen.
2. Pengamanan terhadap dokumen asli.
3. Penatausahaan BMN menjadi lebih mudah.
4. Penghematan anggaran untuk sarana dan prasana penyimpanan dokumen dan
penggandaan dokumen.
5. Kemudahan dalam pengelolaan, pemanfaatan, dan pengawasan barang Milik
Negara.
6. Penyajian data dukung BMN secara cepat dan akurat.
PROFIL KINERJA PELAYANAN

2.1 Pengertian Barang Milik Negara


Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 181/PMK.06/2016
tentang Penatausahaan Barang Milik Negara mendefinisikan Barang Milik Negara
adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan
Belanja Negara atau berasal dari peroleh lainnya yang sah.Barang yang dimaksud
berupa barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis, barang yang
diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak, barang yang diperoleh sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan atau barang yang diperoleh
berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
2.2 Deskripsi Aksi Perubahan
Digitalisasi dokumen pendukung / sumber dari dokumen cetak menjadi
dokumen digital. Data digital dikelompokkan menurut Nomor Urut Pendaftaran
(NUP) BMN yang didalamnya meliputi dokumen perencanaan, penganggaran,
perolehan, foto dokumentasi, dll.
Dari uraian diatas diketahui bahwa beberapa penyebab tidak terdokumentasi dan
terintegrasinya penatausahaan BMN dengan baik, yaitu:
1. Aset BMN tidak semua berada dalam satu lokasi.
2. Kurangnya kedisiplinan pegawai dalam penyusunan dokumen
3. Barang Milik Negara tidak dapat teridentifikasi.
4. Kesulitan mencari dokumen pendukung BMN
Dari permasalah tersebut, hal ini dapat mengakibatkan
1. Hilangnya dokumen-dokumen Barang Milik Negara dikarenakan seringnya
dilakukan penggandaan dokumen (scan) dokumen bisa hilang karena
seringnya terjadi kesalahan saat mengambil dokumen dan mengembalikan
dokumen pada tempat yang berbeda.
2. Pemborosan penggunaan ruang penyimpanan yang terbatas, hal ini akan
berbeda bila hasil pemeriksaan disimpan dalam bentuk digital yang lebih
hemat ruang.
3. Dalam Pelaksanaan penatausahaan akan membutuhkan waktu yang cukup
lama karena pelaksanaanya masih dilakukan secara manual serta analisa
dokumen Barang Milik Negara.
4. Kesulitan bagi stakeholder terkait untuk memperoleh data dan informasi hasil
barang milik negara yang dibutuhkan.
Dari permasalahan tersebut sangat jelas bahwa penatausahaan Barang Milik
Negara sangat diperlukan untuk mempermudah pegawai terkait saat mencari berkas,
penghematan kertas, dokumen asli tidak terganggu, serta dokumen bisa di bawa
kemana saja.
Untuk mendapatkan rencana solusi pemecahan masalah organisasi digunakan
analisa SWOT sebagai berikut:
STRENGTHS WEAKNESS
• Efisiensi penggunaan • Kurang kedisiplinan pegawai
anggaram dalam administrasi BMN
• Seluruh pegawai mampu • Aset BMN tidak semua berada
mengoperasikan dilokasi
komputer. • Barang milik negara tidak dapat
• Sarana kantor telah terindetivfkasi
memadai. • kurangnya kedisiplinan pegawai
• Dokumen mudah dalam penyusunan dokumen
dibawah.. .

OPPORTUNITIES STRATEGI SO : STRATEGI WO :


• Kemajuan
dibidang teknologi Pembuatan database a. Pembuatan SOP penataushaan BMN
informasi dokumen pendukung barang di UPBU Teuku Cut Ali
• Semakin milik negara secara digital. b. Penyusunan/pengelompokan database
berkembangnya dokumen pendukung
jaringan internet

THREATS STRATEGI ST : STRATEGI WT :


• Kerahaain
dokumen menjadi Pembagian tugas, wewenang Pengawasan pelaksanaan SOP
rawan dan tanggung jawab penatausahaan BMN.
• Virus computer pengelola BMN.
• Kerusakan
hardware

2.3 Nama Aksi Perubahan


Berdasarkan latar belakang dan analisa SWOT yang disusun, maka untuk
efisiensi peningkatan penatausahaan BMN, maka dengan ini penulis akan
mengembangkan sebuah Aplikasi dalam Aksi Perubahan dengan nama Efisiensi
penatausahaan BMN berbasis digital.
ANALISA MASALAH PELAYANAN

3.1 Output dan Outcome


a. Output
Adapun Output dari aksi Perubahan ini adalah sebagai berikut:
 Pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat
 Pekerjaan pada penatausahaan data BMN menjadi jelas dan terarah
 Dokumen BMN dapat lebih mudah dibawah
b. Outcome
Dalam aksi perubahan ini Adapun Outcome yang didapatkan adalah sebagai
berikut:
 Peningkatan kedisiplinan para pegawai.
 Segala dokumen yang dikekerjaan pegawai tidak menjadi rusak karena sering
digandakan.
 Efektifitas pekerjaan.
3.2 Ruang Lingkup Aksi Perubahan
a. Fokus
Efisiensi penatausahaan Barang Milik Negara berbasis digital adalah
pengumpulan data/dokumen yang diterapkan dengan memanfaatkan teknologi
sebagai piranti pendukung optimalisasi penatausahaan Barang Milik Negara
di Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Teuku Cut Ali. Sistem ini dibuat
sebagai bentuk dalam penatausahaan dokumen, dokumen-dokumen BMN
yang terdapat pada kantor mengambil tempat penyimpanan berkas yang cukup
luas, sementara untuk saat ini tempat penyimpanan berkas itu tidak begitu
banyak dan besar maka dari itu penulis ingin melalukan penataushaan BMN
dengan memanfaatkan digitalisasi diera seperti sekarang ini. Hal ini dapat
menghemat penggunaan kertas, serta dokumen-dokumen tidak akan rusak
karena di makan waktu dan karena sering digandakan.
b. Lokus
Perancangan aksi perubahan ini dilaksanakan oleh Kepala Bandar
Udara UPBU Teuku Cut Ali di Bandar Udara Teuku Cut Ali.

3.3 Isu Strategis


Pembenahan tata kelola aset negara ke arah yang tertib dan akuntabel menjadi
hal yang substansial ditengah usaha pemerintah untuk meningkatkan citra
pengelolaan keuangan negara yang baik melalui LKPP yang wajar tanpa
pengecualian (unqualified opinion). Peran vital dari kegiatan penertiban BMN
tersebut di atas, adalah diharapkan mampu memberikan gambaran kondisi sekarang
berapa besar nilai seluruh aset negara, baik itu yang bersumber dari APBN maupun
dari sumber perolehan lainnya yang sah, serta disamping itu ketersediaan
adanya database BMN yang komprehensif dan akurat dapat terwujud.
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

4.1 Solusi Inovasi


Dengan digitalisasi dokumen diharapkan pengelolaan BMN lebih murah,
informatif, akuntabel dan efisien.
4.2 Rencana Tahapan Aksi Perubahan
Dalam penyusunan rencana tahapan aksi perubahan, digunakan pendekatan
POAC yaitu prinsip manajemen organisasi yang meliputi Planning, Organizing,
Actuating, dan Controlling. Rencana tahapan aksi perubahan diidentifikasi sebagai
berikut:
a. Planning
1. Identifikasi stakeholder dan sumber daya pelaksanaan aksi perubahan.
2. Penyusunan rencana kegiatan aksi perubahan.
b. Organizing
1. Pembentukan Tim Efektif.
2. Penyusunan SOP
c. Actuating
1. Menyusun desain dan struktur.
2. Melakukan ujicoba.
3. Melakukan presentasi aplikasi kepada stakeholder terkait untuk
mendapatkan masukan dan perbaikan,
4. Melakukan input data.
d. Controlling
1. Memverifikasi setiap dokumen sesuai dengan Nomor Urut Pendaftaran
(NUP).
2. Pemantauan setiap proses input dokumen oleh anggota tim efektif.
4.3 Tahapan Kegiatan
Untuk dapat mewujudkan gagasan Efisiensi peningkatan penatausahaan bmn
berbasis digital diperlukan tahapan pencapaian target yang dirumuskan sebagai

Gambar 4. 1
berikut
Rincian Tahapan Perubahan Strategis disusun berdasarkan tujuan jangka
pendek jangka menengah dan jangka Panjang yang ingin dicapai dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
TABEL 4.1
TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT
0 sd 2 bulan - Melakukan koordinasi 1. SK Tim Pelaksana
PEMBENTUKAN TIM besama kegiatan
- Penetapan SK tim 2. Dokumentasi kegiatan
efektif
2 sd 6 bulan - Koordinasi dengan 1. Dokumentasi kegiatan
MEMBANGUN DAN Tim dalam merancang
MERANCANG SISTEJ sistem 2. Rancangan sistem
PENATAUSAHAAN - Koordinasi dengan
DOKUMEN BMN mentor terkait
rancangan desain
system
- Melakukan koordinasi
dengan Stakeholder
- Melakukan uji coba
6 bulan sd 1 tahun - Koordinasi dan 1. Laporan evaluasi
SOSIALISASI, konsolidasi persiapan
sistem.
LAUNCHING, sosialisasi dan
MONITORING DAN launching dengan 2. Dokumentasi
EVALUASI seluruh Tim
kegiatan.
- Sosialisasi dan
launching sistem

4.4 Sumber Daya (STAKEHOLDER)


Secara garis besar, stakeholder yang berkaitan dalam rancangan aksi perubahan
ini terbagi dalam dua bagian yaitu stakeholder internal dan stakeholder eksternal dan
dapat ditunjukan keterkaitannya didalam Net Map berupa analisis Social Network
yang menjelaskan keterhubungan antar masing-masing individu didalam aksi
perubahan ini. Berikut dibawah ini gambar dan keterangan dari pola komunikasi dan
koordinasi antar stakeholder didalam aksi perubahan.

Gambar 4. 2 NET MAP STAKEHOLDER


Dari gambar di atas, rincian peran serta analisis pembagian stakeholder internal
dan eksternal disajikan sesuai tabel di bawah ini:
1. INTERN
N STAKEHOLDER PERAN DUKUNGAN ANALISIS NILAI
O
INTERNAL
1 KOORDINATOR URUSAN Penatausahaan +/- promoters ***
TATA USAHA
barang milik
negara

2 PEJABAT PEMBUAT Penerima + latents *****


KOMITMEN
manfaat

3 BENDAHARA Penerima + latents *****


PENGELUARAN/PENERIMAAN
manfaat

4 PEGAWAI OPERASIONAL Pengguna + defenders ***


UPBU TCA
BMN

5 KASATPEL SYEKH HAMSAH Pengguna + promoters ***


FANSHURI
BMN

6 PEGAWAI SHF Pengguna + defenders ***


BMN

EXTERNAL
1 KEPALA BAGIAN KEUANGAN Tempat + latens ***
konsultasi
bidang
Ppenatausahaan
BMN

2 KORAMIL PASIE RAJA Pengamanan +/- Apathetics **


BMN

3 POLSEK PASIE RAJA Pengamanan +/- Apathetics **


BMN

4 KEPALA STASIUN GEOFISIKA Pengguna BMN +/- Apathetics ***


TAPAK TUAN

5 KPKNL Pembuat +/- Apathetics *


kebijakan

Keterangan: tanda “+” berarti mendukung; tanda “-“ berarti menentang

Berdasarkan jenis stakeholders diatas, keterlibatan dari peran masing-masing


dalam proyek perubahan ini dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kuadran dalam
Peta stakeholder sebagai berikut:

Gambar 4. 3 peta stakeholder


Dari uraian masing-masing kelompok stakeholders sebagaimana disampaikan
diatas maka dapat diuraikan sebagai berikut:
KATEGORI STRATEGI
Promoters adalah pihak-pihak yang Selalu membangun komunikasi dan
akan mendukung secara positif demi koordinasi yang efektif dengan tim
keberhasilan proyek perubahan. efektif
Pihak-pihak tersebut mempunyai
pengaruh yang kuat sekaligus
kepentingan yang tinggi (high power
high interest).
 Bagian Tata Usaha
 Kasatpel SHF
Latents adalah pihak-pihak yang Tunjukkan bagaimana aksi perubahan
mempunyai ketertarikan yang rendah memiliki efek positif terhadap isu yang
terhadap keberhasilan aksi perubahan menjadi perhatiannya
namun di sisi lain pengaruhnya
terhadap pihak lain dan keberhasilan
sangat kuat mengingat secara
struktural memegang fungsi teknis
yang menjadi kewenangannya di
masing- masing unit kerja (high
power low interest).
 Pejabat pembuat komitmen
 Bendahara pengeluaran/penerimaan
 Kepala stasiun geofisika
Defenders adalah pihak yang 1. Menyampaikan informasi terkait
memiliki pengaruh keberhasilan aksi perubahan pada saat rapat.
proyek perubahan sangat kecil (low 2. Membangun komunikasi yang baik
power) meskipun memiliki dan efektif.
ketertarikan yang tinggi (high
interest).
 Pegawai operasional UPBU TCA
Apethetics adalah pihak yang 1. Mensosialisasikan rencana aksi
memiliki ketertarikan yang rendah perubahan.
(low interest) dan kekuatan yang kecil 2. Meyakinkan bahwa aksi perubahan
(low power) terhadap keberhasilan akan bermanfaat terhadap
proyek peningkatan pelayanan yang akan
 koramil pasie raja dilakukan.
 polsek pasie raja
 kepala stasiun geofisika tapak tuan
 kpknl
4.5 Manajemen Pengendalian Mutu Pekerjaan
Berhasil atau gagalnya sebuah proyek sangat bergantung pada peran
pengendalian dan pengawasan. Sebuah proyek yang sedang berjalan pasti akan
mengalami penyimpangan atau perbedaan dari rencana yang sudah ditetapkan.
Disinilah dibutuhkan campur tangan pengendalian dan pengawasan proyek.
Ada pun metode yang bisa digunakan untuk mengendalikan mutu suatu proyek bisa
disesuaikan dengan jenis proyek dan kualitas yang diinginkan. Secara umum, ada 3
metode yang sering dipakai dalam pengendalian mutu suatu proyek.
1. Pemeriksaan dan Pengkajian
Pemeriksaan dan pengkajian dilakukan terhadap cara penatausahaan
BMN yang berbasis digital.
2. Inspeksi dan Pemeriksaan Peralatan
Melakukan pemeriksaan dan melakukan uji coba untuk memastikan
peralatan-peralatan yang digunakan dalam proyek bisa berfungsi dengan baik.
Pemeriksaan bisa dilakukan saat peralatan baru saja diterima dari hasil
pembelian. Pemeriksaan juga perlu dilakukan ketika instalasi peralatan sedang
dikerjakan dan setelah instalasi selesai.
3. Melakukan Pengujian Dengan Sampling
Pengujian dengan sampling dapat dilakukan untuk memastikan
kualitas peralatan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pengujian
dengan sampling perlu dilakukan dengan berpegang pada beberapa prinsip
yakni tepat waktu, efektif dan efisien.
Pengujian sampling harus dilakukan tepat waktu supaya hasilnya bisa
dimanfaatkan dengan maksimal untuk memberikan masukan-masukan bagi perbaikan
kualitas proyek. Pengujian sampling harus dikerjakan dengan efektif dan efisien baik
dari metode maupun instrumen yang digunakan supaya bisa mencapai titik-titik
penting yang dapat memberikan gambaran umum pencapaian pelaksanaan proyek.
Pengujian sampling tersebut harus bisa dipertanggungjawabkan secara jujur dan
objektif, karena itu harus jelas pula metode yang digunakan, titik uji sampling yang
diambil dan sasaran uji sampling.

Anda mungkin juga menyukai