Anda di halaman 1dari 3

Eldanisa Aisyarani Hansa

Angkatan XVIII (Kel.3)

ISU AKTUAL PADA DINAS KETAHANAN PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN


KOTA TANGERANG SELATAN

Upaya pemerintah untuk mendorong pelayanan publik yang berkualitas dilakukan salah satunya dengan
cara memaksimalkan inovasi pelayanan publik di daerah-daerah. Namun, dalam prosesnya, masih banyak
ditemukan isu yang menjadi masalah dan hambatan. Salah satunya yang terjadi pada Dinas Ketahanan
Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Tangerang Selatan yang terbagi menjadi 4 bidang yaitu,
Sekretariat (sub bagian umum, sub bagian perencanaan dan sub bagian keuangan), Bidang Ketahanan
Pangan, Bidang Pertanian, dan Bidang Perikanan.

I. Identifikasi Masalah
Tulisan ini mengangkat empat isu aktual yang terjadi pada sub bagian keuangan. Latar belakang
pemilihan empat isu ini adalah permasalahan yang ditimbulkannya akibat isu tersebut cukup
berpengaruh terhadap efektivitas dan efisiensi sub bagian keuangan dalam menyelesaikan tugas dan
pekerjaan. Adapun isu aktual tersebut adalah sebagai berikut:
1. Belum optimalnya peran verifikator berkas SPJ kegiatan
Untuk memeriksa kebeneran dan kelengkapan data pada berkas SPJ dibutuhkan verifikator yang
cermat dan teliti. Namun, verifikator berkas SPJ kegiatan sub bagian Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan Kota Tangerang Selatan masih terpusat pada dua sampai tiga orang saja.
Padahal sub bagian keuangan memiliki anggota sebanyak 6 orang. Ketimpangan dan
ketidakadilan tersebut menyebabkan kurang optimalnya proses verifikasi berkas SPJ kegiatan.
Selain itu, kompetensi dan keahlian yang dimiliki oleh masing-masing pegawai berbeda. Hal
tersebut mengakibatkan tugas terus-menerus dibebankan kepada orang yang sama dan pegawai
lain yang tidak memiliki beban pekerjaan merasa dirinya bebas bekerja sesuka hati. Apabila
proses verifikasi berkas SPJ kegiatan tidak dilakukan secara optimal, proses verifikasi akan
membutuhkan waktu yang lebih lama dan alur berkas akan menjadi terhambat. Selain itu akan
tercipta rasa kecemburuan akibat timpangnya beban kerja yang diberikan.
2. Kurangnya efektivitas SOP verifikasi berkas SPJ kegiatan
Dalam proses pengajuan berkas SPJ keuangan terdapat alur yang harus diperhatikan. Pemeriksaan
/verifikasi kuitansi dan nota sesuai nota dinas dan penerbitan kartu verifikasi oleh tim keuangan
pada hari Senin-Rabu pukul 08:00-14:00 WIB akan dilakukan jika berkas lengkap. Banyaknya
bidang yang hanya ingin mengecek kebenaran kuitansi tanpa disertai berkas yang lengkap karena
alasan pembuatan RPP dilakukan diawal dan agar tidak terjadi kesalahan membuat proses
verifikasi menjadi berulang dan tidak efektif. Akibatnya, banyak kesalahan yang terus menerus
terjadi karena berkas yang di cek tidak lengkap dan selalu disusulkan diakhir. Berkas SPJ kegiatan
pun berputar-putar dari bagian keungan ke bidang dan begitu pula selanjutnya. Selain itu, kartu
verifikasi juga tidak efisien karena kurang terinci dan tidak dibagi menurut jenis kegiatan sehingga
bagian yang salah sebelumnya tidak dapat terdeteksi.
3. Tertundanya pembuatan E-billing dan bukti pajak daerah
Bendahara pengeluaran memerlukan E-billing sebagai dasar pembayaran pajak secara online.
Bidang yang hendak membuat E-billing untuk pemotongan pajak saat proses pencairan dana
kegiatan terlebih dahulu wajib mengisi jenis belanja, nominal belanja, nama penyedia, dan
sebagainya pada sheet yang terdapat pada link khusus. Akan tetapi, pada praktiknya para pegawai
masih banyak yang tidak disiplin dalam mengisi sheet baik berupa kelengkapan data maupun
waktu pengisian yang seenaknya. Terdapat beberapa pegawai yang melakukan pengisian sheet
pada akhir jam kerja dan meminta E-billing diterbitkan pada hari yang sama padahal data yang
diberikan belum lengkap. Hal yang sama terjadi pada penerbitan pajak daerah yang memerlukan
scan nota untuk membuat bukti pembayaran pajak.
4. Kegagalan sistem pembayaran melalui IBC BJB akibat koneksi yang buruk
IBC (Internet Banking Corporate) merupakan layanan elektronik banking yang dapat digunakan
oleh SKPD agar dapat melakukan transaksi keuangan kapan saja dengan cepat, mudah, tepat dan
aman selama mempunyai jaringan internet. Namun, koneksi yang dimiliki oleh Dinas Ketahanan
Pangan, Pertanian dan Perikanan masih kurang memadai serta kondisi PC yang kurang
mendukung. Selain itu, sub bagian keuangan tidak memiliki anggaran untuk pegadaan jaringan
sendiri. Hal tersebut mengakibatkan proses pembayaran melalui IBC BJB menjadi terhambat
karena harus dilakukan dalam satu waktu dengan koneksi yang stabil.
II. Data dan Fakta
1. Belum optimalnya peran verifikator berkas SPJ kegiatan dibuktikan melalui fakta yang telah
dipaparkan pada bagian identifikasi masalah dan juga lampiran foto lembar verifikasi berkas SPJ
kegiatan. Pada lembar tersebut terdapat nama verifikator (pemeriksa) yang melakukan
pemeriksaan. Mayoritas semua proses verifikasi hanya dilakukan oleh tiga verifikator dengan
jumlah berkas yang cukup banyak setiap harinya.

2. Kurangnya efektivitas SOP verifikasi berkas SPJ kegiatan dibuktikan melalui sheet alur SPJ pada
google drive agar para pegawai dapat memantau sudah sejauh mana proses verifikasi berkas yang
dilakukan. Selain itu, kurangnya efektivitas SOP verifikasi berkas dapat dilihat melalui lembar
verifikasi yang memuat uraian/keterangan/perbaikan.
3. Tertundanya pembuatan E-billing dan bukti pajak daerah dibuktikan melalui contoh pengisian
tabel pada google sheet yang tidak lengkap. Kosongnya NPWP mengakibatkan tarif pajak yang
dikenakan tidak dapat ditentukan. Sedangkan nama toko yang tidak lengkap menyebabkan
pembuatan pajak daerah menjadi tertunda.

NPWP TOKO Nama Toko Kegiatan Sub Kegiatan Nama Belanja Nilai Belanja
00.000.000.0.000.000 Administrasi Umum Penyediaan Peralatan Belanja Makan Minum 2.500.000
Vet 123 Penyuluhuhan Pertanian Peningkatan Prasarana Belanja Persediaan 3.150.000

4. Kegagalan sistem pembayaran melalui IBC BJB akibat koneksi yang buruk dibuktikan melalui
fakta yang telah dipaparkan pada bagian identifikasi masalah.
III. Penyebab dan Dampak
a. Masih banyak SDM di Dinas Ketahanan Pangan khususnya sub bagian keuangan yang tidak
memiliki kompetensi. Banyak pegawai yang kurang mampu menjalankan tugas dan fungsinya
dalam birokrasi karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan untuk memahami peraturan,
ketidaktepatan tindakan, ketidaktelitian, tindakan yang tidak produktif, mutu hasil pekerjaan yang
rendah, dan tidak adanya kemampuan untuk terus belajar meningkatkan potensi diri. Kehadiran
SDM yang kurang kompeten dan kinerja yang rendah pada pemerintah daerah berdampak pada
ketimpangan beban pekerjaan antar pegawai yang membuat proses penyelesaian pekerjaan
membutuhkan waktu yang lebih lama.
b. Sarana dan prasarana yang belum memadai berupa minimnya akses jaringan internet dan kondisi
PC bagian keuangan yang lambat menyebabkan pekerjaan menjadi terhambat seperti proses
transfer dana. Di era modern yang semakin berkembang sudah sewajarnya setiap SKPD memiliki
jaringan internet yang memadai karena hampir setiap lini kehidupan membutuhkan jaringan
internet terutama pegawai pemerintah daerah sebagai pelayan masyarakat.
c. Regulasi dan kebijakan keuangan terkait SOP verifikasi SPJ kegiatan masih belum dipahami oleh
seluruh pegawai. Dampaknya duplikasi proses menyebabkan keselahan berkas kembali berulang.
IV. Rekomendasi penyelesaian
a. Peningkatan kapasitas, kompetensi dan SDM bagi para pejabat dan staf melalui bimbingan teknis
sesuai tupoksi masing-masing secara berkala. Selain itu, pemilihan calon pegawai yang akan
bekerja pada pemerintah daerah harus dilakukan lebih selektif dan mengedepankan kemampuan
yang dimiliki.
b. Anggaran yang dialokasikan kepada masing-masing bagian pada dinas harus diberikan secara adil
sesuai dengan tupoksi yang harus dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya. Seharusnya
anggaran dapat dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih krusial karena sub bagian keuangan
berperan penting dalam proses pencairan dana belanja dan pembayaran gaji pegawai.
c. Menciptakan sistem yang lebih efisien terkait proses verifikasi berkas SPJ agar meminimalisir
kesalahan yang terjadi. Kartu verifikasi juga harus dibuat lebih rinci dan terorganisir agar dapat
memuat seluruh informasi yang diperlukan dengan jelas.
d. Kedisiplinan dan tanggung-jawab pegawai perlu ditingkatkan agar setiap pegawai sadar akan
kewajibannya untuk menyelesaikan setiap pekerjan dengan sungguh-sungguh.

Anda mungkin juga menyukai