Anda di halaman 1dari 5

1) Isu Ke-1 : Belum adanya database penataan arsip dokumen pembayaran di bagian

keuangan LPP RRI Batam


Dalam UU No. 5 Tahun 2014 disebutkan bahwa profesi Aparatur Sipil Negara (ASN)
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku yang bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Salah satu kode etik tersebut adalah melaksanakan tugas dengan jujur,
bertanggungjawab dan berintegritas tinggi.Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut sebagai bentuk
perwujudan tanggung jawabnya adalah untuk menyusun arsip dokumen pembayaran.Di lingkungan
RRI Batam penyusunan arsip ini sudah dilakukan. Namun, belum adanya database menyebabkan
penyimpanan arsip masih memiliki kendala. Bukti-bukti dokumen pembayaran hanya discan dan
disimpan di perangkat komputer saja tanpa dibuatkan database terintegrasi. Tentunya hal ini akan
berdampak sulitnya untuk mencari data dokumen pembayaran jika belum dikelompokkan sesuai
bulan dan tanggal  yang tidak bisa dicari secara cepat dan tepat. Hal tersebut menyebabkan akan
terhambatnya pekerjaan serta dampak buruknya itu arsip hilang dan adanya pencurian data oleh
pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Sehingga ini memerlukan database untuk pengumpulan
arsip dokumen pembayaran tersebut yang mampu menunjang produktivitas pekerjaan yang
dilakukan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam isu ini adalah pegawai keuangan yang mengelola keuangan
seperti Bendahara, Verifikator, dan Penyusun Laporan Keuangan, yang mengharuskan untuk
mengelola arsip terkait bukti pendukung terjadinya proses pengeluaran uang. Kemudian stakeholder
yang berhubungan dengan isu ini adalah Kepala LPP RRI Batam dan Kepala Bagian Tata Usaha
yang memiliki wewenang untuk mengelola dan mengambil keputusan, selanjutnya yang terlibat
dalam arsip dokumen pembayaran ini adalah bagian pemeriksa seperti Satuan Pengendali Intern
(SPI) serta BPK yang berhubungan erat dengan arsip dokumen pembayaran pada saat melakukan
pemeriksaan. Berikut Gambar 3.3 berkas Dokumen Pembayaran yang harus dibuatkan database
pengarsipan dokumen.

Gambar 3.3 Berkas Dokumen Pembayaran LPP RRI Batam


2) Isu Ke-2 : Kurangnya Pengarsipan berkas perpajakan
Pengelolaan kearsipan pada dasarnya merupakan salah satu kegiatan yang ditujukan
untuk mengelola segala dokumen-dokumen yang ada dalam suatu organisasi atau instansi yang
dapat digunakan sebagai penunjang aktivitas organisasi tersebut dalam mencapai
tujuannya.Terkait dengan pengelolaan kearsipan di Indonesia diatur dalam Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.Arsip dokumen merupakan hal
yang penting dikelola dan disimpan dengan baik agar tidak rusak dan mudah hilang serta agar
lebih rapi dan ketika diperlukan lebih mudah untuk dicari.kearsipan. Bentuk arsip dokumen
adalah dalam kertas yang dikumpulkan dalam satu map dokumen plastik dan dokumen hanya di
catat pada buku agenda berisi nomor surat masuk dan keluar, berisi tentang apa dan ditujukan
kepada siapa.
Kewajiban pembayaran dan pelaporan pajak bukan hanya menjadi tanggung jawab wajib
masyarakat umum tetapi juga menjadi kewajiban di instansi pemerintahan. RRI juga melakukan
kewajiban pajak tersebut.Tetapi dalam pengarsipan berkas pajak sendiri belum maksimal dalam
pengarsipan berkas keuangan, bisa dilihat dari tidak adanya rekapan pajak di setiap bulannya dan
berkas pembayaran pajak yang hilang dan tidak ada tempat untuk menyimpan berkas yang sudah
selesai diidentifikasi dan sudah dilaporkan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam isu ini adalah pegawai keuangan yang mengelola
keuangan seperti Bendahara dan verifikator pajak, verifikator keuangan dimana berkas pajak
nanti harus mereka arsipkan di BKU. . Kemudian stakeholder yang berhubungan dengan isu ini
adalah Kepala LPP RRI Batam dan Kepala Bagian Tata Usaha yang memiliki wewenang untuk
mengelola dan mengambil keputusan, selanjutnya yang terlibat dalam pemahaman pajak ini
adalah bagian pemeriksa seperti Satuan Pengendali Intern (SPI) serta pemeriksa dari Kantor
Pelayanan Pajak ( KPP ).
Berikut Gambar 3.3 melampirkan hasil informasi dengan bagian Keuangan LPP RRI
Batam yang menyatakan belum adanya data pengarsipan pajak di bagian keuangan LPP RRI
Batam
Bukti WhatsApp Bagian Keuangan
3) Isu Ke-3 : Belum adanya digitalisasi pertanggung jawaban dokumen SPPD
Menurut PMK No. 113/PMK.05/2012 Perjalanan Dinas Dalam Negeri yang selanjutnya
disebut Perjalanan Dinas adalah perjalanan ke luar tempat kedudukan yang dilakukan dalam
wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan negara. Dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, ASN tidak hanya melaksanakan tugas dan fungsi di tempat kedudukannya saja
melainkan juga melaksanakan tugas yang diberikan ke luar tempat kedudukannya. Pengelolaan
perjalanan dinas ini merupakan salah satu jenis kegiatan yang menjadi pembebanan pada
anggaran belanja negara. Maka dari itu pertanggungjawaban atas pengelolaan perjalanan dinas
merupakan komponen penting dalam pelaporan akuntabilitas keuangan unit kerja.
Proses pencatatan, penatausahaan dan pertanggungjawaban anggaran perjalanan dinas
yang dilakukan di unit kerja RRI Batam ini masih manual. Sehingga, hal ini berdampak pada
proses administrasi keuangan menjadi kurang efektif dan efisien dan rentan mengalami
kehilangan. Apabila tidak ada terobosan baru yang dilakukan, maka hal tersebut dapat
menyebabkan dampak kepada beberapa pihak. Sebagaimana diketahui bahwa dokumen-dokumen
pertanggungjawaban khususnya dokumen perjalanan tentunya membutuhkan penyimpanan yang
baik, di LPP RRI selain masih manual, berkas pertanggungjawaban perjalanan dinas juga kerap
hilang, penyimpanan secara konvensional pada saat ini sudah tidak efisien karena kertas dokumen
memiliki batas usia. Pada saatnya, dokumen fisik dipastikan akan rusak dan akan menyulitkan
proses pemeriksaan yang dilakukan pihak luar.
Seiring dengan perkembangan teknologi, penyimpanan dokumen dalam hal ini dokumen
Belanja Perjalanan Dinas pun turut mengalami kemajuan yaitu dengan adanya penyimpanan
dokumen secara digital. Penyimpanan secara digital merupakan proses perubahan penyimpanan
dokumen yang tadinya disimpan secara fisik kemudian berubah menjadi penyimpanan secara
digital.
Dokumen Belanja Perjalanan Dinas di LPP RRI Batam, merupakan dokumen yang penting
karena dokumen tersebut menjadi salah satu bukti bahwa kegiatan sudah terlaksana dan sudah
diajukan untuk proses pencairan dana. Dokumen Belanja Perjalanan Dinas juga menjadi dokumen
pendukung dalam perhitungan capaian kinerja instansi. Oleh karena itu diperlukan adanya
digitalisasi dokumen khususnya untuk dokumen Belanja Perjalanan Dinas yang kemudian akan
disimpan menggunakan media penyimpanan Google Drive. Google drive merupakan
penyimpanan berbasis internet dengan kapasitas 15 gigabyte yang dapat dimanfaatkan secara
tidak berbayar. File yang tersimpan dalam Google Drive dapat kita akses sewaktu-waktu, baik
dari rumah maupun kantor selama ada sambungan internet, baik dari komputer kantor hingga
handphone pribadi kita. Apabila suatu saat computer atau handphone mengalami kerusakan, data
yang telah disimpan pada Google Drive tidak mengalami perubahan karena data dapat diakses
melalui perangkat lain.
Pihak-pihak yang terlibat dalam isu ini adalah pegawai keuangan yang mengelola
keuangan seperti Bendahara, Verifikator, dan Penyusun Laporan Keuangan, yang mengharuskan
untuk mengelola arsip terkait bukti pendukung terjadinya proses pengeluaran uang. Kemudian
stakeholder yang berhubungan dengan isu ini adalah Kepala LPP RRI Batam dan Kepala Bagian
Tata Usaha yang memiliki wewenang untuk mengelola dan mengambil keputusan. Berikut
Gambar 3.3 melampirkan hasil informasi pemeriksaan bagian Keuangan LPP RRI Batam yang
menyatakan masih terdapat kekurangan bukti-bukti pertanggung jawaban perjalanan dinas yang
belum lengkap.

Anda mungkin juga menyukai