Anda di halaman 1dari 8

TUGAS ANALISIS ISU INSTANSI

PERCEPATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD DENGAN


SINKRONISASI DATA PELAKSANAAN KEGIATAN ANTARA PPTK
DAN BIDANG KEUANGAN

Nama : Dena Aristia, S.E.

Instansi : Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir


Unit : Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian

Nama Mentor : Saidatul Aklima, S.E.

PENDAHULUAN
Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Rokan
Hilir merupakan salah satu entitas pelaporan yang berkewajiban
menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan menyusun laporan keuangan
berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Penyusunan laporan keuangan Dinas Komunikasi Informatika Statistik


dan Persandian Kabupaten Rokan Hilir mengacu pada Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan kaidah-kaidah
pengelolaan keuangan yang baik dalam Pemerintahan serta didukung oleh
Peraturan Bupati Kabupaten Rokan Hilir No 34 Tahun 2022 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Daerah. Laporan Keuangan yang disusun dan disajikan
dengan basis akrual diharapkan  akan mampu menyajikan informasi keuangan
yang transparan, akurat dan akuntabel.

Laporan Keuangan Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan


Persandian Kabupaten Rokan Hilir diharapkan dapat memberikan informasi yang
berguna kepada para pemakai laporan keuangan, khususnya sebagai sarana untuk
meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan
keuangan Pemerintah Daerah. Di samping itu laporan keuangan ini juga
dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada para stakeholder dalam
pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance).

Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian berdasarkan


RKA tahun 2022 mengelola dana sekitar 25.6 miliar rupiah. Jumlah anggaran
tersebut bertambah ditahun 2023 menjadi 29,7 miliar rupiah. Sub bagian
Keuangan menjadi tombak utama pengelolaan keuangan Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian yang bertanggungjawab terhadap
Pengguna Anggaran. Di dalam sub bagian yang dibawahi oleh Sekretariat
memiliki fungsi mulai dari pencairan, pertanggungjawaban keuangan,
pemeriksaan/verifikasi, serta penyusunan laporan keuangan.

Fungsi sub bagian keuangan yang kompleks dan berhubungan langsung


dengan setiap bagian Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Rokan Hilir terkadang membuat pekerjaan menjadi terhambat
dengan berbagai alasan seperti:

1. Belum efisiennya pengumpulan data rincian pengeluaran kegiatan dan


Surat Pertanggungjawabannya oleh PPTK;
2. Terlambatnya pelaksanaan kegiatan yang sudah direncanakan;
3. Kurangnya pemahaman PPTK akan perhitungan dan penyetoran pajak;
4. Terbatasnya sumber daya manusia dan sumber daya teknologi informasi
yang mumpuni.
Beberapa alasan diatas menjadi penyebab keterlambatan penyerapan
anggaran dari kegiatan yang berdampak pada keterlambatan penyusunan
laporan keuangan Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten rokan Hilir. Hal ini didukung oleh fakta, hingga akhir April 2023,
berdasarkan laporan penyerapan anggaran realisasi keuangan Dinas
Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Rokan Hilir hanya
sebesar 20,85% sedangkan realisasi fisik sebesar 13,58%.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah perbaikan sistem yang dapat
mengefisiensi waktu dan tempat agar permasalahan diatas dapat teratasi.
Diharapkan dengan adanya perbaikan tersebut dapat mencegah terjadinya
keterlambatan penyerapan anggaran yang berdampak pada lambatnya
penyusunan laporan keuangan SKPD.

DESKRIPSI ISU
Beberapa penyebab terjadinya isu yang akan dibahas berdasarkan
observasi penulis yang telah dilakukan di Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian Kabupaten Rokan Hilir dengan sudut pandang penulis
sebagai berikut:

1. Belum efisiennya pengumpulan data rincian pengeluaran kegiatan dan


Surat Pertanggungjawabannya oleh PPTK
Pengumpulan data rincian pengeluaran yang dimaksud adalah data
yang berupa uraian jenis belanja barang atau jasa, nilai jumlah
pengeluaran belanja barang atau jasa, dan nilai jumlah pajak dari setiap
belanja barang atau jasa serta data lainnya seperti data id billing pajak dan
Nomor Tanda Pembayaran Pajak (NTPN). Data-data ini dibutuhkan
segera setelah pencairan dilakukan agar segera dapat di-entry pada system
SIPKD Pemerintah Rokan Hilir melalui akun bendahara Dinas
Komunikasi Informatika Statistik dan rokan Hilir agar segera dapat
dipertanggungjawabkan dan tercatat sebagai realisasi anggaran.

Namun, dalam pelaksanaannya seringkali terjadi keterlambatan


penyerahan data tersebut oleh PPTK kegiatan, salah satu alasannya adalah
kelalaian PPTK untuk menyerahkan data tersebut dan juga masih terdapat
kekurangan atau kesalahan dalam berkas SPJ.

2. Terlambatanya pelaksanaan kegiatan yang sudah direncanakan.


Penundaan pelaksanaan kegiatan dapat disebabkan oleh beberapa
hal, antara lain seperti; kondisi kas yang tidak mendukung, pelaksana
kegiatan berhalangan, force major, atau ketidaktahuan PPTK akan RAK
kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya.
Hal-hal diatas dapat menyebabkan tertundanya pelaksanaan
kegiatan yang berdampak pada terlambatanya penyerapan anggaran.

3. Kurangnya pemahaman PPTK akan perhitungan dan penyetoran pajak.


Salah satu kewajiban sebagai wajib pajak adalah melakukan
penyetoran dan pelaporan pajak, tidak terlepas dari instansi pemerintah
yang juga menjadi subjek wajib pajak badan. Saat ini aturan pajak
semakin kompleks dan berubah seiring dengan perubahan kondisi
ekonomi negara. Terkadang, kecepatan perubahan-perubahan tersebut
tidak mampu diimbangi dengan kecepatan pemahaman wajib pajak akan
kewajibannya. Sehingga, terkadang terdapat beberapa kegiatan yang
penyetoran pajaknya mengalami keterlambatan. Keterlambatan
penyetoran pajak tersebut juga berdampak pada keterlambatan pencatatan
akuntansi pada akun beban pajak yang seyogyanya juga berdampak pada
keterlambatan penyiapan laporan keuangan.

4. Terbatasnya sumber daya manusia dan sumber daya teknologi informasi


yang mumpuni.
Saat ini Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Kabupaten Rokan Hilir memiliki jumlah pegawai sebanyak 33 orang,
yang terbagi pada Kesekretariatan, Bidang Informasi dan Komunikasi
Publik, Bidang Aplikasi dan Informatika, Bidang Statistik, dan Bidang
Persandian. Sub bidang keuangan sendiri hanya memiliki 4 orang anggota
yang terdiri dari kasubag keuangan, bendahara, penyusun laporan
keuangan, dan verifikator keuangan. Minimnya pegawai yang memiliki
latar belakang akuntansi atau keuangan juga menjadi salah satu alasan
kurang efisiennya penyusunan laporan keuangan pada Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandia Kabupaten Roka Hilir.

Salah satu alasan lain kurang efisiennya penyusunan laporan


keuangan pada Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
ini juga salah satunya karena kurang memadainya sumber daya teknologi
informasi yang disediakan seperti jaringan internet yang sering
mengalami gangguan sehingga membuat proses entry data menjadi
terhambat.

ANALISIS MASALAH

Besarnya anggaran yang dikelola oleh Dinas Komunikasi Informatika


Statistik dan Persandian Kabupaten Rokan Hilir, diikuti dengan banyaknya
laporan yang harus diselesaikan oleh sub bidang keuangan. Namun dalam
pelaksanaanya, sering mengalami keterlambatan penyusunan laporan keuangan
tersebut. Untuk menganalisis penyebab terjadinya keterlambatan penyusunan
laporan keuangan ini, akan digunakan teknik analisis isu APKL dan USG.

Berdasarkan isu aktual yang telah dipaparkan, selanjutkan dilakukan


proses pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Layak (APKL). Teknik APKL yang dibuat digunakan untuk
menentukan kelayakan suatu Isu atau masalah dengan memperhatikan empat
faktor, yaitu :
1. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan
hingga masa sekarang
2. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari
penyebab dan pemecahannya
3. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang di angkat secara langsung menyangkut
hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang
atau sekelompok kecil orang
4. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat
dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga
akhirnya di angkat menjadi isu yang prioritas.
Keterangan pembobotan dengan skala likert 1-5 yaitu :
1 = Sangat kurang pengaruhnya
2 = Kurang pengaruhnya
3 = Sedang pengaruhnya
4 = Kuat pengaruhnya
5 = Sangat kuat pengaruhnya

Penyebab Keterlambatan
No A P K L Skor
Penyusunan Laporan Keuangan
1 Belum efisiennya pengumpulan data 5 5 4 5 19
rincian pengeluaran kegiatan dan
Surat Pertanggungjawabannya oleh
PPTK
2 Terlambatnya pelaksanaan kegiatan 5 4 4 5 18
yang sudah direncanakan
3 Kurangnya pemahaman PPTK akan 5 4 3 3 15
perhitungan dan penyetoran pajak
4 Terbatasnya sumber daya manusia 5 3 4 4 16
dan sumber daya teknologi
informasi yang mumpuni.
Tabel 1. Analisis Isu Menggunakan APKL

Dari hasil analisis isu menggunakan APKL, maka didapatkanlah 3 isu


yang dinyatakan layak memenuhi syarat untuk kemudian isu-isu ini dianalisis
lebih dalam lagi untuk menentukan isu prioritas (Core Issue) dengan
menggunakan analisis USG, yaitu :
1. Belum efisiennya pengumpulan data rincian pengeluaran kegiatan dan
Surat Pertanggungjawabannya oleh PPTK;
2. Terlambatnya pelaksanaan kegiatan yang sudah direncanakan;
3. Terbatasnya sumber daya manusia dan sumber daya teknologi informasi
yang mumpuni.

Analisis Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu metode


scoring untuk menyusun prioritas isu yang harus diselesaikan. Pada tahap ini,
masing-masing masalah dinilai tingkat risiko dan dampaknya. Bila telah
didapatkan jumlah skor, maka dapat ditentukan prioritas masalah. Langkah
skoring dengan menggunakan metode USG adalah membuat daftar akar
masalah, membuat tabel matriks prioritas masalah dengan bobot skoring 1-5
dan nilai yang tertinggi sebagai prioritas masalah.
Penyebab Keterlambatan
No U S G Skor Ranking
Penyusunan Laporan
Keuangan
1 Belum efisiennya 5 5 4 14 I
pengumpulan data rincian
pengeluaran kegiatan dan
Surat
Pertanggungjawabannya
oleh PPTK
2 Terlambatnya pelaksanaan 4 4 4 12 II
kegiatan yang sudah
direncanakan
3 Terbatasnya sumber daya 4 4 3 11 III
manusia dan sumber daya
teknologi informasi yang
mumpuni.
Tabel 2. Analisis Isu Menggunakan USG

Berdasarkan Analisis USG mendapati bahwa kecenderungan


terlambatnya penyusunan laporan keuangan di Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian Kabupaten Rokan Hilir disebabkan karena belum
efisiennya pengumpulan data rincian pengeluaran kegiatan dan Surat
Pertanggungjawabannya oleh PPTK. Karena hal ini kemudian berdampak pada
terlambatnya input SPJ pada system hingga penutupan kas bendahara setiap
bulannya. Keterlambatan entry ini akan mempengaruhi pada keterlambatan
dalam proses penyusunan laporan keuangan.

DAMPAK ISU
Berdasarkan observasi dan analisis penulis akan isu kurang efisiennya
pengumpulan data pengeluaran dan penyerahan SPJ oleh PPTK diatas akan
berdampak pada beberapa hal, seperti:
1. Terlambatnya proses penyusunan laporan keuangan
bulanan/triwulan/semesteran/dan akhir tahun.
2. Laporan penyerapan/realisasi anggaran menjadi bias (tidak
mencerminkan keadaan sebenarnya)
3. Keterlambatan proses pertanggungjawaban penggunaan UP/GU akan
mempengaruhi pengajuan permintaan kas Dinas.
4. Jika terjadi pemeriksaan oleh inspektorat atau BPK, akan menjadi
pertanyaan apabila SPJ belum terlampir.

GAGASAN PEMECAHAN ISU


Hasil dari identifikasi dan pemilihan isu terpilih, maka diperlukan
gagasan untuk menyelesaikan isu terpilih, yaitu:
1. Memberikan pemahaman bahwa rincian pengeluaran kegiatan yang
dikelola oleh PPTK beserta SPJ harus secepatnya diserahkan setelah
kegiatan terlaksana;
2. Membuat database daftar kegiatan sesuai Rencana Anggaran Kas (RAK)
dan prakiraan anggaran kegiatan dari masing-masing bagian.
3. Menyediakan aplikasi pengumpulan data pengeluaran berbasis online
(spreadsheet/googleform).
4. Me-reminder pengelola kegiatan sebelum tanggal 20 setiap bulannya.

Anda mungkin juga menyukai