Anda di halaman 1dari 11

BAB 13

ADMINISTRASI DAN ADMINISTRASI PAJAK


Terminologi administrasi berdasarkan etimologis berasal dari Bahasa Latin yaitu “Ad” dan
“minstrare” yang artinya secara operasional melayani, membantu, dan memenuhi, yang dalam
Bahasa Inggris disebut “Administration” yang memiliki arti “serve”, yaitu melayani dengan
sebaik-baiknya.

A. PENGERTIAN ADMINISTRASI DALAM ARTI SEMPIT


a. Menurut Soewarno Handayaningrat (Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen
1996:2), Administrasi memiliki arti sempit yang memiliki maksud kegiatan yang meliputi cata
mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan,ketik mengetik, agenda, dan sebagainya yang
bersifat teknis ketatausahaan.

b. Administrasi berasal dari bahasa Belanda “Administrate” yang memiliki arti kegiatan
tata usaha kantor (catat-mencatat,mengetik,menggandakan,dan sebagainya)

c. Menurut Prof.Dr.Hadari Nawasi,et al (1994:25), Administrasi adalah kegiatan pekerjaan


tulis menulis,catat-mencatat, menggandakan, menyimpan dan mengirim segala jenis warkat yang
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan tugas pokok suatu organisasi.

d. Menurut Prof.Dr.Sondang P.Siagian (2001:267), Administrasi dalam arti sempit biasa


dikaitakan dengan kegiatan ketatausahaan yang mencakup
korespondensi,kesekretrariatan,penyusun laporan,dan kearsipan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa administrasi dalam arti sempit merupakan kegiatan
ketatausahaan yang meliputi kegiatan catat-mencatat,surat-menyurat,pembukuan ringan,dan
pengarsipan surat serta hal lainnya yang dimaksud untuk menyediakan informasi dan
mempermudah dalam memperoleh informasi kembali jika dibutuhkan, yang berhubungan dengan
kegiatan untuk mewujudkan tugas pokok suatu organisasi.

B. PENGERTIAN ADMINISTRASI DALAM ARTI LUAS


a. Menurut Leonard.D (Maringan Marsy Simbolon, 2004:14), Administrasi merupakan
suatu proses pada umumnya terdapat pada tiap usaha kelompok baik pemerintah maupun
swasta,sipil maupun militer,dan ukuran besar maupun kecil dan sebagainya.
b. Menurut Prof.Dr.Sugiyono (2005:22), Administrasi adalah proses
perencanaan,perorganisasian,penggerakan,dan pengontrolan sumber daya daya manusia dan
sumber daya yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

c. Menurut The Liang Gie (1980:9), Administrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh
sekelompok orang dalam suatu kerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

d. Menurut Prof.Dr.Sondang P.Siagian (2001:267), Administrasi merupakan keseluruhan


proses penyelenggaraan kegiatan yang didasarkan pada rasionalitas tertentu oleh 2 orang ataupun
lebih dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan
menggunakan sarana prasarana tertentu pula.

Dapat disimpulkan administrasi merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan melalui kerja
sama antara 2 orang atau lebih dalam suatu organisasi berdasarkan rencana yang telah ditetapkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

C. ADMINISTRASI PAJAK DAN PENGEMBANGANNYA


Terdapat beberapa faktor yang dapat memberikan kemudahan dalam pengembangan
administrasi pajak yang baik sebagaimakan dikemukakan oleh Prof.Mansury sebagai berikut :
Faktor kesederhanaan,Faktor kepastian, dan Faktor prosedur.

D. PENGERTIAN ADMINISTRASI PAJAK DALAM ARTI LUAS


a. Administrasi Pajak Sebagai Fungsi
Administrasi pajak sebagai fungsi meliputi fungsi
perencanaan,pengorganisasian,penggerakan,dan pengawasan, di mana fungsi tersebut juga
merupakan fungsi manajemen
• Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses membuat strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan dan
menggembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan juga merupakan
sumber/penentuan awal dari arah kegiatan. Implementasi yang dilakukan oleh pemerintahan
Republik Indonesia dalam fungsi perencanaan ini adalah dengan cara Penyusunan Anggaran
Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD)
• Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Proses pengaturan atau penyusunan struktur sebuah organisasi serta pengkoordinasian
kegiatan manajerial dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan.
• Fungsi Penggerakan (Actuating)
Usaha menggerakkan anggota kelompok sedemikian rupa hingga memiliki keinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan anggota perusahaan tersebut oleh karena para
anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut.
• Fungsi Pengawasan (Controlling)
Proses yang sangat vital melalui pimpinan yang menjamin bahwa aktivitas yang actual
sesuai dengan aktivitas yang telah direncanakan.

b. Administrasi Pajak Sebagai Suatu Sistem


Menurut Prof. Mansury (1996:18), sistem perpajakan terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu:
✓ Kebijaksanaan perpajakan (Tax Policy)
✓ Undang-undang Perpajakan (Tax Law)
✓ Administrasi Perpajakan (Tax Administration)

Administrasi pajak sebagai suatu sistem adalah seperangkat unsur yang saling berkaitan
yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan atau menyelesaikan suatu tugas tertentu.

Unsur dalam administrasi pajak adalah


✓ Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya
✓ Orang atau para pegawai Direktorat Jendral Pajak (DJP),
✓ Gedung,peralatan,mesin
✓ Masyarakat Wajib Pajak yang apabila melakukan fungsi masing-masing secara Bersama
akan mencapai tujuan bersama yakni pemasukan pajak ke kas negara.
c. Administrasi Pajak Sebagai Suatu Lembaga.
Administrasi pajak mempunyai 3 pengertian yaitu,
✓ Suatu instansi atau badan yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
menyelenggarakan pemungutan pajak
✓ Orang yang terdiri dari pejabat dan pegawai yang berkerja pada instansi perpajakan yang
secara nyata melaksanakan kegaitan pemungutan pajak.
✓ Proses kegiatan penyelenggaraan pemungutan pajak yang ditalaksanakan sedemikian rupa,
sehingga dapat mencapai sasaran yang telah digariskan dalam Kebijakan Perpajakan berdasarkan
sarana hukum yang ditentukan oleh UU Perpajakan dengan efisien.

Dasar bagi terselenggaranya administrasi perpajakan yang baik meliputi:


✓ Kejelasan dan kesederhanaan dari ketentuan UU yang memudahkan bagi administrasi dan
memberikan kejelasan bagi Wajib Pajak.
✓ Kesederhanaan akan mengurangi penyelundupan pajak
✓ Reformasi dalam bidan perpajakan yang realitas harus mempertimbangkan kemudahan
tercapainya efisien dan efektivitas administrasi perpajakan
✓ Administrasi perpajakan yang efisien dan efektif perlu disusun dengan memperhatikan
penataan pengumpulan,pengolahan,dan pemanfaatan informasi tentang subjek dan objek pajak.

Direktorat Jendral pada Departemen Keuangan RI yang secara struktural membawahi


kantor pajak sebagaimana dijelaskan di bawah ini.

1. Kantor Pusat Direktoral Jendral Pajak


a. Sekretariat Direktorat Jendral
b. Direktorat Peraturan Perpajakan I
c. Direktorat Peraturan Perpajakan II
d. Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
e. Direktorat Intilijen dan Penyidikan
f. Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian
g. Direktorat Keberatan dan Banding
h. Direktorat Potensi Kepatuhan dan Penerimaan
i. Direktorat Penyuluhan,Pelayanan,dan Hubungan Masyarakat
j. Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan
k. Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
l. Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi
m. Direktorat Transformasi Proses Bisnis.

2. Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan


Melaksanakan penerimaan,perekaman,dll perpajakan dengan memanfaatkan teknologi
informasi perpajakan

3. Kantor Wilayah Wajib Pajak Besar dan Jakarta Khusus


Melaksanakan koordinasi,bimbingan,pengendalian,analisis, dan evaluasi pelaksanaan
tugas Kantor Pelayanan Pajak (KPP),serta penjabaran kebijakan dari kantor pusat untuk Wajib
Pajak Badan dengan omzet dan kriteria tertentu

4. Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak


Melaksanakan koordinasi,pengendalian,analisis,dan evaluasi atau pelaksanaan tugas KPP
serta penjabaran kebijakan dari kantor pusat.

5. Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar,Khusus,dan Madya


Melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan kepada Wajib Pajak, berdasarkan
segmentasi Wajib Pajak yang diadministrasikan.
6. Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Pelayanan,Penyuluhan,dan
Konsultasi Pajak
Melaksanakan pelayanan,penyuluhan,dan konsultasi perpajakan kepada masyarakat yang
tinggal di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh kantor pelayanan pajak.

E. PENGERTIAN ADMINISTRASI PAJAK DALAM ARTI SEMPIT


Pelayanan dan kegiatan ketatausahaan mencakup kegiatan catat-mencatat dan pembukuan
ringan,korespondensi,kesekretariatan,penyusunan laporan,dan kearsipan terhadap kewajiban dan
hak Wajib Pajak baik dilakukan di kantor fiscus maupun di kantor Wajib Pajak. Pelayanan
Perpajakan adalah pelayanan yang diberikan oleh Penyelenggara Pelayanan di lingkungan
Direktorat Jendral Pajak kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB 14
HAK DAN KEWAJIBAN WAJIB PAJAK
Kewajiban pajak merupakan kewajiban public yang melekat pada diri seorang Wajib Pajak
yang tidak dapat dialihkan kepada orang lain.

KEWAJIBAN WAJIB PAJAK


1. Kewajiban mendaftarkan diri
Persyaratan subjektif merupakan persyaratan yang sesuai dengan ketentuan mengenai subjek pajak
dalam UU Pajak Penghasilan 1984 dan perubahannya.
Persyaratan objektif adalah persyaratan bagi subjek pajak yang menerima dan memperoleh
penghasilan atau diwajibkan melakukan pemotongan/pemungutan sesuai dengan ketentuan UU
Pajak Penghasilan 1984 dan perubahannya.

2. Kewajiban membuat pembukuan dan pencatatan


Wajib pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan tetapi wajib
melakukan pencatatan, adalah Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

3. Kewajiban membuat faktur pajak

4. Kewajiban Pemotongan/Pemungutan,Penyetoran,dan Pelaporan Pajak.


Wajib Pajak yang bertindak sebagai pemberi kerja atau penyelenggara kgiatan wajib memungut
pajak atas pembayaran yang dilakukan dengan menyetorkan ke kas negara,

5. Kewajiban mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)

KEWAJIBAN DALAM HAL DIPERIKSA


Kewajiban pajak yang diperiksa adalah:
a. Memenuhi panggilan untuk datang menghadiri Pemeriksaan sesuai dengan waktu yang
ditentukan khusunya untuk jenis Pemeriksaan Kantor
b. Memperlihatkan atau meminjamkan buku atau catatan,dll yang termasuk ke data yang
dikelola secara elektronik yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh yang terutang
pajak.
c. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan
memberi bantuan lainnya guna kelancaran pemeriksaan
d. Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
e. Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan Publik khususnya untuk
jenis Pemeriksaan Kantor
f. Memberikan keterangan lain baik berupa lisan maupun tertulis yang diperlukan.

KEWAJIBAN MEMBERIKAN DATA


Data dan informasi yang dimaksud adalah data dan informasi orang pribadi atau badan yang dapat
menggambarkan kegiatan atau usaha yang bersangkutan, termasuk informasi mengenai nasabah
debitur,kartu kredit,laporan keuangan dan kegiatan usaha yang disampaikan kepada instansi lain
di luar Direktorat Jendral Pajak.

Setiap orang yang tidak memenuhi kewajiban memberikan data akan dipidana dengan kurungan
paling lama 1 tahun dan denda paling banyak satu miliar rupiah. Sedangkan untuk irang yang
sengaja menyebabkan tidak terpenuhinya kewajiban pejabat dan pihak lain maka akan dipidana
denan kurungan paling lama 10 tahun dan denda sebanyak 800 juta rupiah.

HAK-HAK WAJIB PAJAK


1. Hak atas Kelebihan Pembayaran Pajak
Pengembalian kelebihan pembayaran pajak dapat diberikan dalam waktu 12 bulan sejak sura
permohonan diterima secara lengkap.

2. Hak dalam Hal Wajib Pajak Dilakukan Pemeriksaan.


Dalam hal dilakukan pemeriksaan,Wajib Pajak berhak:
• Meminta Surat Perintah Pemeriksaan
• Melihat Tanda Pengenal Pemeriksa
• Mendapat penjelasan mengenai maksud dan tujuan pemeriksaan
• Meminta rincian perbedaan antara hasil pemeriksaan dan SPT untuk hadir dalam
pembahasan akhir hasil pemeriksaan dalam batas waktu yang ditentukan
3. Hak untuk Mengajukan Keberatan,Banding,dan Peninjauan Kembali
Berdasarkan hasil pemeriksaaan oleh DJP maka akan diterbitkan surat ketetapan pajak
yang dapat mengakibatkan pajak terutang menjadi kurang bayar, lebih bayar, maupun nihil.
Apabila Wajib Pajak tidak sependapat maka dapat mengajukan keberatan atas surat ketetapan
tersebut. Dan apabila masih belum puas dengan keputusan keberatan maka Wajib Pajak dapat
mengajukan banding. Langkah terakhir yang daapt dilakukan oleh Wajib Pajak dalam sengketa
pajak adalah peninjauan kembali ke Mahkamah Agung

4. Hak Kerahasiaan Bagi Wajib Pajak


Kerahasiaan Wajib Pajak antara lain:
• Surat Pemberitahuan,laporan keuangan,dan dokumen lainnya yang dilaporkan oleh Wajib
Pajak
• Data dari pihak ketiga yang bersifat rahasia
• Dokumen atau rahasia Wajib Pajak lainnya sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku

5. Hak Untuk Pengangsuran atau Penundaan Pembayaran


Dalam hal-hal atau kondisi tertentu yang telah ditetapkan maka Wajib Pajak dapat
mengajukan permohonan untuk menunda pembayaran pajak maupun mengangsur.

6. Hak Untuk Penundaan Pelaporan SPT Tahunan


Dengan alasan-alasan tertentu, Wajib Pajak daaat menyampaikan perpanjangan
penyampaian SPT Tahunan baik PPh badan maupun PPh Pribadi.

7. Hak Untuk Pengurangan Pasal PPh Pasal 25


Dengan alasan-alasan tertentu, Wajib Pajak dapat mengajukan pengurangan besarnya
angsuran PPh Pasal 25.

8. Hak Untuk Pengurangan PBB (Pajak Bumi dan Bangunan)


Wajib pajak karena dalam kondisi tertetnu objek pajak yang ada hubungannya dengan
subjek pajak atau karena sebab-sebab tertentu lainnya serta dalam hal objek pajak yang terkena
bencana alam dan juga bagi Wajib Pajak anggota veteran pejuang kemerdekaan dan veteran
pembela kemerdekaan dapat mengajukan perngurangan atas pajak terutang khusus untuk PBB P2
yang sudah dialihkan ke Perda.

9. Hak Untuk Pembebasan Pajak


Dengan alasan-alasan tertentu, Wajib Pajak dapat mengajukan pengurangan besarnya
angsuran PPh Pasal 25.

10. Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak


Wajib Pajak yang telah memenuhi kriteria tertentu sebagai Wajib Pajak patuh dapat
diberikan pengembaluan pendahuluan kelebihan pembayaran pajak dalam jangka waktu paling
lambat 1 bulan untuk PPN dan 3 bulan untuk PPh sejak tanggal permohonan

11. Hak Untuk Mendapatkan Pajak Ditanggung Pemerintah


Dalam rangka pelaksanaan proyek pemerintah yang dibiayai hibah atau dana pinjaman luar
negeri PPh yang terutang atas penghasilan yang diterima oleh kontraktor, konsultan, dan supplier
utama ditanggung pemerintah.

12. Hak Untuk Mendapatkan Insentif Perpajakan


Di bidang PPN, untuk Barang Kena Pajak tertentu atau kegiatan tertentu diberikan fasilitas
pembebasan PPN atau PPN Tidak Dipungut. BKP tertentu yang dibebaskan dari pengenaan PPN
antara lain Kereta Api, Pesawat Udara, Kapal Laut, Buku-Buku, perlengkapan TNI/POLRI yang
diimpor maupun yang penyerahannya di dalam daerah pabean oleh Wajib Pajak tertetnu.
Perusahaan yang melakukan kegiatan di Kawasan tertentu seperti Kawasan Berikat mendapat
fasilitas PPN Tidak Pemungut.

PELAPORAN PAJAK DENGAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)


1. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan pembayarran pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
2. Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)
Fungsinya adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang untuk melaporkan tentang:
a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau pemotongan atau
pemungutan pihak lain dalam 1 tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak
b. Penghasilan yang merupakan objek pajak atau bukan objek pajak
c. Harta dan kewajiban
d. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak
orang pribadi atau badan lain dalam 1 Masa Pajak sesuai dengan ketentutan perundang-
undangan perpajakan.

Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) adalah sebagai sarana
untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan Jumlah Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan:
a. Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran
b. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena
Pajak atau melalui pihak lain dalam Satu Masa Pajak sesuai dengan Peraturan Perundang-
Undangan Perpajakan

3. Jenis Surat Pemberitahuan (SPT)


Surat Pemberitahuan Masa yakni Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak terdiri dari
• SPT Masa PPh Pasal 21/26
SPT Masa PPh Pasal 22 , SPT Masa PPh Pasal 23/26 , SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Final
, SPT Masa PPh Pasal 15 , dan SPT Masa PPN dan PPnBM
• Surat Pemberitahuan Tahunan yakni Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau
Bagian Tahun Pajak. Yang terdiri atas SPT Tahunan PPh Badan-Form 1771 dan SPT
Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi-Form 1770

Anda mungkin juga menyukai