Anda di halaman 1dari 15

KEJAKSAAN NEGERI

MATARAM
Sosialisasi Tentang Pengelolaan Dana Desa Untuk
Menghindari Potensi TIPIKOR dan
Pencegahannya

Oleh Ivan Jaka M.W


KEWENANGAN KEJAKSAAN RI

• Melakukan penuntutan dalam perkara PIDANA ;


• Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang
memperoleh kekuatan hukum tetap;
• Melakukan pengawasan pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan
pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;

• Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu


berdasarkan Undang-Undang------ (TINDAK PIDANA KORUPSI)

• Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan


pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke Pengadilan yang dalam
pelaksanaannya dikoordinasikan dengan Penyidik;
• Dan kewenangan lain yang ditentukan dalam UU.
Pengertian
Keuangan Negara, Daerah, dan Desa
Keuangan Negara pada prinsipnya adalah semua hak dan kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan
uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik Negara
berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Negara dalam melaksanakan fungsi (pemerintahan)
Negara.

Sesuai konsep teoritis, tidak terdapat perbedaan antara Keuangan Negara dengan Keuangan Daerah.
Dalam konsep Keuangan Negara, Pemerintah Daerah dianalogikan sebagai miniatur Negara. Artinya,
berbagai fungsi Negara dilaksanakan dalam suatu wilayah yang lebih sempit. Dalam kaitan ini termasuk
hubungan Eksekutif dan Legislatif. Terkait dengan itu, Undang-undang Keuangan Negara tidak
membedakan antara keduanya

Dengan mengacu pada konsepsi keuangan negara yang mendasarkan tentang kewenangan untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat dalam sistem pemerintahan Negara, di satu
sisi, dan bahwa Pemerintahan Desa merupakan penyelenggara urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat Desa dalam sistem pemerintahan Negara, di sisi lain, maka keuangan desa, secara prinsip,
adalah merupakan elemen dari keuangan negara, sehingga merupakan KEUANGAN NEGARA.
PENGERTIAN
KORUPSI – KOLUSI – NEPOTISME (KKN)
KORUPSI: Perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
kelompok, yang dilakukan dengan cara-cara yang melanggar hukum,
atau menyalah gunakan wewenang yang merugikan Keuangan
Negara atau perekonomian Negara.

KOLUSI: Pemufakatan atau kerjasama secara melawan hukum antar


penyelenggara Negara atau antara penyelenggara Negara dan pihak
lain yang merugikan orang lain, masyarakat dan atau Negara.

NEPOTISME: Kegiatan Penyelenggara Negara secara melawan


hukum yang menguntungkan keluarganya dan atau kroninya diatas
kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.
TIPIKOR Terkait Keuangan Desa
• Pasal Utama Tipikor sebagai penyelamatan Kerugian Negara :
PASAL 2 DAN PASAL 3 (UU 31/ 1999 JO 20 /2001)

• Mengandung Unsur:
1. MELAWAN HUKUM TERHADAP KETENTUAN PERUNDANG- UNDANGAN
ATAU
MENYALAHGUNAKAN KEKUASAAN, KEWENANGAN DAN KESEMPATAN
2. MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI ATAU ORANG LAIN ATAU KORPORASI
3. MENYEBABKAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA

• Ancaman:
Pasal 2
PENJARA SEUMUR HIDUP ATAU PENJARA PALING SINGKAT 4 TAHUN DAN PALING LAMA
20 TAHUN
DENDA PALING SEDIKIT RP. 200.000.000.00 DAN PALING BANYAK RP. 1.000.000.000,-
PASAL 3
PENJARA SEUMUR HIDUP ATAU PENJARA PALING SINGKAT 1 TAHUN DAN PALING LAMA
20 TAHUN
DENDA PALING SEDIKIT RP. 50.000.000,- DAN PALING BANYAK RP. 1.000.000.000,-

DAN PIDANA MEMBAYAR KERUGIAN NEGARA SEBESAR KERUGIAN NEGARA YG


DITIMBULKAN
Kerugian Negara (Dari Keuangan Desa) dapat disebabkan karena:
1. Penggunaan anggaran yang tidak sesuai RAB atau spek beserta
addendumnya dalam APBDes
2. Penggunaan / peruntukan anggaran tidak sesuai tujuan dan manfaatnya
3. Penerimaan keuangan yang seharusnya masuk ke kas desa tetapi tidak
masuk atau masuk tidak sesuai penerimaan sesungguhnya

Terhadap Seluruh Keuangan Desa (anggaran pendapatan desa) yang berasal dari:

1. ADD
2. DD
3. Bagi Hasil Pajak/Retribusi
4. Bantuan/Hibah
5. Pendapatan Asli Desa
Potensi Penyimpangan (TIPIKOR) di Desa
1. Penyimpangan Alokasi Dana Desa (Add)
2. Penyimpangan Dana Desa (Dd)
3. Penyimpangan Pengelolaan Aset Desa, Al. Tanah Kas Desa
(Tkd)
4. Penyimpangan Atas Pungutan Pajak Dari Anggaran Yg Tdk
Disetor Ke Kasda
5. Permufakatan Jahat Yg Menyebabkan Tdk Masuknya Pajak/
Retribusi Ke Daerah.
Modus Penyimpangan TIPIKOR Desa

A. Temuan penyimpangan pada ADD dan DD


(penyimpangan APBDes secara umum)

1. TAHAP PERENCANAAN :
• MUSRENBANG dlm RAPBDes utk menentukan kegiatan hanya formalitas
• Pembuatan RAPBDes tidak sepenuhnya mengacu pd PERMENDES ttg
PRIORITAS PENGGUNAAN DD
• Pembuatan RAB tidak proporsional/ Mark up
• Pembangunan Fisik Tdk dilakukan survey lapangan dg maksimal
2. TAHAP PENCAIRAN ANGGARAN / KEUANGAN DESA DARI RKUD
OLEH BENDAHARA DAN KADES :

• Tdk dilengkapi dg SPP (Surat Permintaan Pembayaran)


• Tdk dilengkapi dg bukti transaksi
• Tdk diverifikasi oleh PTPKD (Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa)
• Besarnya pencairan berdasarkan Perkiraan KADES dan BENDAHARA
• Dana yg dicairkan tdk disalurkan dan disimpan dlm jumlahnya melebihi batas
yg ditentukan dlm waktu ckp lama
• Dana yg dicairkan tdk disimpan dlm BRANGKAS Besi
• Dana yg dicairkan disimpan KADES
3. TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN ANGGARAN KEUANGAN DESA

• Pelaksana kegiatan yang ditunjuk hanya untuk formalitas


• Tenaga Pendamping DD tidak maksimal
• Kegiatan tidak sesuai dengan APBDes tetapi tidak ada Perubahan dalam
APBdes
• Kegiatan dilaksanakan tidak sesuai RAB (baik dari jenis kegiatan maupun nilai
kegiatan)
• Kegiatan dilaksanakan melewati tahun anggaran
4. TAHAP PELAPORAN/ PERTANGGUNG JAWABAN KEGIATAN (LPJ) ATAS PENGGUNAAN
KEUANGAN DESA :

• Pelaporan melebihi batas waktu


• Dokumen pendukung LPJ keuangan baru dibuat saat pelaporan antara lain SPP dan kwitansi-
kwitansi, sehingga tidak sesuai waktu realisasi/transaksinya
• Rekayasa bukti pendukung LPJ keuangan berupa transaksi/ bon dengan nilai transaksi fiktif
• Stempel palsu pada bukti transaksi fiktif/ mark –up
• Tanda tangan penerima dana / pelaksana kegiatan dipalsu
• Pelaksana kegiatan dalam dokumen pertanggung jawaban keuangan hanya tanda tangan tetapi
tidak menerima dana atau menerima tetapi jumlahnya tidak sesuai yang tertera dalam kwitansi.
• Pekerjaan yang dilaksanakan Dinas pada PEMDA diklaim dan dilaporkan Desa
• SPJ dibuat sesuai APBDes dan RAB baik kegiatan maupun nilainya, (Menyesuaikan APBDes),
padahal laporan itu berbeda dengan fakta di lapangan (manipulasi laporan)
Pemberantasan TIPIKOR dapat dilakukan melalui strategi, yaitu:

● Strategi Preventif: sosialisasi, dsb

● Strategi Detektif: monitoring dan perbaikan selama kegiatan.

● Strategi Represif: penindakan dengan penegakan hukum pidana


Identifikasi Penyebab Penyimpangan (Tipikor)
INTERNAL EKSTERNAL

Moral dan gaya hidup aparatur


Kurangnya sosialisasi dan
Lemahnya pengawasan
Faktor penyebab
Aparatur mencari celah TIPIKOR di DESA
keuntungan Tidak tegasnya SANKSI
untuk oknum yang
menyimpang
Tidak transparan dan akuntable Penyebab
INTI
Budaya masyarakat yang acuh
Aparatur tidak menguasai aturan / pada indikasi penyimpangan
ketentuan yang terus diperbaharui

Perencanaan, pencairan, pelaksanaan dan


PertanggungJawaban keuangan desa tidak dilaksanakan
sesuai ketentuan DAN PENYALAHGUNAAN WEWENANG
OLEH PEJABAT (PEMERINTAH DESA)
UPAYA PENCEGAHAN PENYIMPANGAN (TIPIKOR) DI DESA
 Perkuat Integritas Moral Aparatur Pemerintah Desa
 Membekali Aparatur Desa Dengan Pengetahuan Teknis Perencanaan
Pembangunan, Administrasi Dan Keuangan
 Sosialisasi Setiap Pembaharuan Peraturan/ Ketentuan
 Aparatur Desa Berpedoman Pada Aturan Terkait/ Juklak/ Juknis
(Termasuk Siskeudes)
 Aparatur Mematuhi Ketentuan Pengelolaan Keuangan Desa
 Aparatur Pengawasan Pemda (APIP) Melakukan Pengawasan Secara Kontinyu
Dan Proporsional
 Aparat Pengawas (APIP) Merekapitulasi Tiap Temuan Untuk Program Sosialisasi
Dan Pencegahan, Serta Memberi/ Rekomendasi Sanksi Secara Tegas Jika
Ditemukan Penyimpangan Secara Proporsional
 Badan/ Dinas Yang Bertanggung Jawab Dalam Pembinaan Pemdes Melakukan
Tupoksi Pembinaan Dan Pelayanan Kepada Pemdes Dengan Maksimal
 Jaring Konsultasi Dan Koordinasi, Antara Dinas Teknis Terkait , Inspektorat (APIP)
Dan Lembaga Penegak Hukum Untuk Mencegah Dan Mendeteksi Penyimpangan
KEJAKSAAN NEGERI MATARAM

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai