Anda di halaman 1dari 15

Tahapan Menikah dalam Islam

(Ta’aruf, Nadzhor, Khitbah, Nikah)


Kelompok 2 :

1. Asrofi (20.0101.0018)
2. Rofiatun Khasnah (20.0101.0030)
3. M. Setyo Handoko (20.0101.0060)
4. Achmad Asrori (20.0101.0071)
5. Ardia Dayinta P (17.0101.0014)
Ta’aruf
Definisi Ta’aruf
Definisi Ta’aruf ::

Taaruf berasal
Taaruf berasal dari
dari kata
kata “ta’rafa
“ta’rafa –– yata’arafu”
yata’arafu” yang
yang berarti
berarti “saling
“saling mengenal”.
mengenal”.

Tidak sembarang
Tidak sembarang berkenalan,
berkenalan, taaruf
taaruf memiliki
memiliki sejumlah
sejumlah tahapan
tahapan dan
dan tata
tata cara
cara yang
yang
harus diperhatikan.
harus diperhatikan. Tata
Tata cara
cara dan
dan tahapan
tahapan ini
ini diperlukan
diperlukan untuk
untuk menghindarkan
menghindarkan diridiri
dari hal-hal
dari hal-hal yang
yang tidak
tidak diinginkan
diinginkan setelahnya.
setelahnya.

Pada umumnya,
Pada umumnya, taaruf
taaruf dilakukan
dilakukan sebelum
sebelum seseorang
seseorang melakukan
melakukan khitbah
khitbah atau
atau dikenal
dikenal
dengan lamaran.
dengan lamaran.

Tujuan
Tujuan Ta’aruf
Ta’aruf ::

Mengenal
Mengenal karakter
karakter calon
calon pasangan,
pasangan, agar
agar proses
proses saling
saling memahami
memahami dapat
dapat berjalan
berjalan
dengan
dengan lebih
lebih baik.
baik.
Tata cara ta’aruf sesuai syariat Islam

1. Memohon petunjuk kepada Allah dengan melakukan Shalat Istikharah. Jika benar-
benar hati telah mantap dan siap untuk menikah, maka kemudian mengajukan diri untuk
melakukan ta’aruf.

2. Menentukan jadwal pertemuan antara ikhwan dan akhwat. Dalam pertemuan ini,
kedua belah pihak harus didampingi oleh pihak ketiga, misalnya keluarga atau wali
yang dipercayai.

3. Dalam pertemuan antara ikhwan dan akhwat, kedua belah pihak boleh mengajukan
pertanyaan apa saja terkait kepentingan masing-masing yang nantinya akan digunakan
sebagai pertimbangan sebelum memutuskan.
Tata cara ta’aruf sesuai syariat Islam

4. Jika dalam pertemuan tersebut kedua belah pihak telah merasa saling cocok, maka
dapat dilakukan proses selanjutnya yaitu melakukan ta’aruf dengan pihak keluarga si
akhwat maupun dengan keluarga si ikhwan dalam waktu yang telah disepakati
sebelumnya.

5. Yang menjadi salah satu syarat dari proses ta’aruf secara syar’i islami adalah tidak
boleh menunggu. Artinya tidak boleh ada jarak antara proses ta’aruf dengan pernikahan.
Misalnya saja si akhwat harus menunggu selama beberapa waktu karena si ikhwan
harus bekerja atau menyelesaikan pendidikan terlebih dahulu.

6. Langkah selanjutnya adalah menentukan waktu serta tempat untuk melangsungkan


pernikahan. . Pernikahan yang dilakukan sebaiknya juga sesuai dengan yang
dicontohkan oleh Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam, yaitu dengan cara yang
sederhana, memisahkan antar tamu laki-laki dan perempuan, mengundang anak-anak
yatim, tidak mendandani pengantin dengan berlebihan, serta tidak berlebihan dalam hal
menyajikan makanan maupun minuman.
Adab Ta’aruf

1. 2.
Menjaga Pandangan Menutup aurat

3. 4.
Memiliki sikap yang Menghindari hal-hal yang
tenang, sopan dan serius tidak perlu dalam
dalam bertutur kata pembicaraan

5. 6.
Didampingi oleh keluarga Selalu mengingat Allah
atau wali yang dipercayai
Manfaat Ta’aruf

1.
1. Dapat
Dapat melihat
melihat keadaan
keadaan fisik
fisik dari
dari calon
calon pasangan
pasangan secara
secara langsung.
langsung.

2.
2. Dapat
Dapat mengenal
mengenal lebih
lebih jauh
jauh calon
calon pasangan
pasangan dari
dari data-data
data-data yang
yang diperoleh
diperoleh selama
selama proses
proses
tanya
tanya jawab
jawab saat
saat berta’aruf.
berta’aruf. Misalnya
Misalnya pendidikan,
pendidikan, pekerjaan,
pekerjaan, jenis
jenis penyakit
penyakit yang
yang dimiliki,
dimiliki,
latar
latar belakang
belakang keluarga,
keluarga, dan
dan lain
lain sebagainya
sebagainya

3.
3. Meminimalisir
Meminimalisir terjadinya
terjadinya ketidakcocokan
ketidakcocokan dengan
dengan calon
calon pasangan
pasangan dikemudian
dikemudian hari
hari yang
yang
akhirnya
akhirnya berdampak
berdampak pada
pada Perceraian
Perceraian

4.
4. Terhindar
Terhindar dari
dari godaan
godaan syaitan
syaitan karena
karena dalam
dalam proses
proses ta’aruf
ta’aruf tidak
tidak dilakukan
dilakukan dengan
dengan berdua-
berdua-
duaan
duaan saja,
saja, akan
akan tetapi
tetapi ada
ada pihak
pihak ketiga
ketiga yang
yang menjadi
menjadi pendamping
pendamping dalam
dalam pertemuan
pertemuan tersebut.
tersebut.
Nadzhor

Definisi Nadzhor:

Nazhor bermakna melihat, maksudnya adalah melihat wanita yang disenanginya dengan niat untuk
menikahinya.

Seseorang yang akan menikah berhak untuk mengetahui lebih dalam tentang calon yang akan dinikahinya.
Hal ini akan menimbulkan rasa cinta yang lebih untuk memulai rumah tangga. Sebagaimana sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ِ ‫ـاع أ َ ْن يَن ْ ُظ َر ِإل َى َما يَ ْد ُع ْو ُه ِإل َى ِنك‬


‫َاح َها َفل ْي َ ْف َع ْل‬ َ ‫استَ َط‬ َ َ ‫خط‬
ْ ‫بأ َح ُدك ُُم ال َْم ْرأ َة َف ِإ ِن‬
َ َ َ ‫ ِإ َذا‬.

“Jika salah seorang dari kalian meminang seorang wanita, maka apabila dia bisa melihatnya hingga
memiliki hasrat untuk menikahinya, maka hendaknya dia melakukannya”. [HR. Abu Daud]
Adab Melakukan Nadzhor
1. Ketika Nazar tidak berkholwat/ berdua-duaan dengan seorang wanita

2. Hendaknya memandang tanpa syahwat karena wanita dengan syahwat diharamkan


tujuannya adalah melihat calon istri untuk mengetahui kondisi sebenarnya apakah sesuai
dengan fakta yang didapatkan bukan untuk sekedar menikmatinya

3. Memiliki prasangka kuat bahwa sang wanita akan menerima lamarannya. bukan asal-asalan
nadzor atau sedikit-dikit baru ta’aruf langsung ingin nadzor dan minta foto untuk dinadzor.

4. Hendaknya memandang apa yang biasa nampak dari tubuhnya seperti muka telapak tangan
leher dan kaki

5. Hendaknya dia benar-benar bertekad melamar sang wanita


Khitbah
Definisi Khitbah:

Khitbah adalah prosesi lamaran di mana pihak keluarga calon mempelai laki-laki mengunjungi
kediaman calon mempelai perempuan. Dalam pertemuan tersebut, pihak mempelai laki-laki akan
mengutarakan permintaannya untuk mengajak sang mempelai perempuan berumah tangga.

Permintaan atau pernyataan tersebut bisa disampaikan langsung oleh sang mempelai laki-laki, tapi juga
bisa dengan perantara pihak lain yang dipercayai sesuai dengan ketentuan agama. Khitbah sendiri harus
dijawab “Ya” atau “Tidak”. Jika sang mempelai perempuan mengiyakan, maka dirinya disebut sebagai
makhthubah, atau perempuan yang telah resmi dilamar. Dengan demikian, dia tidak diperkenankan
untuk menerima lamaran dari laki-laki lain.
Tata Cara Khitbah
1. Memohon petunjuk dari Allah

2. Membaca doa dan salawat Nabi

3. Mendatangi kediaman calon pasangan.

4. Menyampaikan maksud dan tujuan

5. Penyampaian jawaban dari pihak perempuan.

6. Menyerahkan hantaran.

7. Penutupan acara khitbah.


Nikah

Definisi Nikah :

Kata pernikahan berasal dari Bahasa Arab, yaitu ‘An-nikah’ yang memiliki beberapa makna. Menurut
bahasa, kata nikah berarti berkumpul, bersatu dan berhubungan.

Pada dasarnya, makna pernikahan yaitu, mengubah hubungan antara laki-laki dan perempuan yang
sebelumnya tidak halal menjadi halal dengan akad

Ketentuan mengenai pernikahan ini tergambar dalam firman Allah SWT dalam Al Qur’an surah
Ar-Rum ayat 21: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu hidup tentram bersamanya. Dan Dia [juga] telah menjadikan di antaramu
[suami, istri] rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda bagi kaum yang berpikir,” (Ar-Rum [30]: 21).
Tujuan Menikah
1.
1. Memenuhi
Memenuhi kebutuhan
kebutuhan dasar
dasar manusia
manusia

2. Mendapatkan
2. Mendapatkan ketenangan
ketenangan hidup
hidup

3.
3. Menjaga
Menjaga akhlak.
akhlak.

4.
4. Meningkatkan
Meningkatkan ibadah
ibadah kepada
kepada Allah
Allah SWT
SWT

5.
5. Memperoleh
Memperoleh keturunan
keturunan yang
yang saleh
saleh dan
dan salihah
salihah
Hukum Menikah

Wajib, jika baik pihak laki-laki dan perempuan sudah memasuki usia wajib nikah, tidak ada halangan, memiliki
kemauan untuk berumah tangga dan khawatir terjadi zina.

Sunnah. Menurut pendapat para ulama, sunnah adalah kondisi di mana seseorang memiliki kemauan dan
kemampuan untuk menikah namun belum juga melaksanakannya.

Haram, ketika pernikahan dilaksanakan saat seseorang tidak memiliki keinginan dan kemampuan untuk menikah,
namun dipaksakan.

Makruh, apabila seseorang memiliki kemampuan untuk menahan diri dari perbuatan zina. Akan tetapi belum
berkeinginan untuk melaksanakan pernikahan dan memenuhi kewajiban sebagai suami.

Mubah, jika pernikahan dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan dan keinginan, akan tetapi jika tidak pun
dia bisa menahan diri dari zina. Jika pernikahan dilakukan, orang tersebut juga tidak akan menelantarkan istrinya.
Rukun & Syarat Pernikahan dalam Islam

Rukun pernikahan : Syarat sah pernikahan:

• Calon Pengantin Pria • Beragama Islam bagi pengantin laki-laki

• Calon Pengantin Perempuan • Bukan laki-laki mahron bagi calon istri

• Wali • Mengetahui wali akad nikah

• Saksi • Tidak sedang melaksanakan haji

• Ijab & qobul • Tidak karena paksaan


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai