Anda di halaman 1dari 31

Airways Management

Oleh:
RIKIANTO
I4061191043

Pembimbing:
dr. Leonardus Singgih Wibowo, Sp.An
Anatomi

Oral
Nasal cavities
Pharynx
Larynx
Anatomi
Anatomi
• Trachea
• Bronchi
• Bronchioles
• Alveoli
Anatomi
Life support
A–B–C–D–E

A : Airways, bebaskan jalan napas, lindungi C-spine


B : Breathing, beri napas, tambah oksigen
C : Circulation, hentikan perdarahan, beri infus
D : Disability/SSP, cegah TIK
E : Exposure, buka semua pakaian, cegah hipotermia
Bagaimana mengamankan jalan
napas?
• Intubasi trakea  Gold Standard

• Intubasi yang dilakukan oleh bukan ahli dapat timbulkan


trauma
• Resiko : hipoksia fatal/secondary, vagal
reflexbradikardia berat, cardiac arrest
• TIK naik hanya dapat dicegah dengan obat-obatan
• Tidak semua fasilitas kesehatan dilengkapi peralatan
intubasi trakea
Beberapa tanda objektif sumbatan airway dapat diketahui
dengan langkah-langkah berikut:

LOOK
• Apa pasien
mengalami agitasi
atau kesadaran LISTEN
menurun? • Apa ada suara
• Apa ada retraksi abnormal
dan penggunaan pernapasan? FEEL
otot napas • Apa ada suara
tambahan? • Apa lokasi
parau? trakea berada di
tengah ?
Pasien mati karena hipoksia, bukan karena tidak terpasang
EndoTrakeal Tube (ETT)

Tidak semua masalah airway harus diselesaikan dengan


intubasi trakea
Basic Airways Manuever
Chin Lift
• Aman untuk C-spine
trauma
• Tujuan otot pangkal
lidah terangkat ke depan
Basic Airways Manuever
Jaw Thrust
• Pegang pada angulus
mandibulae, dorong
mandibula ke depan
• Aman untuk C-spine
pada korban trauma
Basic Airways Manuever
Head Tilt – Chin Lift
• Gabungan antara
manuver Head tilt dan
Chin lift
• Pada pasien trauma: hati-
hati cedera pada
C-spine
• Pada pasien multipel
trauma dengan suspek
cedera cervical , manuver
yang paling aman  Jaw
Thrust
Airway
Definitive :
• Surgical  Krikotiroidotomy dan trakeostomy
• Non-Surgical  Oral Intubation dan Nasal Intubation

Non-Definitive :
• OroPharyngeal Airway-OPA
• NasoPharyngeal Airway-NPA
Airway Definitive
Oropharyngeal Airway
• Menahan lidah agar tidak jatuh ke belakang
• Memfasilitasi tindakan suction
• Mencegah lidah/ETT tergigit

• Merangsang muntah pada pasien sadar/setengah sadar

• Hati-hati pada anak  dapat melukai jaringan lunak


Oropharyngeal Airway
Nasopharyngeal Airway
• Jalan napas buatan dengan ujung dibelakang lidah
• Indikasi  pasien setengah sadar dengan napas
spontan
• Lebih dapat ditoleransi pasien dibandingkan OPA, dan
kecil kemungkinan memicu muntah
Nasopharyngeal Airway
Komplikasi:
1. Kerusakan mukosa
nasal
2. Laryngospasme
Endotrakeal Tube
Keuntungan Komplikasi
• Menjaga jalan napas • Hipoksia
terbuka • Trauma
• Mengurangi risiko • Muntah-aspirasi isi
aspirasi lambung
• Sebagai fasilitas suction • Hipertensi
trakea • Disritmia jantung
• Sebagai fasilitas • Intubasi satu paru
pemberian oksigen • Intubasi esofagus
konsentrasi tinggi • Cardiac arrest akibat
vagal reflex
Endotrakeal Tube
• Pilih ukuran yang sesuai : ID-Internal Diameter
• Dewasa : ID 6,5, 7 atau 7.5
• Anak : ID=4 + (umur : 4)
• Bayi : prematur : ID 2.5, aterm : 3.0-3.5

• Selalu menyiapkan satu ukuran dibawah dan diatas.


• Pilih ET yang High Volume Low Pressure (ETT
putih/fortex)
• Bila memakai yang re-useable, cek cuff dan patensi
lubang ET
Laryngeal Mask Airway
Keuntungan :
• Teknik pemasangan lebih mudah
• Trauma lebih sedikit
• Tidak membutuhkan laringoskop

Kerugian :
• Tidak melindungi terhadap aspirasi
Laryngeal Mask Airway
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai