Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KASUS

EPILEPSI
Disusun Oleh: Pembimbing :
Rikianto dr. Dyan Roshinta Laksmi Dewi, Sp.S
I4061191043 dr. Sabar Nababan, Sp.S
dr. Simon Djeno, Sp.S
dr. Dini Astriani, Sp.S
1
IDENTITAS PASIEN

▸ Nama :An. M.N


▸ Nomor Rekam Medis : 148597
PENYAJIAN
KASUS ▸ Jenis Kelamin : Laki - laki
▸ Tanggal Lahir / Usia : 05-11-2012 / 8,9 thn
▸ Agama : Islam
▸ Alamat : Jl. Komyos Sudarso
Gg. Durian I no. 18
▸ Tanggal Periksa : 12 Agustus 2021
ANAMNESIS:
KELUHAN Kejang sejak 1 minggu SMRS
UTAMA
Pasien datang ke poli saraf RSUD dr. Soedarso
Pontianak dengan keluhan kejang terakhir kali 1 minggu
sebelum masuk Rumah Sakit. Menurut ibu pasien,
kejang pertama kali terjadi 4 bulan yang lalu. Sewaktu
kejang, pasien dalam keadaan tidak sadar, tubuh pasien
ANAMNESIS: terlihat kaku lalu pasien menghentak-hentakkan keempat
RIWAYAT anggota gerak tubuh. Mata terbelalak ke atas, mulut tidak
PENYAKIT berbusa, dan lidah tidak tergigit. Setelah kejang, pasien
SEKARANG hilang kesadaran. Kejang terjadi selama ±5 menit dan
terjadi 1-2x dalam sebulan. Sejak bulan April-sekarang,
kejang terjadi ± 6 kali. Sebelumnya keluarga pasein
sudah membawa pasien berobat ke Rumah Sakit
UNTAN. Di RS.UNTAN pasien kemudian di rujuk ke
RSUD. dr. Soedarso untuk melakukan EEG. Riwayat
trauma kepala (-), demam (-).
▸ Pasien pernah mengalami keluhan serupa
sebelumnya. Pasien pertama kali mengalami
kejang 4 bulan sebelum masuk Rumah Sakit
secara tiba-tiba dan pasien juga tidak sadar
ANAMNESIS : sewaktu terjadi kejang.
RIWAYAT
PENYAKIT
▸ Riwayat jatuh kepala pasien terbentur saat bayi.
DAHULU
▸ Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa
dengan pasien. Riwayat kejang demam pada Orang
ANAMNESIS :
Tua pasien (-), kakek dan nenek pasien (-). 
RIWAYAT
PENYAKIT
KELUARGA &
ALERGI ▸ Riwayat alergi makanan dan obat disangkal.
Pasien pernah berobat ke RS. UNTAN 1 minggu
ANAMNESIS : yang lalu sebelum dan pasien di rujuk ke RSUD. dr.
RIWAYAT
PENGOBATAN Soedarso untuk melakukan pemeriksaan EEG.
▸ Pasien tinggal bersama kedua orangtua.
▸ Saat ini pasien sedang bersekolah di tingkat SD
kelas 2.
ANAMNESIS :
RIWAYAT
SOSIAL DAN
KEBIASAAN
9
ANAMNESIS :
▸ Menurut ibu pasien, tumbuh kembang pasien
sejak kecil hingga sekarang tidak mengalami
keterlambatan.

RIWAYAT
TUMBUH
KEMBANG

▸ Menurut ibu pasien, pasien dilahirkan cukup


bulan dan persalinan per vaginam di bantu oleh
ANAMNESIS :
RIWAYAT bidan di Rumah Sakit.
KEHAMILAN &
PERSALINAN
PEMERIKSAAN
FISIK
1. Pemeriksaan Tanda Vital
▸ Keadaan Umum : Baik
▸ Kesadaran : Compos Mentis (E4M6V5)
▸ Frekuensi Napas : 20x/menit
▸ Suhu : 36.7oC

▸ BB : 38 kg

▸ TB : 133 cm

▸ IMT : 21.59 (normal )


Status Generalisata

Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), isokor (+/+)
Leher : Deviasi trakea (-), Pembesaran KGB (-)

Pulmo
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri baik statis maupun dinamis
Palpasi : Fremitus taktil normal, massa (-)
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara nafas dasar vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Status Generalisata

Cor
 Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
 Perkusi : Batas pinggang jantung pada ICS III linea parasternalis sinistra, batas
jantung kanan pada ICS V linea sternalis dextra, batas jantung kiri ICS V linea
midclavicularis sinistra
 Auskultasi : SI/II regular, murmur (-), gallop (-)
Status Generalisata

Abdomen
Inspeksi : Datar, sikatrik (-)
Auskultasi : Bising usus normal 9 kali per menit
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), hepatomegali (-)
Perkusi : Timpani di seluruh lapang perut
 
Ekstremitas atas : Akral hangat, CRT <2 detik, edema (-/-)
Ekstremitas bawah : Akral hangat, CRT <2 detik, edema (-/-)
Nervus Pemeriksaan Kanan Kiri
N. I Olfaktorius Daya penciuman Tidak diperiksa Tidak diperiksa

N. II Optikus Daya penglihatan Baik Baik


Pengenalan warna Tidak diperiksa Tidak diperiksa

Lapang pandang Baik Baik


N. III Okulomotor Ptosis – –
Gerakan mata ke medial Baik Baik

Gerakan mata ke atas Baik Baik

Gerakan mata ke bawah Baik Baik


PEMERIKSAAN Ukuran pupil 3 mm 3 mm
NEUROLOGIS : Bentuk pupil
Ref. cahaya langsung
bulat
+
Bulat
+
NERVUS Ref. cahaya konsensual + +

CRANIALIS N. IV Troklearis Strabismus divergen – –

Gerakan mata ke lateral bawah Baik Baik

Strabismus konvergen – –

N. V Trigeminus Deviasi rahang – –


Kekuatan otot rahang Baik Baik

Refleks Dagu Baik Baik


Refleks Kornea Tidak diperiksa Tidak diperiksa

Sensasi wajah Baik Baik


N. VI Abdusen Gerakan mata ke lateral + +

Strabismus konvergen – –
N. VII Fasialis Kedipan mata + +
Lipatan nasolabial Simetris Simetris
Sudut mulut Baik Baik
Mengerutkan dahi Baik Baik
Menutup mata Baik Baik
Meringis Baik Baik
Menggembungkan pipi Baik Baik
PEMERIKSAAN
Daya kecap lidah 2/3 Tidak diperiksa Tidak diperiksa
NEUROLOGIS : anterior
NERVUS N. VIII Vestibulotroklearis Nistagmus - -
Daya Pendengaran Baik Baik
CRANIALIS
N. IX Glossopharyngeus Daya kecap lidah 1/3 Tidak diperiksa Tidak diperiksa
posterior
N. X Vagus
Refleks muntah Tidak diperiksa Tidak diperiksa

Suara serak/lemah -
N. XI Accesorius Otot bahu, leher Baik Baik
N. XII Hypoglossus Artikulasi Baik
Tremor lidah -
Menjulurkan lidah Baik
Trofi otot lidah Eutrofi
Fasikulasi lidah -
Gerakan Kekuatan

+ + 5 5
PEMERIKSAAN + + 5 5
MOTORIK

Tonus Klonus Atrofi

N N - - - -
N N - -
Sensibilitas

N N
N N
PEMERIKSAAN
SENSIBILITAS &
REFLEKS
Refleks Fisiologis
FISIOLOGIS
Refleks bisep : +/+
Refleks trisep : +/+
Refleks patella : +/+
Refleks achilles : +/+
Refleks Patologis Kanan Kiri

Hoffman - -

Tromner - -

Chaddock - -
REFLEKS
Babinski - -
PATOLOGIS
& Pemeriksaan Hasil
RANGSANG
Kaku kuduk -
MENINGEAL
Kernig sign -

Lasegue sign -

Brudzinski I -

Brudzinski II -

Brudzinski III -

Burdzinski IV -
DIAGNOSIS

Diagnosis Klinis : Kejang Umum Tonik Klonik


Diagnosis Topis : Korteks Cerebri
Diagnosis Etiologis : Unknown Epilepsy
TATALAKSANA
▸ Phenytoin 2 x 4-10 mg/kgBB/hari po

▸ Folic acid 2 x 400 mcg po

▸ Mecobalamin 1 x 500 mcg po


PROGNOSIS
▸ Ad vitam : dubia ad bonam
▸ Ad sanationam : dubia ad bonam
▸ Ad functionam : dubia ad bonam
2.
TINJAUAN PUSTAKA : EPILEPSI
Kelainan otak yang ditandai dengan
kecenderungan untuk menimbulkan
bangkitan epileptik yang terus menerus , dan
konsekuensi neurobiologis, kognitif,
DEFINISI psikologis, dan sosial
KONSEPTUAL
▸ Minimal terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi atau
2 bangkitan refleks dengan jarak waktu antar
bangkitan pertama dan kedua lebih dari 24 jam
DEFINISI ▸ Satu bangkitan tanpa provokasi atau 1 bangkitan
OPERASIONAL
refleks dengan kemungkinan terjadinya bangkitan
berulang dalam 10 tahun kedepan sama dengan
bila terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi atau
bangkitan refleks
▸ Sudah ditegakkan diagnosis sindrom epilepsy (oleh
dokter yang kompeten).
EPIDEMIOLOGI

50.000.000
WHO

2.288
Kelompok Studi Epilepsi Perhimpunan Dokter Spesialis
Saraf Indonesia (2013)

487
Kasus baru
1801
Kasus lama
ETIOLOG
I
KLASIFIKASI
ILAE 2017
KLASIFIKASI
ILAE 2017
30
PATOFISIOLOGI
31
PATOFISIOLOG
I
Sebelum bangkitan/gejala prodromal:
Kondisi fisik dan psikis yang mengindikasikan akan terjadinya
bangkitan, misalnya perubahan perilaku, perasaan lapar,
berkeringat, hipotermi, mengantuk, menjadi sensitive
DIAGNOSIS:
Selama bangkitan/iktal:
ANAMNESIS
o Apakah terdapat aura, gejala yang dirasakan pada awal
bangkitan?
o Bagaimana pola/bentuk bangkitan?
o Apakah terdapat perubahan pola dari bangkitan sebelumnya?
o Aktivitas penyandang saat terjadi bangkitan, misalnya saat tidur,
saat terjaga, bermain video game, berkemih, dan lain-lain.
▸Pasca bangkitan/ post iktal:
Bingung, langsung sadar, nyeri kepala, tidur, gaduh gelisah

▸Penyakit yang diderita sekarang, riwayat penyakit neurologik,

DIAGNOSIS: psikiatrik maupun sistemik yang mungkin menjadi penyebab


ANAMNESIS maupun komorbiditas.
▸Riwayat epilepsi dan penyakit lain dalam keluarga
▸Riwayat saat berada dalam kandungan, kelahiran, dan tumbuh
kembang
▸Riwayat bangkitan neonatal/ kejang deman
▸Riwayat trauma kepala, stroke, infeksi susunan saraf pusat
(SSP), dll.
Untuk mencari tanda-tanda gangguan yang berkaitan
dengan epilepsi, misalnya:
▸ Trauma kepala,
DIAGNOSIS: ▸ Tanda-tanda infeksi,
PEMERIKSAAN
FISIK ▸ Kelainan kongenital,
▸ Kecanduan alkohol atau napza,
▸ Kelainan pada kulit (neurofakomatosis)
▸ Tanda-tanda keganasan.
Untuk mencari tanda-tanda defisit neurologis fokal atau difus
yang dapat berhubungan dengan epilepsy, seperti:
▸ Paresis Todd
DIAGNOSIS: ▸ Gangguan kesadaran pascaiktal
PEMERIKSAAN
FISIK ▸ Afasia pascaiktal
DIAGNOSIS:  EEG
PEMERIKSAAN
PENUNJANG  MRI/CT SCAN
 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Diet Ketogenik
 Terapi Bedah
TATALAKSANA:
NON  Stimulasi Nervus Vagus
FARMAKOLOGI
▸ Phenobarbital: untuk epilepsi umum dan parsial. Untuk
dewasa, Dosis awal : 50-100 mg/hari, dosis rumatan
30-200 mg/hari. Jumlah dosis per hari 1-2x.
▸ Phenytoin: untuk epilepsi umum dan parsial. Untuk
TATALAKSANA: dewasa, Dosis awal : 200-300 mg/hari, dosis rumatan
FARMAKOLOGI 200-400 mg/hari. Jumlah dosis per hari 1-2x
▸ Valproic acid: untuk epilepsi umum, parsial dan absans.
Untuk dewasa, Dosis awal : 400-500 mg/hari, dosis
OAE LINI
rumatan 500-2500 mg/hari. Jumlah dosis per hari 2-3x
PERTAMA (untuk yang CR 1-2x)
▸ Carbamazepine: untuk epilepsi parsial. Untuk dewasa,
Dosis awal : 400-600 mg/hari, dosis rumatan 400-1600
mg/hari. Jumlah dosis per hari 2-3x (untuk yang CR 2x).
▸ Topiramate: untuk epilepsi umum dan parsial. Untuk
dewasa, Dosis awal : 100 mg/hari, dosis rumatan 100-
400 mg/hari. Jumlah dosis per hari 1-2x.
▸ Levetiracetam: untuk epilepsi umum, parsial, absans,
dan mioklonik. Untuk dewasa, Dosis awal : 500
TATALAKSANA: mg/hari, dosis rumatan 1000-3000 mg/hari. Jumlah
FARMAKOLOGI dosis per hari 2x.
▸ Oxcarbazepine: untuk epilepsi parsial dan benign
rolandic epilepsi. Untuk dewasa, Dosis awal : 300-600
OAE LINI mg/hari, dosis rumatan 600-2400 mg/hari. Jumlah
KEDUA dosis per hari 2-3x.
▸ Lamotrigine: untuk epilepsi umum, parsial, absans,
dan mioklonik. Untuk dewasa, Dosis awal : 50-100
mg/hari, dosis rumatan 50-200 mg/hari. Jumlah dosis
per hari 1-2x.
40
DOSIS OAE
UNTUK
ANAK
41
42
PEMBAHASAN
Kejang Kejang
An. M.N terakhir sejak pertama sejak
1 mgg SMRS 4 bln SMRS

Tidak sadar,
tubuh kaku
dan Kejang umum
Saat kejang
menhentak- tonik-klonik
hentak ke-4
ekstremitas
PEMBAHASAN

Trauma saat Faktor risiko


bayi epilepsi

Tidak terdapat
Pemeriksaan Dalam batas adanya
Fisik normal gangguan
persarafan
PEMBAHASAN

Alasan pasien
EEG Tidak bisa dilakukan
di rujuk

Phenytoin Menurunkan eksitasi

Tatalaksana Mencegah efek


Asam folat
samping Phenitoin

Untuk memelihara
Mecobalamin
fungsi saraf
KESIMPULAN
Seorang anak laki-laki berusia 8,9 tahun datang ke Poli Saraf
RSUD dr. Soedarso dengan keluhan kejang 1 minggu SMRS.
Keluhan ini dialami dari 4 bulan yang lalu. Riwayat trauma kepala
saat bayi. riwayat demam dan nyeri kepala disangkal.
Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan. Dari hasil
anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis klinis
kejang umum tonik klonik, diagnosis topis korteks cerebri, dan
diagnosis etiologis unknown epilepsy. Perlu dilakukan
pemeriksaan EEG yang berperan dalam konfirmasi diagnosis
epilepsi, menentukan tipe kejang dan sindrom epilepsi, pemilihan
OAE dan menentukan prognosis.
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai