Anda di halaman 1dari 10

Rantai Kelangsungan Hidup

Dosen : Syara Amalia Sholihat, SST


A. Rantai kelangsungan hidup

Merupakan kesatuan yang erat dan utuh, jika salah


satu mata rantai hilang atau lemah maka kemungkinan
keberhasialan pertolongan menjadi berkurang.Maka
semua mata rantai harus kuat dan saling terkait satu
sama lain dan serangkaian tindakan yang di rancang
untuk mengurangi angka kematian (mortalitas) yang
berkaitan dengan kondisi henti jantung
Rangkaian ini terdiri dari 4
rantai yaitu :
1. AKSES SEGERA, maksudnya adalah tindakan pengenalan dini
gejala dan tanda dari suatu kejadian.
2. CPR/RJP (resusitasi Jantung Paru) efektik jika segera
dilaksanakan saat pemderita mengalami henti nafasdan henti
jantung.
3. Defibrilasi sangat penting untuk memperbaiki angka
kelangsungan
4. Perawatan lanjutan
Pertolongan lebih lanjut oleh para medis baik di tempat
kejadian dan rumah sakit sangat penting untuk meneruskan
pertolongan sebelumnya.Pertolongan lanjut melibatkan
peralatan emergency kit, obat-obat intravena, obat untuk
aritma dan stabilisasi penderita.
B. Perkembangan BHD (bantuan
hidup dasar)

AHA menekankan focus bantuan hidup dasar pada


Chain of Survival (Rantai Kelangsungan Hidup)
diantaranya :
a). Early recognition and activation
b). Early CPR
c). Early defiblillation
d). Effective Advanced life support
e). Integration of post-cardiac arrest care
C. Pemberian Bantuan Hidup Lanjut ( BHL)

 Pengenalan segera henti jantung (suddent cardiac arrest)


didasarkan pada pemeriksaan kondisi unresponsive dan tidak
adanya napas normal (seperti, korban tidak bernapas atau
hanya gasping/terengah-engah).
 Perubahan pada RJP berlaku pada korban dewasa, anak dan
bayi tapi tidak pada bayi baru lahir
 “Look, Listen and Feel” telah di hilangkan dari algoritme
bantuan dasar
 Jumlah kompresi dada setidaknya 100 kali per menit
 Penolong harus meakukan RJP hingga terjadi return of
spontaneous circulation (ROSC).
Lanjutan....
 Penolong harus meakukan RJP hingga terjadi return of
spontaneous circulation (ROSC).
 Kedalam kompresi untuk korban dewasa telah diubah dari 1 ½ -
2 inchi menjadi sedikitnya 2 inchi (5cm)
 Peningkatan focus untuk memastikan bahwa RJP diberikan
dengan high-quality didasarkan pada: - Kecepatan
dan kedalaman kompresi diberikan dengan adekuat dan
memungkinkan full chest recoil antara kompresi
- Meminimalkan interupsi saat memberikan kompresi
dada
- Menghindari pemberian ventilasi yang berlebihan
D. Tujuan BHD (Bantuan Hidup Dasar)

 Mencegah berhentinya sirkulasi darah atau


berhentinya pernafasan
 Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi
(melalui kompresi dada) dan ventilasi (melalui
bantuan napas penolong) dari pasien yang mengalami
henti jantung atau henti napas melalui rangkaian
kegiatan Resusitasi Jantung Paru (RJP).
E. Algoritma BHD (Bantuan Hidup Dasar)

algoritma bantuan hidup dasar berdasarkan 2010 American


Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation
and Emergency Cardiovascular Care, yaitu:
 Cek Respon => Pastikan dengan memanggil nama/sebutan yag
umum dengan keras disertai menyentuh atau menggoyangkan
bahu dengan mantap.
 Jika pasien berespon Tinggalkan pada posisi dimana ditemukan
dan hindari kemungkinan resiko cedera lain yang bisa terjadi.
 Jika pasien tidak berespon
 Compressions Bila tidak ada nadi
 Bersihkan jalan napas
Lanjutan...

 Membuka jalan napas


 Jalan Napas Tersumbat
 Jalan Napas Bersih
 Jika tidak bernafas
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai