Anda di halaman 1dari 9

Open

Acces

Volume 1 No.2, Mei 2021 ISSN 2747-0350


https://doi.org/10.35326/syattar.v1i2.1189 jurnal-umbuton.ac.id/index.php/syattar

DAMPAK PERGAULAN BEBAS TERHADAP MORALITAS


REMAJA DI DESA KARAE KABUPATEN BUTON SELATAN
Darmayanti
Dosen Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Buton, Indonesia
Korespondensi: Faiumb.darmayantiyanti@gmail.com

ABSTRAK
Dewasa ini, banyak tindakan remaja yang muncul di permukaan dengan
model yang berubah-ubah. Kemerosotan moral banyak terjadi di masyarakat,
seperti: pergaulan bebas, minum-minuman keras dan lain sebagainya, sebagai
akibat dari minimnya pendidikan remaja terhadap remaja. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pergaulan bebas, yang ada di Desa Karae
Kabupaten Buton Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Pengumpulan data ini dilakukan dengan mengadakan
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa:
remaja berpacaran, merokok, minuman beralkohol, sering keluar malam dan
mencuri. Adapun bentuk upaya solusi yang dilakukan dalam mencegah
pergaulan bebas remaja yang ada di desa Karae yaitu penanaman nilai-nilai
Agama, Moral dan Etika yang berawal dari lingkungan keluarga, memberikan
hukuman atas setiap tindakan pelanggaran yang dilakukan, dan memperbanyak
kegiatan Keagamaan agar waktu remaja bisa digunakan untuk hal-hal positif
menuju arah kebaikan agar bisa menjadi remaja yang taat aturan dan taat
Agama.
Kata Kunci : Pergaulan bebas, Remaja, Moralitas.

ABSTRACT
Nowadays, many youth actions appear on the surface in changing models. A lot of moral
decline occurs in society, such as: promiscuity, drinking alcohol and so on, as a result of
the lack of youth education for adolescents. This study aims to determine promiscuity,
which is in the Desa Karae, Kabupaten Buton Selatan. This type of research is a
qualitative research with a descriptive approach. This data collection is done by
conducting interviews, observation, and documentation. The results showed that:
teenagers dating, smoking, drinking alcohol, often going out at night and stealing. As for
the form of solution efforts made in preventing the free association of adolescents in
Karae village, namely the cultivation of religious, moral and ethical values that originate
from the family environment, imposing penalties for every violation committed, and
increasing religious activities so that teenage time can be used. for positive things
towards goodness in order to become adolescents who obey the rules and obey Religion
Keywords: promiscuity, teenager, morality

PENDAHULUAN
Pergaulan memberikan Selatan. Pengamatan yang beberapa
pengaruh yang besar pada kehidupan kali dilakukan oleh penulis melahirkan
manusia, khususnya pada remaja yang kesimpulan akan perubahan yang
ada di Desa Karae Kabupaten Buton signifikan terhadap moral remaja yang

Darmayanti 131
Syattar Volume 1. NO.2, Mei 2021 ISSN 2747-0350

ada di Desa Karae Kabupaten Buton 137), menyebutkan bahwa: “Pergaulan


Selatan. Adapun perubahan tersebut antara manusia dengan sesama
memicu banyaknya kenakalan remaja manusia khususnya dengan lawan
yang kemudian memberikan efek jenisnya dalam pandangan Islam, itu
negatif dalam kehidupan remaja dan adalah suatu kewajaran dan juga
masyarakat yang ada di Desa Karae. merupakan indikasi kefitraan manusia.
Remaja yang awalnya dikenal sebagai Allah menciptakan manusia berpasang-
sosok yang pendiam dan tertutup pasangan dalam jenis laki-laki (pria)
seketika berubah saat turut andil dan wanita dengan segala ciri khas
berinteraksi dengan pergaulan bebas masing-masing yang mempunyai
yang ada di Desa Karae Kabupaten tujuan, fungsi dan tanggungjawab
Buton Selatan. Perubahan tersebut dalam ikatan keluarga, bisa
berujung pada hal yang tidak menemukan dan mempertahankan
diinginkan oleh masyarakat dan persamaan kepentingan kedua belah
bahkan sangat merisaukan pihak yang sesuai dengan ajaran
masyarakat. Islam”.
Penyalahgunaan kecanggihan Menurut Santrok (2003:22),
teknologi, merupakan bagian dari Masa remaja adalah “peralihan dari
pemicu terjadinya dekadensi moral masa anak dengan masa dewasa yang
remaja yang ada di Desa Karae mengalami perkembangan semua
Kabupaten Buton Selatan. Contohnya aspek atau fungsi untuk memasuki
penggunaan handphone yang masa dewasa. Masa remaja
memberikan fitur-fitur yang sangat berlangsung antara 12 tahun sampai
canggih di dalamnya sehingga dengan 21 tahun bagi wanita dan 13
menyebabkan remaja kecanduan tahun sampai dengan 22 tahun bagi
game, rusaknya sikap dan perilaku pria. Selanjutnya masa remaja bisa
remaja akan pergaulannya serta dikatakan sebagai peralihan di antara
timbulnya perilaku menyimpang di masa kanak-kanak dan dewasa”.
masyarakat, mengunduh situs-situs Menurut King (2010:118), masa
porno yang dapat menyebabkan remaja adalah “masa perkembangan
menurunnya moral remaja. Fayumi yang merupakan masa transisi dari
dan Agus dalam Rachman (2014), anak-anak menuju dewasa dan dimulai
menyebutkan bahwa: “pada masa dari usia 10 hingga 12 tahun dan
transisi ini remaja mengalami berakhir pada usia 18 hingga 21.
ketidaktentuan dan ketidakpastian, Dalam masa ini anak mengalami masa
serta banyak sekali mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan
godaan atau tarikan-tarikan untuk fisiknya maupun psikisnya. Remaja
melakukan perbuatan yang tidak baik bukanlah anak-anak baik bentuk
dan tidak jelas. Sang remaja badan, cara berfikir atau bertindak,
dihadapkan pilihan untuk mengerjakan tetapi bukan pula orang dewasa yang
pekerjaan yang mengarah kepada telah matang”. Sudarsono (1991:2),
kebaikan atau melakukan perbuatan mengatakan bahwa: “kenakalan
keburukan yang dapat remaja dirasa telah mencapai tingkat
menjerumuskannya”. Seorang remaja yang cukup meresahkan bagi
adalah “seorang risk taker atau masyarakat”.
individu yang senang melakukan Istilah pergaulan bebas bukan
prilaku yang beresiko hal yang asing lagi dalam kehidupan
(www.kitadanbuahhati.com)”. masyarakat. Dalam pemahaman
Disamping di atas, Musthafa keseharian, pergaulan bebas
Dieb Al-Bugha Muhyidin Mistu (2014: merupakan “perilaku yang dapat

Darmayanti 132
Syattar Volume 1. NO.2, Mei 2021 ISSN 2747-0350

merusak tatanan nilai dalam atau remaja yang akan diteliti adalah
masyarakat”. Menurut Kartono remaja yang berusia 13-16 tahun.
(1992:34), menjelaskan bahwa:
Tabel 2
“pergaulan bebas merupakan gejala
Jumlah Sampel Penelitian di
patalogis social pada remaja yang
Desa Karae
disebabkan oleh satu bentuk
No Populasi Jumlah Jumlah
pengabaian sosial, akibatnya
menyababkan perilaku yang Populasi Sampel
menyimpang”. Sedangkan Hamzah
1 Masyarakat 676 67
(1992:92) mengemukakan bahwa:
“pergaulan bebas merupakan 2 Remaja (13- 23 23
kumpulan dari berbagai perilaku
16 tahun)
remaja yang tidak dapat diterima
secara sosial hingga terjadi tindakan Total 699 90
kriminal. Sedangkan dalam pandangan
Sumber data: Profil Desa Karae
Islam, pergaulan bebas adalah
tindakan yang dapat merusak akhlak Data yang diperoleh dalam
pada diri seseorang”. Adapun penelitian ini, dianalisis menggunakan
pergaulan bebas dimaksud, antara teknik analisis kualitatif dan
lain: a) Penggunaan Obat-Obat selanjutnya mendeskripsikannya.
Terlarang; b) Seks Bebas; c) Minuman Analisis kualitatif merupakan “metode
Beralkohol; d) Pencurian; e) Perjudian penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang
METODE PENELITIAN alamiah dengan analisis data bersifat
Penelitian yang dipakai adalah induktif, deduktif dan koperatif. Hasil
kualitatif dengan pendekatan deskripsi. penelitian kualitatif juga lebih
Dalam hal ini penelitian dimaksudkan menekankan makna daripada
untuk mendeskripsikan dampak generalisasi”.
pergaulan bebas terhadap moral Wawancara dilakukan terhadap
remaja di Desa Karae kabupaten Buton Kepala Desa, tokoh masyarakat serta
Selatan. Adapun populasi dari remaja di Desa Karae guna
penelitian ini yaitu: mendapatkan data valid dalam
Tabel 1. penelitian ini, dan dokumentasi yaitu
Jumlah Populasi Penelitian di mengumpulkan data dengan cara
Desa Karae melakukan pencatatan data tertulis
No. Populasi Jumlah KK (mengutip) dari bahan-bahan yang
terkumpul yang relevan dengan
1 Masyarakat 676 analisis masalah penelitian.
2 Remaja (13-21 126 176
tahun) PEMBAHASAN DAN HASIL
Total 802 PENELITIAN
A. Dampak Pergaulan Bebas
Sumber data: Profil Desa Karae
terhadap Moralitas Remaja di
Berdasarkan populasi di atas Desa Karae Kabupaten Buton
maka diambil sampel 10% dengan Selatan
menggunakan tehnik Purposive Hasil penelitian ini menunjukan
Sampling. Di samping itu populasi dari bahwa “remaja di Desa Karae ternyata
lebih suka bermain dan menghabiskan
remaja yang ada akan dibatasi
waktu di luar rumah bersama teman
berdasarkan kriteria usia yakni objek

Darmayanti 133
Syattar Volume 1. NO.2, Mei 2021 ISSN 2747-0350

sepergaulannya daripada pacaran padahal usianya masih di


memanfaatkan waktu untuk bawah umur. Pokoknya, sudah tidak
melakukan hal-hal yang bermanfaat seperti remaja dulu.” Hal ini pun
seperti belajar, mengaji, ke masjid dan didukung oleh pengakuan dua anak
hal positif lainnya”. Hal ini dipicu remaja saat diwawancarai oleh penulis
karena kurangnya kontrol orang tua yaitu Erna seorang remaja putri yang
secara rutin sehingga remaja kurang mengatakan bahwa: ”Iya, saya punya
terawasi dengan siapa dan lingkungan pacar sejak usia 15 tahun dan
mana ia berinteraksi. Berikut berbagai sekarang usiaku sudah 16 tahun. Saya
dampak yang terjadi akibat pergaulan dulunya tidak kenal pacaran, tapi
bebas terhadap moral remaja di Desa karena saya berteman dengan orang-
Karae berdasarkan hasil wawancara orang yang punya pacar akhirnya saya
penulis dengan kepala Desa Karae, juga jadi ikut-ikutan”.
tokoh masyarakat, remaja dan Hal senada pula disampaikan
termaksud dengan orang tua remaja oleh remaja lainnya yaitu: ”Kalau saya
itu sendiri yaitu: pacaran sejak kelas 2 SMP dan sampai
1. Berpacaran sekarang masih pacaran. Kenal
Pacaran adalah salah satu pacaran itu saat saya punya HP baru
perbuatan yang dilarang oleh Allah dan sering saya pakai untuk telfon-
Swt. Pacaran adalah perbuatan telfonan dan smsan dengan teman-
mungkar yang dapat menjerumuskan temanku”.
pelakunya ke lembah maksiat. Remaja Dari pernyataan ketiga
yang berpacaran, cenderung responden di atas, penulis menarik
menjerumuskannya kepada tindakan kesimpulan bahwa terlihat ada
melanggar norma dan merusak moral. perbandingan dan perbedaan moral
Kebanyakan remaja yang masih remaja dulu dengan remaja masa kini,
berada pada masa peralihan terlihat di mana kebiasaan dari membantu
sudah memiliki gandengan (pacar), orang tua dan melakukan hal positif
terutama pada remaja yang ada di lainnya sudah jarang ditemukan pada
Desa Karae. Seolah perbuatan ini remaja sekarang. Bukan hanya itu,
merupakan seremonial lengkap yang perbuatan pacaran ini sudah sangat
apabila tidak digeluti maka akan membudaya di lingkungan Desa Karae.
menjadi salah satu momen yang Hal tersebut karena adanya pengaruh
merugikan bagi remaja. Padahal dari teman bergaul dan juga teknologi
secara hukum agama pacaran adalah yang salah digunakan. Sehingga para
haram karena kebanyakan aktifitas remaja tidak lagi memperhatikan batas
yang tercipta darinya dapat membuka usia dalam menggeluti perbuatan
pintu perzinahan. pacaran ini. Hal ini jika dibiarkan
Menurut ibu Mirna salah seorang maka akan mendatangkan banyak
masyarakat mengatakan bahwa keburukan, baik remaja maupun orang
”Memang pergaulan remaja di Desa tua dan lingkungan tempat di mana
Karae sekarang ini sudah tidak seperti remaja itu berada.
dulu. Kalau dulu itu anak remaja masih
2. Terbiasa Meminum Alkohol
suka di rumah bantu orang tua, tapi
Alkohol merupakan minuman
sekarang anak-anak sudah sering
yang memabukkan. Bagi orang yang
keluar rumah, kumpul sama teman-
meminumnya dalam jumlah yang
temannya. Dan kita tidak tau apa yang
sangat banyak dan pada masa yang
mereka lakukan di luar sana. Ada juga
berkontinyu dapat menimbulkan
remaja yang sekarang ini sudah pintar
ketergantungan yang berdampak
pacaran. Seperti adikku ini sudah tau

Darmayanti 134
Syattar Volume 1. NO.2, Mei 2021 ISSN 2747-0350

buruk bagi kesehatan tubuhnya. Islam 3. Merokok


sangat mengatur hal apapun yang setelah penulis melihat fakta di
berkaitan dengan kehidupan umat. lokasi dan juga dari hasil wawancara
Segala sesuatu yang merusak tubuh penulis dengan remaja, para orang tua
dan terbukti secara hukum agama remaja dan beberapa tokoh
haram maka tidak boleh dilakukan, masyarakat memberikan kesimpulan
termaksud mengonsumsi minuman bahwa kebanyakan dari anak remaja
berakohol. Seperti halnya yang terjadi mereka positif menggunakan rokok.
pada remaja yang ada di Desa Karae Padahal dilihat dari segi usia masih
dikutip dari hasil wawancara berikut sangat dini untuk dikatakan sebagai
ini: Menurut pengakuan seorang seorang perokok.
remaja yang bernama Riko
4. Suka Keluar Malam
mengatakan bahwa: ”Saya sebenarnya
Malam merupakan waktu untuk
tidak pengen minum waktu itu, tetapi
beristirahat dan berdiam diri di rumah.
karena saya dipaksa oleh teman
Jika anak sudah tidak mendapatkan
akhirnya saya berani mencoba dan
kenyamanan di dalam rumah, mereka
saya rasa cukup menenangkan saat
cenderung keluar rumah untuk
saya minum.”
menyenangkan diri. Kebiasaan ini
Sementara La Mani
sering dilakukan anak remja bersama
mengungkapkan kerisauan dan
dengan teman-teman sepergaulannya.
ketidaknyamanannya terhadap
Saat pengontrolan, perhatian,
perilaku remaja di Desa Karae yang
komunikasi dan nasehat orang tua
suka mabuk-mabukkan sampai
sudah sangat minim dalam lingkungan
anaknya pun ikut mencicipi minuman
keluarga, biasanya anak cenderung
haram tersebut. ”Saya rasa karena
nekat untuk mencoba melakukan hal-
pergaulan yang salah sampai anak-
hal yang dianggapnya baru.
anak di sini suka minum. Ajakan dari
Dari hasil wawancara yang telah
teman bergaul yang paling
dilakukan, terkuak bahwa faktor
memberikan pengaruh. Olehnya itu
terbesar yang menyebabkan remaja
orang tua seharusnya lebih ekstra lagi
suka keluar malam adalah teman.
dalam mendidik anak-anaknya agar
Beberapa orang tua merasa khawatir
tidak salah dalam memilih teman
atas pergaulan remaja di Desa Karae
bergaul dan tergilas lingkungan yang
yang sering keluar malam dalam
rusak”.
bentuk kelompok. Mereka
Melihat fakta yang beredar di
mengkhawatirkan kebiasaan tersebut
lingkungan Desa Karae yang diwarnai
mempengaruhi anak mereka. Para
dengan suasana mabuk-mabukkan
remaja tersebut memenuhi jalan dan
memang sangat miris. Terlebih saat
melakukan aktivitas yang mengganggu
anak di bawah umur tergolong
waktu istirahat warga sekitar seperti
penikmat dari minuman berakohol.
memutar musik dengan suara yang
Inilah salah satu bukti bahwa peran
kencang, teriak-teriak dan hal lain
orang tua sangat diperlukan dalam
yang sangat tidak bermanfaat.
pembentukan kepribadian anak. Orang
Aktivitas keluar malam adalah
tua harus memperhatikan di mana dan
bentuk kurang tegasnya orang tua
dengan siapa anak remajanya bergaul
dalam mengawasi anak,
karena faktor terbesar dari keberanian
penyalahgunaan teknologi serta
remaja meneguk minuman berakohol
pergaulan yang kurang teliti dalam
berasal dari ajakan teman dan lalainya
memilih teman bergaul.
orang tua dalam mendidik anaknya.

Darmayanti 135
Syattar Volume 1. NO.2, Mei 2021 ISSN 2747-0350

5. Mencuri bangsa dan negara, memiliki akhlak


Dalam hukum kriminal, yang baik dan memahami ilmu agama
pencurian adalah mengambil barang akan sulit ditemukan.
milik orang lain secara tidak sah tanpa Masyarakat menginginkan agar
seizin pemilik dengan tujuan untuk pergaulan bebas yang menimpa anak
dimiliki atau digunakan kembali untuk remaja saat ini dapat teratasi dengan
memuaskan keinginannya. Salah baik. Tentunya untuk mewujudkan
seorang responden mengatakan bahwa keinginan tersebut diperlukan upaya-
pencurian yang sering terjadi di Desa upaya ekstra, baik dari pihak
Karae disebabkan oleh kurangnya pemerintah desa maupun masyarakat
penanaman nilai agama dari orang tua setempat.
kepada anak. Sehingga anak Berikut bentuk pencegahan atau
cenderung melakukan perbuatan yang solusi yang dikemukakan oleh para
melanggar. Disamping itu teman dan responden: Menurut penyampaian
lingkungan juga sangat memberikan Bapak Mufliha bahwa: ”Moralitas
pengaruh besar. Olehnya itu sudah remaja pada saat ini sudah sangat
sepantasnya orang tua mendidik dan menyimpang, meresahkan,
mengawasi anak-anaknya agar tidak menyusahkan dan mengganggu
terjerat kepada kasus pencurian atau ketentraman masyarakat baik remaja
kasus lainnya. pria maupun wanita dibuktikan dengan
sekelompok remaja pria yang sering
B. Solusi atau Pencegahan kumpul-kumpul tidak jelas di pinggir
terhadap Pergaulan Bebas jalan. Mereka merokok, minum-
Remaja di Desa Karae minuman keras, ada juga yang suka
Pergaulan memang tidak hanya teriak-teriak, putar musik dengan
memberikan dampak baik dalam suara yang besar. Parahnya, remaja
kehidupan tetapi juga memberikan wanitapun tidak kalah hebatnya
dampak buruk. Tak jarang banyak dengan remaja pria, sering keluar
sekali pelanggaran yang terjadi di malam entah itu ketemu pacar atau
lingkungan masyarakat disebabkan apalah yang berhubungan dengan
karena salah dalam bergaul. Keadaan media sosial, tidak mengenal waktu
dan kondisi lingkungan akan bahkan sampai tengah malam masih di
berpengaruh baik langsung maupun luar rumah telpon telponan, nongkrong
tidak langsung terhadap moralitas entah apa yang dibahas. Harapan saya
remaja dimana mereka hidup orang tua lebih memperhatikan dan
berkelompok di tengah-tengah mengontrol tingkah laku anak-anaknya
kehidupan sosial. Ketidaksiapan diluar rumah dengan melakukan
remaja menerima segala aturan dan pendekatan terhadap anak dan
norma yang berlaku di masyaakat berusaha tetap menjaga komunikasi
menjadikan remaja cenderung untuk yang baik dengan anak”.
melanggar. Terlebih saat kurang Hal serupa disampaikan oleh Ibu
pedulinya orang tua dalam Sumiarsih yang mengatakan bahwa:
menanamkan nilai-nilai keagamaan ”Seperti yang adik liat sekarang ini.
dalam kehidupan keluaga menjadi Remaja di lingkungan sini selepas
faktor terbesar anak mudah pulang sekolah itu langsung ambil
terpengaruh lingkungan serta teman gadget chat chatan sama teman-teman
bergaulnya. Itulah yang atur jadwal kapan dan dimana tempat
mengakibatkan lahirnya kecemasan ketemu. Setelah kumpul masing-
dalam diri masyarakat, sebab remaja masing sibuk main game, percuma
yang dipandang akan menjadi penerus ngumpul kalau sibuk sendiri. Dulu

Darmayanti 136
Syattar Volume 1. NO.2, Mei 2021 ISSN 2747-0350

mereka sering ikut pengajian di Mesjid difahamkan secara benar kepada anak
sedangkan sekarang hampir tidak didik. Karena masa remaja merupakan
pernah lagi, orang tua merekapun masa peralihan yang bisa saja
sudah sering mengingatkan mereka terpengaruh. Untuk itu, penanaman
untuk kembali aktif di pengajian tapi jiwa agama kepada remaja sudah
mereka cenderung terprofokator harus dimulai dari rumah dan
dengan sosmed, jadi harapan saya dilanjutkan oleh sekolah dan
agar orang tua terus memantau setiap masyarakat. Menurut salah seorang
detik perkembangan anaknya juga bagi masyarakat di desa karae yaitu Bapak
anak untuk terus mendengar Aslan yang mengatakan bahwa:
perkataan bahkan nasehat dari orang ”Solusi atau pencegahan dari
tuanya meskipun memang semua pergaulan bebas terhadap moralitas
kembali pada diri pribadi anak namun remaja di Desa Karae Kabupaten Buton
segala sesuatunya juga tergantung Selatan adalah 1) Memberi nasehat
didikan orang tua dan lingkungan secara langsung kepada remaja yang
dimana dia berada sekarang”. bersangkutan agar remaja tersebut
Berdasarkan hasil wawancara meninggalkan kegiatan yang tidak
di atas, pengawasan dan didikan orang sesuai dengan seperangkat norma
tua sangat penting dalam yang berlaku yakni norma hukum,
pembentukan akhlak dan moral sosial dan agama; 2) Memberikan
remaja. Lingkungan keluarga, memiliki nasehat dan mencarikan jalan keluar
pengaruh yang paling mendasar dalam kepada orang tua remaja yang
perkembangan remaja. Selain bersangkutan untuk menyadarkan
keluarga, lingkungan bahkan teman remaja tersebut; 3) Masyarakat harus
sebaya juga akan mempengaruhi berani melaporkan kepada pihak yang
moral, tingkah laku remaja dalam berwajib tentang adanya perbuatan
perbuatannya. Ibu Asfiati yang menyimpang di lingkungan
menambahkan bahwa ”Pergaulan masyarakat”.
bebas remaja inilah yang menjadi Hal yang sama dikatakan oleh
permasalahan di Desa Karae dimana Bapak Halaludin bahwa: ”Dampak
remaja cenderung bersikap dan pergaulan bebas tidak akan tumbuh
melakukan aktifitas kenakalan yang dan mempengaruhi moralitas remaja
tidak wajar baik di sekolah maupun di jika orang tua selalu turun tangan
lingkungan bermasyarakat. Contoh dalam pengawasan terhadap
berada dalam komunitas mabuk- keseharian anaknya termaksud tingkah
mabukkan dan selalu membuat laku, sikap, bahkan teman sekalipun
pelanggaran yang tidak henti-hentinya orang tua juga perlu tahu. Oleh karena
di sekolah untuk itu saya harap itu, orang tua memegang peranan
keluarga, masyarakat dan guru penting dalam tumbuh dan
setempatlah yang harus menangani kembangnya remaja termaksud dalam
tingkat pergaulan bebas remaja ini”. pelaksanaan pendidikan agama di
Hal yang paling penting juga rumah menjadi teladan bagi anak-
adalah para guru yang tidak hanya anaknya”.
sekedar memberikan pelajaran agama Sementara menurut
begitu saja tanpa memberi penekanan penyampaian Bapak La Sahi
serta penegasan yang mendidik yang bahwa:”Cara yang tepat dalam
dapat membuat remaja faham dan menanggulangi kenakalan remaja
tidak nekat dalam melakukan hal bahkan sampai dampak pergaulan
buruk. Pelajaran agama tidak sekedar bebas terhadap moralitas remaja yaitu
diajarkan begitu saja tetapi juga harus ajaran Islam, dimana jika remaja telah

Darmayanti 137
Syattar Volume 1. NO.2, Mei 2021 ISSN 2747-0350

mampu memahami ajaran agama keagamaan, namun setelah berada di


Islam dengan baik dan menjadikan lingkungan yang buruk tidak akan
sifat kepribadiannya, maka keimanan menjamin anak tersebut untuk
itulah yang akan mengawasi segala senantiasa berada dalam koridor
tindakan, perkataaan serta kondisi ketaatan. Terlebih di era sekarang ini,
emosionalnya”. berbagai kemudahan akses telah
Berdasarkan hasil wawancara di disediakan, kecanggihan teknologi
atas masyarakat Desa Karae yang bisa saja disalahgunakan.
menyatakan bahwa pendidikan agama Hal ini membuktikan bahwa
Islam merupakan upaya dalam persoalan pergaulan bebas adalah hal
pencegahan dan penanggulangan yang sangat penting untuk dituntaskan
kenakalan remaja seperti pergaulan karena ini menyangkut generasi
bebas yang akan mempengaruhi penerus bangsa. Sebagaimana yang
moralitas remaja masa kini. Kaidah- dikatakan oleh Imam Al Ghozali bahwa
kaidah yang terkandung di dalamnya agama adalah pondasi dan negara
menunjukkan pada aktifitas rohani dan adalah pelindung. Artinya ilmu agama
jasmani dalam wujud perintah, yang telah diajarkan kepada anak
larangan dan kebolehan juga dengan dapat selalu terjaga dan terlindungi
nilai kualitas baik dan buruk. Dengan apabila negara juga mau memberikan
pemahaman dan beramal menurut perlindungan terhadapnya.
ajaraan Islam maka kejahatan,
kenakalan bahkan rusaknya moralitas PENUTUP
remaja pun akan terkendali. Berdasarkan pada hasil
Di samping itu pengadaan penelitian ini, diperoleh kesimpulan
kegiatan keagamaan sangat diperlukan sebagai berikut:
guna mengalihkan para remaja kepada 1. Dampak pergaulan bebas terhadap
hal-hal yang baik. Hal ini sebagaimana moral remaja di Desa Karae adalah
dikatakan oleh Kepala Desa Karae berpacaran, merokok, suka
bahwa salah satu cara agar remaja mengkonsumsi minuman berakohol,
tidak terjerat ke dalam pergaulan sering keluar malam dan mencuri;
bebas adalah dengan mengadakan 2. Bentuk pencegahan atau solusi atas
berbagai kegiatan di kampung, baik itu pergaulan bebas yang ada di Desa
kegiatan olahraga maupun agama. Karae adalah penanaman nilai-nilai
Pendidikan agama yang dimulai agama, moral dan etika yang
dari lingkungan keluarga, sekolah lalu berawal dari lingkungan keluarga,
masyarakat belumlah cukup untuk sekolah, masyarakat sampai pada
mengendalikan pergaulan bebas yang negara, memberi hukuman terhadap
merambat dalam kehidupan pelanggaran yang dilakukan dengan
masyarakat sekarang ini. Penulis sebaik-baiknya hukuman dan
melihat dan menganalisa hal tersebut mengadakan kegiatan keagamaan
bisa saja menjadi bentuk pencegahan agar remaja dapat disibukkan
tetapi tidak pada solusi tuntas. Karena dengan kebaikan.
jika dalam lingkungan keluarga, anak
telah ditanamkan nilai-nilai

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas, Jakarta.
Hamzah. (1992). Kultur Masyarakat Indonesia, Surabaya: Pelita.
Kartini Kartono. (1992). Ilmu Sosiologi, Bandung: Remaja Dosdakarya.

Darmayanti 138
Syattar Volume 1. NO.2, Mei 2021 ISSN 2747-0350

King. (2010). Psikologi Umum, Jakarta: Salemba Hikmah


Musthafa Dieb Al-Bugha Muhyidin Mistu. (2014). Al-Wafi Syarah Kitab Arba’in
An- Nawawiyah, Jakarta: Qisthi Press.
Santrok. (2003). Adolenscence (Perkembanga Remaja), Jakarta: Erlangga.
Sudarsono. (1991). Kenakalan Remaja, Cet.II, Jakarta: Reneka Cipta.
Tim Penyusun Kamus Pusat dan Pembinaan Bahasa Depdikbud. (2003). Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Darmayanti 139

Anda mungkin juga menyukai