Acces
ABSTRAK
Dewasa ini, banyak tindakan remaja yang muncul di permukaan dengan
model yang berubah-ubah. Kemerosotan moral banyak terjadi di masyarakat,
seperti: pergaulan bebas, minum-minuman keras dan lain sebagainya, sebagai
akibat dari minimnya pendidikan remaja terhadap remaja. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pergaulan bebas, yang ada di Desa Karae
Kabupaten Buton Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Pengumpulan data ini dilakukan dengan mengadakan
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa:
remaja berpacaran, merokok, minuman beralkohol, sering keluar malam dan
mencuri. Adapun bentuk upaya solusi yang dilakukan dalam mencegah
pergaulan bebas remaja yang ada di desa Karae yaitu penanaman nilai-nilai
Agama, Moral dan Etika yang berawal dari lingkungan keluarga, memberikan
hukuman atas setiap tindakan pelanggaran yang dilakukan, dan memperbanyak
kegiatan Keagamaan agar waktu remaja bisa digunakan untuk hal-hal positif
menuju arah kebaikan agar bisa menjadi remaja yang taat aturan dan taat
Agama.
Kata Kunci : Pergaulan bebas, Remaja, Moralitas.
ABSTRACT
Nowadays, many youth actions appear on the surface in changing models. A lot of moral
decline occurs in society, such as: promiscuity, drinking alcohol and so on, as a result of
the lack of youth education for adolescents. This study aims to determine promiscuity,
which is in the Desa Karae, Kabupaten Buton Selatan. This type of research is a
qualitative research with a descriptive approach. This data collection is done by
conducting interviews, observation, and documentation. The results showed that:
teenagers dating, smoking, drinking alcohol, often going out at night and stealing. As for
the form of solution efforts made in preventing the free association of adolescents in
Karae village, namely the cultivation of religious, moral and ethical values that originate
from the family environment, imposing penalties for every violation committed, and
increasing religious activities so that teenage time can be used. for positive things
towards goodness in order to become adolescents who obey the rules and obey Religion
Keywords: promiscuity, teenager, morality
PENDAHULUAN
Pergaulan memberikan Selatan. Pengamatan yang beberapa
pengaruh yang besar pada kehidupan kali dilakukan oleh penulis melahirkan
manusia, khususnya pada remaja yang kesimpulan akan perubahan yang
ada di Desa Karae Kabupaten Buton signifikan terhadap moral remaja yang
Darmayanti 131
Syattar Volume 1. NO.2, Mei 2021 ISSN 2747-0350
Darmayanti 132
Syattar Volume 1. NO.2, Mei 2021 ISSN 2747-0350
merusak tatanan nilai dalam atau remaja yang akan diteliti adalah
masyarakat”. Menurut Kartono remaja yang berusia 13-16 tahun.
(1992:34), menjelaskan bahwa:
Tabel 2
“pergaulan bebas merupakan gejala
Jumlah Sampel Penelitian di
patalogis social pada remaja yang
Desa Karae
disebabkan oleh satu bentuk
No Populasi Jumlah Jumlah
pengabaian sosial, akibatnya
menyababkan perilaku yang Populasi Sampel
menyimpang”. Sedangkan Hamzah
1 Masyarakat 676 67
(1992:92) mengemukakan bahwa:
“pergaulan bebas merupakan 2 Remaja (13- 23 23
kumpulan dari berbagai perilaku
16 tahun)
remaja yang tidak dapat diterima
secara sosial hingga terjadi tindakan Total 699 90
kriminal. Sedangkan dalam pandangan
Sumber data: Profil Desa Karae
Islam, pergaulan bebas adalah
tindakan yang dapat merusak akhlak Data yang diperoleh dalam
pada diri seseorang”. Adapun penelitian ini, dianalisis menggunakan
pergaulan bebas dimaksud, antara teknik analisis kualitatif dan
lain: a) Penggunaan Obat-Obat selanjutnya mendeskripsikannya.
Terlarang; b) Seks Bebas; c) Minuman Analisis kualitatif merupakan “metode
Beralkohol; d) Pencurian; e) Perjudian penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang
METODE PENELITIAN alamiah dengan analisis data bersifat
Penelitian yang dipakai adalah induktif, deduktif dan koperatif. Hasil
kualitatif dengan pendekatan deskripsi. penelitian kualitatif juga lebih
Dalam hal ini penelitian dimaksudkan menekankan makna daripada
untuk mendeskripsikan dampak generalisasi”.
pergaulan bebas terhadap moral Wawancara dilakukan terhadap
remaja di Desa Karae kabupaten Buton Kepala Desa, tokoh masyarakat serta
Selatan. Adapun populasi dari remaja di Desa Karae guna
penelitian ini yaitu: mendapatkan data valid dalam
Tabel 1. penelitian ini, dan dokumentasi yaitu
Jumlah Populasi Penelitian di mengumpulkan data dengan cara
Desa Karae melakukan pencatatan data tertulis
No. Populasi Jumlah KK (mengutip) dari bahan-bahan yang
terkumpul yang relevan dengan
1 Masyarakat 676 analisis masalah penelitian.
2 Remaja (13-21 126 176
tahun) PEMBAHASAN DAN HASIL
Total 802 PENELITIAN
A. Dampak Pergaulan Bebas
Sumber data: Profil Desa Karae
terhadap Moralitas Remaja di
Berdasarkan populasi di atas Desa Karae Kabupaten Buton
maka diambil sampel 10% dengan Selatan
menggunakan tehnik Purposive Hasil penelitian ini menunjukan
Sampling. Di samping itu populasi dari bahwa “remaja di Desa Karae ternyata
lebih suka bermain dan menghabiskan
remaja yang ada akan dibatasi
waktu di luar rumah bersama teman
berdasarkan kriteria usia yakni objek
Darmayanti 133
Syattar Volume 1. NO.2, Mei 2021 ISSN 2747-0350
Darmayanti 134
Syattar Volume 1. NO.2, Mei 2021 ISSN 2747-0350
Darmayanti 135
Syattar Volume 1. NO.2, Mei 2021 ISSN 2747-0350
Darmayanti 136
Syattar Volume 1. NO.2, Mei 2021 ISSN 2747-0350
mereka sering ikut pengajian di Mesjid difahamkan secara benar kepada anak
sedangkan sekarang hampir tidak didik. Karena masa remaja merupakan
pernah lagi, orang tua merekapun masa peralihan yang bisa saja
sudah sering mengingatkan mereka terpengaruh. Untuk itu, penanaman
untuk kembali aktif di pengajian tapi jiwa agama kepada remaja sudah
mereka cenderung terprofokator harus dimulai dari rumah dan
dengan sosmed, jadi harapan saya dilanjutkan oleh sekolah dan
agar orang tua terus memantau setiap masyarakat. Menurut salah seorang
detik perkembangan anaknya juga bagi masyarakat di desa karae yaitu Bapak
anak untuk terus mendengar Aslan yang mengatakan bahwa:
perkataan bahkan nasehat dari orang ”Solusi atau pencegahan dari
tuanya meskipun memang semua pergaulan bebas terhadap moralitas
kembali pada diri pribadi anak namun remaja di Desa Karae Kabupaten Buton
segala sesuatunya juga tergantung Selatan adalah 1) Memberi nasehat
didikan orang tua dan lingkungan secara langsung kepada remaja yang
dimana dia berada sekarang”. bersangkutan agar remaja tersebut
Berdasarkan hasil wawancara meninggalkan kegiatan yang tidak
di atas, pengawasan dan didikan orang sesuai dengan seperangkat norma
tua sangat penting dalam yang berlaku yakni norma hukum,
pembentukan akhlak dan moral sosial dan agama; 2) Memberikan
remaja. Lingkungan keluarga, memiliki nasehat dan mencarikan jalan keluar
pengaruh yang paling mendasar dalam kepada orang tua remaja yang
perkembangan remaja. Selain bersangkutan untuk menyadarkan
keluarga, lingkungan bahkan teman remaja tersebut; 3) Masyarakat harus
sebaya juga akan mempengaruhi berani melaporkan kepada pihak yang
moral, tingkah laku remaja dalam berwajib tentang adanya perbuatan
perbuatannya. Ibu Asfiati yang menyimpang di lingkungan
menambahkan bahwa ”Pergaulan masyarakat”.
bebas remaja inilah yang menjadi Hal yang sama dikatakan oleh
permasalahan di Desa Karae dimana Bapak Halaludin bahwa: ”Dampak
remaja cenderung bersikap dan pergaulan bebas tidak akan tumbuh
melakukan aktifitas kenakalan yang dan mempengaruhi moralitas remaja
tidak wajar baik di sekolah maupun di jika orang tua selalu turun tangan
lingkungan bermasyarakat. Contoh dalam pengawasan terhadap
berada dalam komunitas mabuk- keseharian anaknya termaksud tingkah
mabukkan dan selalu membuat laku, sikap, bahkan teman sekalipun
pelanggaran yang tidak henti-hentinya orang tua juga perlu tahu. Oleh karena
di sekolah untuk itu saya harap itu, orang tua memegang peranan
keluarga, masyarakat dan guru penting dalam tumbuh dan
setempatlah yang harus menangani kembangnya remaja termaksud dalam
tingkat pergaulan bebas remaja ini”. pelaksanaan pendidikan agama di
Hal yang paling penting juga rumah menjadi teladan bagi anak-
adalah para guru yang tidak hanya anaknya”.
sekedar memberikan pelajaran agama Sementara menurut
begitu saja tanpa memberi penekanan penyampaian Bapak La Sahi
serta penegasan yang mendidik yang bahwa:”Cara yang tepat dalam
dapat membuat remaja faham dan menanggulangi kenakalan remaja
tidak nekat dalam melakukan hal bahkan sampai dampak pergaulan
buruk. Pelajaran agama tidak sekedar bebas terhadap moralitas remaja yaitu
diajarkan begitu saja tetapi juga harus ajaran Islam, dimana jika remaja telah
Darmayanti 137
Syattar Volume 1. NO.2, Mei 2021 ISSN 2747-0350
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas, Jakarta.
Hamzah. (1992). Kultur Masyarakat Indonesia, Surabaya: Pelita.
Kartini Kartono. (1992). Ilmu Sosiologi, Bandung: Remaja Dosdakarya.
Darmayanti 138
Syattar Volume 1. NO.2, Mei 2021 ISSN 2747-0350
Darmayanti 139