Anda di halaman 1dari 18

AUDIOMETRI

Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Daerah Istimewa Yogyakarta
Definisi dan Fungsi Audiometri
Audiometri adalah teknik untuk mengidentifikasi
dan menentukan ambang pendengaran seseorang
dengan mengukur sensitivitas pendengarannya.
Digunakan untuk mengetahui:
1. Tingkat ambang
pendengaran
2. Penurunan ambang
pendengaran
Peralatan Dalam Audiometri

AUDIOMETER BOOTH AUDIOMETRI


Peralatan Dalam Audiometri

LEMBAR DIAGNOSIS TELINGA AUDIOGRAM


Perangkat Audiometer
Tampilan Audiometer Saat Dioperasikan
Tahap 1 : Persiapan
1. Tidak terpapar bising selama 16 jam
2. Ruangan kedap suara (kebisingan kurang dari 40 dB)
3. Mengisi diagnosa telinga
4. Diperiksa kondisi telinga luar
5. Telinga yang lebih baik diperiksa terlebih dahulu
6. Memberi instruksi kepada orang yang diperiksa untuk
memberikan respon dengan menekan tombol respon
setiap mendengar nada melalui headphone
7. Headphone digunakan sesuai liang telinga (warna merah
pada telinga kanan dan warna hitam pada telinga kiri)
Tahap 2 : Pengoperasian Audiometer
1. Memulai pemeriksaan di frekuensi 1000 Hz
2. Membunyikan nada pada 50 dB, jika terdengar diturunkan 10 dB
sampai tidak terdengar. Jika sudah tidak terdengar, dinaikkan 5 dB
sampai diketahui nilai ambang dengar terendah pada frekuensi
tersebut
3. Mencatat tingkat ambang dengar pada audiogram dengan spidol
4. Mengulangi pemeriksaan pada frekuensi 2000 Hz dengan dimulai
pada nilai ambang dengar 1000 Hz ditambah 15 dB, kemudian
dicatat pada audiogram
5. Ulangi metode yang sama dengan frekuensi 2000 Hz pada 3000
Hz, 4000 Hz, 6000 Hz, 8000 Hz, dan 500 Hz
6. Periksa telinga sisi sebelahnya dengan prosedur yang sama
Alur Menentukan Nilai Ambang Dengar
Frekuensi 1000 Hz
Dimulai pada 50 dB

Jika terdengar Jika tidak terdengar

Dinaikan setiap 5 dB sampai


Diturunkan 10 dB
diketahui nilai terendahnya

Jika tidak terdengar

Jika terdengar
Alur Menentukan Nilai Ambang Dengar
Frekuensi 2000 Hz, 3000 Hz, dst
Dimulai pada nilai ambang dengar
= AD1000 + 15 dB

Jika terdengar Jika tidak terdengar

Dinaikan setiap 5 dB sampai


Diturunkan 10 dB
diketahui nilai terendahnya

Jika tidak terdengar

Jika terdengar
Tahap 3 : Perhitungan
1. Tingkat Pendengaran (Masing-masing telinga)
= (AD500 + AD1000 + AD2000 + AD4000) / 4

2. Tingkat Penurunan Pendengaran


Umur < 40 tahun :
= Tingkat Pendengaran – Low Fence (25 dB)

Umur ≥ 40 tahun :
= Tingkat Pendengaran – Low Fence (25 dB) – [(Umur–40)/2]

3. Prosentase Ketulian
Monoaural = Tingkat Penurunan Pendengaran x 1,5%
Biaural = (5 x Monoaural baik + Monoaural lainnya) / 6
Tahap 4 : Interpretasi Hasil
Interpretasi Nilai ambang dengar Penampilan
Telinga tidak melebihi 25 dB Tidak ada kesukaran mendengar
Normal suara perlahan
Tuli Ringan 26 - 40 dB Kesukaran mendengar
Tuli Sedang 41 - 55 dB seringkali terdapat kesukaran
untuk mendengar pembicaraan
biasa
Tuli Sedang 56 -70 dB Kesukaran mendengar suara
Berat pembicaraan kalau tidak dengan
suara keras
Tuli Berat 71 -90 dB Hanya dapat mendengar suara
yang sangat keras
Tuli sangat 91 dB atau lebih Sama sekali tidak mendengar
berat pembicaraan
Contoh Perhitungan Audiometri
Umur = 43 Tahun

Telinga Kanan Telinga Kiri


500 Hz = 35 dB 500 Hz = 40 dB
1000 Hz = 40 dB 1000 Hz = 50 dB
2000 Hz = 45 dB 2000 Hz = 50 dB
4000 Hz = 60 dB 4000 Hz = 60 dB
Tingkat Pendengaran
Telinga kanan = (35 + 40 + 45 + 60) : 4
= 180 : 4 = 45 dB
Telinga kiri = (40 + 50 + 50 + 60 ) : 4
= 200 : 4 = 50 dB
Tingkat Penurunan Pendengaran

T kanan
  = (45 – 25 - )
= ( 45 – 25 - 1,5 )
= 18,5 dB
T kiri = ( 50 – 25 - )
= ( 50 – 25 – 1,5)
= 23,5 dB
Prosentase Ketulian
Monoaural : Biaural :
T kanan = 18,5 x 1,5 % = ( 25,75 x 5 + 35,25 ) : 6
= 25,75 % = ( 128, 75 + 35,25 ) : 6
T kiri = 23,5 x 1,5 % = 164 % : 6 = 27,33 %
= 35,25 %
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai