Anda di halaman 1dari 5

Sukses Menjadi

Pengusaha Ikan
NIla
Kelompok 2
Irfan Saputra Toda
Meriana Priska Naioes
Marlina Bokuam
Awal Karir Seorang Bapak Lestrianto
Kesuksessan yang diraih Bapak Lestarianto tidak semudah membalik telapak
tangan. Karir dalam meraup keuntungan dari nila ini di mulai sejak tahun
1950. awalnya pak lestari merupakan seorang pemilik industri gardmin yang
juga ikut membantu mengurus kolam pancing milik orang tua nya seluas
1000 meter persegi. Seiring berjalannya waktu pak tari meliha ternyata bisnis
dibidang perikanan lebih menarik dan menjanjikan dibanding garmen.
Karena itu, pak tari mulai serius mengembangkan kolam pancing orang tua
nya. Kolam yang tadinya hanya 1000 meter terus berkembang menjadi 8000
meter. Tidak hanya itu, pak tari pun menciptakan jaringan atau jalur
pemasangan ikan nila hasil panennya.
Awalnya dikedungombo, cangklik, sleman, jatiluhur, cirata, bandung,
hingga ke bali. Berdasarkan perhitungan, rata-rata perbulan dapat
memasarkan 225 ton ikan nila. Jumlah ini tidak hanya berasal dari panen
kolam darat, tetapi juga dari 132 keramba di kedungombo yang ikut
mensupplay nya. Kemudian pak tari juga memiliki 80 kolam air deras
dijanti. Dari jumlah kolam ini, setiap bulan pak tari membutuhkan 200-
250 ton pakan. Dengan harga pakan rata-rata 6500 per kg, pak tari
memiliki kewajiban membayar pakan ke pabrik 1.3-1.65 milyar
pertahun.
sampai saat ini pak tari masih menolak pengiriman ikan nila ke korea
dengan uang muka 1,5 milyar untuk memenuhi pasokan 75 ton ikan
nila, karena pak tari sendiri sudah keteteran untuk memenuhi
pasokan ikan nila di pasar lokal.
Namun, namanya usaha pasti ada untung dan rugi, “kata pak tari”.
Karena pernah mengalami pergantian pakan, pak tari pernah rugi
1,129 milyar. Walaupun pernah mengalami kerugian hingga lebih
dari 1 milyar, pak tari sampai saat ini tidak pernah melibatkan bank,
pak tara hanya memakai modal sendiri. Kuncinya adalah konsisten
dan jangan mudah menyerah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai