Para pembudidaya lele yang tergabung dalam Kelompok Mina Siwani Desa Singodutan,
Kecamatan Selogiri, Wonogiri menggelar panen raya lele, kemarin. Pada panen kali ini,
mereka mampu meraup keuntungan yang lebih besar. Pasalnya, mereka tidak
menggunakan pakan pabrik, melainkan membuat pakan sendiri.
Anggota kelompok Mina Siwani, Sarno memaparkan, pakan buatan sendiri mampu
menekan biaya pemeliharaan hingga 50%. Pakan ikan dibuat dari berbagai bahan
alternatif. Antara lain berupa tepung ikan rucah (ikan sisa), bekatul, roti afkir, daun pepaya,
hingga daun kelor.
Pembuatan 20 kilogram pakan hanya menelan biaya Rp 57.500. Dengan demikian, biaya
pembuatan pakan hanya sekitar Rp 2.300 per kilogram. Biaya tersebut jauh lebih hemat
dibandingkan dengan membeli pakan pabrik yang harganya berkisar Rp 8.666 per
kilogram.
Meski demikian, mereka belum bisa membuat pakan yang mampu mengapung. “Kami
sedang mencari resep bagai mana caranya agar pakan bisa mengapung di air. Pakan yang
kami buat ada yang mengapung, tetapi masih ada juga yang tenggelam,” katanya. Camat
Selogiri, Bambang Haryanto mengatakan, upaya mereka untuk membuat pakan sendiri
sungguh luar biasa. “Semangat yang luar biasa. Roti afkir bisa jadi pakan ikan,” ujarnya.
Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) Wonogiri, Rully Pramono
Retno menambahkan, pembudidaya hendaknya juga memperhitungkan biaya tenaga kerja
dan biaya bahan bakar jika ingin mengembangkan usaha lebih besar. Pihaknya
menyarankan agar pembudidaya getol mencari informasi agar dapat membuat pakan yang
mampu mengapung.
“Pada 28 Oktober nanti, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kelautan dan
Perikanan akan hadir ke Nguntoronadi. Silahkan bertanya bagai mana cara membuat
pakan agar terapung,” tuturnya. (Sumber : Suara Merdeka
Kini, Pria muda tersebut telah memberdayakan masyarakat sekitar menjadi peternak lele,
kambing dan perajin keset.
“Kalau musim kemarau tidak ada aktifitas alias menganggur sehingga ini yang
menyebabkan kemiskinan. Kebanyakan mereka berasal dari keluarga miskin dengan
beberapa anggota keluarga,” ungkap dia kepada Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis
Kamis (31/10/2013).
Jiwa mulia sepertinya sudah tertanam dalam diri Kepala Desa Karang Patiang ini.
Pasalnya, dia memfokuskan program pemberdayaan beternak lele kepada warganya yang
mengalami keterbelakangan mental.
Saat ini, Eko menyebut, basis penduduk di desanya mencapai 5.800 jiwa terdiri dari 1.845
kepala keluarga (KK), yakni kalangan sangat miskin sebanyak 290 KK, sebanyak 560 KK
merupakan warga miskin dan 48 KK mengalami keterbelakangan mental atau 98 jiwa.
“Mulanya, kami kirim-kirim proposal mengenai program beternak lele lalu bertemu dengan
Bank Indonesia (BI) cabang Kediri yang akhirnya membantu kami membuat kolam-kolam
lele pada tahun 2004. Mengajari masyarakat cara beternak lele yang menghasilkan uang,”
tambah lulusan SMK Negeri 1 Ponorogo itu.
Kala itu, dia memaparkan, BI memberikan bantuan untuk membuat satu kolam lele besar
berukuran 6×24 meter, lalu kembali mendirikan 12 kolam kecil bagi masyarakat seluas 1×2
meter.
“Sekarang sudah ada 57 kolam kecil dan 87 kolam besar. Investasi yang dibutuhkan untuk
membuat kolam beserta bibit dan pakan lele mencapai Rp 1,5 juta dan diberikan secara
gratis. Mereka tidak perlu mengeluarkan apa-apa lagi, yang penting kemauan untuk
belajar,” sambung Eko.
Hasilnya, mahasiswa semester akhir jurusan Manajemen Bisnis di Universitas
Muhammadiyah Ponorogo ini mengatakan, satu kolam lele kecil tersebut bisa menampung
hingga 1.000 ekor lele.
“Setiap 90 hari sekali, lele biasanya panen. Dan dalam setahun bisa sampai empat kali
memanen hasil ternak ikan lele. Namun omzet dari beternak lele sebesar Rp 100 ribu-Rp
250 ribu per bulan dalam satu kali panen dan diambil bersama Papua,” paparnya.
Sambil menunggu hasil panen, kata Eko warga setempat bisa menyambinya dengan usaha
beternak kambing dengan hasil baru terlihat selama satu tahun. Sedangkan untuk
menambal penghasilan sehari-hari, warga bisa memproduksi keset berbahan baku kain
bekas.
“Ambisi saya ke depan adalah bisa meng-cover seluruh warga baik yang sangat miskin,
miskin dan keterbelakangan mental supaya bisa memiliki kemampuan dan keahlian dalam
beternak lele,” ujar Suami dari Yuliana itu. (Sumber : Liputan 6)
Ketua Tim Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) UNS Ir. Suyono menjelaskan, harga
pakan ikan yang mahal mengakibatkan usaha budidaya ikan banyak mengalami kerugian. Padahal,
di sisi lain, pemerintah sedang menggalakkan program masyarakat gemar makan ikan.
“Itulah yang memunculkan wacana perlu upaya menemukan pakan lele yang murah dan ramah
untuk masyarakat,” ujar Suyono.
Bersama timnya, Suyono pun merekayasa kotoran burung puyuh untuk dijadikan alternatif pakan
ikan lele. Awalnya, peternak burung puyuh ini merasa tertantang untuk memanfaatkan kotoran
burung puyuh yang tersedia melimpah untuk dijadikan pakan lele. Selain murah, kata Suyono,
kotoran burung puyuh dipilih karena kandungan proteinnya yang tinggi dibandingkan kotoran ayam.
“Kandungan protein kotoran burung puyuh adalah 21 persen, sedangkan kandungan protein dalam
kotoran ayam petelur 11-14 persen,” jelasnya.
Suryono mencampur kotoran burung puyuh dengan bulu ayam dan sisa ikan asin. Bulu ayam
berfungsi membuat pakan lele dapat mengambang di air. Sisa ikan asin digunakan untuk
menambah nafsu makan ikan lele.
Pembuatan pakan lele dengan pemanfaatan limbah organik tersebut, menurut Suryono
menggunakan perbandingan 1:1:1. Satu kg kotoran kering burung puyuh dicampur 1 kg bulu ayam
yang telah dipresto dan 1 kg ikan asin.
“Setelah dikeringkan, kemudian digiling menjadi tepung dan dicampur. Baru kemudian diproses
menjadi pelet,” urai Dosen Fakultas Pertanian UNS itu.
Suryono mengimbuh, bila dijual, pakan lele dari limbah organik dihargai Rp5.000 per kg. Harga
tersebut jauh lebih murah dibandingkan pakan ikan pada umumnya yang dibanderol Rp8.000-
Rp9.000 per kg.
“Tetapi pakan ikan lele hasil ujicoba ini belum dipasarkan. Tetapi hanya sebatas dimanfaatkan oleh
UNS sebagai pendampingan peternak ikan lele,” tuturnya. (Sumber : Okezone)
Berita Perikanan Terkait
Memilih usaha ternyata tidak harus dari sesuatu yang wah. Banyak peluang besar bisa
Anda peroleh justru dari sesuatu yang nampak sepele. Semisal beternak ikan lele.Ikan
berkumis ini memang masih dipandang sebelah mata oleh pebisnis.
Padahal, rejeki yang ia janjikan cukup besar. Gerai supermerket besar hingga warung tenda
di pinggir jalan butuh pasokan lele dalam jumlah banyak secara rutin.
Mungkin kita tak pernah menggubris warung tenda yang menjajakan menu pecel lele yang
berderet di sepenjang jalan. Padahal, kontinuitas kebutuhan lele di warung tenda umumnya
lebih pasti bila dibanding dengan kebutuhan lele di supermarket. Warung-warung seperti itu
banyak tersebar di setiap kota.
Memulai bisnis lele tidah harus selalu diawali dengan hitungan yang jelimet serta bikin
pusing. Anda bisa memualinya dengan sekedar bejlan-jalan santai, nongkrong sambil iseng
mencicipi menu ikan lele. Dari kegiatan itu Anda bisa memetakan pasar ikan lele. Jumlah
kebutuhan ikan lelepun bisa Anda peroleh secara pasti.
Di Jakarta pedagang pecel lele bisa menghabiskan 7-8 kg ikan lele, Tiap kilo harganya Rp
12.000. Jika dihitung-hitung, pedagang tenda membutuhkan pasokan ikan lele yang tidak
sedikit. Paling tidak ia harus mendapat pasokan 210 – 240 kg lele segar secara rutin.
Keterangan di atas bisa memberi gambaran kasar bagi Anda bahwa peluang berbisnis lele
berprospek cerah. Seperti itulah usaha yang kini ditekuni Bapak Sawiji Warga Dukuh
Tempel, Desa Krikilan Kecamatan Masaran ini, Usaha yang dirintisnya telah mampu
memasok kebbutuhan ikan lele di kota jakarta, yang pembibitanya di lakukan di kampung
halamannya ini.
Usaha pembesaran memang butuh modal lebih besar bila dibandingkan dengan
pembibitan. Namun, untung yang bisa diraup lebih menjanjikan. Masa panen ikan lele
memang relatif lebih cepat bila dibandingkan dengan jenis ikan konsumsi yang lain. Kalau
gurami baru bisa dipanen sekitar 8 bulan. Sedangkan lele sudah bisa dipanen sekitar 50
hari.
Kondisi pasar ikan lele mamang cenderung lebih tidak stabil bila dibanding dengan kondisi
pasar ikan jenis lain. Kadang-kadang harganya naik sangat tinggi, Tapi kadang-kadang pula
merosot, Pokoknya jangan jual lele pada bulan-bulan yang tidak ada huruf R nya (Mei, Juni,
Juli, dan Agustus).
Sebab, Pada kisaran bulan itu banyak petani lele yang mengobral lelenya dengan harga
murah. Alasannya, mereka sangat butuh biaya untuk keperluan sekolah anak-anak mereka.
Harga jual ikan lele akan mencapai puncak termahal pada bulan Januari. Sebab, pada
waktu itu pasokan ikan lele cenderung berkurang.
Hal itu disebabkan karena pada bulan itu pembibitan lele banyak yang gagal. Banyak telur
yang gagal menetas lantaran pengaruh musim hujan. Air hujan bisa menurunkan derajan
keasaman (pH) air kolam.
Jika memiliki jumlah kolam lebih dari satu, Maka periode panen bisa dirancang bergantian.
Berkat cara seperti ini, periode panen bisa menjadi lebih cepat dari 50 hari. Budidaya lele
tidak direpotkan dengan masalah air. Daya tahan ikan lele sangat baik, Asal air selalu
penuh dan cukup pangan, itu sudah beres.
Supaya bisa untung, ikan yang dipelihara minimal haru berjumlah 10.000 ekor. Jumlah ikan
sebanyak itu butuh pakan sebanyak 35 karung. Setok pakan sebanyak itu dipakai dalam
satu kali periode usaha. Setiap karung berisi pakan seberat 30 kg. Harga pakan perkarung
adalah Rp 160.000.
Masalah pakan bisa diatasi dengan oplosan pakan yang berasal dari jerohan ayam.
Harganya Cuma Rp 1500/ kg. kwintal jerohan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pakan lele selama 1 – 1,5 hari. Satu kolam butuh 2 karung pelet setiap hari. Pemberian
pakan dilakukan 2 kali dalam sehari.
Jadi, satu karung pelet digunakan untuk sekali pemberian pakan. Berkat menu tambahan,
ukuran ikan bisa semakin besar. Kalau biasanya ikan sekilo ada 7 ekor, setelah diberi
pakan tambahan berat ikan sekilo cuma 6 ekor. Keuntungan lain yaitu bisa lebih irit biaya
Rp 510.000 setiap bulan.
Harga jual ikan lele di tingkat petani saat ini adalah Rp 11.000 / kg. Persentase kematian
ikan lele biasanya mencapai 10%. Kondisi seperti itu umumnya terjadi sehabis ikan lele
dilepas ke dalam kolam. Terutama ketika cuaca sedang panas. Setiap kolam bisa
menghasilkan lele seberat 7 – 8 kuintal.
Kedalaman kolam lele minimal 1 m. Air yang terlalu dangkal menyebabkan ukuran lele
menjadi terlalu pendek. Sebab ikan menjadi kurang gerak. Jumlah bibit yang ditaburkan
50.000 ekor dalam setiap kolam. Bibit lele itu masih seukuran rokok. Satu bulan setelah
dilepas, iakan lantas disortasi.
Ikan yang sudah sebesar batu baterai dipindah kolam yang lain. Tujuannya supaya ukuran
ikan seragam. Sebab jika tidak disortir, ikan yang ukurannya lebih kecil akan dimangsa oleh
lele yang berbada lebih gede. Biasanya setelah disortir ikan tinggal 12.000 ekor. Atau
sekitar 3 kwintal. (Sumber : Sragen News)
Seperti yang terjadi di Pasar Ponjong. Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul
mencatat kebutuhan ikan lele 1,5 ton per pekan sedangkan pasokan dari pembudi daya lele
baru sekitar 25% dari kebutuhan per pekan, yakni 1,125 ton.
Kondisi tersebut membuat dinas terus berupaya menggenjot produksi pembudidaya ikan
lele. Kepala DKP Gunungkidul, Agus Priyatno, mengungkapkan sudah banyak bantuan
yang diberikan untuk meningkatkan usaha pembudidaya lele.
Namun, bantuan sebatas stimulan, seperti bantuan terpal untuk lahan budi daya, benih dan
pakan.
“Kami memberi bantuan lebih hati-hati sebab ketika pedagang mandiri juga ikut
memproduksi, nanti ketika panen bersamaan harga lele jatuh,” ujarnya, Minggu (8/9/2013).
Saat ini harga lele di tingkat peternak mencapai Rp16.000 per kilogram.
Pembudi daya lele di Kecamatan Ponjong, Riftanto, mengakui adanya banyak permintaan
lele namun dia belum mampu memenuhi meski sudah memiliki 40 kolam pembenihan lele
berukuran 3×4 cm dan 17 kolam pembesaran dengan ukuran 10×15 cm.
Budi dayanya hanya mampu memproduksi lele sebanyak 2,5 kuintal per pekan. “Sekarang
saya sedang menambah 35 kolam lagi yang berukuran 4×14 cm untuk pembesaran,”
katanya.(Sumber : Harian jogja)
“Awalnya bukan sebagai usaha pokok melainkan mungkin ada yang hobby tetapi kita yakin
setelah usaha tersebut berhasil dan di rasakan oleh yang bersangkutan maka usaha ini
akan bisa beralih menjadi usaha pokok artinya hasil tersebut sudah dapat di rasakan oleh
masyarakat,”tuturnya.Seraya juga menambahkan bahwa dengan adanya pengembangan
usaha ini kedepan dapat akan menambah penghasilan keluarga.
Apalagi yang lebih banyak berperan dan menjadi anggota ini adalah ibu-ibu sehingga akan
lebih fokus mengingat keseharian kegiatan ibu-ibu lebih banyak di rumah sehingga
pemeliharaan ikan akan lebih optimal. Jenis ikan yang bisa dibudidayakan di sini pun cukup
beragam. Mulai dari lele, mas, nila hingga jenis lainnya. (Sumber : Postianak Post)
Salah satu kecamatan di kabupaten di Banyuwangi yang menjadi sentra budidaya lele
adalah Muncar. Daerah ini yang setiap tahunnya berhasil meningkatkan budidaya ikan Lele.
Muncar adalah salah satu kecamatan yang terkenal dengan sebutan kota ikan di
Banyuwangi ini sebagian besar mata pencariannya adalah nelayan. Berkat hasil tangkapan
yang melimpah, penduduk didaeah tersebut hidupnya cukup makmur. Namun, di tahun
2007 hasil tangkapan ikan mulai sepi. Sehingga, membuat masyarakat kota Muncar harus
mencari kegiatan lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Salah satu nelayan yang memilih mencari penghasilan lain adalah H. Mislan, warga Desa
Kedungrejo, Kecamatan Mucar . Pria berumur 56 tahun itu bersusah payah membangun
usaha budidaya ikan lele. Walaupun pada mulanya dirinya tak mempunyai keahlian di
bidang budidaya ikan Lele. Namun, berkat keyakinannya serta ketekunannya akhirnya
budidaya ikan Lele bisa bisa dikembangkannya “
Alhamdulillah dengan usaha ini saya bisa akhirnya bisa menyekolahkan anak saya ke
perguruan tinggi . Dan saat ini Kementrian Kelautan dan Perikanan RI akan memberikan
bantuan modal secara hibah untuk memajukan usaha saya serta masyarakat sekitar sini”
katanya.
H. Mislan menceritakan awal mulanya dirinya membuk usaha budidaya ikan Lele ini
bermodalkan uanga Rp.50 juta hasil dari pinjaman. Dengan uang itu dibuatlah tiga kolam
ikan lele di belakang rumahnya dengan ukuran 3 X 4 meter perpetak. Dari tiga petak itu di
taburi benih lele sebanyak 15.600 bibit lele. Dengan optimis H Mislan memelihara benih
ikan lele tersebut dan akhirnya bisa berkembang
“Ulet dan telaten kunci keberhasilan, awalnya. Saya ini tidak mengerti budidaya ikan lele ini,
namun saya belajar dari buku, alhamdulillah sejak saya berusaha saya tidak pernah
rugi,”ungkapnya.
“Alhamdulillah sekarang ada 20 orang yang membuka usaha dibidang usaha ini, dan
behasil semua, yang rata-rata mempunyai pendapatan perbulannya diatas 6 juta
perbulan,”beber H. Mislan.
Hasil nyata H. Mislan dan rekan-rekannya ini akhirnya bisa menjadi ikon desa mereka untuk
pengembangan ikan Lele
Dirjen Kelautan dan Perikanan yakni Sekretaris Direktorat Jendral Perikanan Budidaya
(Sesditjenkanbud) Ir. Moh Abduh Nurhidayat yang melihat keberhasilan budidaya ikan Lele
yang dikembangkan kelompok tani karya Mina ini akhirnya memberikan bantuan yang
nantinya bisa digunakan untuk pengembangan lebih besar lagi
“Ternyata tidak semua nelayan tidak bisa usaha, nyatanya H. Mislan ini, dari nelayan
berubah menjadi pembudidaya ikan lele, agar lebih maju dan meningkatkan hasil
produksinya,”kata Moh. Abduh.
Siswa SMK N I Temon (SMK Kelautan) mencoba berkreasi dengan menciptakan es krim
yang terbuat dari bahan dasar ikan lele. Produk buatan siswa kelas XII jurusan Teknologi
Pengolahan Hasil Perikanan (TPHPI) SMK Kelautan ni diharapkan mampu meningkatkan
kegemaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan.
Menurut Sri Wahyuni siswa kelas XII TPHP, lele ini banyak dijumpai di Kulonprogo, namun
hanya selalu diolah untuk lauk. Karena itu ia bersama-sama temannya berkreasi membuat
es krim lele tersebut dan ini sudah diikutkan dalam Clinic Science Dinas Pendidikan DIY
dan direncanakan September akan ikut pameran di DIY.
“Untuk mengolah lele menjadi es krim memang dibutuhkan ketelatenan, karena lele akan
melewati beberapa tahapan agar mendapatkan tepung yang halus,” katanya, Sabtu
(20/07/2013).
Diungkapkan Sri Wahyuni, langkah awal pembuatan inti es krim lele yang paling banyak
memakan waktu adalah mendapatkan tepung lelenya karena melalui proses yang lumayan
lama dan telate. Ikan lele kemudian disiangi dan dicuci bersih lalu dikukus hingga matang.
“Usai dikukus daging ikan dipisahkan dari kulit dan tulangnya, hasilnya dispiner hingga 3 x
agar air/minyak dari lele hilang dari dagingnya. Setelah itu daging lele dioven untuk
mempermudah penghalusan, lalu diblender. Hasilnya diayak sehingga didapatkan
tepungnya. Ini yang dikatakan harus telaten tadi, karena melalui beberapa kali proses untuk
mendapatkan tepung lele yang halus,” paparnya.
Untuk adonan II adalah mencampur tepung ikan, perasa, santan dan dipanaskan. Telur,
vanili, gula diblender dengan adonan I. Semua bahan dipanaskan sampai mengental.
“Kemudian tuangkan ke dalam wadah es krim dan masukkan ke dalam kulkas,”kata Sri
Wahyuni sambil menambahkan biasanya untuk 1 kg lele didapatkan sekitar 80 gram tepung
lele. (Sumber : KR Jogja)
Selain itu hal tersebut juga untuk menekan atau mengurangi biaya pengeluaran serta
mengurangi menumpuknya limbah dari Ampas Tahu tersebut.
Sebelumnya persiapkan bahan-bahan pembuatan pakan lele dari Ampas Tahu sebagai
berikut:
1. Ampas Tahu 5 Kg
2. Dedak Halus 5 Kg
3. Tepung Ikan 1 Kg
4. Tetes Tebu/Molases 1 liter
5. Probiotik(EM4-Perikanan) : 200 ml
6. Ragi Tempe 2 sdm
Setelah seluruh bahan dicampur dan diaduk rata kemudian dimasukkan ke dalam
drum/ember/kantong plastik yang diberi lobang udara dengan menggunakan selang untuk
mengalirkan gas/udara yang ujungnya ditutup plastikatau bekas gelas air mineral tetapi
jangan terlalu tertutup rapat(sebagian terbuka untuk keluar masuknya oksigen).
Kemudian simpan dan dibiarkan selama +/- 5 hari agar terjadi proses fermentasi secara
alami.
Setelah di Fermentasi 5 hari Pakan Lele Organik sudah bisa dimanfaatkan dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Bisa diberikan langsung ke Lele dengan cara dikepalkan sehingga lele bisa
mengkonsumsi secara langsung
2. Disarankan diberikan ke Lele yang umurnya diatas 1 bulan dari penebaran ukuran
benih 5-7/7-9, sebelumnya bisa diberikan dari hasil fermentasi dan pakan alami pupuk
kandang
3. Pemberiannya jangan bersamaan dengan pemberian pellet ikan
4. Prosentase pemberian 5% dari Biomas Ikan (1,5 – 2 kali jumlah pemberian pakan
Pellet).
5. Frekwensi pemberian pakan lele organik dari ampas tahu ini bisa 2 – 3 kali sehari
diberikan pada pagi/siang hari
6. Pembudidaya Lele
Indramayu Tak Terpengaruh
Cuaca
7. Published on June 18, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
8.
9.
10. Pasokan ikan lele hasil panen petani tambak di Kecamatan Kandanghaur seperti tak
tergoyah cuaca. Saat hujan maupun panas usaha budidaya air tawar mereka tetap
memberikan keuntungan para petaninya.
11. Pemantauan Senin (17/6) petani tambak memanen hasil tanaman lele mereka.
Harga jual ikan lele size 9 ekor per Kg bertahan Rp13 ribu. Jangkauan pemasaran
ikan lele dari Indramayu itu menjangkau kota kota besar seperti Jaakrta dan
sekitarnya dan Bandung dan sekitarnya.
12. Pemasaran hasil panen ikan lele pun tidak sulit. “Kapan saja kita bisa mengundang
tengkulak lele yang siap membeli hasil panen dalam jumlah berapapun,” kata Ewo,
42 seorang petani tambak lele.
13. Setiap kolam lele memberi keuntungan petani tambak antara Rp3 juta hingga Rp5
juta dengan masa panen selama 4 bulan. Selain kemudahan pemaaran, petani
tambak lele pun tidak kesulitan mencari bibit maupun pakan.
14. “Bibit kita beli seharga Rp120 per ekor seukuran rokok mild. Setelah 4 bulan
dipelihara berat ikan lel mencapai rata rata 1,1 ons,” katanya.
15. Pakan lele selain menggunakan pakan produk pabrik juga bisa menggunakan pakan
buatan seperti ikan ikan kecil, nasi bekas, dedak serta daun kangkung dan lumut.
16. Di Kecamatan Kandanghaur saat ini terdapat ratusan petani tambak lele yang setiap
saat tanpa terputus memasok kebutuhan lele ke Jakarta, Bandung dan lokal
Indramayu. (Sumber : Poskota)
20.
21. Para pembudidaya ikan di Ciparay Kabupaten Bandung melakukan uji coba sistem
baru pendederan benih ikan lele dengan menggunakan jaring.
22. “Kami berharap sistem ini bisa meningkatkan nilai tambah untuk budidaya lele,” kata
Ojat, salah seorang petani ikan di Ciparay Bandung, Senin.
23. Pemeliharaan benih ikan lele dilakukan di kolam dengan menggunakan jaring atau
yang dikenal petani dengan sebutan waring.
24. Benih ikan lele yang baru berusia dua hingga tiga hari dibesarkan di dalam jaring
yang di simpan di tengah-tengah kolam yang juga dipakai untuk memelihara ikan
biasa.
25. “Pakannya yang beda, biasanya menggunakan cacing, namun dengan sistem baru
ini diberi pakan ikan yang halus,” kata Ojat.
26. Dibandingkan dengan cara konvensional, kata dia, pemeliharaan lele dengan sistem
baru ini lebih efektif dan tingkat keberhasilannya lebih maksimal.
27. “Angka kematiannya lebih rendah, kami baru dua bulan ini mengembangkan dan
hasilnya cukup terlihat,” katanya.
28. Ikan lele kemudian dipelihara selama dua pekan, kemudian pada usia itu yang
disebut ‘bagar’ kemudian dilelang kepada petani ikan pendederan atau pembesaran.
29. Selama ini pembenihan dan budidaya ikan mas di kawasan Bandung selatan baru
sebatas selingan dari pembudidayaan ikan mas Majalaya.
30. “Pasar benih lele cukup potensial dan selama ini tidak terpenuhi. Mudah-mudahan
sistem baru ini memberikan hasil,” kata Ojat yang juga anggota salah satu kalompok
petani ikan di kawasan itu.
31. Harga benih lele usia dua hingga tiga pekan saat ini Rp30.000 per kilogram.
Sedangkan untuk benih usia sepekan biasanya dijual dengan cara liter masing-
masing Rp40 ribu per liter.(Sumber : Antara Jabar)
Cara Membuat Pakan Lele
Organik Dari Kotoran Sapi
Published on June 10, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele6
Budidaya ikan lele organik mempunyai beberapa kelebihan dari lele non organik. Terutama
dari segi penghematan biaya pakan, rasa, dan manfaatnya untuk kesehatan.
Budidaya ikan lele sudah ada dimana-mana karena memang banyak sekali peminatnya,
namun tidak sedikit yang gulung tikar sebab kian melambungnya harga pakan lele. Harga
pakan lele yang mahal tak sebanding dengan hasil panen dan jerih payahnya.
Akan tetapi bagi peternak lele organik, mahalnya harga pakan tidak jadi soal. Sebab
pembudidaya lele organik tidak menggunakan pakan pelet buatan pabrik, tapi membuat
pakan buatan sendiri dari kotoran sapi.
Budidaya lele dengan pakan organik dari kotoran sapi banyak sekali manfaatnya.
Diantaranya adalah :
1. Kandang sapi menjadi lebih bersih.
2. Hemat biaya perawatan.
3. Air kolam tidak berbau busuk.
4. Tidak perlu mengganti air kolam.
5. Lele organik mempunyai rasa yang lebih gurih.
6. Memberi pendapatan tersendiri bagi peternak sapi di sekitar.
7. Bobot ikan lele lebih berat dan harga jualnya lebih tinggi.
8. Lebih aman untuk kesehatan.
9. Nilai gizinya lebih tinggi dan kolesterolnya lebih rendah.
10. Air bekas budidaya lele organik sangat baik untuk memupuk tanaman.
Budidaya ikan lele organik lebih hemat biaya produksi. Pasalnya penggunaan pakan
organik dari kotoran sapi sangat menghemat biaya pakan. Sebagai perbandingan, saat ini
harga pellet buatan pabrik sudah di atas Rp.8.000 per kilo. Sedangkan harga pakan lele
organik hanya Rp.2.000 per liter.
Untuk menghasilkan 1 ton ikan lele siap konsumsi, pakan yang dibutuhkan jika
menggunakan pellet bisa mencapai 1 ton. Sedangkan jika menggunakan pakan organik
hanya membutuhkan 2.300 liter. Bobot ikan lele organik juga lebih berat dari non organik.
Satu kilo gram ikan lele non organik, umumnya isinya berjumlah 8 sampai 9 ekor.
Sedangkan lele organik jumlah perkilo gramnya hanya 7 sampai 8 ekor.
1. Kumpulkan kotoran sapi yang telah di angin-anginkan selama kurang lebih 1 minggu
2. Dalam keadaan kering kotoran sapi tersebut di masukkan ke dalam kolam / bak
penampungan
3. Campurkan larutan fermentor/Probiotik EM4 dan tetes tebu/gula dengan
perbandingan 1 liter fermentor 2 liter tetes tebu/gula dan 10 liter air sampai merata.
4. Dalam waktu 7-10 hari akan tumbuh plankton-plakton yang akan menjadi pakan
utama lele.
5. Cara pemberian pakan untuk lele cukup diambil beberapa ember dari kolam yang
berisi plankton tadi kemudian di masukkan kedalam kolam lele dan dalam waktu kurang
lebih 3- 4 bulan lele bisa di panen.
(Sumber : E-Petani Deptan)
“Pembuatan brownies dari ikan lele ini ide awalnya karena melihat potensi lele di daerah
kami, sehingga diputuskan untuk mencari makanan unik dan timbul ide membuat brownies
dari ikan lele,” kata Ketua KWT Kartini Mandiri Ine Susanti kepada wartawan, Rabu (22/5).
Saat ini, usaha brownies lele sudah banyak diminati sebab selain lezat, kadungan
proteinnya pun tinggi karena lele merupakan ikan yang memiliki kadar protein cukup tinggi.
Harganya yang ditawarkan cukup murah, mulai dari Rp2 ribu sampai Rp30 ribu tergantung
besarnya kue tersebut. Keuntungan dari penjualan kue ini akan dibagikan kembali ke
anggota KWT, karena tujuan dibuatnya usaha ini untuk membantu wanita agar bisa
mendapatkan penghasilannya di rumah.
“Kami masih terus mengembangkan usaha ini, walaupun penjualannya masih dalam tingkat
lokal dan pemesannya baru dari daerah yang bertetangga dengan Kota Sukabumi tetapi
sudah mempunyai langganan tetap. Kami berharap usaha ini bisa terus berkembang dan
menembus pasar minimalnya nasional,” tambahnya. (Sumber : Aktual)
Potensi Bisnis Pembenihan
Lele
Published on May 21, 2013, by budidayaikan - Posted in Budidaya Lele, Peluang Usaha0
Senin malam (20/5) sekitar pukul 21.00 WIB, dua orang pria terlihat duduk di bawah pohon
duku dalam suasana yang remang-remang, dan di hadapannya terdapat empat kolam
terpal berukuran 1,5 Mx2,5 M.
Mata kedua pria yang kemudian diketahui bernama Aman (46) dan Ma`mun (43), terus
tertuju pada satu kolam yang berada di sebelah kiri.
Setelah didekati, ternyata di dalam kolam yang berisi air dengan kedalaman sekitar 30
centimeter tersebut terdapat kakaban, yakni ijuk pohon enam yang dijepit dengan belahan
bambu. Dalam kolam itu terdapat dua ekor lele dombu (sepasang).
“Kami sedang memijahkan (menelurkan) lele,” kata Aman singkat, ketika ditanya kegiatan
yang sedang dilakukannya.
Dua jam kemudian, tampak dua ekor lele tersebut saling berkejaran. Pejantan terus
mengejar betinanya.
“Itu betinanya akan bertelur,” kata Ma`mun sambil menunjuk ke arah lele betina sedang
berlari dan terus dikejar oleh pejantan.
“Kalau mau bertelur lele betina akan menuju ke ijuk, dan di ijuk itulah akan bertelur. Nanti
telur-telurnya menempel di ijuk,” kata Aman menyambung pembicaraan rekannya.
Suasana hening, dan semua mata tertuju pada sepasang ikan lele yang sedang berkejaran
dalam kolam terpal.
Tiba-tiba “gocoprok” suara air yang “disapu” ekor lele betina, dan bersamaan dengan suara
tersebut, lele betina tersebut mengeluarkan telur-telur dari dalam perutnya. Lele betina itu
terus mengeluarkan telur selama sekitar setengah jam.
Ribuan telur berbentuk bulat dengan ukuran lebih kecil dari kacang ijo itupun menempel di
kakaban. Semua ijuk yang ada dalam kolam tersebut penuh ditempeli telur ikan lele.
Sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, Aman mengambil kedua ekor ikan lele dari kolam terpal,
dan kembali dimasukan dalam kolam penyimpanan dengan cara dipisahkan.
“Penyimpanan indukan dengan pejantan harus dipisahkan. Kalau tidak indukan yang ada
dalam kolam penyimpanan bisa bertelur,” katanya.
Menurut dia, indukan yang sudah bertelur, akan kembali bisa dipijahkan atau ditelurkan
pada tiga-empat bulan mendatang.
Mengenai telur ikan lele yang ada dalam kola terpal, menurut dia, paling lambat 12 jam
akan menetas seluruhnya.
“Setelah dua minggu, disortir. Lele yang agak besar dipisahkan ke kolam yang telah kami
sediakan. Jika tidak maka akan memakan yang kecil, karena sifat ikan tersebut
kanibalisme,” ujarnya.
Aman menjelaskan, setelah dua hari menetas, benih ikan lele akan diberi pakan cacing
sutera, yang banyak diperjualbelikan dengan harga Rp15 ribu per liter. Pemberian cacing
sutera dilakukan hingga benih berumur 14 hari.
“Setelah itu pakannya kita ganti dengan produksi pabrikan, dan pada usia 20 hari biasanya
benih mencapai ukuran dua-empat centimeter dan sudah bisa dijual,” katanya.
Penjualan benih ikan lele, kata dia, tergantung permintaan pembeli. Ada yang diliter, tapi
ada juga yang dihitung atau per ekor.
“Untuk literan harganya Rp50 ribu per liter, sedangkan hitungan Rp50 per ekor. Sebenarnya
kalau diperhitungkan sama saja,” katanya.
Menurut dia, dari satu ekor betina ukuran sebesar pergelangan tangan orang dewasa, bisa
menghasilkan benih lele berkisar 20 ribu-30 ribu ekor.
“Kalau kami jual pada umur 20 hari bisa menghasilkan sekitar Rp700 ribu-Rp900 ribu,
sedangkan modal yang dikeluarkan untuk membeli pakan sekitar Rp200 ribu-Rp300 ribu,
jadi masih ada untung Rp500 ribu-Rp700 ribu,” katanya.
Permintaan tinggi
Permintaan benih ikan lele cukup tinggi, tidak hanya dari petani pembudidaya lokal namun
dari juga dari Kabupaten Lebak, Serang dan Kota Cilegon.
“Permintaan banyak, kadang mereka menanyakan sudah memijahkan atau belum, kalau
kita katakan sudah, maka 20 hari setelah pemijahan mereka akan datang dan membeli
seluruh benih lele,” katanya.
Biasanya, kata dia, pembeli membeli seluruh ikan lele satu indukan, berapapun jumlahnya,
pertimbangannya karena ukurannya relatif sama, jadi ketika dibesarkan pun akan sama,
jadi bisa dipanen bersamaan.
“Di Pandeglang cukup banya pembudidaya ikan lele dan selama ini mereka mendatangkan
benih dari Sukabumi, karena produksi lokal relatif kurang,” katanya.
Terkait besarnya perminntaan benih, Dinas Kelautan dan Perikanan Pandeglang sedang
menjajaki usaha pembenihan ikan, yakni untuk jenis ikan mas sinyonya, lele dumbo, lele
sangkuriang dan nila.
Pembenihan itu, kata dia, bekerja sama dengan Balai Besar Benih Sukabumi, Provinsi
Jawa Barat yang telah berpengalaman karena telah lama melaksanakan usaha tersebut.
Balai Besar Benih Sukabumi, kata dia, memiliki indukan ikan air tawar berkualitas yang
telah bersertifikat.
“Kami meminjam indukan dari Balai Besar Benih Sukabumi supaya benih yang dihasilkan
berkualitas sehingga tidak merugikan bagi pembeli,” katanya.
Mengenai sistem kerja sama, kata dia, yakni DKP Pandeglang akan meminjam indukan dari
balai benih tersebut untuk dipijahkan atau ditelurkan, setelah bertelur dikembalikan.
Selain itu, kata dia, DKP Pandeglang siap menyuplai benih ke Sukabumi dan sekitarnya,
kalau pasokan dari Balai Besar Benih Sukabumi tidak mencukupi.
Terkait penjualan benih dari Balai Benih Ikan (BBI), menurut dia, akan lebih difokuskan
pada pengadaan benih yang anggaranya dari bantuan, baik dari dana alokasi khusus
(DAK) maupun pemerintah kabupaten dan provinsi.
“Dengan membeli benih dari BBI maka ada retribusi untuk pemasukan PAD, dan ini sesuai
dengan Perda No.12 tahun 2012 yang didalamnya menyebutkan benih ikan kena retribusi,”
katanya.
Selama ini, kata dia, pengadaan benih dari bantuan pemerintah membeli dari pihak ketiga
sehingga tidak ada retribusi atau pemasukan bagi daerah.
Selain itu, Dinas Keluatan dan Perikanan Pandeglang juga akan membangun pasar benih
Cipeucang yang merupakan pusat penjualan benih ikan air tawar.
Pasar benih itu, kata dia, akan dibangun di lokasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Balai Benih
Ikan (BBI) Cepeucang, Kecamatan Cimanuk.
Menurut dia, sarana dan prasana untuk pasar benih tersebut sudah tersedia, seperti kolam
penampungan benih, jadi tinggal melakukan penataannya saja sehingga lokasi tersebut
layak untuk kegiatan penjualan.
“Penataan yang dilakukan pun tidak terlalu rumit, yakni tinggal membuka pagar saja, sudah
layak menjadi tempat penjualan benih,” katanya.
Pembangunan pasar benih itu, kata dia, guna memperlancar penjualan benih yang juga
telah diprogramkan oleh DKP Kabupaten Pandeglang.
Ia mengaku optimistis pasar benih tersebut akan berjalan, mengingat tingginya permintaan
benih ikan, terutama lele dan ikan mas, dari masyarakat. (Sumber : Antaranews)
Sejumlah petani lele di kawasan Bandung selatan mulai mengembangkan budidaya ikan
lelesecara tumpang sari dengan menggunakan jaring terapung di tengah kolam.
“Kami sedang memulai sistem pemeliharaan lele dengan jaring di tengah kolam, hal ini bisa
menyiasati lahan yang sempit dimana pemeliharaan ikan lainnya tidak terganggu,” kata
Dede Darsono, salah seorang petani ikan di Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung,
Senin.
Pengembangan sistem pemeliharaan lele dengan cara menggunakan jaring atau waring
ukuran besar di tengah kolam itu dipandu oleh seorang sarjana lulusan IPB Bogor.
Menurut Dede, dengan sistem baru itu, seorang petani ikan tetap bisa memelihara ikan
lainnya di luar jaring, sedangkan ikan lele dibatasi dengan jaring.
“Sistem pemeliharaanya sama dengan mengurus lele biasanya, juga pakannya sama.
Namun dengan sistem ini memudahkan petani untuk menyortir lele yang bisa dilakukan dua
pekan sekali,” kata Dede.
Pola pemeliharaan lele dengan cara itu, kata Dede diharapkan bisa meningkatkan
produktivitas sektor perikanan petani ikan di Bandung selatan yang selama ini fokus pada
pembenihan ikan.
“Harga lele cukup stabil, dan pasarnya cukup terbuka. Selama ini pasokan lele untuk
konsumsi di Bandung atau ke Jabodetabek masih kurang,” kata Dede.
Selain menerapkan pemeliharaan lele dengan sistem baru itu, petani di Ciparay juga
mendapat pendalaman teknik memelihara lele termasuk mengantisipasi penyakit dan virus
yang kerap menyerang lele.
Selama ini para petani di kawasan Bandung selatan lebih banyak ke pembenihan ikan mas
strain Majalaya, dan sedikit yang melakukan pemeliharaan ikan daging.
Ketua Kelompok Mina Rukun, Aminto mengatakan, mereka tidak menggunakan bahan
kimia apapun untuk budidaya ikan lele dan budidaya ikan nila di Gelaran II.
Aminto menjelaskan, di Gelaran II warga tidak hanya melakukan usaha perikanan. Mereka
juga sekaligus melakukan upaya pelestarian lingkungan. Beberapa ikan yang mereka
hasilkan tidak semuanya dipanen, beberapa dikembalikan ke habitatnya di sungai yang
membelah dusun itu.
Kesadaran warga terhadap lingkungan itu diakui Aminto merupakan hasil dari pelajaran
yang dipetik pada masa lalu. Dulu, menurut Aminto, warga pernah mencari ikan di sungai
dengan menggunakan racun. Akibatnya sungai Gelaran sempat tercemar dan merusak
habitat ikan.
Imbas dari upaya itu, kini sumber air di Gelaran juga dimanfaatkan sebagai sumber air
bersih oleh warga setempat.
Ketua tim penilai, Aning Indrawati mengatakan, konsep yang diusung masyarakat Gelaran
memang tergolong unik. Mereka enggan menggunakan pakan dan suplemen kimiawi.
Sebagai gantinya, warga menggunakan bahan yang ada di sekitar mereka, seperti bekicot
dan tiwul.
Dengan cara itu, mereka mampu menghemat biaya penyediaan pakan karena tinggal
mengambil dari bahan yang ada di sekitar mereka.
Selain itu, konsep kelestarian yang diusung warga juga dinilai positif karena mampu
melestarikan kondisi alam di desa itu.
“Bahkan untuk mengobati penyakit jamur pada ikanpun mereka pakai bahan alam seperti
pace,” tambah Aning. (Sumber : Harian Jogja)
Kini, sekitar 70% biaya budi daya lele tergerus harga pakan, padahal masih ada sejumlah
biaya operasional lainnya yang dibutuhkan pembudi daya agar bisnisnya bertahan.
Menurut pembudi daya lele asal Desa Sukaratu Kecamatan Sukaresik Kabupaten
Tasikmalaya, Syaiful Manan (40), mengaku terus kebobolan biaya pakan karena harga
pelet mahal. Sementara itu, harga jual lele tidak sebanding dengan biaya operasional yang
habis untuk membeli pelet.
“Ah susah mengandalkan pakan yang mahal mah. Jika saya kalkulasi keuntungan, dengan
mengandalkan pakan saat ini, dari benih seribu ekor lele, maka saat panen hanya
mendapatkan Rp100 ribu. Itu kalau mulus, kalau lele mati sepuluh persen, berarti sudah
rugi,” keluhnya kepada INILAH, Minggu (7/4/2013).
Petani lainnya, Imat Ruhimat (32), menuturkan hal yang sama. Dia mengatakan pakan lele
jenis pelet yang paling murah saja, satu bal (sekitar 30 kg) harganya lebih dari Rp100 ribu,
sementara pertumbuhan lele bergantung pada makanannya.
“Serba salah, kalau mengandalkan pakan maka akan bobol di modal, sementara tidak
cukup asupan makanannya lele, akan kanibal,” terangnya.
“Pemberian pakan yang tidak teratur juga berakibat fatal bagi lele,” tambahnya.
Dia berharap, ada solusi dari pemerintah agar harga pakan dapat terjangkau oleh petani.
“Juga pemasaran harga lele harus memihak, petani bisa mendapatkan laba, tidak habis
untuk pakan saja,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu pemerhati pertanian lele, Bari Purnomo (45) mengatakan para
petani lele saat ini perlu teknik baru yang tidak mengandalkan pakan dari pelet.
“Saat ini, petani lele jangan mengandalkan pelet, susah untungnya kalau hanya
mengandalkan pelet atau membeli tambahan pakan lain dari toko,” kata penyuluh
Komunitas Petani Cahaya Muda Tasikmalaya ini.
Menurut Bari, sebenarnya banyak potensi alam di sekitar yang bisa dimanfaatkan untuk
pakan lele. Budidaya lele organik istilahnya.
“Jika mau ngulik dan mencari inovasi, insya Allah banyak cara untuk budi daya lele tanpa
harus membeli pakan. Kita sedang mencoba budi daya ikan lele hanya dengan
mengandalkan pakan dari kompos, limbah kandang dan sejumlah limbah organik lainnya.
Tapi memang, untuk mencoba budi daya organik, petani perlu sedikit rajin dan mau belajar
lagi,” jelasnya.(Sumber : Inilah)
Cukup lima belas menit menunggu. Seorang pelayan sudah datang membawa enam tusuk
lele panggang plus nasi hangat, lalapan dan sambal cabe merah ke meja. Aroma lele
panggang dari perapian langsung menggoda selera. Menu ini menjadi andalan warung
Istana Lele di Jalan Raya Banyuwangi, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur.
Warung ini hanya berjarak lima kilometer di utara Taman Nasional Baluran. Istana Lele
menjadi pilihan saya makan siang, Selasa 2 April 2013 lalu karena warungnya nyaman. Ada
10 gazebo yang bisa dipilih sebagai tempat menikmati lele sambil lesehan. Di pinggir
gazebo, saya bisa menikmati hamparan ladang jagung milik petani.
Seperti namanya, menu andalan warung ini sudah bisa ditebak, lele. Ada lele panggang
dan goreng. Bila tak suka lele, pengunjung bisa memilih gurame panggang sebagai
altrnatif. Tapi sebagai menu utama, lele panggang sangat sayang sekali bila dilewatkan
begitu saja.
Daging lele disajikan cukup empuk. Bumbu merah khas warung ini, merasuk hingga ke
dagingnya. Rasa pedas sambal terasa sempurna.
Ukuran lele yang disajikan lebih besar dan gemuk dibandingkan lele yang kerap ditemui.
Rahasia lainnya, lele di warung ini dibudidayakan secara organik. Sunardi, 56 tahun,
pemilik Istana Lele, mengatakan, Istana Lele didirikan pada 2002. Bermula dari profesi
sampingannya sebagai peternak lele, Sunardi mendapat pesanan lele goreng dari teman-
temannya. Ternyata banyak kawannya ketagihan dengan masakan Sunardi dan
menyarankan dia membuka warung.
Lelaki dua anak itu kemudian membuka warung kecil-kecilan di depan rumahnya. Saat itu
pensiunan pegawai Balai Penelitian Tanaman Pertanian ini membuka warung di perumahan
balai. Sehari sebanyak lima kilogram lele habis terjual. Istana Lele semakin ramai dan
warungnya sudah tak mampu menampung pembeli.
Lima tahun kemudian, Sunardi memindahkan Istana Lele di tempat seperti sekarang ini,
yang berjarak 300 meter dari warung sebelumnya. Di lahan 6.000 meter persegi ini, Sunardi
membangun rumah, mendirikan 10 gazebo plus 7 kolam lele. “Sekarang paling sedikit 50
kg lele habis,” kata dia, Selasa 2 April 2013.
Tujuh kolam lele miliknya, ternyata kurang untuk memenuhi kebutuhan. Sunardi akhirnya
bekerja sama dengan satu kelompok petani lele di desanya. Dalam satu minggu, dia
membeli 2 kwintal lele dari petani. Selain itu dia juga mendatangkan bahan baku dari
Kabupaten Jember sebanyak 6 kwintal dalam sebulan.
Seluruh lele yang dihidangkan dibudidayakan dengan cara organik. Pakan lele tak
menggunakan konsentrat tetapi tepung ikan, tepung udang plus 12 campuran organik
lainnya. Dengan pakan organik inilah, lele milik Sunardi lebih berdaging dan panjang.
Cara membuat lele panggang ternyata gampang. Setelah dibersihkan, lele kemudian
dipanggang seperti sate. Setelah itu dilumuri bumbu rujak. Lele disimpan dulu hingga ada
pembeli kemudian dipanggang lagi supaya tetap hangat. Cara seperti ini, kata Sunardi,
yang membuat penyajian lele tidak butuh waktu lama.
Satu porsi lele yang berisi enam tusuk dibanderol harga Rp 22 ribu. Satu porsi lele
panggang ini cukup dinikmati untuk tiga orang sekaligus. Istana lele milik Sunardi tak
pernah sepi pengunjung. Pelanggannya justru banyak berasal dari luar Kabupaten
Situbondo seperti Banyuwangi hingga Bali.
Rahmawati, pembeli Istana Lele dari Banyuwangi, mengatakan, rasa lele panggang cukup
gurih di lidah. Apalagi tidak banyak warung yang menyediakan menu lele panggang.
“Kebanyakan hanya menjual lele goreng,” kata dia.
Dia mengaku baru pertama kali makan di Istana Lele. Namun nama Istana Lele cukup
sering dia dengar dan direkomendasikan oleh teman-temannya.
Tak terasa, satu porsi lele yang saya santap kini tinggal tulang-belulangnya saja. Pedas dan
gurih lele panggang yang tersisa di lidah saya tutup dengan es jeruk manis. Sungguh
makan siang saya terasa sempurna. (Sumber : Tempo)
Untuk memenuhi kebutuhan pasar, Kabupaten Bekasi kekurangan pasokan produksi benih
ikan lele dan patin. Pasalnya, Kabupaten Bekasi dalam setiap bulannya membutuhkan 300
ribu ekor ikan. Namun, saat ini, produksi ikan air tawar di Kabupaten Bekasi baru sanggup
menghasilkan 100 ribu benih ikan.
Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakanlut) Kabupaten Bekasi,
Abdurrofiq mengakui, untuk memenuhi kekurangan bibit ikan air tawar itu, para peternak di
Kabupaten Bekasi banyak membeli bibit ikan ke Kabupaten Subang yang sudah mampu
memproduksi sedikitnya 500 ribu ekor.
Abdurrofiq menegaskan, salah satu alasan yang menjadi kendala kurangnya produksi ikan
air tawar di Kabupaten Bekasi, yakni keterbatasan lahan.
“Kalau cara pembibitan, balai benih di Kabupaten Bekasi sudah mampu, tapi karena
memang keterbatasan lahan yang membuat produksi lebih kecil dibandingkan dengan
kebutuhan peternak,” ujar Abdurrofiq, seraya mengatakan, untuk itu, karena Kabupaten
Subang dianggap sudah mampu memproduksi ikan air tawar dengam baik, maka pihaknya
pun bersama-sama perwakilan komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kabupaten Bekasi, melakukan studi banding ke balai pembibitan ikan di Kabupaten Bekasi.
“Pasti kami juga bisa melakukan seperti di Kabupaten Subang, namun perlu proses.
Subang sudah punya aturan tentang perikanan, dan itu memang sangat membantu,” kata
Abdurrofiq.(Sumber : Berita Bekasi)
Menurut Kepala Balai Benih Ikan (BBI) Sungailiat, Sujono, meningkatnya permintaan benih
jenis ikan ini dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat untuk tiga atau
empat bulan kedepan. Untuk memenuhi permintaan petani tambak akan benih ikan, BBI
pun menjalin kerjasama dengan sejumlah petani tambak lainnya yang tergabung dalam
Unit Pembenihan Rakyat (UPR), yang juga melakukan pemijahan ikan lele.
Tingginya konsumsi ikan lele, diungkapkan Sujono karena adanya perubahan pola
konsumsi masyarakat dari ikan laut yang sebelumnya disukai beralih ke ikan air tawar
khususnya ikan lele. Selain ikan lele yang tinggi permintaannya, juga terjadi peningkatan
permintaan yang sama untuk jenis benih ikan nila merah, nila gift, gurami dan ikan mas.
Terhitung sampai dengan akhir Maret 2013, dijelaskan Sujono, total permintaan benih ikan
nila merah mencapai 14.780 ekor. Masing-masing pada bulan Januari 2013 sebanyak
6.200 ekor, Februari 2013 sebanyak 6.850 ekor dan Maret 2013 sebanyak 1.730 ekor. Jadi
total benih nila gift yang berhasil BBI Sungailiat salurkan ke petani tambak sesuai dengan
permintaan sampai akhir Maret 2013 sebanyak 11.750 ekor.
Penyaluran benih kepetani pada bulan Januari 2013 sebanyak 3.200 ekor, Februari 2.300
ekor dan Maret 2013 sebanyak 6.250 ekor.
Sedangkan untuk jenis benih ikan gurami jelas Sujono, mencapai total 4.402 ekor hingga
akhir Maret 2013. Jumlah tersebut mengalami penurunan permintaan pada setiap
bulannya. Pada Januari 2013 sebanyak 2.040 ekor, Februari menurun permintaan menjadi
1.225 ekor dan sampai akhir Maret 2013 kembali menurun hanya sebanyak 1.137 ekor.
“Menurunya permintaan benih ikan gurami karena lebih dipengaruhi oleh faktor
kencenderungan pada tingkat konsumsi di masyarakat yang masih rendah dibanding
konsumsi ikan lele.
Untuk penyaluran jenis benih ikan mas juga mengalami peningkatan permintaan yakni,
pada Januari 2013 sebanyak 2.340 ekor, Februari 2013 sebanyak 6.545 ekor, untuk
penyaluran benih jenis ikan ini dibulan Maret belum dapat direkap” tutupnya. (Sumber :
Rakyat Pos)
Ikan lele termasuk jenis ikan air tawar yang banyak penggemarnya di Indonesia. Seperti
ikan lainnya, lele juga mempunyai banyak varian atau spesies. Salah satu ikan lele yang
mulai populer adalah lele masamo.
Pada dasarnya, setiap jenis lele berasal dari indukan lele dumbo. Namun dengan
penanganan dan cara budidayanya berbeda, lahirlah varietas lele, seperti lele sangkuriang,
lele phyton, dan lele Masamo. Setiap varietas memiliki keunggulan tersendiri.
Lele masamo dibawa ke Indonesia oleh PT Matahari Sakti, yang juga perusahaan pakan
lele pada 2010 lalu. Tidak ada yang mengetahui persis dari negara mana lele masamo ini
berasal. Ada yang bilang dari Korea Selatan, Thailand atau bahkan Afrika.
Achmad Ananto, seorang peternak lele masamo di Malang, Jawa Timur mengatakan, lele
masamo memiliki ketahanan fisik yang lebih kuat dari lele jenis lain.
Lele ini, misalnya, dapat hidup di daerah pegunungan dengan kondisi air dan cuaca yang
sangat dingin. Selain fisiknya kuat, lele masamo bisa dipanen lebih cepat.
Pertumbuhan lele ini tergolong cepat karena makannya juga kuat. Achmad bilang, masa
panen lele masamo sekitar dua bulan. ” Paling lama 2,5 bulan tergantung penanganan,”
katanya.
Sementara masa panen lele jenis lain sekitar tiga bulan. Permintaan lele masamo di pasar
juga tinggi. Ia mengaku, setiap panen lele masamo selalu habis diserap pasar.
Achmad memiliki beberapa hektar kolam yang tersebar di daerah Malang. Selain masamo,
ia juga mengembangkan lele jenis lain. Khusus lele masamo, dalam sebulan ia bisa
menjual 30.000 ekor bibit ukuran 5 centimeter (cm) – 6 cm .
Harga per ekornya sekitar Rp 70. Omzetnya dari usaha budidaya lele masamo ini Rp 8 juta,
dengan laba bersih Rp 2 juta per bulan.
“Omzet dari lele masamo ini mencapai 30% dari total penjualan seluruh lele jenis lain yang
saya kembangkan,” katanya.
Peternak lain adalah Abdul Chafid asal Surabaya, Jawa Timur. Ia memiliki 12 kolam
budidaya lele masamo di Pasuruan dan delapan kolam di Sidoarjo. Setiap satu kolam
berukuran 2 x 5 meter.
Ia membenarkan, jika tubuh lele masamo lebih cepat tumbuh ketimbang lele jenis lain,
sehingga masa panennya jauh lebih cepat.
Chafid bilang, masa panen lele masamo bahkan bisa mencapai 1,5 bulan saja, tergantung
pakannya.
Setiap bibit lele masamo ukuran 5 centimeter (cm) dihargainya Rp 150 – Rp 250 per ekor.
Selain bibit, ia juga menjual indukan seharga Rp 50.000 – Rp 200.000 per kilogram (kg).
Dalam sebulan, Chafid bisa meraup omzet Rp 100 dengan keuntungan bersih sekitar 10%.
Ia mengaku, konsumennya berasal dari berbagai daerah, seperti Kalimantan dan Papua.
(Sumber : Kontan)
Dawet Ayu Da’Lele, Dijamin
Tidak Amis
Published on March 25, 2013, by budidayaikan - Posted in Budidaya Lele, Produk Olahan Ikan0
Ikan lele biasanya diolah menjadi pecak lele, sambal lele atau abon lele. Namun, seorang
lulusan IPB membuat inovasi, dawet dari daging ikan lele. Berwarna hijau, disajikan dengan
santan, gula merah dan es batu.
Fedwi Anggi Indrayani (24), lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil mewujudkan
hasil olahan ikan lele. Bukan berupa lauk tetapi minuman dawet ayu khas Banjarnegara.
Meski terbuat dari ikan, ia berani menjamin dawet buatannya tidak berbau amis.
“Siapa berani coba? Kalau amis saya beri gratis dan saya tambah uang Rp 100 ribu,” kata
Anggi kepada calon pelanggannya di Festival Jajan Pasar dan Batik di kampus UNNES,
Semarang, Jumat (22/3/2013).
Ide membuat dawet dari bahan ikan diperoleh Anggi saat ia mengetahui angka konsumsi
ikan di Indonesia yang masih rendah. Padahal protein yang terkandung dalam ikan sangat
penting untuk kesehatan.
“Rata-rata orang Indonesia menkonsumsi ikan hanya sembilan kilogram per tahun.
Kemudian saya melihat kepopuleran dawet ayu, maka saya coba mengolah ikan menjadi
dawet,” kata perempuan asal Desa Sered RT 03 RW 02, Kecamatan Madukara,
Banjarnegara itu.
Wujud dan rasa dawet yang diberi nama Dawet Ayu Da’Lele itu tidak berbeda dari dawet
ayu khas Banjarnegara pada umumnya. Cendolnya pun tetap berwarna hijau seperti dawet
dengan tambahan daun pandan dan suji. Bahan utamanya memakai fillet ikan lele.
“Pertama untuk ikannya tidak langsung dipotong tapi dipukul kepalanya sampai mati. Lalu
saat mengiris dagingnya atau membuat fillet. Harus dijaga pembuluh-pembuluh di perut
jangan sampai pecah agar tidak amis,” tandasnya.
Kemudian daging fillet ikan lele dikukus, setelah itu dicampurkan dengan adonan tepung
hunkwe, air daun pandan dan garam. Campuran tersebut kemudian dimasak sambil diaduk
hingga menggumpal. Selanjutnya dicetak seperti membuat dawet biasa. Dawet ayu Da’Lele
pun siap dihidangkan dengan campuran santan dan sirop gula merah.
“Komposisi adonannya, 30 persen daging ikan lele dan 60 persen bahan karbohidrat,”
terang Anggi.
Saat ini minuman unik hasil ciptaannya itu sudah dijual di sejumlah sekolah. Bahkan bulan
Mei mendatang Dawet Ayu Da’Lele khas Banjarnegara akan menjadi salah satu kuliner
yang mewakili Indonesia dalam festival makanan hasil olahan produk laut internasional di
Bangkok.
Dibalik keberhasilannya itu ternyata Anggi sempat dicemooh oleh rekan-rekannya. Banyak
yang ragu bahkan muntah saat mencoba dawet ciptaan Anggi saat pertama kali diuji coba
tahun 2012 lalu. Ia pun harus berulang kali mengukur takaran yang pas hingga 40 kali
percobaan.
“Wah, dulu dihina dan dicemooh. Awal komposisi dagingnya 50 persen, enggak diterima
karena cendol terlalu besar. Lalu diturunkan 40 persen ternyata biaya pembuatan masih
tinggi setelah 40 kali mencoba selama tiga bulan, didapatkan komposisi daging 30 persen,”
tutur perempuan yang saat ini mejadi dosen Politeknik Banjarnegara itu.
Harga yang diberikan Anggi untuk satu gelas Dawet Ayu Da’Lele hanya Rp 5.000. Dengan
mengonsumsi dawet ini tidak hanya menghilangkan dahaga namun juga bisa mendapat
manfaat daging ikan salah satunya membantu perkembangan kecerdasan otak
anak.”Produk perikanan mengandung asam amino essensial yang baik untuk otak dan
tubuh,” tandasnya.
Salah satu pelanggat Dawet Ayu Da’Lele, Levita mengatakan dawet buatan Anggi tidak
berbeda dari dawet lainnya, namun ada sedikit perbedaan tekstur pada cendol yang
membuat dawet tersebut lebih unik dari kuliner sejenisnya. “Teksturnya sedikit beda tapi
tetap enak,” kata Levita yang segera menyeruput Dawet Ayu Da’Lele. (Sumber : Detik
Food)
Setiap bulan pasar di sejumlah daerah Provinsi Aceh membutuhlan pasokan satu ton ikan
lele yang belum dapat dipenuhi seluruhnya oleh peternak ikan lokal. Mereka kewalahan
karena produksi setiap bulan belum sampai sebanyak itu.
“Permintaan setiap bulan mencapai satu ton, namun sejumlah peternak belum mampu
memenuhi kebutuhan pasar tersebut. Permintaan yang datang banyak dari Aceh Utara,
Lhokseumawe, Bireuen, Banda Aceh, Aceh Tengah dan Bener Meriah,” kata salah seorang
peternak ikan lele, Zulfikar kepada MedanBisnis, Jumat (22/3).
Di Lhokseumawe sendiri, ungkapnya, ada sejumlah peternak ikan lele seperti di Desa
Blang Weu Baroh dan Buket Rata, Kecamatan Blang Mangat. Ada juga sebagian di
Kecamatan Muara Dua dan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, namun mereka belum
mampu memenuhi kebutuhan pasar yang semakin hari semakin banyak.
“Awalnya masyarakat Aceh kurang gemar mengonsumsi ikan lele, karena sudah terbiasa
dengan ikan laut. Tapi sekarang peminatnya kian banyak, rumah-rumah makan juga sudah
menyediakan menu ikan lele, begitu juga warung-warung lesehan, makanya permintaan
juga meningkat drastis,” ungkapnya.
Zulfikar mengatakan produksi ikan lele perlu ditingkatkan, dia sendiri bersama rekan-rekan
dari kelompok tani terus berupaya memanfaatkan peluang tersebut.
Zulfikar mengaku kelompok tani peternak ikan lele mendapat bantuan dari Bank Indonesia
cabang Lhokseumawe. Mereka mendapat dukungan penuh dalam hal permodalan usaha,
penyediaan bibit unggul, pakan dan kebutuhan lain.
Sekarang usaha peternakan ikan lele itu terus digulirkan ke kelompok lain. “Mudah-
mudahan usaha yang sedang digeluti bisa terus berkembang dan bisa memenuhi
kebutuhan pasar di Aceh,” ucapnya. (Sumber : Medan Bisnis)
Saat ini pemijahan alami ikan lele masih banyak diterapkan oleh para pembudidaya lele
saat ini. Mereka beranggapan bahwa pemijahan lele dengan bantuan hormon atau
tambahan obat-obatan belum tentu lebih baik dari teknik pemijahan alami.
Cara pemijahan alami ikan lele diyakini lebih baik daripada menggunakan teknik pemijahan
buatan karena indukan lele tidak ‘dipaksa’ untuk mengeluarkan telurnya. Benih ikan lele
yang dihasilkan dari proses pemijahan lele secara alami pun diyakini lebih unggul dibanding
benih ikan lele hasil pemijahan buatan.
Berikut dibawah adalah cara untuk melakukan pemijahan ikan lele secara alami :
1. Siapkan kolam pemijahan lele dengan membersihkannya terlebih dahulu. Setelah itu
masukkan kakaban sebagai tempat menempelnya telur. Untuk kolam berukuran 2 m x 2 m
x 1 m, dibutuhkan kakaban sebanyak 10-12 buah. Kakaban diletakkan di dasar dan
diberikan pemberat berupa batu. Kakaban disusun berjajar memenuhi dan mengikuti
panjang kolam agar tidak ada telur yang tidak menempel.
2. Isi kolam dengan air hingga ketinggian sekitar 40 cm.
3. Lakukan seleksi induk untuk mendapatkan induk lele yang siap memijah dan
memiliki gonad yang berkualitas dan berpotensi menghasilkan banyak telur.
4. Setelah wadah terisi air, masukkan induk lele yang telah diseleksi ke dalamnya
dengan perbandingan satu ekor jantan dan dua ekor betina. Biasanya, induk lele
dipindahkan ke dalam wadah pemijahan pada sore hari sekitar pukul 15.00 – 17.00.
Pemindahan dari kolam indukan ke kolam pemijahan dilakukan secara hati-hati dengan
menggunakan seser atau serokan.
5. Biarkan induk lele berada dalam kolam selama satu malam. Biasanya, ikan lele akan
memijah pada malam hari sekitar pukul 22.00 – 02.00. Pada proses pemijahan, induk lele
betina akan mengeluarkan telur dan dibuahi oleh sang jantan.
6. Lakukan pengecekan pada pagi harinya. Jika pemijahan berlangsung lancar, pada
pukul empat pagi telur-telur akan memenuhi kakaban.
7. Pindahkan kakaban yang telah ditempeli telur secara hati-hati ke dalam kolam
penetasan. Jika induk baru memijah pada pagi hari maka pemindahan kakaban dilakukan
pada sore hari, sekitar pukul 14.00 – 16.00. Setelah itu, tinggal menunggu telur menetas.
8. Selanjutnya, pindahkan indukan lele yang telah memijah dari kolam pemijahan ke
kolam pemeliharaan induk. Induk lele betina dapat dipijahkan kembali setelah tiga minggu
sampai satu bulan masa istirahat. Sedangkan induk lele jantan memerlukan waktu 1-2
minggu masa istirahat.
13. Engkong Mukhtar, 72 tahun, mengenang masa mudanya dulu di bilangan Kapuk
Muara, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara. “Dulu ini tanah semua, empang aja
nggak ada. Cuman kebon!” katanya dalam logat Betawi kental. “Sekarang
kebanjiran!” lanjutnya.
14. Banjir itu memang jadi masalah di Jl. Kapuk Raya Swadaya III Rt. 006/02. Perlahan
muka tanah dari tahun ke tahun mulai digenangi air. Menurut Andri Wahyudin, tokoh
pemuda setempat, banjir melanda sejak 20 hingga 25 tahun yang lalu.
15. “Saat banyak dibangun permukiman-permukiman. Tanah mulai ditimbun dan tidak
ada resapan air. Tiba-tiba saja kampung saya jadi yang paling rendah di kawasan
ini. Kami korban tata kelola kota,” jelas Andri.
16. Genangan air berkumpul di kampung mereka. Kampung pun mulai menyesuaikan
diri, hunian dibangun menjadi rumah panggung. “Bagi yang masih bertahan mereka
membangun rumah panggung, yang tidak kuat bertahan lahan itu ditinggalkan,”
lanjut Andri lagi.
17. Perlahan rumah yang ditinggalkan terendam air dan menjadi semacam danau-
danau. “Dalam airnya sampai dua-tiga meteran.” jelas Andri.
18. Akhirnya danau itu menjadi tempat pembuangan sampah masyarakat. Kampung
menjadi kumuh dan kotor. Melihat kondisi itu sekelompok anak muda tercetus untuk
membersihkan genangan air dari sampah itu.
19. Pada tahun 2007 muncul ide membudidayakan lele di atas lahan yang tergenang itu.
“Karena budidaya lele masyarakat tak membuang sampah ke dalam air lagi,
ditampung di bak sampah di pinggir kolam. Ada warga yang nanti mengangkutnya”
begitu jelas Andri.
20. Tahun pertama masih merugi, pada tahun 2009 mulailah keuntungan didapat.
Mereka mulai menemukan formula yang tepat untuk membudidayakan ikan lele di
atas genangan-genangan air itu. Yang mereka pilih adalah sistem jaring apung atau
waring yang diperoleh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
21. Sekarang produksi ikan lele mereka sampai satu ton per tiga bulan panen.
Lingkungan jadi bersih, masyarakat bisa berswadana membangun jembatan dan
jalan kecil di kampung. Kini mereka memiliki koperasi dan kelompok budidaya
perikanan berbadan hukum.
22. Budidaya lele telah mengantar mereka membangun kampung jadi paguyuban. Bank
sampah didirikan, begitu juga pendidikan anak di bawah lima tahun. Inovasi terus
berlanjut, sekarang merambah ke komunitas kawasan. Mereka mulai memikirkan
mangrove yang ada di pinggir pantai.
23. Lalu didirikanlah perkumpulan ‘Bale Mangrove’ untuk merekrut anak-anak muda
untuk peduli lingkungan di kawasan Kapuk Muara. Gerakan paguyuban ini mereka
namakan sebagai “Komunitas Kapuk” yang kemudian mendapat perhatian dari
sejumlah lembaga.
24. Tahun ini kampung mereka menjadi salah satu juara kompetisi kewirausahaan sosial
dari British Council Indonesia. Kompetisi itu memang mencari usaha yang berbasis
komunitas untuk mengembangkan ekonomi rakyat. Sebagai hadiahnya mereka
mendapat bantuan dana sampai Rp100 juta yang digunakan sebagai modal
mengembangkan usaha budi daya ikannya.
25. Upaya mereka memang pantas mendapat acungan jempol dan bisa menjadi contoh
kampung-kampung lain. Di kampung itu, banjir permanen bukan lagi dipandang
bencana tapi menjadi berkah. (Sumber : National Geographic)
29.
30. Petani ikan lele di Kota Bekasi, mulai beralih ke budi daya lobster hias, menyusul
tingginya permintaan masyarakat dan perawatannya yang mudah.
31. “Ikan lele sangat riskan terkena penyakit. Saya beralih ke lobster, setelah ada
eksportir asal Galaxi, Bekasi Selatan, yang memberikan bibit pada 2011,” kata Indha
Suryadi (53) di lokasi budi daya ikan miliknya di Jalan Umar, Kelurahan Mustika
Jaya, Jumat.
32. Menurut dia, budi daya lobster hias merupakan salah satu peluang usaha yang
selama ini masih kurang dilirik, sehingga kesempatan berbisnis masih terbuka luas
untuk petani ikan air tawar dengan lahan yang tidak terlalu luas.
33. “Sampai sekarang saya sudah bisa mengekspor ke Jepang, Amerika, dan
Singapura,” katanya.
34. Pada awal berkecimpung sebagai pembudi daya lobster, kata dia, jumlah bibit yang
dimiliki sebanyak 30 ekor betina dan 15 ekor jantan. “Setiap satu betina mampu
menghasilkan 1.400 anak,” katanya.
35. Lobster hias ini dikawinkan secara silang untuk mendapatkan warna putih, orange,
dan merah.
36. Lobster ini akan siap panen dari mulai telur sampai anakan selama 45 hari.
37. “Satu anakan dengan panjang dua inchi warna putih seharga Rp7.000 per ekor,
warna orange Rp4.000 per ekor, dan warna merah Rp4.000 per ekor,” katanya.
38. Permintaannya bisa datang dari eksportir ikan hias, rumah makan, komunitas ikan
hias, dan lainnya.
39. “Kalau sudah masuk toko ikan hias, harga lobster dengan ukuran yang sama bisa
mencapai Rp35 ribu hingga Rp50 ribu per ekor,” katanya.
40. Menurut dia, permintaan lobster dari sejumlah rumah makan di Jakarta juga
mengalami peningkatan.
41. “Bahkan, harga lobster saat ini sangat bagus, sekitar Rp380 ribu per kilogram untuk
kualitas super dan Rp180 ribu per kilogram untuk kualitas biasa,” katanya.
42. Dikatakan Suryadi, pemeliharaan lobster sangat mudah hanya mengganti air
sepekan sekali dari kolam yang rata-rata berukuran 1×1,5 meter.
43. “Lobster cukup diberikan pelet lele, buah dan sayuran,” katanya. (Sumber : Inilah)
47.
48. Belum lama ini Pemerintah Kabupaten Rejang lebong (RL) meluncurkan bantuan
sebanyak 60 unit kolam fiber untuk ternak lele kepada sejumlah kelompok peternak
ikan wanita di sejumlah kecamatan.
49. Alhasil, panen raya Selasa (5/3) kemarin membuktikan kolam fiber dinilai efektif
untuk beternak lele. Terbukti 1 unit kolam fiber yang berisikan 50 kg benih ikan lele,
dapat menghasilakn sebanyak 200 kg usia panen.
50. “Bantuan ini kita serahkan khusus kepada kelompok peternak perempuan yang ada
di RL. Kami yakin program kegiatan ini dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat Rejang Lebong ke depannya,” ungkap Kepala Dinas Peternakan dan
Perikanan RL, Ir. Amrul Eby, MM saat panen raya lele di Desa Air Meles Atas
Kecamtan selupu Rejang, kemarin.
51. Amrul mengatakan, bantuan ini bertujuan untuk memberikan peluang bagi ibu rumah
tangga menambah penghasilan keluarga dengan cara memanfaatkan waktu luang.
52. “Cara serta pemeliharaannya sangat mudah. Tidak membutuhkan proses atau
tahapan yang sulit. Jadi mudah dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga,” ujar Amrul.
53. Dalam kegiatan panen raya yang dihadiri oleh seluruh Kepala SKPD RL tersebut,
Bupati RL, H. Suherman, SE, MM menegaskan jika dengan adanya bantuan fiber
serta benih lele bagi kelompok tani peternak perempuan ini dapat menambah
perekonomian keluarga. “Saya lihat, dari panen raya di kelompok peternak Tunas
Harapan ini dapat menghasilakan lele siap konsumsi yang lumayan banyak. Saya
harap, bantuan ini benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat dan tidak
disalahgunakan,” kata Suherman.
54. Suherman meminta kelompok peternak juga dapat mampu mengembangkan hasil
olahan ikan lele yang telah dipanen dalam berbagai macam bentuk pakan ataupun
produk konsumsi olahan. “Ini adalah kesempatan yang baik bagi ibu-ibu untuk
berkarya membantu suami,” pesan Suherman.
55. Diketahui, kolam fiber lele bantuan tersebut berukuran 3 kali 4 meter. Dalam setiap
kolam di beri benih bantuan sebanyak 50 kg. Ikan mulai dipanen setelah berusia 2,5
bulan. (Sumber : Harian Rakyat Bengkulu)
60. Anggota Denhub Divif-1 Kostrad memiliki cara tersendiri untuk memberdayakan
lahan kosong yang ada di satuan dengan mengembangkan budidaya Ikan Lele.
Budidaya ikan tawar tersebut merupakan salah satu solusi untuk mendukung
program pemerintah, yaitu ketahanan di bidang pangan.
61. Sampai saat ini, Denhub Divif-1 Kostrad telah memiliki 35 petak kolam budidaya
yang dikelola oleh anggotanya. Kolam tersebar di lahan-lahan kosong dan
pekarangan yang ada di sekitar satuan. Berkat keuletan anggota dan dukungan
yang diberikan pimpinan, Denhub Divif-1 Kostrad mampu menghasilkan ± 20.000
s.d. ± 25.000 ekor Ikan Lele dalam sekali panen.
62. Bahkan budidaya tersebut semakin berkembang, dari hanya sekedar pemijahan, kini
menjadi pemasok ke sejumlah pasar tradisional dan rumah makan di Ciluar, Bogor.
63. Untuk membagi kiat susksesnya, Denhub Divif-1 Kostrad beberapa kali
menyelenggarakan pelatihan budidaya Ikan Lele, diantaranya adalah memberikan
pelatihan selama dua hari bagi anggota Yonhub Kodiklat TNI-AD, 18-20 Februari
2013 lalu.
64. Dalam pelatihan ini, anggota Denhub Divif-1 Kostrad memberikan pengetahuan, baik
teori maupun praktek cara pembudidayaan benih dan pemeliharaan yang baik, untuk
mencapai hasil panen yang memuaskan. (Sumber : Pen Kostrad)
68.
69. Agus Fathurahman (35), perlahan-lahan mulai masuk ke kolam indukan ikan lele
sangkuriang terbuat dari batu bata dilapisi semen. Selang berukuran besar dari
mesin sedot robin dimasukkannya ke kolam tersebut. Sedangkan, selang kecil
lainnya dialihkannya ke kolam satu lagi, tepat di sebelah kolam indukan.
70. Air itu sebelumnya sudah diisi dengan kotoran kambing terbungkus dengan karung,
kata Agus, sengaja tidak dibuangnya. Itu dilakukannya sudah sejak tiga bulan lalu,
November 2012, awal ia melakukan usaha pembibitan ikan lele sangkuriang.
71. Termasuk juga memidahkan telur-telur ikan yang menempel di ijuk ke kolam anakan
dan pembibitan berukuran 1,2×2 meter. “Sudah tiga bulan ini usaha pembibitan ini
saya lakukan. Jujur saja, saya kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar.
72. Setiap harinya permintaan 20-30 ribu ekor ikan, sedangkan kita hanya sanggup 40
ribu ekor per bulannya,” kata Agus, saat peluncuran sekaligus syukuran Pembibitan
Ikan Lele Sangkuriang Lancang Kuning, Sabtu (23/2), di Desa Karya Indah,
Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar.
73. Agus menjelaskan, kenapa ia menambahkan kata Lancang Kuning di belakang ikan
lele sangkuriang, karena nama tersebut identik dengan Riau. Perwiran pertama di
Batalyon Paskhas 462/Pulanggeni ini menjelaskan, standarnya untuk pembibitan itu
memerlukan 100 kolam.
74. Namun, saat ini ia hanya memiliki 40 kolam untuk pembibitan ikan lele sangkuriang.
Agus mengatakan, ia menjual bibit ikan dengan ukuran panjang minimal 3 hingga 6
centimeter.
75. “Dalam kurun waktu 45-60 hari ikan sudah bisa dipanen dengan rasio 4-5 ekor untuk
1 kg. Tidak hanya itu, ikan ini tidak rakus dengan pakan pelet dan tak perlu
mengganti air kolamnya,” kata Agus.
76. Ia menjelaskan, ukuran 3-4 cm dijualnya per ekor Rp 150, 3-5 cm Rp 180 dan 4-6
cm Agus melepasnya di harga Rp 220. Selain itu, untuk mengawasi pembibitan ikan
lele sangkuriang miliknya, ia mempekerjakan tiga orang yang telah dibekali dengan
ilmu bagaimana beternak ikan langsung dari Nasruddin, pengembang pertama lele
jenis ini di Kampung Sukabirus, Desa Gadog, Kecamatan Megamendung,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
77. Ikan ini merupakan perkawinan silang yang dilakukan oleh Balai Besar
Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT). Betina keturunan kedua lele dumbo
asli Afrika Selatan (F2) dikawinkan dengan pejantan keturunan keenam lokal (F6).
78. Bagaikan ibu mengawini anak lelakinya sendiri, sehingga anakan yang dihasilkan
kemudian dinamakan Lele Sangkuriang. “Terpenting, rasa ikan lele sangkuriang ini
pasti beda dengan lele dumbo lainnya. Lebih garing dan tebal dagingnya,” kata Agus
sambil promosi dengan menyebutkan nomor telepon selulernya 082388595603 bagi
yang ingin memesan bibit ikan lele sangkuriang. (Sumber : Tribun News)
82.
83. Memilih usaha sampingan memang gampang-gampang susah. Anda harus bisa
memilih yang cocok dan menghasilkan untung besar. Mungkin, dengan membuka
usaha di bidang makanan bisa menjadi referensi Anda.
84. Namun, bila ingin produk dilirik, tak jarang banyak orang memilih sesuatu yang unik,
kreatif, dan berinovasi tinggi. Nah, tak ada salahnya jika mencoba menjadi agen
atau reseller dari abon lele bermerek LeleQu. Ya, abon lele ini adalah sebuah brand
bisnis makanan yang menggunakan bahan dasar ikan lele.
85. Tak hanya untuk dan sekadar dipasarkan saja, perluasan makanan ini dinilai menjadi
salah satu satu sarana untuk melestarikan warisan kuliner nusantara yang beraneka
ragam. Visi perusahaan ini adalah ingin menjadi salah satu makanan khas dari
Tegal, sebelumnya maskot dari Tegal yang kita tahu yakni warteg dan bawang.
86. Sang pemilik LeleQu, Nopi Sugianto mengaku, dia hanyalah seorang petani lele. Tak
jarang dirinya menemui banyak kendala ketika menjalani profesi tersebut, yakni
pertumbuhan yang tidak merata dari ikan lele. Terkadang ada yang besar, ada juga
yang kecil.
87. Menurut dia, ikan lele yang laku untuk dijual adalah yang berukuran 14-15
sentimeter (cm). “Oleh karena itu, ikan lele yang tidak dapat dijual saya olah menjadi
abon lele,” ungkap Nopi kepada Okezone, beberapa waktu lalu.
88. Nopi menceritakan, abon lelenya bermerek LeleQu berdiri pada Juni 2011. Pada
mulanya dia beserta komunitas petani lele yang berada di Tegal bingung terhadap
lele yang sudah tidak dapat dijual lagi. Kemudian tercetuslah ide membuat abon ini.
90. “Dengan modal dari PNPM sebesar Rp10 juta, saya mendapatkan omzet per
bulannya sekira Rp3 juta-Rp5 juta,” ungkapnya.
91. Dia menambahkan, LeleQu untuk saat ini mempunyai dua rasa, yakni rasa original
dan rasa pedas, serta kemasannya pun hanya 100 gram (gr) dan 250 gr dengan
masing-masing harga yang dibanderol sebesar Rp25 ribu dan Rp60 ribu.
92. Dituturkannya, pemasaran LeleQu saat ini melalui delapan agen yang tersebar,
yakni di Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Tangerang Kota, Tangerang
Selatan, Bogor, Purwokerto, Banyumas, dan Tegal.
93. “Jika ada yang mau menjadi agen atau reseller bisa menghubungi langsung ke
daerah-daerah yang sudah menjadi agen LeleQu, dengan modal sebesar Rp10 juta
bisa menjadi agen atau reseller,” kata Nopi.
94. Nopi juga mengatakan, dari program pemasaran berbasis agen ini, ia telah
mendapat keuntungan sebesar 20 persen. Nopi pun berharap bahwa LeleQu bisa
menjadi peluang Usaha yang baru dan menarik.
95. “Nilai gizi ikan lele termasuk tinggi dan baik untuk kesehatan, karena tergolong
makanan dengan kandungan lemak yang relatif rendah dan mineral yang relatif
tinggi. Kandungan lemak ikan lele hanya dua gram, jauh lebih rendah dibandingkan
dengan daging sapi (14 gr) dan daging ayam (25 gr). Selain kaya zat gizi, lele juga
membantu pertumbuhan janin dalam kandungan dan sangat baik bagi jantung
karena rendah lemak,” pungkasnya. (Sumber : Okezone)
96. Lelebay Nugget, Citarasa
Baru Ikan Lele
97. Published on February 26, 2013, by budidayaikan - Posted in Budidaya Lele, Produk Olahan
Ikan0
98.
99.
100. Mereka adalah Rangga Galih Pradana, Zulvah, dan Okki Anugrah Putra.
Berbekal pengalaman berbisnis yang dibangun sejak mahasiswa baru, tiga sekawan
yang sama-sama menyukai bidang bisnis ini mulai mencoba berbisnis. “Awalnya kita
mencoba berbisnis dalam bidang peternakan lele, namun karena terjadi suatu hal
pada saat waktu penjualan, akhirnya bisnisnya tidak jalan. Barulah banting setir ke
bidang kuliner, Nugget Lele,” ujar Zulvah, salah satu anggota dari tim Lelebay
Nugget.
101. Dengan menjadikan ikan lele menjadi makanan seperti nugget, menurutnya,
malah membuat nilai rasa dan penjualan ikan lele semakin tinggi. Meskipun hanya
merubah bentuk dari biasanya, seperti pecel lele, dan lalapan, nugget ini tetap tidak
kalah dalam hal kandungan nutrisi dan gizi.
102. Tak hanya itu, makanan ini juga bisa membuat kebermanfaatan ikan lele
semakin besar. Pasalnya, saat ini jenis ikan lele yang sering dicari adalah yang
berukuran kecil atau sedang. Sebab, untuk membuat pecel lele atau lalapan, ikan
yang dibutuhkan adalah ikan lele yang berukuran tidak besar.
103. “Kalau lele kecil dan sedang itu satu kilo bisa Rp 14.000 terus yang paling
besar itu cuma Rp 12.000, ” lanjut Zulvah. Dikatakannya, lele yang berukuran besar
itu kurang diminati.
104. Melihat hal itu, maka timbul ide untuk membuat suatu inovasi makanan yang
tetap berbahan dari ikan lele. Mereka mencari lele berukuran besar untuk diolah
menjadi Nugget Lele. “Kami beli ikan lele berukuran besar sama seperti ikan yang
berukuran kecil, jadi kan sama-sama bisa memberi manfaat,” ungkapnya.
105. Tak berlangsung lama, bisnis Nugget Lele ini pun diikutkan dalam lomba
EURECA kategori Business Plan Competition di kampus Prasetya Mulya,
Tangerang. Dalam lomba tersebut, awalnya zulvah dan kelompoknya mengirim
proposal dari usaha bisnis yang mereka kerjakan selama ini. Dari tahap pengiriman
proposal tersebut kemudian diambil 15 finalis untuk dipanggil ke Tanggerang.
106. Lelebay Nugget pun masuk finalis dan mendapat panggilan untuk presentasi
serta memamerkan produknya di sana. Selama satu hari penuh di Tangerang,
mereka harus berhadapan dengan beberapa tim Universitas Indonesia (UI), Institut
Teknologi Bandung (ITB), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas
Padjajaran (Unpad) serta dari kampus Prasetya Mulya sendiri.
108. “Ada yang bilang kurang asin, rasanya seperti cireng, dan lainnya. Semuanya
kami tampung untuk menghasilkan rasa yang benar-benar pas dan dapat diterima
oleh masyarakat banyak,” tutur mahasiswi angkatan 2010 ini. Setelah berbagai hal
mulai dari produk, banner, dan alat-alat telah siap untuk dibawa, barulah mereka
bertolak ke Tangerang.
109. Aspek yang dinilai dari ajang lomba kali ini lebih menekankan pada bidang
sosialnya, yaitu aspek kebermanfaatan dan aspek keberlanjutan produknya sendiri.
Aspek kebermanfaatan, yakni lebih berkonsentrasi pada bagaimana produk tersebut
bisa bermanfaat pada orang lain di sekitar.
111. Di sisi lain, memang tim Lelebay Nugget ini telah menjadi wirausaha yang
telah berkelanjutan. Terbukti dari dibangunnya sendiri kolam lele, lemari es serta
alat-alat memasak yang lain. Ini tidak hanya karena sekedar suka dengan dunia
bisnis, melainkan sudah menjadi bidang keseriusan berwirausaha selanjutnya.
112. Setelah pengumuman lomba itu banyak reseller dari Jakarta, Malang, dan
kota lainnya yang menawarkan kerja sama dengan Lelebay Nugget. Namun untuk
saat ini, Zulvah dan kelompoknya menolak dahulu. Pertimbangan mereka adalah
makanan nugget ini bersifat makanan yang tidak tahan lama sebab mereka tidak
memberi bahan pengawet. “Jadi, lewat satu hari saja sudah berubah bentuk dan
rasanya, makanya kami fokus untuk mengembangkan sendiri di sini,” tutup
mahasiswi asal Tuban ini. (Sumber : ITS)
116.
118. “Dari 30 kolam, yang ada tersisa delapan kolam yang beroperasi mulai dari
pembibitan ikan lele sampai penjualan ikan lele ke para tengkulak dan pengecer,”
ujar Iwan Lele (33) selaku pemilik sentra budidaya sekaligus Ketua Kelompok Ternak
Ikan Lele Desa Sindangsari, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung ketika ditemui
di kediamannya, pekan lalu
119. Harga pakan lele sejak dua pekan terakhir sudah naik menjadi Rp 8 ribu dari
harga semula Rp 7 ribu. Bahkan beredar informasi harga pakan lele bakal naik lagi
sekitar Rp 500 sampai Rp 1000.
120. “Setiap tahun terus naik tidak pernah turun. Mulai dari Harga Rp 4 ribu
sekarang sudah menjadi Rp 8 ribu. Parahnya setiap tahun sebanyak empat kali naik
harganya,” ujar warga RT 01/RW 09, Kampung Ciraab, Desa Sindangsari,
Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung itu.
121. Iwan mengatakan, kondisi tersebut membuat sejumlah peternak lele di
Kecamatan Paseh dan sekitarnya tak mendapatkan untung. Padahal harga ikan lele
jarang mengalami kenaikan meski permintaanya cukup banyak.
122. “Kalau kebutuhan ikan lele selalu meningkat. Sekarang saja pasar
membutuhkan sekitar 20 ton. Namun kami kesulitan memenuhi kebutuhan pasar
karena ikan yang tersedia minim,” ujar Iwan.
123. Selain itu, menurut Iwan tingginya harga pakan ikan mempengaruhi jumlah
peternak lele. Pada 2010 jumlah peternak lele di Kecamatan Paseh mencapai 200
orang. Tahun 2012 kemarin, jumlah peternak lele turun drastis. “Yang bertahan 13
peternak lele. Itu pun kondisinya kembang kempis, hidup segan mati tak mau,”
ujarnya.
124. Dipaparkan Iwan, tingginya biaya produksi disebabkan satu kolam ikan
dengan tebaran bibit sebanyak 1 kuintal yang menghabiskan biaya Rp 1 juta
membutuhkan pakan ikan lele sebanyak 1 ton. Sedangkan harga jual lele di pasaran
rata-rata Rp 13 ribu per kg untuk tingkat peternak.
125. “Jika pembibitan sukses bisa hasilkan 1,2 ton ikan lele super dalam 40 hari.
Namun tingginya harga pakan kami harus mengurangi jumlah ikan lele hanya untuk
membeli pakan,” ujar Iwan yang mengatakan kunci utama beternak lele berada di
ketersediaan pakan.
126. Akibat mengurangi pasokan lele dan memilih memenuhi kebutuhan pakan, ia
pun kini hanya mengantongi keuntungan sekitar Rp 900 ribu. Pasalnya, Iwan yang
biasa menjual 7 ton sampai 10 ton itu kini hanya menjual 3 kuintal sampai 5 kuintal
setiap seharinya.
127. “Karena itu banyak pemintaan di luar Jawa Barat kami tolak karena untuk
memenuhi kebutuhan di Jawa Barat seperti Indramayu, Sukabumi, Bandung, Cimahi
dan Kabupaten Bandung sendiri sudah sulit,” ujar Iwan. (Sumber : Tribun)
131.
132. Untuk mendukung sektor perikanan darat sekaligus memenuhi kuota bibit
ikan lele di Aceh yang kian berkembang pesat, Kodim 0103 Aceh Utara ikut
membantu peternak melalui program pemijahan benih ikan lele yang dipusatkan di
Koramil Blang Mangat, Lhokseumawe.
133. “Program ini sangat penting dan bermanfaat bagi peternak lele, karena di
Aceh budidaya ikan air tawar mulai berkembang pesat, terutama jenis ikan lele.
Hanya saja selama ini ketergantungan peternak dengan luar Aceh masih tinggi,
terutama penyediaan bibit lele.
134. Makanya kita coba membantu peternak budidaya ikan darat bersama-sama
melakukan pemijahan benih lele yang dipusatkan di Koramil Blang Mangat,” kata
Dandim 0103 Letkol Inf Agus Tri Antoni diwakili Kasdim Mayor Kav Yusri, kepada
MedanBisnis, Kamis (14/2).
137. Selama ini, katanya, pembudidaya ikan lele terpaksa mendatangkan bibit dari
Sumatera Utara. Di Aceh sendiri pemijahan benih masih sedikit, sehingga tidak
sebanding dengan kebutuhan peternak.
138. “Budidaya ikan lele mulai berkembang pesat sesuai peluang pasar yang ada,
namun tidak diimbangi dengan produksi benih. Makanya peternak terpaksa
menunggu pasokan dari Sumatera Utara. Untuk membantu mengatasi kekurangan
itu, kami bersama petani binaan melakukan pemijahan benih sendiri, mudah-
mudahan kekurangan benih sedikit bisa teratasi,” kata Mayor Yusri. (Sumber :
Medan Bisnis)
142.
143. Kalangan peternak ikan di Sulawesi Selatan akan mengekspor ikan Lele ke
Eropa untuk pertama kalinya tahun ini. Lele itu hasil dari tambak-tambak di
Kabupaten Pangkep.
144. “Dari sekian banyak tambak ikan di Sulsel, pihak eksportir memilih ikan yang
dibudidayakan di daerah tersebut,” kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas
Perikanan Sulawesi Selatan Sulkaf S. Latief di Makassar, Rabu 6 Februari 2013.
145. Dia mengatakan, peluang ekspor ikan Lele ini akan menyuntik motivasi baru
bagi petambak ikan. Apalagi, Lele termasuk jenis ikan yang tidak membutuhkan
waktu dan modal besar dalam hal pemeliharaannya.
146. Ikan jenis ini biasanya siap dipanen dalam jangka waktu 3 hingga 4 bulan
setelah penyemaian bibit di tambak. Lele yang akan dikirim nantinya dalam bentuk
fillet atau daging irisan.
147. Sulkaf juga akan meminta bantuan dari pihak eksportir dalam hal budidaya
Lele di daerah sentra produksi. Bantuan yang diharapkan tersebut terutama untuk
petani yang tahun ini mengalami kerugian akibat tambak mereka terkena banjir.
152.
153. Sejumlah peternak lele di Kampung Lele Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit,
Boyolali, mengeluhkan maraknya pencurian ikan lele milik mereka yang terjadi
dalam kurun waktu beberapa pekan terakhir ini. Akibatnya, peternak lele mengalami
kerugian jutaan rupiah.
154. Salah seorang peternak lele di Kampung Lele, Prihatiningsih, 51, mengaku
pernah kehilangan ikan lele yang siap dijual dari kolam miliknya sekitar sebulan
terakhir.
155. ”Padahal itu [ikan lele] pesanan orang. Saya beli dari Jogja, kemudian saya
masukkan ke kolam supaya tetap segar. Besok pagi saat akan saya ambil, kolam
malah sudah kosong,” ungkap Prihatiningsih ketika ditemui wartawan di sela-sela
aktivitasnya, Senin (4/2/2013).
157. ”Saya masukkan ikan-ikan itu di kolam paling ujung, jadi memang agak susah
ngawasinnya,” ungkap dia.
158. Akibat hilangnya ikan-ikan lele tersebut, Prihartiningsih mengaku mengalami
kerugian hingga jutaan rupiah. Dia menduga, pencuri itu tidak berkerja sendirian.
Sebab di sekitar kolam, tidak terlihat ada jejak yang ditinggalkan.
159. ”Baru sekali ini [kecurian]. Tapi karena itu, saya rugi jutaan rupiah,” tuturnya.
Kejadian yang sama juga pernah dialami sejumlah peternak lainnya. Peternak lele
lainnya, Halim, 67, juga mengakui hal itu. Agar tidak terjadi pencurian ikan di kolam,
Halim mengatakan saat ini dirinya rutin memantau di sekitar kolam, khususnya
malam hari.
160. Beberapa peternak lain, lanjut dia, juga melakukan langkah yang sama.
Mereka pun bekerja sama untuk menjaga kolam-kolam yang ada di kawasan itu.
161. ”Kami bekerja sama dengan pemilik kolam lainnya untuk melakukan patroli di
kolam-kolam,” kata Halim. (Sumber : Solopos)
165.
166. Walikota Binjai H M Idaham SH MSi didampingi Wakil walikota Timbas
Tarigan,Sekdako,H Elyuzar SH M.Hum, Kadis Sosial dan Tenaga Kerja Nani Sundari
dan Kadis Pertanian dan Perikanan Ir Edy Gunawan memanen ikan lele di kolam
milik kelompok Mandiri Sejahtera di Jalan Gugus Depan Ujung Kelurahan Berngam
Kecamatan Binjai Kota, Minggu (3/2).
167. Panen ikan Lele ini, merupakan hasil kerja dari kelompok Mandiri Sejahtera
yang dibina oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Binjai bekerjasama dengan dinas
Pertanian dan Perikanan Kota Binjai dan panen menghasilkan ikan lele 2,5 ton, yang
dipelihara selama 70 hari dengan berat 7 sampai 9 ekor ikan lele per kg dengan
harga Rp.13 ribu per kgnya,kata Kadis pertanian.
168. Menurutnya, Kota Binjai memang sudah dikenal sebagai pemasok kebutuhan
ikan lele terbesar di Sumatera Utara dengan produksi ikan lele mencapai 15 ton
perhari.
169. Walikota meminta Dinas Pertanian dan Perikanan untuk terus meningkatkan
kualitas dan kuantitas produksi ikan lele sehingga menjadi sumber pendapatan
masyarakat di daerah ini.
170. Idaham mengimbau dinas terkait untuk terus memantau serta membantu
masyarakat yang ingin mengembangkan perikanan darat baik ikan lele maupun
yang lainnya.
171. “Dinas atau SKPD lainnya bisa ikut membantu misalnya dibidang
permodalan, pelatihan,pengolahan hasil produksi dan pemasaran, “kata Idaham.
172. Walikota juga memuji kerjasama antara Dinas Pertanian dan Perikanan
dengan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja untuk membina kelompok budidaya ikan lele
ini.Sinerji 2 SKPD ini sangat bermanfaat, di mana satu aspek memberikan lapangan
kerja, aspek lain meningkatkan pendapatan dan perekonomian masyarakat
katanya. (Sumber : Analisa Daily)
Kembangkan Strain Lele
Cimahi, Pemkot Kerjasama
Dengan Belanda
Published on February 1, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele1
Demikian yang diungkapkan Senior Expert Jos Scheerboom saat beraudiensi dengan
Walikota Cimahi Atty Suharti Tochija, di ruang rapat gedung A Pemkot Cimahi Jln. Rd.
Demang Hardjakusumah Kota Cimahi, Rabu (30/1).
“Kerjasama perkawinan lele betina dari Belanda dan jantan lokal melahirkan strain lele yang
kepalanya kecil dan badannya besar. Ini potensi bagus bagi pengembangan di Kota
Cimahi,” ucapnya.
Jenis indukan yang dibikin yaitu claris, menghasilkan benih berkepala kecil dan badan
besar. Pakan yang diberikan dicampur suplemen, sehingga pertumbuhannya lebih cepat
dari benih lokal. Dengan kerjasama ini, kita bisa transfer ilmu tanpa biaya. Daripada dari
Cimahi ke Belanda harus mengeluarkan biaya, lebih baik kami yang datang kesini. Transfer
ilmu secara cuma-cuma, sekaligus mengembalikan kejayaan lele seperti jaman Lele
Dumbo saat dulu,” tuturnya.
Saat ini, hasil kawin silang indukan asal Belanda dan lele lokal sudah mencapai 48.000
ekor. “Lele strain sangkuriang asli hanya di Cimahi. Dengan hasil kawin silang ini, didapat
strain baru yang belum kami beri nama. Dengan ilmu ini, diharapkan berguna bagi para
kelompok tani dan masyarakat untuk mengembangkan lele di Kota Cimahi dan menjadikan
Cimahi sebagai pusat studi lele di Indonesia,” katanya. (Sumber : Pemkot Cimahi)
Berita Perikanan Terkait
Kepala Dinas KKP Pandeglang Tata Naftariadi kepada wartawan kemarin mengatakan,
KKP pusat memberikan empat jenis bibit indukan ikan terdiri atas ikan lele, nila, ikan mas si
nyonya dan bawal.
Dia juga mengungkapkan, bantuan itu diserahkan oleh staf ahli Menteri Kelautan DR. Dedi
Sutisna. Mereka datang langsung ke Balai Benih Ikan Nila yang terletak di Kecamatan
Cipeucang, Pandeglang.
Tata mengatakan, Pandeglang memiliki empat balai benih ikan. Untuk ikan nila, bantuan
berupa bibit indukan ini akan dikembangkan di balai benih ikan nila di Kecamatan
Cipeucang. Sedangkan untuk bibit indukan ikan lele, rencananya akan dikembangkan di
Kecamatan
Cimanuk atau di balai benih ikan di Cikoromoy. Sedangkan untuk ikan mas si nyonya, akan
dikembangkan di balai benih ikan di Kecamatan Banjar. (Sumber : Kabar Banten)
Kondisi ini membuat petani perikanan lele semakin bersemangat membudidayakan ikan
untuk pembesaran.
“Permintaan ikan lele cukup tinggi, terutama dari Kebumen dan Yogya,” ujar Suyanto (39)
pembudidaya ikan lele warga Kelurahan Sindurjan Kecamatan/Kabupaten Purworejo,
Selasa (29/1).
Tingginya permintaan ikan konsumsi itu lanjut Suyanto, harganya pun naik dari Rp 12.000
menjadi Rp 14.000 per kg dari petani. “Pedagang lokal sering kali tidak kebagian karena
harganya maksimal hanya berani Rp 12.000 per kg, sedang pedagang luar daerah berani
Rp 14.000 harga di tempat,” jelasnya.
Disamping itu budidaya lele dinilai sangat mudah dan resiko kematian sangat kecil.
“Waktunya juga tidak terlalu lama. Tiga hingga empat bulan sudah bisa panen,” kata
Suyanto. (Sumber : KR Jogja)
Pembenih Lele Pandeglang
Kesulitan Cacing Sutera
Published on January 19, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
Beberapa petani pembenih lele ketika ditemui di Pandeglang, Sabtu, mengaku mengurangi
jumlah pembenihan, bahkan ada yang berhenti untuk sementara waktu.
“Biasanya saya sekali memijahkan atau menelurkan lele empat hingga lima ekor, tapi
sekarang hanya satu ekor, karena sulit mendapatkan cacing sutera,” kata seorang petani
pembenih lele di Kampung Sukasari, Kelurahan Pagadungan, Pandeglang, Nano.
Ia mengatakan empat ekor lele bisa memproduksi benih antara 30 ribu-40 ribu ekor dengan
kebutuhan cacing sutera sekitar 100 kilogram.
“Benih lele harus dikasih makan cacing sejak baru menetas hingga berumur 20 hari,
setelah itu baru diganti dengan pakan pabrikan. Harga cacing dalam kondisi normal Rp11
ribu per kilogram,” katanya.
Saat ini, dia hanya memijahkan satu ekor indukan dengan produksi sekitar 10 ribu ekor,
sedangkan kebutuhan normal cacing sutera 25 kilogram.
“Benih lele kalau tidak diberi makan cacing sutera, banyak yang mati, karena itulah saya
memilih untuk berhenti dulu. Kalau dipaksanakan juga akan rugi,” katanya.
Seorang pedagang cacing sutera di Kadupereng, Edi, mengaku sudah dua pekan terakhir
ini tidak mendapat pasokan, menyusul terjadinya banjir di Tangerang.
“Saya mendapat pasokan dari Tangerang, dan cacing itu diambil dari sungai di daerah itu.
Sekarang sungainya banjir jadi praktis pasokan tidak ada,” katanya.
Ia mengaku setiap hari ada petani pembenih yang datang untuk menanyakan cacing
sutera.
Dalam kondisi normal Edi bisa menjual 100-200 kilogram cacing sutera per hari. (Sumber :
Bisnis)
“Zat asam pada air hujan yang masuk dan bercampur dalam kolam akan menghambat
kelangsungan hidup lele,” katanya.
Di samping itu mudah terserang penyakit, sehingga itu perlu antisipasi sejak dini.
Menurutnya, hal ini mutlak dilakukan oleh petambak ikan lele. Memang hal ini bukan suatu
yang mudah, karena di samping mengganti air, pihaknya juga harus rajin mengecek kondisi
air agar tetap normal tidak terkontaminasi apapun.
“Hal ini berbeda jika saat musim kemarau pengecekan secara seluruhnya dilakukan hanya
sepekan sekali, namun saat ini harus dilakukan setiap saat,” tuturnya.
Mengenai pemilihan bibit ikan lele saat ini, pihaknya mengaku masih memakai bibit lokal
jenis Sangkuriang dan Phyton.
“Dua jenis komoditas lele sata ini masih menjadi andalan karena nilai jualnya cukup bagus.
Per kilogram bisa mencapai rata – rata Rp 17.000 hingga Rp 18.000,” katanya.
Hal senada dikatakan oleh Denny Eko petambak lain yang juga berada di Desa Getas
Pejaten, ia juga mengaku menggunakan jenis lele lokal tersebut untuk dikembangkan.
“Lele jenis Sangkuriang dan Phyton cukup bandel dan tahan terhadap penyakit. Meski pun
demikian tetap intensif dilakukan pemantauan agar berkembang biak dengan penyakit,”
tandasnya. (Sumber : Suara Merdeka)
Mengkudu Kurangi
Kanibalisme Benih Ikan Lele
Published on January 7, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
Ikan lele adalah salah satu komoditas ikan air tawar yang masih menjadi primadona di
Indonesia. Disamping mudah dipelihara, harga ikan lele relatif terjangkau untuk semua
kalangan masyarakat. Tak heran, jika harganya terus melambung.
“Namun, upaya seperti ini dinilai masih kurang efisien karena mengurangi kepadatan
pemeliharaan dalam kapasitas produksi yang tersedia dan juga memerlukan tambahan
sarana produksi untuk menampung benih hasil sortiran atau penjarangan,” demikian kata
Ikbal Hadi, mahasiswa Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan (FPIK) IPB, bersama Dosen Pendamping Ir. Harton Arfah, M.Si.
Alternatif upaya lain yang dapat dilakukan dalam mengendalikan kanibalisme benih ikan
lele pada sistem budidaya intensif yaitu bisa melalui pendekatan secara hormonal. Riset
yang dilakukan oleh Hseu J.R., pada juvenil ikan kerapu membuktikan bahwa kanibalisme
dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi hormon serotonin pada otak.
Ikbal Hadi bersama empat rekannya Asep El Qusairi, Ruly Ratannanda, M. Hasyim Al
Abror, dan Rezi Hidayat melakukan penelitian bertajuk “Efektivitas Pemberian Ekstrak Buah
Mengkudu Morinda cirtifolia L. Melalui Pakan Alami Terhadap Sifat Kanibalisme Benih Ikan
Lele Clarias sp. Pada Sistem Budidaya Intensif”.
Melalui riset intensif yang dilakukan oleh para ilmuwan di laboratorium, mengkudu
menunjukkan keunggulan luar biasa. Mengkudu mengandung zat scopoletin yang berguna
dalam peningkatan kegiatan kelenjar peneal di dalam otak, yang merupakan tempat dimana
serotonin diproduksi dan kemudian digunakan untuk menghasilkan hormon melatonin.
Serotonin adalah salah satu zat terpenting di dalam butiran darah (trombosit) yang melapisi
saluran pencernaan dan otak. Di dalam otak, serotonin berperan sebagai neurotransmiter
penghantar sinyal saran dan prekursor hormon melatonin. Serotonin dan melatonin
membantu mengatur beberapa kegiatan tubuh seperti tidur, regulasi suhu badan, suasana
hati (mood), masa pubertas dan siklus produksi sel telur, rasa lapar dan perilaku seksual.
Kekurangan serotonin dalam tubuh dapat mengakibatkan penyakit migrain, pusing, depresi,
bahkan juga penyakit Alzheimer. (Sumber : Pos Kota)
Bali Genjot Produksi Budidaya
Ikan Air Tawar
Published on December 29, 2012, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali menargetkan peningkatan produksi perikanan
budi daya khususnya ikan air tawar sebesar 20 persen pada 2013.
“Produksi budi daya ikan air tawar tahun depan akan kami tingkatkan targetnya sebesar 20
persen dibandinkan tahun ini,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali I
Made Gunaja, Sabtu.
Menurut dia, ditingkatkannya target produksi ikan air tawar karena sampai sekaran masih
rendah dan belum mencukupi kebutuhan masyarakat Pulau Dewata.
Dia mencontohkan, produksi ikan lele selama tahun ini yang berasal dari para petani
pembudi daya di Bali hanya sebanyak 1.659 ton.
“Jumlah produksi tersebut masih sangat jauh memenuhi kebutuhan yang ada sehingga
terpaksa harus mendatangkan ikan sejenis dari luar Pulau Bali,” ucapnya.
Pihaknya akan berupaya meningkatkan produksi ikan air tawar tersebut yang selama ini
masih belum mampu memenuhi kebutuhan pasar. Salah satu upaya yang rencananya akan
dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas benih dengan harga yang terjangkau.
(Sumber : Antara)
Masyarakat Gunungkidul
Didorong Budidaya Lele Kolam
Terpal
Published on December 4, 2012, by budidayaikan - Posted in Budidaya Lele1
DKP Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus mendorong masyarakat
setempat mengembangkan budi daya lele dengan sistem kolam terpal untuk meningkatkan
gizi dan pendapatan mereka.
“Kami terus mendorong masyarakat untuk mengembangkan budi daya lele. Luasan lahan
budi daya lele terus bertambah seiring tingginya permintaan lele di Gunung Kidul,” kata Plt
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunung Kidul Suwarno, Senin.
Kata dia, DKP secara intensif melakukan pembinaan, pelatihan, dan pendampingan pada
kelompok pembudi daya ikan (pokdakan) dan unit pembenihan rakyat (UPR) untuk
meningkatkan kinerja, kapasistas, wawasan, keterampilan, serta produktivitas kelompok
pembudidaya ikan dapat meningkat.
“Jumlah Pokdakan dan UPR di Kabupaten Gunung Kidul terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Kami juga memberikan pendampingan kepada kelompok untuk membuat
makanan alternatif untuk mengantisipasi lonjakan harga pakan,” katanya.
Usaha perikanan budi daya di Gunung Kidul, kata Suwarno dilakukan dalam bentuk
pemeliharaan di kolam, pemanfaatan telaga, keramba jaring apung di perairan umum dan
budi daya tambak. Prosentase terbesar usaha budidaya adalah pemeliharaan di kolam
terpal sebesar 94,48 persen, pemanfaatan telaga sebanyak 4,9 persen, dan tambak
sebesar 0,07 persen.
“Hingga akhir November ini, peningkatan budi daya belum dihitung. Tapi berdasarkan
laporan sementara, jumlah budi daya ikan terus meningkat,” kata dia.
Di samping pembinaan, pelatihan dan pendampingan kepada pokdakan, kata dia, DKP
Gunung Kidul memberikan fasilitas berupa bantuan terpal, paket induk unggul, benih ikan
unggul dan bantuan modal usaha.
Saat ini, kata dia, DKP memberikan pendampingan pembuatan pakan berbahan baku lokal
dengan sistem kerja sama antara pembudi daya dengan penjual ikan di Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) Baron.
Pembudi daya lele membuat pakan berbahan baku gaplek, sisa potongan ikan dan jingking
dari TPI Baron. Hasilnya pun sangat bagus, untuk mempercepat pertumbuhan lele.
“Kami berharap ikan budi daya lele mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat
dan mendukung sektor pariwisata,” kata dia. (Sumber : Ciputranews)
“Usaha budidaya ikan air tawar saat ini lebih menguntungkan dibandingkan sektor usaha
pertanian, pertambangan dan lainnya karena tidak membutuhkan modal besar dan dapat
menghasilkan dalam waktu sekitar tiga bulan,” ujarnya di Koba, Selasa (7/8).
Ia menjelaskan, untuk menghasilkan uang sekitar sebesar Rp 10 juta bukanlah hal yang
sulit bagi seorang pembudidaya ikan lele karena uang sebesar itu dapat diperolehnya
dengan membudidayakan sekitar 4.000 ekor lele saja dengan asumsi harga mencapai Rp
25 ribu per kilogram. Modal itu, kata Heru, tidak sebesar jika kita ingin bergerak di usaha
penambangan timah, perkebunan dan lainnya.
Budidaya lele juga tidak membutuhkan lokasi usaha yang terlalu luas, waktu menghasilkan
lebih cepat, pelaku usahanya masih bisa membuka usaha lainnya karena lele tidak
membutuhkan perawatan yang begitu ekstra dan lainnya, tambah Heru.
“Apalagi saat ini lokasi yang dapat dimanfaatkan menjadi kolam masih tersedia cukup
banyak seperti di belakang pekarangan rumah dan lainnya, sehingga usaha tersebut dapat
dijalankan setiap orang,” ujarnya.
Ditambah kebutuhan lele masyarakat dan pelaku usaha warung makan pecel lele saat ini
terus meningkat dibandingkan sebelumnya seiring terus bertambahnya jumlah masyarakat
yang membuka usaha pecel lele dan semakin terbiasanya masyarakat khususnya di
Kabupaten Bateng mengkonsumsi ikan air tawar.
“Semua itu tentunya membutuhkan ketekunan dan keuletan dari setiap orang yang akan
memilih terjun ke sektor usaha budidaya ikan karena jika profesi itu hanya dikerjakan
setengah hati saja, maka hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan,” ujar
Heru. (antara)
Seorang peternak lele di Kota Palu mengembangkan pakan lele yang terbuat dari
tumbuhan yang hidup mengapung di air jenis azolla (azolla microphylla).
Yoga (27), warga Jl Dewi Sartika, Kecamatan Palu Selatan saat ditemui di rumahnya,
Minggu mengaku baru mengembangkan pakan jenis ini sejak beberapa bulan lalu.
Untuk membuat pakan lele itu, Yoga mendatangkan azola dari Purwokerto, Jawa Tengah.
Di Purwokerto rata-rata peternak ikan lele telah menggunakan rumput sebagai pengganti
pakan ikan buatan pabrik.
Ia mengatakan, di Palu hingga kini belum ada peternak yang menggunakan pakan lele dari
azola, padahal, pengembangkan azola sebagai bahan pakan lele sangat mudah dan dan
tidak membutuhkan kolam yang luas.
Pertumbuhan dan perkembangannya pula sangat cepat jika kondisi sesuai dengat syarat
hidup azola yakni suhu udara 21 hingga 28 derajat Celcius.
“Saya sendiri awalnya mengembangkan pakan alternatif itu hanya satu gengaman tangan
atau sekitar 200 gram dalam kolam yang terbuat dari terpal berukuran 3×4 meter,” katanya.
Sekarang ini pakan alternatif ikan lele tersebut sudah berkembang dalam jumlah besar dan
ini menjadi makanan utama ikan lele.
“Saya tidak menggunakan pakan pabrikan (pelet). Hanya rumput ini tetapi ikan lele cepat
besar dan beratnya sama dengan menggunakan pelet,” katanya.
Dalam jangka waktu yang sama yaitu tiga bulan, ikan lele sudah bisa dipanen dan dijual
dengan berat sekitar 200 gram per ekor. Harga ikan lele di pasaran saat ini berkisar
Rp25.000,00 per kilogram.
Yoga mengaku, banyak keuntungan menggunakan pakan alternatif antara lain menekan
biaya produksi sampai 40 persen dan lele yang dihasilkan tidak mengandung kolestrol.
Menjawab pertanyaan, Yoga mengatakan, di Pulau Jawa harga rumput azola Rp30.000,00
per 200 gram.
Di Palu, ia tidak menjual azola tetapi membagikan gratis kepada siapa saja yang
membutuhkannya. Karena masih baru, belum banyak orang yang mengetahuinya.
Ia berharap suatu saat semakin banyak orang yang mengetahuinya dan mengembangkan
pakan alternatif ikan lele tersebut sehingga mereka paling tidak bisa mengurangi biaya
pakan.
Sementara khasiat mengkonsumsi ikan lele antara lain membantu pertumbuhan tulang
anak, menyerap kalsium, menjaga keseimbangan nitrogen dalam tubuh, memelihara fase
pertumbuhan anak supaya tidak berlemak.
Juga menghasilkan antibodi, hormon dan enzim, membantu perbaikan jaringan, membantu
pembentukan kalogen dan melindungi anak dari virus herpes.
Akibat banyak orang yang belum mengetahui manfaat makan ikan lele sehingga mereka
lebih memilih mengkonsumsi ikan air tawar seperti ikan mas, mujair dan gabus. (ant)
Azolla (Azolla Pinnata), tanaman paku-pakuan air yang biasa ditemui di sawah ini kerap
dibuang karena dianggap gulma. Padahal siapa sangka Azolla memiliki kandungan nutrisi
yang sangat baik jika diberikan sebagai pakan ikan.
Sebagai pakan ikan, Azolla menyimpan kandungan nutrisi yang komplit. Selain kaya
protein, Azolla juga mengandung Vitamin A, B12, Asam Amino Esensial, Beta Carotene.
Lemak, Karbohidrat dan mineral. Kandungan protein Azolla mencapai 25-35%, Mineral 10-
15%, Lemak 7-7.5% dan Karbohidrat 6-6.5%.
Jika diberikan sebagai pakan ikan, Azolla dapat diberikan langsung dalam keadaan segar.
Alternatif lain, Azolla bisa diolah terlebih dahulu menjadi tepung Azolla. Tepung Azolla ini
kemudian dijadikan campuran untuk membuat pellet ikan.
Berdasar uji di lapangan, Azolla segar bisa diberikan ebagai pakan Ikan Gurami, Nila,
Tawes dan Ikan Mas. Hasilnya kualitas ikan tidak kalah dengan dengan ikan yang diberikan
pakan buatan pabrik. Unsur hara yang dikandung Azolla sangat cocok digunakan sebagai
pupuk ramah lingkungan. Selain itu Azolla juga memiliki cara kerja yang luar biasa yaitu
kemampuannya mengikat Nitrogen langsung dari udara.
Bagi pembudidaya ikan tentunya penggunaan Azolla sebagai pakan ikan akan menekan
biaya produksi. Namun sayang, belum banyak pembudidaya yang mengembangkan Azolla
sebagai pakan ikan. Tertarik mencoba ?
"Untuk sidat yang masih benih (Glass eel) harganya US$7, atau
setara Rp70.000 per ekor. Sedangkan per kilogramnya yang terdiri
dari 5.000 benih bisa mencapai Rp350 juta," kata Rokmin, di acara
Diskusi Peran Riset, Teknologi Budaya, dan Pemasaran Ikan Sidat di
Kantor BPPT, Jakarta, Kamis 20 Juni 2013.
Di pasar luar negeri, harga ikan sidat dewasa mencapai Rp70 juta
per kg, sementara di pasar Indonesia harganya Rp1,2 juta per kg.
"Harga yang sangat mahal itu yang membuat ikan sidat lebih
banyak diekspor, baik dalam bentuk bibit atau yang sudah dewasa,"
kata Rokhmin.
"Untuk sidat yang masih benih (Glass eel) harganya US$7, atau
setara Rp70.000 per ekor. Sedangkan per kilogramnya yang terdiri
dari 5.000 benih bisa mencapai Rp350 juta," kata Rokmin, di acara
Diskusi Peran Riset, Teknologi Budaya, dan Pemasaran Ikan Sidat di
Kantor BPPT, Jakarta, Kamis 20 Juni 2013.
Di pasar luar negeri, harga ikan sidat dewasa mencapai Rp70 juta
per kg, sementara di pasar Indonesia harganya Rp1,2 juta per kg.
"Harga yang sangat mahal itu yang membuat ikan sidat lebih
banyak diekspor, baik dalam bentuk bibit atau yang sudah dewasa,"
kata Rokhmin.
selain untuk pupuk azolla juga dapat di gunakan sebagai pakan ternak, seperti kambing,
sapi, babi, kelinci dal lain lain. azolla juga dapat di gunakan sebagai alternatif pakan
ikan yang murah, sebagai pakan ikan lele, pakan ikan gurameh, pakan ikan bawal, pakan
ikan nila, dan berbagai macam pakan ikan air tawar
Pengertian Azolla Microphylla
kondisi fresh, di ambil langsung dari kolam, siap kirim ke seluruh kota di indonesia,
pengiriman via TIKI, JNE, POS Indonesia.
Para pembudidaya ikan lele kini dapat bergembira. Pasalnya, Peneliti Institut Pertanian
Bogor (IPB) Sri Lestari Angka menemukan antibiotik alami berbahan tanaman
herbal untuk menangkal penyakit Motile Aeromonad Septicaemia atau MAS ikan lele.
Peneliti pada Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK)
IPB ini berhasil menemukan antibiotik alami berupa ekstrak campuran daun sirih, daun
jambu biji, dan sambiloto. Ekstrak dedaunan ini selain ramah lingkungan juga dapat
meningkatkan daya tahan atau imunitas ikan. Popularitas ketiga tanaman tersebut dalam
dunia pengobatan tradisional tidak disangsikan, karena terbukti mujarab dan mampu
menyembuhkan berbagai penyakit.
Selain itu, bahan pembuat antibiotik ini mudah didapat dan dibudidayakan serta proses
pembuatannya juga mudah. “Harganya pun lebih murah dari antibiotik komersil lainnya.
Melalui proses ekstraksi dan penggabungan yang tepat akan diperoleh khasiat yang
maksimal,” ujar Sri Rabu (18/7/2012).
Antibiotik ini bukan saja dapat mengobati, tetapi bisa juga digunakan untuk tujuan
pencegahan dari penyakit MAS pada ikan. Dalam konteks pencegahan ini, antibiotik
tersebut dapat diberikan pada ikan yang sedang dalam kondisi lemah dengan dosis lebih
rendah.
Sri mulai melakukan penelitian sejak 1980 dimana pada saat itu terjadi wabah ‘penyakit
merah’ pada ikan air tawar di Jawa Barat. Sejak saat itu, hingga 2000-an, dia mulai
mempelajari kuman yang menjadi penyebab sakitnya ikan-ikan.
Temuan Sri selama 20 tahun mengenai jamu untuk mengobati sakit MAS ini akhirnya
berhasil dipatenkan. Keanekaragaman flora Indonesia dengan banyak fungsi dan zat aktif-
nya ini, terbukti mampu menjadi obat herbal yang ampuh untuk keberlanjutan usaha
perikanan Indonesia.
Hanya saja, meski antibiotik alami temuan Sri ini sudah teruji di lapangan, sampai kini
belum dapat diproduksi secara massal dalam sebuah pabrik. Faktor pendanaan diakui Sri
menjadi kendala utama. Tentu ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi kalangan
industri di Indonesia untuk menindaklanjuti temuan ini menjadi aplikasi bisnis yang
menguntungkan.
Padahal, secara ilmiah keunggulan inovasi ini sudah diakui, yakni bersifat antibakteri tanpa
menyebabkan resistensi pada bakteri pathogen, bersifat anti radang sehingga
penyembuhan MAS dapat berlangsung dengan cepat, meningkatkan daya tahan ikan,
ramah lingkungan, proses produksi murah dan sederhana. Selain itu juga penggunaannya
praktis, dapat digunakan untuk anak ikan maupun ikan dewasa, dan bahan baku mudah
didapatkan.
Dia menyebut, pengurai penyakit MAS ini bersifat zoonosis atau bisa menular ke manusia.
“Mereka yang berpotensi tertular penyakit ini adalah yang bersentuhan langsung dengan
pembudidayaannya, yaitu peternak atau petani ikan. Karena penyakit ini dapat dengan
mudah berpindah melalui air,” tuturnya.
Gejala yang ada pada manusia akibat tertularnya MAS ini adalah diare dan demam. Untuk
pengobatannya, cukup dengan meminum obat diare dan demam yang sudah ada di
pasaran.
Lalu bagaimana konsumen atau penghobi ikan lele dapat mengenal lele yang dimakannya
bebas dari penyakit MAS ini? Sri menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan.
Pasalnya, lele yang sudah terpapar MAS ini, secara fisik terlihat dengan jelas, yaitu berupa
borok di wajah. Sehingga sangat tidak mungkin ada orang yang berani mengolah lele yang
borokan tadi untuk menjadi lauk. (okz)
Azolla (Azolla Pinnata), tanaman paku-pakuan air yang biasa ditemui di sawah ini kerap
dibuang karena dianggap gulma. Padahal siapa sangka Azolla memiliki kandungan nutrisi
yang sangat baik jika diberikan sebagai pakan ikan.
Sebagai pakan ikan, Azolla menyimpan kandungan nutrisi yang komplit. Selain kaya
protein, Azolla juga mengandung Vitamin A, B12, Asam Amino Esensial, Beta Carotene.
Lemak, Karbohidrat dan mineral. Kandungan protein Azolla mencapai 25-35%, Mineral 10-
15%, Lemak 7-7.5% dan Karbohidrat 6-6.5%.
Jika diberikan sebagai pakan ikan, Azolla dapat diberikan langsung dalam keadaan segar.
Alternatif lain, Azolla bisa diolah terlebih dahulu menjadi tepung Azolla. Tepung Azolla ini
kemudian dijadikan campuran untuk membuat pellet ikan.
Berdasar uji di lapangan, Azolla segar bisa diberikan ebagai pakan Ikan Gurami, Nila,
Tawes dan Ikan Mas. Hasilnya kualitas ikan tidak kalah dengan dengan ikan yang diberikan
pakan buatan pabrik. Unsur hara yang dikandung Azolla sangat cocok digunakan sebagai
pupuk ramah lingkungan. Selain itu Azolla juga memiliki cara kerja yang luar biasa yaitu
kemampuannya mengikat Nitrogen langsung dari udara.
Bagi pembudidaya ikan tentunya penggunaan Azolla sebagai pakan ikan akan menekan
biaya produksi. Namun sayang, belum banyak pembudidaya yang mengembangkan Azolla
sebagai pakan ikan. Tertarik mencoba ?
Author: budidayaikanV
Pakan ayam kampung alternatif untuk budidaya ayam non ras secara tradisional
ada baiknya dipertimbangkan dari segi biaya, biaya pakan adalah biaya produksi
terbesar dalam budidaya ternak, untuk itu diharapkan semua peternak mampu
mencari pakan-pakan alternatif untuk produksi ternak mereka; baik ayam ras, sapi
potong, sapi perah dan lainnya yang dipelihara secara tradisional. Pada kesempatan
ini kita akan menuliskan sebuah pakan alternatif yang mampu meningkatkan
produksi telur pada peternakan budidaya ayam kampung, pakan ini kita tuliskan
berdasarkan pengalaman dan belum ada uji ilmiah yang dilakukan oleh kalangan
akademisi peternakan, namun dari hasil pengamatan saya menyimpulkan bahwa
pakan yang digunakan oleh peternak ini mampu menekan biaya pakan sekaligus
meningkatkan hasil produksi khususnya telur ayam kampung.
Pakan alternatif yang digunakan oleh peternak yang saya amati ini terdiri dari
bahan pakan berikut:
1. Azolla Microphylla adalah tanaman air yang memiliki protein yang cukup tinggi
disini menurut si peternak yang membudidayakan ayam kampung tersebut dapat
digunakan azolla microphylla sebagai pakan alternative ayam kampong.
2. Beras dolog (catu), agar biaya lebih murah bila di daerah anda tidak terdapat
beras dolog ini beli saja beras yang paling murah atau beras aking juga di izinkan.
3. Dedak, disini untuk budidaya ayam kampung ini tidak masalah dedak kualitas
sedang yang digunakan. Dedak kualitas sedang adalah dedak yang tidak terlalu
halus.
4. tepung tulang atau tepung cangkang kerang (keong) ini tidak wajib, diberi jika
ada saja.
Cara mengolah bahan-bahan pakan ayam kampung diatas adalah sebagai berikut:
Ambil azolla micropylla di kolam secara langsung dapat di berikan secara langsung
azolla microphylla segar yang di ambil dari kolam dedak dan beras maupun tepung
ikan di campur menjadi satu dan berikan secara terpisah dengan azolla microphylla,
untuk perbandingan bahan bahan ini adalah berikan azolla microphylla 70 persen
kemudian baru berikan pakan dengan bahan bahan yang lain seperti dedak beras
dan tepung ikan sebanyak 30 persen.
Hasil yang didapatkan dengan menggunakan pakan ayam alternatif ini ternyata
sangat bagus, pertumbuhan ayam sangat baik dan jumlah telur yang dihasilkan
juga selayak peternak yang memberi pakan yang diproduksi pabrik. Oleh karena itu
saya berani mengatakan bahwa ini adalah salah satu pakan ternak ayam kampung
yang sangat baik diaplikasikan karena mampu menekan biaya produksi sampai 70
% daripada menggunakan pakan yang dibeli dari hasil pabrik (pelet).
Kekurangan dalam menggunakn pakan budidaya ayam kampung seperti ini adalah
sulitnya mengadaptasikan ayam dengan pakan ini. Awal-awal mengguankan pakan
ini biasanya ayam kampung belum mau memakan pakan ini seperti memakan
pelet. Namun ini hanya terjadi beberapa hari saja. Untuk melakukan penyesuaian
paksa ayam kampung tersebut untuk memakan pakan ini dengan tidak memberi
pakan selain pakan yang kita buat ini. Tidak perlu takut ayam akan mati kelaparan,
ketika mereka lapar maka pakan ini akan mereka makan secara lahap.
CARA BUDIDAYA AZOLLA Microphylla YANG BAIK DAN BAGUS
Perlakuan untuk indukan :
Media dapat menggunakan bak plastik, kolam, terpal, dan tempat lain yang tidak ada ikan
berukuran besar, jika ada ikan kecil (guppy,cere) tidak begitu bermasalah, justru
bermanfaat agar tidak menjadi perkembang biakan jentik nyamuk. Lakukan penyemprotan
stok setiap tiga bulan sekali menggunakan pupuk P ( 1 sendok makan SP36 per 1 liter air).
Sebaiknya Sp36 ditumbuk halus agar mudah larut dalam air. indukan ini digunakan untuk
bibit yang akan ditanam di lahan yang lebih besar. Bisa juga dilakukan dengan kurasan air
kolam ikan yang tercampur kotoran ikan.
PERSIAPAN TEMPAT BUDIDAYA AZOLLA :
Taburkan pupuk kandang(kotoran kambing, kotoran ayam, atau yang lainnya) kedalam
kolam, baik menggunakan kolam terpal ataupun kolam tanah.
langkah selanjutnya , isi kolam dengan air minimal 5 cm (dari permukaan media pupuk)
maksimal 20 cm, jangan terlalu tinggi air dalam kolam akan lebih baik jika akar azolla dapat
menjangkau media. dan yang tak kalah penting adalah SINAR MATAHARI, semakin lama
mendapat sinar matahari semakin baik
Pengertian Azolla Microphylla klik disini
( SUMBER : PRAKTIK )
Disclaimer :data dibawah bersifat subyektif, jadi bisa jadi hasil yang dihasilkan
akan berbeda ditiap daerah, tidak bersifat mutlak
Apabila Anda Merasakan Manfaat atau Menganggap Blog ini akan Bermanfaat
Untuk Orang lain, Mohon Infokan Blog Ini, Sehingga Dapat Menjadi bermanfaat
bagi yang lain Terima Kasih
mohon isi dari blog ini diterima sebagai informasi bukan sebagai teori, karena
hasil akhir dari tiap orang adalah berbeda. SUKSES SELALU
Contoh perkembangan pertumbuhan Azolla Microphylla
Di lapang petak sawah dibatasi dengan bambu seluas 1 m2 seperti ditunjukkan pada
gambar dibawah
5 hari 10 hari 15 hari 20 hari
Sampai dengan hari ke5, Azolla akan berkembang, sehingga permukaan lahan tertutup
penuh ( I )
Hari ke10, menjadi 2 kali lipat ( II )
Hari ke15, menjadi 4 kali lipat ( III )
Hari ke20, menjadi 8 kali lipat , ( IV ) dan seterusnya
hari ke ke 7
25 mei 2013
pertumbuhan azolla microphylla sudah mulai kelihatan subur
dengan pertumbuhan yang sangat cepat dalam waktu 7 hari kolam
hampir tertutup dengan azolla
hari ke 8
26 mei 2013
pertumbuhan dan perkembangan bibit azolla microphylla sudah
tambah cepat dalam 1 hari sudah kelihatan pertumbuhan yang
siknifikan
hari ke 9
27 mei 2013
perkembangan yang sangat sempurna seluruh permukaan kolam
sudah tertutup dengan azolla
microphylla pada hari ke 15 sudah bisa mulai di panen, atau sudah
bisa di tambahkan kolam baru agar panen lebih banyak dan bisa di
sesuaikan dengan kebutuhan perhari yang harus di panen untuk
pakan ternak pakan ikan dan pupuk
selain untuk pupuk azolla juga dapat di gunakan sebagai pakan ternak, seperti kambing,
sapi, babi, kelinci dal lain lain. azolla juga dapat di gunakan sebagai alternatif pakan
ikan yang murah, sebagai pakan ikan lele, pakan ikan gurameh, pakan ikan bawal, pakan
ikan nila, dan berbagai macam pakan ikan air tawar
Pengertian Azolla Microphylla
kondisi fresh, di ambil langsung dari kolam, siap kirim ke seluruh kota di indonesia,
pengiriman via TIKI, JNE, POS Indonesia.
Turunnya temperatur udara akhir-akhir ini menjadi kendala pengembangbiakan bibit ikan di
Kulonprogo, alhasil, pemenuhan permintaan pasar bibit ikan menjadi terganggu.
Ditemui Rabu (18/7) siang, Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Iwak Banyu,
Ngestiharjo, Muhtarom Asrori mengungkapkan, musim kemarau di mana suhu udara turun
beberapa derajat menjadi penghambat pertumbuhan ikan, baik jenis lele maupun gurameh.
Pasalnya, dengan suhu yang rendah, waktu pembesaran benih menjadi lebih lama.
“Biasanya dua bulan itu sudah bisa, tapi justru meleset menjadi tiga bulan karena kalau
suhu udara turun, suhu air juga jadi lebih dingin sehingga pertumbuhan benih melambat,”
ujarnya.
“Sebenarnya solusinya bisa dengan cara memasang penghangat air atau heater tapi perlu
biaya juga. Ini yang sering menjadi kendala,” ujarnya. (solopos)
I. PENDAHULUAN
Adapun pakan yang biasa kita jumpai dipasaran antara lain : pakan buatan seperti pellet,
remah, flake, pasta dan tepung. Sedangkan pakan yang berbentuk binatang (jasad renik) biasa
disebut sebagai pakan alami, sebagai contoh : Moina, Daphnia, Artemia, jentik nyamuk, cacing
rambut dsb. Pada kegiatan pembenihan, dimana setelah larva ikan hampir habis makanan
cadangan bawaannya (kuning telur) dan mulai memerlukan pakan dari luar, maka saat itu
mutlak diperlukan pakan yang cocok baginya. Stadia ini biasanya disebut sebagai masa kritis
bagi larva ikan. Hal ini yang mendorong para petani pembenih menggunakan pakan alami
sebagai ransum dalam kegiatan pembenihan.
Dengan semakin besarnya ukuran anak ikan/larva, maka semakin meningkat jumlah
kebutuhan pakan alami yang harus disediakan, dan untuk mengantisipasi terhadap
keterbatasan pakan alami, petani ikan mulai beralih pada penggunaan pakan buatan.
Penyediaan pakan buatan memerlukan pengetahuan dan pengalaman khusus, karena banyak
faktor ( biologi, kimia, fisika ) yang berpengaruh terhadap kualitas pakan buatan yang
dihasilkan.
II. BAHAN PAKAN BUATAN
Hal yang perlu diketahui adalah kemungkinan adanya kandungan racun dari bahan baku
yang akan digunakan dalam formulasi pakan ikan. Beberapa bahan baku secara alami yang
telah diketahui mengandung racun, yang dapat ditanggulangi melalui perlakuan sebelum
digunakan sebagai bahan siap pakai dalam formulasi pakan, diantaranya:
Pengetahuan kandungan gizi terhadap bahan baku yang akan digunakan dalam pakan
sangat diperlukan guna untuk menghasilkan formulasi pakan yang tepat, benar serta
menguntungkan, terutama dalam rangka memanfaatkan bahan baku lokal atau hasil limbah
pertanian, perikanan maupun industri makanan. Untuk itu disajikan beberapa alternatif bahan
baku berikut perkiraan kandungan gizinya, seperti terlihat pada tabel berikut;
b. Kandungan Gizi berbagai Bahan Baku Pakan
N Kandungan gizi ( % )
Jenis
o
Bahan Air Prote Lem Ser
Abu Karbohi
in ak at
drat
Bahan
A hewani
Alat :
Kompor, baskom, pisau, loyang, Talenan, Dandang, Pengukus, Sendok, Gilingan daging
Bahan :
untuk Omnivora dalam menyususn formula harus berimbang antara bahan nabati maupun
hewani. Pada Herbivor sebaliknya, dimana bahan nabati lebih banyak digunakan dalam
formulasinya. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam memilih bahan baku untuk ikan, antara
lain :
(1). Basal makanan, yaitu bahan-bahan makanan ikan, baik yang berasal dari bahan nabati maupun
hewani yang mempunyai kandungan protein kurang dari 20 %
(2). Protein suplemen, yaitu bahan makanan ikan yang mempunyai kandungan protein lebih besar
dari 20 %.
Menurut kriteria level protein diatas, maka dapat disusun beberapa formulasi makanan ikan
dengan kandungan protein tertentu yang dikehendaki. Sebagai contoh, dalam penggunaan
metoda ini adalah sebagai berikut:
Bahan pakan yang digunakan terdiri dari dedak halus dengan kandungan protein 15,58 % dan
tepung ikan dengan kandungan protein 62,99 % dan daun turi dengan kandungan protein 14,1
% harus disusun formulasi makanan ikan dengan kandungan protein 30 %,
V. PROSES PEMBUATAN
- Ikan asin direndam dengan menggunakan air garam selama ± 1 malam, kemudian tiriskan
sampai benar-benar tidak ada airnya, kemudian giling/tumbuk ikan asin sampai halus.
- Siapkan perekat yaitu campur tepung kanji dengan air ± 1 liter, dan masak sambil di aduk
selama ± 20 menit.
- Setelah bahan tercampur, masukkan lem/perekat yang sudah terbuat., kemudian kukus
adonan selama ± 20 menit.
INPUT
OUTPUT
Seiring meningkatnya permintaan komoditi ikan patin khususnya untuk industri pengolahan, belum
mampu dipenuhi oleh produksi dari hasil budidaya. Ditambah lagi kualitas daging patin nasional yang
dihasilkan untuk produk fillet (daging tanpa tulang) dinilai pihak industri pengolahan masih kalah bagus
dengan produk dari Vietnam.
Dengan metode budidaya ikan patin di kolam dalam, dapat meningkatkan produksi 2 kali lipat serta
memperbaiki kualitas daging sesuai standar pabrik pengolahan.
Guna menjawab tantang tersebut, Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB)
Karawang, Kementerian Kelautan dan Perikanan, sejak 2011 menerapkan teknologi budidaya patin di
kolam dalam. Menurut Kepala BLUPPB, Karawang,Supriyadi, tujuan utaman pengaplikasian metode ini
adalah untuk meningkatkan produksi dan kualitas fillet patin.
Dijelaskan, Ditambahkan Wisnu Adianto, Penanggung Jawab Budidaya Patin di BLUPPB Karawang,
metode budidaya patin kolam dalam ini dapat meningkatkan produktivitas sebanyak 2 kali lipat
dibandingkan budidaya patin pada kolam biasa dengan luasan area kolam yang sama. Serta kualitas
daging patin pada kolam dalam, lebih diterima oleh unit pengolahan ikan (coldstorage). “Hal ini karena
daging patin lebih putih dibandingkan daging patin yang dipelihara pada kolam biasa yang cenderung
kuning,” ungkapnya.
Terkait kualitas, Arie Rahman Manajer Operasional PT Adib Global Supplier Seafood, Unit Pengolahan
Ikan di Karawang yang menggunakan fillet patin hasil metode kolam dalam menuturkan, kualitas patin
yang dipelihara dengan metode kolam dalam warna dagingnya putih kemerahan atau cenderung merah
jambu.
Menurut Arie, faktor yang mempengaruhi warna daging ikan patin yaitu, pakan, pemeliharaan air,dan
jenis ikan. Pemeliharaan patin di BLUPPB menggunakan full feeding (menggunakan pakan pabrikan) dan
pengaturan airnya lebih bagus dibandingkan daerah lain. “Kalau didaerah lain airnya sudah tercemar dan
tidak sepenuhnya pakan pabrikan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pembudidaya patin di daerah Jawa Barat memang banyak, tetapi tidak semuanya bisa
digunakan untuk fillet. “Mereka memakai pakan alternatif seperti hasil sisa catering atau roti yang sudah
kadaluarsa. Itulah yang membuat kualitasdagingpatin tidak seusai standar pabrik,” cetusnya.
Saingi Vietnam
DiakuiSupriyadi, untuk kualitas warna daging memang masih dibawah Vietnam yang warna daging
patinnya sangat putih dan kepadatan tebarnyadi 40-50 ekor per meter2, sedangkan di BLUPPB masih di
30 – 35 ekor per meter2 dengan ukuran benih 5 inci. “Sebetulnya tidak jauh perbedaannya,” cetusnya.
Arie menyebutkan warna daging saat ini hasil metode budidaya kolam dalam sebetulnya bisa diekspor,
hanya permasalahannya teknologi industri pengolahan di Indonesia belum bisa menyamai teknologi
pengolahan fillet Vietnam. “Di Vietnam lebih banyak tenaga mesin dibandingkan manusia, mulai dari
pengolahan sampai akhir dan kita juga sedang mempelajari bagaimana warna fillet patinnya putih sekali,”
ungkapnya.
Sementara untuk pasarnya diutarakan Wisnu, sementara ini BLUPPB Karawang telah menyuplai ikan
patin hasil budidaya kolam dalam kepada 3 unit pengolahan ikan yaitu, PT Adib Global Food and
Supplies diJakarta, PT Kencana Mitra Mandiri di Karawang, dan PT Inti Mas di Muara Baru Jakarta.
“Rincian pengolahan ikan patin yaitu 60% untuk produksi fillet, 30% untuk produksi utuh beku,dan 10%
untuk kebutuhan pasar tradisional,” terangnya.
(sumber: trobos)
BAB I PENDAHULUAN
Dahulu pembudidaya ikan hanya mengenal kolam tanah , kolam tembok, dankeramba sebagai
wadah budidaya ikan. Seiring dengan perkembangan teknologipertanian dan ketersediaan baha
n material, banyak peternak yang berimprovisasimenerapkan ujicoba pemeliharaan ikan di kola
m alternatif.Salah satunya yang lagingetren adalah kolam terpal.Ikan yang termasuk Pangasida
e ini tidak memerlukan airmengalir untuk membesarkan diri.Bahkan ikan patin ini mampu tumbu
h normal diperairan yang minim oksigen.
Namun perlu diketahui terutama pada stadia benih ( larva ) sangat sensitifterhadap perubaha
n cuaca.Banyak dilaporkan terjadinya kematian masal akibatperubahan suhu air dan udara sec
ara mendadak.Kondisi ini terjadi ketika anomali cuacaberlangsung, seperti kemarau panjang at
au musim hujan yang berbeda dari biasanya.
Namun dibalik itu ada satu hal yang menguntungkan dari ikan patin ini. Ikan inisangat toleran t
erhadap pH air.
a. Pompa
Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan air dari sumur, atau sungai menuju kolam terpal.Umumn
ya pompa banyak dijual di pasaran dengan kapasitas 42 liter per menit.
b. Slang atau paralon
c. Aerator atau blower
Alat ini dipakai jika tingkat penebaran tinggi, terutama pada stadia benih.
d. Ember atau baskom
e. Krakat atau waring yang sudah dimodifikasi dengan ditambahkan pemberat /timah
Fungsinya untuk panen benih.
a. Sistematika
Didaerah , ikan patin lebih dikenal dengan sebutan ikan jambal atau pangasius,sedangkan nam
a asingnya adalah catfish. adapun sususnan lengakap sistematika ikanpatin sbb :
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Family : Pangasidae
Genus : Pangasius
Species : Pangasius pangasius
Nama inggris : Catfish
Nama lokal : Patin
b. Syarat hidup
Toleran terhadap pH dengan kisaran 5 - 9, dengan kandungan oksigen terlarut 3 - 6 ppm, CO2
9 - 20 ppm, dan alkalinitas 80 - 250 ppm. Suhu air pada kisaran 28 - 30derajat celcius.
c. Kebiasaan hidup
Di alam bebas ikan patin biasanya bersembunyi di dalam lubang. ikan ini keluar daritempat pers
embunyiannya setelah hari mulai gelap atau dikenal dengan istilah nokturnal. Di
habitat aslinya ikan ini lebih menetap di dasar perairan ketimbang di permukaan ataudikenal de
ngan ikan dasar ( demersal ).
Hal ini dibuktikan dengan bentuk mulutnya yanglebar. Secara alami , makanan ikan patin di ala
m adalah ikan-ikan kecil, cacing,serangga, udang-udangan, molusca, dan biji-bijian, sehingga di
golongkan kedalam ikanomnivora.
d. Karakteristik daging
Ikan patin mempunyai rasa yang khas dibanding ikan dari keluarga lele-lelean yang
laindengan kandungan gizi sbb:
Prot : 68,6%
Lemak : 5,8%
Abu : 3,5%
Air :59,3%
Selain itu bobot ikan setelah disiangi sebesar 79,7% dari bobot awal
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari pendederan 1. Kegiatan pendederan 2sebaiknya dilakuk
an di tempat yang tidak terkena cahaya langsung. Apabila dilakukandiluar ruangan, hendaknya
kolam diberi naungan terpal. Berikut urutan kegiatanpendederan 2 di bak terpal :
Sebelum mulai , pastikan terpal tidak bocor. Selain itu sebaiknya di sekitar kolamtidak ada poh
on besar yang dapat menghambat sinar matahari masuk. Jika benih yangditebar berasal dari te
mpat lain, sebaiknya pengangkutan benih dilakukan pada saat pagiatau sore hari dengan meng
gunakan plastik yang diberi oksigen. Sebelum benih ditebar,lakukan aklimatisasi terlebih dahulu
dengan cara membiarkan kantong plastik berisi benihterapung apung di atas permukaan air sel
ama 10-15 menit. Setelah itu buka plastik danbiarkan benih keluar dengan sendirinya. Padat te
bar patin untuk pembesaran ukuran 2,5inchi umumnya 5-10 ekor per
m2 Benih yang baik adalah benih yang kondisinya sehat,tidak cacat dan ukuran seragam. Berik
ut ini ciri-ciri benih patin yang baik berdasarkanStandar Nasional Indonesia (SNI) :
1. Benih hasil pemijahan induk kelas pokok antara induk jantan dan betina sebaiknyabukan ber
asal dari satu keturunan.
2. Bagian kepala dan punggungnya berwarna hitam keabu-abuan, sedangkan perutnyaputih ke
perakan.
3. Bentuk mata bulat menonjol.
4. Bentuk tubuh seperti ikan dewasa.
5. Gerakan aktif dan berenang horizontal.
Untuk mempercepat pertumbuhan patin, selama dipelihara di kolam terpal.berikan pakan buat
an seperti pelet komersil, maupun pakan alternatif. Untuk menyiasatiharga pelet yang semakin
mahal, umumnya pembudidaya menggunakan pelet komersiluntuk tahap awal pemeliharaan ya
kni kurang lebih selama satu bulan. Selanjutnyamereka mengganti dengan pakan racikan sendi
ri. Selain itu ikan patin juga bisa diberipakan alternatif berupa roti atau mie bekas,sosis atau nug
get kadaluarsa dan makanansisa lainnya.
Penggantian air dilakukan jikan kondisi air sudah jelek , yakni kotor, keruh , bau danberlumut.
BAB VI PEMENENAN
Panen pada akhir pembesaran setelah 6-8 bulan pemeliharaan, sejak pendederan 1sampai pe
mbesaran. Umumnya berat patin yang diinginkan pasar sekitar 250 gram perekornya.
1. Pakan Apung, Digunakan selama masa Pertumbuhan. Misal: L1 atau LL1K, PL2, dll
4. Berikan sampai kenyang , akan tetapi jangan ada pakan tersisa (tidak termakan)
Pakan Tenggelam
Silahkan dipilih mau yang 4 atau yang 6 kali, namun harus konsisten, maksudnya kalau
memilih yang 4 kali terus gunakan empat, begitupun kalau memilih yang 6 kali
2. Jangan “GANGGU” lele sesaat setelah makan. Bisa menimbulkan stres, dan pakan
bisa dimuntahkan kembali
Oke, kalau ada yang kurang jelas silahkan diskusikan di Facebook Group, atau bisa
komentar disini.
Salam Patilers
Related articles
Video - Tips memberikan pakan pada Lele Sangkuriang dengan Teknik Feling (Kira-
kira)
Mengatasi Masalah Jamur pada Lele
Langkah-langkah/Tata cara Pemijahan lele ala DELCATFISH
Cara Menambal Kebocoran Terpal dengan Lem Aibon
Cara Membuat Probio Fish Versi Solusi Petani Organik (SPO)
Tips - Cara mudah membibis pakan Lele Sangkuriang
113 comments:
1.
Bagaimana dengan pemberian pakan tambahan sosis. berapa banyak sosis untuk 1000 ekor dan
mulai umur berapa sampai berapa kali.
sebelumnya terimakasih utk jawabannya
Balas
Balasan
1.
Untuk jumlah disesuaikan saja, jumlah berbeda untuk setiap kasus. Diperlukan beberapa
percobaan untuk mendapatkan jumlah yang tepat. Namun saran saya sesuaikan saja
jumlahnya dengan pelet. maksudnya jika sisa pelet yang seharusnya diberikan untuk lele
tinggal 60 kg lagi, berikan sosis kurang lebih sebanyak 60kg.
Pemberian dilakukan setelah lele memasuki masa penggemukan yaitu setelah melewati
tahapan ke tiga (setelah pemberian pakan tenggelam)
Jadi pakan alternatif ini biasanya adalah untuk menggantikan pelet tenggelam.
Mudah-mudahan membantu
2.
Balas
2.
Selamat malam.
Saya berencana untuk merintis usaha pembesaran lele sangkuriang. --Boleh minta info
mengenai supplier kolam terpal press yang terpercaya?
-Untuk pemberian pakan, bisa tolong dijelaskan periode2 pemberian jenis pakan? Misal saya
akan membesarkan lele 7-10cm, berapa lama saya harus pakai pelet PL1, lalu berapa lama
pakai PL2, PL3, dan seterusnya hingga panen.
Balas
Balasan
1.
Untuk pakan, menurut pelatihan yang pernah saya ikuti, patokan pemberian bukan
lamanya waktu pemberian pakan, disebutkan bahwa pemberian pakan sebagai berikut:
Pakan Apung (L1 atau LL1K): 3 kg
Pakan Apung (PL2 atau 781-2): 5 kg
Pakan Apung (PL3 atau 781): 22 kg
Pakan Tenggelam (SNL): 70 kg
Nah maksudnya silahkan diberikan pakan sesuai urutannya, nah nanti ketika habis
(musal L1 3kg), setelah habis 3 kg, walaupun baru 1 minggu, langsung lanjut pakan PL2,
dan seterusnya
2.
Contoh terpalnya :
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=499026986843372&set=p.499026986843372
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=499026483510089&set=p.499026483510089
3.
4.
Balas
3.
kalau habis dikasih pakan tiba-tiba hujan, apa efeknya terhadap lele min?dan gimana solusinya
kalau itu terjadi?
Balas
Balasan
1.
Kalau pas sudah dikasih makan trus turun hujan, biasanya lele akan memuntahkan
makanannya kembali.
Solusinya, jaring/ambil kembali pakan yang dimuntahkan itu (pakan yang dimuntahkan
biasanya terapung selama beberapa menit sebelum nantinya tenggelam dan jadi racun)
Balas
4.
Balas
Balasan
1.
Sebaiknya direbus dulu supaya jika ada bakteri yang tidak diharapkan bisa mati.
pemberiannya jangan terlalu berlebihan supaya tidak menjadikan air keruh dan bau.
Balas
5.
Terimakasih
Balas
Balasan
1.
Semoga Membantu
2.
3.
4.
saya pernah baca nih mas opik.. sebelum ikan di tebar kita harus siapkan air di kolam
bbrapa minggu sbelumnya. dengan ada bbrapa obat yg di masukan. supaya air kolam
tidak ada sumber pnyakit buat lele. nah untuk pnambahan air setiap pemberian pakan di
atas. apakh air nya harus yg di diamkan terlebih dahulu. atw air langsung dri sungai.?
5.
Balas
6.
Balas
Balasan
1.
Aturan terpenting dalam pemberian pakan lele adalah jangan ganggu lele setelah diberi
pakan karena akan membuat lele memuntahkan kembali makannya dan kemudian pakan
yang dimuntahkan akan mengendap di bawah kolam kemudian membusuk dan menjadi
racun.
Nah ketika hujan, lele akan menganggap hujan sebagai gangguan sehingga akan
memuntahkan kembali makanannya, namun jika hujannya terus menerus seharian, kita
bisa memberikan pakan kepada lele pada saat hujannya tidak terlalu deras (kan gak
mungkin seharian hujannya deras terus hehe). hal ini ditandai riak air pada permukaan
kolam tidak terlalu besar. Namun harus diingat pemberiannya jangan terlalu banyak
supaya tidak tersisa. dan prekwensi pemberian pakannya di kurangi misalnya 1-2 kali,
tergantung kondisi hujannya.
Balas
7.
Pakan untuk lele yang memungkinkan adalah pakan alternatif, pakan pabrikan, sptnya terlalu
mahal untuk digunakan
Balas
Balasan
1.
100% Setuju pa, cuma harus yang organik dan higienis, jangan pake kohe walaupun
dimakan namun bisa menurunkan kualitas lele itu sendiri
2.
jadi gan yang organik tu pake apa? napa gak boleh pake kohe? sementara kohe tsb mjd
pemicu tumbuhnya pakan alami gan
3.
Yang dimaksud tidak boleh pake kohe adalah tidak boleh pake kohe untuk pakan lele (di
beberapa tempat ada yang memberikan pakan lele dengan kohe ayam atau kohe
puyuh). kohe cukup untuk kompos air saja.
Balas
8.
Om ini saya baru tebar benih 2000 ekor untuk kolam 5x5 ktinggian airnya 120cm. Trlalu padat
ggak sgitu itu?uiyaa...untuk pakn sehari 4x itu sekali makannya takaranya seberapa? ini untuk
bibit 10-12cm an. Trus ngasih mkan yg thapp I itu jngka waktu berapa lama?
Balas
Balasan
1.
Untuk ukuran tebar itu cukup, mungkin bisa ditambah jadi 2500 ekor karena idealnya 100
ekor/m3 untuk ukuran benih ini bisa langsung dari pemberian pakan ke 2
- Pakan Apung (PL2 atau 781-2): 10 kg, sesudah habis naikan/tambah air jadi 90cm
- Lanjut Pakan Apung (PL3 atau 781): 44 kg, sesudah habis naikan/tambah air jadi
120cm, dari sini air tidak perlu dinaikan lagi sampe panen.
dari sini bisa pakai pakan tenggelam untuk menghemat biaya produksi atau bisa
menggunakan pakan alternatif
untuk pemberian pakan, diberikan sampai kenyang. caranya berikan pakan sedikit demi
sedikit, pada pertama kali ngasih pakan lele akan terlihat sangat semangat, berikan terus
sampai ikan kelihatan tidak semangat untuk memakan pelet. setelah itu hentikan
2.
3.
Untuk pakan tahap 2 kan 10kg. La biasanya 10kilo itu untuk berapa hari? Dan tahap 3
44kg jg untuk berapa hari? Trimaksih infonya
4.
Tergantung kondisi ikannya dan air, jadi tidak pasti antara satu kolam dengan kolam yang
lain, biasanya pakan habis antara 7-14 hari
Balas
9.
apakah pertumbuhan lele bisa normal jika pemberian pakan menggunakan pakan alternatif dari
ukuran 7cm sampai panen?
Balas
Balasan
1.
Balas
10.
Mas bagaimana pengaruh dengan air utk kolam terpal yg menggunakan air sumur bor?trus ciri
air kolam terpal yg baik itu spt apa ya?saya mengganti air kolam kurang lebih tiap 5 harian...
Balas
Balasan
1.
Balas
11.
Balas
Balasan
1.
Balas
12.
Mas opik / admin web, saya tanya lg ya, spy jelas jd saya siap mulai usaha. soal pakan ini jujur
saya bingung, jd saya tetapkan saya dlm pertanyaan ini, ukuran benih pembesaran lele
sangkuriang saya adalah 5-7 (sptnya mentok 5-6cm aja, jarang ada yg 7). Saya sptnya
berencana menggunakan 100% pelet pabrikan, tdk ada pakan tambahan spt keong mas dsb.
Pertanyaan saya:
1. Ukuran kolam 4 x 6m, kedalaman 1.2m. Brp sebaiknya tebar awal lele ukuran 5-6 tsb? jika
saya isi per m2 120, jd total 2880 benih lele, apakah ni masih masuk kategori tebar normal? apa
gpp utk ukuran kolam segitu mas?
2. Dari sejak benih masuk kolam, kata pemain lele lain sebaiknya dtunda pemberian makan
1x24jam sejak lele dtebar dkolam. Benar gk ya? hehe..
3. Urutan pemberian pakan pembesaran lele 5-6 dng pelet yg benar spt ini mas??
Pakan Apung (L1 atau LL1K) lalu Pakan Apung (PL2 atau 781-2) lalu Pakan Apung (PL3 atau
781) dan terakhir Pakan Tenggelam (SNL).
BENER GK YA?
4. Sejak hari pertama benih lele 5-6cm sdh waktunya makan, dng benih lele 2880 itu brp itungan
pemberian makan jika sehari saya kasih makan 3x saja (waktu mepet utk aktivitas lain saya jg).
Kalau semua pakan sdh habis berarti sudah musim panen lele gtu mas?
HATURNUHUN.
Balas
Balasan
1.
1. Itu ukuran Ideal, bapak bisa menggenapkan tebar menjadi 3000 ekor pak, saya rasa
tidak masalah.
2. iya pak benar, setelah tebar, jangan langsung diberi pakan, karena lele yang baru
ditebar masih harus menyesuaikan diri, kalaupun di beri pakan, maka pakan tidak akan
di makan malah akan jadi sampah/kotoran di dasar kolam
4. waktu pakan, silahkan disesuaikan pak, yang jelas hal ini akan bapak temukan sendiri
ritmenya pak.
Mengenai takaran di kalikan saja pak, jika 1000 ekor memerlukan 3 kg L1, maka untuk
3000 ekor membutuhkan 9kg L1, begitupun seterusnya
Balas
13.
aditya sasongkoKamis, 16 Januari, 2014
Balas
14.
saya rencananya mau buat kolam terpal untuk ikan lele,trus yang mau saya tanyakan adalah.
Balas
Balasan
1.
3. Pengalaman saya membuat kolam 2x5m, menghabiskan dana sekuta 700rb (belum
termasuk benih dan pakan)
Terima kasih
2.
RDOne BarakahSenin, 20 Januari, 2014
Maaf untuk benih, bisa di kasih cacing sutra atau artemia, (namun saya rekomendasi
casut), lalu bisa di lanjut dengan fengli
Balas
15.
maaf gan saya mau tanya...saya punya kolam ukuran 2x4..idealnya saya tebar brapa bibit ea
gan???
Balas
Balasan
1.
Balas
16.
Balas
Balasan
1.
RDOne BarakahSenin, 10 Februari, 2014
Mari kita belajar bersama mas
Balas
17.
gan saya mau tanya,jika tebar 30.000 bibit lele ukuran 7-8 cm ,luas kolam 100m2 :
1. membutuhkan waktu berapa lama sampe panen ukuran konsumsi sekilo 6-8
2. menghabiskan pelet berapa kilo sampe panen,pakan alternatif berapa kilo (telor,pala teri,usus
ayam)
3. kira2 menghasilkan berapa ton sampe lele konsumsi
Balas
Balasan
1.
jika lancar serta tngkat kematian minim, Insya Allah bisa menghasilkan 3-3,5ton ya tetapi
tetap tergantung dari pakan dan perawatan
Balas
18.
Fendy WijayaSelasa, 18 Februari, 2014
mas opik, perkenalkan nama saya Fendy hahaha, baru mau buka usaha lele nih mas, tapi saya
bingung dimana bisa dapet pelet L1 LL2 dsb, karena di wilayah saya (Jakarta Barat) ga da yang
jual, bahkan kebanyakan ga tau soal pelet itu. Kira" dimana ya mas yang jual, atau ada link
langsung ke penjualnya ga mas? makasih sebelumnya mas opik, artikel menarik banget, hehehe,
jadi semangat buat buka usahanya :)
Balas
Balasan
1.
Balas
19.
Balas
Balasan
1.
Balas
20.
Permisi mo tanya mas, utk aturan pmberian pakan lele tu 4x sehari ya, pa tu utk ukuran
pmbenihan saja?
Sedangkan utk yg lele sdh besar apa jg gtu 4x smpek panen?
Q prnh liat di petani lele lainx yg biasax utk Umur 1,5 bln d Kasih pakan 1x sehari dengan ikan
Lemuru.
Mohon pnjelasanx. Hehe
Balas
Balasan
1.
Balas
21.
Balas
Balasan
1.
RDOne BarakahMinggu, 06 April, 2014
Amin
Balas
22.
Mas jika jam 5 sore tebar lele apa paginya udah bisa di beri pakan?
Balas
Balasan
1.
Balas
23.
Saya dari pare,saya agen bibit ikan lele segala jenis ukuran dan melayani lele konsumsi yg
mampu memasok 15ton/bulan.
Balas
24.
Balas
Balasan
1.
2.
mnurut buku yang saya baca katanya kotoran aya tidak disarankan untuk pengomposan..
karena akan mnimbulkan kandungan gas yg tidak baik utk lele
Balas
25.
pertanyaan 1. Apakah bapak sudah pernah coba azolla sebagai pakan tambahan?
pertanyaan 2. Lele saya kalo habis di kasi makan suka timbul ngambil oksigen, trus ada
beberapa yg suka ngambang dlm keadaan tegak gitu pak. Itu kenapa ya pak? apakah karena
kadar oksigen air sudah kurang? kebetulan saya ga pake water treatment karena untuk hemat
ongkos :-)
pertanyaan ke 3. saya berencana untuk ikut menggunakan red water treatment dengan
lactobacillus sp karena susah nyari Nitrobacter sp di Pontianak agar amonia bisa dikurangi
kadarnya di dalam air. Apakah red water system ini bisa dikombinasi dengan tanaman seperti
enceng gondok pak?
Mohon jawabannya.
Terima kash.
Balas
Balasan
1.
2. Apakah pakan dibibis? prilaku seperi ini adalah gejala lele kekenyangan.
2.
1. Menurut teman bapak, apakah azolla bisa digunakan untuk substitusi pelet? misalkan
1x azolla 3x pelet per hari? atau formasi 2:2 gitu Pak?
2. Sudah pak, tapi hanya saya seduh dengan air. tidak seperti pembibisan yang bapak
contohkan.
Terima kasih.
3.
RDOne BarakahJumat, 11 Juli, 2014
1. Azola memiliki kadar serat tinggi jika masih basah, untuk itu jika ingin
menggunakannya jangan terlalu banyak terutama lele yang belum mencapai ukuran
besar karena akan memperlambat pertumbuhan, terkecuali di gunakan sebagai bahan
baku pembuatan pelet
2. pembibisan diusahakan sampai pakan mengembang supaya ketika di makan lele pelet
tidak mengembang didalam perut.
Balas
26.
Misi mas mau nanya,kalau utk lele ukuran 5-7cm jumlah 1000 ekor, untuk takaran sekali makan
tu berapa.
Thx untuk jawabannya
Balas
Balasan
1.
http://komunitas-lelesangkuriang.blogspot.com/2014/03/video-tips-memberikan-pakan-
pada-lele-sangkuriang-dengan-teknik-feeling-kira-kira.html
Balas
27.
Balas
Balasan
1.
Balas
28.
Balas
Balasan
1.
29.
Balas
Balasan
1.
Balas
30.
Pertanyaan :
1.Kolam lele kan bagusnya di kasih atap tuh biar ga kena sinar matahari langsung sama ga kena
air hujan yg bisa nurun keasaman air kalau ga salah,,atap kolam yang tepat itu pake apa
yah,,kalau pake terpal cepat rusak gara-gara kena panas matahari sama kena ujan terus-
terusan..
2.kolam pembenihan lele itu harus ada media untuk menempelnya telur kan yah om ?? pake ijuk
gimana om ada saran ga ?? terus kalau udah menetas telurnya ijuknya di ambil yah om ??
3.kan katanya kolam larva harus steril,,airnya jg steril,,berati kondisi air jernih ya om ga harus di
buat hijau ?? suhunya jg stabil,,kalau pake kolam terpal suhunya kan ga stabil yah om ?? kalau
pake baskom gimana om ada saran ga ??
Balas
Balasan
1.
2. Iya betul
3. dua-duanya bisa tergantung teknik yang ingin diterapkan. kalo pake baskom mending
jangan hehe
Balas
31.
Oiya Om klupaan..
kalau ayam tiren dibakar dulu buat ngilangin bulunya ga pp kan Om ??
Makasih..
Balas
Balasan
1.
Balas
32.
Mohon pendapatnya min, saya pemula baru sekitar 1 bln pelihara lele. tentang manajemen
pakan banyak informasi berbeda bahkan bertolak belakang termasuk menurut bapak ini
http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=10&aid=4054 saya jadi bingung mau pakai yg
mana?? Makasih sebelumnya.
Balas
Balasan
1.
nah hal ini tentu akan berbeda dengan management pakan untuk teknik padat tebar.
namun yang terbaik, dicoba saja mana yang menurut agan baik, lalu nantu bisa di dapat
kesimpulan mana yang paling baik.
namun satuhal yang perlu diingat, adalah teknik/cara yang di pakai di suatu tempat
belum tentu cocok di pakai di tempat kita
2.
jazzSelasa, 23 September, 2014
Tq 4 fast respon, satu lagi gan, ditempat saya susah cari pelet. Yg ada cuma pakan
benih dan 781-2, kalau sampai panen saya kasi 781-2 menurut agan bgmn? Kalau dari
segi biaya sih masih nutup. Lele 28rb/kg pelet 12rb. Dari 1000 benih sampai sekarang
(42hr) baru mati 1ekor.
3.
4.
Balas
33.
Gan maaf nie...ane baru mau belajar usaha pembesaran lele... jadi ane mohon infonya
2. Untuk pakan jenis L1 dan LL2 itu untuk benih ukuran berapa.
Trima kasih... mohon infonya
Balas
Balasan
1.
RDOne BarakahSabtu, 27 September, 2014
tergantuk teknik yang digunakan organik 1200-1500, padat tebar bisa 6000an
2.
1 . Apa teknik yang agan paparkan diatas dapat d terpkan untuk lele dumbo? Seadainya
lele sangkuriang di daerah ane tidak ada...
2. Jika agan tdak kberatan, mohon alamat ato no tlp petani lele yang menyediakan benih
lele sangkuriang di daerah ane..
Balas
34.
om opik yank baik hati... saya mau bisnis ikan lele nih v masih awam banget..v stelah saya baca
postingan sma komentar" n jawabn" nya saya sdikit" mulia mengerti.. nah yg sya tanyakan.. sya
punya kolam 18x7 sekitar 130m2. nah itu baiknya ituk ikan lele pmbesaran. satu kolam di pake
atw mnding di posah"/dikasih sekat.. nah berapa bnyak lele yg bsadi tanam kolam segituya..
Balas
Balasan
1.
Balas
35.
satu lagi.. saya dapat benih ikan lele ukuran 7-8 nah saya mulai kasih pelet di kategori mana?
Balas
Balasan
1.
Balas
36.
Balas
Balasan
1.
Balas
37.
Balas
Balasan
1.
Balas
38.
Balas
Balasan
1.
Jika tidak ada bisa diganti dengan pakan apung LP 3, Preo 3, 781 polos
Balas
39.
Untuk pergantian pelet Pf-1000 ke 781-1 sbaiknya langsung di berikan atau di puasakan dulu ya
gan?? Mohon infonya...trima kasih..
Balas
Balasan
1.
Balas
40.
kegunaan azolla :
- penghijau dan pendingin kolam ikan, sawah, kolam terpal, kolam air mancur
- pakan alternatif alami ikan gurame, nila , mas, koi, lele, belut, patin dll
- pakan alternatif ayam pedaging + petelur, bebek, entog, ayam adu
- pakan alternatif / pengganti rumput utk sapi, kambing, kerbau, domba tanpa ngarit /kemarau
- bahan baku pupuk hijau dan kompos alami utk tanaman pekarangan, sawah, kebun, lahan
gambut
- sebagai pengurai air limbah dan lahan kritis berair misal : bekas galian c, air TPA sampah,
kolam pemancingan
- penstabil keasaman air / PH terutama kolam terpal, bak semen, toren cor tebar padat
- kandungan dan kegunaan lain nya bisa cari di google
salam hijau dan kembalikan tanah & air kita sebagai mana fungsi nya tanpa bahan kimia
Balas
41.
mau tanya ni Om ... saya pemula dibudidaya lele ..pelihara 5000 ekor ... untuk 5 kolam dgn uk
kolam 3 x 4 ... ... urutan dan masa nya pemberian pakan yg benar gmna sih !!! saya udah kasi F
999 ... 1 - 15 hari ,, trus saya lanjtkan dgn 781-1 ... untuk 15 hari ke depan .... trus slanjutnya ada
pakan jnis 781 - 2 , 781 ,, dan pakan apung ... apakah ini harus saya penuhi standar nya ... ..
Balas
Balasan
1.
Aturan pemberian pakan adalah HARUS seduai dengan bukaan mulut lele supaya
mudah di telan
Balas
42.
Balas
43.
Ikan rucah itu apa ya mas?terus kalau untuk 2000 sd 4000 ekor lele dari awal sampai panen
habis berapa kg peletnya?saya iguh dari jogja
Balas
44.
Untuk admin ane mw tanya, komposisi pakan lele sesuai dengan artikel diatasa untuk lama
pembesaran berapa hari sampai panen?? sampai 90 hari kah?!
Balas
45.
Balas
46.
salam,
Balasan
1.
2.
Kalau kolam uk.3x5 kedalaman 1 mter!! Kira2 tebar 2000 ekor benih lele uku. 5-7 bisa gk
kang!!! Dan pellet yg cocok ap?? Tks
3.
Balas
47.
kalau kolam lele, airnya di ganti seminggu sekali itu gimna ya.
Balas
Balasan
1.
RDOne BarakahRabu, 07 Oktober, 2015
bisa, tapi jangan diganti seluruhnya
Balas
48.
mas mau tanya saya newbie, kalo mau buat kolam 2x1 m , tebar bibit 1000. pakan nya brp kilo
dan masa panen nya kpan mas?
Balas
49.
Kang mau tanya..saya baru tebar bibit lele ukurN 6-7 sebanyak 1500 d kolam ukuran
2x4x0.8...untuk pmbrian pakannya bgaimana y misal untuk 1 minggu habis berapa kg pelet?
Balas
50.
Mas, group fb ga aktif lg ya? Ga d accept2.. Klo boleh minta cp mas nya (line/bbm/whatsapp)
minta bimbingan klo ada kejanggalan dalam budidaya lele ini mas.. Terima kasih
Balas
ASPEK PRODUKSI,
BUDIDAYA PEMBESARAN
IKAN PATIN
karir anda mentok, karena pendidikan tak mendukung ? lanjutkan kuliah di |
tempat kuliah paling fleksibel SARJANA NEGERI 3 TAHUN – TANPA SKRIPSI ABSENSI HADIR BEBA
BERKUALITAS – IJAZAH & GELAR DARI DEPDIKNAS MURAH DAPAT DIANGSUR TIAP BULAN -terim
pindahan dari PTN/PTS lain
PERSYARATAN LOKASI
terdapat 3 sub sistem pemeliharaan, yaitu pembenihan, pendederan dan pembesaran. Pembenihan
adalah kegiatan pemeliharaan induk untuk menghasilkan telur sampai dengan larva. Pendederan
adalah kegiatan pemeliharaan ikan patin ukuran tertentu dari hasil pembenihan sebagai transito
sebelum dipelihara di tempat pembesaran. Pembesaran adalah pemeliharaan ikan patin ukuran
tertentu dari hasil pendederan sampai menghasilkan ikan ukuran konsumsi.
Dalam usaha budidaya ikan patin persyaratan lokasi yang harus dipenuhi untuk mencapai
produksi yang menguntungkan meliputi sumber air, kualitas air dan tanah serta kuantitas air.
Kriteria persyaratan tersebut berbeda tergantung daripada sistem budidaya yang digunakan.
Sebelum menetapkan lokasi usaha, selain harus memenuhi persyaratan tersebut perlu pula
dipastikan kelayakan lokasi budidaya ditinjau dari segi gangguan alam, gangguan pencemaran,
gangguan predator, gangguan keamanan dan gangguan lalu lintas angkutan air. Uraian berikut
adalah persyaratan lokasi yang perlu diperhatikan menurut Khairuman, Amd dan Ir. Dodi
Sudenda (Budidaya Patin Secara Intensif, 2002)
a. Persyaratan lokasi budidaya di kolam
Sumber air :
Sumber air dapat berasal dari saluran irigasi teknis, sungai atau air tanah yang berasal dari sumur
biasa atau pompa. Pembesaran ikan patin tidak memerlukan sumber air yang senantiasa mengalir
sepanjang waktu, namun untuk pembenihan kondisi airnya harus bersih.
Kualitas air :
Kualitas air yang kurang baik dapat menyebabkan ikan mudah terserang penyakit. Kualitas air
meliputi sifat kimia air dan sifat fisika air. Sifat kimia air adalah kandungan oksigen (O2),
karbondioksida (CO2), pH, zat-zat beracun dan kekeruhan air. Sedangkan sifat fisika air adalah
suhu, kekeruhan dan warna. Ikan patin termasuk salah satu jenis ikan yang tahan terhadap
kekurangan oksigen di dalam air dan apabila air kekurangan oksigen ikan patin dapat mengambil
oksigen dari udara. Pada usaha budidaya intensif kandungan oksigen yang diperlukan adalah
minimal 4 mg/liter air, sedangkan kandungan karbondioksida kurang dari 5 mg/liter air. Alat
yang digunakan untuk mengukur kandungan oksigen dan karbondioksida adalah water quality
test kit atau alat pengukur kualitas air. Nilai pH (puisanche of the H) yang normal bagi
kehidupan ikan patin adalah 7 (skala pH 1-14), namun karena pH air meningkat pada siang hari
dan menurun pada malam hari akibat berlangsungnya fotosintesa maka derajat keasaman yang
baik untuk ikan patin adalah antara 5-9.
Alat yang digunakan untuk mengukur keasaman air adalah kertas lakmus. Zat beracun yang
berbahaya bagi kehidupan ikan patin adalah amoniak, yaitu amoniak bukan ion (NH3) dan
amonium (NH4) yang biasanya muncul apabila fitoplankton banyak yang mati yang diikuti
dengan penurunan pH karena kandungan karbondioksida meningkat. Batas konsentrasi
kandungan amoniak yang dapat mematikan kehidupan ikan patin adalah antara 0,1-0,3 mg/liter
air. Kekeruhan dapat mempengaruhi cahaya matahari yang masuk ke dalam air. Kekeruhan
disebabkan karena berbagai partikel seperti lumpur, bahan organik, sampah atau plankton.
Kekeruhan yang baik adalah disebabkan oleh plankton. Alat yang digunakan untuk mengukur
kekeruhan air adalah sechi disk. Kategori kekeruhan air adalah sebagai berikut :
>
Kuantitas air :
Debit air yang dibutuhkan untuk pemeliharaan ikan patin berbeda-beda untuk budidaya
pembenihan, pendederan dan pembesaran. Pengetahuan tentang debit air akan memberikan
keuntungan karena dapat mengoptimalkan penggunaan air. Ada 2 cara pengukuran debit air,
yaitu secara langsung dengan meletakkan ember di pintu air yang masuk dan secara tidak
langsung pada saluran air yang masuk ke kompleks perkolaman. Rumus pengukuran debit air
secara langsung adalah volume air dibagi waktu (menit/detik), sedangkan secara tidak langsung
adalah (lebar saluran x kedalaman air x panjang saluran) dibagi waktu.
Tanah
Tanah yang cocok untuk budidaya ikan patin adalah tanah liat atau lempung berpasir dan tidak
poreus. Jenis tanah ini dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat
dibuat dinding kolam atau pematang. Jenis tanah lain yang juga cocok untuk pemeliharaan ikan
patin adalah tanah terapan, tanah berfraksi kasar dan tanah berpasir.
Budidaya ikan patin sistem karamba dapat dilakukan di danau, situ, atau sungai dengan
mempertimbangkan faktor teknis dan sosial ekonomi. Penempatan karamba di perairan umum
dianjurkan di jalur arus horizontal, di daerah muara, karena pasokan air cukup dan kandungan
oksigen terlarut juga tinggi. Selain itu pergerakan air dapat membantu menghanyutkan sisa-sisa
kotoran dan bahan organik. Penempatan fence sebaiknya di rawa-rawa atau pinggir sungai.
Penempatan karamba dan fence di perairan luas dan terbuka sebaiknya dihindari, karena
pengaruh gelombang dan tiupan angin kencang dapat mengancam keamanannya. Kedalaman
karamba atau fence pada air yang mengalir minimal 3 meter dan pada air yang tidak mengalir
minimal 5 meter. Kriteria kualitas air budidaya ikan patin di jaring apung adalah sebagai berikut :
a
Fisika
.
– Suhu 20-30oC
– Total padatan
2000 mg/l
terlarut Maksimum
– Kecerahan Lebih dari 45 cm
b
Kimia
.
– PH 6-9
– Karbondioksida
Maksimum 15 mg/l
bebas
c. Gangguan alam
Masalah yang mengancam budidaya ikan patin di karamba jaring apung dan fence adalah
terjadinya umbalan air, berupa naiknya massa air dari dasar ke permukaan secara tiba-tiba. Hal
ini terjadi pada awal musim hujan saat terjadi penurunan suhu secara mendadak pada lapisan
permukaan akibat hujan deras yang terjadi secara tiba-tiba. Hal ini tidak berpengaruh terlalu
buruk pada air yang jernih, sedangkan pada perairan yang dasarnya kotor tercemar limbah
(termasuk limbah pakan ikan) dapat mengancam kehidupan ikan. Massa air yang naik ke
permukaan akan membawa senyawa-senyawa beracun yang membahayakan kehidupan ikan,
misalnya yang terjadi di waduk Cirata dan Saguling beberapa tahun yang lalu. Gangguan alam
lainnya adalah berkurangnya debit air pada musim kemarau yang biasanya terjadi setiap tahun
pada bulan Juli sampai dengan Oktober. Penyimpangan musim kemarau biasanya terjadi setiap 5
tahun sekali.
d. Gangguan pencemaran
Lokasi budidaya ikan patin di sungai dan rawa sangat rawan terhadap pencemaran air yang
terutama muncul pada puncak musim kemarau dan awal musim penghujan. Pencemaran dapat
terjadi karena :
Pencemaran bahan-bahan kimia dan energi dari limbah pabrik serta lahan
pertanian.
e. Gangguan predator
Oleh karena pembesaran ikan patin dilakukan di alam terbuka maka kemungkinan besar terjadi
serangan hama atau predator. Hama atau predator yang sering menyerang ikan patin adalah
linsang (sero), biawak, ular air, kura-kura dan burung. Cara pemberantasan yang efektif adalah
dengan membunuh, memasang perangkap, memasang umpan beracun dan membersihkan areal
pemeliharaan dari rumput atau semak yang menjadi sarang predator.
f. Gangguan keamanan
Gangguan keamanan pada lokasi perlu di perhitungkan dengan menempatkan penjaga, terutama
pada malam hari. Untuk itu maka di lokasi budidaya sistem fence perlu dibuat pondok-pondok
untuk tempat berlindung bagi penjaga, sedangkan pada budidaya sistem karamba perlu dibuat
pintu-pintu penutup dengan gembok pada bagian atas sekaligus juga berfungsi sebagai lobang
tempat pemberian pakan.
Jika lokasi karamba dan fence adalah di sungai yang merupakan jalur angkutan air maka
karamba atau fence harus ditempatkan di pinggir sungai, sehingga tidak mengganggu jalur
transportasi. Konstruksi karamba atau fence harus dibuat cukup kuat agar tidak terganggu oleh
ombak dan arus yang ditimbulkan oleh lalu lintas transportasi air.
KONSTRUKSI KERAMBA
Karamba yang siap digunakan belum tersedia di pasaran, namun bahan-bahan pembuatan
karamba cukup banyak tersedia di sekitar lokasi. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan
karamba terdiri dari balok kayu dan bambu. Balok kayu berfungsi sebagai rangka dan bambu
sebagai dinding dan penutup yang diikatkan dengan tali nilon pada rangka kayu. Bentuk karamba
adalah kotak segi empat yang pada bagian bawahnya terbuka dengan ukuran panjang 4 meter,
lebar 2 meter dan tinggi 1,5 meter. Penempatan karamba adalah 2/3 di dalam air dan 1/3 diatas
permukaan air. Pada bagian tengah penutup karamba dibuat lubang terbuka berukuran 0,5 x 0,5
meter yang berfungsi sebagai tempat pemberian pakan dan pengontrolan ikan.
Di bagian dalam karamba dimasukkan jaring yang diikat pada dinding karamba, sebagai wadah
penampung ikan patin yang dipelihara. Ukuran mata jaringnya lebih kecil dari ukuran benih ikan
patin yang ditebar. Jaring ukuran tersebut sudah tersedia dan mudah dibeli di pasaran.
Karamba ditempatkan di pinggir sungai secara berkelompok dan setiap kelompok terdapat 20 –
40 karamba. Penempatannya secara berpasangan dan diantara pasangan karamba ditempatkan
bambu bulat yang berfungsi sebagai tempat pengikat, sekaligus sebagai pelampung karamba. Di
antara tiap karamba dibuat jalan penghubung dari papan kayu. Kedua ujung bambu tersebut di
ikat pada tiang yang ditancapkan kedasar sungai sebagai penahan agar karamba tidak terbawa
arus air sungai. Untuk setiap kelompok, diatas bambu pelampung dibuat pondok ukuran 1,5 x 1,5
x 1,5 meter sebagai tempat berteduh bagi petugas yang jaga di malam hari. Rangka pondok
terbuat dari bambu dan kayu, lantai dari bambu dan atap dari daun rumbia atau nipah.
Foto 1. Karamba di tepi sungai Komering desa Tanjung Lubuk, kecamatan Kayu Agung,
kabupaten OKI
Sumber : Solider, Bank Indonesia
KONSTRUKSI FENCE
Fence dalam bahasa Inggris berarti pagar; jadi sistem fence adalah budidaya ikan patin dalam
suatu tempat yang sekelilingnya di batasi dengan pagar. Ukuran luas satu unit adalah lebar 5
meter, panjang 10 – 12 meter dan tinggi 5 meter. Konstruksi fence terdiri dari pagar keliling,
pondok (rumah jaga) dan perahu. Sistem fence yang telah siap pakai belum tersedia di pasaran,
sehingga harus dirancang dan dibuat sendiri, kecuali anyaman bambu untuk pagar dan perahu.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat pagar biasanya tersedia di sekitar lokasi, yaitu
bambu bulat ukuran panjang 11 meter; bambu anyaman yang terdiri dari 2 macam ukuran yaitu
ukuran panjang 5 meter dan tinggi 3 – 4 meter dan ukuran panjang 5 meter dan tinggi 1,5 – 2
meter; kayu pelawan ukuran panjang 6 – 7 meter dan tali nilon ukuran 4 mm atau tali plastik
(trapping band). Kayu pelawan berfungsi sebagai tiang yang ditancapkan ke dalam dasar sungai
dengan jarak antara 30 – 50 cm, bambu anyaman ukuran 5 x 3 meter berfungsi sebagai pagar
bagian bawah (dalam air) dan bambu ukuran 5 x 2 meter berfungsi sebagai pagar bagian atas
yang diikat dengan nilon atau tali plastik pada masing-masing tiang pancang. Rancangan tinggi
pagar harus memperhitungkan tinggi air pada musim hujan, untuk menghindari kemungkinan air
di dalam fence melebihi tinggi pagar. Apabila banjir, bambu anyaman bagian atas dapat ditambah
lagi.
Untuk setiap unit fence, di atasnya dibuat pondok (rumah jaga) berukuran 1,5 x 1,5 meter, tempat
berlindung orang atau petugas pada waktu jaga di malam hari. Rangka pondok terbuat dari
bambu dan kayu, lantai dan dindingnya terbuat dari bambu atau papan dan atap dari rumbia atau
daun nipah. Selain pondok, dibuatkan jembatan dari bambu sebagai jalan penghubung untuk
mengontrol atau memberi makan ikan. Setiap unit fence dilengkapi perahu terbuat dari kayu
sebagai alat transportasi orang dan pakan.
Foto 2. Fence di desa Tanjung Foto 3. Perahu, alat transportasi
Dayung, Kecamatan Tanjung Batu, pada budidaya sistem fence,
Kabupaten OKI kecamatan Tanjung Batu,
Kabupaten OKI
PENYEDIAAN BENIH
Ikan patin termasuk salah satu jenis ikan yang sulit dipijahkan secara alami, karena sulit
menciptakan atau memanipulasi lingkungan yang sesuai dengan habitat aslinya. Karena itu untuk
produksi benih dilakukan pemijahan buatan atau induce breeding (kawin suntik) dengan
menggunakan kelenjar hipofisa ikan mas atau hormon gonadotropin yang di impor dengan nama
dagang Ovaprim. Jenis ikan patin yang dipijahkan secara kawin suntik adalah Pangasius
hypopthalmus, dan ikan patin lokal (Pangasius djambal) baru dimulai pada tahun 2000. Menurut
informasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi Sumsel, direncanakan pada tahun 2004
benih ikan patin lokal mulai dikembangkan di unit-unit percontohan, dan untuk selanjutnya
disebarkan kepada Unit Pembenihan Rakyat untuk diproduksi secara massal.
Masalah utama dalam pasokan benih ikan patin di kabupaten OKI adalah kurangnya unit
pembenihan (hatchery) ikan patin. Berdasarkan data DPKP kabupaten OKI tahun 2002, hanya
ada 1 unit pembenihan ikan patin di kabupaten ini, yaitu di desa Lubuk Seberuk, kecamatan
Lempuing seluas 40 m2 yang belum mampu memenuhi kebutuhan lokal. Pembudidaya ikan
patin di daerah OKI memperoleh benih dari Palembang dan daerah lain yaitu Bogor (Darmaga,
Jasinga dan Leuwiliang). Pengadaan benih dilakukan oleh para distributor benih yang tersebar di
4 kecamatan di kabupaten OKI sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2.
Distributor Benih Ikan Patin di Kabupaten OKI
Kapasitas
No Kecamatan Luas (m2) produksi
(ekor/thn)
Para distributor benih, rata-rata 3 – 5 kali sebulan membeli benih dari Bogor dan setiap
pembelian sekitar 50.000 – 60.000 ekor. Mortalitas atau tingkat kematian benih yang berasal dari
Bogor relatif rendah, yaitu sekitar 10 ekor per 50.000 ekor benih atau kurang dari 0,02%. Ukuran
benih yang dibeli adalah 1,5 – 2 inci, namun apabila benih yang diperlukan lebih banyak maka
ukuran benih yang dibeli adalah 1 – 2 inci. Pembudidaya ikan patin pola karamba membeli benih
dari distributor, sedangkan pembudidaya sistem fence membeli langsung dari tempat
pembenihan
PEMELIHARAAN
Sebagaimana telah dijelaskan pada awal Bab ini, tahapan kegiatan dalam budidaya ikan patin
meliputi pembenihan, pendederan dan pembesaran. Pada sistem karamba lazimnya hanya
dilakukan pembesaran, sementara pada sistem fence pembudidaya juga melakukan pendederan.
Sistem Fence.
(1). Pendederan
Pendederan dilakukan di dalam fence dengan menggunakan jaring hapa yang berukuran halus
atau yang biasa digunakan sebagai tempat penetasan telur pada pembenihan ikan mas.
Keuntungan yang diperoleh jika penebaran benih dilakukan dalam jaring antara lain dapat
menghindari serangan hama sehingga mortalitasnya rendah; mudah mengontrol dan memberi
pakan; dan mudah memanen hasilnya. Ukuran mata jaring harus disesuaikan dengan ukuran
benih patin yang ditebarkan untuk menghindari lolosnya benih patin dari dalam jaring. Ukuran
mata jaring yang umum digunakan adalah 3 x 3,5 x 0,75 cm.
Jaring harus bersih dan tidak sobek. Jaring dipasang di pinggir fence dan setiap sudut jaring
diikatkan ke bambu atau kayu sebagai penahan sehingga posisi jaring tetap. Ketinggian air
didalam jaring berkisar antara 50 – 75 cm. Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari
saat suhu masih rendah. Agar benih yang ditebar tidak mengalami stres, penebaran dilakukan
dengan aklimatisasi, yaitu melakukan penyesuaian suhu air di wadah pengangkutan terhadap
suhu air di dalam jaring dengan cara menambahkan atau mencampur air di dalam wadah
pengangkutan dengan air dalam jaring sedikit demi sedikit. Benih-benih patin yang ditebar
dibiarkan keluar dengan sendirinya. Padat penebaran adalah antara 75 – 100 ekor/m3 air.
Selama pendederan benih diberi pakan tambahan karena benih patin berada dalam wadah yang
terbatas sehingga tidak mungkin mendapat makanan alami. Makanan tambahan diberikan dalam
bentuk tepung sebanyak 3 – 5% dari berat total patin yang didederkan. Pemberian pakan
diberikan pada pagi, siang, sore dan malam hari. Lama pendederan sekitar satu bulan atau
disesuaikan dengan kebutuhan atau ukuran untuk pembesaran. Mortalitas selama pendederan
adalah sekitar 15%- 20% dari total benih yang didederkan.
Benih sudah dapat dilepaskan ke tempat pembesaran setelah mencapai ukuran untuk pembesaran
atau berumur satu bulan. Pemanenan dilakukan dengan mengangkat ketiga sudut bagian bawah
jaring secara perlahan-lahan. Benih akan terkumpul di sudut yang lain, kemudian benih di
tangkap dengan menggunakan alat tangkap halus berupa scop net dan selanjutnya ditampung
sementara di tempat penampungan atau langsung ditebar ke tempat pembesaran.
Padat penebaran merupakan hal penting yang harus diperhatikan pada saat menebarkan benih.
Jika padat penebaran tinggi, dikhawatirkan terjadi kanibalisme terhadap ikan-ikan yang lebih
lemah. Selain itu, ikan menjadi rentan terhadap penyakit akibat luka yang disebabkan oleh
senggolan antar ikan atau senggolan dengan dinding karamba. Padat penebaran juga harus
memperhatikan keterkaitan antara jumlah ikan yang ditebar dengan daya tampung optimal dari
tempat pembesaran. Sebagai pedoman, jumlah ikan yang akan ditebar dapat menggunakan rumus
sebagai berikut :
Penebaran benih ikan patin di sistem fence dapat dilakukan secara langsung dengan membiarkan
benih keluar dari jaring apung dengan sendirinya, tanpa aklimatisasi karena jaring pendederan di
tempatkan dalam fence. Padat penebaran benih menggunakan rumus sebagaimana dijelaskan di
atas.
Sistem Karamba
Pada budidaya sistem karamba hanya dilakukan pembesaran, tanpa pendederan. Oleh karena itu
pada buku ini tidak dijelaskan mengenai cara pendederan pada sistem karamba.
Pada tahap pembesaran, ukuran benih yang ditebar di karamba minimal telah mencapai berat 50
gr per ekor atau panjang 2,5 – 3,5 inci. Benih yang ditebar sebaiknya memiliki ukuran yang sama
dan seumur. Jika ada yang lebih besar atau lebih tua umurnya dikhawatirkan akan mendominasi
benih lainnya, baik dalam persaingan hidup maupun persaingan mendapat makanan. Padat
penebaran benih yang disarankan adalah sekitar 5 kg/m2. Padat penebaran sebanyak itu akan
menghasilkan panen sekitar 30 – 40 kg/m2.
Agar ikan patin yang ditebar di karamba jaring apung tidak mengalami stress, penebaran benih
patin sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu masih rendah. Penebaran dilakukan
dengan aklimatisasi yaitu benih patin yang berada dalam kantong plastik pengangkutan di
biarkan mengapung diatas air selama 5 – 10 menit. Selanjutnya kantong plastik dibuka dan
ditambahkan air dari karamba jaring apung sedikit demi sedikit kedalam kantong sampai kondisi
air di dalam kantong sama dengan kondisi air di dalam karamba jaring apung. Proses
aklimatisasi ini selesai jika ikan patin di dalam kantong plastik keluar dengan sendirinya ke
karamba.
Pakan harus mendapat perhatian yang serius karena pakan sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan berat ikan dan merupakan bagian terbesar dari biaya operasional dalam
pembesaran ikan patin. Berdasarkan hasil penelitian para ahli perikanan, untuk mempercepat
pertumbuhan ikan selama pembesaran, setiap hari ikan patin perlu diberikan makanan tambahan
berupa pelet sebanyak 3 – 5% dari berat total tubuhnya. Pemberian pakan dilakukan secara
bertahap sebanyak empat kali yaitu, pagi, siang, sore dan malam hari. Porsi pemberian pakan
pada malam hari sebaiknya lebih banyak daripada pagi, siang dan sore hari, karena ikan patin
lebih aktif pada malam hari.
Namun berdasarkan hasil wawancara dengan pembudidaya ikan patin di kabupaten OKI,
terdapat perbedaan antara hasil penelitian tersebut dengan pemberian pakan yang dilakukan baik
dalam hal jenis, jumlah dan saat pemberian pakan selama pembesaran. Pemberian pakan pada
sistem karamba dan fence yang dilakukan di kabupaten OKI adalah sebagai berikut :
– Sistem Karamba :
Pemberian pakan berupa pelet buatan pabrik pada sistem karamba dilakukan sejak benih ditebar
sampai saat ikan dipanen dengan jumlah pakan disesuaikan dengan umur ikan. Pemberian pakan
dilakukan hanya satu kali pada sore hari. Dengan padat penebaran 1.250 ekor per karamba,
pakan yang diberikan pada benih berumur 1-2 bulan adalah sebanyak 30 kg per bulan dan pada
umur 3-6 bulan sebanyak 300 kg per bulan.
– Sistem fence :
Pemberian pakan berupa pelet buatan pabrik pada sistem fence dilakukan sejak benih ditebar di
transito sampai benih berumur 2 bulan. Pada umur ikan 3 bulan pemberian pakan berupa pelet
buatan pabrik ditambah dengan pakan ramuan sendiri. Dosis pakan per 12.500 ekor penebaran
pada bulan pertama adalah 50 kg, pada bulan kedua 150 kg dan pada bulan ketiga 300 kg.
Setelah umur ikan lebih dari 3 bulan pakan yang diberikan hanya pakan ramuan sendiri. Bahan
baku untuk pembuatan pakan ramuan sendiri mudah diperoleh dan banyak terdapat di sekitar
lokasi pembesaran ikan. Pembuatan pakan buatan sendiri dilakukan setiap pagi dan pemberian
pakan dilakukan sekali sehari pada sore hari. Ada dua cara pembuatan pakan ramuan sendiri,
yaitu :
Bahan baku pembuatan pakan rebus terdiri atas ikan asin kualitas rendah (below standard = BS),
tepung katul dan dedak halus dengan komposisi sebagaimana terdapat pada Tabel 3. Jumlah
bahan baku yang disediakan adalah untuk pemberian pakan bagi 10 ribu ekor ikan.
Tabel 3.
Komposisi Bahan Baku Pakan Rebus Buatan Sendiri
a. Ikan asin
14 21 42 49
BS
b. Tepung
30 45 90 105
katul
c. Dedak
40 60 120 140
halus
Adapun peralatan yang digunakan untuk pembuatan pakan adalah wadah dari tong (ukuran
setengah drum), kompor pompa minyak tanah dan tungku masak. Cara membuatnya adalah
sebagai berikut. Campuran bahan diramu di dalam tong dan ditambah air bersih, diaduk sampai
rata dan direbus selama 2 jam, kemudian didinginkan. Setelah dingin, pakan yang masih
diwadahi dalam tong atau dimasukkan kedalam karung plastik diangkut dengan perahu ke lokasi
fence. Pemberian pakan dilakukan sekali dalam sehari pada sore hari dengan cara pakan
dikepalkan dalam genggaman kemudian disebarkan di seluruh permukaan air. Menurut
keterangan pembudidaya pemberian pakan dengan cara ini, hanya 75% pakan yang dapat
dimakan oleh ikan, sedangkan sisanya 25% tidak termakan dan terbuang oleh arus air sungai
yang mengalir.
Foto 4 : Pembuatan pakan rebus Foto 5 : Hasil olahan pakan rebus
Bahan baku untuk pembuatan pakan tidak dimasak terdiri dari dedak, ikan asin BS, ampas
singkong, bekatul dan ampas tahu. Komposisi dan jenis bahan baku pembuatan pakan tidak
dimasak buatan sendiri adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 4. Jumlah bahan baku pada
tabel dipergunakan untuk memberikan pakan bagi 12,5 ribu ekor ikan.
Tabel 4.
Komposisi Bahan Baku Pakan Tidak Dimasak Buatan Sendiri
a. Ikan asin
12 24 30 40 60
BS
b. Tepung
12 24 30 40 60
katul
c. Dedak
5 10 30 40 60
halus
d. Ampas ubi
10 20 30 40 60
kayu
e. Ampas
11 22 30 40 60
tahu
PENGENDALIAN HAMA
Serangan hama pada umumnya lebih banyak terjadi pada pendederan dan pembesaran karena
kegiatan tersebut dilakukan di alam terbuka, sedangkan pembenihan dilakukan di ruangan
tertutup. Hama ikan patin berukuran lebih besar dari pada ikan patin dan bersifat memangsa
(predator), sehingga secara fisik mudah dikenali. Jenis-jenis hama tersebut dan cara
pemberantasannya telah dijelaskan dimuka.
Penyakit yang sering menyerang ikan patin terdiri dari dua golongan yaitu penyakit infeksi yang
timbul karena gangguan organisme patogen dan penyakit non infeksi yang timbul karena
organisme lain. Penyebab penyakit infeksi adalah parasit, bakteri dan jamur yang dapat menular.
Sedangkan penyebab penyakit non infeksi adalah keracunan dan kekurangan gizi.
Parasit adalah penyakit bintik putih (white spot), yang terjadi akibat infeksi
Ichtyophthirius multifiliis yang biasanya menyerang benih berumur 1 – 6
minggu. Gejala serangan dicirikan dengan adanya bintik-bintik putih di lapisan
lendir kulit, sirip dan lapisan insang dan berenangnya tidak normal.
Penanggulangannya dengan menggunakan formalin yang mengandung
Malachite Green Oxalate (FMGO) sebanyak 4 gram/liter air. Pencegahan pada
ikan yang berukuran lebih besar adalah dengan perendaman selama 24 jam
dalam FMGO dengan dosis 10 ml/m3 air seminggu sekali.
Bakteri yang menyerang ikan patin adalah Aeromonas sp. dan Pseudomonas
sp. Serangan terjadi pada bagian perut, dada dan pangkal sirip disertai
perdarahan. Gejalanya lendir di tubuh ikan berkurang dan tubuhnya terasa
kasar saat diraba. Pencegahannya adalah dengan memusnahkan ikan yang
mendapat serangan cukup parah agar tidak menulari ikan yang lain. Jika
serangan belum parah dapat dilakukan pengobatan dengan cara perendaman
menggunakan larutan Kalium Permanganat (PK) sebanyak 10-20 ppm selama
30-60 menit. Cara pengobatan lain adalah perendaman dalam larutan
Nitrofuran sebanyak 5-10 ppm selama 12-24 jam atau dalam larutan
Oksitetrasiklin sebanyak 5 ppm selama 24 jam. Selain perendaman,
pengobatan dapat dilakukan dengan mencampurkan obat-obatan ke dalam
makanan seperti Chloromycetin sebanyak 1-2 gram per kg makanan.
Jamur dapat menyerang ikan patin karena adanya luka-luka di badan ikan.
Jamur yang sering menyerang adalah dari golongan Achlya sp. dan
Saprolegnia sp. Ciri-ciri ikan patin yang terserang jamur adalah adanya luka di
bagian tubuh terutama di tutup insang, sirip dan bagian punggung. Bagian-
bagian tersebut ditumbuhi benang-benang halus seperti kapas berwarna putih
hingga kecoklatan. Pencegahannya adalah dengan menjaga kualitas air yang
sesuai dengan kebutuhan ikan dan menjaga agar tubuh ikan tidak terluka.
Cara pengobatannya adalah dengan perendaman dalam larutan Malachite
Green Oxalate dengan dosis 2-3 gram/m3 air selama 30 menit, diulang sampai
tiga hari berturut-turut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pembudidaya di kabupaten OKI, serangan hama dan
penyakit terhadap ikan patin yang dipelihara relatif sedikit. Gejala penyakit yang sering timbul
adalah kurangnya nafsu makan ikan, terutama pada musim kemarau. Untuk mengatasi hal
tersebut biasanya digunakan multivitamin Previta Fish P yang dicampur dalam makanan buatan
sendiri atau pemberian makanan berupa pelet buatan pabrik yang sudah mengandung vitamin.
Untuk serangan penyakit tertentu yang mengakibatkan kematian ikan digunakan obat Khemy
dengan dosis pengobatan 1,5 sendok teh yang dicampur dalam pakan buatan sendiri.
PANEN
Pada umumnya panen pada pembesaran ikan patin dapat dilakukan setelah 6 – 12 bulan pada
saat ikan mencapai ukuran berat satu kilogram. Ikan patin yang dipelihara di karamba jaring
apung dengan ukuran awal 5 inci membutuhkan waktu selama 6 – 8 bulan untuk mencapai
ukuran satu kilogram. Sedangkan ikan patin yang dipelihara dengan sistem fence dengan ukuran
awal 1,5 – 2 inci membutuhkan waktu selama 8 – 12 bulan untuk mencapai ukuran satu
kilogram. Pemanenan dilakukan secara selektif karena pertumbuhan ikan tidak seragam.
Cara panen ikan patin adalah dengan menggunakan serok atau alat tangkap lainnya. Penanganan
saat pemanenan harus hati-hati dan menghindari adanya luka karena dapat menurunkan mutu dan
harga jual ikan. Penangkapan langsung menggunakan tangan sebaiknya tidak dilakukan karena
tangan bisa terluka terkena patil atau duri sirip ikan. Untuk menjaga mutu ikan yang dipanen,
sehari sebelum dipanen biasanya pemberian pakan dihentikan (diberokan). Ikan patin yang
dipanen dimasukkan dalam wadah yang telah diisi dengan air jernih sehingga ikan tetap hidup
dan tidak stress.
KENDALA PRODUKSI
Pada saat ini di daerah OKI belum ada UPR ikan patin dan produksi benih oleh UPR di
Palembang belum mencukupi permintaan masyarakat Sumsel. Oleh karena itu benih ikan patin
didatangkan dari Bogor dan daerah lain di Pulau Jawa. Walaupun keadaan transportasi cukup
baik, namun keadaan ini dapat menjadi kendala di masa yang akan datang, yaitu harga benih
menjadi lebih mahal dan jumlah pasokan benih sulit diprediksi, sehingga akan mempengaruhi
usaha budidaya pembesaran ikan patin di daerah ini. Kendala lain yang dihadapi adalah usaha
pembenihan ikan patin memerlukan biaya cukup tinggi karena usaha pembenihan memerlukan
persyaratan teknologi budidaya tertentu. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah ini adalah Pemerintah Daerah setempat bekerjasama dengan Balai Penelitian Perikanan
Air Tawar di kecamatan Mariana dan dinas terkait, membantu pengadaan unit-unit pembenihan
ikan patin.
Dalam budidaya ikan air tawar, pakan merupakan kebutuhan primer untuk mempercepat
pertumbuhaan ikan. Ikan patin termasuk salah satu jenis ikan air tawar yang lahap dalam
konsumsi pakan. Pakan buatan pabrik relatif mahal, sehingga masyarakat berusaha mengganti
pakan pabrik dengan pakan buatan sendiri yang bahan bakunya diperoleh dari daerah sekitarnya.
Masalahnya adalah dosis pakan buatan sendiri belum dapat dipastikan sesuai dengan kebutuhan
ikan, sehingga efisiensi penggunaannya belum diketahui. Usaha yang perlu dilakukan untuk
mengatasi hal ini adalah dilakukannya penelitian, penyuluhan dan pelatihan oleh pihak yang
berkepentingan kepada para pembudidaya dalam pembuatan pakan buatan yang memenuhi
syarat teknis budidaya dan secara ekonomis menguntungkan.
Oleh karena sistem fence baru berkembang dalam tiga tahun terakhir, maka kendala utama yang
dihadapi oleh calon pembudidaya ikan patin yang akan memakai sistem ini adalah dalam hal :
penguasaan teknik konstruksi fence; penguasaan manajemen pemeliharaan ikan patin; dan belum
adanya informasi mengenai rencana lokasi lahan budidaya. Kendala teknik konstruksi dan
manajemen pemeliharaan dapat diatasi apabila lembaga terkait aktif memberikan penyuluhan
dan pelatihan ketrampilan kepada masyarakat calon pembudidaya. Lembaga terkait saat ini telah
memberikan penyuluhan dan pelatihan, namun masih perlu ditingkatkan. Sedangkan kendala
informasi dapat diatasi dengan keaktifan dua belah pihak yaitu Pemerintah dan calon
pembudidaya untuk saling mencari dan menyebarluaskan informasi mengenai rencana
peruntukan lokasi budidaya ikan patin. Ketepatan lokasi penting agar tidak merugikan seluruh
pihak baik pembudidaya, pemerintah daerah maupun bank apabila proyek dibiayai oleh bank.
Kerugian perlu dicegah karena budidaya ikan patin adalah usaha yang terkait erat dengan usaha
pada sektor-sektor lain baik usaha-usaha disektor hulu maupun sektor hilir. Usaha ini mempunyai
kaitan dengan sektor hulu karena:
memanfaatkan limbah produk ikan olahan dan hasil sampingan industri kecil
pengolahan hasil pertanian sebagai bahan baku untuk pakan ikan
menghidupkan usaha produksi dan jasa penyediaan benih dan saprokan
lainnya.
Sedangkan di sektor hilir usaha ini dapat menghidupkan kegiatan ekonomi yang mencakup usaha
sektor pedagangan ikan, usaha rumah makan/restoran, usaha transportasi dan pelayanan kredit
perbankan. Sektor usaha budidaya ikan patin juga memberikan sumbangan bagi pemerintah
daerah berupa Pajak Bumi dan Bangunan dan retribusi usaha budidaya ikan.
56 thoughts on “ASPEK
PRODUKSI, BUDIDAYA
PEMBESARAN IKAN PATIN”
1. CITRAKARYA NUSANTARA
1. usto
2. Jusuf Wibisono
3. Rans
19 February 2008 at 1:12 p02 Reply
Assalamualaikum Wr. Wb
4. Ramdani
Assalamualaikum
Saya pendatang baru dlm bidang ini. info yang anda berikan sangat
bermanfaat bagi saya. terimakasih. Untuk info-info yang lain sangat
saya tunggu sekali.
5. suryadi
Terima kasih !
tulisannya sangat baik, terutama buat saya yang awam akan
perikanan. dan ada pertanyaan : apakah ikan patin bisa dipelihara di
kolam tembok dengan kedalaman air sekitar 2 m ?
6. ikanmania
bisa, tapi aerasi harap dijaga. Air kolam yang mengalir akan sangat
baik dan merangsang pertumbuhan
7. yupy
Assalamualaikum,
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada penulis dengan
adanya tulisan saudara ini saya jadi tambah pengetahun
selanjutnya saya mau mengajukan pertanyaan kepada penulis
seputar ikan lele apa kelebihan dan kekurangan dari pemijahan
secara alami dengan pemijahan dengan cara suntik dan lebih bagus
mana bibit ikan hasil pemijahan suntik atau yang secara alami
mohon penjelasan dari penulis terima kasih sebelumnya
Wasallam…
8. Ary Dwinanto
Buat Penulisnya…
Maturnuwun telah berbagai Ilmu dan Wawasan….saya sangat
terbantu mengenai budidaya ikan patin….semoga tulisan anda
sangat bermanfaat buat yg lain…amin….
ARY di SOLO
assalamualaikum.
hebat, tulisan yang bermanfaat, semoga dapat memajukan para
pembudidaya ikan patin. Semoga Allah membalas dengan
keberkahan dan menjadi amalan yang tidak putus. Saya mohon izin
mengutip tulisan ini sebagai bahan ajar.
Terimakasih.
10. Thara
assalamualaikum.
terima kasih atas tulisannya. mohon penjelasan dengan pemberian
pakan pola pelet tersebut, berapa prosentase pakan yang jadi
daging. Apakah bisa 100% atau bahkan lebih, berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk membesarkan benih 1 inci menjadi ukuran
700 gram.
terima kasih. semoga menjadi amal sholeh buat bapak
13. chaa
yth penulis…
trimakasih untuk keterangan tentang pemeliharaan ikan patinnya
dengan berbagai metode pemeliharaan….. tapi saya koq belum
menemukan sistem pengangkutan ikan patin yah…?soalnya saya
sedang memerlukan informasi itu untuk mengangkut patin dengan
kepadatan yang tepat agar ikan tidak stress….penting juga lho buat
yg mau usaha patin supaya aman saat mendatangkan benih…..
14. kodir
15. anggit
16. ediwan
17. Ghani
10 April 2009 at 1:12 p04 Reply
Assalammuallaikum Wr. Wb
18. OZI
19. nandang
1. adam
20. patria
21. adam
1. chariyadi
salam kenal semua,saya juga udah mulai pelihara patin sejak mei
,udah lumayan ,,senang sekali bila ada komunikasi antar
penggemar dan praktisi,saya di palembang,skala pemeliharaan
lumayan ,sdh produksi sendiri pelet apung melayang dg protein
30%,lemak 6% dan serat 8%,harga jual 3300/kg,kapasitas saya
produksi 600kg /hari yang minat dapat kontak saya ,terutama yg
di wilayah sumsel,salam,
22. adhe
23. Agung
HIIIIIIIIIIIIIIIIIII
25. saifullah
26. supri
Salam hangat,
saya baru menemukan blog ini yang sudah lama saya cari dengan
penjelasan seperti di atas,karena saya tertarik untuk belajar cara
budidaya ikan patin skala rumahan.
Saya ingin tanyakan masalah modal awal kira kira berapa untuk
pembesaran sekala rumahan dengan luas tanah 15×3,m/2, dan
syarat apa saja yang harus di persiapkan untuk memulai
pemeliharaan ikan patin dari nol hingga panen.
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
salam…..SUPRI..bogor
email. supriclub@yahoo.com
27. nandang
28. nandang
29. WASKITO
Budi daya ikan patin saat ini memang bagus daripada gurami, ikan
patin adalah ikan yang tahan banting,,kuat,, dibandingkan dengan
ikan gurami mudah stress dan gampang mati,,, namun harga ikan
patin saat ini di Jombang jawa Timur sekitar Rp.9.500 perkg. di
bandingkan dengan ikan gurami Rp.17.000/kg nya tapi gampang
mati. dan lama pemeliharaannya sama hampir 1 tahun untk
mencapai ukuran 500-700 ons, dengan stok pelet 1 bulan 60kg =
300.000 x 12 (1 tahun) 3.600.000,- (2000 ekor patin, 500 ekor patin
berat mencapai 300 kg, x 4=1,2 ton (1200 kg x
9,500= Rp.11.400.000-3.600.000(pakan) =7.800.000-400.000
(bibit)=7.400.000 bersih pertahun untuk 2000 ekor
31. nugroho
Thx
32. galuh
33. hakim
34. wawan
36. qoqo
38. mujiyono
39. hendra
salam
terima kasih kepada penulis yg telah meluangkan waktu dan pikiran
untuk berbagi ilmu disini
ada satu hal yg mau di tanyakan, apakah patin bisa dipelihara di
kolam semen?
apakah pertumbuhannya jadi lebih lambat?
40. siswo
42. erichmeno
45. agus
numpang absen
51. samsu
52. andy
ASPEK KEUANGAN,
BUDIDAYA PEMBESARAN
IKAN PATIN
Rate This
tempat kuliah paling fleksibel SARJANA NEGERI 3 TAHUN – TANPA SKRIPSI ABSENSI HADIR BEBA
BERKUALITAS – IJAZAH & GELAR DARI DEPDIKNAS MURAH DAPAT DIANGSUR TIAP BULAN -terim
pindahan dari PTN/PTS lain
1. Usaha perorangan
Tabel 5.
Jadwal Tebar Benih dan Panen Sistem Fence
Bulan
Tahun t/p Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
a. Tahun 1
c. Tahun 3
d. Tahun 4
Arti dari angka-angka dalam baris tebar dan panen, misalnya 141,
adalah sebagai berikut:
Angka I (1 digit) menunjukkan tahun (1 s/d 4),
angka II (1 digit) menunjukkan jumlah unit fence (2 dan 4),
angka III (1 digit) menunjukkan tahap t/p (1 s/d 6)
t = tanam; p = panen
Semester 1 Semester 2
Bulan Bulan
Uraian
Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
a. Tahun 1
b. Tahun 2
c. Tahun 3
d. Tahun 4
Arti dari angka-angka dalam baris tebar dan panen, misalnya 111,
adalah sebagai berikut :
Angka I (1 digit) menunjukan tahun (1 s/d 4), angka II (1 digit)
menunjukan semester (1dan 2), angka III (1 digit) menunjukan tahap
tanam/panen (1 dan 2)
t = tanam; p = panen
Tabel 7.
Asumsi dan Parameter Analisis Keuangan Sistem Fence
5 Tenaga kerja
a. Manajemen (dalam keluarga) Orang 1
10 Produksi ikan
a. Siklus panen per tahun Kali 1
Tabel 8.
Asumsi dan Parameter Analisis Keuangan Sistem Karamba
5 Tenaga kerja
6 Survival rate % 85
9 Produksi ikan
a. Biaya Investasi
Tabel 10.
Rincian Biaya Investasi per Skala Usaha Sistem Karamba
b. Biaya Operasional
Fence Karamba
No Komponen biaya
2 Pakan
4 Pemeliharaan 9.430.900 0
Tabel 12.
Rincian Sumber Dana Proyek Sistem Fence dan Karamba
Tabel 13.
Jadwal Angsuran Kredit Sistem Fence
Angsuran Saldo
Tahun
0 0
Tahun 2 207.893.707 27.286.049 235.179.756
Sumber : Lampiran 3.9
Tabel 14.
Jadwal Angsuran Kredit Sistem Karamba
Angsuran Saldo
Tahun Periode
Tahun 0
3.811.041 7.939.669
Semester 2 2.646.556 1.164.485 5.293.113
Tabel 15.
Proyeksi Produksi dan Pendapatan Sistem Fence dan Karamba
Fence Karamba
No Uraian
10.875
1 Produksi per unit (kg ikan) 903
87.000 2.709
a. Produksi (kg)
739.500.000 21.404.063
b. Nilai penjualan (Rp)
239.250 2.709
a. Produksi (kg)
2.033.625.000 21.404.063
b. Nilai penjualan (Rp)
24.477.750 332.500
a. Investasi
299.062.500
b. Ikan yang belum dipanen *) 0
323.540.250 332.500
Jumlah (Rp)
Ikan patin tidak selalu memilih jenis kolam tertentu. ikan ini dapat di
pelihara dan tetap bisa tumbuh dengan baik di berbagai jenis kolam.
Jenis kolam yang bisa di gunakn untuk pembesaran ikan patin
yaitu :
1. Kolam Irigasi
1. Kolam Irigasi
Cara Mudah Budidaya Ikan Patin Pada Kolam
Jenis tanah yang baik selain menjadi sumber hara juga menentukan
sifat fisika dan kimia air kolam. Selain itu tekstur tanah juga harus
diperhatikan untuk tingkat rembesan. Oleh karena itu kolam di buat
pada tanah yang bertekstur liat karena sangat kedap air
( mempunyai tingkat rembesan yang relatif kecil ). baca
jugamanfaat ikan mas
Sumber air yang masuk kedalam kolam juga harus di ketahui.
Sumber air untuk jaringan irigasi adalah air tanah yang mengalir
pada aliran tanah yang lebih rendah melalui sungai. Selanjutnya, air
ini di alirkan lagi dari sungai melalui aliran-aliran irigasi. dalam
perjalananya air tersebut melewati berbagai jenis tanah. bila melalui
tanah yang mengandung kapur air akan bersifat alkali (basa).
Sebaliknya air yang melalui rawa akan bersifat asam.
Kolam tadah hujan ini adalah kolam yang hanya mendapat sumber
air dari hujan. Kolam tadah hujan di buat bila di sekitar kita tidak
tersedia sumber air irigasi atau pun sumber air tanah. Jadi sumber
air untuk mengisi air kolam sepenuhnya berasal dari air hujan.
karena hanya mengandalkan air hujan maka curah hujan akan
menentukan jumlah atau volume atau air kolam.
Umumnya kolam rawa bersifaf sangat asam (pH rendah, kurang dari
4). Sifat tanah dan air kolam yang asam sebenarnya tidak cukup
baik untuk pembesaran ikan patin. Namun hal ini dapat di atasi
dengan teknik reklamasi (pericucian). caranya kolam rawa tersebut
di aliri air baru untuk mempercepat proses pelepasan material asam
dan selanjutnya di buang ke perairan ke yang lebih luas.
Upaya lain untuk menaikan pH pada kolam rawa non pasang surut
adalah dengan pengapuran. biasanya efek kapur akan sangat
membantu bila terlebih dahulu kolam di reklamasikan sebelum
kolam di kapur. pengapuran di lakukan pada dasar kolam dan
selanjutnya untuk menjaga stabilitas air dapat di tambahkan kapur
dengan dosis yang lebih rendah. Baca Juga manfaat ikan gabus
1. Persiapkan Kolam
2. Pengisian Air
3. Tebar Benih
Siapkan Ember/Bak.
Ikan Patin tergolong ikan yang rakus makan seberapapu kita kasih
makan maka akan habis tetapi langkah tersebut tidak efektif.
frekuesi pemberian pakan cuku dengan pagi siang dan malam hari
dengan jenjang waktu pagi hari pukul 06.00 WIB siang hari pukul
13.00 WIB dan Malam Hari pukul 20.00 WIB dengan jumblah 30 %
pagi hari, 30 % siang hari, 40 % malam hari. dengan kandungan gizi
protein 25%, karbohidrat 25%, lemak 35%. pakan dapat di berikan
berupa pelet ikan dan pakan tambahan pakan buatan.
5. Perawatan
6. Panen
BAB I PENDAHULUAN
Dahulu pembudidaya ikan hanya mengenal kolam tanah , kolam tembok, dankeramba sebagai
wadah budidaya ikan. Seiring dengan perkembangan teknologipertanian dan ketersediaan baha
n material, banyak peternak yang berimprovisasimenerapkan ujicoba pemeliharaan ikan di kola
m alternatif.Salah satunya yang lagingetren adalah kolam terpal.Ikan yang termasuk Pangasida
e ini tidak memerlukan airmengalir untuk membesarkan diri.Bahkan ikan patin ini mampu tumbu
h normal diperairan yang minim oksigen.
Namun perlu diketahui terutama pada stadia benih ( larva ) sangat sensitifterhadap perubaha
n cuaca.Banyak dilaporkan terjadinya kematian masal akibatperubahan suhu air dan udara sec
ara mendadak.Kondisi ini terjadi ketika anomali cuacaberlangsung, seperti kemarau panjang at
au musim hujan yang berbeda dari biasanya.
Namun dibalik itu ada satu hal yang menguntungkan dari ikan patin ini. Ikan inisangat toleran t
erhadap pH air.
a. Pompa
Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan air dari sumur, atau sungai menuju kolam terpal.Umumn
ya pompa banyak dijual di pasaran dengan kapasitas 42 liter per menit.
b. Slang atau paralon
c. Aerator atau blower
Alat ini dipakai jika tingkat penebaran tinggi, terutama pada stadia benih.
d. Ember atau baskom
e. Krakat atau waring yang sudah dimodifikasi dengan ditambahkan pemberat /timah
Fungsinya untuk panen benih.
BAB III KARAKTERISTIK IKAN PATIN
a. Sistematika
Didaerah , ikan patin lebih dikenal dengan sebutan ikan jambal atau pangasius,sedangkan nam
a asingnya adalah catfish. adapun sususnan lengakap sistematika ikanpatin sbb :
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Family : Pangasidae
Genus : Pangasius
Species : Pangasius pangasius
Nama inggris : Catfish
Nama lokal : Patin
b. Syarat hidup
Toleran terhadap pH dengan kisaran 5 - 9, dengan kandungan oksigen terlarut 3 - 6 ppm, CO2
9 - 20 ppm, dan alkalinitas 80 - 250 ppm. Suhu air pada kisaran 28 - 30derajat celcius.
c. Kebiasaan hidup
Di alam bebas ikan patin biasanya bersembunyi di dalam lubang. ikan ini keluar daritempat pers
embunyiannya setelah hari mulai gelap atau dikenal dengan istilah nokturnal. Di
habitat aslinya ikan ini lebih menetap di dasar perairan ketimbang di permukaan ataudikenal de
ngan ikan dasar ( demersal ).
Hal ini dibuktikan dengan bentuk mulutnya yanglebar. Secara alami , makanan ikan patin di ala
m adalah ikan-ikan kecil, cacing,serangga, udang-udangan, molusca, dan biji-bijian, sehingga di
golongkan kedalam ikanomnivora.
d. Karakteristik daging
Ikan patin mempunyai rasa yang khas dibanding ikan dari keluarga lele-lelean yang
laindengan kandungan gizi sbb:
Prot : 68,6%
Lemak : 5,8%
Abu : 3,5%
Air :59,3%
Selain itu bobot ikan setelah disiangi sebesar 79,7% dari bobot awal
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari pendederan 1. Kegiatan pendederan 2sebaiknya dilakuk
an di tempat yang tidak terkena cahaya langsung. Apabila dilakukandiluar ruangan, hendaknya
kolam diberi naungan terpal. Berikut urutan kegiatanpendederan 2 di bak terpal :
Sebelum mulai , pastikan terpal tidak bocor. Selain itu sebaiknya di sekitar kolamtidak ada poh
on besar yang dapat menghambat sinar matahari masuk. Jika benih yangditebar berasal dari te
mpat lain, sebaiknya pengangkutan benih dilakukan pada saat pagiatau sore hari dengan meng
gunakan plastik yang diberi oksigen. Sebelum benih ditebar,lakukan aklimatisasi terlebih dahulu
dengan cara membiarkan kantong plastik berisi benihterapung apung di atas permukaan air sel
ama 10-15 menit. Setelah itu buka plastik danbiarkan benih keluar dengan sendirinya. Padat te
bar patin untuk pembesaran ukuran 2,5inchi umumnya 5-10 ekor per
m2 Benih yang baik adalah benih yang kondisinya sehat,tidak cacat dan ukuran seragam. Berik
ut ini ciri-ciri benih patin yang baik berdasarkanStandar Nasional Indonesia (SNI) :
1. Benih hasil pemijahan induk kelas pokok antara induk jantan dan betina sebaiknyabukan ber
asal dari satu keturunan.
2. Bagian kepala dan punggungnya berwarna hitam keabu-abuan, sedangkan perutnyaputih ke
perakan.
3. Bentuk mata bulat menonjol.
4. Bentuk tubuh seperti ikan dewasa.
5. Gerakan aktif dan berenang horizontal.
Untuk mempercepat pertumbuhan patin, selama dipelihara di kolam terpal.berikan pakan buat
an seperti pelet komersil, maupun pakan alternatif. Untuk menyiasatiharga pelet yang semakin
mahal, umumnya pembudidaya menggunakan pelet komersiluntuk tahap awal pemeliharaan ya
kni kurang lebih selama satu bulan. Selanjutnyamereka mengganti dengan pakan racikan sendi
ri. Selain itu ikan patin juga bisa diberipakan alternatif berupa roti atau mie bekas,sosis atau nug
get kadaluarsa dan makanansisa lainnya.
Penggantian air dilakukan jikan kondisi air sudah jelek , yakni kotor, keruh , bau danberlumut.
BAB VI PEMENENAN
Panen pada akhir pembesaran setelah 6-8 bulan pemeliharaan, sejak pendederan 1sampai pe
mbesaran. Umumnya berat patin yang diinginkan pasar sekitar 250 gram perekornya.
26
SHARES
INDEKS BERITA
BERITA TERKAIT
Untung berlipat budidaya benih patin (1)
Sama seperti ikan tawar lainnya, budidaya ikan patin tidak begitu
memerlukan perlakuan khusus. Deni Rusmawan, salah seorang
pembudidaya ikan patin asal Sukabumi, Jawa Barat, bilang,
budidaya ikan patin terbagi dalam tiga tahap.
Yakni, tahap pembenihan, pendederan dan pembesaran. Di tahap
pembenihan, pebudidaya fokus pada usaha penetasan telur ikan
patin hingga menjadi benih.
Bila dalam satu kolam menampung 5.000 ekor patin dan ingin
menghasilkan total bobot 100 kg, pemberian pakannya mencapai
sekitar 10% dari total target berat hasil panenan. "Jadi kalau ingin
menghasilkan 100 kg ikan, pemberian pakannya 10 kg selama
proses pembesara tersebut," ujar Deni.
(Selesai)
Barang-barang yang perlu dipersiapkan sebelum membuat filter kolam sederhana antara lain:
Drum/Tong bisa juga memanfaatkan ember yang berukuran cukup besar, pipa pralon, shock drat, L
pralon, T Pralon, lem pralon, gergaji besi dan peranngkat pendukung lainnya.
Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membuat filter kolam sederhana.
1. Buat lubang pada bagian bawah/dasar drum dengan ukuran disesuaikan dengan ukuran pipa/sho
drat, lubang ini difungsikan sebagai lubang pembuangan saat filter dibersihkan.
Buat Lubang pada bagian bawah samping sesuaikan pula dengan ukuran pipa/shock drat. Lubang i
difungsikan sebagai inlet filter dari air kolam.
Buat Lubang pada bagian samping atas drum, ini difungsikan sebagai outlet air masuk kembali ke
kolam atau ke tong/drum yang berikutnya jika mau di cascade.
2. Pasangkan Pipa pralon pada inlet filter dengan bentuk seperti pada gambar. Bentuk pipa dengan
menggukanan T dan L seperti itu diharapkan membuat kotoran dari kolam akan mengendap di das
filter, sehingga tidak kembali lagi ke kolam dan mudah dibersihkan.
3. Tambahkan Media filter bisa menggunakan apa saja , paling sederhana menggunakan kassa untu
menyaring agar kotoran tidak naik.
Media Filter Pada Filter Sederhana
4. Pasang Pipa untuk Outlet, pipa outlet filter juga diberikan L menghadap ke atas. Hal ini dimaksud
untuk menangkap udara masuk bersama air kembali ke kolam sehingga meningkatkan kadar oksig
pada air kolam. Selain itu kotoran yang lolos ke atas tidak masuk ke kolam tetapi kembali mengend
ke dasar filter.
5. Instalasi pipa untuk bottom drain , diberikan kran buka tutup. Bisa dilakukan sebelum langkah
memberikan media filter agar lebih mudah.
Setelah semua Instalasi selesai dilakukan. Filter sederhana buatan sendiri siap diaplikasikan pada
kolam, bak fiber atau kolam terpal. Selain dengan cara ini filter sederhana bisa dibuat dengan mod
cascade dengan media filter yang bisa bervariasi. Hasil akhir dari filter sederhana buatan sendiri se
gambar dibawah. Selamat berkreasi.
Sumber:
http://www.koiclay.com/diy/pg5.htm