Anda di halaman 1dari 259

Bikin Pakan Sendiri, Peternak

Lele Lebih Untung


Published on October 23, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0

Para pembudidaya lele yang tergabung dalam Kelompok Mina Siwani Desa Singodutan,
Kecamatan Selogiri, Wonogiri menggelar panen raya lele, kemarin. Pada panen kali ini,
mereka mampu meraup keuntungan yang lebih besar. Pasalnya, mereka tidak
menggunakan pakan pabrik, melainkan membuat pakan sendiri.

Anggota kelompok Mina Siwani, Sarno memaparkan, pakan buatan sendiri mampu
menekan biaya pemeliharaan hingga 50%. Pakan ikan dibuat dari berbagai bahan
alternatif. Antara lain berupa tepung ikan rucah (ikan sisa), bekatul, roti afkir, daun pepaya,
hingga daun kelor.

Pembuatan 20 kilogram pakan hanya menelan biaya Rp 57.500. Dengan demikian, biaya
pembuatan pakan hanya sekitar Rp 2.300 per kilogram. Biaya tersebut jauh lebih hemat
dibandingkan dengan membeli pakan pabrik yang harganya berkisar Rp 8.666 per
kilogram.

Ketua paguyuban pembudidaya ikan Mina Selomanis Kecamatan Selogiri, Siswanto


menuturkan, sebanyak 1.750 benih ikan lele dibudidayakan selama tiga bulan lebih. Saat
panen, mampu menghasilkan 167,5 kilogram ikan. Pakan buatan sendiri mampu memberi
keuntungan hingga Rp 700.000 per seribu benih ikan lele. Adapun pakan pabrikan hanya
memberi keuntungan Rp 300.000 per seribu benih ikan lele.

Meski demikian, mereka belum bisa membuat pakan yang mampu mengapung. “Kami
sedang mencari resep bagai mana caranya agar pakan bisa mengapung di air. Pakan yang
kami buat ada yang mengapung, tetapi masih ada juga yang tenggelam,” katanya. Camat
Selogiri, Bambang Haryanto mengatakan, upaya mereka untuk membuat pakan sendiri
sungguh luar biasa. “Semangat yang luar biasa. Roti afkir bisa jadi pakan ikan,” ujarnya.

Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) Wonogiri, Rully Pramono
Retno menambahkan, pembudidaya hendaknya juga memperhitungkan biaya tenaga kerja
dan biaya bahan bakar jika ingin mengembangkan usaha lebih besar. Pihaknya
menyarankan agar pembudidaya getol mencari informasi agar dapat membuat pakan yang
mampu mengapung.

“Pada 28 Oktober nanti, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kelautan dan
Perikanan akan hadir ke Nguntoronadi. Silahkan bertanya bagai mana cara membuat
pakan agar terapung,” tuturnya. (Sumber : Suara Merdeka

Eko Mulyadi Makmurkan


Warganya Dengan Ternak Lele
Published on October 31, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
Saat orang lain berduyun-duyun mengejar mimpi di Ibukota, Eko Mulyadi justru sibuk
membangun desa tercintanya di Desa Karang Patiang, Kecamatan Balong, Kabupaten
Ponorogo, Jawa Timur.

Kini, Pria muda tersebut telah memberdayakan masyarakat sekitar menjadi peternak lele,
kambing dan perajin keset.

Sambil bercerita, Eko menggambarkan kondisi perekonomian warga di desanya dengan


mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Sayangnya, keadaan lahan yang kering
kerap mempersulit warga setempat untuk bercocok tanam karena harus mengandalkan
musim hujan.

“Kalau musim kemarau tidak ada aktifitas alias menganggur sehingga ini yang
menyebabkan kemiskinan. Kebanyakan mereka berasal dari keluarga miskin dengan
beberapa anggota keluarga,” ungkap dia kepada Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis
Kamis (31/10/2013).

Jiwa mulia sepertinya sudah tertanam dalam diri Kepala Desa Karang Patiang ini.
Pasalnya, dia memfokuskan program pemberdayaan beternak lele kepada warganya yang
mengalami keterbelakangan mental.

Saat ini, Eko menyebut, basis penduduk di desanya mencapai 5.800 jiwa terdiri dari 1.845
kepala keluarga (KK), yakni kalangan sangat miskin sebanyak 290 KK, sebanyak 560 KK
merupakan warga miskin dan 48 KK mengalami keterbelakangan mental atau 98 jiwa.

“Mulanya, kami kirim-kirim proposal mengenai program beternak lele lalu bertemu dengan
Bank Indonesia (BI) cabang Kediri yang akhirnya membantu kami membuat kolam-kolam
lele pada tahun 2004. Mengajari masyarakat cara beternak lele yang menghasilkan uang,”
tambah lulusan SMK Negeri 1 Ponorogo itu.

Kala itu, dia memaparkan, BI memberikan bantuan untuk membuat satu kolam lele besar
berukuran 6×24 meter, lalu kembali mendirikan 12 kolam kecil bagi masyarakat seluas 1×2
meter.

“Sekarang sudah ada 57 kolam kecil dan 87 kolam besar. Investasi yang dibutuhkan untuk
membuat kolam beserta bibit dan pakan lele mencapai Rp 1,5 juta dan diberikan secara
gratis. Mereka tidak perlu mengeluarkan apa-apa lagi, yang penting kemauan untuk
belajar,” sambung Eko.
Hasilnya, mahasiswa semester akhir jurusan Manajemen Bisnis di Universitas
Muhammadiyah Ponorogo ini mengatakan, satu kolam lele kecil tersebut bisa menampung
hingga 1.000 ekor lele.

“Setiap 90 hari sekali, lele biasanya panen. Dan dalam setahun bisa sampai empat kali
memanen hasil ternak ikan lele. Namun omzet dari beternak lele sebesar Rp 100 ribu-Rp
250 ribu per bulan dalam satu kali panen dan diambil bersama Papua,” paparnya.

Sambil menunggu hasil panen, kata Eko warga setempat bisa menyambinya dengan usaha
beternak kambing dengan hasil baru terlihat selama satu tahun. Sedangkan untuk
menambal penghasilan sehari-hari, warga bisa memproduksi keset berbahan baku kain
bekas.

“Ambisi saya ke depan adalah bisa meng-cover seluruh warga baik yang sangat miskin,
miskin dan keterbelakangan mental supaya bisa memiliki kemampuan dan keahlian dalam
beternak lele,” ujar Suami dari Yuliana itu. (Sumber : Liputan 6)

Pakan Lele Murah Meriah Dari


Kotoran Puyuh
Published on October 10, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
Peternak ikan lele kini bisa menekan biaya pakan ternak mereka hingga sekira 50%. Bila biasanya
mereka butuh Rp9.000 untuk membeli 1 kilogram (kg) pakan ikan lele, kini cukup dengan Rp5.000,
mereka bisa memberi pakan tinggi protein bagi lele yang dibiakkan.

Ketua Tim Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) UNS Ir. Suyono menjelaskan, harga
pakan ikan yang mahal mengakibatkan usaha budidaya ikan banyak mengalami kerugian. Padahal,
di sisi lain, pemerintah sedang menggalakkan program masyarakat gemar makan ikan.

“Itulah yang memunculkan wacana perlu upaya menemukan pakan lele yang murah dan ramah
untuk masyarakat,” ujar Suyono.

Bersama timnya, Suyono pun merekayasa kotoran burung puyuh untuk dijadikan alternatif pakan
ikan lele. Awalnya, peternak burung puyuh ini merasa tertantang untuk memanfaatkan kotoran
burung puyuh yang tersedia melimpah untuk dijadikan pakan lele. Selain murah, kata Suyono,
kotoran burung puyuh dipilih karena kandungan proteinnya yang tinggi dibandingkan kotoran ayam.

“Kandungan protein kotoran burung puyuh adalah 21 persen, sedangkan kandungan protein dalam
kotoran ayam petelur 11-14 persen,” jelasnya.

Suryono mencampur kotoran burung puyuh dengan bulu ayam dan sisa ikan asin. Bulu ayam
berfungsi membuat pakan lele dapat mengambang di air. Sisa ikan asin digunakan untuk
menambah nafsu makan ikan lele.

Pembuatan pakan lele dengan pemanfaatan limbah organik tersebut, menurut Suryono
menggunakan perbandingan 1:1:1. Satu kg kotoran kering burung puyuh dicampur 1 kg bulu ayam
yang telah dipresto dan 1 kg ikan asin.

“Setelah dikeringkan, kemudian digiling menjadi tepung dan dicampur. Baru kemudian diproses
menjadi pelet,” urai Dosen Fakultas Pertanian UNS itu.

Suryono mengimbuh, bila dijual, pakan lele dari limbah organik dihargai Rp5.000 per kg. Harga
tersebut jauh lebih murah dibandingkan pakan ikan pada umumnya yang dibanderol Rp8.000-
Rp9.000 per kg.

“Tetapi pakan ikan lele hasil ujicoba ini belum dipasarkan. Tetapi hanya sebatas dimanfaatkan oleh
UNS sebagai pendampingan peternak ikan lele,” tuturnya. (Sumber : Okezone)
Berita Perikanan Terkait

Kisah Sukses Peternak Lele


Masaran Sragen
Published on September 23, 2013, by budidayaikan - Posted in Budidaya Lele, Kisah Sukses1

Memilih usaha ternyata tidak harus dari sesuatu yang wah. Banyak peluang besar bisa
Anda peroleh justru dari sesuatu yang nampak sepele. Semisal beternak ikan lele.Ikan
berkumis ini memang masih dipandang sebelah mata oleh pebisnis.

Padahal, rejeki yang ia janjikan cukup besar. Gerai supermerket besar hingga warung tenda
di pinggir jalan butuh pasokan lele dalam jumlah banyak secara rutin.

Mungkin kita tak pernah menggubris warung tenda yang menjajakan menu pecel lele yang
berderet di sepenjang jalan. Padahal, kontinuitas kebutuhan lele di warung tenda umumnya
lebih pasti bila dibanding dengan kebutuhan lele di supermarket. Warung-warung seperti itu
banyak tersebar di setiap kota.

Memulai bisnis lele tidah harus selalu diawali dengan hitungan yang jelimet serta bikin
pusing. Anda bisa memualinya dengan sekedar bejlan-jalan santai, nongkrong sambil iseng
mencicipi menu ikan lele. Dari kegiatan itu Anda bisa memetakan pasar ikan lele. Jumlah
kebutuhan ikan lelepun bisa Anda peroleh secara pasti.

Di Jakarta pedagang pecel lele bisa menghabiskan 7-8 kg ikan lele, Tiap kilo harganya Rp
12.000. Jika dihitung-hitung, pedagang tenda membutuhkan pasokan ikan lele yang tidak
sedikit. Paling tidak ia harus mendapat pasokan 210 – 240 kg lele segar secara rutin.

Keterangan di atas bisa memberi gambaran kasar bagi Anda bahwa peluang berbisnis lele
berprospek cerah. Seperti itulah usaha yang kini ditekuni Bapak Sawiji Warga Dukuh
Tempel, Desa Krikilan Kecamatan Masaran ini, Usaha yang dirintisnya telah mampu
memasok kebbutuhan ikan lele di kota jakarta, yang pembibitanya di lakukan di kampung
halamannya ini.

Usaha pembesaran memang butuh modal lebih besar bila dibandingkan dengan
pembibitan. Namun, untung yang bisa diraup lebih menjanjikan. Masa panen ikan lele
memang relatif lebih cepat bila dibandingkan dengan jenis ikan konsumsi yang lain. Kalau
gurami baru bisa dipanen sekitar 8 bulan. Sedangkan lele sudah bisa dipanen sekitar 50
hari.

Kondisi pasar ikan lele mamang cenderung lebih tidak stabil bila dibanding dengan kondisi
pasar ikan jenis lain. Kadang-kadang harganya naik sangat tinggi, Tapi kadang-kadang pula
merosot, Pokoknya jangan jual lele pada bulan-bulan yang tidak ada huruf R nya (Mei, Juni,
Juli, dan Agustus).

Sebab, Pada kisaran bulan itu banyak petani lele yang mengobral lelenya dengan harga
murah. Alasannya, mereka sangat butuh biaya untuk keperluan sekolah anak-anak mereka.
Harga jual ikan lele akan mencapai puncak termahal pada bulan Januari. Sebab, pada
waktu itu pasokan ikan lele cenderung berkurang.

Hal itu disebabkan karena pada bulan itu pembibitan lele banyak yang gagal. Banyak telur
yang gagal menetas lantaran pengaruh musim hujan. Air hujan bisa menurunkan derajan
keasaman (pH) air kolam.

Jika memiliki jumlah kolam lebih dari satu, Maka periode panen bisa dirancang bergantian.
Berkat cara seperti ini, periode panen bisa menjadi lebih cepat dari 50 hari. Budidaya lele
tidak direpotkan dengan masalah air. Daya tahan ikan lele sangat baik, Asal air selalu
penuh dan cukup pangan, itu sudah beres.

Supaya bisa untung, ikan yang dipelihara minimal haru berjumlah 10.000 ekor. Jumlah ikan
sebanyak itu butuh pakan sebanyak 35 karung. Setok pakan sebanyak itu dipakai dalam
satu kali periode usaha. Setiap karung berisi pakan seberat 30 kg. Harga pakan perkarung
adalah Rp 160.000.

Masalah pakan bisa diatasi dengan oplosan pakan yang berasal dari jerohan ayam.
Harganya Cuma Rp 1500/ kg. kwintal jerohan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pakan lele selama 1 – 1,5 hari. Satu kolam butuh 2 karung pelet setiap hari. Pemberian
pakan dilakukan 2 kali dalam sehari.
Jadi, satu karung pelet digunakan untuk sekali pemberian pakan. Berkat menu tambahan,
ukuran ikan bisa semakin besar. Kalau biasanya ikan sekilo ada 7 ekor, setelah diberi
pakan tambahan berat ikan sekilo cuma 6 ekor. Keuntungan lain yaitu bisa lebih irit biaya
Rp 510.000 setiap bulan.

Harga jual ikan lele di tingkat petani saat ini adalah Rp 11.000 / kg. Persentase kematian
ikan lele biasanya mencapai 10%. Kondisi seperti itu umumnya terjadi sehabis ikan lele
dilepas ke dalam kolam. Terutama ketika cuaca sedang panas. Setiap kolam bisa
menghasilkan lele seberat 7 – 8 kuintal.

Kedalaman kolam lele minimal 1 m. Air yang terlalu dangkal menyebabkan ukuran lele
menjadi terlalu pendek. Sebab ikan menjadi kurang gerak. Jumlah bibit yang ditaburkan
50.000 ekor dalam setiap kolam. Bibit lele itu masih seukuran rokok. Satu bulan setelah
dilepas, iakan lantas disortasi.

Ikan yang sudah sebesar batu baterai dipindah kolam yang lain. Tujuannya supaya ukuran
ikan seragam. Sebab jika tidak disortir, ikan yang ukurannya lebih kecil akan dimangsa oleh
lele yang berbada lebih gede. Biasanya setelah disortir ikan tinggal 12.000 ekor. Atau
sekitar 3 kwintal. (Sumber : Sragen News)

unung Kidul Kurang Pasokan


Ikan Lele
Published on September 9, 2013, by budidayaikan - Posted in Budidaya Lele, Peluang Usaha1
Produksi lele di Gunungkidul belum bisa mencukupi pasar sehingga pedagang ikan di
beberapa pasar terpaksa mencari pasokan dari luar daerah.

Seperti yang terjadi di Pasar Ponjong. Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul
mencatat kebutuhan ikan lele 1,5 ton per pekan sedangkan pasokan dari pembudi daya lele
baru sekitar 25% dari kebutuhan per pekan, yakni 1,125 ton.

Kondisi tersebut membuat dinas terus berupaya menggenjot produksi pembudidaya ikan
lele. Kepala DKP Gunungkidul, Agus Priyatno, mengungkapkan sudah banyak bantuan
yang diberikan untuk meningkatkan usaha pembudidaya lele.

Namun, bantuan sebatas stimulan, seperti bantuan terpal untuk lahan budi daya, benih dan
pakan.

“Kami memberi bantuan lebih hati-hati sebab ketika pedagang mandiri juga ikut
memproduksi, nanti ketika panen bersamaan harga lele jatuh,” ujarnya, Minggu (8/9/2013).

Saat ini harga lele di tingkat peternak mencapai Rp16.000 per kilogram.

Pembudi daya lele di Kecamatan Ponjong, Riftanto, mengakui adanya banyak permintaan
lele namun dia belum mampu memenuhi meski sudah memiliki 40 kolam pembenihan lele
berukuran 3×4 cm dan 17 kolam pembesaran dengan ukuran 10×15 cm.

Budi dayanya hanya mampu memproduksi lele sebanyak 2,5 kuintal per pekan. “Sekarang
saya sedang menambah 35 kolam lagi yang berukuran 4×14 cm untuk pembesaran,”
katanya.(Sumber : Harian jogja)

Budidaya Ikan Kolam Terpal


Diminati di Kalbar
Published on August 23, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
Salah satu usaha di sektor perikanan darat yang menjadi primadona dan digemari oleh
masyarakat adalah budidaya ikan kolam terpal. Kolam ini memiliki potensi besar, jenis
usaha ini juga sangat mudah dilakukan oleh masyarakat karena tidak harus ditempatkan
dilokasi yang besar. Di lahan sempit, kolam terpal pun bisa dibuat.
Jaidu misalnya. Ketua Unit Perbenihan Rakyat (UPR) Babanto tidak merasa heran kalau
saat ini upaya pengembangan kolam terpal yang ada di daerah Landak sudah cukup
diminati oleh masyarakat. Beberapa Desa yang juga sudah menjadi binaan kelompok
ini.”Usaha ini sudah cukup di minati oleh masyarakat termasuk ibu-ibu juga sudah
mengembangkan usaha ini dan sampai saat ini sudah mulai berhasil,” tuturnya.

Terkait dengan perkembangan pengembangan usaha tersebut, pihaknya dari UPR


Babanto, secara terus menerus akan memberikan dukungan dan penyuluhan kepada
masyarakat khususnya yang sudah bergabung dengan kelompok tersebut.Kedepan,
lanjutnya, pengembangan usaha ini tidak hanya berkembang di beberapa Desa saja
melainkan juga bisa di kembangkan di daerah lain di Kabupaten Landak.

“Awalnya bukan sebagai usaha pokok melainkan mungkin ada yang hobby tetapi kita yakin
setelah usaha tersebut berhasil dan di rasakan oleh yang bersangkutan maka usaha ini
akan bisa beralih menjadi usaha pokok artinya hasil tersebut sudah dapat di rasakan oleh
masyarakat,”tuturnya.Seraya juga menambahkan bahwa dengan adanya pengembangan
usaha ini kedepan dapat akan menambah penghasilan keluarga.
Apalagi yang lebih banyak berperan dan menjadi anggota ini adalah ibu-ibu sehingga akan
lebih fokus mengingat keseharian kegiatan ibu-ibu lebih banyak di rumah sehingga
pemeliharaan ikan akan lebih optimal. Jenis ikan yang bisa dibudidayakan di sini pun cukup
beragam. Mulai dari lele, mas, nila hingga jenis lainnya. (Sumber : Postianak Post)

Sepi Melaut Kini Jadi


Pengusaha Ikan Lele
Published on July 30, 2013, by budidayaikan - Posted in Budidaya Lele, Kisah Sukses0

Salah satu kecamatan di kabupaten di Banyuwangi yang menjadi sentra budidaya lele
adalah Muncar. Daerah ini yang setiap tahunnya berhasil meningkatkan budidaya ikan Lele.

Muncar adalah salah satu kecamatan yang terkenal dengan sebutan kota ikan di
Banyuwangi ini sebagian besar mata pencariannya adalah nelayan. Berkat hasil tangkapan
yang melimpah, penduduk didaeah tersebut hidupnya cukup makmur. Namun, di tahun
2007 hasil tangkapan ikan mulai sepi. Sehingga, membuat masyarakat kota Muncar harus
mencari kegiatan lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Salah satu nelayan yang memilih mencari penghasilan lain adalah H. Mislan, warga Desa
Kedungrejo, Kecamatan Mucar . Pria berumur 56 tahun itu bersusah payah membangun
usaha budidaya ikan lele. Walaupun pada mulanya dirinya tak mempunyai keahlian di
bidang budidaya ikan Lele. Namun, berkat keyakinannya serta ketekunannya akhirnya
budidaya ikan Lele bisa bisa dikembangkannya “
Alhamdulillah dengan usaha ini saya bisa akhirnya bisa menyekolahkan anak saya ke
perguruan tinggi . Dan saat ini Kementrian Kelautan dan Perikanan RI akan memberikan
bantuan modal secara hibah untuk memajukan usaha saya serta masyarakat sekitar sini”
katanya.

H. Mislan menceritakan awal mulanya dirinya membuk usaha budidaya ikan Lele ini
bermodalkan uanga Rp.50 juta hasil dari pinjaman. Dengan uang itu dibuatlah tiga kolam
ikan lele di belakang rumahnya dengan ukuran 3 X 4 meter perpetak. Dari tiga petak itu di
taburi benih lele sebanyak 15.600 bibit lele. Dengan optimis H Mislan memelihara benih
ikan lele tersebut dan akhirnya bisa berkembang

“Ulet dan telaten kunci keberhasilan, awalnya. Saya ini tidak mengerti budidaya ikan lele ini,
namun saya belajar dari buku, alhamdulillah sejak saya berusaha saya tidak pernah
rugi,”ungkapnya.

Keberhasilan H. Mislani ini membuat masyarakat Kedungrejo yang tidak mempunyai


pekerjaan akhirnya meminta bapak tiga anak ini untuk menularkan keberhasilannya.
Sebanyak 12 orang yang ingin merubah hidupnya akhirnya membuka kelompok kerja tani
dengan nama Karya Mina.

“Alhamdulillah sekarang ada 20 orang yang membuka usaha dibidang usaha ini, dan
behasil semua, yang rata-rata mempunyai pendapatan perbulannya diatas 6 juta
perbulan,”beber H. Mislan.

Hasil nyata H. Mislan dan rekan-rekannya ini akhirnya bisa menjadi ikon desa mereka untuk
pengembangan ikan Lele
Dirjen Kelautan dan Perikanan yakni Sekretaris Direktorat Jendral Perikanan Budidaya
(Sesditjenkanbud) Ir. Moh Abduh Nurhidayat yang melihat keberhasilan budidaya ikan Lele
yang dikembangkan kelompok tani karya Mina ini akhirnya memberikan bantuan yang
nantinya bisa digunakan untuk pengembangan lebih besar lagi
“Ternyata tidak semua nelayan tidak bisa usaha, nyatanya H. Mislan ini, dari nelayan
berubah menjadi pembudidaya ikan lele, agar lebih maju dan meningkatkan hasil
produksinya,”kata Moh. Abduh.

Moh Abduh Nurhidayat menambahkan, peralihan dari nelayan tangkap menjadi


pembudidaya lele karena hasilnya yang lebih pasti dan terukur.
“Hal ini dapat dijadikan contoh sebagai alternatif peningkatan kesejahteraan masyarakat
pesisir melalui kegiatan usaha perikanan budidaya, Budidaya lele, khususnya di Kecamatan
Muncar yang sebelumnya hanya sekedar coba-coba telah berubah menjadi salah satu
sumber penghasilan bagi para nelayan di ma

Ikan Lele Pun Dibuat Es Krim


Published on July 21, 2013, by budidayaikan - Posted in Budidaya Lele, Kisah Sukses1

Siswa SMK N I Temon (SMK Kelautan) mencoba berkreasi dengan menciptakan es krim
yang terbuat dari bahan dasar ikan lele. Produk buatan siswa kelas XII jurusan Teknologi
Pengolahan Hasil Perikanan (TPHPI) SMK Kelautan ni diharapkan mampu meningkatkan
kegemaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan.

Menurut Sri Wahyuni siswa kelas XII TPHP, lele ini banyak dijumpai di Kulonprogo, namun
hanya selalu diolah untuk lauk. Karena itu ia bersama-sama temannya berkreasi membuat
es krim lele tersebut dan ini sudah diikutkan dalam Clinic Science Dinas Pendidikan DIY
dan direncanakan September akan ikut pameran di DIY.

“Untuk mengolah lele menjadi es krim memang dibutuhkan ketelatenan, karena lele akan
melewati beberapa tahapan agar mendapatkan tepung yang halus,” katanya, Sabtu
(20/07/2013).
Diungkapkan Sri Wahyuni, langkah awal pembuatan inti es krim lele yang paling banyak
memakan waktu adalah mendapatkan tepung lelenya karena melalui proses yang lumayan
lama dan telate. Ikan lele kemudian disiangi dan dicuci bersih lalu dikukus hingga matang.

“Usai dikukus daging ikan dipisahkan dari kulit dan tulangnya, hasilnya dispiner hingga 3 x
agar air/minyak dari lele hilang dari dagingnya. Setelah itu daging lele dioven untuk
mempermudah penghalusan, lalu diblender. Hasilnya diayak sehingga didapatkan
tepungnya. Ini yang dikatakan harus telaten tadi, karena melalui beberapa kali proses untuk
mendapatkan tepung lele yang halus,” paparnya.

Setelah diperoleh tepung, langkah selanjutnya mempersiapkan bahan-bahan es krim,


diantaranya memanaskan santan susu. Untuk adonan I dimulai dengan mencampur tepung
ikan, perasa, susu dan santan yang telah dipanaskan. Saat gelembung mulai timbul maka
pemanasan dihentikan.

Untuk adonan II adalah mencampur tepung ikan, perasa, santan dan dipanaskan. Telur,
vanili, gula diblender dengan adonan I. Semua bahan dipanaskan sampai mengental.

“Kemudian tuangkan ke dalam wadah es krim dan masukkan ke dalam kulkas,”kata Sri
Wahyuni sambil menambahkan biasanya untuk 1 kg lele didapatkan sekitar 80 gram tepung
lele. (Sumber : KR Jogja)

Pakan Lele Dari Ampas Tahu


Published on June 19, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele1
Dalam usaha Budidaya lele kita juga bisa membuat ramuan pakan organik yang berbahan
dasar “Ampas Tahu” dengan tujuan agar lele dapat berkembang seperti di habitat aslinya
yaitu memakan makanan yang berasal dari bahan organik dan ikan lele akan tumbuh
dengan baik.

Selain itu hal tersebut juga untuk menekan atau mengurangi biaya pengeluaran serta
mengurangi menumpuknya limbah dari Ampas Tahu tersebut.

Cara Pembuatan Pakan Lele dari Ampas Tahu

Sebelumnya persiapkan bahan-bahan pembuatan pakan lele dari Ampas Tahu sebagai
berikut:

1. Ampas Tahu 5 Kg
2. Dedak Halus 5 Kg
3. Tepung Ikan 1 Kg
4. Tetes Tebu/Molases 1 liter
5. Probiotik(EM4-Perikanan) : 200 ml
6. Ragi Tempe 2 sdm
Setelah seluruh bahan dicampur dan diaduk rata kemudian dimasukkan ke dalam
drum/ember/kantong plastik yang diberi lobang udara dengan menggunakan selang untuk
mengalirkan gas/udara yang ujungnya ditutup plastikatau bekas gelas air mineral tetapi
jangan terlalu tertutup rapat(sebagian terbuka untuk keluar masuknya oksigen).

Kemudian simpan dan dibiarkan selama +/- 5 hari agar terjadi proses fermentasi secara
alami.

Setelah di Fermentasi 5 hari Pakan Lele Organik sudah bisa dimanfaatkan dengan
ketentuan sebagai berikut :

1. Bisa diberikan langsung ke Lele dengan cara dikepalkan sehingga lele bisa
mengkonsumsi secara langsung
2. Disarankan diberikan ke Lele yang umurnya diatas 1 bulan dari penebaran ukuran
benih 5-7/7-9, sebelumnya bisa diberikan dari hasil fermentasi dan pakan alami pupuk
kandang
3. Pemberiannya jangan bersamaan dengan pemberian pellet ikan
4. Prosentase pemberian 5% dari Biomas Ikan (1,5 – 2 kali jumlah pemberian pakan
Pellet).
5. Frekwensi pemberian pakan lele organik dari ampas tahu ini bisa 2 – 3 kali sehari
diberikan pada pagi/siang hari

6. Pembudidaya Lele
Indramayu Tak Terpengaruh
Cuaca
7. Published on June 18, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
8.

9.

10. Pasokan ikan lele hasil panen petani tambak di Kecamatan Kandanghaur seperti tak
tergoyah cuaca. Saat hujan maupun panas usaha budidaya air tawar mereka tetap
memberikan keuntungan para petaninya.

11. Pemantauan Senin (17/6) petani tambak memanen hasil tanaman lele mereka.
Harga jual ikan lele size 9 ekor per Kg bertahan Rp13 ribu. Jangkauan pemasaran
ikan lele dari Indramayu itu menjangkau kota kota besar seperti Jaakrta dan
sekitarnya dan Bandung dan sekitarnya.

12. Pemasaran hasil panen ikan lele pun tidak sulit. “Kapan saja kita bisa mengundang
tengkulak lele yang siap membeli hasil panen dalam jumlah berapapun,” kata Ewo,
42 seorang petani tambak lele.
13. Setiap kolam lele memberi keuntungan petani tambak antara Rp3 juta hingga Rp5
juta dengan masa panen selama 4 bulan. Selain kemudahan pemaaran, petani
tambak lele pun tidak kesulitan mencari bibit maupun pakan.

14. “Bibit kita beli seharga Rp120 per ekor seukuran rokok mild. Setelah 4 bulan
dipelihara berat ikan lel mencapai rata rata 1,1 ons,” katanya.

15. Pakan lele selain menggunakan pakan produk pabrik juga bisa menggunakan pakan
buatan seperti ikan ikan kecil, nasi bekas, dedak serta daun kangkung dan lumut.

16. Di Kecamatan Kandanghaur saat ini terdapat ratusan petani tambak lele yang setiap
saat tanpa terputus memasok kebutuhan lele ke Jakarta, Bandung dan lokal
Indramayu. (Sumber : Poskota)

17. Pembudidaya Ciparay


Coba Sistem Baru
Pendederan Lele
18. Published on June 11, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
19.

20.
21. Para pembudidaya ikan di Ciparay Kabupaten Bandung melakukan uji coba sistem
baru pendederan benih ikan lele dengan menggunakan jaring.

22. “Kami berharap sistem ini bisa meningkatkan nilai tambah untuk budidaya lele,” kata
Ojat, salah seorang petani ikan di Ciparay Bandung, Senin.

23. Pemeliharaan benih ikan lele dilakukan di kolam dengan menggunakan jaring atau
yang dikenal petani dengan sebutan waring.

24. Benih ikan lele yang baru berusia dua hingga tiga hari dibesarkan di dalam jaring
yang di simpan di tengah-tengah kolam yang juga dipakai untuk memelihara ikan
biasa.

25. “Pakannya yang beda, biasanya menggunakan cacing, namun dengan sistem baru
ini diberi pakan ikan yang halus,” kata Ojat.

26. Dibandingkan dengan cara konvensional, kata dia, pemeliharaan lele dengan sistem
baru ini lebih efektif dan tingkat keberhasilannya lebih maksimal.

27. “Angka kematiannya lebih rendah, kami baru dua bulan ini mengembangkan dan
hasilnya cukup terlihat,” katanya.

28. Ikan lele kemudian dipelihara selama dua pekan, kemudian pada usia itu yang
disebut ‘bagar’ kemudian dilelang kepada petani ikan pendederan atau pembesaran.

29. Selama ini pembenihan dan budidaya ikan mas di kawasan Bandung selatan baru
sebatas selingan dari pembudidayaan ikan mas Majalaya.

30. “Pasar benih lele cukup potensial dan selama ini tidak terpenuhi. Mudah-mudahan
sistem baru ini memberikan hasil,” kata Ojat yang juga anggota salah satu kalompok
petani ikan di kawasan itu.

31. Harga benih lele usia dua hingga tiga pekan saat ini Rp30.000 per kilogram.
Sedangkan untuk benih usia sepekan biasanya dijual dengan cara liter masing-
masing Rp40 ribu per liter.(Sumber : Antara Jabar)
Cara Membuat Pakan Lele
Organik Dari Kotoran Sapi
Published on June 10, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele6

Budidaya ikan lele organik mempunyai beberapa kelebihan dari lele non organik. Terutama
dari segi penghematan biaya pakan, rasa, dan manfaatnya untuk kesehatan.

Budidaya ikan lele sudah ada dimana-mana karena memang banyak sekali peminatnya,
namun tidak sedikit yang gulung tikar sebab kian melambungnya harga pakan lele. Harga
pakan lele yang mahal tak sebanding dengan hasil panen dan jerih payahnya.

Akan tetapi bagi peternak lele organik, mahalnya harga pakan tidak jadi soal. Sebab
pembudidaya lele organik tidak menggunakan pakan pelet buatan pabrik, tapi membuat
pakan buatan sendiri dari kotoran sapi.

Budidaya lele dengan pakan organik dari kotoran sapi banyak sekali manfaatnya.
Diantaranya adalah :
1. Kandang sapi menjadi lebih bersih.
2. Hemat biaya perawatan.
3. Air kolam tidak berbau busuk.
4. Tidak perlu mengganti air kolam.
5. Lele organik mempunyai rasa yang lebih gurih.
6. Memberi pendapatan tersendiri bagi peternak sapi di sekitar.
7. Bobot ikan lele lebih berat dan harga jualnya lebih tinggi.
8. Lebih aman untuk kesehatan.
9. Nilai gizinya lebih tinggi dan kolesterolnya lebih rendah.
10. Air bekas budidaya lele organik sangat baik untuk memupuk tanaman.
Budidaya ikan lele organik lebih hemat biaya produksi. Pasalnya penggunaan pakan
organik dari kotoran sapi sangat menghemat biaya pakan. Sebagai perbandingan, saat ini
harga pellet buatan pabrik sudah di atas Rp.8.000 per kilo. Sedangkan harga pakan lele
organik hanya Rp.2.000 per liter.

Untuk menghasilkan 1 ton ikan lele siap konsumsi, pakan yang dibutuhkan jika
menggunakan pellet bisa mencapai 1 ton. Sedangkan jika menggunakan pakan organik
hanya membutuhkan 2.300 liter. Bobot ikan lele organik juga lebih berat dari non organik.
Satu kilo gram ikan lele non organik, umumnya isinya berjumlah 8 sampai 9 ekor.
Sedangkan lele organik jumlah perkilo gramnya hanya 7 sampai 8 ekor.

Cara Membuat Pakan Lele Organik Dari Kotoran Sapi

1. Kumpulkan kotoran sapi yang telah di angin-anginkan selama kurang lebih 1 minggu
2. Dalam keadaan kering kotoran sapi tersebut di masukkan ke dalam kolam / bak
penampungan
3. Campurkan larutan fermentor/Probiotik EM4 dan tetes tebu/gula dengan
perbandingan 1 liter fermentor 2 liter tetes tebu/gula dan 10 liter air sampai merata.
4. Dalam waktu 7-10 hari akan tumbuh plankton-plakton yang akan menjadi pakan
utama lele.
5. Cara pemberian pakan untuk lele cukup diambil beberapa ember dari kolam yang
berisi plankton tadi kemudian di masukkan kedalam kolam lele dan dalam waktu kurang
lebih 3- 4 bulan lele bisa di panen.
(Sumber : E-Petani Deptan)

Brownies Ikan Lele Karya KWT


Kartini Mandiri
Published on May 23, 2013, by budidayaikan - Posted in Budidaya Lele, Kisah Sukses0
Melihat Potensi lain dari ikan lele maka kelompok Wanita Tani Kartini Mandiri di Kelurahan
Tipar, Kota Sukabumi, Jawa Barat, mengembangkan usaha pembuatan kue brownies
dengan bahan baku ikan lele.

“Pembuatan brownies dari ikan lele ini ide awalnya karena melihat potensi lele di daerah
kami, sehingga diputuskan untuk mencari makanan unik dan timbul ide membuat brownies
dari ikan lele,” kata Ketua KWT Kartini Mandiri Ine Susanti kepada wartawan, Rabu (22/5).

Saat ini, usaha brownies lele sudah banyak diminati sebab selain lezat, kadungan
proteinnya pun tinggi karena lele merupakan ikan yang memiliki kadar protein cukup tinggi.

Harganya yang ditawarkan cukup murah, mulai dari Rp2 ribu sampai Rp30 ribu tergantung
besarnya kue tersebut. Keuntungan dari penjualan kue ini akan dibagikan kembali ke
anggota KWT, karena tujuan dibuatnya usaha ini untuk membantu wanita agar bisa
mendapatkan penghasilannya di rumah.

“Kami masih terus mengembangkan usaha ini, walaupun penjualannya masih dalam tingkat
lokal dan pemesannya baru dari daerah yang bertetangga dengan Kota Sukabumi tetapi
sudah mempunyai langganan tetap. Kami berharap usaha ini bisa terus berkembang dan
menembus pasar minimalnya nasional,” tambahnya. (Sumber : Aktual)
Potensi Bisnis Pembenihan
Lele
Published on May 21, 2013, by budidayaikan - Posted in Budidaya Lele, Peluang Usaha0

Senin malam (20/5) sekitar pukul 21.00 WIB, dua orang pria terlihat duduk di bawah pohon
duku dalam suasana yang remang-remang, dan di hadapannya terdapat empat kolam
terpal berukuran 1,5 Mx2,5 M.

Mata kedua pria yang kemudian diketahui bernama Aman (46) dan Ma`mun (43), terus
tertuju pada satu kolam yang berada di sebelah kiri.

Setelah didekati, ternyata di dalam kolam yang berisi air dengan kedalaman sekitar 30
centimeter tersebut terdapat kakaban, yakni ijuk pohon enam yang dijepit dengan belahan
bambu. Dalam kolam itu terdapat dua ekor lele dombu (sepasang).

“Kami sedang memijahkan (menelurkan) lele,” kata Aman singkat, ketika ditanya kegiatan
yang sedang dilakukannya.
Dua jam kemudian, tampak dua ekor lele tersebut saling berkejaran. Pejantan terus
mengejar betinanya.

“Itu betinanya akan bertelur,” kata Ma`mun sambil menunjuk ke arah lele betina sedang
berlari dan terus dikejar oleh pejantan.
“Kalau mau bertelur lele betina akan menuju ke ijuk, dan di ijuk itulah akan bertelur. Nanti
telur-telurnya menempel di ijuk,” kata Aman menyambung pembicaraan rekannya.

Suasana hening, dan semua mata tertuju pada sepasang ikan lele yang sedang berkejaran
dalam kolam terpal.

Tiba-tiba “gocoprok” suara air yang “disapu” ekor lele betina, dan bersamaan dengan suara
tersebut, lele betina tersebut mengeluarkan telur-telur dari dalam perutnya. Lele betina itu
terus mengeluarkan telur selama sekitar setengah jam.

Ribuan telur berbentuk bulat dengan ukuran lebih kecil dari kacang ijo itupun menempel di
kakaban. Semua ijuk yang ada dalam kolam tersebut penuh ditempeli telur ikan lele.

Sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, Aman mengambil kedua ekor ikan lele dari kolam terpal,
dan kembali dimasukan dalam kolam penyimpanan dengan cara dipisahkan.

“Penyimpanan indukan dengan pejantan harus dipisahkan. Kalau tidak indukan yang ada
dalam kolam penyimpanan bisa bertelur,” katanya.

Menurut dia, indukan yang sudah bertelur, akan kembali bisa dipijahkan atau ditelurkan
pada tiga-empat bulan mendatang.

Mengenai telur ikan lele yang ada dalam kola terpal, menurut dia, paling lambat 12 jam
akan menetas seluruhnya.

“Setelah dua minggu, disortir. Lele yang agak besar dipisahkan ke kolam yang telah kami
sediakan. Jika tidak maka akan memakan yang kecil, karena sifat ikan tersebut
kanibalisme,” ujarnya.

Aman menjelaskan, setelah dua hari menetas, benih ikan lele akan diberi pakan cacing
sutera, yang banyak diperjualbelikan dengan harga Rp15 ribu per liter. Pemberian cacing
sutera dilakukan hingga benih berumur 14 hari.

“Setelah itu pakannya kita ganti dengan produksi pabrikan, dan pada usia 20 hari biasanya
benih mencapai ukuran dua-empat centimeter dan sudah bisa dijual,” katanya.

Penjualan benih ikan lele, kata dia, tergantung permintaan pembeli. Ada yang diliter, tapi
ada juga yang dihitung atau per ekor.
“Untuk literan harganya Rp50 ribu per liter, sedangkan hitungan Rp50 per ekor. Sebenarnya
kalau diperhitungkan sama saja,” katanya.

Ma`mun menambahkan, cukup banyak petani pembenih lele di Kelurahan Pagadungan,


dan semunya menjual lele dalam kondisi masih kecil, atau tidak akan disiapkan untuk
pembesaran, karena biayanya cukup mahal.

Menurut dia, dari satu ekor betina ukuran sebesar pergelangan tangan orang dewasa, bisa
menghasilkan benih lele berkisar 20 ribu-30 ribu ekor.

“Kalau kami jual pada umur 20 hari bisa menghasilkan sekitar Rp700 ribu-Rp900 ribu,
sedangkan modal yang dikeluarkan untuk membeli pakan sekitar Rp200 ribu-Rp300 ribu,
jadi masih ada untung Rp500 ribu-Rp700 ribu,” katanya.

Permintaan tinggi

Permintaan benih ikan lele cukup tinggi, tidak hanya dari petani pembudidaya lokal namun
dari juga dari Kabupaten Lebak, Serang dan Kota Cilegon.

“Permintaan banyak, kadang mereka menanyakan sudah memijahkan atau belum, kalau
kita katakan sudah, maka 20 hari setelah pemijahan mereka akan datang dan membeli
seluruh benih lele,” katanya.

Biasanya, kata dia, pembeli membeli seluruh ikan lele satu indukan, berapapun jumlahnya,
pertimbangannya karena ukurannya relatif sama, jadi ketika dibesarkan pun akan sama,
jadi bisa dipanen bersamaan.

Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang, Banten, Bedjo


membenarkan tingginya permintaan benih ikan lele di daerah tersebut.

“Di Pandeglang cukup banya pembudidaya ikan lele dan selama ini mereka mendatangkan
benih dari Sukabumi, karena produksi lokal relatif kurang,” katanya.

Terkait besarnya perminntaan benih, Dinas Kelautan dan Perikanan Pandeglang sedang
menjajaki usaha pembenihan ikan, yakni untuk jenis ikan mas sinyonya, lele dumbo, lele
sangkuriang dan nila.
Pembenihan itu, kata dia, bekerja sama dengan Balai Besar Benih Sukabumi, Provinsi
Jawa Barat yang telah berpengalaman karena telah lama melaksanakan usaha tersebut.

Balai Besar Benih Sukabumi, kata dia, memiliki indukan ikan air tawar berkualitas yang
telah bersertifikat.

“Kami meminjam indukan dari Balai Besar Benih Sukabumi supaya benih yang dihasilkan
berkualitas sehingga tidak merugikan bagi pembeli,” katanya.

Mengenai sistem kerja sama, kata dia, yakni DKP Pandeglang akan meminjam indukan dari
balai benih tersebut untuk dipijahkan atau ditelurkan, setelah bertelur dikembalikan.

Selain itu, kata dia, DKP Pandeglang siap menyuplai benih ke Sukabumi dan sekitarnya,
kalau pasokan dari Balai Besar Benih Sukabumi tidak mencukupi.

Terkait penjualan benih dari Balai Benih Ikan (BBI), menurut dia, akan lebih difokuskan
pada pengadaan benih yang anggaranya dari bantuan, baik dari dana alokasi khusus
(DAK) maupun pemerintah kabupaten dan provinsi.

“Dengan membeli benih dari BBI maka ada retribusi untuk pemasukan PAD, dan ini sesuai
dengan Perda No.12 tahun 2012 yang didalamnya menyebutkan benih ikan kena retribusi,”
katanya.

Selama ini, kata dia, pengadaan benih dari bantuan pemerintah membeli dari pihak ketiga
sehingga tidak ada retribusi atau pemasukan bagi daerah.

Selain itu, Dinas Keluatan dan Perikanan Pandeglang juga akan membangun pasar benih
Cipeucang yang merupakan pusat penjualan benih ikan air tawar.

“Tahun ini kami merencanakan membangun pasar benih, mudah-mudahan bisa


direalisasikan,” katanya.

Pasar benih itu, kata dia, akan dibangun di lokasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Balai Benih
Ikan (BBI) Cepeucang, Kecamatan Cimanuk.

Menurut dia, sarana dan prasana untuk pasar benih tersebut sudah tersedia, seperti kolam
penampungan benih, jadi tinggal melakukan penataannya saja sehingga lokasi tersebut
layak untuk kegiatan penjualan.
“Penataan yang dilakukan pun tidak terlalu rumit, yakni tinggal membuka pagar saja, sudah
layak menjadi tempat penjualan benih,” katanya.

Pembangunan pasar benih itu, kata dia, guna memperlancar penjualan benih yang juga
telah diprogramkan oleh DKP Kabupaten Pandeglang.

Ia mengaku optimistis pasar benih tersebut akan berjalan, mengingat tingginya permintaan
benih ikan, terutama lele dan ikan mas, dari masyarakat. (Sumber : Antaranews)

Siasati Lahan Sempit, Petani


Lele Bandung Gunakan Sistem
Tumpang Sari
Published on May 7, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele2

Sejumlah petani lele di kawasan Bandung selatan mulai mengembangkan budidaya ikan
lelesecara tumpang sari dengan menggunakan jaring terapung di tengah kolam.
“Kami sedang memulai sistem pemeliharaan lele dengan jaring di tengah kolam, hal ini bisa
menyiasati lahan yang sempit dimana pemeliharaan ikan lainnya tidak terganggu,” kata
Dede Darsono, salah seorang petani ikan di Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung,
Senin.
Pengembangan sistem pemeliharaan lele dengan cara menggunakan jaring atau waring
ukuran besar di tengah kolam itu dipandu oleh seorang sarjana lulusan IPB Bogor.

Menurut Dede, dengan sistem baru itu, seorang petani ikan tetap bisa memelihara ikan
lainnya di luar jaring, sedangkan ikan lele dibatasi dengan jaring.

“Sistem pemeliharaanya sama dengan mengurus lele biasanya, juga pakannya sama.
Namun dengan sistem ini memudahkan petani untuk menyortir lele yang bisa dilakukan dua
pekan sekali,” kata Dede.

Pola pemeliharaan lele dengan cara itu, kata Dede diharapkan bisa meningkatkan
produktivitas sektor perikanan petani ikan di Bandung selatan yang selama ini fokus pada
pembenihan ikan.

“Harga lele cukup stabil, dan pasarnya cukup terbuka. Selama ini pasokan lele untuk
konsumsi di Bandung atau ke Jabodetabek masih kurang,” kata Dede.

Selain menerapkan pemeliharaan lele dengan sistem baru itu, petani di Ciparay juga
mendapat pendalaman teknik memelihara lele termasuk mengantisipasi penyakit dan virus
yang kerap menyerang lele.
Selama ini para petani di kawasan Bandung selatan lebih banyak ke pembenihan ikan mas
strain Majalaya, dan sedikit yang melakukan pemeliharaan ikan daging.

“Biasanya pendederan dilakukan di Bojongsoang, sedangkan pembesaran di Bendungan


Cirata. Sayangnya luas kolam di Bojongsoang dan Mengger terus menyusut,” kata Dede
Darsono menambahkan.

Mina Rukun Sukses Budidaya


Ikan Organik Tanpa Zat Kimia
Published on April 9, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele1
Tak hanya sayur saja yang organik, bebas zat kimia. Kini budidaya ikan juga ada yang
organik. Kelompok Perikanan Mina Rukun di Desa Gelaran II, Bejiharjo, Kecamatan
Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul mengelola ikan secara organik tanpa menggunakan
bahan kimia.
Bahkan kelompok perikanan Mina Rukun di desa Gelaran II, Bejiharjo Kecamatan
Karangmojo Senin (8/4) terpilih sebagai wakil Gunungkidul dalam penilaian perikanan
tingkat provinsi.

Ketua Kelompok Mina Rukun, Aminto mengatakan, mereka tidak menggunakan bahan
kimia apapun untuk budidaya ikan lele dan budidaya ikan nila di Gelaran II.
Aminto menjelaskan, di Gelaran II warga tidak hanya melakukan usaha perikanan. Mereka
juga sekaligus melakukan upaya pelestarian lingkungan. Beberapa ikan yang mereka
hasilkan tidak semuanya dipanen, beberapa dikembalikan ke habitatnya di sungai yang
membelah dusun itu.

Kesadaran warga terhadap lingkungan itu diakui Aminto merupakan hasil dari pelajaran
yang dipetik pada masa lalu. Dulu, menurut Aminto, warga pernah mencari ikan di sungai
dengan menggunakan racun. Akibatnya sungai Gelaran sempat tercemar dan merusak
habitat ikan.

Berkaca dari peristiwa itu, warga kemudian bersama-sama melakukan rehabilitasi


lingkungan dengan menerapkan konsep perikanan berbasis alam. Seluruh proses dalam
pembiakan ikan dilakukan secara alami, mulai dari pakan hingga suplemen tambahan untuk
menghindarkan ikan dari penyakit.

Imbas dari upaya itu, kini sumber air di Gelaran juga dimanfaatkan sebagai sumber air
bersih oleh warga setempat.

Ketua tim penilai, Aning Indrawati mengatakan, konsep yang diusung masyarakat Gelaran
memang tergolong unik. Mereka enggan menggunakan pakan dan suplemen kimiawi.

Sebagai gantinya, warga menggunakan bahan yang ada di sekitar mereka, seperti bekicot
dan tiwul.

Dengan cara itu, mereka mampu menghemat biaya penyediaan pakan karena tinggal
mengambil dari bahan yang ada di sekitar mereka.

Selain itu, konsep kelestarian yang diusung warga juga dinilai positif karena mampu
melestarikan kondisi alam di desa itu.
“Bahkan untuk mengobati penyakit jamur pada ikanpun mereka pakai bahan alam seperti
pace,” tambah Aning. (Sumber : Harian Jogja)

Budidaya Lele Organik, Siasati


Mahalnya Harga Pelet Ikan
Published on April 8, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
Harga pelet ikan terus melambung. Pembudi daya lele di Tasikmalaya menjerit. Kondisi ini
tentu tidaklah ideal untuk meningkatkan kesejahteraan para pembudi daya.

Kini, sekitar 70% biaya budi daya lele tergerus harga pakan, padahal masih ada sejumlah
biaya operasional lainnya yang dibutuhkan pembudi daya agar bisnisnya bertahan.

Menurut pembudi daya lele asal Desa Sukaratu Kecamatan Sukaresik Kabupaten
Tasikmalaya, Syaiful Manan (40), mengaku terus kebobolan biaya pakan karena harga
pelet mahal. Sementara itu, harga jual lele tidak sebanding dengan biaya operasional yang
habis untuk membeli pelet.

“Ah susah mengandalkan pakan yang mahal mah. Jika saya kalkulasi keuntungan, dengan
mengandalkan pakan saat ini, dari benih seribu ekor lele, maka saat panen hanya
mendapatkan Rp100 ribu. Itu kalau mulus, kalau lele mati sepuluh persen, berarti sudah
rugi,” keluhnya kepada INILAH, Minggu (7/4/2013).

Petani lainnya, Imat Ruhimat (32), menuturkan hal yang sama. Dia mengatakan pakan lele
jenis pelet yang paling murah saja, satu bal (sekitar 30 kg) harganya lebih dari Rp100 ribu,
sementara pertumbuhan lele bergantung pada makanannya.

“Serba salah, kalau mengandalkan pakan maka akan bobol di modal, sementara tidak
cukup asupan makanannya lele, akan kanibal,” terangnya.

“Pemberian pakan yang tidak teratur juga berakibat fatal bagi lele,” tambahnya.

Dia berharap, ada solusi dari pemerintah agar harga pakan dapat terjangkau oleh petani.
“Juga pemasaran harga lele harus memihak, petani bisa mendapatkan laba, tidak habis
untuk pakan saja,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu pemerhati pertanian lele, Bari Purnomo (45) mengatakan para
petani lele saat ini perlu teknik baru yang tidak mengandalkan pakan dari pelet.

“Saat ini, petani lele jangan mengandalkan pelet, susah untungnya kalau hanya
mengandalkan pelet atau membeli tambahan pakan lain dari toko,” kata penyuluh
Komunitas Petani Cahaya Muda Tasikmalaya ini.

Menurut Bari, sebenarnya banyak potensi alam di sekitar yang bisa dimanfaatkan untuk
pakan lele. Budidaya lele organik istilahnya.
“Jika mau ngulik dan mencari inovasi, insya Allah banyak cara untuk budi daya lele tanpa
harus membeli pakan. Kita sedang mencoba budi daya ikan lele hanya dengan
mengandalkan pakan dari kompos, limbah kandang dan sejumlah limbah organik lainnya.
Tapi memang, untuk mencoba budi daya organik, petani perlu sedikit rajin dan mau belajar
lagi,” jelasnya.(Sumber : Inilah)

Sunardi ‘Raja’ Istana Lele


Situbondo
Published on April 4, 2013, by budidayaikan - Posted in Budidaya Lele, Kisah Sukses0

Cukup lima belas menit menunggu. Seorang pelayan sudah datang membawa enam tusuk
lele panggang plus nasi hangat, lalapan dan sambal cabe merah ke meja. Aroma lele
panggang dari perapian langsung menggoda selera. Menu ini menjadi andalan warung
Istana Lele di Jalan Raya Banyuwangi, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur.

Warung ini hanya berjarak lima kilometer di utara Taman Nasional Baluran. Istana Lele
menjadi pilihan saya makan siang, Selasa 2 April 2013 lalu karena warungnya nyaman. Ada
10 gazebo yang bisa dipilih sebagai tempat menikmati lele sambil lesehan. Di pinggir
gazebo, saya bisa menikmati hamparan ladang jagung milik petani.

Seperti namanya, menu andalan warung ini sudah bisa ditebak, lele. Ada lele panggang
dan goreng. Bila tak suka lele, pengunjung bisa memilih gurame panggang sebagai
altrnatif. Tapi sebagai menu utama, lele panggang sangat sayang sekali bila dilewatkan
begitu saja.

Daging lele disajikan cukup empuk. Bumbu merah khas warung ini, merasuk hingga ke
dagingnya. Rasa pedas sambal terasa sempurna.

Ukuran lele yang disajikan lebih besar dan gemuk dibandingkan lele yang kerap ditemui.
Rahasia lainnya, lele di warung ini dibudidayakan secara organik. Sunardi, 56 tahun,
pemilik Istana Lele, mengatakan, Istana Lele didirikan pada 2002. Bermula dari profesi
sampingannya sebagai peternak lele, Sunardi mendapat pesanan lele goreng dari teman-
temannya. Ternyata banyak kawannya ketagihan dengan masakan Sunardi dan
menyarankan dia membuka warung.
Lelaki dua anak itu kemudian membuka warung kecil-kecilan di depan rumahnya. Saat itu
pensiunan pegawai Balai Penelitian Tanaman Pertanian ini membuka warung di perumahan
balai. Sehari sebanyak lima kilogram lele habis terjual. Istana Lele semakin ramai dan
warungnya sudah tak mampu menampung pembeli.

Lima tahun kemudian, Sunardi memindahkan Istana Lele di tempat seperti sekarang ini,
yang berjarak 300 meter dari warung sebelumnya. Di lahan 6.000 meter persegi ini, Sunardi
membangun rumah, mendirikan 10 gazebo plus 7 kolam lele. “Sekarang paling sedikit 50
kg lele habis,” kata dia, Selasa 2 April 2013.

Tujuh kolam lele miliknya, ternyata kurang untuk memenuhi kebutuhan. Sunardi akhirnya
bekerja sama dengan satu kelompok petani lele di desanya. Dalam satu minggu, dia
membeli 2 kwintal lele dari petani. Selain itu dia juga mendatangkan bahan baku dari
Kabupaten Jember sebanyak 6 kwintal dalam sebulan.

Seluruh lele yang dihidangkan dibudidayakan dengan cara organik. Pakan lele tak
menggunakan konsentrat tetapi tepung ikan, tepung udang plus 12 campuran organik
lainnya. Dengan pakan organik inilah, lele milik Sunardi lebih berdaging dan panjang.

Cara membuat lele panggang ternyata gampang. Setelah dibersihkan, lele kemudian
dipanggang seperti sate. Setelah itu dilumuri bumbu rujak. Lele disimpan dulu hingga ada
pembeli kemudian dipanggang lagi supaya tetap hangat. Cara seperti ini, kata Sunardi,
yang membuat penyajian lele tidak butuh waktu lama.

Satu porsi lele yang berisi enam tusuk dibanderol harga Rp 22 ribu. Satu porsi lele
panggang ini cukup dinikmati untuk tiga orang sekaligus. Istana lele milik Sunardi tak
pernah sepi pengunjung. Pelanggannya justru banyak berasal dari luar Kabupaten
Situbondo seperti Banyuwangi hingga Bali.

Rahmawati, pembeli Istana Lele dari Banyuwangi, mengatakan, rasa lele panggang cukup
gurih di lidah. Apalagi tidak banyak warung yang menyediakan menu lele panggang.
“Kebanyakan hanya menjual lele goreng,” kata dia.

Dia mengaku baru pertama kali makan di Istana Lele. Namun nama Istana Lele cukup
sering dia dengar dan direkomendasikan oleh teman-temannya.

Tak terasa, satu porsi lele yang saya santap kini tinggal tulang-belulangnya saja. Pedas dan
gurih lele panggang yang tersisa di lidah saya tutup dengan es jeruk manis. Sungguh
makan siang saya terasa sempurna. (Sumber : Tempo)

Bekasi Butuh Pasokan Benih


Lele & Patin
Published on April 3, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele11

Untuk memenuhi kebutuhan pasar, Kabupaten Bekasi kekurangan pasokan produksi benih
ikan lele dan patin. Pasalnya, Kabupaten Bekasi dalam setiap bulannya membutuhkan 300
ribu ekor ikan. Namun, saat ini, produksi ikan air tawar di Kabupaten Bekasi baru sanggup
menghasilkan 100 ribu benih ikan.
Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakanlut) Kabupaten Bekasi,
Abdurrofiq mengakui, untuk memenuhi kekurangan bibit ikan air tawar itu, para peternak di
Kabupaten Bekasi banyak membeli bibit ikan ke Kabupaten Subang yang sudah mampu
memproduksi sedikitnya 500 ribu ekor.

Abdurrofiq menegaskan, salah satu alasan yang menjadi kendala kurangnya produksi ikan
air tawar di Kabupaten Bekasi, yakni keterbatasan lahan.

“Kalau cara pembibitan, balai benih di Kabupaten Bekasi sudah mampu, tapi karena
memang keterbatasan lahan yang membuat produksi lebih kecil dibandingkan dengan
kebutuhan peternak,” ujar Abdurrofiq, seraya mengatakan, untuk itu, karena Kabupaten
Subang dianggap sudah mampu memproduksi ikan air tawar dengam baik, maka pihaknya
pun bersama-sama perwakilan komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kabupaten Bekasi, melakukan studi banding ke balai pembibitan ikan di Kabupaten Bekasi.

“Pasti kami juga bisa melakukan seperti di Kabupaten Subang, namun perlu proses.
Subang sudah punya aturan tentang perikanan, dan itu memang sangat membantu,” kata
Abdurrofiq.(Sumber : Berita Bekasi)

Permintaan Benih Lele


Melonjak di Bangka
Published on April 2, 2013, by budidayaikan - Posted in Budidaya Lele, Peluang Usaha2
Permintaan benih ikan lele di Balai Benih Ikan (BBI) Sungailiat sejak awal tahun 2013,
mengalami peningkatan hingga akhir Maret 2013 yakni mencapai 20.600 ekor. Untuk bulan
Janurai 2013, permintaan benih ikan lele sebanyak 2.480 ekor, bulan Februari 2013
sebanyak 12.710.

Menurut Kepala Balai Benih Ikan (BBI) Sungailiat, Sujono, meningkatnya permintaan benih
jenis ikan ini dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat untuk tiga atau
empat bulan kedepan. Untuk memenuhi permintaan petani tambak akan benih ikan, BBI
pun menjalin kerjasama dengan sejumlah petani tambak lainnya yang tergabung dalam
Unit Pembenihan Rakyat (UPR), yang juga melakukan pemijahan ikan lele.

Dikataannya, ada sekita 14 UPR yang tersebar didelapan kecamatan di Kabupaten


Bangka, yang selama ini menjalin kerjasama dengan BBI Sungailiat guna memenuhi
kebutuhan benih untuk semua jenis ikan terutama ikan lele.

Tingginya konsumsi ikan lele, diungkapkan Sujono karena adanya perubahan pola
konsumsi masyarakat dari ikan laut yang sebelumnya disukai beralih ke ikan air tawar
khususnya ikan lele. Selain ikan lele yang tinggi permintaannya, juga terjadi peningkatan
permintaan yang sama untuk jenis benih ikan nila merah, nila gift, gurami dan ikan mas.

Terhitung sampai dengan akhir Maret 2013, dijelaskan Sujono, total permintaan benih ikan
nila merah mencapai 14.780 ekor. Masing-masing pada bulan Januari 2013 sebanyak
6.200 ekor, Februari 2013 sebanyak 6.850 ekor dan Maret 2013 sebanyak 1.730 ekor. Jadi
total benih nila gift yang berhasil BBI Sungailiat salurkan ke petani tambak sesuai dengan
permintaan sampai akhir Maret 2013 sebanyak 11.750 ekor.

Penyaluran benih kepetani pada bulan Januari 2013 sebanyak 3.200 ekor, Februari 2.300
ekor dan Maret 2013 sebanyak 6.250 ekor.

Sedangkan untuk jenis benih ikan gurami jelas Sujono, mencapai total 4.402 ekor hingga
akhir Maret 2013. Jumlah tersebut mengalami penurunan permintaan pada setiap
bulannya. Pada Januari 2013 sebanyak 2.040 ekor, Februari menurun permintaan menjadi
1.225 ekor dan sampai akhir Maret 2013 kembali menurun hanya sebanyak 1.137 ekor.

“Menurunya permintaan benih ikan gurami karena lebih dipengaruhi oleh faktor
kencenderungan pada tingkat konsumsi di masyarakat yang masih rendah dibanding
konsumsi ikan lele.
Untuk penyaluran jenis benih ikan mas juga mengalami peningkatan permintaan yakni,
pada Januari 2013 sebanyak 2.340 ekor, Februari 2013 sebanyak 6.545 ekor, untuk
penyaluran benih jenis ikan ini dibulan Maret belum dapat direkap” tutupnya. (Sumber :
Rakyat Pos)

Lele Masamo, Panen Lebih


Cepat Untung Berlipat
Published on March 27, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0

Ikan lele termasuk jenis ikan air tawar yang banyak penggemarnya di Indonesia. Seperti
ikan lainnya, lele juga mempunyai banyak varian atau spesies. Salah satu ikan lele yang
mulai populer adalah lele masamo.

Pada dasarnya, setiap jenis lele berasal dari indukan lele dumbo. Namun dengan
penanganan dan cara budidayanya berbeda, lahirlah varietas lele, seperti lele sangkuriang,
lele phyton, dan lele Masamo. Setiap varietas memiliki keunggulan tersendiri.

Lele masamo dibawa ke Indonesia oleh PT Matahari Sakti, yang juga perusahaan pakan
lele pada 2010 lalu. Tidak ada yang mengetahui persis dari negara mana lele masamo ini
berasal. Ada yang bilang dari Korea Selatan, Thailand atau bahkan Afrika.

Achmad Ananto, seorang peternak lele masamo di Malang, Jawa Timur mengatakan, lele
masamo memiliki ketahanan fisik yang lebih kuat dari lele jenis lain.
Lele ini, misalnya, dapat hidup di daerah pegunungan dengan kondisi air dan cuaca yang
sangat dingin. Selain fisiknya kuat, lele masamo bisa dipanen lebih cepat.

Pertumbuhan lele ini tergolong cepat karena makannya juga kuat. Achmad bilang, masa
panen lele masamo sekitar dua bulan. ” Paling lama 2,5 bulan tergantung penanganan,”
katanya.

Sementara masa panen lele jenis lain sekitar tiga bulan. Permintaan lele masamo di pasar
juga tinggi. Ia mengaku, setiap panen lele masamo selalu habis diserap pasar.

Achmad memiliki beberapa hektar kolam yang tersebar di daerah Malang. Selain masamo,
ia juga mengembangkan lele jenis lain. Khusus lele masamo, dalam sebulan ia bisa
menjual 30.000 ekor bibit ukuran 5 centimeter (cm) – 6 cm .

Harga per ekornya sekitar Rp 70. Omzetnya dari usaha budidaya lele masamo ini Rp 8 juta,
dengan laba bersih Rp 2 juta per bulan.

“Omzet dari lele masamo ini mencapai 30% dari total penjualan seluruh lele jenis lain yang
saya kembangkan,” katanya.

Peternak lain adalah Abdul Chafid asal Surabaya, Jawa Timur. Ia memiliki 12 kolam
budidaya lele masamo di Pasuruan dan delapan kolam di Sidoarjo. Setiap satu kolam
berukuran 2 x 5 meter.

Ia membenarkan, jika tubuh lele masamo lebih cepat tumbuh ketimbang lele jenis lain,
sehingga masa panennya jauh lebih cepat.
Chafid bilang, masa panen lele masamo bahkan bisa mencapai 1,5 bulan saja, tergantung
pakannya.
Setiap bibit lele masamo ukuran 5 centimeter (cm) dihargainya Rp 150 – Rp 250 per ekor.
Selain bibit, ia juga menjual indukan seharga Rp 50.000 – Rp 200.000 per kilogram (kg).

Dalam sebulan, Chafid bisa meraup omzet Rp 100 dengan keuntungan bersih sekitar 10%.
Ia mengaku, konsumennya berasal dari berbagai daerah, seperti Kalimantan dan Papua.
(Sumber : Kontan)
Dawet Ayu Da’Lele, Dijamin
Tidak Amis
Published on March 25, 2013, by budidayaikan - Posted in Budidaya Lele, Produk Olahan Ikan0

Ikan lele biasanya diolah menjadi pecak lele, sambal lele atau abon lele. Namun, seorang
lulusan IPB membuat inovasi, dawet dari daging ikan lele. Berwarna hijau, disajikan dengan
santan, gula merah dan es batu.

Fedwi Anggi Indrayani (24), lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil mewujudkan
hasil olahan ikan lele. Bukan berupa lauk tetapi minuman dawet ayu khas Banjarnegara.
Meski terbuat dari ikan, ia berani menjamin dawet buatannya tidak berbau amis.

“Siapa berani coba? Kalau amis saya beri gratis dan saya tambah uang Rp 100 ribu,” kata
Anggi kepada calon pelanggannya di Festival Jajan Pasar dan Batik di kampus UNNES,
Semarang, Jumat (22/3/2013).

Ide membuat dawet dari bahan ikan diperoleh Anggi saat ia mengetahui angka konsumsi
ikan di Indonesia yang masih rendah. Padahal protein yang terkandung dalam ikan sangat
penting untuk kesehatan.

“Rata-rata orang Indonesia menkonsumsi ikan hanya sembilan kilogram per tahun.
Kemudian saya melihat kepopuleran dawet ayu, maka saya coba mengolah ikan menjadi
dawet,” kata perempuan asal Desa Sered RT 03 RW 02, Kecamatan Madukara,
Banjarnegara itu.

Wujud dan rasa dawet yang diberi nama Dawet Ayu Da’Lele itu tidak berbeda dari dawet
ayu khas Banjarnegara pada umumnya. Cendolnya pun tetap berwarna hijau seperti dawet
dengan tambahan daun pandan dan suji. Bahan utamanya memakai fillet ikan lele.

“Pertama untuk ikannya tidak langsung dipotong tapi dipukul kepalanya sampai mati. Lalu
saat mengiris dagingnya atau membuat fillet. Harus dijaga pembuluh-pembuluh di perut
jangan sampai pecah agar tidak amis,” tandasnya.

Kemudian daging fillet ikan lele dikukus, setelah itu dicampurkan dengan adonan tepung
hunkwe, air daun pandan dan garam. Campuran tersebut kemudian dimasak sambil diaduk
hingga menggumpal. Selanjutnya dicetak seperti membuat dawet biasa. Dawet ayu Da’Lele
pun siap dihidangkan dengan campuran santan dan sirop gula merah.

“Komposisi adonannya, 30 persen daging ikan lele dan 60 persen bahan karbohidrat,”
terang Anggi.

Saat ini minuman unik hasil ciptaannya itu sudah dijual di sejumlah sekolah. Bahkan bulan
Mei mendatang Dawet Ayu Da’Lele khas Banjarnegara akan menjadi salah satu kuliner
yang mewakili Indonesia dalam festival makanan hasil olahan produk laut internasional di
Bangkok.

Dibalik keberhasilannya itu ternyata Anggi sempat dicemooh oleh rekan-rekannya. Banyak
yang ragu bahkan muntah saat mencoba dawet ciptaan Anggi saat pertama kali diuji coba
tahun 2012 lalu. Ia pun harus berulang kali mengukur takaran yang pas hingga 40 kali
percobaan.

“Wah, dulu dihina dan dicemooh. Awal komposisi dagingnya 50 persen, enggak diterima
karena cendol terlalu besar. Lalu diturunkan 40 persen ternyata biaya pembuatan masih
tinggi setelah 40 kali mencoba selama tiga bulan, didapatkan komposisi daging 30 persen,”
tutur perempuan yang saat ini mejadi dosen Politeknik Banjarnegara itu.

Harga yang diberikan Anggi untuk satu gelas Dawet Ayu Da’Lele hanya Rp 5.000. Dengan
mengonsumsi dawet ini tidak hanya menghilangkan dahaga namun juga bisa mendapat
manfaat daging ikan salah satunya membantu perkembangan kecerdasan otak
anak.”Produk perikanan mengandung asam amino essensial yang baik untuk otak dan
tubuh,” tandasnya.

Salah satu pelanggat Dawet Ayu Da’Lele, Levita mengatakan dawet buatan Anggi tidak
berbeda dari dawet lainnya, namun ada sedikit perbedaan tekstur pada cendol yang
membuat dawet tersebut lebih unik dari kuliner sejenisnya. “Teksturnya sedikit beda tapi
tetap enak,” kata Levita yang segera menyeruput Dawet Ayu Da’Lele. (Sumber : Detik
Food)

Aceh Butuh Pasokan 1 Ton Ikan


Lele Per Bulan
Published on March 23, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0

Setiap bulan pasar di sejumlah daerah Provinsi Aceh membutuhlan pasokan satu ton ikan
lele yang belum dapat dipenuhi seluruhnya oleh peternak ikan lokal. Mereka kewalahan
karena produksi setiap bulan belum sampai sebanyak itu.

“Permintaan setiap bulan mencapai satu ton, namun sejumlah peternak belum mampu
memenuhi kebutuhan pasar tersebut. Permintaan yang datang banyak dari Aceh Utara,
Lhokseumawe, Bireuen, Banda Aceh, Aceh Tengah dan Bener Meriah,” kata salah seorang
peternak ikan lele, Zulfikar kepada MedanBisnis, Jumat (22/3).
Di Lhokseumawe sendiri, ungkapnya, ada sejumlah peternak ikan lele seperti di Desa
Blang Weu Baroh dan Buket Rata, Kecamatan Blang Mangat. Ada juga sebagian di
Kecamatan Muara Dua dan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, namun mereka belum
mampu memenuhi kebutuhan pasar yang semakin hari semakin banyak.

“Awalnya masyarakat Aceh kurang gemar mengonsumsi ikan lele, karena sudah terbiasa
dengan ikan laut. Tapi sekarang peminatnya kian banyak, rumah-rumah makan juga sudah
menyediakan menu ikan lele, begitu juga warung-warung lesehan, makanya permintaan
juga meningkat drastis,” ungkapnya.

Zulfikar mengatakan produksi ikan lele perlu ditingkatkan, dia sendiri bersama rekan-rekan
dari kelompok tani terus berupaya memanfaatkan peluang tersebut.

Zulfikar mengaku kelompok tani peternak ikan lele mendapat bantuan dari Bank Indonesia
cabang Lhokseumawe. Mereka mendapat dukungan penuh dalam hal permodalan usaha,
penyediaan bibit unggul, pakan dan kebutuhan lain.

Sekarang usaha peternakan ikan lele itu terus digulirkan ke kelompok lain. “Mudah-
mudahan usaha yang sedang digeluti bisa terus berkembang dan bisa memenuhi
kebutuhan pasar di Aceh,” ucapnya. (Sumber : Medan Bisnis)

Cara Pemijahan Alami Ikan


Lele
Published on March 22, 2013, by budidayaikan - Posted in Budidaya Lele, Cara Budidaya0
Pada dasarnya semua lele dewasa yang telah matang gonad akan berusaha untuk
berkembang biak. Pembudidaya ikan lele tinggal mempersiapkan tempat dan lingkungan
yang sesuai sehingga ikan lele yang telah matang gonad akan memijah secara alami tanpa
menyuntikan hormon perangsang pemijahan.

Saat ini pemijahan alami ikan lele masih banyak diterapkan oleh para pembudidaya lele
saat ini. Mereka beranggapan bahwa pemijahan lele dengan bantuan hormon atau
tambahan obat-obatan belum tentu lebih baik dari teknik pemijahan alami.

Cara pemijahan alami ikan lele diyakini lebih baik daripada menggunakan teknik pemijahan
buatan karena indukan lele tidak ‘dipaksa’ untuk mengeluarkan telurnya. Benih ikan lele
yang dihasilkan dari proses pemijahan lele secara alami pun diyakini lebih unggul dibanding
benih ikan lele hasil pemijahan buatan.

Berikut dibawah adalah cara untuk melakukan pemijahan ikan lele secara alami :

1. Siapkan kolam pemijahan lele dengan membersihkannya terlebih dahulu. Setelah itu
masukkan kakaban sebagai tempat menempelnya telur. Untuk kolam berukuran 2 m x 2 m
x 1 m, dibutuhkan kakaban sebanyak 10-12 buah. Kakaban diletakkan di dasar dan
diberikan pemberat berupa batu. Kakaban disusun berjajar memenuhi dan mengikuti
panjang kolam agar tidak ada telur yang tidak menempel.
2. Isi kolam dengan air hingga ketinggian sekitar 40 cm.
3. Lakukan seleksi induk untuk mendapatkan induk lele yang siap memijah dan
memiliki gonad yang berkualitas dan berpotensi menghasilkan banyak telur.
4. Setelah wadah terisi air, masukkan induk lele yang telah diseleksi ke dalamnya
dengan perbandingan satu ekor jantan dan dua ekor betina. Biasanya, induk lele
dipindahkan ke dalam wadah pemijahan pada sore hari sekitar pukul 15.00 – 17.00.
Pemindahan dari kolam indukan ke kolam pemijahan dilakukan secara hati-hati dengan
menggunakan seser atau serokan.
5. Biarkan induk lele berada dalam kolam selama satu malam. Biasanya, ikan lele akan
memijah pada malam hari sekitar pukul 22.00 – 02.00. Pada proses pemijahan, induk lele
betina akan mengeluarkan telur dan dibuahi oleh sang jantan.
6. Lakukan pengecekan pada pagi harinya. Jika pemijahan berlangsung lancar, pada
pukul empat pagi telur-telur akan memenuhi kakaban.
7. Pindahkan kakaban yang telah ditempeli telur secara hati-hati ke dalam kolam
penetasan. Jika induk baru memijah pada pagi hari maka pemindahan kakaban dilakukan
pada sore hari, sekitar pukul 14.00 – 16.00. Setelah itu, tinggal menunggu telur menetas.
8. Selanjutnya, pindahkan indukan lele yang telah memijah dari kolam pemijahan ke
kolam pemeliharaan induk. Induk lele betina dapat dipijahkan kembali setelah tiga minggu
sampai satu bulan masa istirahat. Sedangkan induk lele jantan memerlukan waktu 1-2
minggu masa istirahat.

9. Kampung Lele Kapuk


Muara, Dari Banjir Menjadi
Berkah
10. Published on March 8, 2013, by budidayaikan - Posted in Budidaya Lele, Kisah Sukses0
11.
12.

13. Engkong Mukhtar, 72 tahun, mengenang masa mudanya dulu di bilangan Kapuk
Muara, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara. “Dulu ini tanah semua, empang aja
nggak ada. Cuman kebon!” katanya dalam logat Betawi kental. “Sekarang
kebanjiran!” lanjutnya.

14. Banjir itu memang jadi masalah di Jl. Kapuk Raya Swadaya III Rt. 006/02. Perlahan
muka tanah dari tahun ke tahun mulai digenangi air. Menurut Andri Wahyudin, tokoh
pemuda setempat, banjir melanda sejak 20 hingga 25 tahun yang lalu.

15. “Saat banyak dibangun permukiman-permukiman. Tanah mulai ditimbun dan tidak
ada resapan air. Tiba-tiba saja kampung saya jadi yang paling rendah di kawasan
ini. Kami korban tata kelola kota,” jelas Andri.

16. Genangan air berkumpul di kampung mereka. Kampung pun mulai menyesuaikan
diri, hunian dibangun menjadi rumah panggung. “Bagi yang masih bertahan mereka
membangun rumah panggung, yang tidak kuat bertahan lahan itu ditinggalkan,”
lanjut Andri lagi.

17. Perlahan rumah yang ditinggalkan terendam air dan menjadi semacam danau-
danau. “Dalam airnya sampai dua-tiga meteran.” jelas Andri.

18. Akhirnya danau itu menjadi tempat pembuangan sampah masyarakat. Kampung
menjadi kumuh dan kotor. Melihat kondisi itu sekelompok anak muda tercetus untuk
membersihkan genangan air dari sampah itu.

19. Pada tahun 2007 muncul ide membudidayakan lele di atas lahan yang tergenang itu.
“Karena budidaya lele masyarakat tak membuang sampah ke dalam air lagi,
ditampung di bak sampah di pinggir kolam. Ada warga yang nanti mengangkutnya”
begitu jelas Andri.

20. Tahun pertama masih merugi, pada tahun 2009 mulailah keuntungan didapat.
Mereka mulai menemukan formula yang tepat untuk membudidayakan ikan lele di
atas genangan-genangan air itu. Yang mereka pilih adalah sistem jaring apung atau
waring yang diperoleh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

21. Sekarang produksi ikan lele mereka sampai satu ton per tiga bulan panen.
Lingkungan jadi bersih, masyarakat bisa berswadana membangun jembatan dan
jalan kecil di kampung. Kini mereka memiliki koperasi dan kelompok budidaya
perikanan berbadan hukum.

22. Budidaya lele telah mengantar mereka membangun kampung jadi paguyuban. Bank
sampah didirikan, begitu juga pendidikan anak di bawah lima tahun. Inovasi terus
berlanjut, sekarang merambah ke komunitas kawasan. Mereka mulai memikirkan
mangrove yang ada di pinggir pantai.

23. Lalu didirikanlah perkumpulan ‘Bale Mangrove’ untuk merekrut anak-anak muda
untuk peduli lingkungan di kawasan Kapuk Muara. Gerakan paguyuban ini mereka
namakan sebagai “Komunitas Kapuk” yang kemudian mendapat perhatian dari
sejumlah lembaga.

24. Tahun ini kampung mereka menjadi salah satu juara kompetisi kewirausahaan sosial
dari British Council Indonesia. Kompetisi itu memang mencari usaha yang berbasis
komunitas untuk mengembangkan ekonomi rakyat. Sebagai hadiahnya mereka
mendapat bantuan dana sampai Rp100 juta yang digunakan sebagai modal
mengembangkan usaha budi daya ikannya.

25. Upaya mereka memang pantas mendapat acungan jempol dan bisa menjadi contoh
kampung-kampung lain. Di kampung itu, banjir permanen bukan lagi dipandang
bencana tapi menjadi berkah. (Sumber : National Geographic)

26. Permintaan Tinggi, Petani


Lele Beralih Budidaya
Lobster
27. Published on March 8, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele1
28.

29.

30. Petani ikan lele di Kota Bekasi, mulai beralih ke budi daya lobster hias, menyusul
tingginya permintaan masyarakat dan perawatannya yang mudah.

31. “Ikan lele sangat riskan terkena penyakit. Saya beralih ke lobster, setelah ada
eksportir asal Galaxi, Bekasi Selatan, yang memberikan bibit pada 2011,” kata Indha
Suryadi (53) di lokasi budi daya ikan miliknya di Jalan Umar, Kelurahan Mustika
Jaya, Jumat.

32. Menurut dia, budi daya lobster hias merupakan salah satu peluang usaha yang
selama ini masih kurang dilirik, sehingga kesempatan berbisnis masih terbuka luas
untuk petani ikan air tawar dengan lahan yang tidak terlalu luas.

33. “Sampai sekarang saya sudah bisa mengekspor ke Jepang, Amerika, dan
Singapura,” katanya.

34. Pada awal berkecimpung sebagai pembudi daya lobster, kata dia, jumlah bibit yang
dimiliki sebanyak 30 ekor betina dan 15 ekor jantan. “Setiap satu betina mampu
menghasilkan 1.400 anak,” katanya.

35. Lobster hias ini dikawinkan secara silang untuk mendapatkan warna putih, orange,
dan merah.
36. Lobster ini akan siap panen dari mulai telur sampai anakan selama 45 hari.

37. “Satu anakan dengan panjang dua inchi warna putih seharga Rp7.000 per ekor,
warna orange Rp4.000 per ekor, dan warna merah Rp4.000 per ekor,” katanya.

38. Permintaannya bisa datang dari eksportir ikan hias, rumah makan, komunitas ikan
hias, dan lainnya.

39. “Kalau sudah masuk toko ikan hias, harga lobster dengan ukuran yang sama bisa
mencapai Rp35 ribu hingga Rp50 ribu per ekor,” katanya.

40. Menurut dia, permintaan lobster dari sejumlah rumah makan di Jakarta juga
mengalami peningkatan.

41. “Bahkan, harga lobster saat ini sangat bagus, sekitar Rp380 ribu per kilogram untuk
kualitas super dan Rp180 ribu per kilogram untuk kualitas biasa,” katanya.

42. Dikatakan Suryadi, pemeliharaan lobster sangat mudah hanya mengganti air
sepekan sekali dari kolam yang rata-rata berukuran 1×1,5 meter.

43. “Lobster cukup diberikan pelet lele, buah dan sayuran,” katanya. (Sumber : Inilah)

44. Budidaya Lele Kolam


Fiber Hasil Memuaskan
45. Published on March 7, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
46.

47.

48. Belum lama ini Pemerintah Kabupaten Rejang lebong (RL) meluncurkan bantuan
sebanyak 60 unit kolam fiber untuk ternak lele kepada sejumlah kelompok peternak
ikan wanita di sejumlah kecamatan.

49. Alhasil, panen raya Selasa (5/3) kemarin membuktikan kolam fiber dinilai efektif
untuk beternak lele. Terbukti 1 unit kolam fiber yang berisikan 50 kg benih ikan lele,
dapat menghasilakn sebanyak 200 kg usia panen.

50. “Bantuan ini kita serahkan khusus kepada kelompok peternak perempuan yang ada
di RL. Kami yakin program kegiatan ini dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat Rejang Lebong ke depannya,” ungkap Kepala Dinas Peternakan dan
Perikanan RL, Ir. Amrul Eby, MM saat panen raya lele di Desa Air Meles Atas
Kecamtan selupu Rejang, kemarin.

51. Amrul mengatakan, bantuan ini bertujuan untuk memberikan peluang bagi ibu rumah
tangga menambah penghasilan keluarga dengan cara memanfaatkan waktu luang.

52. “Cara serta pemeliharaannya sangat mudah. Tidak membutuhkan proses atau
tahapan yang sulit. Jadi mudah dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga,” ujar Amrul.
53. Dalam kegiatan panen raya yang dihadiri oleh seluruh Kepala SKPD RL tersebut,
Bupati RL, H. Suherman, SE, MM menegaskan jika dengan adanya bantuan fiber
serta benih lele bagi kelompok tani peternak perempuan ini dapat menambah
perekonomian keluarga. “Saya lihat, dari panen raya di kelompok peternak Tunas
Harapan ini dapat menghasilakan lele siap konsumsi yang lumayan banyak. Saya
harap, bantuan ini benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat dan tidak
disalahgunakan,” kata Suherman.

54. Suherman meminta kelompok peternak juga dapat mampu mengembangkan hasil
olahan ikan lele yang telah dipanen dalam berbagai macam bentuk pakan ataupun
produk konsumsi olahan. “Ini adalah kesempatan yang baik bagi ibu-ibu untuk
berkarya membantu suami,” pesan Suherman.

55. Diketahui, kolam fiber lele bantuan tersebut berukuran 3 kali 4 meter. Dalam setiap
kolam di beri benih bantuan sebanyak 50 kg. Ikan mulai dipanen setelah berusia 2,5
bulan. (Sumber : Harian Rakyat Bengkulu)

56. Manfaatkan Lahan


Kosong, Divif-1 Kostrad
Budidaya Ikan Lele
57. Published on March 6, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
58.
59.

60. Anggota Denhub Divif-1 Kostrad memiliki cara tersendiri untuk memberdayakan
lahan kosong yang ada di satuan dengan mengembangkan budidaya Ikan Lele.
Budidaya ikan tawar tersebut merupakan salah satu solusi untuk mendukung
program pemerintah, yaitu ketahanan di bidang pangan.

61. Sampai saat ini, Denhub Divif-1 Kostrad telah memiliki 35 petak kolam budidaya
yang dikelola oleh anggotanya. Kolam tersebar di lahan-lahan kosong dan
pekarangan yang ada di sekitar satuan. Berkat keuletan anggota dan dukungan
yang diberikan pimpinan, Denhub Divif-1 Kostrad mampu menghasilkan ± 20.000
s.d. ± 25.000 ekor Ikan Lele dalam sekali panen.

62. Bahkan budidaya tersebut semakin berkembang, dari hanya sekedar pemijahan, kini
menjadi pemasok ke sejumlah pasar tradisional dan rumah makan di Ciluar, Bogor.

63. Untuk membagi kiat susksesnya, Denhub Divif-1 Kostrad beberapa kali
menyelenggarakan pelatihan budidaya Ikan Lele, diantaranya adalah memberikan
pelatihan selama dua hari bagi anggota Yonhub Kodiklat TNI-AD, 18-20 Februari
2013 lalu.

64. Dalam pelatihan ini, anggota Denhub Divif-1 Kostrad memberikan pengetahuan, baik
teori maupun praktek cara pembudidayaan benih dan pemeliharaan yang baik, untuk
mencapai hasil panen yang memuaskan. (Sumber : Pen Kostrad)

65. Agus Kewalahan Penuhi


Permintaan Bibit Lele
Sangkuriang
66. Published on February 28, 2013, by budidayaikan - Posted in Budidaya Lele, Kisah Sukses1
67.

68.

69. Agus Fathurahman (35), perlahan-lahan mulai masuk ke kolam indukan ikan lele
sangkuriang terbuat dari batu bata dilapisi semen. Selang berukuran besar dari
mesin sedot robin dimasukkannya ke kolam tersebut. Sedangkan, selang kecil
lainnya dialihkannya ke kolam satu lagi, tepat di sebelah kolam indukan.

70. Air itu sebelumnya sudah diisi dengan kotoran kambing terbungkus dengan karung,
kata Agus, sengaja tidak dibuangnya. Itu dilakukannya sudah sejak tiga bulan lalu,
November 2012, awal ia melakukan usaha pembibitan ikan lele sangkuriang.

71. Termasuk juga memidahkan telur-telur ikan yang menempel di ijuk ke kolam anakan
dan pembibitan berukuran 1,2×2 meter. “Sudah tiga bulan ini usaha pembibitan ini
saya lakukan. Jujur saja, saya kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar.

72. Setiap harinya permintaan 20-30 ribu ekor ikan, sedangkan kita hanya sanggup 40
ribu ekor per bulannya,” kata Agus, saat peluncuran sekaligus syukuran Pembibitan
Ikan Lele Sangkuriang Lancang Kuning, Sabtu (23/2), di Desa Karya Indah,
Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar.

73. Agus menjelaskan, kenapa ia menambahkan kata Lancang Kuning di belakang ikan
lele sangkuriang, karena nama tersebut identik dengan Riau. Perwiran pertama di
Batalyon Paskhas 462/Pulanggeni ini menjelaskan, standarnya untuk pembibitan itu
memerlukan 100 kolam.

74. Namun, saat ini ia hanya memiliki 40 kolam untuk pembibitan ikan lele sangkuriang.
Agus mengatakan, ia menjual bibit ikan dengan ukuran panjang minimal 3 hingga 6
centimeter.

75. “Dalam kurun waktu 45-60 hari ikan sudah bisa dipanen dengan rasio 4-5 ekor untuk
1 kg. Tidak hanya itu, ikan ini tidak rakus dengan pakan pelet dan tak perlu
mengganti air kolamnya,” kata Agus.

76. Ia menjelaskan, ukuran 3-4 cm dijualnya per ekor Rp 150, 3-5 cm Rp 180 dan 4-6
cm Agus melepasnya di harga Rp 220. Selain itu, untuk mengawasi pembibitan ikan
lele sangkuriang miliknya, ia mempekerjakan tiga orang yang telah dibekali dengan
ilmu bagaimana beternak ikan langsung dari Nasruddin, pengembang pertama lele
jenis ini di Kampung Sukabirus, Desa Gadog, Kecamatan Megamendung,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

77. Ikan ini merupakan perkawinan silang yang dilakukan oleh Balai Besar
Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT). Betina keturunan kedua lele dumbo
asli Afrika Selatan (F2) dikawinkan dengan pejantan keturunan keenam lokal (F6).

78. Bagaikan ibu mengawini anak lelakinya sendiri, sehingga anakan yang dihasilkan
kemudian dinamakan Lele Sangkuriang. “Terpenting, rasa ikan lele sangkuriang ini
pasti beda dengan lele dumbo lainnya. Lebih garing dan tebal dagingnya,” kata Agus
sambil promosi dengan menyebutkan nomor telepon selulernya 082388595603 bagi
yang ingin memesan bibit ikan lele sangkuriang. (Sumber : Tribun News)

79. LeleQu, Bisnis Sampingan


Olahan Ikan Lele Bermoset
3-5 Juta Per Bulan
80. Published on February 26, 2013, by budidayaikan - Posted in Budidaya Lele, Produk Olahan
Ikan0
81.

82.

83. Memilih usaha sampingan memang gampang-gampang susah. Anda harus bisa
memilih yang cocok dan menghasilkan untung besar. Mungkin, dengan membuka
usaha di bidang makanan bisa menjadi referensi Anda.

84. Namun, bila ingin produk dilirik, tak jarang banyak orang memilih sesuatu yang unik,
kreatif, dan berinovasi tinggi. Nah, tak ada salahnya jika mencoba menjadi agen
atau reseller dari abon lele bermerek LeleQu. Ya, abon lele ini adalah sebuah brand
bisnis makanan yang menggunakan bahan dasar ikan lele.

85. Tak hanya untuk dan sekadar dipasarkan saja, perluasan makanan ini dinilai menjadi
salah satu satu sarana untuk melestarikan warisan kuliner nusantara yang beraneka
ragam. Visi perusahaan ini adalah ingin menjadi salah satu makanan khas dari
Tegal, sebelumnya maskot dari Tegal yang kita tahu yakni warteg dan bawang.

86. Sang pemilik LeleQu, Nopi Sugianto mengaku, dia hanyalah seorang petani lele. Tak
jarang dirinya menemui banyak kendala ketika menjalani profesi tersebut, yakni
pertumbuhan yang tidak merata dari ikan lele. Terkadang ada yang besar, ada juga
yang kecil.
87. Menurut dia, ikan lele yang laku untuk dijual adalah yang berukuran 14-15
sentimeter (cm). “Oleh karena itu, ikan lele yang tidak dapat dijual saya olah menjadi
abon lele,” ungkap Nopi kepada Okezone, beberapa waktu lalu.

88. Nopi menceritakan, abon lelenya bermerek LeleQu berdiri pada Juni 2011. Pada
mulanya dia beserta komunitas petani lele yang berada di Tegal bingung terhadap
lele yang sudah tidak dapat dijual lagi. Kemudian tercetuslah ide membuat abon ini.

89. Demi memuluskan niatnya, dia mengajukan pinjaman ke Program Nasional


Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Pihak PNPM pun meminjamkan modal sebesar
Rp10 juta untuk memulai usaha abon lele ini.

90. “Dengan modal dari PNPM sebesar Rp10 juta, saya mendapatkan omzet per
bulannya sekira Rp3 juta-Rp5 juta,” ungkapnya.

91. Dia menambahkan, LeleQu untuk saat ini mempunyai dua rasa, yakni rasa original
dan rasa pedas, serta kemasannya pun hanya 100 gram (gr) dan 250 gr dengan
masing-masing harga yang dibanderol sebesar Rp25 ribu dan Rp60 ribu.

92. Dituturkannya, pemasaran LeleQu saat ini melalui delapan agen yang tersebar,
yakni di Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Tangerang Kota, Tangerang
Selatan, Bogor, Purwokerto, Banyumas, dan Tegal.

93. “Jika ada yang mau menjadi agen atau reseller bisa menghubungi langsung ke
daerah-daerah yang sudah menjadi agen LeleQu, dengan modal sebesar Rp10 juta
bisa menjadi agen atau reseller,” kata Nopi.

94. Nopi juga mengatakan, dari program pemasaran berbasis agen ini, ia telah
mendapat keuntungan sebesar 20 persen. Nopi pun berharap bahwa LeleQu bisa
menjadi peluang Usaha yang baru dan menarik.

95. “Nilai gizi ikan lele termasuk tinggi dan baik untuk kesehatan, karena tergolong
makanan dengan kandungan lemak yang relatif rendah dan mineral yang relatif
tinggi. Kandungan lemak ikan lele hanya dua gram, jauh lebih rendah dibandingkan
dengan daging sapi (14 gr) dan daging ayam (25 gr). Selain kaya zat gizi, lele juga
membantu pertumbuhan janin dalam kandungan dan sangat baik bagi jantung
karena rendah lemak,” pungkasnya. (Sumber : Okezone)
96. Lelebay Nugget, Citarasa
Baru Ikan Lele
97. Published on February 26, 2013, by budidayaikan - Posted in Budidaya Lele, Produk Olahan
Ikan0
98.

99.

100. Mereka adalah Rangga Galih Pradana, Zulvah, dan Okki Anugrah Putra.
Berbekal pengalaman berbisnis yang dibangun sejak mahasiswa baru, tiga sekawan
yang sama-sama menyukai bidang bisnis ini mulai mencoba berbisnis. “Awalnya kita
mencoba berbisnis dalam bidang peternakan lele, namun karena terjadi suatu hal
pada saat waktu penjualan, akhirnya bisnisnya tidak jalan. Barulah banting setir ke
bidang kuliner, Nugget Lele,” ujar Zulvah, salah satu anggota dari tim Lelebay
Nugget.

101. Dengan menjadikan ikan lele menjadi makanan seperti nugget, menurutnya,
malah membuat nilai rasa dan penjualan ikan lele semakin tinggi. Meskipun hanya
merubah bentuk dari biasanya, seperti pecel lele, dan lalapan, nugget ini tetap tidak
kalah dalam hal kandungan nutrisi dan gizi.

102. Tak hanya itu, makanan ini juga bisa membuat kebermanfaatan ikan lele
semakin besar. Pasalnya, saat ini jenis ikan lele yang sering dicari adalah yang
berukuran kecil atau sedang. Sebab, untuk membuat pecel lele atau lalapan, ikan
yang dibutuhkan adalah ikan lele yang berukuran tidak besar.

103. “Kalau lele kecil dan sedang itu satu kilo bisa Rp 14.000 terus yang paling
besar itu cuma Rp 12.000, ” lanjut Zulvah. Dikatakannya, lele yang berukuran besar
itu kurang diminati.

104. Melihat hal itu, maka timbul ide untuk membuat suatu inovasi makanan yang
tetap berbahan dari ikan lele. Mereka mencari lele berukuran besar untuk diolah
menjadi Nugget Lele. “Kami beli ikan lele berukuran besar sama seperti ikan yang
berukuran kecil, jadi kan sama-sama bisa memberi manfaat,” ungkapnya.

105. Tak berlangsung lama, bisnis Nugget Lele ini pun diikutkan dalam lomba
EURECA kategori Business Plan Competition di kampus Prasetya Mulya,
Tangerang. Dalam lomba tersebut, awalnya zulvah dan kelompoknya mengirim
proposal dari usaha bisnis yang mereka kerjakan selama ini. Dari tahap pengiriman
proposal tersebut kemudian diambil 15 finalis untuk dipanggil ke Tanggerang.

106. Lelebay Nugget pun masuk finalis dan mendapat panggilan untuk presentasi
serta memamerkan produknya di sana. Selama satu hari penuh di Tangerang,
mereka harus berhadapan dengan beberapa tim Universitas Indonesia (UI), Institut
Teknologi Bandung (ITB), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas
Padjajaran (Unpad) serta dari kampus Prasetya Mulya sendiri.

107. Persiapan menuju ke Tangerang sendiri, dijelaskan Zulfah, lebih menekankan


pada bidang produk. Jauh-jauh hari sebelum diumumkan masuk finalis, Zulvah dan
kelompoknya sering menawarkan produknya ke orang lain. Karena dengan cara
seperti itu, mereka bisa meminta testimoni tentang Nugget Lele ini.

108. “Ada yang bilang kurang asin, rasanya seperti cireng, dan lainnya. Semuanya
kami tampung untuk menghasilkan rasa yang benar-benar pas dan dapat diterima
oleh masyarakat banyak,” tutur mahasiswi angkatan 2010 ini. Setelah berbagai hal
mulai dari produk, banner, dan alat-alat telah siap untuk dibawa, barulah mereka
bertolak ke Tangerang.

109. Aspek yang dinilai dari ajang lomba kali ini lebih menekankan pada bidang
sosialnya, yaitu aspek kebermanfaatan dan aspek keberlanjutan produknya sendiri.
Aspek kebermanfaatan, yakni lebih berkonsentrasi pada bagaimana produk tersebut
bisa bermanfaat pada orang lain di sekitar.

110. Sedangkan aspek keberlanjutan sendiri mengenai bagaimana proses


selanjutnya setelah ajang lomba tersebut selesei. “Keberlanjutan itu tidak hanya
sekedar dari segi bisnisnya, tetapi juga apakah kira-kira bisnisnya ini bisa bertahan
sampai selanjutnya atau cuma untuk mengikuti lomba saja, setelah selesai tidak
dilanjutkan lagi,” tandasnya. Ia mencontohkan, misalnya dalam jangka waktu lima
tahun ke depan apa yang akan dilakukan dalam bisnis.

111. Di sisi lain, memang tim Lelebay Nugget ini telah menjadi wirausaha yang
telah berkelanjutan. Terbukti dari dibangunnya sendiri kolam lele, lemari es serta
alat-alat memasak yang lain. Ini tidak hanya karena sekedar suka dengan dunia
bisnis, melainkan sudah menjadi bidang keseriusan berwirausaha selanjutnya.

112. Setelah pengumuman lomba itu banyak reseller dari Jakarta, Malang, dan
kota lainnya yang menawarkan kerja sama dengan Lelebay Nugget. Namun untuk
saat ini, Zulvah dan kelompoknya menolak dahulu. Pertimbangan mereka adalah
makanan nugget ini bersifat makanan yang tidak tahan lama sebab mereka tidak
memberi bahan pengawet. “Jadi, lewat satu hari saja sudah berubah bentuk dan
rasanya, makanya kami fokus untuk mengembangkan sendiri di sini,” tutup
mahasiswi asal Tuban ini. (Sumber : ITS)

113. Harga Pelet


Melambung, Pembudidaya
Lele Kembang Kempis
114. Published on February 19, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
115.

116.

117. HARGA pakan lele di pasaran terus melambung. Kondisi tersebut


mengakibatkan peternak ikan lele di sentra budidaya ikan lele di wilayah Kecamatan
Paseh, Kabupaten Bandung kesulitan memenuhi kebutuhan pakan ikannya.

118. “Dari 30 kolam, yang ada tersisa delapan kolam yang beroperasi mulai dari
pembibitan ikan lele sampai penjualan ikan lele ke para tengkulak dan pengecer,”
ujar Iwan Lele (33) selaku pemilik sentra budidaya sekaligus Ketua Kelompok Ternak
Ikan Lele Desa Sindangsari, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung ketika ditemui
di kediamannya, pekan lalu

119. Harga pakan lele sejak dua pekan terakhir sudah naik menjadi Rp 8 ribu dari
harga semula Rp 7 ribu. Bahkan beredar informasi harga pakan lele bakal naik lagi
sekitar Rp 500 sampai Rp 1000.

120. “Setiap tahun terus naik tidak pernah turun. Mulai dari Harga Rp 4 ribu
sekarang sudah menjadi Rp 8 ribu. Parahnya setiap tahun sebanyak empat kali naik
harganya,” ujar warga RT 01/RW 09, Kampung Ciraab, Desa Sindangsari,
Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung itu.
121. Iwan mengatakan, kondisi tersebut membuat sejumlah peternak lele di
Kecamatan Paseh dan sekitarnya tak mendapatkan untung. Padahal harga ikan lele
jarang mengalami kenaikan meski permintaanya cukup banyak.

122. “Kalau kebutuhan ikan lele selalu meningkat. Sekarang saja pasar
membutuhkan sekitar 20 ton. Namun kami kesulitan memenuhi kebutuhan pasar
karena ikan yang tersedia minim,” ujar Iwan.

123. Selain itu, menurut Iwan tingginya harga pakan ikan mempengaruhi jumlah
peternak lele. Pada 2010 jumlah peternak lele di Kecamatan Paseh mencapai 200
orang. Tahun 2012 kemarin, jumlah peternak lele turun drastis. “Yang bertahan 13
peternak lele. Itu pun kondisinya kembang kempis, hidup segan mati tak mau,”
ujarnya.

124. Dipaparkan Iwan, tingginya biaya produksi disebabkan satu kolam ikan
dengan tebaran bibit sebanyak 1 kuintal yang menghabiskan biaya Rp 1 juta
membutuhkan pakan ikan lele sebanyak 1 ton. Sedangkan harga jual lele di pasaran
rata-rata Rp 13 ribu per kg untuk tingkat peternak.

125. “Jika pembibitan sukses bisa hasilkan 1,2 ton ikan lele super dalam 40 hari.
Namun tingginya harga pakan kami harus mengurangi jumlah ikan lele hanya untuk
membeli pakan,” ujar Iwan yang mengatakan kunci utama beternak lele berada di
ketersediaan pakan.

126. Akibat mengurangi pasokan lele dan memilih memenuhi kebutuhan pakan, ia
pun kini hanya mengantongi keuntungan sekitar Rp 900 ribu. Pasalnya, Iwan yang
biasa menjual 7 ton sampai 10 ton itu kini hanya menjual 3 kuintal sampai 5 kuintal
setiap seharinya.

127. “Karena itu banyak pemintaan di luar Jawa Barat kami tolak karena untuk
memenuhi kebutuhan di Jawa Barat seperti Indramayu, Sukabumi, Bandung, Cimahi
dan Kabupaten Bandung sendiri sudah sulit,” ujar Iwan. (Sumber : Tribun)

128. Pak Tentara Pun Ikut


Pijahkan Lele
129. Published on February 15, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
130.

131.

132. Untuk mendukung sektor perikanan darat sekaligus memenuhi kuota bibit
ikan lele di Aceh yang kian berkembang pesat, Kodim 0103 Aceh Utara ikut
membantu peternak melalui program pemijahan benih ikan lele yang dipusatkan di
Koramil Blang Mangat, Lhokseumawe.

133. “Program ini sangat penting dan bermanfaat bagi peternak lele, karena di
Aceh budidaya ikan air tawar mulai berkembang pesat, terutama jenis ikan lele.
Hanya saja selama ini ketergantungan peternak dengan luar Aceh masih tinggi,
terutama penyediaan bibit lele.

134. Makanya kita coba membantu peternak budidaya ikan darat bersama-sama
melakukan pemijahan benih lele yang dipusatkan di Koramil Blang Mangat,” kata
Dandim 0103 Letkol Inf Agus Tri Antoni diwakili Kasdim Mayor Kav Yusri, kepada
MedanBisnis, Kamis (14/2).

135. Mayor Yusri didampingi Danramil Blang Mangat, Lettu Gunawan S


menyebutkan induk lele sengaja didatangkan dari Yogyakarta. “Soalnya dalam
proses pemijahan untuk bisa menghasilkan bibit yang berkualitas membutuhkan
induk unggul pila. Makanya kami datangkan dari Yogyakarta, yakni jenis lele pyton
dan sangkuriang,” katanya.
136. Dalam kesempatan itu, disampaikan juga bahwa prospek pemasaran ikan
lele di Aceh sangat besar, terutama untuk wilayah Kabupaten Aceh Tengah, Bener
Meriah dan sebagian kawasan timur Aceh seperti Aceh Utara, Lhokseumawe,
Bireuen hingga Aceh Timur dan Langsa.

137. Selama ini, katanya, pembudidaya ikan lele terpaksa mendatangkan bibit dari
Sumatera Utara. Di Aceh sendiri pemijahan benih masih sedikit, sehingga tidak
sebanding dengan kebutuhan peternak.

138. “Budidaya ikan lele mulai berkembang pesat sesuai peluang pasar yang ada,
namun tidak diimbangi dengan produksi benih. Makanya peternak terpaksa
menunggu pasokan dari Sumatera Utara. Untuk membantu mengatasi kekurangan
itu, kami bersama petani binaan melakukan pemijahan benih sendiri, mudah-
mudahan kekurangan benih sedikit bisa teratasi,” kata Mayor Yusri. (Sumber :
Medan Bisnis)

139. Lele Sulsel Siap


Diekspor Ke Eropa
140. Published on February 7, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
141.

142.
143. Kalangan peternak ikan di Sulawesi Selatan akan mengekspor ikan Lele ke
Eropa untuk pertama kalinya tahun ini. Lele itu hasil dari tambak-tambak di
Kabupaten Pangkep.

144. “Dari sekian banyak tambak ikan di Sulsel, pihak eksportir memilih ikan yang
dibudidayakan di daerah tersebut,” kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas
Perikanan Sulawesi Selatan Sulkaf S. Latief di Makassar, Rabu 6 Februari 2013.

145. Dia mengatakan, peluang ekspor ikan Lele ini akan menyuntik motivasi baru
bagi petambak ikan. Apalagi, Lele termasuk jenis ikan yang tidak membutuhkan
waktu dan modal besar dalam hal pemeliharaannya.

146. Ikan jenis ini biasanya siap dipanen dalam jangka waktu 3 hingga 4 bulan
setelah penyemaian bibit di tambak. Lele yang akan dikirim nantinya dalam bentuk
fillet atau daging irisan.

147. Sulkaf juga akan meminta bantuan dari pihak eksportir dalam hal budidaya
Lele di daerah sentra produksi. Bantuan yang diharapkan tersebut terutama untuk
petani yang tahun ini mengalami kerugian akibat tambak mereka terkena banjir.

148. Ketua kelompok petambak ikan di Kabupaten Pangkep, Abdul Hafid,


mengatakan sebenarnya ekspor Lele ke Eropa dijadwalkan mulai bulan ini.
Sayangnya, banjir yang melanda kabupaten Pangkep pada bulan Januari kemarin
menghanyutkan Lele yang siap dipanen dari tambak.(Sumber : Antara)

149. Pencurian Lele Marak,


Pembudidaya Kampung Lele
Merugi
150. Published on February 5, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
151.

152.

153. Sejumlah peternak lele di Kampung Lele Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit,
Boyolali, mengeluhkan maraknya pencurian ikan lele milik mereka yang terjadi
dalam kurun waktu beberapa pekan terakhir ini. Akibatnya, peternak lele mengalami
kerugian jutaan rupiah.

154. Salah seorang peternak lele di Kampung Lele, Prihatiningsih, 51, mengaku
pernah kehilangan ikan lele yang siap dijual dari kolam miliknya sekitar sebulan
terakhir.

155. ”Padahal itu [ikan lele] pesanan orang. Saya beli dari Jogja, kemudian saya
masukkan ke kolam supaya tetap segar. Besok pagi saat akan saya ambil, kolam
malah sudah kosong,” ungkap Prihatiningsih ketika ditemui wartawan di sela-sela
aktivitasnya, Senin (4/2/2013).

156. Prihartiningsih menuturkan ikan-ikan lele yang hilang tersebut berada di


dalam kolam paling ujung. Diakuinya, kolam tersebut jauh dari pengawasannya.

157. ”Saya masukkan ikan-ikan itu di kolam paling ujung, jadi memang agak susah
ngawasinnya,” ungkap dia.
158. Akibat hilangnya ikan-ikan lele tersebut, Prihartiningsih mengaku mengalami
kerugian hingga jutaan rupiah. Dia menduga, pencuri itu tidak berkerja sendirian.
Sebab di sekitar kolam, tidak terlihat ada jejak yang ditinggalkan.

159. ”Baru sekali ini [kecurian]. Tapi karena itu, saya rugi jutaan rupiah,” tuturnya.
Kejadian yang sama juga pernah dialami sejumlah peternak lainnya. Peternak lele
lainnya, Halim, 67, juga mengakui hal itu. Agar tidak terjadi pencurian ikan di kolam,
Halim mengatakan saat ini dirinya rutin memantau di sekitar kolam, khususnya
malam hari.

160. Beberapa peternak lain, lanjut dia, juga melakukan langkah yang sama.
Mereka pun bekerja sama untuk menjaga kolam-kolam yang ada di kawasan itu.

161. ”Kami bekerja sama dengan pemilik kolam lainnya untuk melakukan patroli di
kolam-kolam,” kata Halim. (Sumber : Solopos)

162. Kota Binjai Pemasok


Lele Terbesar Di Sumut
163. Published on February 4, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
164.

165.
166. Walikota Binjai H M Idaham SH MSi didampingi Wakil walikota Timbas
Tarigan,Sekdako,H Elyuzar SH M.Hum, Kadis Sosial dan Tenaga Kerja Nani Sundari
dan Kadis Pertanian dan Perikanan Ir Edy Gunawan memanen ikan lele di kolam
milik kelompok Mandiri Sejahtera di Jalan Gugus Depan Ujung Kelurahan Berngam
Kecamatan Binjai Kota, Minggu (3/2).

167. Panen ikan Lele ini, merupakan hasil kerja dari kelompok Mandiri Sejahtera
yang dibina oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Binjai bekerjasama dengan dinas
Pertanian dan Perikanan Kota Binjai dan panen menghasilkan ikan lele 2,5 ton, yang
dipelihara selama 70 hari dengan berat 7 sampai 9 ekor ikan lele per kg dengan
harga Rp.13 ribu per kgnya,kata Kadis pertanian.

168. Menurutnya, Kota Binjai memang sudah dikenal sebagai pemasok kebutuhan
ikan lele terbesar di Sumatera Utara dengan produksi ikan lele mencapai 15 ton
perhari.

169. Walikota meminta Dinas Pertanian dan Perikanan untuk terus meningkatkan
kualitas dan kuantitas produksi ikan lele sehingga menjadi sumber pendapatan
masyarakat di daerah ini.

170. Idaham mengimbau dinas terkait untuk terus memantau serta membantu
masyarakat yang ingin mengembangkan perikanan darat baik ikan lele maupun
yang lainnya.

171. “Dinas atau SKPD lainnya bisa ikut membantu misalnya dibidang
permodalan, pelatihan,pengolahan hasil produksi dan pemasaran, “kata Idaham.

172. Walikota juga memuji kerjasama antara Dinas Pertanian dan Perikanan
dengan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja untuk membina kelompok budidaya ikan lele
ini.Sinerji 2 SKPD ini sangat bermanfaat, di mana satu aspek memberikan lapangan
kerja, aspek lain meningkatkan pendapatan dan perekonomian masyarakat
katanya. (Sumber : Analisa Daily)
Kembangkan Strain Lele
Cimahi, Pemkot Kerjasama
Dengan Belanda
Published on February 1, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele1

Lembaga nonprofit Netherlands Seniot Expert dari Universitas Wagening meningkatkan


kerjasama dengan Pemkot Cimahi dalam upaya kawin silang indukan Belanda dengan lele
lokal untuk pengembangan strain lele khas Cimahi. Hal itu ditujukan sebagai upaya transfer
ilmu sekaligus pengembangan Cimahi sebagai pusat studi lele di Indonesia.

Demikian yang diungkapkan Senior Expert Jos Scheerboom saat beraudiensi dengan
Walikota Cimahi Atty Suharti Tochija, di ruang rapat gedung A Pemkot Cimahi Jln. Rd.
Demang Hardjakusumah Kota Cimahi, Rabu (30/1).

“Kerjasama perkawinan lele betina dari Belanda dan jantan lokal melahirkan strain lele yang
kepalanya kecil dan badannya besar. Ini potensi bagus bagi pengembangan di Kota
Cimahi,” ucapnya.

Jenis indukan yang dibikin yaitu claris, menghasilkan benih berkepala kecil dan badan
besar. Pakan yang diberikan dicampur suplemen, sehingga pertumbuhannya lebih cepat
dari benih lokal. Dengan kerjasama ini, kita bisa transfer ilmu tanpa biaya. Daripada dari
Cimahi ke Belanda harus mengeluarkan biaya, lebih baik kami yang datang kesini. Transfer
ilmu secara cuma-cuma, sekaligus mengembalikan kejayaan lele seperti jaman Lele
Dumbo saat dulu,” tuturnya.

Kabid. Pertanian Dinas Koperasi UKM Perindustrian Perdagangan dan Pertanian


(Diskopindagtan) Kota Cimahi drh. Suyoto mengatakan, kerjasama pengembangan lele
strain baru antara Belanda dan Cimahi diperpanjang.

“Mengingat, pengetahuan ini sangat berguna bagi pengembangan perikanan di Kota


Cimahi,” ujarnya.

Saat ini, hasil kawin silang indukan asal Belanda dan lele lokal sudah mencapai 48.000
ekor. “Lele strain sangkuriang asli hanya di Cimahi. Dengan hasil kawin silang ini, didapat
strain baru yang belum kami beri nama. Dengan ilmu ini, diharapkan berguna bagi para
kelompok tani dan masyarakat untuk mengembangkan lele di Kota Cimahi dan menjadikan
Cimahi sebagai pusat studi lele di Indonesia,” katanya. (Sumber : Pemkot Cimahi)
Berita Perikanan Terkait

KKP Salurkan Bantuan Indukan


ke Pandeglang
Published on February 1, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele, Budidaya Nila4
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Pandeglang memberikan bantuan bibit benih
indukan sejumlah jenis ikan ke Dinas Kelautan dan Perikanan Pandeglang. Selain benih
indukan, KKP juga memberikan bantuan berupa sepeda motor dan lainnya.

Kepala Dinas KKP Pandeglang Tata Naftariadi kepada wartawan kemarin mengatakan,
KKP pusat memberikan empat jenis bibit indukan ikan terdiri atas ikan lele, nila, ikan mas si
nyonya dan bawal.

Dia juga mengungkapkan, bantuan itu diserahkan oleh staf ahli Menteri Kelautan DR. Dedi
Sutisna. Mereka datang langsung ke Balai Benih Ikan Nila yang terletak di Kecamatan
Cipeucang, Pandeglang.

Tata mengatakan, Pandeglang memiliki empat balai benih ikan. Untuk ikan nila, bantuan
berupa bibit indukan ini akan dikembangkan di balai benih ikan nila di Kecamatan
Cipeucang. Sedangkan untuk bibit indukan ikan lele, rencananya akan dikembangkan di
Kecamatan

Cimanuk atau di balai benih ikan di Cikoromoy. Sedangkan untuk ikan mas si nyonya, akan
dikembangkan di balai benih ikan di Kecamatan Banjar. (Sumber : Kabar Banten)

Budidaya Lele Kolam Terpal


Marak di Purworejo
Published on January 29, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
Budidaya ikan dengan kolam terpal kini semakin marak di Kabupaten Purworejo. Terutama
untuk budidaya ikan lele yang tidak membutuhkan kolam terlalu luas dan mudah
dibudidayakan. Disamping itu cuaca juga sangat mendukung dan harganya pun
belakangan meningkat dengan permintaan yang cukup tinggi untuk ikan konsumsi.

Kondisi ini membuat petani perikanan lele semakin bersemangat membudidayakan ikan
untuk pembesaran.

“Permintaan ikan lele cukup tinggi, terutama dari Kebumen dan Yogya,” ujar Suyanto (39)
pembudidaya ikan lele warga Kelurahan Sindurjan Kecamatan/Kabupaten Purworejo,
Selasa (29/1).

Tingginya permintaan ikan konsumsi itu lanjut Suyanto, harganya pun naik dari Rp 12.000
menjadi Rp 14.000 per kg dari petani. “Pedagang lokal sering kali tidak kebagian karena
harganya maksimal hanya berani Rp 12.000 per kg, sedang pedagang luar daerah berani
Rp 14.000 harga di tempat,” jelasnya.

Disamping itu budidaya lele dinilai sangat mudah dan resiko kematian sangat kecil.
“Waktunya juga tidak terlalu lama. Tiga hingga empat bulan sudah bisa panen,” kata
Suyanto. (Sumber : KR Jogja)
Pembenih Lele Pandeglang
Kesulitan Cacing Sutera
Published on January 19, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0

Pebudidaya benih lele di Kabupaten Pandeglang kesulitan mendapatkan cacing sutera


sebagai pakan utama benih ikan itu karena pasokan dari Tangerang terhenti.

Beberapa petani pembenih lele ketika ditemui di Pandeglang, Sabtu, mengaku mengurangi
jumlah pembenihan, bahkan ada yang berhenti untuk sementara waktu.

“Biasanya saya sekali memijahkan atau menelurkan lele empat hingga lima ekor, tapi
sekarang hanya satu ekor, karena sulit mendapatkan cacing sutera,” kata seorang petani
pembenih lele di Kampung Sukasari, Kelurahan Pagadungan, Pandeglang, Nano.

Ia mengatakan empat ekor lele bisa memproduksi benih antara 30 ribu-40 ribu ekor dengan
kebutuhan cacing sutera sekitar 100 kilogram.

“Benih lele harus dikasih makan cacing sejak baru menetas hingga berumur 20 hari,
setelah itu baru diganti dengan pakan pabrikan. Harga cacing dalam kondisi normal Rp11
ribu per kilogram,” katanya.
Saat ini, dia hanya memijahkan satu ekor indukan dengan produksi sekitar 10 ribu ekor,
sedangkan kebutuhan normal cacing sutera 25 kilogram.

Ia mengaku telah mendatangi beberapa pedagang cacing sutera yang menjadi


langganannya, akan tetapi seluruhnya kosong. Mereka menginformasikan bahwa saat ini
tidak ada pasokan.

Seorang petani pembenih lele di Kampung Pasirandu, Kelurahan Pagadungan, Maman,


mengaku sudah tiga pekan ini tidak memijahkan lele karena sulit mendapatkan cacing.

“Benih lele kalau tidak diberi makan cacing sutera, banyak yang mati, karena itulah saya
memilih untuk berhenti dulu. Kalau dipaksanakan juga akan rugi,” katanya.

Seorang pedagang cacing sutera di Kadupereng, Edi, mengaku sudah dua pekan terakhir
ini tidak mendapat pasokan, menyusul terjadinya banjir di Tangerang.

“Saya mendapat pasokan dari Tangerang, dan cacing itu diambil dari sungai di daerah itu.
Sekarang sungainya banjir jadi praktis pasokan tidak ada,” katanya.

Ia mengaku setiap hari ada petani pembenih yang datang untuk menanyakan cacing
sutera.

Dalam kondisi normal Edi bisa menjual 100-200 kilogram cacing sutera per hari. (Sumber :
Bisnis)

Produksi Lele Kudus Tak


Terpengaruh Musim Hujan
Published on January 13, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
Hujan yang beberapa hari ini menguyur kota Kudus ternyata menjadi momok bagi
petambak kolam terpal ikan air tawar, utamanya mereka yang saat ini mengembangkan
ikan lele. Meskpiun demkian hal ini tidak sampai menurunkan kualitas dari lele dan nilai jual
lele tersebut.

Sebab sebagian besar petambak telah mengantisipasinya dengan melakukan penggantian


air secara berkala, seperti yang dilakukan oleh pengelola tampak kolam terpal dari UD
Karang Tumaritis, di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati Kudus, Andhika Danny. Ia
mengaku setiap hari ketika musim hujan harus sering menggantia air untuk menekan angka
kematian lele.

“Zat asam pada air hujan yang masuk dan bercampur dalam kolam akan menghambat
kelangsungan hidup lele,” katanya.

Di samping itu mudah terserang penyakit, sehingga itu perlu antisipasi sejak dini.
Menurutnya, hal ini mutlak dilakukan oleh petambak ikan lele. Memang hal ini bukan suatu
yang mudah, karena di samping mengganti air, pihaknya juga harus rajin mengecek kondisi
air agar tetap normal tidak terkontaminasi apapun.

“Hal ini berbeda jika saat musim kemarau pengecekan secara seluruhnya dilakukan hanya
sepekan sekali, namun saat ini harus dilakukan setiap saat,” tuturnya.
Mengenai pemilihan bibit ikan lele saat ini, pihaknya mengaku masih memakai bibit lokal
jenis Sangkuriang dan Phyton.

“Dua jenis komoditas lele sata ini masih menjadi andalan karena nilai jualnya cukup bagus.
Per kilogram bisa mencapai rata – rata Rp 17.000 hingga Rp 18.000,” katanya.

Hal senada dikatakan oleh Denny Eko petambak lain yang juga berada di Desa Getas
Pejaten, ia juga mengaku menggunakan jenis lele lokal tersebut untuk dikembangkan.

“Lele jenis Sangkuriang dan Phyton cukup bandel dan tahan terhadap penyakit. Meski pun
demikian tetap intensif dilakukan pemantauan agar berkembang biak dengan penyakit,”
tandasnya. (Sumber : Suara Merdeka)

Mengkudu Kurangi
Kanibalisme Benih Ikan Lele
Published on January 7, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0

Ikan lele adalah salah satu komoditas ikan air tawar yang masih menjadi primadona di
Indonesia. Disamping mudah dipelihara, harga ikan lele relatif terjangkau untuk semua
kalangan masyarakat. Tak heran, jika harganya terus melambung.

Usaha budidaya yang dilakukan secara intensif, akan memaksimalkan kapasitas


produksi. Masalah yang sering muncul pada usaha budidaya secara intensif ikan lele ialah
tingginya tingkat mortalitas benih ikan lele akibat sifat kanibalisme dalam kegiatan
pembenihan.
Hal ini terjadi karena sifat agresif yang tinggi akibat padat tebar pemeliharaan yang tinggi
sehingga membatasi ruang gerak dan meningkatkan tingkat persaingan makanan dan
oksigen.
Upaya yang dilakukan selama ini dalam mengendalikan sifat kanibalisme ini yaitu dengan
melakukan penyortiran (grading) ukuran benih secara teratur atau penjarangan kepadatan
pemeliharaan benih.

“Namun, upaya seperti ini dinilai masih kurang efisien karena mengurangi kepadatan
pemeliharaan dalam kapasitas produksi yang tersedia dan juga memerlukan tambahan
sarana produksi untuk menampung benih hasil sortiran atau penjarangan,” demikian kata
Ikbal Hadi, mahasiswa Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan (FPIK) IPB, bersama Dosen Pendamping Ir. Harton Arfah, M.Si.

Alternatif upaya lain yang dapat dilakukan dalam mengendalikan kanibalisme benih ikan
lele pada sistem budidaya intensif yaitu bisa melalui pendekatan secara hormonal. Riset
yang dilakukan oleh Hseu J.R., pada juvenil ikan kerapu membuktikan bahwa kanibalisme
dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi hormon serotonin pada otak.

Ikbal Hadi bersama empat rekannya Asep El Qusairi, Ruly Ratannanda, M. Hasyim Al
Abror, dan Rezi Hidayat melakukan penelitian bertajuk “Efektivitas Pemberian Ekstrak Buah
Mengkudu Morinda cirtifolia L. Melalui Pakan Alami Terhadap Sifat Kanibalisme Benih Ikan
Lele Clarias sp. Pada Sistem Budidaya Intensif”.

Melalui riset intensif yang dilakukan oleh para ilmuwan di laboratorium, mengkudu
menunjukkan keunggulan luar biasa. Mengkudu mengandung zat scopoletin yang berguna
dalam peningkatan kegiatan kelenjar peneal di dalam otak, yang merupakan tempat dimana
serotonin diproduksi dan kemudian digunakan untuk menghasilkan hormon melatonin.

Serotonin adalah salah satu zat terpenting di dalam butiran darah (trombosit) yang melapisi
saluran pencernaan dan otak. Di dalam otak, serotonin berperan sebagai neurotransmiter
penghantar sinyal saran dan prekursor hormon melatonin. Serotonin dan melatonin
membantu mengatur beberapa kegiatan tubuh seperti tidur, regulasi suhu badan, suasana
hati (mood), masa pubertas dan siklus produksi sel telur, rasa lapar dan perilaku seksual.
Kekurangan serotonin dalam tubuh dapat mengakibatkan penyakit migrain, pusing, depresi,
bahkan juga penyakit Alzheimer. (Sumber : Pos Kota)
Bali Genjot Produksi Budidaya
Ikan Air Tawar
Published on December 29, 2012, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali menargetkan peningkatan produksi perikanan
budi daya khususnya ikan air tawar sebesar 20 persen pada 2013.

“Produksi budi daya ikan air tawar tahun depan akan kami tingkatkan targetnya sebesar 20
persen dibandinkan tahun ini,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali I
Made Gunaja, Sabtu.

Menurut dia, ditingkatkannya target produksi ikan air tawar karena sampai sekaran masih
rendah dan belum mencukupi kebutuhan masyarakat Pulau Dewata.

Dia mencontohkan, produksi ikan lele selama tahun ini yang berasal dari para petani
pembudi daya di Bali hanya sebanyak 1.659 ton.

“Jumlah produksi tersebut masih sangat jauh memenuhi kebutuhan yang ada sehingga
terpaksa harus mendatangkan ikan sejenis dari luar Pulau Bali,” ucapnya.

Pihaknya akan berupaya meningkatkan produksi ikan air tawar tersebut yang selama ini
masih belum mampu memenuhi kebutuhan pasar. Salah satu upaya yang rencananya akan
dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas benih dengan harga yang terjangkau.
(Sumber : Antara)

Masyarakat Gunungkidul
Didorong Budidaya Lele Kolam
Terpal
Published on December 4, 2012, by budidayaikan - Posted in Budidaya Lele1

DKP Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus mendorong masyarakat
setempat mengembangkan budi daya lele dengan sistem kolam terpal untuk meningkatkan
gizi dan pendapatan mereka.

“Kami terus mendorong masyarakat untuk mengembangkan budi daya lele. Luasan lahan
budi daya lele terus bertambah seiring tingginya permintaan lele di Gunung Kidul,” kata Plt
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunung Kidul Suwarno, Senin.

Kata dia, DKP secara intensif melakukan pembinaan, pelatihan, dan pendampingan pada
kelompok pembudi daya ikan (pokdakan) dan unit pembenihan rakyat (UPR) untuk
meningkatkan kinerja, kapasistas, wawasan, keterampilan, serta produktivitas kelompok
pembudidaya ikan dapat meningkat.
“Jumlah Pokdakan dan UPR di Kabupaten Gunung Kidul terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Kami juga memberikan pendampingan kepada kelompok untuk membuat
makanan alternatif untuk mengantisipasi lonjakan harga pakan,” katanya.

Usaha perikanan budi daya di Gunung Kidul, kata Suwarno dilakukan dalam bentuk
pemeliharaan di kolam, pemanfaatan telaga, keramba jaring apung di perairan umum dan
budi daya tambak. Prosentase terbesar usaha budidaya adalah pemeliharaan di kolam
terpal sebesar 94,48 persen, pemanfaatan telaga sebanyak 4,9 persen, dan tambak
sebesar 0,07 persen.

“Hingga akhir November ini, peningkatan budi daya belum dihitung. Tapi berdasarkan
laporan sementara, jumlah budi daya ikan terus meningkat,” kata dia.

Di samping pembinaan, pelatihan dan pendampingan kepada pokdakan, kata dia, DKP
Gunung Kidul memberikan fasilitas berupa bantuan terpal, paket induk unggul, benih ikan
unggul dan bantuan modal usaha.

Saat ini, kata dia, DKP memberikan pendampingan pembuatan pakan berbahan baku lokal
dengan sistem kerja sama antara pembudi daya dengan penjual ikan di Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) Baron.

Pembudi daya lele membuat pakan berbahan baku gaplek, sisa potongan ikan dan jingking
dari TPI Baron. Hasilnya pun sangat bagus, untuk mempercepat pertumbuhan lele.

“Kami berharap ikan budi daya lele mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat
dan mendukung sektor pariwisata,” kata dia. (Sumber : Ciputranews)

Budidaya Ikan Lele Lebih


Menguntungkan
Published on August 8, 2012, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka
Belitung, Heru Irianto P, mengemukakan budidaya ikan lele lebih menguntungkan
dibandingkan sektor usaha lainnya karena tidak membutuhkan modal besar.

“Usaha budidaya ikan air tawar saat ini lebih menguntungkan dibandingkan sektor usaha
pertanian, pertambangan dan lainnya karena tidak membutuhkan modal besar dan dapat
menghasilkan dalam waktu sekitar tiga bulan,” ujarnya di Koba, Selasa (7/8).

Ia menjelaskan, untuk menghasilkan uang sekitar sebesar Rp 10 juta bukanlah hal yang
sulit bagi seorang pembudidaya ikan lele karena uang sebesar itu dapat diperolehnya
dengan membudidayakan sekitar 4.000 ekor lele saja dengan asumsi harga mencapai Rp
25 ribu per kilogram. Modal itu, kata Heru, tidak sebesar jika kita ingin bergerak di usaha
penambangan timah, perkebunan dan lainnya.

Budidaya lele juga tidak membutuhkan lokasi usaha yang terlalu luas, waktu menghasilkan
lebih cepat, pelaku usahanya masih bisa membuka usaha lainnya karena lele tidak
membutuhkan perawatan yang begitu ekstra dan lainnya, tambah Heru.

“Apalagi saat ini lokasi yang dapat dimanfaatkan menjadi kolam masih tersedia cukup
banyak seperti di belakang pekarangan rumah dan lainnya, sehingga usaha tersebut dapat
dijalankan setiap orang,” ujarnya.
Ditambah kebutuhan lele masyarakat dan pelaku usaha warung makan pecel lele saat ini
terus meningkat dibandingkan sebelumnya seiring terus bertambahnya jumlah masyarakat
yang membuka usaha pecel lele dan semakin terbiasanya masyarakat khususnya di
Kabupaten Bateng mengkonsumsi ikan air tawar.

“Semua itu tentunya membutuhkan ketekunan dan keuletan dari setiap orang yang akan
memilih terjun ke sektor usaha budidaya ikan karena jika profesi itu hanya dikerjakan
setengah hati saja, maka hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan,” ujar
Heru. (antara)

Pembudidaya Lele Palu


Gunakan Pakan Azolla
Published on July 30, 2012, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele7

Seorang peternak lele di Kota Palu mengembangkan pakan lele yang terbuat dari
tumbuhan yang hidup mengapung di air jenis azolla (azolla microphylla).
Yoga (27), warga Jl Dewi Sartika, Kecamatan Palu Selatan saat ditemui di rumahnya,
Minggu mengaku baru mengembangkan pakan jenis ini sejak beberapa bulan lalu.

Untuk membuat pakan lele itu, Yoga mendatangkan azola dari Purwokerto, Jawa Tengah.

Di Purwokerto rata-rata peternak ikan lele telah menggunakan rumput sebagai pengganti
pakan ikan buatan pabrik.
Ia mengatakan, di Palu hingga kini belum ada peternak yang menggunakan pakan lele dari
azola, padahal, pengembangkan azola sebagai bahan pakan lele sangat mudah dan dan
tidak membutuhkan kolam yang luas.

Pertumbuhan dan perkembangannya pula sangat cepat jika kondisi sesuai dengat syarat
hidup azola yakni suhu udara 21 hingga 28 derajat Celcius.

“Saya sendiri awalnya mengembangkan pakan alternatif itu hanya satu gengaman tangan
atau sekitar 200 gram dalam kolam yang terbuat dari terpal berukuran 3×4 meter,” katanya.

Sekarang ini pakan alternatif ikan lele tersebut sudah berkembang dalam jumlah besar dan
ini menjadi makanan utama ikan lele.

“Saya tidak menggunakan pakan pabrikan (pelet). Hanya rumput ini tetapi ikan lele cepat
besar dan beratnya sama dengan menggunakan pelet,” katanya.

Dalam jangka waktu yang sama yaitu tiga bulan, ikan lele sudah bisa dipanen dan dijual
dengan berat sekitar 200 gram per ekor. Harga ikan lele di pasaran saat ini berkisar
Rp25.000,00 per kilogram.

Yoga mengaku, banyak keuntungan menggunakan pakan alternatif antara lain menekan
biaya produksi sampai 40 persen dan lele yang dihasilkan tidak mengandung kolestrol.

Menjawab pertanyaan, Yoga mengatakan, di Pulau Jawa harga rumput azola Rp30.000,00
per 200 gram.

Di Palu, ia tidak menjual azola tetapi membagikan gratis kepada siapa saja yang
membutuhkannya. Karena masih baru, belum banyak orang yang mengetahuinya.

Ia berharap suatu saat semakin banyak orang yang mengetahuinya dan mengembangkan
pakan alternatif ikan lele tersebut sehingga mereka paling tidak bisa mengurangi biaya
pakan.

Sementara khasiat mengkonsumsi ikan lele antara lain membantu pertumbuhan tulang
anak, menyerap kalsium, menjaga keseimbangan nitrogen dalam tubuh, memelihara fase
pertumbuhan anak supaya tidak berlemak.
Juga menghasilkan antibodi, hormon dan enzim, membantu perbaikan jaringan, membantu
pembentukan kalogen dan melindungi anak dari virus herpes.

Akibat banyak orang yang belum mengetahui manfaat makan ikan lele sehingga mereka
lebih memilih mengkonsumsi ikan air tawar seperti ikan mas, mujair dan gabus. (ant)

Azolla, Pakan Ikan Kaya


Protein Yang Disingkirkan
Published on May 22, 2012, by budidayaikan - Posted in Budidaya Gurami, Tips Perikanan2

Azolla (Azolla Pinnata), tanaman paku-pakuan air yang biasa ditemui di sawah ini kerap
dibuang karena dianggap gulma. Padahal siapa sangka Azolla memiliki kandungan nutrisi
yang sangat baik jika diberikan sebagai pakan ikan.

Sebagai pakan ikan, Azolla menyimpan kandungan nutrisi yang komplit. Selain kaya
protein, Azolla juga mengandung Vitamin A, B12, Asam Amino Esensial, Beta Carotene.
Lemak, Karbohidrat dan mineral. Kandungan protein Azolla mencapai 25-35%, Mineral 10-
15%, Lemak 7-7.5% dan Karbohidrat 6-6.5%.

Jika diberikan sebagai pakan ikan, Azolla dapat diberikan langsung dalam keadaan segar.
Alternatif lain, Azolla bisa diolah terlebih dahulu menjadi tepung Azolla. Tepung Azolla ini
kemudian dijadikan campuran untuk membuat pellet ikan.
Berdasar uji di lapangan, Azolla segar bisa diberikan ebagai pakan Ikan Gurami, Nila,
Tawes dan Ikan Mas. Hasilnya kualitas ikan tidak kalah dengan dengan ikan yang diberikan
pakan buatan pabrik. Unsur hara yang dikandung Azolla sangat cocok digunakan sebagai
pupuk ramah lingkungan. Selain itu Azolla juga memiliki cara kerja yang luar biasa yaitu
kemampuannya mengikat Nitrogen langsung dari udara.

Bagi pembudidaya ikan tentunya penggunaan Azolla sebagai pakan ikan akan menekan
biaya produksi. Namun sayang, belum banyak pembudidaya yang mengembangkan Azolla
sebagai pakan ikan. Tertarik mencoba ?

MEMBUAT PUPUK CAIR DAN


KOMPOS DARI
AZOLLA MICROPHYLLA
MEMBUAT PUPUK CAIR DAN KOMPOS
DARI AZOLLA MICROPHYLLA
Pupuk dari Azzola mycrophylla ini memiliki kandungan yang lebih baik dan lebih lengkap
daripada kompos hijau (kompos dapur atau sampah halaman) atau POC biasa. Kelebihan lainnya
adalah ketersediaan bahan utama yaitu Azolla yang cukup banyak dan cepat penyebarannya,
begitu juga waktu panen pupuk yang relatif lebih cepat dibanding kompos biasa. Kalau kompos
biasa perlu waktu berbulan-bulan untuk prosesnya, Azzola mycrophylla ini cukup 1-2 minggu
sudah bisa dipanen matang.
POC Azolla
Seperti POC umumnya, membuat POC dari Azolla ini pun caranya sama dan sangat sederhana,
yaitu:
 Campurkan Azolla Microphylla, gula merah, air, dan EM4 atau MOL. Untuk takarannya
saya pakai takaran kira-kira. EM4 nya cukup satu tutup botol atau 10cc atau 1 sendok
makan.
 Semua bahan dicampur jadi satu dan masukkan ke kotak plastik, botol, atau apa saja yang
ada tutupnya (saya pakai botol bekas), Tutup rapat.
 Diamkan selama seminggu hingga aromanya seperti aroma tape, lalu POC sudah bisa
dipanen. Jangan lupa, setiap hari selalu buka-tutup tutupnya untuk melepaskan gas
fermentasi.
 Untuk memanen POC, saring cairannya dan simpan dalam botol terpisah. Sementara
untuk ampas Azollanya, bisa dicampurkan ke komposter untuk membuat kompos Azolla
atau bisa juga diangin-anginkan untuk ditebar ke media tanam sebagai pupuk padat.

POC ( Pupuk Organik Cair ) Azolla


Cara penggunaan: Encerkan 10 ml POC Azzola mycrophylla dengan 1 Liter air. Siramkan ke
media tanam.
Kompos Azolla
Bahan yang diperlukan: Azolla segar, bekatul/dedak, larutan EM dan gula merah
Cara membuat:
 Tumpuk Azzola mycrophylla setebal 10cm ke dalam komposter
 Taburkan bekatul secara merata
 Semprot dengan larutan EM4 dan gula merah
 Lalu tumpuk lagi Azolla 10cm dan ulangi lagi tahap 2 dan 3
 Tutup rapat komposter, diamkan selama seminggu
 Sebelum digunakan, kompos Azzola mycrophylla sebaiknya diangin-anginkan dulu
sampai kering, baru bisa dicampurkan ke media tanam
MEMBUAT PUPUK CAIR DAN
KOMPOS DARI
AZOLLA MICROPHYLLA
MEMBUAT PUPUK CAIR DAN KOMPOS
DARI AZOLLA MICROPHYLLA
Pupuk dari Azzola mycrophylla ini memiliki kandungan yang lebih baik dan lebih lengkap
daripada kompos hijau (kompos dapur atau sampah halaman) atau POC biasa. Kelebihan lainnya
adalah ketersediaan bahan utama yaitu Azolla yang cukup banyak dan cepat penyebarannya,
begitu juga waktu panen pupuk yang relatif lebih cepat dibanding kompos biasa. Kalau kompos
biasa perlu waktu berbulan-bulan untuk prosesnya, Azzola mycrophylla ini cukup 1-2 minggu
sudah bisa dipanen matang.
POC Azolla
Seperti POC umumnya, membuat POC dari Azolla ini pun caranya sama dan sangat sederhana,
yaitu:
 Campurkan Azolla Microphylla, gula merah, air, dan EM4 atau MOL. Untuk takarannya
saya pakai takaran kira-kira. EM4 nya cukup satu tutup botol atau 10cc atau 1 sendok
makan.
 Semua bahan dicampur jadi satu dan masukkan ke kotak plastik, botol, atau apa saja yang
ada tutupnya (saya pakai botol bekas), Tutup rapat.
 Diamkan selama seminggu hingga aromanya seperti aroma tape, lalu POC sudah bisa
dipanen. Jangan lupa, setiap hari selalu buka-tutup tutupnya untuk melepaskan gas
fermentasi.
 Untuk memanen POC, saring cairannya dan simpan dalam botol terpisah. Sementara
untuk ampas Azollanya, bisa dicampurkan ke komposter untuk membuat kompos Azolla
atau bisa juga diangin-anginkan untuk ditebar ke media tanam sebagai pupuk padat.

POC ( Pupuk Organik Cair ) Azolla


Cara penggunaan: Encerkan 10 ml POC Azzola mycrophylla dengan 1 Liter air. Siramkan ke
media tanam.
Kompos Azolla
Bahan yang diperlukan: Azolla segar, bekatul/dedak, larutan EM dan gula merah
Cara membuat:
 Tumpuk Azzola mycrophylla setebal 10cm ke dalam komposter
 Taburkan bekatul secara merata
 Semprot dengan larutan EM4 dan gula merah
 Lalu tumpuk lagi Azolla 10cm dan ulangi lagi tahap 2 dan 3
 Tutup rapat komposter, diamkan selama seminggu
 Sebelum digunakan, kompos Azzola mycrophylla sebaiknya diangin-anginkan dulu
sampai kering, baru bisa dicampurkan ke media tanam
CARA MEMBUAT FERMENTASI
AZOLLA MICROPHYLLA SEBAGAI
PAKAN ALTERNATIF IKAN PENUH
PROTEIN
AZOLLA IKAN LELE PAKAN IKAN PAKAN MURAH

Cara membuat fermentasi azolla microphylla sebagai pakan alternatif Ikan


yang penuh protein :
bahan - bahan yang dibutuhkan untuk membuat fermentasi azolla adalah :
.
azolla microphylla segar
Dedak / Bekatul
Tepung Ikan
Probiotik BIOCATFISH / EM4 / E-mol (anda juga bisa membuat EM4
sendiri dengan mudah )

Pengertian Azolla Microphylla


Manfaat Azolla Microphylla
Cara budidaya / cara mengembangkan Azolla Microphylla
Video Azolla Microphylla
Cara pembeliannya bibit Azolla Microphylla

Cara membuat fermentasi azolla microphylla


Pertama kita Timbang azolla microphilla yang segar, kemudian dedak atau
bekatul di tambah dengan tepung ikan dengan perbandingan 70% azolla
microphylla : 20% Bekatul atau dedak : 10% tepung ikan. Langkah
Selanjutnya adalah dengan mencampur dan mengaduk bahan bahan tersebut
hingga homogen. Tambahkan probiotik BIOCATFISH sebanyak 100 ml untuk
1kg bahan yang sudah dicampur tadi Masukan campuran tersebut ke dalam
plastik atau karung yang kedap air, kemudian ikat sampai rapat. Kemudian
kantong tersebut ditutup dengan rapat (anaerob). dibiarkan hingga masa
fermentasi selama 3-4 hari. bongkar campuran azolla microphilla dan dedak
hasil fermentasi. Selanjutnya hasil fermentasi tadi bisa langsung diberikan
pada ikan sebagai sumber protein.

Bagi yang membutuhkan bibit azolla Microphilla dapat menghubungi :


Syaiful 08562571577 (magelang)

Harga : Rp.70.000/kg (belum termasuk ongkir)


Jual BIOCATFISH per 100 ml Rp. 33.000 ( belum termasuk ongkir)

PROSPEK MEMBUDIDAYAKAN IKAN


SIDAT YANG MENGGIURKAN, HARGA
RP70.000.000 PER KG
AZOLLA BIBIT LELE JUAL BIBIT AZOLLA
Ikan Sidat bisa menjadi komoditas hayati unggulan Indonesia. Caranya?

Apakah anda Pernah mendengar ikan sidat? binatang laut


yang konon asalusul dari lautan dalam ini merupakan ikan
yang mempunyai tubuh menyerupai ular. Belut? Berbeda. Ini ikan
sidat.

Di Negara Matahari terbit, ikan sidat cukup populer. Dagingnya


dianggap lezat dan memiliki kandungan vitamin yang sangat tinggi.
Sehingga, banyak restoran-restoran Negara Matahari terbit yang
menjadikan sidat sebagai menu andalan, seperti Kabyaki dan
Unadon.

Sedangkan di Indonesia, ikan sidat masih terasa asing di telinga.


Apalagi manfaat-manfaatnya. Bentuknya yang bulat dan
memanjang seperti belut atau ular membuatnya tidak terlalu
menarik bagi masyarakat Indonesia. Itu yang menyebabkan tingkat
konsumsi sidat terbilang kecil.

Menurut Rohkmin Dahuri, Kketua umum Masyarakat Akuakultur


Indonesia, selain dagingnya yang lezat, sidat juga memiliki harga
yang fantastis di pasar luar negeri.

"Untuk sidat yang masih benih (Glass eel) harganya US$7, atau
setara Rp70.000 per ekor. Sedangkan per kilogramnya yang terdiri
dari 5.000 benih bisa mencapai Rp350 juta," kata Rokmin, di acara
Diskusi Peran Riset, Teknologi Budaya, dan Pemasaran Ikan Sidat di
Kantor BPPT, Jakarta, Kamis 20 Juni 2013.

Di pasar luar negeri, harga ikan sidat dewasa mencapai Rp70 juta
per kg, sementara di pasar Indonesia harganya Rp1,2 juta per kg.

"Harga yang sangat mahal itu yang membuat ikan sidat lebih
banyak diekspor, baik dalam bentuk bibit atau yang sudah dewasa,"
kata Rokhmin.

Menurut Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu, kegiatan


ekspor dapat membahayakan, karena nilai tambahnya tidak ada di
Indonesia. Jika negara ini mau menjadi besar, seharusnya dapat
melihat ikan sidat sebagai peluang.

"Saya lebih menginginkan ikan sidat menjadi komoditas unggulan.


Kenapa? Karena kebutuhan ikan sidat di pasar di Indonesia cukup
tinggi, terutama untuk restoran-restoran Negara Matahari terbit ,"
kata Rokhmin.

Dewasa ini, pembenihan ikan


sidat masih sangat sukar dilakukan. Banyak peneliti Negara
Matahari terbit yang sudah menelitinya, namun tidak berhasil.

Menurut Iwan Eka Setiawan, Peneliti Biologi Kelautan BPPT,


pembenihan ikan sidat sebenarnya bisa dilaksanakan, tapi
pertumbuhannya sangat lambat. Berbeda dengan pertumbuhan ikan
sidat di alam bebas.
"Dewasa ini, untuk mendapatkan benih ikan sidat masih dengan
cara menangkapnya di lautan. Tak hanya itu, proses pembesaran
dari bibit menjadi ikan dewasa juga masih cukup sulit," kata Iwan.
(umi)

PROSPEK MEMBUDIDAYAKAN IKAN


SIDAT YANG MENGGIURKAN, HARGA
RP70.000.000 PER KG
AZOLLA BIBIT LELE JUAL BIBIT AZOLLA

Ikan Sidat bisa menjadi komoditas hayati unggulan Indonesia. Caranya?

Apakah anda Pernah mendengar ikan sidat? binatang laut


yang konon asalusul dari lautan dalam ini merupakan ikan
yang mempunyai tubuh menyerupai ular. Belut? Berbeda. Ini ikan
sidat.

Di Negara Matahari terbit, ikan sidat cukup populer. Dagingnya


dianggap lezat dan memiliki kandungan vitamin yang sangat tinggi.
Sehingga, banyak restoran-restoran Negara Matahari terbit yang
menjadikan sidat sebagai menu andalan, seperti Kabyaki dan
Unadon.
Sedangkan di Indonesia, ikan sidat masih terasa asing di telinga.
Apalagi manfaat-manfaatnya. Bentuknya yang bulat dan
memanjang seperti belut atau ular membuatnya tidak terlalu
menarik bagi masyarakat Indonesia. Itu yang menyebabkan tingkat
konsumsi sidat terbilang kecil.

Menurut Rohkmin Dahuri, Kketua umum Masyarakat Akuakultur


Indonesia, selain dagingnya yang lezat, sidat juga memiliki harga
yang fantastis di pasar luar negeri.

"Untuk sidat yang masih benih (Glass eel) harganya US$7, atau
setara Rp70.000 per ekor. Sedangkan per kilogramnya yang terdiri
dari 5.000 benih bisa mencapai Rp350 juta," kata Rokmin, di acara
Diskusi Peran Riset, Teknologi Budaya, dan Pemasaran Ikan Sidat di
Kantor BPPT, Jakarta, Kamis 20 Juni 2013.

Di pasar luar negeri, harga ikan sidat dewasa mencapai Rp70 juta
per kg, sementara di pasar Indonesia harganya Rp1,2 juta per kg.

"Harga yang sangat mahal itu yang membuat ikan sidat lebih
banyak diekspor, baik dalam bentuk bibit atau yang sudah dewasa,"
kata Rokhmin.

Menurut Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu, kegiatan


ekspor dapat membahayakan, karena nilai tambahnya tidak ada di
Indonesia. Jika negara ini mau menjadi besar, seharusnya dapat
melihat ikan sidat sebagai peluang.

"Saya lebih menginginkan ikan sidat menjadi komoditas unggulan.


Kenapa? Karena kebutuhan ikan sidat di pasar di Indonesia cukup
tinggi, terutama untuk restoran-restoran Negara Matahari terbit ,"
kata Rokhmin.
Dewasa ini, pembenihan ikan
sidat masih sangat sukar dilakukan. Banyak peneliti Negara
Matahari terbit yang sudah menelitinya, namun tidak berhasil.

Menurut Iwan Eka Setiawan, Peneliti Biologi Kelautan BPPT,


pembenihan ikan sidat sebenarnya bisa dilaksanakan, tapi
pertumbuhannya sangat lambat. Berbeda dengan pertumbuhan ikan
sidat di alam bebas.

"Dewasa ini, untuk mendapatkan benih ikan sidat masih dengan


cara menangkapnya di lautan. Tak hanya itu, proses pembesaran
dari bibit menjadi ikan dewasa juga masih cukup sulit," kata Iwan.
(umi)

JUAL BIBIT AZOLLA MICROPHYLLA


JAWA TENGAH JAWA TIMUR
AZOLLA BIBIT LELE IKAN LELE JUAL BIBIT AZOLLA KOLAM PAKAN
IKAN PAKAN MURAH
ZOLLA MICROPHYLLA adalah tanaman
aquatic, mudah di budidayakan, cepat berkembang biak.

Berdasarkan berat keringnya, mengandung 25 – 35% protein, 10 – 15% mineral dan 7 –


10% asam amino, senyawa bioaktif dan biopolymer. Sementara kandungan karbohidrat dan
lemak Azolla sangat rendah. prospek bagi para pembudidaya tanaman azolla microphylla
tentu sangat bagus& berjangka panjang mengingat azolla sangat banyak sekali
manfaatnya, selain untuk pakan ternak, azolla juga dapat di aplikasikan sebagai pupuk
alami pada tanaman, di jepang, china dan vietnam, para petani di sana sudah berabad
abad memanfaatkan azolla sebagai pupuk hayati pengganti urea pada tanaman
padi.dengan mengaplikasikan azolla pada ternak dan tanaman, kita dapat mengurangi
bahkan meninggalkan penggunaan pakan dan pupuk yang mengandung zat kimia yang
sangat membahayakan tubuh maunusia dan lingkungan.

selain untuk pupuk azolla juga dapat di gunakan sebagai pakan ternak, seperti kambing,
sapi, babi, kelinci dal lain lain. azolla juga dapat di gunakan sebagai alternatif pakan
ikan yang murah, sebagai pakan ikan lele, pakan ikan gurameh, pakan ikan bawal, pakan
ikan nila, dan berbagai macam pakan ikan air tawar
Pengertian Azolla Microphylla

Manfaat Azolla Microphylla

Cara budidaya / cara mengembangkan Azolla Microphylla


Video Azolla Microphylla

Cara pembeliannya bibit Azolla Microphylla:

kami menjual bibit azolla microphylla,

kondisi fresh, di ambil langsung dari kolam, siap kirim ke seluruh kota di indonesia,
pengiriman via TIKI, JNE, POS Indonesia.

Harga Rp 35.000/ paket ( 400gram)

harga belum termasuk ongkos kirim.

Pembelian minimal 2 paket

Pembelian 5 paket (Rp. 175.000) + bonus 1 paket


Cara pemesanan bibit Azolla Microphylla

Pembayaran melalu rekening bank mandiri dan rekening bank bca

Bukti Pengiriman lihat di sini

pembelian dalam jumlah banyak bisa nego silahkan hubungi 08562571577

PEMESANAN / jual bibit Azolla Microphylla :


HUBUNGI KAMI DI No 08562571577
Jual Bibit Azolla Microphylla melayani pengiriman ke seluruh indonesia
IPB Temukan Antibiotik Herbal
Untuk Penyakit MAS Ikan Lele
Published on July 19, 2012, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele4

Para pembudidaya ikan lele kini dapat bergembira. Pasalnya, Peneliti Institut Pertanian
Bogor (IPB) Sri Lestari Angka menemukan antibiotik alami berbahan tanaman
herbal untuk menangkal penyakit Motile Aeromonad Septicaemia atau MAS ikan lele.
Peneliti pada Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK)
IPB ini berhasil menemukan antibiotik alami berupa ekstrak campuran daun sirih, daun
jambu biji, dan sambiloto. Ekstrak dedaunan ini selain ramah lingkungan juga dapat
meningkatkan daya tahan atau imunitas ikan. Popularitas ketiga tanaman tersebut dalam
dunia pengobatan tradisional tidak disangsikan, karena terbukti mujarab dan mampu
menyembuhkan berbagai penyakit.

Selain itu, bahan pembuat antibiotik ini mudah didapat dan dibudidayakan serta proses
pembuatannya juga mudah. “Harganya pun lebih murah dari antibiotik komersil lainnya.
Melalui proses ekstraksi dan penggabungan yang tepat akan diperoleh khasiat yang
maksimal,” ujar Sri Rabu (18/7/2012).

Antibiotik ini bukan saja dapat mengobati, tetapi bisa juga digunakan untuk tujuan
pencegahan dari penyakit MAS pada ikan. Dalam konteks pencegahan ini, antibiotik
tersebut dapat diberikan pada ikan yang sedang dalam kondisi lemah dengan dosis lebih
rendah.

Sri mulai melakukan penelitian sejak 1980 dimana pada saat itu terjadi wabah ‘penyakit
merah’ pada ikan air tawar di Jawa Barat. Sejak saat itu, hingga 2000-an, dia mulai
mempelajari kuman yang menjadi penyebab sakitnya ikan-ikan.

Temuan Sri selama 20 tahun mengenai jamu untuk mengobati sakit MAS ini akhirnya
berhasil dipatenkan. Keanekaragaman flora Indonesia dengan banyak fungsi dan zat aktif-
nya ini, terbukti mampu menjadi obat herbal yang ampuh untuk keberlanjutan usaha
perikanan Indonesia.

Hanya saja, meski antibiotik alami temuan Sri ini sudah teruji di lapangan, sampai kini
belum dapat diproduksi secara massal dalam sebuah pabrik. Faktor pendanaan diakui Sri
menjadi kendala utama. Tentu ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi kalangan
industri di Indonesia untuk menindaklanjuti temuan ini menjadi aplikasi bisnis yang
menguntungkan.

Padahal, secara ilmiah keunggulan inovasi ini sudah diakui, yakni bersifat antibakteri tanpa
menyebabkan resistensi pada bakteri pathogen, bersifat anti radang sehingga
penyembuhan MAS dapat berlangsung dengan cepat, meningkatkan daya tahan ikan,
ramah lingkungan, proses produksi murah dan sederhana. Selain itu juga penggunaannya
praktis, dapat digunakan untuk anak ikan maupun ikan dewasa, dan bahan baku mudah
didapatkan.

Dia menyebut, pengurai penyakit MAS ini bersifat zoonosis atau bisa menular ke manusia.
“Mereka yang berpotensi tertular penyakit ini adalah yang bersentuhan langsung dengan
pembudidayaannya, yaitu peternak atau petani ikan. Karena penyakit ini dapat dengan
mudah berpindah melalui air,” tuturnya.

Gejala yang ada pada manusia akibat tertularnya MAS ini adalah diare dan demam. Untuk
pengobatannya, cukup dengan meminum obat diare dan demam yang sudah ada di
pasaran.

Lalu bagaimana konsumen atau penghobi ikan lele dapat mengenal lele yang dimakannya
bebas dari penyakit MAS ini? Sri menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan.
Pasalnya, lele yang sudah terpapar MAS ini, secara fisik terlihat dengan jelas, yaitu berupa
borok di wajah. Sehingga sangat tidak mungkin ada orang yang berani mengolah lele yang
borokan tadi untuk menjadi lauk. (okz)

Azolla, Pakan Ikan Kaya


Protein Yang Disingkirkan
Published on May 22, 2012, by budidayaikan - Posted in Budidaya Gurami, Tips Perikanan2

Azolla (Azolla Pinnata), tanaman paku-pakuan air yang biasa ditemui di sawah ini kerap
dibuang karena dianggap gulma. Padahal siapa sangka Azolla memiliki kandungan nutrisi
yang sangat baik jika diberikan sebagai pakan ikan.

Sebagai pakan ikan, Azolla menyimpan kandungan nutrisi yang komplit. Selain kaya
protein, Azolla juga mengandung Vitamin A, B12, Asam Amino Esensial, Beta Carotene.
Lemak, Karbohidrat dan mineral. Kandungan protein Azolla mencapai 25-35%, Mineral 10-
15%, Lemak 7-7.5% dan Karbohidrat 6-6.5%.

Jika diberikan sebagai pakan ikan, Azolla dapat diberikan langsung dalam keadaan segar.
Alternatif lain, Azolla bisa diolah terlebih dahulu menjadi tepung Azolla. Tepung Azolla ini
kemudian dijadikan campuran untuk membuat pellet ikan.

Berdasar uji di lapangan, Azolla segar bisa diberikan ebagai pakan Ikan Gurami, Nila,
Tawes dan Ikan Mas. Hasilnya kualitas ikan tidak kalah dengan dengan ikan yang diberikan
pakan buatan pabrik. Unsur hara yang dikandung Azolla sangat cocok digunakan sebagai
pupuk ramah lingkungan. Selain itu Azolla juga memiliki cara kerja yang luar biasa yaitu
kemampuannya mengikat Nitrogen langsung dari udara.

Bagi pembudidaya ikan tentunya penggunaan Azolla sebagai pakan ikan akan menekan
biaya produksi. Namun sayang, belum banyak pembudidaya yang mengembangkan Azolla
sebagai pakan ikan. Tertarik mencoba ?

Berita Perikanan Terkait


 Lebak Kembangkan Budidaya Gurame Angsa
 Kemarau Datang, Peternak Gurami Lampung Obral Ikan
 Bisnis Budidaya Ikan Gurame Di Indramayu Menggiurkan
 Produktifitas Ikan Gurame Bisa Diukur Dari Suaranya
 Permintaan Gurami di Banyumas Menurun
SHARE THIS POST


Author: budidayaikanV

Pakan Alternatif Ayam


Kampung Menggunkan Azolla Microphylla
Peternak ayam kampung sering kali mengeluh karena tingginya biaya pakan ketika
melakukan peternakan ayam kampong dengan menggunakan pakan pelet pabrikan,
harga pelet yang semakin hari semakin mahal sehingga memberatkan biaya pakan
sehingga hasil panen kurang menguntungkan karena biaya pakan yang cukup
mahal.

Pakan ayam kampung alternatif untuk budidaya ayam non ras secara tradisional
ada baiknya dipertimbangkan dari segi biaya, biaya pakan adalah biaya produksi
terbesar dalam budidaya ternak, untuk itu diharapkan semua peternak mampu
mencari pakan-pakan alternatif untuk produksi ternak mereka; baik ayam ras, sapi
potong, sapi perah dan lainnya yang dipelihara secara tradisional. Pada kesempatan
ini kita akan menuliskan sebuah pakan alternatif yang mampu meningkatkan
produksi telur pada peternakan budidaya ayam kampung, pakan ini kita tuliskan
berdasarkan pengalaman dan belum ada uji ilmiah yang dilakukan oleh kalangan
akademisi peternakan, namun dari hasil pengamatan saya menyimpulkan bahwa
pakan yang digunakan oleh peternak ini mampu menekan biaya pakan sekaligus
meningkatkan hasil produksi khususnya telur ayam kampung.
Pakan alternatif yang digunakan oleh peternak yang saya amati ini terdiri dari
bahan pakan berikut:
1. Azolla Microphylla adalah tanaman air yang memiliki protein yang cukup tinggi
disini menurut si peternak yang membudidayakan ayam kampung tersebut dapat
digunakan azolla microphylla sebagai pakan alternative ayam kampong.

2. Beras dolog (catu), agar biaya lebih murah bila di daerah anda tidak terdapat
beras dolog ini beli saja beras yang paling murah atau beras aking juga di izinkan.
3. Dedak, disini untuk budidaya ayam kampung ini tidak masalah dedak kualitas
sedang yang digunakan. Dedak kualitas sedang adalah dedak yang tidak terlalu
halus.

4. tepung tulang atau tepung cangkang kerang (keong) ini tidak wajib, diberi jika
ada saja.

Cara mengolah bahan-bahan pakan ayam kampung diatas adalah sebagai berikut:
Ambil azolla micropylla di kolam secara langsung dapat di berikan secara langsung
azolla microphylla segar yang di ambil dari kolam dedak dan beras maupun tepung
ikan di campur menjadi satu dan berikan secara terpisah dengan azolla microphylla,
untuk perbandingan bahan bahan ini adalah berikan azolla microphylla 70 persen
kemudian baru berikan pakan dengan bahan bahan yang lain seperti dedak beras
dan tepung ikan sebanyak 30 persen.

Hasil yang didapatkan dengan menggunakan pakan ayam alternatif ini ternyata
sangat bagus, pertumbuhan ayam sangat baik dan jumlah telur yang dihasilkan
juga selayak peternak yang memberi pakan yang diproduksi pabrik. Oleh karena itu
saya berani mengatakan bahwa ini adalah salah satu pakan ternak ayam kampung
yang sangat baik diaplikasikan karena mampu menekan biaya produksi sampai 70
% daripada menggunakan pakan yang dibeli dari hasil pabrik (pelet).

Kekurangan dalam menggunakn pakan budidaya ayam kampung seperti ini adalah
sulitnya mengadaptasikan ayam dengan pakan ini. Awal-awal mengguankan pakan
ini biasanya ayam kampung belum mau memakan pakan ini seperti memakan
pelet. Namun ini hanya terjadi beberapa hari saja. Untuk melakukan penyesuaian
paksa ayam kampung tersebut untuk memakan pakan ini dengan tidak memberi
pakan selain pakan yang kita buat ini. Tidak perlu takut ayam akan mati kelaparan,
ketika mereka lapar maka pakan ini akan mereka makan secara lahap.

Demikian cara mengaplikasikan azolla microphylla sebagai pakan alternatif ayam


kampong selamat mencoba dan sukses selalu.

Pengertian Azolla Microphylla


Manfaat Azolla Microphylla
Cara budidaya / cara mengembangkan Azolla Microphylla

Video Azolla Microphylla

CARA BUDIDAYA AZOLLA


MICROPHYLLA YANG MUDAH DAN
BERMANFAAT
AZOLLA IKAN LELE JUAL BIBIT AZOLLA

Untuk pemesanan bibit Azolla Microphylla silahkan hubungi


08562571577

CARA BUDIDAYA AZOLLA Microphylla YANG BAIK DAN BAGUS

Perlakuan untuk indukan : 
Media dapat menggunakan bak plastik, kolam, terpal, dan tempat lain yang tidak ada ikan
 berukuran besar, jika ada ikan kecil (guppy,cere) tidak begitu bermasalah, justru 
bermanfaat agar tidak menjadi perkembang biakan jentik nyamuk. Lakukan penyemprotan 
stok setiap tiga bulan sekali menggunakan pupuk P ( 1 sendok makan SP­36 per 1 liter air).
Sebaiknya Sp­36 ditumbuk halus agar mudah larut dalam air. indukan ini digunakan untuk 
bibit yang akan ditanam di lahan yang lebih besar. Bisa juga dilakukan dengan kurasan air 
kolam ikan yang tercampur kotoran ikan.

PERSIAPAN TEMPAT BUDIDAYA AZOLLA :
Taburkan pupuk kandang(kotoran kambing, kotoran ayam, atau yang lainnya) kedalam 
kolam, baik menggunakan kolam terpal ataupun kolam tanah. 
langkah selanjutnya , isi kolam dengan air minimal 5 cm (dari permukaan media pupuk) 
maksimal 20 cm, jangan terlalu tinggi air dalam kolam akan lebih baik jika akar azolla dapat 
menjangkau media. dan yang tak kalah penting adalah SINAR MATAHARI, semakin lama 
mendapat sinar matahari semakin baik
Pengertian Azolla Microphylla klik disini

Manfaat Azolla Microphylla klik disini

Cara budidaya / caramengembangkan Azolla Microphylla

Video Azolla Microphylla

Cara pembeliannya bibit Azolla Microphylla

PENTING Perlu di perhatikan !!! :

( SUMBER : PRAKTIK )

Disclaimer :data dibawah bersifat subyektif, jadi bisa jadi hasil yang dihasilkan
akan berbeda ditiap daerah, tidak bersifat mutlak

 SEMAKIN DEKAT Azolla Microphylla DENGAN MEDIA/DANGKAL,


SEMAKIN BAGUS KENAPA ??? karena unsur hara terpenting bagi Azolla
microphylla adalah unsur P(hara utama tanaman yang penting untuk
perkembangan akar,anakan, berbunga awal, dan pematangan) dan itu
tidak bisa diperoleh di air. terdapat di tanah, bila terpaksa tinggi,
caranya seperti disebut diatas, pakai pupuk p(sp36), kalau kesulitan
nyari sp36 pakai Multi-KP (lg nyoba) atau pupuk kandang

 Azolla microphilla sangat..sangat..sangat butuh sinar MATAHARI jadi


jangan dibawa berteduh ya :) yang perlu diwaspadai adalah sinar UV
yang tinggi, bila Azolla daunnya seperti terbakar(kecoklatan), maka
sinar uv terlalu banyak(terjadi pada saat posisi matahari dekat dengan
bumi), jadi perlu diberi naungan(bisa paranet)
 JANGAN menggunakan Pupuk Urea (apabila kolam sudah terisi
Azolla Microphylla, AZOLLA AKAN MATI !!!Pupuk urea hanya boleh
di gunakan saat tahap awal pemupukan kolam/saat kolam belum diisi.
setelah pemupukan dengan urea, kolam dibiarkan dulu selama kira2 2
minggu atau sampai kolam tidak berbau amonia, baru bisa diisi azolla

 Saat penggunaan pupuk kandang pada media, PERHATIKAN BAU


AIR. apabila air menjadi BAU, berarti pupUk belum terfermentasi
sempurna, JANGAN DIPAKAI !! azolla bisa MATI.
 Tempat terbaik untuk budidaya adalah KOLAM TANAH, bila tidak
memakai kolam tanah, tambahkan tanah dalam tempat itu (karena azolla
suka media yg berlumpur), campurkan kompos/ pupuk kandang/lumpur
kurasan kolam ikan. Ketebalan media (-+)5cm sudah cukup
 Perlakuan pertama saat barang tiba(dari
paketan) letakkan azolla microphylla ditempat teduh(dalam
bak/wadah berair + pupuk kandang) selama 2 hari atau
lebih, sampai Azolla microphylla terlihat segar, baru
dipindah ke tempat yang terkena matahari
(Pengiriman bisa membuat tanaman stress karena air dan
udara minim)
 Seperti Makhluk Hidup yang lain, Azolla Microphylla memerlukan
Adaptasi dilingkungan yang baru, jadi jangan kaget apabila Azolla
yang awalnya segar tiba2 mati(jadi coklat, daun tenggelam). jangan
Putus Asa dulu, perhatikan Poin2 di atas, apabila sudah semua,
coba tambahkan Pupuk SP36 / Multi-KP / Atau pupuk lain yang unsur P
nya tinggi, agar Azolla lebih kuat dan tidak terlalu STRESS

 Selamat Mencoba dan Jangan Putus Asa karena Azolla


Microphylla Sangat Layak Untuk DiUsahakan Karena Manfaatnya

Apabila Anda Merasakan Manfaat atau Menganggap Blog ini akan Bermanfaat
Untuk Orang lain, Mohon Infokan Blog Ini, Sehingga Dapat Menjadi bermanfaat
bagi yang lain Terima Kasih

mohon isi dari blog ini diterima sebagai informasi bukan sebagai teori, karena
hasil akhir dari tiap orang adalah berbeda. SUKSES SELALU
Contoh perkembangan pertumbuhan Azolla Microphylla

Di   lapang   petak   sawah   dibatasi   dengan   bambu   seluas   1   m2   seperti   ditunjukkan   pada
gambar dibawah

      I                     II                         III                        IV

  5 hari              10 hari                   15 hari               20 hari

Dengan   mengaplikasikasikan   Azolla   Microphylla   200   g/m2   :

Sampai dengan hari ke­5, Azolla akan berkembang, sehingga permukaan lahan tertutup
penuh ( I )

Hari ke­10, menjadi 2 kali lipat ( II )

Hari ke­15, menjadi 4 kali lipat ( III )

Hari ke­20, menjadi 8 kali lipat , ( IV ) dan seterusnya

contoh hasil perkembangan bibit azolla microphylla dengan


menggunakan kolam terpal sederhana dengan 2 x 4 m dengan
media air + pupuk kandang (kotoran kambing) tinggi air kurang
lebih 5 - 8 cm
Hari pertama
18 mei 2013
bibit azolla microphylla di tabur di kolam terpal dengan ketinggian
air 5 sampai 8 cm
dengan media air dan pupuk kandang disini menggunakan pupuk
kotoran kambing, pupuk kandang di masukkan dalam kolam
kemudian bibit di taburkan di atasnya.

hari ke ke 7
25 mei 2013
pertumbuhan azolla microphylla sudah mulai kelihatan subur
dengan pertumbuhan yang sangat cepat dalam waktu 7 hari kolam
hampir tertutup dengan azolla

hari ke 8
26 mei 2013
pertumbuhan dan perkembangan bibit azolla microphylla sudah
tambah cepat dalam 1 hari sudah kelihatan pertumbuhan yang
siknifikan

hari ke 9
27 mei 2013
perkembangan yang sangat sempurna seluruh permukaan kolam
sudah tertutup dengan azolla
microphylla pada hari ke 15 sudah bisa mulai di panen, atau sudah
bisa di tambahkan kolam baru agar panen lebih banyak dan bisa di
sesuaikan dengan kebutuhan perhari yang harus di panen untuk
pakan ternak pakan ikan dan pupuk

mari kita kembangkan azolla microphylla sebagai pakan yang murah


dan mudah di kembangkan

selamat mencoba >>>>> salam azolla magelang


untuk mendapatkan bibit azolla microphylla silahkan hubungi
08562571577 atau klik di sini

JUAL BIBIT AZOLLA MICROPHYLLA


JAWA TENGAH JAWA TIMUR
AZOLLA BIBIT LELE IKAN LELE JUAL BIBIT AZOLLA KOLAM PAKAN
IKAN PAKAN MURAH
ZOLLA MICROPHYLLA adalah tanaman
aquatic, mudah di budidayakan, cepat berkembang biak.

Berdasarkan berat keringnya, mengandung 25 – 35% protein, 10 – 15% mineral dan 7 –


10% asam amino, senyawa bioaktif dan biopolymer. Sementara kandungan karbohidrat dan
lemak Azolla sangat rendah. prospek bagi para pembudidaya tanaman azolla microphylla
tentu sangat bagus& berjangka panjang mengingat azolla sangat banyak sekali
manfaatnya, selain untuk pakan ternak, azolla juga dapat di aplikasikan sebagai pupuk
alami pada tanaman, di jepang, china dan vietnam, para petani di sana sudah berabad
abad memanfaatkan azolla sebagai pupuk hayati pengganti urea pada tanaman
padi.dengan mengaplikasikan azolla pada ternak dan tanaman, kita dapat mengurangi
bahkan meninggalkan penggunaan pakan dan pupuk yang mengandung zat kimia yang
sangat membahayakan tubuh maunusia dan lingkungan.

selain untuk pupuk azolla juga dapat di gunakan sebagai pakan ternak, seperti kambing,
sapi, babi, kelinci dal lain lain. azolla juga dapat di gunakan sebagai alternatif pakan
ikan yang murah, sebagai pakan ikan lele, pakan ikan gurameh, pakan ikan bawal, pakan
ikan nila, dan berbagai macam pakan ikan air tawar
Pengertian Azolla Microphylla

Manfaat Azolla Microphylla

Cara budidaya / cara mengembangkan Azolla Microphylla


Video Azolla Microphylla

Cara pembeliannya bibit Azolla Microphylla:

kami menjual bibit azolla microphylla,

kondisi fresh, di ambil langsung dari kolam, siap kirim ke seluruh kota di indonesia,
pengiriman via TIKI, JNE, POS Indonesia.

Harga Rp 35.000/ paket ( 400gram)

harga belum termasuk ongkos kirim.

Pembelian minimal 2 paket

Pembelian 5 paket (Rp. 175.000) + bonus 1 paket


Cara pemesanan bibit Azolla Microphylla

Pembayaran melalu rekening bank mandiri dan rekening bank bca

Bukti Pengiriman lihat di sini

pembelian dalam jumlah banyak bisa nego silahkan hubungi 08562571577

PEMESANAN / jual bibit Azolla Microphylla :


HUBUNGI KAMI DI No 08562571577
Jual Bibit Azolla Microphylla melayani pengiriman ke seluruh indonesia

kirim ke jawa tengah ke seluruh kabupaten / kota di bawah ini :


Kabupaten Banyumas, Kabupaten Batang Kabupaten Blora, Kabupaten Boyolali Kabupaten
Brebes, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan, Kabupaten
Jepara, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Kendal, Kabupaten
Klaten, Kabupaten Kudus, Kabupaten Magelang, Kabupaten Pati, Kabupaten Pekalongan
Kabupaten Pemalang, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Purworejo, Kabupaten
Rembang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Sragen, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten
Tegal, Kabupaten Temanggung Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Wonosobo, Kota
Magelang
Kota Pekalongan Kota Salatiga Kota Semarang Kota Surakarta, Kota
Tegal, Kabupaten Banjarnegara kota purwokerto kota solo

Untuk wilayah di Jawa Timur ke seluruh kabupaten / kota di bawah ini :


Kabupaten Bangkalan Bangkalan, Kabupaten Banyuwangi Banyuwangi, Kabupaten Blitar
Kanigoro, Kabupaten Bojonegoro Bojonegoro Kabupaten Bondowoso
Bondowoso, Kabupaten GresikGresik, Kabupaten Jember Jember, Kabupaten Jombang
Jombang, Kabupaten Kediri Kediri, Kabupaten Lamongan Lamongan, Kabupaten
Lumajang Lumajang, Kabupaten Madiun Caruban, Kabupaten Magetan
Magetan, Kabupaten Malang Kepanjen, Kabupaten Mojokerto Mojokerto, Kabupaten
Nganjuk Nganjuk, Kabupaten Ngawi Ngawi, Kabupaten Pacitan Pacitan, Kabupaten
Pamekasan, Kabupaten pasuruan, Kabupaten Ponorogo Kabupaten Probolinggo
Kabupaten Sampang Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Situbondo Kabupaten Sumenep
Kabupaten Trenggalek Kabupaten Tuban Kabupaten Tulungagung Kota Batu, Kota
Blitar, Kota Kediri, Kota Madiun, Kota Malang, Kota Mojokerto Kota Pasuruan Kota
Probolinggo Kota Surabaya

jual Bibit Azolla Microphylla melayani pengiriman ke seluruh indonesia kirim ke


Jawa barat ke seluruh kabupaten / kota di bawah ini :
Kabupaten Bandung Soreang, Kabupaten Bandung Barat Ngamprah, Kabupaten Bekasi
Cikarang, Kabupaten Bogor Cibinong, Kabupaten Ciamis Ciamis, Kabupaten Cianjur
Cianjur, Kabupaten Cirebon Sumber, Kabupaten Garut Tarogong Kidul, Kabupaten
Indramayu Indramayu, Kabupaten Karawang Karawang, Kabupaten Kuningan Kuningan
Kabupaten Majalengka Majalengka, Kabupaten Pangandaran Parigi, Kabupaten
Purwakarta Purwakarta, Kabupaten Subang Subang, Kabupaten Sukabumi
Pelabuhanratu, Kabupaten Sumedang Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya
Singaparna, Kota Bandung, Kota Banjar , Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Cimahi, Kota
Cirebon, Kota Depok, Kota Sukabumi,
Kota Tasikmalaya
Suhu Dingin Hambat
Pembenihan Lele & Gurame
Kulonprogo
Published on July 19, 2012, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Lele0

Turunnya temperatur udara akhir-akhir ini menjadi kendala pengembangbiakan bibit ikan di
Kulonprogo, alhasil, pemenuhan permintaan pasar bibit ikan menjadi terganggu.

Ditemui Rabu (18/7) siang, Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Iwak Banyu,
Ngestiharjo, Muhtarom Asrori mengungkapkan, musim kemarau di mana suhu udara turun
beberapa derajat menjadi penghambat pertumbuhan ikan, baik jenis lele maupun gurameh.
Pasalnya, dengan suhu yang rendah, waktu pembesaran benih menjadi lebih lama.
“Biasanya dua bulan itu sudah bisa, tapi justru meleset menjadi tiga bulan karena kalau
suhu udara turun, suhu air juga jadi lebih dingin sehingga pertumbuhan benih melambat,”
ujarnya.

Akibat pertumbuhan terhambat, banyak pokdakan yang kesulitan memenuhi permintaan


benih dari berbagai daerah. Pokdakan Iwak Banyu harus bekerja keras memenuhi
permintaan enam hingga delapan kuintal benih per minggu.
Terpisah, Rustam Afandi, penyuluh perikanan dari Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan
dan Kehutanan (PB3K) Kecamatan Wates membenarkan setiap memasuki musim kemarau
yang ditandai turunnya suhu udara, menghambat pertumbuhan benih ikan.

“Sebenarnya solusinya bisa dengan cara memasang penghangat air atau heater tapi perlu
biaya juga. Ini yang sering menjadi kendala,” ujarnya. (solopos)

PEMBUATAN PAKAN IKAN ALTERNATIF


Friday, January 6, 201211comments

PEMBUATAN PAKAN ALTERNATIF

I. PENDAHULUAN

Seperti halnya manusia, untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan serta kelangsungan


hidupnya ikan juga memerlukan pakan yang cukup. Cukup yang dimaksud adalah cukup
kualitas (mutu) dan kuantitas (jumlahnya). Pakan yang bermutu baik, salah satunya ditentukan
oleh kandungan gizi (seperti: protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral) dalam komposisi
yang tepat (seimbang). Dalam kegiatan budidaya ikan, petani dihadapkan pada masalah
pertimbangan dan perhitungan energi dalam rantai kehidupan. Hal ini memperlihatkan bahwa
masukan energi dalam bentuk pakan merupakan komponen biaya yang sangat besar sekitar
40-60 % dari biaya produksi. Masukan biaya untuk pakan dalam suatu kegiatan budidaya
sangat dibutuhkan. Semakin besar masukan biaya pakan akan semakin besar pula biaya
produksi ikan tersebut. Sehingga diperlukan upaya untuk mendapatkan jenis pakan yang
efisien dapat meningkatkan produktifitas dan secara ekonomis menguntungkan.

Adapun pakan yang biasa kita jumpai dipasaran antara lain : pakan buatan seperti pellet,
remah, flake, pasta dan tepung. Sedangkan pakan yang berbentuk binatang (jasad renik) biasa
disebut sebagai pakan alami, sebagai contoh : Moina, Daphnia, Artemia, jentik nyamuk, cacing
rambut dsb. Pada kegiatan pembenihan, dimana setelah larva ikan hampir habis makanan
cadangan bawaannya (kuning telur) dan mulai memerlukan pakan dari luar, maka saat itu
mutlak diperlukan pakan yang cocok baginya. Stadia ini biasanya disebut sebagai masa kritis
bagi larva ikan. Hal ini yang mendorong para petani pembenih menggunakan pakan alami
sebagai ransum dalam kegiatan pembenihan.

Dengan semakin besarnya ukuran anak ikan/larva, maka semakin meningkat jumlah
kebutuhan pakan alami yang harus disediakan, dan untuk mengantisipasi terhadap
keterbatasan pakan alami, petani ikan mulai beralih pada penggunaan pakan buatan.
Penyediaan pakan buatan memerlukan pengetahuan dan pengalaman khusus, karena banyak
faktor ( biologi, kimia, fisika ) yang berpengaruh terhadap kualitas pakan buatan yang
dihasilkan.
II. BAHAN PAKAN BUATAN

Hal yang perlu diketahui adalah kemungkinan adanya kandungan racun dari bahan baku
yang akan digunakan dalam formulasi pakan ikan. Beberapa bahan baku secara alami yang
telah diketahui mengandung racun, yang dapat ditanggulangi melalui perlakuan sebelum
digunakan sebagai bahan siap pakai dalam formulasi pakan, diantaranya:

Jenis Bahan Zat Perlakuan


antinutritive

Kacang kedelai -protease -pemanasan kering 175–


(trypsin) 195 oC

-inhibitor atau perebusan selama 10


lectins, menit
geitrogen

-anti vit.D dan


anti vit E

Daun lamtoro - mimosin -perendaman air mengalir


selama 24 jam

Daun Singkong - cyanogens -perendaman air mengalir


selama 24 jam

Biji Kapuk -Gossypol -dehulling (pengikisan kulit)

Ikan mentah, -thiaminase -pengukusan (steam) selama


ikan busuk, 30 menit.
kerang-
kerangan

Sumber: Liener (1962, 1980); Eusebio (1984); Eusebio


(1991).

Pengetahuan kandungan gizi terhadap bahan baku yang akan digunakan dalam pakan
sangat diperlukan guna untuk menghasilkan formulasi pakan yang tepat, benar serta
menguntungkan, terutama dalam rangka memanfaatkan bahan baku lokal atau hasil limbah
pertanian, perikanan maupun industri makanan. Untuk itu disajikan beberapa alternatif bahan
baku berikut perkiraan kandungan gizinya, seperti terlihat pada tabel berikut;
b. Kandungan Gizi berbagai Bahan Baku Pakan

N Kandungan gizi ( % )
Jenis
o
Bahan Air Prote Lem Ser
Abu Karbohi
in ak at
drat
Bahan
A hewani

1 T. udang 17, 53,7 8,95 4,4 24, 10,79


28 4 9 96

2 T. ikan 9,9 62,9 6,01 3,5 14, 12,79


9 4 42

3 T.siput 12, 52,9 3,71 2,8 0,68


Murbei 5 1

4 8,2 54,2 4,18 1,0 18, 30,45


T.bekicot 0 9 5 67

5 Tepung 8,1 71,4 0,42 7,9 5,4 13,12


darah 9 5 5 5
ternak
Bahan
Nabati
1 T.kedelai 11, 46,3 5,31 2,8 7,0 42,65
5 6 2 8

Dedak 10, 15,3 7,79 7,8 7,1 34,73


2
Halus 10 8 0 9

3 T. terigu 13, 12,2 1,16 -- 0,5 79,70


10 7 8

4 T. jagung 12, 9,50 3,22 1,7 1,7 71,72


20 6 6

5 T.Bungkil 9,5 13,4 10,3 7,6 6,2 19,5


kelapa 3 5 4 7 4

6 9,3 14,1 3,43 18, 1,3 28,5


T.daun 14 1
lamtoro/t
uri
7 10, 23,8 5,93 26, 42,97
T.Ampas 52 6 39
Tahu
8 26, 11,5 3,45 1,4 10, --
Ampas 04 3 8 85
kecap
9 Bungkil 7,8 47,9 10,9 3,6 4,8 25,0
kacang
tanah

1 Sorgum 10, 13,0 2,05 13, 12, 47,85


0 64 5 6

1 T. gaplek 13, 2,45 1,43 4,6 1,8 76,12


1 0 0 5

1 T.onggok 25, 1,06 2,30 13, 1,0 56,99


2 27 34 3

1 Ubi kayu 66, 1,00 0,40 1,4 0,5 30,0


3 70 0 0

1 Ubi jalar 75, 1,89 2,96 3,8 4,1 77,75


4 08 0 8

1 T.Daun 8,5 25,1 3,8 12 23, 35,1


5 Azolla 9

1 T.Daun 3,8 27,6 7,7 11, -- 45,6


singkong 7
6

III. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

Alat :

Kompor, baskom, pisau, loyang, Talenan, Dandang, Pengukus, Sendok, Gilingan daging

Bahan :

1. dedak halus dengan kandungan protein : 15,38 %

2. Tepung Ikan dengan kandungan protein : 62,99 %

3. Daun Turi dengan kandungan protein : 14,1 %

4. Tepung kanji sebagai perekat

6. vitamin sebagai bahan tambahan 1 bungkus (1 – 2 %)

IV. MENYUSUN FORMULASI PAKAN BUATAN

untuk Omnivora dalam menyususn formula harus berimbang antara bahan nabati maupun
hewani. Pada Herbivor sebaliknya, dimana bahan nabati lebih banyak digunakan dalam
formulasinya. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam memilih bahan baku untuk ikan, antara
lain :

 Ketersediaan bahan baku; mudah diperoleh secara berkesinambungan

 Mempunyai nilai gizi yang relatif tinggi

 Mudah diolah dan tidak mengandung racun

 Nilai ekonomis, sehingga pakan yang dihasilkan menguntungkan.


Salah satu cara yang paling sederhana dalam menyusun formulasi adalah dengan Metoda
Kuadratik. Metoda ini didasarkan pada pembagian bahan-bahan makanan ikan menurut level
kandungan proteinnya. Berdasarkan level kandungan protein, bahan pakan dibagi atas:

(1). Basal makanan, yaitu bahan-bahan makanan ikan, baik yang berasal dari bahan nabati maupun
hewani yang mempunyai kandungan protein kurang dari 20 %
(2). Protein suplemen, yaitu bahan makanan ikan yang mempunyai kandungan protein lebih besar
dari 20 %.

Menurut kriteria level protein diatas, maka dapat disusun beberapa formulasi makanan ikan
dengan kandungan protein tertentu yang dikehendaki. Sebagai contoh, dalam penggunaan
metoda ini adalah sebagai berikut:

Bahan pakan yang digunakan terdiri dari dedak halus dengan kandungan protein 15,58 % dan
tepung ikan dengan kandungan protein 62,99 % dan daun turi dengan kandungan protein 14,1
% harus disusun formulasi makanan ikan dengan kandungan protein 30 %,

V. PROSES PEMBUATAN

Tahapan proses pembuatan pakan :

- Ikan asin direndam dengan menggunakan air garam selama ± 1 malam, kemudian tiriskan
sampai benar-benar tidak ada airnya, kemudian giling/tumbuk ikan asin sampai halus.

- Siapkan perekat yaitu campur tepung kanji dengan air ± 1 liter, dan masak sambil di aduk
selama ± 20 menit.

- Campur semua bahan pada tempat yang tersedia.

- Tambahkan air ± 60 % pada campuran bahan tersebut sampai menjadi adonan.

- Setelah bahan tercampur, masukkan lem/perekat yang sudah terbuat., kemudian kukus
adonan selama ± 20 menit.

- Dinginkan dan tambahkan larutan vitamin 1 bungkus, aduk sampai rata.

- Kemudian giling adonan agar terbentuk menjadi pellet.

- Jemur pellet dalam keadaan utuh selama 2 – 3 hari sampai kering.

VI. ANALISA USAHA

INPUT

NO URAIAN HARGA SATUAN (RP) JUMLAH (RP)

1. Tepung ikan 3,5 kg Rp 1.000,- Rp 3.500,-

2. Dedak halus 3,5 kg Rp 1.500,- Rp 5.250,-

3. Tepung kanji 0,25 kg Rp 2.500,- Rp 2.500,-


4. Daun turi - -

5. Vitamin 1 bungkus Rp 1500 Rp 1.500,-

Jumlah Total Rp 12.750,-

OUTPUT

Untuk 10 kg bahan yang digunakan dapat menghasilkan pellet kering 9 kg.

Budidaya Ikan Patin di Kolam Dalam


o SUKA ARTIKEL INI?

o Retweet Link Ini


o Bagikan di Facebook

Seiring meningkatnya permintaan komoditi ikan patin khususnya untuk industri pengolahan, belum
mampu dipenuhi oleh produksi dari hasil budidaya. Ditambah lagi kualitas daging patin nasional yang
dihasilkan untuk produk fillet (daging tanpa tulang) dinilai pihak industri pengolahan masih kalah bagus
dengan produk dari Vietnam.
Dengan metode budidaya ikan patin di kolam dalam, dapat meningkatkan produksi 2 kali lipat serta
memperbaiki kualitas daging sesuai standar pabrik pengolahan.

Guna menjawab tantang tersebut, Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB)
Karawang, Kementerian Kelautan dan Perikanan, sejak 2011 menerapkan teknologi budidaya patin di
kolam dalam. Menurut Kepala BLUPPB, Karawang,Supriyadi, tujuan utaman pengaplikasian metode ini
adalah untuk meningkatkan produksi dan kualitas fillet patin.

Keunggulan Kolam Dalam

Supriyadi menjelaskan, pemeliharaan patin di kolam dalam merupakanmengadaptasi metode budidaya di


Vietnam. Keunggulan metode ini antara lain mencegah daging patin berbau lumpur, karena sifat patin
makan dibawa kedasar lumpur, dengan kolam yang dalam jadi pakan itu cepat langsung ke mulutnya.
“Jika kolam tidak dalam maka lumpur termakan,” jelasnya.

Dijelaskan, Ditambahkan Wisnu Adianto, Penanggung Jawab Budidaya Patin di BLUPPB Karawang,
metode budidaya patin kolam dalam ini dapat meningkatkan produktivitas sebanyak 2 kali lipat
dibandingkan budidaya patin pada kolam biasa dengan luasan area kolam yang sama. Serta kualitas
daging patin pada kolam dalam, lebih diterima oleh unit pengolahan ikan (coldstorage). “Hal ini karena
daging patin lebih putih dibandingkan daging patin yang dipelihara pada kolam biasa yang cenderung
kuning,” ungkapnya.
Terkait kualitas, Arie Rahman Manajer Operasional PT Adib Global Supplier Seafood, Unit Pengolahan
Ikan di Karawang yang menggunakan fillet patin hasil metode kolam dalam menuturkan, kualitas patin
yang dipelihara dengan metode kolam dalam warna dagingnya putih kemerahan atau cenderung merah
jambu.
Menurut Arie, faktor yang mempengaruhi warna daging ikan patin yaitu, pakan, pemeliharaan air,dan
jenis ikan. Pemeliharaan patin di BLUPPB menggunakan full feeding (menggunakan pakan pabrikan) dan
pengaturan airnya lebih bagus dibandingkan daerah lain. “Kalau didaerah lain airnya sudah tercemar dan
tidak sepenuhnya pakan pabrikan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pembudidaya patin di daerah Jawa Barat memang banyak, tetapi tidak semuanya bisa
digunakan untuk fillet. “Mereka memakai pakan alternatif seperti hasil sisa catering atau roti yang sudah
kadaluarsa. Itulah yang membuat kualitasdagingpatin tidak seusai standar pabrik,” cetusnya.

Saingi Vietnam

DiakuiSupriyadi, untuk kualitas warna daging memang masih dibawah Vietnam yang warna daging
patinnya sangat putih dan kepadatan tebarnyadi 40-50 ekor per meter2, sedangkan di BLUPPB masih di
30 – 35 ekor per meter2 dengan ukuran benih 5 inci. “Sebetulnya tidak jauh perbedaannya,” cetusnya.

Arie menyebutkan warna daging saat ini hasil metode budidaya kolam dalam sebetulnya bisa diekspor,
hanya permasalahannya teknologi industri pengolahan di Indonesia belum bisa menyamai teknologi
pengolahan fillet Vietnam. “Di Vietnam lebih banyak tenaga mesin dibandingkan manusia, mulai dari
pengolahan sampai akhir dan kita juga sedang mempelajari bagaimana warna fillet patinnya putih sekali,”
ungkapnya.

Sementara untuk pasarnya diutarakan Wisnu, sementara ini BLUPPB Karawang telah menyuplai ikan
patin hasil budidaya kolam dalam kepada 3 unit pengolahan ikan yaitu, PT Adib Global Food and
Supplies diJakarta, PT Kencana Mitra Mandiri di Karawang, dan PT Inti Mas di Muara Baru Jakarta.
“Rincian pengolahan ikan patin yaitu 60% untuk produksi fillet, 30% untuk produksi utuh beku,dan 10%
untuk kebutuhan pasar tradisional,” terangnya.

(sumber: trobos)

BUDIDAYA PATIN DI KOLAM


TERPAL
BUDIDAYA PATIN DI KOLAM TERPAL

BAB I PENDAHULUAN
Dahulu pembudidaya ikan hanya mengenal kolam tanah , kolam tembok, dankeramba sebagai
wadah budidaya ikan. Seiring dengan perkembangan teknologipertanian dan ketersediaan baha
n material, banyak peternak yang berimprovisasimenerapkan ujicoba pemeliharaan ikan di kola
m alternatif.Salah satunya yang lagingetren adalah kolam terpal.Ikan yang termasuk Pangasida
e ini tidak memerlukan airmengalir untuk membesarkan diri.Bahkan ikan patin ini mampu tumbu
h normal diperairan yang minim oksigen.

Namun perlu diketahui terutama pada stadia benih ( larva ) sangat sensitifterhadap perubaha
n cuaca.Banyak dilaporkan terjadinya kematian masal akibatperubahan suhu air dan udara sec
ara mendadak.Kondisi ini terjadi ketika anomali cuacaberlangsung, seperti kemarau panjang at
au musim hujan yang berbeda dari biasanya.

Namun dibalik itu ada satu hal yang menguntungkan dari ikan patin ini. Ikan inisangat toleran t
erhadap pH air.

BAB II PERALATAN PENDUKUNG BUDIDAYA

a. Pompa
Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan air dari sumur, atau sungai menuju kolam terpal.Umumn
ya pompa banyak dijual di pasaran dengan kapasitas 42 liter per menit.
b. Slang atau paralon
c. Aerator atau blower
Alat ini dipakai jika tingkat penebaran tinggi, terutama pada stadia benih.
d. Ember atau baskom
e. Krakat atau waring yang sudah dimodifikasi dengan ditambahkan pemberat /timah
Fungsinya untuk panen benih.

BAB III KARAKTERISTIK IKAN PATIN

a. Sistematika
Didaerah , ikan patin lebih dikenal dengan sebutan ikan jambal atau pangasius,sedangkan nam
a asingnya adalah catfish. adapun sususnan lengakap sistematika ikanpatin sbb :
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Family : Pangasidae
Genus : Pangasius
Species : Pangasius pangasius
Nama inggris : Catfish
Nama lokal : Patin
b. Syarat hidup
Toleran terhadap pH dengan kisaran 5 - 9, dengan kandungan oksigen terlarut 3 - 6 ppm, CO2
9 - 20 ppm, dan alkalinitas 80 - 250 ppm. Suhu air pada kisaran 28 - 30derajat celcius.
c. Kebiasaan hidup
Di alam bebas ikan patin biasanya bersembunyi di dalam lubang. ikan ini keluar daritempat pers
embunyiannya setelah hari mulai gelap atau dikenal dengan istilah nokturnal. Di
habitat aslinya ikan ini lebih menetap di dasar perairan ketimbang di permukaan ataudikenal de
ngan ikan dasar ( demersal ).
Hal ini dibuktikan dengan bentuk mulutnya yanglebar. Secara alami , makanan ikan patin di ala
m adalah ikan-ikan kecil, cacing,serangga, udang-udangan, molusca, dan biji-bijian, sehingga di
golongkan kedalam ikanomnivora.
d. Karakteristik daging
Ikan patin mempunyai rasa yang khas dibanding ikan dari keluarga lele-lelean yang
laindengan kandungan gizi sbb:
Prot : 68,6%
Lemak : 5,8%
Abu : 3,5%
Air :59,3%
Selain itu bobot ikan setelah disiangi sebesar 79,7% dari bobot awal

BAB IV TEKNIK PENDEDERAN IKAN PATIN

a. Pendederan 1 di bak terpal


Pendederan 1 adalah kegiatan pemeliharaan patin pada stadia larva sampaiukuran 1-
2 inchi (2,5-5cm). Berikut tahapan kegiatan pendederan 1:
1. Menyiapkan kolam dan perlengkapannya

Disarankan kegiatan pendederan 1 dilakukan di dalam ruangan tertutup, pasalnyaikan patin pa


da stadia benih ini sangat rentan terhadap perubahan suhu, oksigen terlarut,dan parameter kimi
a lainnya. Biasanya 1
unit pendederan patin menggunakan ruanganberukuran 75m2 . Ruangan tersebut dapat mena
mpung sekitar 15 bak terpal denganukuran 2x1x0,5.Peralatan pendukung kegiatan ini sebagai b
erikut :
-blower
-air bersih
-peralatan perikanan seperti alat tangkap dan alat sortir
-listrik
-genset
-unit penetasan artemia berupa galon bekas air atau ember
2. Penebaran benih
Meliputi :
a. Pengisian air kolam
Dilakukan pada 1-
2 hari sebelum penebaran benih.Untuk tahap awal, ketinggianair sekitar 15-20
cm saja.Selanjutnya pada hari ke-5 air ditambah sedikit demi sedikit.
b. Penebaran benih
Untuk kolam ukuran 2x1x0,5 m dapat dipelihara sebanyak 15000-20000 ekor.
c. Pemeliharaan hari 1-7
Benih patin pada tahap pendederan 1 ini dipelihara selama 3-
4 minggu. hari ke2atau hari ke3 setelah netas diberi pakan artemia sampai hari ketujuh setiap 1
-2 jamsekali.
d. Pemeliharaan setelah hari ketujuh
Diberi pakan kutu air (dapnia) atau cacing sutra.
yang dicacah terlebih dahulu dandidesinfektan dengan direndam di larutan kunyit dan temulawa
k.
e. Pemeliharaan setelah hari ke-14
Sudah bisa dikasih pelet dalam bentuk tepung. Pemberian pelet setiap 3-4
jamsekali.Usahakan pakan yang diberikan sesuai kebutuhan benih. Pakan yang tersisaharus di
sifon.
f. Pemanenan

Dilakukan dengan cara di krakat.Selanjutnya di packing menggunakan kantongplastik berukur


an 40x60 cmdan diberi oksigen.Perbandingan oksigen dan air 50 :
50.Kantong ukuran ini bisa menampung 500 ekor benih ukuran 2 inchi dengan lamaperjalanan
5-6 jam.
Selama pemeliharaan pada hari k-4 sampai hari k-14 dilakukan sirkulasi.
b. Pendederan 2 di bak terpal

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari pendederan 1. Kegiatan pendederan 2sebaiknya dilakuk
an di tempat yang tidak terkena cahaya langsung. Apabila dilakukandiluar ruangan, hendaknya
kolam diberi naungan terpal. Berikut urutan kegiatanpendederan 2 di bak terpal :

1. Keringkan kolam beberapa hari untuk membunuh bibit penyakit.


2. Isi bak dengan air bersih setinggi 20-25 cm, lalu biarkan selama sehari.
3. Pada hari kedua masukan benih ukuran 1 inchi sebanyak 5000-7000 ekor.
4. Berikan pakan 3-4 jam sekali, berupa pelet dalam bentuk crumble.
5. Penggantian air sebaiknya dilakukan setiap hari ,yakni pagi dan sore hari.Penggantianair dila
kukan secara bertahap, sedikit demi sedikit.
6. Panen dilakukan setelah berukuran 2 inchi dengan lama pemeliharaan sekitar 3minggu.
BAB V PEMBESARAN PATIN DI KOLAM TERPAL

Sebelum mulai , pastikan terpal tidak bocor. Selain itu sebaiknya di sekitar kolamtidak ada poh
on besar yang dapat menghambat sinar matahari masuk. Jika benih yangditebar berasal dari te
mpat lain, sebaiknya pengangkutan benih dilakukan pada saat pagiatau sore hari dengan meng
gunakan plastik yang diberi oksigen. Sebelum benih ditebar,lakukan aklimatisasi terlebih dahulu
dengan cara membiarkan kantong plastik berisi benihterapung apung di atas permukaan air sel
ama 10-15 menit. Setelah itu buka plastik danbiarkan benih keluar dengan sendirinya. Padat te
bar patin untuk pembesaran ukuran 2,5inchi umumnya 5-10 ekor per
m2 Benih yang baik adalah benih yang kondisinya sehat,tidak cacat dan ukuran seragam. Berik
ut ini ciri-ciri benih patin yang baik berdasarkanStandar Nasional Indonesia (SNI) :
1. Benih hasil pemijahan induk kelas pokok antara induk jantan dan betina sebaiknyabukan ber
asal dari satu keturunan.
2. Bagian kepala dan punggungnya berwarna hitam keabu-abuan, sedangkan perutnyaputih ke
perakan.
3. Bentuk mata bulat menonjol.
4. Bentuk tubuh seperti ikan dewasa.
5. Gerakan aktif dan berenang horizontal.

Untuk mempercepat pertumbuhan patin, selama dipelihara di kolam terpal.berikan pakan buat
an seperti pelet komersil, maupun pakan alternatif. Untuk menyiasatiharga pelet yang semakin
mahal, umumnya pembudidaya menggunakan pelet komersiluntuk tahap awal pemeliharaan ya
kni kurang lebih selama satu bulan. Selanjutnyamereka mengganti dengan pakan racikan sendi
ri. Selain itu ikan patin juga bisa diberipakan alternatif berupa roti atau mie bekas,sosis atau nug
get kadaluarsa dan makanansisa lainnya.

Penggantian air dilakukan jikan kondisi air sudah jelek , yakni kotor, keruh , bau danberlumut.

BAB VI PEMENENAN

Panen pada akhir pembesaran setelah 6-8 bulan pemeliharaan, sejak pendederan 1sampai pe
mbesaran. Umumnya berat patin yang diinginkan pasar sekitar 250 gram perekornya.

Management Pakan, Aturan pemberian Pakan


dan Jenis-jenisnya
Dipostingkan Oleh RDOne Barakah pada Kamis, 11 April 2013 - Diupdate Pada: Kamis, April 11, 2013
Pemberian pakan pada Lele Sangkuriang sangat penting untuk di atur. lele adalah jenis
ikan yang rakus, mereka tidak akan berhenti makan walaupun akan menyebabkan perut
mereka pecah/radang. lele sangkuriang yang mengalami peradangan akan mati atau
kalaupun tidak mati maka lele sangkuriang akan sulit besar atau istilahnya kontet.

Nah berikut management pakan yang bisa di share.

Jenis Pakan lele Sangkuriang


Pakan lele memiliki beberapa jenis. Pemberiannya disusikan dengan kebutuhan lele
sangkuriang.

1. Pakan Apung, Digunakan selama masa Pertumbuhan. Misal: L1 atau LL1K, PL2, dll

2. Pakan Tenggelam, Digunakan untuk menurunkan kadar lemak lemak, menambah


bobot berat tubuh. Baik digunakan menjelang panen. Misal SNL

3. Pakan Alternatif, Pakan alternatif untuk mensiasati mahalnya pakan pabrikan.


Misalnya: Keong Mas, Ikan Rucah, Sosis, Ayam Tiren. Namun Perlu di yang
perhatikan adalah pengolahan pakan alternatif uga harus higienis supaya tidak
berakibat buruk pada Lele sangkuriang.
Komposisi Pakan pada lele Sangkuriang
Berikut adalah komposisi pakan yang bisa diimplementasikan (untuk 1000 ekor benih)

1. Pakan Apung (L1 atau LL1K): 3 kg

2. Pakan Apung (PL2 atau 781-2): 5 kg

3. Pakan Apung (PL3 atau 781): 22 kg

4. Pakan Tenggelam (SNL): 70 kg

Total Pakan 100 Kg.


Pakan alternatif digunakan untuk menggantikan Pakan Tenggelam, untuk jumlahnya,
silahkan di sesuaikan dengan kebutuhan.

Aturan Pemberian Pakan pada lele Sangkuriang


Pemberian Pakan Apung

1. Pakan terlebih dahulu “dibibis” caranya:


- Semprotkan sedikit demi sedikit air ke dalam pakan, tetapi jangan sampai becek.
- Aduk sampai merata
- Biarkan 15 s.d. 30 menit sampai pakan terasa kenyal / empuk baru pakan siap
ditebar

2. Tebar pakan secara merata

3. Tebar pakan sedikit demi sedikit

4. Berikan sampai kenyang , akan tetapi jangan ada pakan tersisa (tidak termakan)

5. Hentikan pemberian pakan jika gerakan ikan sudah melambat

Pakan Tenggelam

1. Pakan tak perlu dibibis


2. Tebar di satu titik

3. Berikan sedikit demi sedikit sampai kenyang,ditandai dengan Gumpalan yang


semakin kecil dan gerkan ikan melambat

Waktu Pemberian Pakan


Berikan pakan 4-6 kali sehari

 Versi 4 kali: 09.00, 13.00, 17.00, 21.00

 Versi 6 kali: 09.00, 12.00, 15.00, 17.00, 19.00, 21.00

Silahkan dipilih mau yang 4 atau yang 6 kali, namun harus konsisten, maksudnya kalau
memilih yang 4 kali terus gunakan empat, begitupun kalau memilih yang 6 kali

CATATAN PENTING PEMBERIAN PAKAN!

1. Memberikan PAKAN JANGAN SAMPAI TERSISA, dapat menimbulkan RACUN

2. Jangan “GANGGU” lele sesaat setelah makan. Bisa menimbulkan stres, dan pakan
bisa dimuntahkan kembali

3. JANGAN BERIKAN PAKAN JIKA MAU TURUN HUJAN

4. JANGAN BERIKAN PAKAN TERLALU PAGI, menimbulkan penyakit RADANG


INSANG

Cek juga videonya disini: Video Simulasi Pemberian Pakan

Oke, kalau ada yang kurang jelas silahkan diskusikan di Facebook Group, atau bisa
komentar disini.

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini

Salam Patilers
Related articles

 Video - Tips memberikan pakan pada Lele Sangkuriang dengan Teknik Feling (Kira-
kira)
 Mengatasi Masalah Jamur pada Lele
 Langkah-langkah/Tata cara Pemijahan lele ala DELCATFISH
 Cara Menambal Kebocoran Terpal dengan Lem Aibon
 Cara Membuat Probio Fish Versi Solusi Petani Organik (SPO)
 Tips - Cara mudah membibis pakan Lele Sangkuriang

113 comments:

1.

Cakra AgungSenin, 20 Mei, 2013

Bagaimana dengan pemberian pakan tambahan sosis. berapa banyak sosis untuk 1000 ekor dan
mulai umur berapa sampai berapa kali.
sebelumnya terimakasih utk jawabannya

Balas

Balasan

1.

Opik SajaKamis, 06 Juni, 2013

Untuk jumlah disesuaikan saja, jumlah berbeda untuk setiap kasus. Diperlukan beberapa
percobaan untuk mendapatkan jumlah yang tepat. Namun saran saya sesuaikan saja
jumlahnya dengan pelet. maksudnya jika sisa pelet yang seharusnya diberikan untuk lele
tinggal 60 kg lagi, berikan sosis kurang lebih sebanyak 60kg.

Pemberian dilakukan setelah lele memasuki masa penggemukan yaitu setelah melewati
tahapan ke tiga (setelah pemberian pakan tenggelam)

Jadi pakan alternatif ini biasanya adalah untuk menggantikan pelet tenggelam.

Mudah-mudahan membantu

2.

budi satrioSabtu, 31 Mei, 2014


Saya dari pare,saya agen bibit ikan lele segala jenis ukuran dan melayani lele konsumsi
yg mampu memasok 15ton/bulan.

untuk info soal lele hubungi saya budi 082155022949

Balas

2.

Gags GunsSelasa, 09 Juli, 2013

Selamat malam.
Saya berencana untuk merintis usaha pembesaran lele sangkuriang. --Boleh minta info
mengenai supplier kolam terpal press yang terpercaya?
-Untuk pemberian pakan, bisa tolong dijelaskan periode2 pemberian jenis pakan? Misal saya
akan membesarkan lele 7-10cm, berapa lama saya harus pakai pelet PL1, lalu berapa lama
pakai PL2, PL3, dan seterusnya hingga panen.

Terima kasih atas jawabannya.

Balas

Balasan

1.

Opik SajaRabu, 10 Juli, 2013

Untuk pertanyaan pertama,


Silahkan kunjungi facebok group kami, disana terdapat member yang menyediakan
terpal bagus (Silahkan join dan kontak member Vino Khedira)

Untuk pakan, menurut pelatihan yang pernah saya ikuti, patokan pemberian bukan
lamanya waktu pemberian pakan, disebutkan bahwa pemberian pakan sebagai berikut:
Pakan Apung (L1 atau LL1K): 3 kg
Pakan Apung (PL2 atau 781-2): 5 kg
Pakan Apung (PL3 atau 781): 22 kg
Pakan Tenggelam (SNL): 70 kg
Nah maksudnya silahkan diberikan pakan sesuai urutannya, nah nanti ketika habis
(musal L1 3kg), setelah habis 3 kg, walaupun baru 1 minggu, langsung lanjut pakan PL2,
dan seterusnya

2.

Opik SajaRabu, 10 Juli, 2013

o iya silahkan hubungi no ini CP 085607916919 atas nama Vino Khedira

Contoh terpalnya :
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=499026986843372&set=p.499026986843372

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=499026483510089&set=p.499026483510089

3.

learryRabu, 15 Oktober, 2014

link buat terpal nya udh gabisa dibuka om ?

4.

RDOne BarakahRabu, 15 Oktober, 2014


Bisa, coba add dulu yang punya sebagai frend

Balas

3.

dwi santosaSenin, 22 Juli, 2013

kalau habis dikasih pakan tiba-tiba hujan, apa efeknya terhadap lele min?dan gimana solusinya
kalau itu terjadi?

Balas

Balasan
1.

Opik SajaSelasa, 23 Juli, 2013

Kalau pas sudah dikasih makan trus turun hujan, biasanya lele akan memuntahkan
makanannya kembali.

Solusinya, jaring/ambil kembali pakan yang dimuntahkan itu (pakan yang dimuntahkan
biasanya terapung selama beberapa menit sebelum nantinya tenggelam dan jadi racun)

Balas

4.

fikaSelasa, 23 Juli, 2013

untuk ikan rucah bagaimana pengolahannya?dikasih mentah ato direbus?

Balas

Balasan

1.

Opik SajaSelasa, 23 Juli, 2013

Sebaiknya direbus dulu supaya jika ada bakteri yang tidak diharapkan bisa mati.
pemberiannya jangan terlalu berlebihan supaya tidak menjadikan air keruh dan bau.

Balas

5.

deCaezartJumat, 23 Agustus, 2013

Mas opik, mau nanya


- Untuk /m3 idealnya padat tebar bibit berapa ekor
- Berapa idealnya ketinggian air dalam kolam dari tebar bibit sampai panen
- Manageman pakan yang diatas kan untuk 1000 bibit, kalau untuk 1500 atau 2000 bibit gimana
aturannya mas, ada rumusnya ngga?
- untuk pemula bagusnya berapa ukuran kolam dan jumlah bibitnya

Terimakasih

Balas

Balasan

1.

Opik SajaSabtu, 24 Agustus, 2013

1. Padat tebar ideal adalah 100-120 / meter3 (Sumber terpercaya hehe)


2. tinggi air bertahap, dari mulai tebar 50cm -> 70cm -> 90cm - 120cm (Panen)
3. di kalikan aja (misal pl 1 untuk 1000 ekor kan 3kg, berarti untuk 1500 ekor 4,5 kg,
untuk 2000 ekor 6kg) begitu juga untuk pakan PL2 dst

Semoga Membantu

2.

deCaezartMinggu, 25 Agustus, 2013

Terimakasih mas opik atas responnya.


Mau nanya lagi (hehe)
- tinggi air 50 cm dari mulai tebar itu sampai berapa hari mas baru dinaikkan 70cm, dari
70cm ke 90cm berapa hari, dan dari 90cm ke 120 berapa hari.

3.

Opik SajaSenin, 26 Agustus, 2013

Sesuai habisnya pakan:


Pertama tinggi air 50cm.
- Jenis pakan: Pakan Apung (L1 atau LL1K): 3 kg, sesudah habis naikan/tambah air jadi
70cm
- Lanjut Pakan Apung (PL2 atau 781-2): 5 kg, sesudah habis naikan/tambah air jadi 90cm
- Lanjut Pakan Apung (PL3 atau 781): 22 kg, sesudah habis naikan/tambah air jadi
120cm, dari sini air tidak perlu dinaikan lagi sampe panen.

4.

ginanjar winataSabtu, 04 Oktober, 2014

saya pernah baca nih mas opik.. sebelum ikan di tebar kita harus siapkan air di kolam
bbrapa minggu sbelumnya. dengan ada bbrapa obat yg di masukan. supaya air kolam
tidak ada sumber pnyakit buat lele. nah untuk pnambahan air setiap pemberian pakan di
atas. apakh air nya harus yg di diamkan terlebih dahulu. atw air langsung dri sungai.?

5.

RDOne BarakahMinggu, 05 Oktober, 2014


Air sungai harus di diamkan dulu seblum digunakan supaya kotorannya mengendap.
untuk mengsterilkan air, bisa menggunakan garam gosok

Balas

6.

indha fajria rustianiKamis, 12 September, 2013

kl misalnya seharian hujan bgmn cara memberi makan lele?

Balas

Balasan

1.

Opik SajaKamis, 12 September, 2013

Aturan terpenting dalam pemberian pakan lele adalah jangan ganggu lele setelah diberi
pakan karena akan membuat lele memuntahkan kembali makannya dan kemudian pakan
yang dimuntahkan akan mengendap di bawah kolam kemudian membusuk dan menjadi
racun.

Nah ketika hujan, lele akan menganggap hujan sebagai gangguan sehingga akan
memuntahkan kembali makanannya, namun jika hujannya terus menerus seharian, kita
bisa memberikan pakan kepada lele pada saat hujannya tidak terlalu deras (kan gak
mungkin seharian hujannya deras terus hehe). hal ini ditandai riak air pada permukaan
kolam tidak terlalu besar. Namun harus diingat pemberiannya jangan terlalu banyak
supaya tidak tersisa. dan prekwensi pemberian pakannya di kurangi misalnya 1-2 kali,
tergantung kondisi hujannya.

Semoga bermanfaat infonya...

Balas

7.

MusantoSelasa, 24 September, 2013

Pakan untuk lele yang memungkinkan adalah pakan alternatif, pakan pabrikan, sptnya terlalu
mahal untuk digunakan

Balas

Balasan

1.

Opik SajaSelasa, 24 September, 2013

100% Setuju pa, cuma harus yang organik dan higienis, jangan pake kohe walaupun
dimakan namun bisa menurunkan kualitas lele itu sendiri

2.

saffana yaneSenin, 12 Mei, 2014

jadi gan yang organik tu pake apa? napa gak boleh pake kohe? sementara kohe tsb mjd
pemicu tumbuhnya pakan alami gan
3.

RDOne BarakahSenin, 12 Mei, 2014


Kohe itu dipakai untuk mengompos air dan memicu tumbuhnya pakan alami lele dan
memicu tumbuhnya alga baik yang dibutuhkan lele.

Yang dimaksud tidak boleh pake kohe adalah tidak boleh pake kohe untuk pakan lele (di
beberapa tempat ada yang memberikan pakan lele dengan kohe ayam atau kohe
puyuh). kohe cukup untuk kompos air saja.

Balas

8.

Rahmalia UsySabtu, 19 Oktober, 2013

Om ini saya baru tebar benih 2000 ekor untuk kolam 5x5 ktinggian airnya 120cm. Trlalu padat
ggak sgitu itu?uiyaa...untuk pakn sehari 4x itu sekali makannya takaranya seberapa? ini untuk
bibit 10-12cm an. Trus ngasih mkan yg thapp I itu jngka waktu berapa lama?

Balas

Balasan

1.

Opik SajaSabtu, 19 Oktober, 2013

Untuk ukuran tebar itu cukup, mungkin bisa ditambah jadi 2500 ekor karena idealnya 100
ekor/m3 untuk ukuran benih ini bisa langsung dari pemberian pakan ke 2
- Pakan Apung (PL2 atau 781-2): 10 kg, sesudah habis naikan/tambah air jadi 90cm
- Lanjut Pakan Apung (PL3 atau 781): 44 kg, sesudah habis naikan/tambah air jadi
120cm, dari sini air tidak perlu dinaikan lagi sampe panen.

dari sini bisa pakai pakan tenggelam untuk menghemat biaya produksi atau bisa
menggunakan pakan alternatif
untuk pemberian pakan, diberikan sampai kenyang. caranya berikan pakan sedikit demi
sedikit, pada pertama kali ngasih pakan lele akan terlihat sangat semangat, berikan terus
sampai ikan kelihatan tidak semangat untuk memakan pelet. setelah itu hentikan

2.

Opik SajaSabtu, 19 Oktober, 2013

Jumlah pakan yang diberikan total kurang lebih 200kg

3.

Rahmalia UsySabtu, 19 Oktober, 2013

Untuk pakan tahap 2 kan 10kg. La biasanya 10kilo itu untuk berapa hari? Dan tahap 3
44kg jg untuk berapa hari? Trimaksih infonya

4.

Opik SajaSabtu, 19 Oktober, 2013

Tergantung kondisi ikannya dan air, jadi tidak pasti antara satu kolam dengan kolam yang
lain, biasanya pakan habis antara 7-14 hari

Balas

9.

widiKamis, 07 November, 2013

apakah pertumbuhan lele bisa normal jika pemberian pakan menggunakan pakan alternatif dari
ukuran 7cm sampai panen?

Balas

Balasan
1.

Opik SajaKamis, 07 November, 2013

untuk pemberian pakan alternatif/tambahan usahakan berikan setelah diberikan minimal


30% pelet, supaya perkembangan organ dalammnya sudah baik agar tidak
mempengaruhi pertumbuhan lelenya

Balas

10.

Nanda FitriMinggu, 01 Desember, 2013

Mas bagaimana pengaruh dengan air utk kolam terpal yg menggunakan air sumur bor?trus ciri
air kolam terpal yg baik itu spt apa ya?saya mengganti air kolam kurang lebih tiap 5 harian...

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahMinggu, 01 Desember, 2013


Hmm, setau saya air dari sumur bor bagus untuk mengisi kolam terpal. Ciri air yang baik
itu biasanya PH nya berada pada kisaran 6,5; 7; 7,5. Sebaiknya kalau menggunakan
teknik organik, tidak perlu sering2 sering ganti air, karena malah akan membuat sikumis
menjadi stress

Balas

11.

puji permonoSenin, 16 Desember, 2013

Nama Grup di facebook apa ya?

Balas
Balasan

1.

RDOne BarakahSenin, 16 Desember, 2013


Namanya Komunitas Lele Sangkuriang pak

Balas

12.

Mas JowoSenin, 30 Desember, 2013

Mas opik / admin web, saya tanya lg ya, spy jelas jd saya siap mulai usaha. soal pakan ini jujur
saya bingung, jd saya tetapkan saya dlm pertanyaan ini, ukuran benih pembesaran lele
sangkuriang saya adalah 5-7 (sptnya mentok 5-6cm aja, jarang ada yg 7). Saya sptnya
berencana menggunakan 100% pelet pabrikan, tdk ada pakan tambahan spt keong mas dsb.

Pertanyaan saya:

1. Ukuran kolam 4 x 6m, kedalaman 1.2m. Brp sebaiknya tebar awal lele ukuran 5-6 tsb? jika
saya isi per m2 120, jd total 2880 benih lele, apakah ni masih masuk kategori tebar normal? apa
gpp utk ukuran kolam segitu mas?

2. Dari sejak benih masuk kolam, kata pemain lele lain sebaiknya dtunda pemberian makan
1x24jam sejak lele dtebar dkolam. Benar gk ya? hehe..

3. Urutan pemberian pakan pembesaran lele 5-6 dng pelet yg benar spt ini mas??
Pakan Apung (L1 atau LL1K) lalu Pakan Apung (PL2 atau 781-2) lalu Pakan Apung (PL3 atau
781) dan terakhir Pakan Tenggelam (SNL).
BENER GK YA?

4. Sejak hari pertama benih lele 5-6cm sdh waktunya makan, dng benih lele 2880 itu brp itungan
pemberian makan jika sehari saya kasih makan 3x saja (waktu mepet utk aktivitas lain saya jg).

Pakan Apung (L1 atau LL1K): BUTUH BRP KG?


Pakan Apung (PL2 atau 781-2): BUTUH BRP KG?
Pakan Apung (PL3 atau 781): BUTUH BRP KG?
Pakan Tenggelam (SNL): BUTUH BRP KG?

Kalau semua pakan sdh habis berarti sudah musim panen lele gtu mas?

ini jelas tinggal langsung ke toko pakan ikan :)

HATURNUHUN.

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahSelasa, 31 Desember, 2013


Wah panjang juga pertanyaannnya, hehe Bismillah,

1. Itu ukuran Ideal, bapak bisa menggenapkan tebar menjadi 3000 ekor pak, saya rasa
tidak masalah.

2. iya pak benar, setelah tebar, jangan langsung diberi pakan, karena lele yang baru
ditebar masih harus menyesuaikan diri, kalaupun di beri pakan, maka pakan tidak akan
di makan malah akan jadi sampah/kotoran di dasar kolam

3. Untuk sini silahkan di baca pada postingan management pakan pak.

4. waktu pakan, silahkan disesuaikan pak, yang jelas hal ini akan bapak temukan sendiri
ritmenya pak.

Mengenai takaran di kalikan saja pak, jika 1000 ekor memerlukan 3 kg L1, maka untuk
3000 ekor membutuhkan 9kg L1, begitupun seterusnya

semoga jawabannya dapat sedikit menjawab pertanyaan bapak.

Balas

13.
aditya sasongkoKamis, 16 Januari, 2014

bermanfaat banget gan infonya

Balas

14.

Echo Rendy SimamoraSenin, 20 Januari, 2014

permisi saya mau tanya - tanya sedikit

saya rencananya mau buat kolam terpal untuk ikan lele,trus yang mau saya tanyakan adalah.

1.dalam 1 meter kolam berapa max bibit ikan didalamnya.


2.untuk pakan benih lele apa saja yang boleh diberikan.
3.untuk membuat kolam terpal dibutuhkan dana berapa ya mas.

sekian hanya itu yang saya tanyakan trima kasih sebelumnya.

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahSenin, 20 Januari, 2014


1. Untuk teknik coba isi dengan 100-120/m
2. Silahkan dibaca disini: http://komunitas-
lelesangkuriang.blogspot.com/2013/04/management-pakan-aturan-pemberian-
pakan.html

3. Pengalaman saya membuat kolam 2x5m, menghabiskan dana sekuta 700rb (belum
termasuk benih dan pakan)

Terima kasih

2.
RDOne BarakahSenin, 20 Januari, 2014
Maaf untuk benih, bisa di kasih cacing sutra atau artemia, (namun saya rekomendasi
casut), lalu bisa di lanjut dengan fengli

Balas

15.

muhammad khoirMinggu, 09 Februari, 2014

maaf gan saya mau tanya...saya punya kolam ukuran 2x4..idealnya saya tebar brapa bibit ea
gan???

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahSenin, 10 Februari, 2014


Jika Mau menggunakan sistem ini, idealnya adalah 100-120 ekor/meter, untuk kolam 2x4
idealnya 800-1000 ekor dengan catatan tinggi air 1,2. dengan demikian tinggi kolam
minimal 1,4-1,5m aar lele tidak lompat keluar kolam

Balas

16.

muhammad khoirMinggu, 09 Februari, 2014

saya petani lele pemula gan...tolong bantu saya...

Balas

Balasan

1.
RDOne BarakahSenin, 10 Februari, 2014
Mari kita belajar bersama mas

Balas

17.

delli bangedSenin, 10 Februari, 2014

gan saya mau tanya,jika tebar 30.000 bibit lele ukuran 7-8 cm ,luas kolam 100m2 :

1. membutuhkan waktu berapa lama sampe panen ukuran konsumsi sekilo 6-8
2. menghabiskan pelet berapa kilo sampe panen,pakan alternatif berapa kilo (telor,pala teri,usus
ayam)
3. kira2 menghasilkan berapa ton sampe lele konsumsi

trima kasih atas jawabannya..

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahSelasa, 11 Februari, 2014


Tinggi kolam berapa meter? kalau tinggi kolam -+1meteran, kayaknya kepadatan, tingkat
kepadatan sangat mempengaruthi pertumbuhan
lama panen jika menggunakan pelet full sekitar 75-90 hari, namun jika menggunakan
pakan tambahan, perlu di buktikan dengan pengaaman, hal ini karena pakan tambahan
tidak semuanya bagus untuk pertumbuhan terutama jika pengolahannya kurang baik

jika lancar serta tngkat kematian minim, Insya Allah bisa menghasilkan 3-3,5ton ya tetapi
tetap tergantung dari pakan dan perawatan

Balas

18.
Fendy WijayaSelasa, 18 Februari, 2014

mas opik, perkenalkan nama saya Fendy hahaha, baru mau buka usaha lele nih mas, tapi saya
bingung dimana bisa dapet pelet L1 LL2 dsb, karena di wilayah saya (Jakarta Barat) ga da yang
jual, bahkan kebanyakan ga tau soal pelet itu. Kira" dimana ya mas yang jual, atau ada link
langsung ke penjualnya ga mas? makasih sebelumnya mas opik, artikel menarik banget, hehehe,
jadi semangat buat buka usahanya :)

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahRabu, 19 Februari, 2014


L1, LL2, bisa diganti dengan 781,782, disesuaikan saja bang, gak usah dibuat sulit, yang
penting kandungan nutrisi dan besaran peletnya sesuai dengan kebutuhan lele

Balas

19.

khairul umriKamis, 27 Februari, 2014

ikan rucah terdiri dari ikan apa saja min?

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahKamis, 27 Februari, 2014


macem-macem gan biasanya sisa/ikan dari nelayan yang rusak atau tidak layak jual
karena rusak secara fisik

Balas
20.

Hasyim As'ariSenin, 31 Maret, 2014

Permisi mo tanya mas, utk aturan pmberian pakan lele tu 4x sehari ya, pa tu utk ukuran
pmbenihan saja?
Sedangkan utk yg lele sdh besar apa jg gtu 4x smpek panen?
Q prnh liat di petani lele lainx yg biasax utk Umur 1,5 bln d Kasih pakan 1x sehari dengan ikan
Lemuru.
Mohon pnjelasanx. Hehe

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahRabu, 02 April, 2014


Untuk pembesaran, supaya cepat panen pemberian pakan tetap 4 kali, kalau mau
dikurang bisa 2 kali sekari pagi dan sore, tetapi tetap waktunya harus lebih dari jam 9
pagi

Balas

21.

afifudin aripijayMinggu, 06 April, 2014

Terimakasih sangat bermanfaat


semoga mendapatkan pahala
aamiin

Balas

Balasan

1.
RDOne BarakahMinggu, 06 April, 2014
Amin

Balas

22.

bela ajaJumat, 16 Mei, 2014

Mas jika jam 5 sore tebar lele apa paginya udah bisa di beri pakan?

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahJumat, 16 Mei, 2014


Usahakan puasa 24 jam, jadi kalo tebar pukul 5 sore pakan pukul 5 sore juga

Balas

23.

budi satrioSabtu, 31 Mei, 2014

Saya dari pare,saya agen bibit ikan lele segala jenis ukuran dan melayani lele konsumsi yg
mampu memasok 15ton/bulan.

untuk info soal lele hubungi saya budi 082155022949

Balas

24.

teguh suprionoSelasa, 03 Juni, 2014


min saya teguh, saya masih pemula. saya mau tanya kalau airnya berwarna hitam kekuning-
kuningan karena efek dari kotoran ayam baik tidak untuk ditebar bibt lele. mohon jawabanya
terimakasih

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahSelasa, 03 Juni, 2014


secara pribadi ane belom pernah mengalami kondisi seperti itu. Usahakan warna air
hijau terang atau hijau tua,

2.

learryRabu, 15 Oktober, 2014

mnurut buku yang saya baca katanya kotoran aya tidak disarankan untuk pengomposan..
karena akan mnimbulkan kandungan gas yg tidak baik utk lele

Balas

25.

YoseMinggu, 06 Juli, 2014

Pak, saya ada beberapa pertanyaan nih, soalnya masih nubie.


Saya punya 1000 bibit dengan ukuran kolam 2x4
pakan masih pabrik+azolla kadang-kadang.

pertanyaan 1. Apakah bapak sudah pernah coba azolla sebagai pakan tambahan?
pertanyaan 2. Lele saya kalo habis di kasi makan suka timbul ngambil oksigen, trus ada
beberapa yg suka ngambang dlm keadaan tegak gitu pak. Itu kenapa ya pak? apakah karena
kadar oksigen air sudah kurang? kebetulan saya ga pake water treatment karena untuk hemat
ongkos :-)
pertanyaan ke 3. saya berencana untuk ikut menggunakan red water treatment dengan
lactobacillus sp karena susah nyari Nitrobacter sp di Pontianak agar amonia bisa dikurangi
kadarnya di dalam air. Apakah red water system ini bisa dikombinasi dengan tanaman seperti
enceng gondok pak?

Mohon jawabannya.
Terima kash.

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahSenin, 07 Juli, 2014


1. Saya pribadi belum karena keberadaan azola yang terbatas, namun beberapa teman
sudah banyak yang menggunakan

2. Apakah pakan dibibis? prilaku seperi ini adalah gejala lele kekenyangan.

3. bisa, rws bisa dikombinasikan dengan Tanaman Air

2.

YoseSenin, 07 Juli, 2014

1. Menurut teman bapak, apakah azolla bisa digunakan untuk substitusi pelet? misalkan
1x azolla 3x pelet per hari? atau formasi 2:2 gitu Pak?

2. Sudah pak, tapi hanya saya seduh dengan air. tidak seperti pembibisan yang bapak
contohkan.

3. Siip kalo begitu.

Mohon jawabannya lagi pak.

Terima kasih.

3.
RDOne BarakahJumat, 11 Juli, 2014
1. Azola memiliki kadar serat tinggi jika masih basah, untuk itu jika ingin
menggunakannya jangan terlalu banyak terutama lele yang belum mencapai ukuran
besar karena akan memperlambat pertumbuhan, terkecuali di gunakan sebagai bahan
baku pembuatan pelet

2. pembibisan diusahakan sampai pakan mengembang supaya ketika di makan lele pelet
tidak mengembang didalam perut.

Balas

26.

Ridho PrasetyoRabu, 13 Agustus, 2014

Misi mas mau nanya,kalau utk lele ukuran 5-7cm jumlah 1000 ekor, untuk takaran sekali makan
tu berapa.
Thx untuk jawabannya

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahRabu, 13 Agustus, 2014


untuk padat tebar rendah bisa pakai cara ini:

http://komunitas-lelesangkuriang.blogspot.com/2014/03/video-tips-memberikan-pakan-
pada-lele-sangkuriang-dengan-teknik-feeling-kira-kira.html

Balas

27.

khawra fxKamis, 21 Agustus, 2014


mau tanya gan,
kan larva yang berumur sekitar satu minggu dikasih makan Casut, itu porsinya berapa ya gan,
satu gelas casut kira2 untuk berapa ribu larva Min ?
terimakasih,,

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahJumat, 22 Agustus, 2014


Disesuaikan saja dengan kebutuhan larvanya (beda tempat beda juga kebutuhannya)

Balas

28.

FancescoJumat, 22 Agustus, 2014

Maklum masih banyak belajar...


Beberapa bulan lalu saya menggunakan suplemen tambahan pada pakan. Sempat dianjurkan
dari petani lele menggunakan suplemen dengan produk lain. Selang 2 hari saya gunakan dalam
pembibisan pakan, ikan mulai menunjukkan berbagai gejala, salah satunya posisi menggantung,
perut mulai membesar.
Yang saya pertanyakan, apakah sewaktu penggantian suplemen harus dicampur dulu dengan
suplemen yang sebelumnya?
Mohon pencerahannya...
Terima kasih

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahJumat, 22 Agustus, 2014


Sebelum negganti jenis pelet atau probiotik sebaiknya lele dipuasakan terlebih dahulu
Balas

29.

FranzSenin, 25 Agustus, 2014

Mau tanya gan...


Utk menghilangkan bau busuk di kolam lele menggunakan apa? Atau ada obat herbalnya?
Terima kasih

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahSelasa, 26 Agustus, 2014


Menghilangkan bau pada kolam bisa dengan cara mengganti air kolam sebanyak 30-
50% tergantung seberapa bau kolamnya. sekaligus penambahan probiotik (probiotik
yang digunkan bisa menggunakan probiotik yang mengandung bakteri lactobacilus)

Balas

30.

andhi tyastonoSabtu, 13 September, 2014

Maap om sebelumnya udah ngrepotin,,saya mau budidaya ikan lele om..

Pertanyaan :

1.Kolam lele kan bagusnya di kasih atap tuh biar ga kena sinar matahari langsung sama ga kena
air hujan yg bisa nurun keasaman air kalau ga salah,,atap kolam yang tepat itu pake apa
yah,,kalau pake terpal cepat rusak gara-gara kena panas matahari sama kena ujan terus-
terusan..

2.kolam pembenihan lele itu harus ada media untuk menempelnya telur kan yah om ?? pake ijuk
gimana om ada saran ga ?? terus kalau udah menetas telurnya ijuknya di ambil yah om ??
3.kan katanya kolam larva harus steril,,airnya jg steril,,berati kondisi air jernih ya om ga harus di
buat hijau ?? suhunya jg stabil,,kalau pake kolam terpal suhunya kan ga stabil yah om ?? kalau
pake baskom gimana om ada saran ga ??

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahMinggu, 14 September, 2014


1. Kolam lele untuk pembesaran sebaiknya dibiarkan terbuka. apa lagi jika agan baru
mau budidaya, dibikin atap malah menghabiskan modal untuk hal-hal yang tidak perlu.
kolam perlu sinar matahari langsung agar bakteri pengurai dalam kolam dapat bekerja
dengan baik. hujan pun demikian, asal kolam diberikan lubang pembuangan, Insya Allah
baik-baik saja dan malah semakin baik karena kita tidak perlu mengganti air hehe

2. Iya betul

3. dua-duanya bisa tergantung teknik yang ingin diterapkan. kalo pake baskom mending
jangan hehe

Balas

31.

andhi tyastonoSabtu, 13 September, 2014

Oiya Om klupaan..
kalau ayam tiren dibakar dulu buat ngilangin bulunya ga pp kan Om ??

Makasih..

Balas

Balasan
1.

RDOne BarakahMinggu, 14 September, 2014


Pengolahan ayam tiren harus benar-benar ekstra masbro, alangkah baiknya dibuang
dulu temboloknyta, jeroannya, kemudian direbus baru di kasihkan

Balas

32.

jazzSelasa, 23 September, 2014

Mohon pendapatnya min, saya pemula baru sekitar 1 bln pelihara lele. tentang manajemen
pakan banyak informasi berbeda bahkan bertolak belakang termasuk menurut bapak ini
http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=10&aid=4054 saya jadi bingung mau pakai yg
mana?? Makasih sebelumnya.

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahSelasa, 23 September, 2014


Mengenai masalah ini sebenarnya tergantung teknik yang digunakan, nah management
pakan di atas adalah management pakan untuk kenik organik,

nah hal ini tentu akan berbeda dengan management pakan untuk teknik padat tebar.

namun yang terbaik, dicoba saja mana yang menurut agan baik, lalu nantu bisa di dapat
kesimpulan mana yang paling baik.

namun satuhal yang perlu diingat, adalah teknik/cara yang di pakai di suatu tempat
belum tentu cocok di pakai di tempat kita

2.
jazzSelasa, 23 September, 2014

Tq 4 fast respon, satu lagi gan, ditempat saya susah cari pelet. Yg ada cuma pakan
benih dan 781-2, kalau sampai panen saya kasi 781-2 menurut agan bgmn? Kalau dari
segi biaya sih masih nutup. Lele 28rb/kg pelet 12rb. Dari 1000 benih sampai sekarang
(42hr) baru mati 1ekor.

3.

RDOne BarakahRabu, 24 September, 2014


Kalau ongkos produksinya bisa tertutup sih gak masalah, catatan pemberian pakan buat
lele sebaiknya proteinnya diatas 40%

4.

RDOne BarakahRabu, 24 September, 2014


Sorry ralat 30%

Balas

33.

Eddy PurnamaJumat, 26 September, 2014

Gan maaf nie...ane baru mau belajar usaha pembesaran lele... jadi ane mohon infonya

1.Jika ukuran kolam 3 x4 x 1.5 brapa ideal untuk benih lele.

2. Untuk pakan jenis L1 dan LL2 itu untuk benih ukuran berapa.
Trima kasih... mohon infonya

Balas

Balasan

1.
RDOne BarakahSabtu, 27 September, 2014
tergantuk teknik yang digunakan organik 1200-1500, padat tebar bisa 6000an

pakn L1 dan LL2 itu untuk bibit ukuran 4-6

2.

Eddy PurnamaSabtu, 27 September, 2014

Saya d wilayah tulungagung...saya pernah konsultasi salah seorang petani lele..tp


kayaknya untuk lele sangkuriang di daerah sini belum ada...hanya lele dumbo yang biasa
d budidaya gan...

Yang saya mau tanyakan..

1 . Apa teknik yang agan paparkan diatas dapat d terpkan untuk lele dumbo? Seadainya
lele sangkuriang di daerah ane tidak ada...

2. Jika agan tdak kberatan, mohon alamat ato no tlp petani lele yang menyediakan benih
lele sangkuriang di daerah ane..

Sebelumya trima kasih banyak gan..

Balas

34.

ginanjar winataSabtu, 04 Oktober, 2014

om opik yank baik hati... saya mau bisnis ikan lele nih v masih awam banget..v stelah saya baca
postingan sma komentar" n jawabn" nya saya sdikit" mulia mengerti.. nah yg sya tanyakan.. sya
punya kolam 18x7 sekitar 130m2. nah itu baiknya ituk ikan lele pmbesaran. satu kolam di pake
atw mnding di posah"/dikasih sekat.. nah berapa bnyak lele yg bsadi tanam kolam segituya..

Balas

Balasan
1.

RDOne BarakahMinggu, 05 Oktober, 2014


Saran saya mending di buat kecil2/sekat jadi 3x6 atau 4x5, supaya panen tidak serentak.
karena jika panen serentak banyak harga akan turun

Balas

35.

ginanjar winataSabtu, 04 Oktober, 2014

satu lagi.. saya dapat benih ikan lele ukuran 7-8 nah saya mulai kasih pelet di kategori mana?

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahMinggu, 05 Oktober, 2014


Bisa langsung masuk 781-2, pl2, preo2, dll

Balas

36.

Eddy PurnamaJumat, 10 Oktober, 2014

Kunjungan kedua gan...


Maaf sbelumnya..
Kemarin ane tebar benih...trus hari ini ane dah mulai kasih pelet
Saya dah coba untuk memberi pelet
4 x sehari sprt postingan di atas...tp kayaknya nafsu makan lele kok kurang...apa mmg bgt ya
gan?, dan klo pola makan di ubah 3 x sehari giman bisa ndk?? Mohon infonya... trima kasih

Balas
Balasan

1.

RDOne BarakahSabtu, 11 Oktober, 2014


Wajar gan kalo lele kurang nafsu makan, masih dalam keadaan stress. pola pakan
sebaiknya 4 kali terutama jika bibit masih kecil karena rawan kanibalisme.

Balas

37.

Eddy PurnamaJumat, 10 Oktober, 2014

Kunjungan kedua min..


Kemarin benih lele dah ane tebar..hari ini dah mulai ane kasih pelet 4 x shari seprt papran di
atas..tp wktu ane kasih pelet, kyaknya si lele nafsu makan nya kurang...apa mmg biasa bgtu ya
min? Kalau pola makan d ganti 3 x shari bisa ndk min? Mhon infonya trima kasih

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahSabtu, 11 Oktober, 2014


Wajar gan kalo lele kurang nafsu makan, masih dalam keadaan stress. pola pakan
sebaiknya 4 kali terutama jika bibit masih kecil karena rawan kanibalisme.

Balas

38.

othonk13Sabtu, 11 Oktober, 2014

Gan sebelumnya makasih soal info ukuran terpalnya.. :)


Skrg pertanyaan baru lagi kan..
1. Di daerah saya g ada yg jual pelet SNL jadi solusinya gmn gan..?
2. Apakah pelet SNL bisa diganti gan..? Klo bisa gantinya pelet apa gan..?
Makasih gan..

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahSabtu, 11 Oktober, 2014


Boleh diganti pakan tenggelam lainnya dengan catatan proteinnya tetap 30 UP.

Jika tidak ada bisa diganti dengan pakan apung LP 3, Preo 3, 781 polos

Balas

39.

Eddy PurnamaSenin, 20 Oktober, 2014

Untuk pergantian pelet Pf-1000 ke 781-1 sbaiknya langsung di berikan atau di puasakan dulu ya
gan?? Mohon infonya...trima kasih..

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahSelasa, 30 Desember, 2014


Puasakan dulu

Balas

40.

sofi yanSelasa, 09 Desember, 2014


sedia bibit azolla bandung - jawa barat

kegunaan azolla :
- penghijau dan pendingin kolam ikan, sawah, kolam terpal, kolam air mancur
- pakan alternatif alami ikan gurame, nila , mas, koi, lele, belut, patin dll
- pakan alternatif ayam pedaging + petelur, bebek, entog, ayam adu
- pakan alternatif / pengganti rumput utk sapi, kambing, kerbau, domba tanpa ngarit /kemarau
- bahan baku pupuk hijau dan kompos alami utk tanaman pekarangan, sawah, kebun, lahan
gambut
- sebagai pengurai air limbah dan lahan kritis berair misal : bekas galian c, air TPA sampah,

kolam pemancingan
- penstabil keasaman air / PH terutama kolam terpal, bak semen, toren cor tebar padat
- kandungan dan kegunaan lain nya bisa cari di google

salam hijau dan kembalikan tanah & air kita sebagai mana fungsi nya tanpa bahan kimia

WHAT APPS / TELP / SMS PASTI DIBALES : 0896 3650 3911

Balas

41.

ronipoetra chalemSabtu, 27 Desember, 2014

mau tanya ni Om ... saya pemula dibudidaya lele ..pelihara 5000 ekor ... untuk 5 kolam dgn uk
kolam 3 x 4 ... ... urutan dan masa nya pemberian pakan yg benar gmna sih !!! saya udah kasi F
999 ... 1 - 15 hari ,, trus saya lanjtkan dgn 781-1 ... untuk 15 hari ke depan .... trus slanjutnya ada
pakan jnis 781 - 2 , 781 ,, dan pakan apung ... apakah ini harus saya penuhi standar nya ... ..

Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahSelasa, 30 Desember, 2014


Tebar Benih ukuran Berapa?

Aturan pemberian pakan adalah HARUS seduai dengan bukaan mulut lele supaya
mudah di telan

Balas

42.

dolly babenKamis, 07 Mei, 2015

Maaf menggangu mas, saya dari Pekanbaru mau nanya.


1. Ada info dimana beli lele sangkuriang di Pekanbaru mas ?
2. Persiapan kolam beton yang benar seperti apa mas (sebelum tebar benih)

Balas

43.

Iguh WitantoMinggu, 28 Juni, 2015

Ikan rucah itu apa ya mas?terus kalau untuk 2000 sd 4000 ekor lele dari awal sampai panen
habis berapa kg peletnya?saya iguh dari jogja

Balas

44.

Fikry ZulfikarSabtu, 04 Juli, 2015

Untuk admin ane mw tanya, komposisi pakan lele sesuai dengan artikel diatasa untuk lama
pembesaran berapa hari sampai panen?? sampai 90 hari kah?!

Komposisi Pakan pada lele Sangkuriang


Berikut adalah komposisi pakan yang bisa diimplementasikan (untuk 1000 ekor benih)

Pakan Apung (L1 atau LL1K): 3 kg


Pakan Apung (PL2 atau 781-2): 5 kg
Pakan Apung (PL3 atau 781): 22 kg
Pakan Tenggelam (SNL): 70 kg

Total Pakan 100 Kg.

Balas

45.

RDOne BarakahSelasa, 21 Juli, 2015


Maaf baru bisa di balas, Jarang OL hehe
Mas dolly baben:
1. Info pekanbaru belum ada, silahkan gabung di group barangkali ada info disana
2. persiapan kolam beton ada di artikel lama

Mas Iguh Witanto:


Ikan rucah itu ikan sisa (ikan-ikan yang tidak layak konsumsi), biasanya sisa panen nelayan, atau
sisa olahan, untuk pelet usahakan habis 30-40% (30-40Kg/100ekor)

Mas Fikry Zulfikar:


Tergantung banyak faktor, biasanya antara 60-90 hari. ane sendiri sudah pernah panen dari usia
60-90 (ukuran 10-5/kg)

Balas

46.

harry nugrahaRabu, 02 September, 2015

salam,

mau nanya mas ??


1. kolam ukuran 2x3 = tebar lele ukuran 11/12 sebanyak 2000 ekor gmna ?
2. pakan pelet yang baik apa ?
3. brapa banyak pakan pelet yang di butuhkan sampai panen dgn ukuran 8 - 10 ekor/ kg
4. brapa lama waktu panen
Balas

Balasan

1.

RDOne BarakahSenin, 07 September, 2015


1. Klau sudah pernah ternak lele sebelimnya, gak masalah, pake sistem padat tebar
2. Pelet dengan protein min 30%
3. untuk 200 ekor dari ukuran 11/12 adalah 180-200 kg
4. 50-70 hari

2.

Muchamad MajidKamis, 10 September, 2015

Kalau kolam uk.3x5 kedalaman 1 mter!! Kira2 tebar 2000 ekor benih lele uku. 5-7 bisa gk
kang!!! Dan pellet yg cocok ap?? Tks

3.

RDOne BarakahMinggu, 13 September, 2015


Bisa kang, pelet yang saya biasa pake 781 dari cp pertiwi, atau preo dari matahari sakti

Balas

47.

suprider manSelasa, 29 September, 2015

kalau kolam lele, airnya di ganti seminggu sekali itu gimna ya.

Balas

Balasan

1.
RDOne BarakahRabu, 07 Oktober, 2015
bisa, tapi jangan diganti seluruhnya

Balas

48.

dewi puspitaRabu, 21 Oktober, 2015

mas mau tanya saya newbie, kalo mau buat kolam 2x1 m , tebar bibit 1000. pakan nya brp kilo
dan masa panen nya kpan mas?

Balas

49.

Nano GppKamis, 29 Oktober, 2015

Kang mau tanya..saya baru tebar bibit lele ukurN 6-7 sebanyak 1500 d kolam ukuran
2x4x0.8...untuk pmbrian pakannya bgaimana y misal untuk 1 minggu habis berapa kg pelet?

Balas

50.

Mahendra putraSabtu, 07 November, 2015

Mas, group fb ga aktif lg ya? Ga d accept2.. Klo boleh minta cp mas nya (line/bbm/whatsapp)
minta bimbingan klo ada kejanggalan dalam budidaya lele ini mas.. Terima kasih

Balas

ASPEK PRODUKSI,
BUDIDAYA PEMBESARAN
IKAN PATIN
karir anda mentok, karena pendidikan tak mendukung ? lanjutkan kuliah di |

tempat kuliah paling fleksibel SARJANA NEGERI 3 TAHUN – TANPA SKRIPSI ABSENSI HADIR BEBA
BERKUALITAS – IJAZAH & GELAR DARI DEPDIKNAS MURAH DAPAT DIANGSUR TIAP BULAN -terim
pindahan dari PTN/PTS lain

MANAJEMEN – AKUNTANSI – ILMU KOMUNIKASI – ILMU PEMERINTAHAN

022-70314141;7313350 : jl. terusan halimun 37 bandung- utkampus.net

PERSYARATAN LOKASI

Dalam budidaya ikan patin baik sistem karamba maupun fence

terdapat 3 sub sistem pemeliharaan, yaitu pembenihan, pendederan dan pembesaran. Pembenihan
adalah kegiatan pemeliharaan induk untuk menghasilkan telur sampai dengan larva. Pendederan
adalah kegiatan pemeliharaan ikan patin ukuran tertentu dari hasil pembenihan sebagai transito
sebelum dipelihara di tempat pembesaran. Pembesaran adalah pemeliharaan ikan patin ukuran
tertentu dari hasil pendederan sampai menghasilkan ikan ukuran konsumsi.

Dalam usaha budidaya ikan patin persyaratan lokasi yang harus dipenuhi untuk mencapai
produksi yang menguntungkan meliputi sumber air, kualitas air dan tanah serta kuantitas air.
Kriteria persyaratan tersebut berbeda tergantung daripada sistem budidaya yang digunakan.
Sebelum menetapkan lokasi usaha, selain harus memenuhi persyaratan tersebut perlu pula
dipastikan kelayakan lokasi budidaya ditinjau dari segi gangguan alam, gangguan pencemaran,
gangguan predator, gangguan keamanan dan gangguan lalu lintas angkutan air. Uraian berikut
adalah persyaratan lokasi yang perlu diperhatikan menurut Khairuman, Amd dan Ir. Dodi
Sudenda (Budidaya Patin Secara Intensif, 2002)
a. Persyaratan lokasi budidaya di kolam

Sumber air :

Sumber air dapat berasal dari saluran irigasi teknis, sungai atau air tanah yang berasal dari sumur
biasa atau pompa. Pembesaran ikan patin tidak memerlukan sumber air yang senantiasa mengalir
sepanjang waktu, namun untuk pembenihan kondisi airnya harus bersih.

Kualitas air :

Kualitas air yang kurang baik dapat menyebabkan ikan mudah terserang penyakit. Kualitas air
meliputi sifat kimia air dan sifat fisika air. Sifat kimia air adalah kandungan oksigen (O2),
karbondioksida (CO2), pH, zat-zat beracun dan kekeruhan air. Sedangkan sifat fisika air adalah
suhu, kekeruhan dan warna. Ikan patin termasuk salah satu jenis ikan yang tahan terhadap
kekurangan oksigen di dalam air dan apabila air kekurangan oksigen ikan patin dapat mengambil
oksigen dari udara. Pada usaha budidaya intensif kandungan oksigen yang diperlukan adalah
minimal 4 mg/liter air, sedangkan kandungan karbondioksida kurang dari 5 mg/liter air. Alat
yang digunakan untuk mengukur kandungan oksigen dan karbondioksida adalah water quality
test kit atau alat pengukur kualitas air. Nilai pH (puisanche of the H) yang normal bagi
kehidupan ikan patin adalah 7 (skala pH 1-14), namun karena pH air meningkat pada siang hari
dan menurun pada malam hari akibat berlangsungnya fotosintesa maka derajat keasaman yang
baik untuk ikan patin adalah antara 5-9.

Alat yang digunakan untuk mengukur keasaman air adalah kertas lakmus. Zat beracun yang
berbahaya bagi kehidupan ikan patin adalah amoniak, yaitu amoniak bukan ion (NH3) dan
amonium (NH4) yang biasanya muncul apabila fitoplankton banyak yang mati yang diikuti
dengan penurunan pH karena kandungan karbondioksida meningkat. Batas konsentrasi
kandungan amoniak yang dapat mematikan kehidupan ikan patin adalah antara 0,1-0,3 mg/liter
air. Kekeruhan dapat mempengaruhi cahaya matahari yang masuk ke dalam air. Kekeruhan
disebabkan karena berbagai partikel seperti lumpur, bahan organik, sampah atau plankton.
Kekeruhan yang baik adalah disebabkan oleh plankton. Alat yang digunakan untuk mengukur
kekeruhan air adalah sechi disk. Kategori kekeruhan air adalah sebagai berikut :

Kedalaman air (cm) Kesimpulan

1. 1 – 25 Air keruh, dapat disebabkan oleh plankton dan partikel tanah

>

2. 25 – 50 Optimal (plankton cukup)

3. 50 Jernih (plankton sedikit)

Kuantitas air :
Debit air yang dibutuhkan untuk pemeliharaan ikan patin berbeda-beda untuk budidaya
pembenihan, pendederan dan pembesaran. Pengetahuan tentang debit air akan memberikan
keuntungan karena dapat mengoptimalkan penggunaan air. Ada 2 cara pengukuran debit air,
yaitu secara langsung dengan meletakkan ember di pintu air yang masuk dan secara tidak
langsung pada saluran air yang masuk ke kompleks perkolaman. Rumus pengukuran debit air
secara langsung adalah volume air dibagi waktu (menit/detik), sedangkan secara tidak langsung
adalah (lebar saluran x kedalaman air x panjang saluran) dibagi waktu.

Tanah

Tanah yang cocok untuk budidaya ikan patin adalah tanah liat atau lempung berpasir dan tidak
poreus. Jenis tanah ini dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat
dibuat dinding kolam atau pematang. Jenis tanah lain yang juga cocok untuk pemeliharaan ikan
patin adalah tanah terapan, tanah berfraksi kasar dan tanah berpasir.

b. Persyaratan lokasi budidaya karamba dan fence

Budidaya ikan patin sistem karamba dapat dilakukan di danau, situ, atau sungai dengan
mempertimbangkan faktor teknis dan sosial ekonomi. Penempatan karamba di perairan umum
dianjurkan di jalur arus horizontal, di daerah muara, karena pasokan air cukup dan kandungan
oksigen terlarut juga tinggi. Selain itu pergerakan air dapat membantu menghanyutkan sisa-sisa
kotoran dan bahan organik. Penempatan fence sebaiknya di rawa-rawa atau pinggir sungai.
Penempatan karamba dan fence di perairan luas dan terbuka sebaiknya dihindari, karena
pengaruh gelombang dan tiupan angin kencang dapat mengancam keamanannya. Kedalaman
karamba atau fence pada air yang mengalir minimal 3 meter dan pada air yang tidak mengalir
minimal 5 meter. Kriteria kualitas air budidaya ikan patin di jaring apung adalah sebagai berikut :

Kriteria Nilai Batas

a
Fisika
.

– Suhu 20-30oC

– Total padatan
2000 mg/l
terlarut Maksimum
– Kecerahan Lebih dari 45 cm

b
Kimia
.

– PH 6-9

Maksimum 8 jam/hari, minimal 3


– Oksigen terlarut
mg/l

– Karbondioksida
Maksimum 15 mg/l
bebas

– Amoniak Maksimum 0,016 mg/l

– Nitrit Maksimum 0,2 mg/l

– Tembaga(Cu) Maksimum 0,02 mg/l

– Seng (Zn) Maksimum 0,02 mg/l

– Mercuri (Hg) Maksimum 0,002 mg/l

– Timbal (Pb) Maksimum 0,3 mg/l


– Klorin bebas (Cl2) Maksimum 0,003 mg/l

– Fenol Maksimum 0,001 mg/l

– Sulfida Maksimum 0,002 mg/l

– Kadmium (Cd) Maksimum 0,01 mg/l

– Fluorida Maksimum 1,5 mg/l

– Arsenikum (As) Maksimum 1 mg/l

– Selenium (Se) Maksimum 0,05 mg/l

– Krom heksavalen (Cr


Maksimum 0,05 mg/l
+ 6)

– Sianida (Cn) Maksimum 0,02 mg/l

– Minyak dan lemak Maksimum 1 mg/l

c. Gangguan alam

Masalah yang mengancam budidaya ikan patin di karamba jaring apung dan fence adalah
terjadinya umbalan air, berupa naiknya massa air dari dasar ke permukaan secara tiba-tiba. Hal
ini terjadi pada awal musim hujan saat terjadi penurunan suhu secara mendadak pada lapisan
permukaan akibat hujan deras yang terjadi secara tiba-tiba. Hal ini tidak berpengaruh terlalu
buruk pada air yang jernih, sedangkan pada perairan yang dasarnya kotor tercemar limbah
(termasuk limbah pakan ikan) dapat mengancam kehidupan ikan. Massa air yang naik ke
permukaan akan membawa senyawa-senyawa beracun yang membahayakan kehidupan ikan,
misalnya yang terjadi di waduk Cirata dan Saguling beberapa tahun yang lalu. Gangguan alam
lainnya adalah berkurangnya debit air pada musim kemarau yang biasanya terjadi setiap tahun
pada bulan Juli sampai dengan Oktober. Penyimpangan musim kemarau biasanya terjadi setiap 5
tahun sekali.

d. Gangguan pencemaran

Lokasi budidaya ikan patin di sungai dan rawa sangat rawan terhadap pencemaran air yang
terutama muncul pada puncak musim kemarau dan awal musim penghujan. Pencemaran dapat
terjadi karena :

 Proses pembusukan akar-akar/tumbuhan yang menyebabkan air cenderung


bersifat asam dan biasanya terjadi di daerah rawa pada awal musim hujan.

 Pencemaran bahan-bahan kimia dan energi dari limbah pabrik serta lahan
pertanian.

 Pencemaran oleh limbah domestik/rumah tangga.

e. Gangguan predator

Oleh karena pembesaran ikan patin dilakukan di alam terbuka maka kemungkinan besar terjadi
serangan hama atau predator. Hama atau predator yang sering menyerang ikan patin adalah
linsang (sero), biawak, ular air, kura-kura dan burung. Cara pemberantasan yang efektif adalah
dengan membunuh, memasang perangkap, memasang umpan beracun dan membersihkan areal
pemeliharaan dari rumput atau semak yang menjadi sarang predator.

f. Gangguan keamanan

Gangguan keamanan pada lokasi perlu di perhitungkan dengan menempatkan penjaga, terutama
pada malam hari. Untuk itu maka di lokasi budidaya sistem fence perlu dibuat pondok-pondok
untuk tempat berlindung bagi penjaga, sedangkan pada budidaya sistem karamba perlu dibuat
pintu-pintu penutup dengan gembok pada bagian atas sekaligus juga berfungsi sebagai lobang
tempat pemberian pakan.

g. Gangguan lalu lintas angkutan air

Jika lokasi karamba dan fence adalah di sungai yang merupakan jalur angkutan air maka
karamba atau fence harus ditempatkan di pinggir sungai, sehingga tidak mengganggu jalur
transportasi. Konstruksi karamba atau fence harus dibuat cukup kuat agar tidak terganggu oleh
ombak dan arus yang ditimbulkan oleh lalu lintas transportasi air.
KONSTRUKSI KERAMBA

Karamba yang siap digunakan belum tersedia di pasaran, namun bahan-bahan pembuatan
karamba cukup banyak tersedia di sekitar lokasi. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan
karamba terdiri dari balok kayu dan bambu. Balok kayu berfungsi sebagai rangka dan bambu
sebagai dinding dan penutup yang diikatkan dengan tali nilon pada rangka kayu. Bentuk karamba
adalah kotak segi empat yang pada bagian bawahnya terbuka dengan ukuran panjang 4 meter,
lebar 2 meter dan tinggi 1,5 meter. Penempatan karamba adalah 2/3 di dalam air dan 1/3 diatas
permukaan air. Pada bagian tengah penutup karamba dibuat lubang terbuka berukuran 0,5 x 0,5
meter yang berfungsi sebagai tempat pemberian pakan dan pengontrolan ikan.

Di bagian dalam karamba dimasukkan jaring yang diikat pada dinding karamba, sebagai wadah
penampung ikan patin yang dipelihara. Ukuran mata jaringnya lebih kecil dari ukuran benih ikan
patin yang ditebar. Jaring ukuran tersebut sudah tersedia dan mudah dibeli di pasaran.

Karamba ditempatkan di pinggir sungai secara berkelompok dan setiap kelompok terdapat 20 –
40 karamba. Penempatannya secara berpasangan dan diantara pasangan karamba ditempatkan
bambu bulat yang berfungsi sebagai tempat pengikat, sekaligus sebagai pelampung karamba. Di
antara tiap karamba dibuat jalan penghubung dari papan kayu. Kedua ujung bambu tersebut di
ikat pada tiang yang ditancapkan kedasar sungai sebagai penahan agar karamba tidak terbawa
arus air sungai. Untuk setiap kelompok, diatas bambu pelampung dibuat pondok ukuran 1,5 x 1,5
x 1,5 meter sebagai tempat berteduh bagi petugas yang jaga di malam hari. Rangka pondok
terbuat dari bambu dan kayu, lantai dari bambu dan atap dari daun rumbia atau nipah.

Foto 1. Karamba di tepi sungai Komering desa Tanjung Lubuk, kecamatan Kayu Agung,
kabupaten OKI
Sumber : Solider, Bank Indonesia
KONSTRUKSI FENCE

Fence dalam bahasa Inggris berarti pagar; jadi sistem fence adalah budidaya ikan patin dalam
suatu tempat yang sekelilingnya di batasi dengan pagar. Ukuran luas satu unit adalah lebar 5
meter, panjang 10 – 12 meter dan tinggi 5 meter. Konstruksi fence terdiri dari pagar keliling,
pondok (rumah jaga) dan perahu. Sistem fence yang telah siap pakai belum tersedia di pasaran,
sehingga harus dirancang dan dibuat sendiri, kecuali anyaman bambu untuk pagar dan perahu.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat pagar biasanya tersedia di sekitar lokasi, yaitu
bambu bulat ukuran panjang 11 meter; bambu anyaman yang terdiri dari 2 macam ukuran yaitu
ukuran panjang 5 meter dan tinggi 3 – 4 meter dan ukuran panjang 5 meter dan tinggi 1,5 – 2
meter; kayu pelawan ukuran panjang 6 – 7 meter dan tali nilon ukuran 4 mm atau tali plastik
(trapping band). Kayu pelawan berfungsi sebagai tiang yang ditancapkan ke dalam dasar sungai
dengan jarak antara 30 – 50 cm, bambu anyaman ukuran 5 x 3 meter berfungsi sebagai pagar
bagian bawah (dalam air) dan bambu ukuran 5 x 2 meter berfungsi sebagai pagar bagian atas
yang diikat dengan nilon atau tali plastik pada masing-masing tiang pancang. Rancangan tinggi
pagar harus memperhitungkan tinggi air pada musim hujan, untuk menghindari kemungkinan air
di dalam fence melebihi tinggi pagar. Apabila banjir, bambu anyaman bagian atas dapat ditambah
lagi.

Untuk setiap unit fence, di atasnya dibuat pondok (rumah jaga) berukuran 1,5 x 1,5 meter, tempat
berlindung orang atau petugas pada waktu jaga di malam hari. Rangka pondok terbuat dari
bambu dan kayu, lantai dan dindingnya terbuat dari bambu atau papan dan atap dari rumbia atau
daun nipah. Selain pondok, dibuatkan jembatan dari bambu sebagai jalan penghubung untuk
mengontrol atau memberi makan ikan. Setiap unit fence dilengkapi perahu terbuat dari kayu
sebagai alat transportasi orang dan pakan.
Foto 2. Fence di desa Tanjung Foto 3. Perahu, alat transportasi
Dayung, Kecamatan Tanjung Batu, pada budidaya sistem fence,
Kabupaten OKI kecamatan Tanjung Batu,
Kabupaten OKI

Sumber: Solider, Bank Indonesia

PENYEDIAAN BENIH

Ikan patin termasuk salah satu jenis ikan yang sulit dipijahkan secara alami, karena sulit
menciptakan atau memanipulasi lingkungan yang sesuai dengan habitat aslinya. Karena itu untuk
produksi benih dilakukan pemijahan buatan atau induce breeding (kawin suntik) dengan
menggunakan kelenjar hipofisa ikan mas atau hormon gonadotropin yang di impor dengan nama
dagang Ovaprim. Jenis ikan patin yang dipijahkan secara kawin suntik adalah Pangasius
hypopthalmus, dan ikan patin lokal (Pangasius djambal) baru dimulai pada tahun 2000. Menurut
informasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi Sumsel, direncanakan pada tahun 2004
benih ikan patin lokal mulai dikembangkan di unit-unit percontohan, dan untuk selanjutnya
disebarkan kepada Unit Pembenihan Rakyat untuk diproduksi secara massal.
Masalah utama dalam pasokan benih ikan patin di kabupaten OKI adalah kurangnya unit
pembenihan (hatchery) ikan patin. Berdasarkan data DPKP kabupaten OKI tahun 2002, hanya
ada 1 unit pembenihan ikan patin di kabupaten ini, yaitu di desa Lubuk Seberuk, kecamatan
Lempuing seluas 40 m2 yang belum mampu memenuhi kebutuhan lokal. Pembudidaya ikan
patin di daerah OKI memperoleh benih dari Palembang dan daerah lain yaitu Bogor (Darmaga,
Jasinga dan Leuwiliang). Pengadaan benih dilakukan oleh para distributor benih yang tersebar di
4 kecamatan di kabupaten OKI sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2.
Distributor Benih Ikan Patin di Kabupaten OKI

Kapasitas
No Kecamatan Luas (m2) produksi
(ekor/thn)

1 Inderalaya 198 230.000

2 Tanjung Batu 250 400.000

3 Sirah Pulau Padang 100 470.000

4 Tanjung Lubuk 150 60.000

Jumlah 698 1.160.000

Sumber: DPKP Kabupaten OKI, 2003

Para distributor benih, rata-rata 3 – 5 kali sebulan membeli benih dari Bogor dan setiap
pembelian sekitar 50.000 – 60.000 ekor. Mortalitas atau tingkat kematian benih yang berasal dari
Bogor relatif rendah, yaitu sekitar 10 ekor per 50.000 ekor benih atau kurang dari 0,02%. Ukuran
benih yang dibeli adalah 1,5 – 2 inci, namun apabila benih yang diperlukan lebih banyak maka
ukuran benih yang dibeli adalah 1 – 2 inci. Pembudidaya ikan patin pola karamba membeli benih
dari distributor, sedangkan pembudidaya sistem fence membeli langsung dari tempat
pembenihan

PEMELIHARAAN
Sebagaimana telah dijelaskan pada awal Bab ini, tahapan kegiatan dalam budidaya ikan patin
meliputi pembenihan, pendederan dan pembesaran. Pada sistem karamba lazimnya hanya
dilakukan pembesaran, sementara pada sistem fence pembudidaya juga melakukan pendederan.

Sistem Fence.

(1). Pendederan

Pendederan dilakukan di dalam fence dengan menggunakan jaring hapa yang berukuran halus
atau yang biasa digunakan sebagai tempat penetasan telur pada pembenihan ikan mas.
Keuntungan yang diperoleh jika penebaran benih dilakukan dalam jaring antara lain dapat
menghindari serangan hama sehingga mortalitasnya rendah; mudah mengontrol dan memberi
pakan; dan mudah memanen hasilnya. Ukuran mata jaring harus disesuaikan dengan ukuran
benih patin yang ditebarkan untuk menghindari lolosnya benih patin dari dalam jaring. Ukuran
mata jaring yang umum digunakan adalah 3 x 3,5 x 0,75 cm.

Jaring harus bersih dan tidak sobek. Jaring dipasang di pinggir fence dan setiap sudut jaring
diikatkan ke bambu atau kayu sebagai penahan sehingga posisi jaring tetap. Ketinggian air
didalam jaring berkisar antara 50 – 75 cm. Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari
saat suhu masih rendah. Agar benih yang ditebar tidak mengalami stres, penebaran dilakukan
dengan aklimatisasi, yaitu melakukan penyesuaian suhu air di wadah pengangkutan terhadap
suhu air di dalam jaring dengan cara menambahkan atau mencampur air di dalam wadah
pengangkutan dengan air dalam jaring sedikit demi sedikit. Benih-benih patin yang ditebar
dibiarkan keluar dengan sendirinya. Padat penebaran adalah antara 75 – 100 ekor/m3 air.

Selama pendederan benih diberi pakan tambahan karena benih patin berada dalam wadah yang
terbatas sehingga tidak mungkin mendapat makanan alami. Makanan tambahan diberikan dalam
bentuk tepung sebanyak 3 – 5% dari berat total patin yang didederkan. Pemberian pakan
diberikan pada pagi, siang, sore dan malam hari. Lama pendederan sekitar satu bulan atau
disesuaikan dengan kebutuhan atau ukuran untuk pembesaran. Mortalitas selama pendederan
adalah sekitar 15%- 20% dari total benih yang didederkan.

Benih sudah dapat dilepaskan ke tempat pembesaran setelah mencapai ukuran untuk pembesaran
atau berumur satu bulan. Pemanenan dilakukan dengan mengangkat ketiga sudut bagian bawah
jaring secara perlahan-lahan. Benih akan terkumpul di sudut yang lain, kemudian benih di
tangkap dengan menggunakan alat tangkap halus berupa scop net dan selanjutnya ditampung
sementara di tempat penampungan atau langsung ditebar ke tempat pembesaran.

(2). Penebaran benih untuk pembesaran

Padat penebaran merupakan hal penting yang harus diperhatikan pada saat menebarkan benih.
Jika padat penebaran tinggi, dikhawatirkan terjadi kanibalisme terhadap ikan-ikan yang lebih
lemah. Selain itu, ikan menjadi rentan terhadap penyakit akibat luka yang disebabkan oleh
senggolan antar ikan atau senggolan dengan dinding karamba. Padat penebaran juga harus
memperhatikan keterkaitan antara jumlah ikan yang ditebar dengan daya tampung optimal dari
tempat pembesaran. Sebagai pedoman, jumlah ikan yang akan ditebar dapat menggunakan rumus
sebagai berikut :

PPI = (BTP) : (BRP x BRT), dimana


PPI = Padat penebaran ikan (kg/m3)
BTP = Berat total panen (kg/m3)
BRP = Berat rata-rata produksi akhir (kg/ekor)
BRT = Berat rata-rata penebaran (kg/ekor)

Penebaran benih ikan patin di sistem fence dapat dilakukan secara langsung dengan membiarkan
benih keluar dari jaring apung dengan sendirinya, tanpa aklimatisasi karena jaring pendederan di
tempatkan dalam fence. Padat penebaran benih menggunakan rumus sebagaimana dijelaskan di
atas.

Sistem Karamba

Pada budidaya sistem karamba hanya dilakukan pembesaran, tanpa pendederan. Oleh karena itu
pada buku ini tidak dijelaskan mengenai cara pendederan pada sistem karamba.

Pada tahap pembesaran, ukuran benih yang ditebar di karamba minimal telah mencapai berat 50
gr per ekor atau panjang 2,5 – 3,5 inci. Benih yang ditebar sebaiknya memiliki ukuran yang sama
dan seumur. Jika ada yang lebih besar atau lebih tua umurnya dikhawatirkan akan mendominasi
benih lainnya, baik dalam persaingan hidup maupun persaingan mendapat makanan. Padat
penebaran benih yang disarankan adalah sekitar 5 kg/m2. Padat penebaran sebanyak itu akan
menghasilkan panen sekitar 30 – 40 kg/m2.

Agar ikan patin yang ditebar di karamba jaring apung tidak mengalami stress, penebaran benih
patin sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu masih rendah. Penebaran dilakukan
dengan aklimatisasi yaitu benih patin yang berada dalam kantong plastik pengangkutan di
biarkan mengapung diatas air selama 5 – 10 menit. Selanjutnya kantong plastik dibuka dan
ditambahkan air dari karamba jaring apung sedikit demi sedikit kedalam kantong sampai kondisi
air di dalam kantong sama dengan kondisi air di dalam karamba jaring apung. Proses
aklimatisasi ini selesai jika ikan patin di dalam kantong plastik keluar dengan sendirinya ke
karamba.

PAKAN DAN PEMBERIAN PAKAN

Pakan harus mendapat perhatian yang serius karena pakan sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan berat ikan dan merupakan bagian terbesar dari biaya operasional dalam
pembesaran ikan patin. Berdasarkan hasil penelitian para ahli perikanan, untuk mempercepat
pertumbuhan ikan selama pembesaran, setiap hari ikan patin perlu diberikan makanan tambahan
berupa pelet sebanyak 3 – 5% dari berat total tubuhnya. Pemberian pakan dilakukan secara
bertahap sebanyak empat kali yaitu, pagi, siang, sore dan malam hari. Porsi pemberian pakan
pada malam hari sebaiknya lebih banyak daripada pagi, siang dan sore hari, karena ikan patin
lebih aktif pada malam hari.

Namun berdasarkan hasil wawancara dengan pembudidaya ikan patin di kabupaten OKI,
terdapat perbedaan antara hasil penelitian tersebut dengan pemberian pakan yang dilakukan baik
dalam hal jenis, jumlah dan saat pemberian pakan selama pembesaran. Pemberian pakan pada
sistem karamba dan fence yang dilakukan di kabupaten OKI adalah sebagai berikut :

– Sistem Karamba :

Pemberian pakan berupa pelet buatan pabrik pada sistem karamba dilakukan sejak benih ditebar
sampai saat ikan dipanen dengan jumlah pakan disesuaikan dengan umur ikan. Pemberian pakan
dilakukan hanya satu kali pada sore hari. Dengan padat penebaran 1.250 ekor per karamba,
pakan yang diberikan pada benih berumur 1-2 bulan adalah sebanyak 30 kg per bulan dan pada
umur 3-6 bulan sebanyak 300 kg per bulan.

– Sistem fence :

Pemberian pakan berupa pelet buatan pabrik pada sistem fence dilakukan sejak benih ditebar di
transito sampai benih berumur 2 bulan. Pada umur ikan 3 bulan pemberian pakan berupa pelet
buatan pabrik ditambah dengan pakan ramuan sendiri. Dosis pakan per 12.500 ekor penebaran
pada bulan pertama adalah 50 kg, pada bulan kedua 150 kg dan pada bulan ketiga 300 kg.
Setelah umur ikan lebih dari 3 bulan pakan yang diberikan hanya pakan ramuan sendiri. Bahan
baku untuk pembuatan pakan ramuan sendiri mudah diperoleh dan banyak terdapat di sekitar
lokasi pembesaran ikan. Pembuatan pakan buatan sendiri dilakukan setiap pagi dan pemberian
pakan dilakukan sekali sehari pada sore hari. Ada dua cara pembuatan pakan ramuan sendiri,
yaitu :

(a). Pakan rebus :

Bahan baku pembuatan pakan rebus terdiri atas ikan asin kualitas rendah (below standard = BS),
tepung katul dan dedak halus dengan komposisi sebagaimana terdapat pada Tabel 3. Jumlah
bahan baku yang disediakan adalah untuk pemberian pakan bagi 10 ribu ekor ikan.

Tabel 3.
Komposisi Bahan Baku Pakan Rebus Buatan Sendiri

Bahan Komposisi menurut umur ikan di


Baku pembesaran (kg/hari)
6-7
4 bulan 5 bulan 8-10 bulan
bulan

a. Ikan asin
14 21 42 49
BS

b. Tepung
30 45 90 105
katul

c. Dedak
40 60 120 140
halus

Jumlah 84 126 252 294

Sumber : Data primer

Adapun peralatan yang digunakan untuk pembuatan pakan adalah wadah dari tong (ukuran
setengah drum), kompor pompa minyak tanah dan tungku masak. Cara membuatnya adalah
sebagai berikut. Campuran bahan diramu di dalam tong dan ditambah air bersih, diaduk sampai
rata dan direbus selama 2 jam, kemudian didinginkan. Setelah dingin, pakan yang masih
diwadahi dalam tong atau dimasukkan kedalam karung plastik diangkut dengan perahu ke lokasi
fence. Pemberian pakan dilakukan sekali dalam sehari pada sore hari dengan cara pakan
dikepalkan dalam genggaman kemudian disebarkan di seluruh permukaan air. Menurut
keterangan pembudidaya pemberian pakan dengan cara ini, hanya 75% pakan yang dapat
dimakan oleh ikan, sedangkan sisanya 25% tidak termakan dan terbuang oleh arus air sungai
yang mengalir.
Foto 4 : Pembuatan pakan rebus Foto 5 : Hasil olahan pakan rebus

Sumber: Solider, Bank Indonesia

(b). Pakan tidak dimasak :

Bahan baku untuk pembuatan pakan tidak dimasak terdiri dari dedak, ikan asin BS, ampas
singkong, bekatul dan ampas tahu. Komposisi dan jenis bahan baku pembuatan pakan tidak
dimasak buatan sendiri adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 4. Jumlah bahan baku pada
tabel dipergunakan untuk memberikan pakan bagi 12,5 ribu ekor ikan.

Tabel 4.
Komposisi Bahan Baku Pakan Tidak Dimasak Buatan Sendiri

Komposisi menurut umur ikan di


pembesaran (kg/hari)
Bahan Baku
3 6 7-10
4 bulan 5 bulan
bulan bulan bulan

a. Ikan asin
12 24 30 40 60
BS
b. Tepung
12 24 30 40 60
katul

c. Dedak
5 10 30 40 60
halus

d. Ampas ubi
10 20 30 40 60
kayu

e. Ampas
11 22 30 40 60
tahu

Jumlah 50 100 150 200 300

Sumber : Data primer


Foto 6. Pengolahan pakan Foto 7. Hasil pakan
menggunakan mesin menggunakan mesin

Sumber: Solider, Bank Indonesia

Pengolahan pakan menggunakan seperangkat alat-alat mekanis yang dirancang sendiri.


Peralatannya terdiri dari generator diesel berkekuatan 15.000 watt, mesin cincang daging
(molen) ukuran besar 4 buah dan dinamo sebagai tenaga penggerak. Cara pembuatan pakan
adalah sebagai berikut: Masing-masing bahan baku pakan ditimbang sesuai kebutuhan dan
dicampur di dalam wadah ukuran persegi empat yang terbuat dari papan serta diaduk sampai
rata, kemudian dimasukkan kedalam molen untuk diproses menjadi pelet. Kemudian pelet di
tampung dalam wadah plastik, dijemur beberapa jam di sinar matahari dan siap untuk diberikan
kepada ikan. Hasil pakan olahan hampir sama dengan pakan buatan pabrik yaitu pelet berbentuk
silindris ukuran diameter 5 mm dan panjang 4 – 5 cm. Menurut keterangan pembudidaya
pemberian pakan dengan cara ini lebih efektif karena sebanyak 99% pakan dapat dimakan oleh
ikan, sedangkan sisanya sebanyak 1% terbuang bersama arus air sungai yang mengalir.

PENGENDALIAN HAMA

Serangan hama pada umumnya lebih banyak terjadi pada pendederan dan pembesaran karena
kegiatan tersebut dilakukan di alam terbuka, sedangkan pembenihan dilakukan di ruangan
tertutup. Hama ikan patin berukuran lebih besar dari pada ikan patin dan bersifat memangsa
(predator), sehingga secara fisik mudah dikenali. Jenis-jenis hama tersebut dan cara
pemberantasannya telah dijelaskan dimuka.

Penyakit yang sering menyerang ikan patin terdiri dari dua golongan yaitu penyakit infeksi yang
timbul karena gangguan organisme patogen dan penyakit non infeksi yang timbul karena
organisme lain. Penyebab penyakit infeksi adalah parasit, bakteri dan jamur yang dapat menular.
Sedangkan penyebab penyakit non infeksi adalah keracunan dan kekurangan gizi.

Penyakit akibat infeksi :

 Parasit adalah penyakit bintik putih (white spot), yang terjadi akibat infeksi
Ichtyophthirius multifiliis yang biasanya menyerang benih berumur 1 – 6
minggu. Gejala serangan dicirikan dengan adanya bintik-bintik putih di lapisan
lendir kulit, sirip dan lapisan insang dan berenangnya tidak normal.
Penanggulangannya dengan menggunakan formalin yang mengandung
Malachite Green Oxalate (FMGO) sebanyak 4 gram/liter air. Pencegahan pada
ikan yang berukuran lebih besar adalah dengan perendaman selama 24 jam
dalam FMGO dengan dosis 10 ml/m3 air seminggu sekali.

 Bakteri yang menyerang ikan patin adalah Aeromonas sp. dan Pseudomonas
sp. Serangan terjadi pada bagian perut, dada dan pangkal sirip disertai
perdarahan. Gejalanya lendir di tubuh ikan berkurang dan tubuhnya terasa
kasar saat diraba. Pencegahannya adalah dengan memusnahkan ikan yang
mendapat serangan cukup parah agar tidak menulari ikan yang lain. Jika
serangan belum parah dapat dilakukan pengobatan dengan cara perendaman
menggunakan larutan Kalium Permanganat (PK) sebanyak 10-20 ppm selama
30-60 menit. Cara pengobatan lain adalah perendaman dalam larutan
Nitrofuran sebanyak 5-10 ppm selama 12-24 jam atau dalam larutan
Oksitetrasiklin sebanyak 5 ppm selama 24 jam. Selain perendaman,
pengobatan dapat dilakukan dengan mencampurkan obat-obatan ke dalam
makanan seperti Chloromycetin sebanyak 1-2 gram per kg makanan.

 Jamur dapat menyerang ikan patin karena adanya luka-luka di badan ikan.
Jamur yang sering menyerang adalah dari golongan Achlya sp. dan
Saprolegnia sp. Ciri-ciri ikan patin yang terserang jamur adalah adanya luka di
bagian tubuh terutama di tutup insang, sirip dan bagian punggung. Bagian-
bagian tersebut ditumbuhi benang-benang halus seperti kapas berwarna putih
hingga kecoklatan. Pencegahannya adalah dengan menjaga kualitas air yang
sesuai dengan kebutuhan ikan dan menjaga agar tubuh ikan tidak terluka.
Cara pengobatannya adalah dengan perendaman dalam larutan Malachite
Green Oxalate dengan dosis 2-3 gram/m3 air selama 30 menit, diulang sampai
tiga hari berturut-turut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pembudidaya di kabupaten OKI, serangan hama dan
penyakit terhadap ikan patin yang dipelihara relatif sedikit. Gejala penyakit yang sering timbul
adalah kurangnya nafsu makan ikan, terutama pada musim kemarau. Untuk mengatasi hal
tersebut biasanya digunakan multivitamin Previta Fish P yang dicampur dalam makanan buatan
sendiri atau pemberian makanan berupa pelet buatan pabrik yang sudah mengandung vitamin.
Untuk serangan penyakit tertentu yang mengakibatkan kematian ikan digunakan obat Khemy
dengan dosis pengobatan 1,5 sendok teh yang dicampur dalam pakan buatan sendiri.

PANEN

Pada umumnya panen pada pembesaran ikan patin dapat dilakukan setelah 6 – 12 bulan pada
saat ikan mencapai ukuran berat satu kilogram. Ikan patin yang dipelihara di karamba jaring
apung dengan ukuran awal 5 inci membutuhkan waktu selama 6 – 8 bulan untuk mencapai
ukuran satu kilogram. Sedangkan ikan patin yang dipelihara dengan sistem fence dengan ukuran
awal 1,5 – 2 inci membutuhkan waktu selama 8 – 12 bulan untuk mencapai ukuran satu
kilogram. Pemanenan dilakukan secara selektif karena pertumbuhan ikan tidak seragam.

Cara panen ikan patin adalah dengan menggunakan serok atau alat tangkap lainnya. Penanganan
saat pemanenan harus hati-hati dan menghindari adanya luka karena dapat menurunkan mutu dan
harga jual ikan. Penangkapan langsung menggunakan tangan sebaiknya tidak dilakukan karena
tangan bisa terluka terkena patil atau duri sirip ikan. Untuk menjaga mutu ikan yang dipanen,
sehari sebelum dipanen biasanya pemberian pakan dihentikan (diberokan). Ikan patin yang
dipanen dimasukkan dalam wadah yang telah diisi dengan air jernih sehingga ikan tetap hidup
dan tidak stress.
KENDALA PRODUKSI

Pada saat ini di daerah OKI belum ada UPR ikan patin dan produksi benih oleh UPR di
Palembang belum mencukupi permintaan masyarakat Sumsel. Oleh karena itu benih ikan patin
didatangkan dari Bogor dan daerah lain di Pulau Jawa. Walaupun keadaan transportasi cukup
baik, namun keadaan ini dapat menjadi kendala di masa yang akan datang, yaitu harga benih
menjadi lebih mahal dan jumlah pasokan benih sulit diprediksi, sehingga akan mempengaruhi
usaha budidaya pembesaran ikan patin di daerah ini. Kendala lain yang dihadapi adalah usaha
pembenihan ikan patin memerlukan biaya cukup tinggi karena usaha pembenihan memerlukan
persyaratan teknologi budidaya tertentu. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah ini adalah Pemerintah Daerah setempat bekerjasama dengan Balai Penelitian Perikanan
Air Tawar di kecamatan Mariana dan dinas terkait, membantu pengadaan unit-unit pembenihan
ikan patin.

Dalam budidaya ikan air tawar, pakan merupakan kebutuhan primer untuk mempercepat
pertumbuhaan ikan. Ikan patin termasuk salah satu jenis ikan air tawar yang lahap dalam
konsumsi pakan. Pakan buatan pabrik relatif mahal, sehingga masyarakat berusaha mengganti
pakan pabrik dengan pakan buatan sendiri yang bahan bakunya diperoleh dari daerah sekitarnya.
Masalahnya adalah dosis pakan buatan sendiri belum dapat dipastikan sesuai dengan kebutuhan
ikan, sehingga efisiensi penggunaannya belum diketahui. Usaha yang perlu dilakukan untuk
mengatasi hal ini adalah dilakukannya penelitian, penyuluhan dan pelatihan oleh pihak yang
berkepentingan kepada para pembudidaya dalam pembuatan pakan buatan yang memenuhi
syarat teknis budidaya dan secara ekonomis menguntungkan.

Oleh karena sistem fence baru berkembang dalam tiga tahun terakhir, maka kendala utama yang
dihadapi oleh calon pembudidaya ikan patin yang akan memakai sistem ini adalah dalam hal :
penguasaan teknik konstruksi fence; penguasaan manajemen pemeliharaan ikan patin; dan belum
adanya informasi mengenai rencana lokasi lahan budidaya. Kendala teknik konstruksi dan
manajemen pemeliharaan dapat diatasi apabila lembaga terkait aktif memberikan penyuluhan
dan pelatihan ketrampilan kepada masyarakat calon pembudidaya. Lembaga terkait saat ini telah
memberikan penyuluhan dan pelatihan, namun masih perlu ditingkatkan. Sedangkan kendala
informasi dapat diatasi dengan keaktifan dua belah pihak yaitu Pemerintah dan calon
pembudidaya untuk saling mencari dan menyebarluaskan informasi mengenai rencana
peruntukan lokasi budidaya ikan patin. Ketepatan lokasi penting agar tidak merugikan seluruh
pihak baik pembudidaya, pemerintah daerah maupun bank apabila proyek dibiayai oleh bank.
Kerugian perlu dicegah karena budidaya ikan patin adalah usaha yang terkait erat dengan usaha
pada sektor-sektor lain baik usaha-usaha disektor hulu maupun sektor hilir. Usaha ini mempunyai
kaitan dengan sektor hulu karena:

 dapat menghidupkan usaha penyediaan bahan baku lokal untuk pembuatan


karamba dan fence serta peralatan perikanan

 memanfaatkan limbah produk ikan olahan dan hasil sampingan industri kecil
pengolahan hasil pertanian sebagai bahan baku untuk pakan ikan
 menghidupkan usaha produksi dan jasa penyediaan benih dan saprokan
lainnya.

Sedangkan di sektor hilir usaha ini dapat menghidupkan kegiatan ekonomi yang mencakup usaha
sektor pedagangan ikan, usaha rumah makan/restoran, usaha transportasi dan pelayanan kredit
perbankan. Sektor usaha budidaya ikan patin juga memberikan sumbangan bagi pemerintah
daerah berupa Pajak Bumi dan Bangunan dan retribusi usaha budidaya ikan.

Taken from :bi.go.id

About these ads


Loading...

22 JANUARY 2008 IKANMANIAIKAN PATIN

56 thoughts on “ASPEK
PRODUKSI, BUDIDAYA
PEMBESARAN IKAN PATIN”

1. CITRAKARYA NUSANTARA

22 January 2008 at 1:12 p01 Reply

Salam Buat yang udah lelah membuat penjelasan diatas,


Kami sangat berterima kasih atas penjelasan diatas dan sangat
bermanfaat sekali bagi kami, kami menghargai sebesar-besarnya.
penjelasannya detail sekali, mudah-mudahan dibalas oleh TUHAN
dengan balasan yang sebesar-besarnya.
terima kasih

Hidup Pengusaha Patin…………

1. usto

1 December 2010 at 1:12 p12 Reply

jual bibit patin harga bersaing hub.


fb. farmpatin_usto@yahoo.com

2. Jusuf Wibisono

8 February 2008 at 1:12 p02 Reply

Yang terhormat Penulis,

Penjelasan Saudara penulis diatas sangat berguna sekali bagi saya


yang sangat awam terhadap dunia perikanan kususnya ikan
Patin,sehingga saya tertarik untuk membudidayakan mulai dari
pendederan yang memanfaatkan pekarangan rumah dengan sistem
bak kolam.Bersediakah saudara penulis menjelaskan yang berkaitan
dengan Kontruksi dan dimensi bak,drainase,banyak tebar benih ?.

Atas Penjelasannya saya ucapkan terimakasih.

3. Rans
19 February 2008 at 1:12 p02 Reply

Assalamualaikum Wr. Wb

Pertama sekali yang saya lakukan setelah membaca tulisan Penulis


diatas adalah menyimpan / copy tulisan tersebut. MantaaaaP…!!!
sangat berguna dan semoga ada manfaatnya bagi yang membaca,
terutama yg berhasil mempraktekkannya.

4. Ramdani

4 April 2008 at 1:12 p04 Reply

Assalamualaikum

Saya pendatang baru dlm bidang ini. info yang anda berikan sangat
bermanfaat bagi saya. terimakasih. Untuk info-info yang lain sangat
saya tunggu sekali.

5. suryadi

19 April 2008 at 1:12 p04 Reply

Terima kasih !
tulisannya sangat baik, terutama buat saya yang awam akan
perikanan. dan ada pertanyaan : apakah ikan patin bisa dipelihara di
kolam tembok dengan kedalaman air sekitar 2 m ?
6. ikanmania

20 April 2008 at 1:12 p04 Reply

bisa, tapi aerasi harap dijaga. Air kolam yang mengalir akan sangat
baik dan merangsang pertumbuhan

7. yupy

22 April 2008 at 1:12 p04 Reply

Assalamualaikum,
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada penulis dengan
adanya tulisan saudara ini saya jadi tambah pengetahun
selanjutnya saya mau mengajukan pertanyaan kepada penulis
seputar ikan lele apa kelebihan dan kekurangan dari pemijahan
secara alami dengan pemijahan dengan cara suntik dan lebih bagus
mana bibit ikan hasil pemijahan suntik atau yang secara alami
mohon penjelasan dari penulis terima kasih sebelumnya
Wasallam…

8. Ary Dwinanto

29 April 2008 at 1:12 p04 Reply

Buat Penulisnya…
Maturnuwun telah berbagai Ilmu dan Wawasan….saya sangat
terbantu mengenai budidaya ikan patin….semoga tulisan anda
sangat bermanfaat buat yg lain…amin….
ARY di SOLO

9. effi athfiyani thaib

19 May 2008 at 1:12 p05 Reply

assalamualaikum.
hebat, tulisan yang bermanfaat, semoga dapat memajukan para
pembudidaya ikan patin. Semoga Allah membalas dengan
keberkahan dan menjadi amalan yang tidak putus. Saya mohon izin
mengutip tulisan ini sebagai bahan ajar.
Terimakasih.

10. Thara

29 July 2008 at 1:12 p07 Reply

assalamualaikum.
terima kasih atas tulisannya. mohon penjelasan dengan pemberian
pakan pola pelet tersebut, berapa prosentase pakan yang jadi
daging. Apakah bisa 100% atau bahkan lebih, berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk membesarkan benih 1 inci menjadi ukuran
700 gram.
terima kasih. semoga menjadi amal sholeh buat bapak

11. zainal fanani


4 August 2008 at 1:12 p08 Reply

Saya punya kolam ukuran 7 x 18 x 1 meter, berapa banyak saya


bisa melihara ikan patin ? berapa lama saya bisa memasukkan ikan
pada kolam yang baru saya buat…..dan bagimana caranya
terima kasih atas jawabannya …..

12. kang manto

24 October 2008 at 1:12 p10 Reply

saya tertarik dengan pembenihan ikan patin, satu pertanyaan untuk


penulis yang akan sangat berharga bagi saya adalah apakah ada
pengaruh kadar zat besi yang tinggi terhadap pembenihan ikan
patin. Apakah dapat dilaksanakan pembenihan (pemijahan) ikan
patin pada air dengan zat beri yang cukup tinggi ? mohon infonya.
trims

13. chaa

7 November 2008 at 1:12 p11 Reply

yth penulis…
trimakasih untuk keterangan tentang pemeliharaan ikan patinnya
dengan berbagai metode pemeliharaan….. tapi saya koq belum
menemukan sistem pengangkutan ikan patin yah…?soalnya saya
sedang memerlukan informasi itu untuk mengangkut patin dengan
kepadatan yang tepat agar ikan tidak stress….penting juga lho buat
yg mau usaha patin supaya aman saat mendatangkan benih…..
14. kodir

24 December 2008 at 1:12 p12 Reply

bagus juga nih pembahasannya…


kalo boleh tahu benih untuk pembesaran dapat dibeli dimana ya…
kebetulan saya tinggal di daerah dekat bogor….kalo ada di bogor,
tempatnya dimana ya ?
terima kasih..

15. anggit

24 January 2009 at 1:12 p01 Reply

hebat bner euy !! rek nyobian ah !!

16. ediwan

8 March 2009 at 1:12 p03 Reply

satu pertanyaan saja mohon penjelasan. apkah bisa dibudidayakan


secara minimalis dibelakang halaman rumah misalnya. berapa
persyaratan luas minimalnya.
terimakasih.

17. Ghani
10 April 2009 at 1:12 p04 Reply

Assalammuallaikum Wr. Wb

Malam,wah saya bacanya bingung hehehe,maklum anak remaja!^^

o y saya mau tanya tentang budidaya patin,yaitu :

1. Cara membedakan laki perempuan gimana y?


2. Berapa hari ikan tumbuh dan bertelur?
3. Apa kalau bertelur harus di pisahin dari patin yang lain?

mungkin cuma itu aja, jawaban bisa di kirim


ke almymcr@yahoo.com

mohon bantuannya ya!! Sukses pengusaha ikan patin :D

18. OZI

28 April 2009 at 1:12 p04 Reply

ASALAMMUALAEKUM SAYA DRI LOMBOK BSA GAK IKAN PATIN D


BUDIDAYAKAN D WILAYAH LOMBOK TERIMAKASIH

19. nandang

25 June 2009 at 1:12 p06 Reply

Maaf numpang jualan bagi rekan-rekan yang membutuhkan bibit


patin mulai dari ukuran 1 inc s/d 5 inc kami siap untuk mensupplay
baik dalam jumlah sdikit ataupun banyak, yang pasti harga sangat
murahh sekali……
dan bagi yang berminat bisa menghubungi di…..081381133324….
terima kasih………

1. adam

31 July 2009 at 1:12 p07 Reply

Btw brpa hrgnya yg 5 inci…..?

2. RUDI DEARMA SIPAYUNG

22 March 2011 at 1:12 p03 Reply

barapa per ekor nya dan di daerah mana tinggalnya?

20. patria

7 July 2009 at 1:12 p07 Reply

terima kasih panduannya, tetapi secara teknis kadang2 sulit juga ya


dalam aplikasinya.

21. adam

31 July 2009 at 1:12 p07 Reply


Thx’s y atas infonya… Sya pnya kolam di jaring apung stlh td sya
bca info di atas trnyta kndla yg paling sulit adalah pas prubahan
cuacunya….trs gimana cara mengatasi ikan patin biar bisa bertahan
dalam prubahan cuaca ini…? Mahon jawaban kirim lewat email
keadam_malikan@yahoo.com Thx’sm

1. chariyadi

14 October 2009 at 1:12 p10 Reply

salam kenal semua,saya juga udah mulai pelihara patin sejak mei
,udah lumayan ,,senang sekali bila ada komunikasi antar
penggemar dan praktisi,saya di palembang,skala pemeliharaan
lumayan ,sdh produksi sendiri pelet apung melayang dg protein
30%,lemak 6% dan serat 8%,harga jual 3300/kg,kapasitas saya
produksi 600kg /hari yang minat dapat kontak saya ,terutama yg
di wilayah sumsel,salam,

22. adhe

14 November 2009 at 1:12 p11 Reply

thanks, udah nambah pengalaman

23. Agung

28 November 2009 at 1:12 p11 Reply


Mudah2an “IKAN MANIA” bisa menjadi forum yg baik untuk para
pembudidaya IKAN PATIN sebagai sarana tanya jawab.
Maaf sekedar untuk informasi, sy ingin memasarkan bibit ikan patin
uk 1’5″ hrg Rp 110/e dan uk 1,5″ Rp 175/e.
Wilayah pembenihan berada di Kranggan, Bekasi. Kapasitas
produksi 200rb-300rb benih/bln. Terima kasih untuk “IKAN MANIA”.
SUKSES selalu.

24. Djati Murti

17 January 2010 at 1:12 p01 Reply

HIIIIIIIIIIIIIIIIIII

25. saifullah

23 February 2010 at 1:12 p02 Reply

terima kasih atas ilmu yang diberikan

26. supri

29 March 2010 at 1:12 p03 Reply

Salam hangat,
saya baru menemukan blog ini yang sudah lama saya cari dengan
penjelasan seperti di atas,karena saya tertarik untuk belajar cara
budidaya ikan patin skala rumahan.
Saya ingin tanyakan masalah modal awal kira kira berapa untuk
pembesaran sekala rumahan dengan luas tanah 15×3,m/2, dan
syarat apa saja yang harus di persiapkan untuk memulai
pemeliharaan ikan patin dari nol hingga panen.
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.

salam…..SUPRI..bogor
email. supriclub@yahoo.com

27. nandang

14 April 2010 at 1:12 p04 Reply

daya tertarik ingin berternak iksn psatin untuk pemula bagaiman


cara berternak ikan yang sukses .terus bagaimana cara membuat
proposaalnya ,bolekah saya kirimkan satu bundel contoh proposal
dan k.Daya juga ingin bermitra dengan para pengusaha ikan patin
yang sukses . mohon kirimkan ke email
saya; nandangfachrurozie@rocketmail.com

28. nandang

14 April 2010 at 1:12 p04 Reply

saya tertarik ingin bertenak ikan patin khususnya untuk pemula


bagaimana cara beternaik ikan yang baik dan benar ,terus
bagimana cara membuat proposalnya .Bolehkah saya mintas
dikirimkan satu bundel contoh proposalnya dan selai itu saya ingin
bermitra dengan para perternakan ikan patin yang sudah
berkembang ,mohon kirim kan alamatnya ke
emailnandangfachrurozie@rocketmail.com

29. WASKITO

19 April 2010 at 1:12 p04 Reply

Budi daya ikan patin saat ini memang bagus daripada gurami, ikan
patin adalah ikan yang tahan banting,,kuat,, dibandingkan dengan
ikan gurami mudah stress dan gampang mati,,, namun harga ikan
patin saat ini di Jombang jawa Timur sekitar Rp.9.500 perkg. di
bandingkan dengan ikan gurami Rp.17.000/kg nya tapi gampang
mati. dan lama pemeliharaannya sama hampir 1 tahun untk
mencapai ukuran 500-700 ons, dengan stok pelet 1 bulan 60kg =
300.000 x 12 (1 tahun) 3.600.000,- (2000 ekor patin, 500 ekor patin
berat mencapai 300 kg, x 4=1,2 ton (1200 kg x
9,500= Rp.11.400.000-3.600.000(pakan) =7.800.000-400.000
(bibit)=7.400.000 bersih pertahun untuk 2000 ekor

30. Siswo Subiyanto

10 June 2010 at 1:12 p06 Reply

Alhamdulillah saya dapat ilmu yang sangat berharga.

31. nugroho

4 July 2010 at 1:12 p07 Reply


Terima kasih kepada penulis, yang mau menyampaikan ilmu yang
bermanfaat ini. mohon informasinya, kalau pakai pakan buatan
pabrik kadar proteinnya minimum berapa %?

Thx

32. galuh

12 July 2010 at 1:12 p07 Reply

saya tertarik dan ingin menjadi pemula dalam hal ini.


Bagi yang meu mnolong saya…tolong dikirim selukbeluk perihal
usaha ini. kegaluh_mantra@yahoo.com
trmksih.

33. hakim

25 July 2010 at 1:12 p07 Reply

kami ingin mengembangkan budidaya ikan patin barang kali yang di


daerah jombang ada yang mempunyai bibit patin yang bagus
mohon hub kami : hakim 085735585900 atas sarannya terima kasih
u/ pak waskito kalou bole tahu posisi di mana ? kami mau belajar
budidaya ikan partin………….

34. wawan

29 July 2010 at 1:12 p07 Reply


tertarik juga ama patin .
yg paling dekat ama kota saya di garut dimana yg jual benihnya ?

35. siti wardiyah

16 September 2010 at 1:12 p09 Reply

saya pernah ke tempat pembenihan ikan patin di balai penelitian


ikan air tawar subang jawa barat nah ada manipulasi suhu ruangan
dengan pemasangan beberapa terpal plastik apakah untuk
pembesaran larva membutuhkan suhu ruangan tertentu..??

36. qoqo

20 October 2010 at 1:12 p10 Reply

gan.. kalo pembesarannya lewat kolam semen dengan luas 7×8 m


itu memerlukan berapa ekor ikan dan pembesaraanya kira2
memakan waktu berapa bulan..???
terima kasih gan.. mohon di balas..

37. abg Rsl

29 October 2010 at 1:12 p10 Reply

terimakasi atas penjelasan yg panjang lebar dr penulis kebutulan yg


ditulis itu adalah ternak ikan yg berada di daerah sy yaitu kab;Oki
saya disini jg sy ingin bertanya : apakah ada obat/vitamin utk ikan
patin untuk memperpendek usia panen dan bobot ikan tetap
maksimal

38. mujiyono

1 December 2010 at 1:12 p12 Reply

aku sebagai pemula untuk budidaya ikan patin

39. hendra

3 December 2010 at 1:12 p12 Reply

salam
terima kasih kepada penulis yg telah meluangkan waktu dan pikiran
untuk berbagi ilmu disini
ada satu hal yg mau di tanyakan, apakah patin bisa dipelihara di
kolam semen?
apakah pertumbuhannya jadi lebih lambat?

obral sprei dan bedcover kwalitas

40. siswo

15 December 2010 at 1:12 p12 Reply

bagaimana cara memasarkan ikan patin?


41. yongki ari

9 February 2011 at 1:12 p02 Reply

terima kasih informasinya lengkap,akan tetapi masih ada satu hal


masalah pemasaran .tntunya teman2 semua ingin sekali
mengetahuinya

42. erichmeno

10 March 2011 at 1:12 p03 Reply

saya sangat berminat untuk mengembangkan budidaya ikan pain


ini, saat ini saya sedang membuat analisa teknis pembudidayaan,
analisa kelayakan serta analisa dampak lingkungannya. adapun
lahan yang disediakan sebesar 500 ha. minta dukungannya.

43. RUDI DEARMA SIPAYUNG

22 March 2011 at 1:12 p03 Reply

usaha ikan patin memang menjanjikan,saya punya 15 kolam di


waduk saguling dan saya tanam 2 ton ikan patin berupa sangkal dgn
pakan berupa ampas roti.modal saya bibit 19jt,pakan/bln
700rb.pada panen pertama saya menghasilkan total 56 jt.skrg saya
ingin mengembangkan usaha saya.kalau saudara ada yg ingin tukar
informasi hub no hp saya 081322860689
44. RUDI DEARMA SIPAYUNG

22 March 2011 at 1:12 p03 Reply

sebagai pengusaha pembesaran ikan patin saya sangat apresiasi


penulisan artikel ini.semoga makin bnyk yg berminat
mengembangkan budidaya dan usaha ikan patin ini.

45. agus

26 April 2011 at 1:12 p04 Reply

gimana cara yg lebih efektif kalau mau membuat pembibitan ikan


patin, gimana cara membedakan ikan patin betina dan jantan?

46. Abdul gapur

27 April 2011 at 1:12 p04 Reply

numpang absen

47. patin ciasem

13 May 2011 at 1:12 p05 Reply

informasi tuk yg berminat ingin pnya tempat di sukamandi – ciasem


– subang, khususnya untk budidaya benih patin, ada yg mau jual
hipop farm/hecry ( rumah ikan) dgn kapasitas 35 bak, produksi rata
300 rb. s/d. 400 rb/ panen, luas tnah 660 M2, Bs hub. 0852 2085
6157 – 0819 0942 4957

48. pulzzahut media

20 May 2011 at 1:12 p05 Reply

kalo patin panennya berapa bulan, dan rentan penyakit tidak?

49. Ery januar

25 June 2011 at 1:12 p06 Reply

Saya melepas ikan pati kekolam terpal setelah sebulan dikolam


pendederan, dan kolam terpal tsb saya kasih pupuk Urea, sebanyak
1kg, dan itu berlangsung selam 5 hari, dan bibit Patin yang ada
dikolam p[endederan Saya lepas ke Kolam pembesaran yang dikasih
pupuk sebagaiman yang Saya terangkan diaatas td, dua hari
berlangsung seluruh bibit patin saya itu Mati ( 2000 Ekor )
dimanakah salah saya?, apakah gara-gara Pupk itu atau bagaimana
dan juga selama penederan Saya kasih makan Pelet Bubuk, akan
tetapi pelet tsb cepat sekali terbenam di Air,sehingga daya
serapnya kecil tolong Komentari masalah Saya ini, terima kasih

50. o9pikboedzk pui

25 July 2011 at 1:12 p07 Reply


bagus

51. samsu

13 August 2011 at 1:12 p08 Reply

hebat….. sangat mendetail…. semoga bermanfaat bg kita yg


bermain ikan…

52. andy

28 October 2011 at 1:12 p10 Reply

UD. NABILA FARM

Kami petani ikan air tawar dari Sleman-Yogyakarta yang sudah


berpengalaman, menyediakan segala macam bibit ikan air tawar
unggul dan bermutu tinggi. Melayani pengiriman keluar kota dan
luar pulau.
Bibit yang kami hasilkan adalah bibit berkualitas, telah terbukti
dengan penanganan yang baik dan benar bibit hasil dari produksi
kami dapat berkembang dengan baik dan cepat pertumbuhannya.
Berikut kami informasikan data dari tempat usaha pembibitan kami :

Komoditas : PATIN, BAWAL, MAS, TAWES, GRASCAP, NILA, GURAMI


Sistem : Intensif
Pengangkutan : Dikemas plastic polyteline dalam kotak styrofoam
penahan panas
Kota tujuan : Seluruh Indonesia
KAPASITAS PENGIRIMAN / BOX :
BAWAL ukuran ¾ inci = 7000 ekor, 1 inci = 6000 ekor, 1 inci up =
5000 ekor
PATIN ukuran 1 inci – 1 inci up = 6000 – 7000 ekor
IKAN MAS ukuran 2-3 = 6000 ekor, 3-4 = 5000 ekor, 3-5 = 4000
ekor
TAWES ukuran 2-3 = 6000 ekor, 3-5 = 5000 ekor
GRASKAP ukuran 2-3 = 6000 ekor, 3-5 = 5000 ekor
NILA ukuran larva = 50.000, 2-3 = 6000 ekor, 3-5 = 5000 ekor, 4-6
= 4000 ekor
GURAMI ukuran telur = 50.000, 2-3 = 6000 ekor, 3-4 = 5500 ekor, 3-
5 = 5000 ekor, 4-6 = 4000 ekor, 5-7 = 3000 ekor, Jempol = 1250
ekor
Untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya pengambilan langsung ke
kolam kami minimal 1000 ekor benih.

Informasi harga murah berkwalitas silahkan contak person Andy


085753563403 / 081227354545, kunjungi blog kami
di http://www.abenih.blogspot.com atau datang langsung ke
lokasi pembibitan kami di Jl.Kaliurang Km 13,5 Sleman – Yogyakarta
(10 meter selatan dealer Honda AHASS)
Datang…Lihat dan tentukan yang terbaik bagi anda.

ASPEK KEUANGAN,
BUDIDAYA PEMBESARAN
IKAN PATIN
Rate This

karir anda mentok, karena pendidikan tak mendukung ?


lanjutkan kuliah di |

tempat kuliah paling fleksibel SARJANA NEGERI 3 TAHUN – TANPA SKRIPSI ABSENSI HADIR BEBA
BERKUALITAS – IJAZAH & GELAR DARI DEPDIKNAS MURAH DAPAT DIANGSUR TIAP BULAN -terim
pindahan dari PTN/PTS lain

MANAJEMEN – AKUNTANSI – ILMU KOMUNIKASI – ILMU PEMERINTAHAN

022-70314141;7313350 : jl. terusan halimun 37 bandung- utkampus.net

PEMILIHAN POLA USAHA

Sebagaimana telah dijelaskan dimuka, peluang investasi budidaya


pembesaran ikan patin masih cukup besar. Namun, belum diperoleh
informasi baik dari hasil survey di kabupaten OKI maupun dari hasil
penelitian sebelumnya mengenai skala usaha yang optimum untuk
budidaya pembesaran ikan patin.

Dari hasil wawancara dengan pengusaha dan pengamatan di


lapangan, hanya diperoleh informasi bahwa di daerah kabupaten
OKI terdapat tiga sistem budidaya ikan patin yaitu sistem kolam,
karamba (sangkar dan jaring apung) dan fence. Dari ketiga sistem
tersebut, dua sistem yang potensial dapat dikembangkan adalah
budidaya pembesaran ikan patin sistem karamba dan fence yang
dilaksanakan secara semi intensif. Budidaya pembesaran ikan patin
sistem kolam tidak berkembang dan jumlahnya relatif kecil.
Berdasarkan hal-hal tersebut maka analisis keuangan akan
dilakukan terhadap 2 pola pembesaran, yaitu :

1. Analisis pola pembesaran ikan patin dengan sistem karamba.

2. Analisis pola pembesaran ikan patin dengan sistem fence.

Ciri-ciri pola (a) adalah sebagai berikut :

1. Usaha dilakukan secara berkelompok dan satu kelompok


beranggotakan 10 orang.

2. Telah memperoleh kredit modal kerja dari bank sebesar Rp.5


juta per orang.

3. Jumlah karamba per pengusaha masing-masing tiga unit,


ukuran 2 x 4 x 1,5 m.

4. Menggunakan tenaga kerja dalam keluarga.

Ciri-ciri pola (b) adalah sebagai berikut :

1. Usaha perorangan

2. Telah memperoleh kredit modal kerja dari bank


sebesar Rp.50 juta sampai Rp.200 juta per orang.

3. Jumlah fence 22 unit,ukuran 5 x 12 x 4 meter.

4. Menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga.


ASUMSI DAN PARAMETER UNTUK ANALISIS KEUANGAN

Untuk keperluan analisis keuangan perlu ditetapkan jadwal tebar


benih. Tujuannya adalah agar panen dapat diatur, mengurangi
pengaruh ketersediaan air pada musim kering dan panen ikan lebak
lebung dari rawa-rawa yang terjadi pada bulan Juli sampai
September yang menyebabkan pasokan ikan relatif banyak dan
harga ikan patin cenderung lebih rendah. Jadwal tebar benih dan
panen disajikan pada tabel 5.

Tabel 5.
Jadwal Tebar Benih dan Panen Sistem Fence

Bulan

Tahun t/p Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

a. Tahun 1

– Tebar 141 142 143 144 145 126

– Panen 141 142


b. Tahun 2

– Tebar 241 242 243 244 245 226

– Panen 143 144 145 126 241 242

c. Tahun 3

– Tebar 341 342 343 344 345 326

– Panen 243 244 245 226 341 342

d. Tahun 4

– Tebar 441 442 443 444 445 426


– Panen 343 344 345 326 441 442

Sumber : Lampiran 3.2

Arti dari angka-angka dalam baris tebar dan panen, misalnya 141,
adalah sebagai berikut:
Angka I (1 digit) menunjukkan tahun (1 s/d 4),
angka II (1 digit) menunjukkan jumlah unit fence (2 dan 4),
angka III (1 digit) menunjukkan tahap t/p (1 s/d 6)
t = tanam; p = panen

Untuk mempermudah perhitungan bulan tanam/panen tidak


menggunakan tahun kalender (Januari – Desember) tapi dimulai dari
Mei sampai dengan April. Oleh karena jumlah fence ada 22 unit
maka jadwal penebaran benih dalam setahun dilaksanakan secara
bertahap, sebagai berikut:

1. Tahap I, tebar benih dilakukan selama 3 bulan berturut-turut


yaitu bulan Mei, Juni, dan Juli masing-masing 4 unit fence.

2. Tahap II, tebar benih dilakukan selama 3 bulan berturut-turut


yaitu bulan Januari, Februari masing-masing 4 unit fence dan
Maret, 2 unit fence.

Lama pemeliharaan ikan adalah 10 bulan. Khusus pada tahun


pertama proyek, panen ikan berlangsung hanya 2 kali yaitu pada
Maret dan April dan tiap panen masing-masing 4 unit fence
sehingga total panen adalah 8 unit fence. Sedangkan pada tahun-
tahun selanjutnya yaitu tahun kedua sampai dengan tahun keempat
proyek, panen ikan berlangsung 6 kali yaitu pada Mei, November,
Desember, Januari, Maret dan April atau panen seluruhnya 22 unit
fence.
Tabel 6.
Jadwal Tebar Benih dan Panen Sistem Karamba

Semester 1 Semester 2

Bulan Bulan

Uraian

Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

a. Tahun 1

– Tebar 111 122

– Panen 111 122

b. Tahun 2

– Tebar 211 222


– Panen 211 222

c. Tahun 3

– Tebar 311 322

– Panen 311 322

d. Tahun 4

– Tebar 411 322

– Panen 411 422

Sumber : Lampiran 4.2

Arti dari angka-angka dalam baris tebar dan panen, misalnya 111,
adalah sebagai berikut :
Angka I (1 digit) menunjukan tahun (1 s/d 4), angka II (1 digit)
menunjukan semester (1dan 2), angka III (1 digit) menunjukan tahap
tanam/panen (1 dan 2)
t = tanam; p = panen

Sebagaimana sistem fence, pada sistem karamba jadwal penebaran


benih juga perlu diatur agar panen tidak terjadi pada masa panen
lebak lebung (Lihat Tabel 6). Oleh karena lama pemeliharaan adalah
6 bulan dan jumlah karamba hanya 3 unit maka penebaran benih
dapat dilakukan sekaligus. Dalam setahun penebaran benih dapat
dilakukan dua kali, yaitu penebaran pertama pada Mei dan
penebaran kedua pada November. Berdasarkan jadwal tebar maka
setiap tahun panen ikan dapat berlangsung setiap akhir semester,
yaitu Oktober dan April.

Disamping jadwal tebar dan panen perlu ditetapkan asumsi dan


parameter yang digunakan untuk analisis keuangan. Kedua hal
tersebut merupakan dasar dalam perhitungan biaya investasi dan
operasional serta produksi/penjualan hasil. Asumsi dan parameter
analisis keuangan disajikan dalam tabel 7 untuk sistem fence dan
tabel 8 untuk sistem karamba.

Tabel 7.
Asumsi dan Parameter Analisis Keuangan Sistem Fence

No Asumsi Satuan Nilai/jumlah

1 Periode proyek Tahun 4

2 Periode pembesaran Bulan 10


3 Skala usaha

a. Jumlah fence Unit 22

b. Ukuran setiap fence (p x l x t) Meter (12 x 5 x 4)

4 Penebaran benih ikan

a. Padat penebaran Ekor 12.500

b. Ukuran benih Inchi 01-Feb

c. Harga benih Rp/ekor 250

5 Tenaga kerja
a. Manajemen (dalam keluarga) Orang 1

Upah Rp/hari 40.000

b. Pengolahan pakan (luar keluarga) Orang 6

Upah Rp/hari 20.000

c. Pemeliharaan (luar keluarga) Orang 1

Upah Rp/hari 40.000

6 Survival rate % 87%

7 Pakan buatan pabrik

a. Pemberian pakan Kali 1


b. Sinta I untuk ikan umur 1 bln kg/bulan 100

c. Sinta II untuk ikan umur 2 bln kg/bulan 170

d. Sinta Laju untuk ikan umur 3 bln kg/bulan 300

8 Harga pakan buatan pabrik

a. Sinta I untuk ikan umur 1 bln Rp/kg 4.500

b. Sinta II untuk ikan umur 2 bln Rp/kg 3.200

c. Sinta Laju untuk ikan umur 3 bln Rp/kg 2.550

9 Harga pakan buatan sendiri Rp/kg 568

10 Produksi ikan
a. Siklus panen per tahun Kali 1

b. Rata-rata berat ikan saat panen Kg/ekor 1

c. Produksi ikan tiap fence per tahun Kg 10.875

d. Rata-rata harga jual ikan Rp/kg 8.500

11 Satu tahun Hari 360

Sumber : Lampiran 3.1

Tabel 8.
Asumsi dan Parameter Analisis Keuangan Sistem Karamba

No Asumsi Satuan Nilai/jumlah

1 Periode proyek Semester 8

2 Periode pembesaran Bulan 6


3 Skala usaha

a. Jumlah karamba Unit 3

b. Ukuran setiap karamba (p x l x t) Meter 4 x 2 x 1.5

4 Penebaran benih ikan

a. Padat penebaran Ekor 1.250

b. Ukuran benih Inchi 2-2,5

c. Harga benih Rp/ekor 300

5 Tenaga kerja

a. Manajemen (dalam keluarga) Orang 1


b. Luar keluarga Orang 1

6 Survival rate % 85

7 Pakan buatan pabrik

a. Pemberian pakan Kali 2

b. Hydropid M-2 untuk ikan umur 1-2 bln Kg/bulan 30

c. Hydropid M-3 untuk ikan umur 3-6 bln Kg/bulan 300

8 Harga pakan buatan pabrik Rp/kg 2.900

9 Produksi ikan

a. Siklus panen per tahun Kali 2


b. Rata-rata berat ikan saat panen kg/ekor 0,85

c. Produksi ikan tiap karamba per semester Ekor 1.063

d. Rata-rata harga jual ikan Rp/kg 7.900

10 Satu semester Hari 180

Sumber : Lampiran 4.1KOMPONEN BIAYA INVESTASI DAN


BIAYA OPERASIONAL

a. Biaya Investasi

Pada sistem fence biaya investasi meliputi biaya perizinan; sewa


tanah; bangunan kantor, dapur pengolahan pakan buatan sendiri
dan gudang; bahan-bahan konstruksi fence dan fasilitas
pendukungnya, alat-alat perikanan, kendaraan (perahu, truk pick-
up, dan sepeda motor; dan peralatan proyek berupa mesin dan alat
pembuat pakan. Investasi seluruhnya dilakukan pada awal proyek
dengan total biaya mencapai Rp.174.853.000 dengan penyusutan
setiap tahun sebesar Rp.45.449.000 (Lihat tabel 9). Selama periode
proyek dilakukan re-investasi dari beberapa komponen investasi
antara lain perizinan, sewa tanah, peralatan fence, peralatan proyek
dan alat tangkap. Dari total biaya investasi, porsi biaya investasi
yang terbesar adalah peralatan proyek sebesar 50,8% diikuti
dengan biaya konstruksi fence serta peralatannya sebesar 32,1%.
Tabel 9.
Rincian Biaya Investasi per Skala Usaha Sistem Fence

Jumlah biaya Penyusutan


No Komponen Biaya
(Rp) (Rp)

1 Perizinan 100.000 100.000

2 Sewa tanah 1.200.000 1.200.000

3 Bangunan 5.500.000 550.000

4 Fence 30.624.000 8.712.000

5 Rumah jaga 14.520.000 5.698.000

6 Perahu 11.000.000 5.500.000

7 Peralatan proyek 88.809.000 11.589.000

8 Alat tangkap 23.100.000 12.100.000


Jumlah biaya 174.853.000 45.449.000

Sumber : Lampiran 3.3

Investasi pada sistem karamba relatif lebih sederhana dan biayanya


lebih murah dibandingkan dengan investasi pada sistem fence.
Kegiatan investasi dilaksanakan pada awal proyek dan re-investasi
untuk beberapa komponen investasi selama masa proyek. Biaya
investasi pada sistem karamba meliputi perizinan, bahan konstruksi
untuk karamba, rumah jaga dan alat tangkap dengan total biaya
Rp.1.330.000 dengan penyusutan per semester
sebesar Rp.233.750. Rincian biaya investasi disajikan pada Tabel 10.
Porsi terbesar dari biaya investasi adalah biaya konstruksi karamba
dan rumah jaga yang mencapai 87,6%.

Tabel 10.
Rincian Biaya Investasi per Skala Usaha Sistem Karamba

Jumlah biaya Penyusutan


No Komponen biaya
(Rp) (Rp)

1 Perizinan 75.000 75.000

2 Karamba 900.000 225.000


3 Rumah jaga 265.000 77.500

4 Alat tangkap 90.000 90.000

Total biaya 1.330.000 467.500

Penyusutan per semester 233.750

Sumber : Lampiran 4.3

b. Biaya Operasional

Komponen biaya operasional sistem fence dan karamba disajikan


dalam Tabel 11. Komponen biaya operasional pada sistem fence
terdiri dari biaya pembelian benih ikan, pakan buatan pabrik untuk
tiga bulan pertama pemeliharaan, bahan baku untuk pakan buatan
sendiri untuk 7 bulan berikutnya, vitamin, tenaga kerja tetap untuk
pemeliharaan dan tenaga harian untuk membuat pakan buatan
sendiri serta biaya pemeliharaan mesin dan alat-alat. Total biaya
operasional untuk tahun pertama adalah Rp. 852.169.900 dan untuk
tahun 2-4, per tahun adalah Rp.1.129.119.400. Porsi biaya
operasional yang terbesar adalah pakan yaitu sebesar 46,9% tahun
1 dan 60% tahun-tahun berikutnya.
Tabel 11.
Rincian Biaya Operasional Sistem Fence dan Karamba

Fence Karamba

No Komponen biaya

Jumlah biaya Jumlah biaya


(Rp/thn) (Rp/semester)

1 Benih 68.750.000 1.125.000

2 Pakan

– Tahun 1 399.589.000 10.962.000

– Tahun 2 – 4 676.538.500 10.962.000

3 Tenaga kerja 374.400.000 2.869.500

4 Pemeliharaan 9.430.900 0

Jumlah biaya operasional


– Tahun 1 852.169.900 14.956.500

– Tahun 2 – 4 1.129.119.400 14.956.500

Sumber : Lampiran 3.6 dan Lampiran 4.4

Pada sistem karamba biaya operasional meliputi pembelian benih


ikan, pakan buatan pabrik dan tenaga kerja. Sistem karamba tidak
memerlukan biaya pemeliharaan alat-alat. Total biaya operasional
per semester adalah Rp.14.956.500. Dari total biaya operasional,
biaya pakan buatan pabrik mencapai 73,3%.

KEBUTUHAN MODAL KERJA DAN KREDIT

Berdasarkan jadwal kegiatan kedua sistem tersebut diatas


diperlukan dana investasi dan modal kerja untuk biaya operasional
pada awal kegiatan, karena belum ada penjualan hasil produksi.
Dari perhitungan biaya investasi dan biaya operasional maka dana
yang diperlukan untuk investasi dan modal kerja pada awal kegiatan
proyek (tahun 0) adalah seperti pada Tabel 12.

Tabel 12.
Rincian Sumber Dana Proyek Sistem Fence dan Karamba

No Rincian dana proyek Sistem fence Sistem karamba


(Rp) (Rp)
1 Sumber dana investasi dari

a. Kredit 113.654.450 864.500

b. Dana sendiri 61.198.550 465.500

Total dana investasi 174.853.000 1.330.000

2 Sumber dana modal kerja dari

a. Kredit 302.132.965 9.721.725

b. Dana sendiri 162.686.981 5.234.775

Total dana modal kerja 464.819.945 14.956.500


3 Sumber dana proyek dari

a. Kredit 415.787.415 10.586.225

b. Dana sendiri 223.885.531 5.700.275

Total dana proyek 639.672.945 16.286.500

Sumber : Lampiran 3.7 dan Lampiran 4.5

Total kebutuhan untuk modal kerja sistem fence dan karamba


diperhitungkan sebagai berikut :

 Pada sistem fence, total modal kerja awal yang diperlukan


diasumsikan untuk 12 unit fence atau 12/22
x Rp.852.169.900 = Rp.464.819.965.

 Pada sistem karamba, total modal kerja awal yang diperlukan


diperhitungkan sama dengan biaya operasional selama satu
semester atau Rp.14.956.500.

Dalam pola pembiayaan ini biaya investasi maupun modal kerja


diasumsikan dibiayai dengan kredit bank dan dana sendiri dengan
komposisi sumber dana pembiayaan 65% berasal dari kredit bank
dan 35% dari dana sendiri. Dalam perhitungan angsuran kredit
investasi dan kredit modal kerja digunakan asumsi sebagai berikut :
Ketentuan Fence Karamba

Jangka waktu 2 tahun 2 tahun

Suku bunga 21% menurun 22% flat

Angsuran pokok dan bunga per triwulan per semester

Berdasarkan ketentuan kredit tersebut maka angsuran kredit per


semester dari kedua pola ini adalah sebagai berikut. .

Tabel 13.
Jadwal Angsuran Kredit Sistem Fence

Angsuran Saldo

Tahun

Pokok Bunga Total Awal Akhir

Tahun 0 415.787.415 415.787.415

Tahun 1 207.893.707 70.943.728 278.837.435 259.867.134 207.893.707

0 0
Tahun 2 207.893.707 27.286.049 235.179.756
Sumber : Lampiran 3.9

Tabel 14.
Jadwal Angsuran Kredit Sistem Karamba

Angsuran Saldo

Tahun Periode

Pokok Bunga Total Awal Akhir

Tahun 0

Tahun 1 Semester 1 2.646.556 1.164.485 3.811.041 10.586.225 7.939.669

3.811.041 7.939.669
Semester 2 2.646.556 1.164.485 5.293.113

Tahun 2 Semester 1 2.646.556 1.164.485 3.811.041 5.293.113 2.646.556

Semester 2 2.646.556 1.164.485 3.811.041 2.646.556 0

Sumber : Lampiran 4.7


PROYEKSI PRODUKSI DAN PENDAPATANHasil produksi sistem
fence adalah ikan patin ukuran satu kg per ekor, sedangkan hasil
produksi sistem karamba adalah ikan patin ukuran 850 gram per
ekor. Oleh karena sistem budidaya kedua pola ini adalah monokultur
maka tidak ada produk sampingan. Pendapatan adalah produksi
dikalikan dengan harga jual, dimana untuk fence harga jual adalah
Rp.8.500 per kg sedangkan untuk karamba harga jual Rp.7.900 per
kg. Berdasarkan asumsi tingkat hidup, jumlah penebaran dan berat
per ekor ikan patin seperti yang dijelaskan di muka, maka produksi
ikan patin sistem fence dan karamba diproyeksikan seperti pada
tabel 15.

Tabel 15.
Proyeksi Produksi dan Pendapatan Sistem Fence dan Karamba

Fence Karamba

No Uraian

(per thn) (per semester)

10.875
1 Produksi per unit (kg ikan) 903

2 Total produksi thn ke 1

87.000 2.709
a. Produksi (kg)
739.500.000 21.404.063
b. Nilai penjualan (Rp)

3 Total produksi thn ke 2 – 4

239.250 2.709
a. Produksi (kg)

2.033.625.000 21.404.063
b. Nilai penjualan (Rp)

4 Nilai sisa thn ke 4

24.477.750 332.500
a. Investasi

299.062.500
b. Ikan yang belum dipanen *) 0

323.540.250 332.500
Jumlah (Rp)

Sumber : Lampiran 3.8 dan Lampiran 4.6

Pada akhir proyek (tahun 4) diperhitungkan adanya nilai sisa proyek


(salvage value) yaitu untuk :
1. Sistem fence terdiri dari 25% dari nilai investasi awal proyek
dan ikan yang belum dipanen pada tahun 4 berumur 9 bulan
sebanyak 4 unit dengan nilai penjualanRp.261.000.000 ikan
berumur 1 s/d 3 bulan sebanyak 10 unit fence dengan nilai
penjualan Rp.38.062.500, total nilai sisa
sebesar Rp.323.540.250

2. Sistem karamba sebesar 25% dari nilai investasi awal proyek.

Berdasarkan proyeksi produksi, penjualan hasil dan biaya proyek,


pendapatan bersih dari sistem fence mengalami defisit (negatif)
pada tahun 0 dan tahun 1, namun pada tahun berikutnya
pendapatan bersih selalu surplus (positif). Pada sistem karamba
pendapatan bersih mengalami defisit hanya pada tahun 0 dan pada
tahun berikutnya selalu surplus. Surplus pendapatan rata-rata dari
kedua pola ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk sistem fence rata-rata surplus pendapatan per


tahun Rp.598.714.239 atau per
bulan Rp.49.892.853 (Lampiran 3.10).

2. Untuk sistem karamba rata-rata surplus pendapatan per


semester Rp.4.310.500 atau per bulan Rp.718.417 (Lampiran
4.8).

1000 Cara Mudah Budidaya Ikan Patin


Pada Kolam Tanah
Posted by Seputarikan .Com , 4 Comments in Budidaya on Saturday, December 13, 2014

Cara Mudah Budidaya Ikan Patin Pada Kolam Tanah - Pembesaran


ikan patin di kolam khusus untuk pembesaran biasanya pembesaran
patin ini di lakukan setelah ikan tersebut di pelihara dahulu di kolam
pendederan. Namun ada pula orang yang lasung memeliharanya di
kolam pembesaran tanpa harus melalui kolam pendederan terlebih
dahulu.

pemeliharaan di kolam pedederan di lakukan untuk ikan patin yang


berukuran masih sangat keicil. benih patin di jual di pasaran ada
yang masih kecil-kecil sehingga harus di dederkan dahulu akan
tetapi bila ukuran benih tersebut sudah berukuran sudah cukup
besar maka pendederan tidak di perlukan lagi artinya begitu di beli
bibit tersebut langsung di pelihara di kolam pembesaran.

Ikan patin tidak selalu memilih jenis kolam tertentu. ikan ini dapat di
pelihara dan tetap bisa tumbuh dengan baik di berbagai jenis kolam.
Jenis kolam yang bisa di gunakn untuk pembesaran ikan patin
yaitu :

1. Kolam Irigasi

2. Kolam tadah hujan

3. Kolam rawa non Pasang surut

1. Kolam Irigasi
Cara Mudah Budidaya Ikan Patin Pada Kolam

Sesuai dengan namanya, kolam irigasi memperoleh air dari jaringan


irigasi. penggunaan kolam irigasi bagi pembesaran ikan patin sangat
di anjurkan karena di dalam kolam ini air tersedia sepanjang waktu
dan jauh dari kekhawatiran kemungkinan kekurangan air.

Dalam pembuatan kolam irigasi penentuan luas kolam lebih leluasa


sehingga kolam bisa di buat menjadi lebih besar. Sebelum di
putuskan untuk membangun kolam jenis tanah juga harus di ketahui
karena jenis tanaj ini akan berpengaruh langsung terhadap tingkat
kesuburan air kolam.

Jenis tanah yang baik selain menjadi sumber hara juga menentukan
sifat fisika dan kimia air kolam. Selain itu tekstur tanah juga harus
diperhatikan untuk tingkat rembesan. Oleh karena itu kolam di buat
pada tanah yang bertekstur liat karena sangat kedap air
( mempunyai tingkat rembesan yang relatif kecil ). baca
jugamanfaat ikan mas
Sumber air yang masuk kedalam kolam juga harus di ketahui.
Sumber air untuk jaringan irigasi adalah air tanah yang mengalir
pada aliran tanah yang lebih rendah melalui sungai. Selanjutnya, air
ini di alirkan lagi dari sungai melalui aliran-aliran irigasi. dalam
perjalananya air tersebut melewati berbagai jenis tanah. bila melalui
tanah yang mengandung kapur air akan bersifat alkali (basa).
Sebaliknya air yang melalui rawa akan bersifat asam.

Air yang melewati daerah pertanian dan pemukiman banyak


mengandung bahan organik dan subur. sementara air yang melalui
daerah industri dan pertambangan biasanya mengandung zat
pencemaran oleh karena itu faktor-faktor tersebut harus menjadi
bahan pertimbangan.

2. Kolam Tadah Hujan

Cara Mudah Budidaya Ikan Patin Pada Kolam

Kolam tadah hujan ini adalah kolam yang hanya mendapat sumber
air dari hujan. Kolam tadah hujan di buat bila di sekitar kita tidak
tersedia sumber air irigasi atau pun sumber air tanah. Jadi sumber
air untuk mengisi air kolam sepenuhnya berasal dari air hujan.
karena hanya mengandalkan air hujan maka curah hujan akan
menentukan jumlah atau volume atau air kolam.

Ikan patin mengharapkan kolam dengan kedalaman tertentu ( 1 -


1,5 meter ), Oleh karena itu bila menggunakan kolam tadah hujan
untuk pembesaran ikan patin maka harus di pastikan terlebih dahulu
bahwa air tersedia cukup untuk ukuran kedalaman kolam tersebut
sepanjang masa pemeliharaan. itulah sebabnya pembangunan
kolam tadah hujan tidak dapat di lakukan di sembarang tempat.

Lokasi yang digunakan harus di teliti secara seksama melalui curah


hujan, penguapan tekstur tanah, dan konstruksi kolam wilayah
yang mempunyai curah hujan lebih dari 1.500 mm pertahun dapat
di gunakan untuk membangun tadah hujan bagi pembesaran ikan
patin lebih amanya lagi preode bulan basah di daerah tersebut
mencapai 7 - 9 bulan. sementara penguapan air perhari sekitar 5
mm. ukuran kolam tadah hujan tidak bisa sebesar kolam irigasi
melainkan harus lebih kecil dari itu.

3. Kolam Rawa Non Pasang Surut


Cara Mudah Budidaya Ikan Patin Pada Kolam

Meskipun tidak populer, pembesaran patin di rawa kususnya di rawa


non pasang surut sudah pernah di coba di kartamulia muara inim
sumatra selatan hasilnya pertumbuhan ikan patin yang cukup baik
terutama pada kolam rawa pasang surut yang sudah lama di
bangun.

Umumnya kolam rawa bersifaf sangat asam (pH rendah, kurang dari
4). Sifat tanah dan air kolam yang asam sebenarnya tidak cukup
baik untuk pembesaran ikan patin. Namun hal ini dapat di atasi
dengan teknik reklamasi (pericucian). caranya kolam rawa tersebut
di aliri air baru untuk mempercepat proses pelepasan material asam
dan selanjutnya di buang ke perairan ke yang lebih luas.

Upaya lain untuk menaikan pH pada kolam rawa non pasang surut
adalah dengan pengapuran. biasanya efek kapur akan sangat
membantu bila terlebih dahulu kolam di reklamasikan sebelum
kolam di kapur. pengapuran di lakukan pada dasar kolam dan
selanjutnya untuk menjaga stabilitas air dapat di tambahkan kapur
dengan dosis yang lebih rendah. Baca Juga manfaat ikan gabus

Berikut Adalah Langkah - Langkah Yang


Harus Di lakukan Dalam Budidaya Ikan Patin

1. Persiapkan Kolam

Saat mempersiapkan kolan yang akan di jadikan untuk media


budidaya seperti yang sudah di jelaskan di atas kolam harus di
keringkan terlebih dahulu sampai dengan dasar kolam retak-retak
sebelum digunakan taburi pupuk kompos di permukaan dasar kolam
dengan tujuan untuk membuat bibit fitoplankton nantinya. Setelah
pupuk di kompos di taburkan taburkan juga Pupuk kapur dan pupuk
urea yang bertujuan untuk menyetabilkan kadar asam air. Kontruksi
kolam bisa di sesuaikan dengan kebutuhan misal 5 M x 10 M dengan
kedalaman 2 - 3 M. jika kita tidak mempunyai cukup lahan kita
dapat mumbuat petak kolam lebih kecil yang di sarankan yaitu
kedalam kolam karena ikan patin merupakan ikan yang suka dengan
kedalam air.

2. Pengisian Air

Pengisian air dapat di lakukan setelah semua syarat di atas


terpenuhi. isi kolam dengan air kira-kira 50 - 100 CM, dengan tujuan
untuk memper mudah ikan patin menjalani aktifitas menghirup
oksigen jika air terlalu dalam maka ikan akan sulit untuk melakukan
hal tersebut. Lalu biarkan kolam dengan posisi air seperti itu hingga
2 minggu lamanya sampai air berwarna kehijauan. karena di dalam
kolam terdapat banyak makanan alami ketika air sudah berwarna
kehijauan.

3. Tebar Benih

Pada saat penebaran benih adahal yang harus di perhatikan.


Sebelum benih ikan di tebarkan ke kolam hal yang kita lakukan
adalah :

 Siapkan Ember/Bak.

 Masukan Air yang kita ambil dari kolam calon budidaya.

 Masukan Benih patin kedalam ember tersebut kurang lebih


selama 30 menit dengan tujuan untuk membuat ikan melakukan
penyesuaian dengan habitatnya nanti supaya tidak stres dan
mengakibatkan kematian.

Setelah Itu masukan benih ikan kedalam kolam dengan kepadatan


tebar 5 ekor/ 1 M persegi. agar mengalami laju pertumbahan yang
cepat.
4. Pemberian Pakan

Ikan Patin tergolong ikan yang rakus makan seberapapu kita kasih
makan maka akan habis tetapi langkah tersebut tidak efektif.
frekuesi pemberian pakan cuku dengan pagi siang dan malam hari
dengan jenjang waktu pagi hari pukul 06.00 WIB siang hari pukul
13.00 WIB dan Malam Hari pukul 20.00 WIB dengan jumblah 30 %
pagi hari, 30 % siang hari, 40 % malam hari. dengan kandungan gizi
protein 25%, karbohidrat 25%, lemak 35%. pakan dapat di berikan
berupa pelet ikan dan pakan tambahan pakan buatan.

5. Perawatan

Ketika Ikan berusia 40 hari kita harus melakukan sleksi/sortir dengan


alat penyortir ikan. kita dapat. membeli dari toko peralatan
budidaya ikan. dengan tujuan untuk membuat ikan sama besarnya
dan dalam jangka waktu yang sama.

6. Panen

Panen ikan patin dapat di lakukan setelah 5 bulan masa budidaya.


untuk mendapat besar ikan sesuai ketentuanpasar kita dapat
menyesuaikanya dengan panjag masa budidaya. dan panen di
sarankan untuk dilakukan pengangkatan semua ikan di dalam kolam
dan di pindahkan kedalam kolam terpal untuk menghindari stres dan
kematian.

Demikian Tips 1000 Cara Mudah Budidaya Ikan Patin Pada


Kolam Tanah Semoga Dapat Bermanfaat Bagi Para Pembaca
SeputarIkan.Com Aminnnn ..... ^_^
BUDIDAYA PATIN DI KOLAM
TERPAL
BUDIDAYA PATIN DI KOLAM TERPAL

BAB I PENDAHULUAN

Dahulu pembudidaya ikan hanya mengenal kolam tanah , kolam tembok, dankeramba sebagai
wadah budidaya ikan. Seiring dengan perkembangan teknologipertanian dan ketersediaan baha
n material, banyak peternak yang berimprovisasimenerapkan ujicoba pemeliharaan ikan di kola
m alternatif.Salah satunya yang lagingetren adalah kolam terpal.Ikan yang termasuk Pangasida
e ini tidak memerlukan airmengalir untuk membesarkan diri.Bahkan ikan patin ini mampu tumbu
h normal diperairan yang minim oksigen.

Namun perlu diketahui terutama pada stadia benih ( larva ) sangat sensitifterhadap perubaha
n cuaca.Banyak dilaporkan terjadinya kematian masal akibatperubahan suhu air dan udara sec
ara mendadak.Kondisi ini terjadi ketika anomali cuacaberlangsung, seperti kemarau panjang at
au musim hujan yang berbeda dari biasanya.

Namun dibalik itu ada satu hal yang menguntungkan dari ikan patin ini. Ikan inisangat toleran t
erhadap pH air.

BAB II PERALATAN PENDUKUNG BUDIDAYA

a. Pompa
Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan air dari sumur, atau sungai menuju kolam terpal.Umumn
ya pompa banyak dijual di pasaran dengan kapasitas 42 liter per menit.
b. Slang atau paralon
c. Aerator atau blower
Alat ini dipakai jika tingkat penebaran tinggi, terutama pada stadia benih.
d. Ember atau baskom
e. Krakat atau waring yang sudah dimodifikasi dengan ditambahkan pemberat /timah
Fungsinya untuk panen benih.
BAB III KARAKTERISTIK IKAN PATIN

a. Sistematika
Didaerah , ikan patin lebih dikenal dengan sebutan ikan jambal atau pangasius,sedangkan nam
a asingnya adalah catfish. adapun sususnan lengakap sistematika ikanpatin sbb :
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Family : Pangasidae
Genus : Pangasius
Species : Pangasius pangasius
Nama inggris : Catfish
Nama lokal : Patin
b. Syarat hidup
Toleran terhadap pH dengan kisaran 5 - 9, dengan kandungan oksigen terlarut 3 - 6 ppm, CO2
9 - 20 ppm, dan alkalinitas 80 - 250 ppm. Suhu air pada kisaran 28 - 30derajat celcius.
c. Kebiasaan hidup
Di alam bebas ikan patin biasanya bersembunyi di dalam lubang. ikan ini keluar daritempat pers
embunyiannya setelah hari mulai gelap atau dikenal dengan istilah nokturnal. Di
habitat aslinya ikan ini lebih menetap di dasar perairan ketimbang di permukaan ataudikenal de
ngan ikan dasar ( demersal ).
Hal ini dibuktikan dengan bentuk mulutnya yanglebar. Secara alami , makanan ikan patin di ala
m adalah ikan-ikan kecil, cacing,serangga, udang-udangan, molusca, dan biji-bijian, sehingga di
golongkan kedalam ikanomnivora.
d. Karakteristik daging
Ikan patin mempunyai rasa yang khas dibanding ikan dari keluarga lele-lelean yang
laindengan kandungan gizi sbb:
Prot : 68,6%
Lemak : 5,8%
Abu : 3,5%
Air :59,3%
Selain itu bobot ikan setelah disiangi sebesar 79,7% dari bobot awal

BAB IV TEKNIK PENDEDERAN IKAN PATIN

a. Pendederan 1 di bak terpal


Pendederan 1 adalah kegiatan pemeliharaan patin pada stadia larva sampaiukuran 1-
2 inchi (2,5-5cm). Berikut tahapan kegiatan pendederan 1:
1. Menyiapkan kolam dan perlengkapannya

Disarankan kegiatan pendederan 1 dilakukan di dalam ruangan tertutup, pasalnyaikan patin pa


da stadia benih ini sangat rentan terhadap perubahan suhu, oksigen terlarut,dan parameter kimi
a lainnya. Biasanya 1
unit pendederan patin menggunakan ruanganberukuran 75m2 . Ruangan tersebut dapat mena
mpung sekitar 15 bak terpal denganukuran 2x1x0,5.Peralatan pendukung kegiatan ini sebagai b
erikut :
-blower
-air bersih
-peralatan perikanan seperti alat tangkap dan alat sortir
-listrik
-genset
-unit penetasan artemia berupa galon bekas air atau ember
2. Penebaran benih
Meliputi :
a. Pengisian air kolam
Dilakukan pada 1-
2 hari sebelum penebaran benih.Untuk tahap awal, ketinggianair sekitar 15-20
cm saja.Selanjutnya pada hari ke-5 air ditambah sedikit demi sedikit.
b. Penebaran benih
Untuk kolam ukuran 2x1x0,5 m dapat dipelihara sebanyak 15000-20000 ekor.
c. Pemeliharaan hari 1-7
Benih patin pada tahap pendederan 1 ini dipelihara selama 3-
4 minggu. hari ke2atau hari ke3 setelah netas diberi pakan artemia sampai hari ketujuh setiap 1
-2 jamsekali.
d. Pemeliharaan setelah hari ketujuh
Diberi pakan kutu air (dapnia) atau cacing sutra.
yang dicacah terlebih dahulu dandidesinfektan dengan direndam di larutan kunyit dan temulawa
k.
e. Pemeliharaan setelah hari ke-14
Sudah bisa dikasih pelet dalam bentuk tepung. Pemberian pelet setiap 3-4
jamsekali.Usahakan pakan yang diberikan sesuai kebutuhan benih. Pakan yang tersisaharus di
sifon.
f. Pemanenan

Dilakukan dengan cara di krakat.Selanjutnya di packing menggunakan kantongplastik berukur


an 40x60 cmdan diberi oksigen.Perbandingan oksigen dan air 50 :
50.Kantong ukuran ini bisa menampung 500 ekor benih ukuran 2 inchi dengan lamaperjalanan
5-6 jam.
Selama pemeliharaan pada hari k-4 sampai hari k-14 dilakukan sirkulasi.
b. Pendederan 2 di bak terpal

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari pendederan 1. Kegiatan pendederan 2sebaiknya dilakuk
an di tempat yang tidak terkena cahaya langsung. Apabila dilakukandiluar ruangan, hendaknya
kolam diberi naungan terpal. Berikut urutan kegiatanpendederan 2 di bak terpal :

1. Keringkan kolam beberapa hari untuk membunuh bibit penyakit.


2. Isi bak dengan air bersih setinggi 20-25 cm, lalu biarkan selama sehari.
3. Pada hari kedua masukan benih ukuran 1 inchi sebanyak 5000-7000 ekor.
4. Berikan pakan 3-4 jam sekali, berupa pelet dalam bentuk crumble.
5. Penggantian air sebaiknya dilakukan setiap hari ,yakni pagi dan sore hari.Penggantianair dila
kukan secara bertahap, sedikit demi sedikit.
6. Panen dilakukan setelah berukuran 2 inchi dengan lama pemeliharaan sekitar 3minggu.

BAB V PEMBESARAN PATIN DI KOLAM TERPAL

Sebelum mulai , pastikan terpal tidak bocor. Selain itu sebaiknya di sekitar kolamtidak ada poh
on besar yang dapat menghambat sinar matahari masuk. Jika benih yangditebar berasal dari te
mpat lain, sebaiknya pengangkutan benih dilakukan pada saat pagiatau sore hari dengan meng
gunakan plastik yang diberi oksigen. Sebelum benih ditebar,lakukan aklimatisasi terlebih dahulu
dengan cara membiarkan kantong plastik berisi benihterapung apung di atas permukaan air sel
ama 10-15 menit. Setelah itu buka plastik danbiarkan benih keluar dengan sendirinya. Padat te
bar patin untuk pembesaran ukuran 2,5inchi umumnya 5-10 ekor per
m2 Benih yang baik adalah benih yang kondisinya sehat,tidak cacat dan ukuran seragam. Berik
ut ini ciri-ciri benih patin yang baik berdasarkanStandar Nasional Indonesia (SNI) :
1. Benih hasil pemijahan induk kelas pokok antara induk jantan dan betina sebaiknyabukan ber
asal dari satu keturunan.
2. Bagian kepala dan punggungnya berwarna hitam keabu-abuan, sedangkan perutnyaputih ke
perakan.
3. Bentuk mata bulat menonjol.
4. Bentuk tubuh seperti ikan dewasa.
5. Gerakan aktif dan berenang horizontal.

Untuk mempercepat pertumbuhan patin, selama dipelihara di kolam terpal.berikan pakan buat
an seperti pelet komersil, maupun pakan alternatif. Untuk menyiasatiharga pelet yang semakin
mahal, umumnya pembudidaya menggunakan pelet komersiluntuk tahap awal pemeliharaan ya
kni kurang lebih selama satu bulan. Selanjutnyamereka mengganti dengan pakan racikan sendi
ri. Selain itu ikan patin juga bisa diberipakan alternatif berupa roti atau mie bekas,sosis atau nug
get kadaluarsa dan makanansisa lainnya.

Penggantian air dilakukan jikan kondisi air sudah jelek , yakni kotor, keruh , bau danberlumut.
BAB VI PEMENENAN

Panen pada akhir pembesaran setelah 6-8 bulan pemeliharaan, sejak pendederan 1sampai pe
mbesaran. Umumnya berat patin yang diinginkan pasar sekitar 250 gram perekornya.

Pembesaran patin bisa di


kolam terpal (2)
Kamis, 27 Juni 2013 / 18:12 WIB

26
SHARES

 INDEKS BERITA

BERITA TERKAIT
 Untung berlipat budidaya benih patin (1)

Sama seperti ikan tawar lainnya, budidaya ikan patin tidak begitu
memerlukan perlakuan khusus. Deni Rusmawan, salah seorang
pembudidaya ikan patin asal Sukabumi, Jawa Barat, bilang,
budidaya ikan patin terbagi dalam tiga tahap.
Yakni, tahap pembenihan, pendederan dan pembesaran. Di tahap
pembenihan, pebudidaya fokus pada usaha penetasan telur ikan
patin hingga menjadi benih.

Menurut Deni, proses pembenihan ini memakan waktu sekitar 20


hari sampai benih patin mencapai panjang 1 inci. "kalau sudah 1 inci
benih ikan patin siap dijual," ujar Deni.

Sedangkan pendederan merupakan tahap pembesaran benih hingga


panjangnya mencapai 3 inci. Ikan patin dengan ukuran ini juga bisa
dijadikan bibit.

Pendederan ini untuk memenuhi permintaan pelanggan yang


menginginkan benih ikan patin siap tebar di kolam. Lamanya tahap
pendederan ini memakan waktu 1,5 bulan.

Pada proses pembesaran, ikan patin digemukkan hingga mencapai


berat yang diinginkan. "Biasanya sampai beratnya 0,5 kilogram (kg)
atau 1 kg," jelas Deni.

Dari panjang 3 inci hingga mencapai berat 1 kg, kira-kira


memerlukan waktu sekitar empat bulan. Untuk pemberian pakan,
bisa menggunakan pelet ikan apa saja. Asal, kata Deni, ukuran
pakan disesuaikan dengan diameter mulut ikan patin.

Bila dalam satu kolam menampung 5.000 ekor patin dan ingin
menghasilkan total bobot 100 kg, pemberian pakannya mencapai
sekitar 10% dari total target berat hasil panenan. "Jadi kalau ingin
menghasilkan 100 kg ikan, pemberian pakannya 10 kg selama
proses pembesara tersebut," ujar Deni.

Retno Kintoko, pembudidaya patin asal Subang, Jawa Barat,


menambahkan, jenis kolam bisa mengurangi ongkos produksi.
Menurutnya, budidaya ikan patin bisa dilakukan di sudut-sudut
rumah dengan membangun kolam terpal.

Sifatnya yang semi permanen membuat kolam jenis ini dapat


dipindah sesuai selera dan kebutuhan. Sementara untuk tahap
pembenihan bisa dilakukan di akuarium. Maklum, dalam tahap
pembenihan tidak memerlukan kolam besar.

Benih yang sudah menetas dipelihara di akuarium hingga berumur


15 hari. Setelah berumur 17-18 hari, benih dijarangkan di kolam
pendederan yang lebih luas dengan menjaga kondisi lingkungan,
makanan cukup, serta kualitas airnya.  Â

(Selesai)

Cara Membuat Bak Filter Kolam Ikan


Filter Kolam dapat dibuat sendiri dengan barang-barang bekas atau memanfaatkan barang yang ad
Hal ini bisa dilakukan jika memang tidak memungkinkan menambah area untuk filter pada kolam k
atau ingin filter kolam koi yang murah meriah. Selain itu kolam dengan bak terpal atau bak fiber
sebagai penampungan sementara cukup menyulitkan untuk menambah sistem filter. Dengan sedik
ketelatenan filter kolam sederhana dapat dibuat sendiri.

Barang-barang yang perlu dipersiapkan sebelum membuat filter kolam sederhana antara lain:
Drum/Tong bisa juga memanfaatkan ember yang berukuran cukup besar, pipa pralon, shock drat, L
pralon, T Pralon, lem pralon, gergaji besi dan peranngkat pendukung lainnya.

Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membuat filter kolam sederhana.

1. Buat lubang pada bagian bawah/dasar drum dengan ukuran disesuaikan dengan ukuran pipa/sho
drat, lubang ini difungsikan sebagai lubang pembuangan saat filter dibersihkan.

Buat Lubang pada bagian bawah samping sesuaikan pula dengan ukuran pipa/shock drat. Lubang i
difungsikan sebagai inlet filter dari air kolam.

Lubang lubang pada drum

Buat Lubang pada bagian samping atas drum, ini difungsikan sebagai outlet air masuk kembali ke
kolam atau ke tong/drum yang berikutnya jika mau di cascade.

Selanjutnya pasang shock drat, pastikan tidak ada kebocoran.

2. Pasangkan Pipa pralon pada inlet filter dengan bentuk seperti pada gambar. Bentuk pipa dengan
menggukanan T dan L seperti itu diharapkan membuat kotoran dari kolam akan mengendap di das
filter, sehingga tidak kembali lagi ke kolam dan mudah dibersihkan.

Pemasangan Pipa Pralon Pada Bagian Inlet Filter

3. Tambahkan Media filter bisa menggunakan apa saja , paling sederhana menggunakan kassa untu
menyaring agar kotoran tidak naik.
Media Filter Pada Filter Sederhana

4. Pasang Pipa untuk Outlet, pipa outlet filter juga diberikan L menghadap ke atas. Hal ini dimaksud
untuk menangkap udara masuk bersama air kembali ke kolam sehingga meningkatkan kadar oksig
pada air kolam. Selain itu kotoran yang lolos ke atas tidak masuk ke kolam tetapi kembali mengend
ke dasar filter.

Pipa Outlet Masuk Kembali Ke Kolam Atau Chamber Lain

5. Instalasi pipa untuk bottom drain , diberikan kran buka tutup. Bisa dilakukan sebelum langkah
memberikan media filter agar lebih mudah.

Bottom Drain Untuk Pembuangan Kotoran Filter

Setelah semua Instalasi selesai dilakukan. Filter sederhana buatan sendiri siap diaplikasikan pada
kolam, bak fiber atau kolam terpal. Selain dengan cara ini filter sederhana bisa dibuat dengan mod
cascade dengan media filter yang bisa bervariasi. Hasil akhir dari filter sederhana buatan sendiri se
gambar dibawah. Selamat berkreasi.

Filter Sederhana dengan Drum

Sumber:

http://www.koiclay.com/diy/pg5.htm

Jika anda membutukhan jasa kami silahkan hubungi:


Ir. H. Hendro Prasetyo / Hj. Neni S.W
081808127049 / 08176988578
PT. PUTRAPRASENDO BERJAYA
Jl. Wibawamukti 2 No:36 Jatiasih Bekasi 17423
Telp: +62-21-82437804
Fax : +62-21-87717934
Email: endo.fiber@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai