JUDUL PROGRAM
Optimasi Limbah Ayam Petelur Sebagai Pakan Pada Budidaya Lele Dumbo
BIDANG KEGIATAN
PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh:
Anas Mahfud (42.12.0937) Tahun Angkatan 2012
Ika Septi Anggraini (42.12.0935) Tahun Angkatan 2012
Ahmad Rofiudin (41.13.1040) Tahun Angkatan 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
RINGKASAN.................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Judul.............................................................................................................. 1
1.2 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.3 Permasalahan............................................................................................... 2
1.4 Peluang usaha............................................................................................... 2
1.5 Manfaat.........................................................................................................2
1.6 Luaran yang diharapkan............................................................................ 2
BAB 2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA..................................... 3
2.1 Kondisi Umun Masyarakat......................................................................... 3
2.3 Lokasi Usaha................................................................................................ 3
2.4 Strategi Pemasaran...................................................................................... 3
2.5 Analisis Biaya................................................................................................ 4
BAB 3 METODE PELAKSANAAN............................................................... 5
4.1 Persiapan Lahan.......................................................................................... 5
4.2 Pembuatan Pengaturan Volume Air Serta Pembuatan Pipa Saringan .. 5
4.3 Pembutan Kolam Lele Dengan Terpal........................................................ 5
4.3 Pembuatan Pakan Lele Dengan Limbah Ayam Petelur........................... 7
4.4 Penebaran Benih Lele Dumbo.................................................................... 8
4.5 Pemberian Pakan Alternative Dan Pakan Dari Pelet............................... 8
4.6 Panen Dan Penjualan.................................................................................. 8
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN................................................ 9
4.1 Peralatan....................................................................................................... 9
4.2 Bahan Habis Pakai....................................................................................... 9
4.3 Perjalanan..................................................................................................... 9
4.4 Lain Lain....................................................................................................... 10
4.4 Total Biaya.................................................................................................... 10
4.3 Jadwal Kegiatan........................................................................................... 10
RINGKASAN
Budidaya pembesaran lele merupakan salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan
yang lebih. Disamping itu permintaan akan lele konsumsi masih mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Terbukti dari permintaan lele konsumsi di Provinsi Bali yang mencapai 8 ton
sehari. Provinsi Bali hanya bisa memenuhi permintaan hanya sekitar 2 ton sehari. Kekurangan
yang mencapai 6 ton sehari tersebut dipenuhi dari daerah luar Bali.
Banyaknya limbah dari peternakan ayam petelur bisa dijadikan pakan alternative untuk
mengurangi besarnya biaya pakan pelet. Limbah ayam petelur tersebut meliputi ayam yang
sudah mati dan ayam yang tidak dimanfaatkan lagi karena usia ayam petelur telah tua. Dalam
satu bulan, ayam petelur yang mati dipeternakan mencapai 10 ekor. Limbah ayam petelur tidak
langsung diberikan pada lele begitu saja, namun dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Pertama
limbah ayam petelur direbus untuk mempermudah pembuagan bulu ayam yang menempel dan
juga berfungsi untuk menghilangkan bakteri yang menempel pada daging ayam. Setelah
perebusan, selanjutnya dilakukan pemisahan antara daging ayam dan tulang unutk
mempermudah proses berikutnya. Daging ayam yang telah terpisah antara tulang tersebut
dicampur dengan bahan lain dan di mixer untuk membuat adonan pelet. Adonan lalu dikukus
dalam wadah tertentu untuk membuat adonan menjadi kenyal. Setelah dikukus, adonan lalu
dicetak dalam mesin cetak pelet.
Di desa sumber kencono, budidaya lele belum ada yang merintis menjadi sebuah usaha.
Ini menjadi peluang usaha yang menjanjikan untuk prospek kedepan. Usaha pembesaran lele
tidak lepas dari benih yang akan dibudidayakan, benih bisa didapatkan dari desa tetangga yang
tidak jauh dari usaha pembesaran lele yang akan dilakukan. Tepatnya terletak didesa bimorejo
yang bisa menghasilkan benih lele siap tebar berjumlah 100 ribu ekor benih dalam satu bulan.
Dalam satu kali tebar benih yang berjumlah tiga ribu ekor dengan kolam terpal berukuran 3x5 m,
dalam waktu tiga bulan, hasil penen berkisar 350 kg dengan harga Rp. 15.000,-. Keuntungan
yang didapat mencapai Rp 2.675.000,- setelah dikurangi biaya awal produksi dari pengeluaran
pakan dan beli benih.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Judul
Optimasi Limbah Ayam Petelur Sebagai Pakan Pada Budidaya Lele Dumbo
1.2 Latar Belakang
Potensi sumberdaya ikan tidak harus tertuju pada laut, ada beberapa potensi sumberdaya ikan
juga bisa dihasilkan dari hasil budidaya. Salah satunya budidaya ikan lele yang saat ini banyak
dijadikan obyek oleh masyarakat untuk memperoleh keuntungan. Disamping itu, ikan lele
banyak mengandung protein yang berguna bagi tubuh manusia.
Lele merupakan salah satu komoditas unggulan. Setiap segmen usaha ini sangat
menguntungkan. Selain untuk konsumsi lokal, pasar lele telah mulai di ekspor dan
permintaannya cukup besar. Bali merupakan daerah pariwisata yang terkenal di dunia
internasional. Dengan aneka kreasi masakan yang berbahan dasar lele, permintaan lele di bali
setiap hari bisa mencapai 8 ton. Pembudidaya lele dibali sendiri hanya bisa memenuhi
permintaan lele sekitar 2 ton dalam sehari. Sedangkan kekurangan yang mencapai 6 ton dalam
sehari tersebut, membuat pasokan lele harus didatangkan dari luar Bali. (Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Bali)
Dengan budidaya lele dumbo dengan optimasi limbah ayam petelur sebagai pakan tambahan
ini sangat berpotensi untuk memperoleh keuntungan. Limbah ayam petelur bisa didapatkan dari
usaha peternakan yang berada tidak jauh dari lokasi usaha budidaya lele dumbo yang akan
dilakukan. Dalam satu bulan, ayam petelur mati dipeternakan mencapai 10 ekor. Oleh peternak,
limbah ayam petelur tidak dimanfaatkan lagi bahkan dikubur. Dalam sehari setidaknya ada satu
ayam petelur yang mati dan tidak dimanfaatkan oleh peternak. Sedangkan ayam petelur yang
sudah tua, oleh peternak dijual dengan harga Rp. 5.000,- @ ekor. Limbah ayam petelur tersebut
bisa dimanfaatkan sebagai pakan alternative pengganti pellet dengan pengolahan terlebih
dahulu. Budidaya lele dengan optimasi limbah ayam petelur bisa menghemat pengeluaran biaya
pakan. Pengolahan limbah ayam petelur pertama kali dilakukan pembersihan bulu bulu yang
menempel pada ayam petelur. Pembersihan tersebut dilakukan dengan caradirebus terlebih
dahulu agar bulu ayam mudah untuk dibersihkan dan perebusan juga bertujuan untuk
menghilangkan bakteri yang menempel pada tubuh atau daging ayam petelur. Setelah
pembersihan bulu sudah selesai, selanjutnya dilakukan pemisahan antara daging dan tulang.
Pemisahan daging dan tulang tersebut bertujuan untuk mempermudah proses selanjutnya.
Daging ayam yang telah terpisah dari tulang lalu dicampur dengan bahan lain untuk dilakukan
pengukusan. Selesai pengukusan, bahan tersebut di cetak menggunakan mesin pencetak pellet
ikan.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa potensi budidaya lele sangat menjanjikan. Di Desa
Sumber Kencono khususnya, pengembangan dari usaha budidaya lele belum ada yang berminat.
Dari segi lokasi dan pemasaran sangat strategis karena letak Desa Sumber Kencono yang tidak
terlalu jauh dari kota, menjadikan nilai tambah tersendiri dari usaha ini. Untuk akses ke Bali
hanya membutuhkan perjalanan sekitar 1 jam dengan transportasi penyeberangan kapal.
1.3 Permasalahan
Limbah ayam petelur yang tidak dimanfaatkan menjadi suatu alternative pakan untuk
budidaya lele.
Terdapat empat lokasi peternakan ayam petelur yang menghasilkan limbah. Dalam satu bulan,
ayam petelur mati dipeternakan mencapai 10 ekor.
Ayam petelur yang sudah tua tidak dimanfaatkan lagi dan dijual dengan harga @ ekor Rp.
5.000,1.4 Peluang usaha
Didesa Sumber Kencono yang memanfaatkan budidaya lele sangatlah minim sekali
mengingat mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Disamping itu kondisi
geografis yang bersuhu panas sangatlah cocok untuk usaha budidaya lele. Lele cepat
berkembang dengan suhu area yang hangat. Banyak warung warung makanan yang menyediakan
menu khas antara lain lele goreng, lalapan lele, dll. Hal itu bisa diajak kerjasama untuk memasok
ikan lele dari hasil budidaya ini. Kota Banyuwangi juga berdekatan dengan Pulau Bali, dimana
turis lokal maupun mancanegara berdatangan untuk sekedar menikmati pemandangan yang
sangat indah dan mempesona di pulau dewata tersebut. Tingginya permintaan ikan lele segar
untuk di kirim ke Bali menjadikan peluang usaha budidaya ini untuk proses berkelanjutan.
1.5 Manfaat
Disamping memperoleh keuntungan dari hasil budidaya ini, dapat menciptakan lapangan
pekerjaaan baru jika nantinya budidaya ini berkembang menjadi besar.
1.6 Luaran Yang Diharapkan
Diharapkan dari usaha budidaya lele ini bisa menjadikan penghasilan serta mampu melatih
mahasiswa untuk mengembangkan jiwa wirausaha.
BAB 2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1 Kondisi Umun Masyarakat
Usaha budidaya lele dumbo ini belum ada yang mengembangkan untuk desa Sumber
Kencono. Ketersediaan air yang cukup melimpah dan cuaca yang bersuhu hangat sangatlah
berpotensi dalam usaha budidaya lele dumbo. Dalam usaha budidaya lele dumbo tidaklah sulit
untuk mendapatkan benih yang berkualitas. Benih bisa didapatkan dari desa tetangga yang
letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi budidaya yang akan dilakukan. Tepatnya di desa Bimorejo,
usaha pembenihan yang mampu produksi 100 ribu benih siap jual dalam setiap bulan.
Ikan lele dumbo (Clarias Gariepinus) dalam kegiatan budidaya secara intensif, ikan lele
didorong untuk tumbuh secara maksimum hingga mencapai ukuran optimal. Lele dumbo
merupakan komoditas yang dapat dipelihara dengan padat tebar tinggi dalam lahan terbatas
(hemat lahan) di kawasan marginal dan hemat air. Untuk kolam ukuran 5x3 m lele dumbo dapat
ditebar sebanyak 3000 ekor benih. Selama 3 bulan dapat diproduksi lele sebanyak 400 kg.
Permintaan ikan lele siap jual sangat meningkat dari tahun ke tahun. Terbukti dari permintaan
di Provinsi Bali yang mencapai 8 ton dalam sehari dan Bali sendiri hanya mempu memenuhi
hanya sekitar 2 ton. Masih kurang 6 ton yang harus dipenuhi setiap hari di Provinsi Bali.
Disamping itu, restaurant dan tempat makan yang berlokasi di Kabupaten Banyuwangi juga
menyajikan menu masakan yang berbahan dasar ikan lele.
2.3 Lokasi Usaha
Internet kreatif
Banyaknya pengguna akun facebook, dan lain sebagainya menjadikan peluang usaha ini menjadi
lebih bagus. Pemanfaatan media sosial tersebut untuk menarik perhatian dalam transaksi jual
ikan lele. Nantinya ikan lele tidak harus dijual di beberapa daerah terdekat, melainkan bisa dijual
di berbagai daerah yang telah memesan lewat akun social media tersebut.
Keuntungan yang didapat bisa membuat usaha ini menjadi lebih besar dengan membangun
kolam kolam lain untuk dijadikan tempat budidaya ikan lele bumbo.
No.
Bahan
1.
Bibit lele
2.
Pakan alternative
3.
Pakan
Jumlah
Harga Per @
Total biaya
3000 ekor
Rp. 450,-
Rp. 1.350.000,-
40
Rp. 5000,-
Rp.
Rp. 10.000,-
Rp. 1.000.000,-
100 Kg
200.000,-
Rp. 2.555.000,-
Rp.
Rp. 5.250.000,-
Rp. 2.695.000,-
15.000,-
Tabel 1: Analisis biaya budidaya ikan lele dumbo dalam satu periode panen
keterangan:
Pakan alternative ialah pakan yang memanfaatkan dari ayam petelur sudah tua maupun
ayam yang telah mati di peternak. Khusus untuk ayam yang telah tua, bisa dibeli dengan harga
@ekor Rp 5.000,-. Ayam yang telah tua tersebut tidak di pergunakan lagi oleh peternak dan
dijual dengan harga yang murah. Terlebih dahulu limbah ayam petelur dilakukan pengolahan
terlebih dahulu. Pengolahan tersebut meliputi: pembersihan bulu ayam, pemisahan daging dan
tulang, pencampuran bahan lain seperti tepung kedelai, tepung jagung, tepung tapioka,
pengukusan, dan pencetakan membentuk pellet.
BAB 4 METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan dapar diuraikan sebagai berikut:
4.1 Persiapan Lahan
Yang harus dilakukan pertama kali ialah menyiapkan lahan untuk dijadikan tempat pembuatan
kolam lele dengan terpal. Lahan harus bersih dan tidak terdapat kayu yang berserakan. Setiap
pinggir lahan akan di pasang kayu hidup, kayu hidup ini bertujuan untuk penyangga sesek
(dinding yang terbuat dari bambu). Pembuatan dinding bambu ini bertujuan untuk melindungi
kolam terpal dari binatang lain seperti ayam.
Pemasangan pipa pengaturan yang sudah kita buat sebelumnya dan di lem supaya tidak
bocor.
Dan kolam terpal siap dilakukan penebaran benih, tapi ada 2 hal perlu diperhatikan. Yang
pertama terpal masih dalam keadaan baru, pasti ada bau-bau yang tidak diinginkan ikan lele di
sana. Untuk menetralisir, kolam di isi dengan air dan di gosok dengan menggunakam busa.
Jumlah
Harga
Harga Total
Linggis
1 buah
Rp. 100.000,-
Rp. 100.000,-
Sabit
1 buah
Rp. 50.000,-
Rp. 50.000,-
Meteran
1 buah
Rp. 30.000,-
Rp. 30.000,-
Serok
2 buah
Rp. 15.000,-
Rp. 30.000,-
Ember
3 buah
Rp. 25.000,-
Rp. 75.000,-
Palu
2 buah
Rp. 25.000,-
Rp. 50.000,-
Sesek
20 buah
Rp. 35.000,-
Rp. 700.000,-
Tandon Air
1 buah
Rp. 600.000,-
Rp. 600.000,-
10
Selang
10 m
Rp. 5000,-
Rp. 50.000,-
11
Kran
5 buah
Rp. 5000,-
Rp. 25.000,-
12
Mixer
1 buah
Rp. 500.000,-
Rp. 500.000,-
13
1 buah
Rp. 4.500.000,-
Rp. 4.000.000,-
14
TOTAL
Jumlah
Rp. 6.210.000,-
Harga
Harga Total
Terpal
3 buah
Rp. 250.000,-
Rp. 750.000,-
Bambu
75 biji
Rp. 15.000,-
Rp. 750.000,-
Lem Kayu
3 buah
Rp. 35.000,-
Rp. 95.000,-
Paralon
10 buah
Rp. 15.000,-
Rp. 150.000,-
Paku
2 kg
Rp. 15.000,-
Rp. 30.000,-
Knee
10 buah
Rp. 7000,-
Rp. 70.000,-
Sekam
1 pick up
Rp. 300.000,-
Rp. 300.000,-
Gergaji
2 buah
Rp. 35.000,-
Rp. 95.000,-
Benih Lele
3000
Rp. 450,-
Rp. 1.350.000,-
10
Pelet Pabrik
100 kg
Rp. 10.000,-
Rp. 1.000.000,-
11
Pasir
1 pick up
Rp. 150.000,-
Rp. 150.000,-
12
Kerikil
1 pick up
Rp. 150.000,-
Rp. 150.000,-
13
Tepung Kedelai
10 kg
Rp. 10.000,-
Rp. 100.000,-
14
Tepung Jagung
10 Kg
Rp. 9.500,-
Rp. 95.000,-
15
Tepung Tapioka
10 Kg
Rp. 7.500,-
Rp. 75.000,-
16
Total
4.3 Perjalanan
No
Perjalanan
Rp. 5.160.000,-
Perihal
Transport Ke Toko
Bangunan
Transport Ke Toko
Bangunan
Harga Total
Rp. 25.000,-
Banyuwangi
pellet
Total
Uraian
Rp. 255.000,-
Jumlah
Materai
Dokumentasi kegiatan
5
rangkap
Harga
Rp.
20.000,-
Rp. 100.000.-
Rp.
150.000,-
Rp. 150.000,-
2 buah
Rp. 7.000,-
Rp. 14.000,-
25 buah
Rp.
75.000,-
Rp. 75.000,-
Jumlah
Harga Total
Jenis Biaya
Rp. 339.000,-
Total
Peralatan
Rp. 6.210.000,-
Rp. 5.160.000,-
Perjalanan
Rp. 255.000,-
Lain Lain
Rp. 339.000,-
Total
no
Rp. 11.964.000,-
Kegitan
bulan ke-1
Bulan ke-2
Bulan ke-3
Bulan ke-4
1
1`
Pelaksanaabersifat
administratif
Pembersihan dan
pembuatan kolam
Pemeliharaan lele
Penyusunan
laporan
Evaluasi hasil
4.3 Jadwal Kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia. 2007. Beternak Lele Dumbo. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. 52 hal
Bachtiar, Y,. 2006. Panduan Lengkap Budidaya Lele Dumbo. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.
102 hal
SNI : 01-4087-2006. Pakan Buatan Untuk Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Pada Budidaya
Intensif. BSN. Jakarta.12 hal
: (509131007)
: angkatan 2009
Anggota Kelompok :
Jusi Omar Manik
: (509431004)
: angkatan 2009
Niko F Sitorus
: (509431008)
: angkatan 2009
Daniel Solin
: (5102131003)
: angkatan 2010
1.
Judul Kegiatan
BELUT
2.
Bidang Kegiatan
: PKM-K
3.
Bidang Ilmu
: Pertanian
4.
a. Nama Lengkap
: Dedy G Baringbing
b.NIM
: 509131007
c. Jurusan
d.
Universitas
: UNIMED
e. Alamat Rumah
f. No Telp / HP
g.Alamat email
: dedigunawanbaringbing@yahoo.co.id
5.
6.
Dosen Pendamping
: 3 orang
a. Nama
: DRS.Wanapri Pangaribuan,MT
b. NIP
: 196404011990031004
c. Jurusan /Fakultas
d. Alamat Rumah
e. No Telp / HP
: 082165011770
f. Alamat email
: wanapripangaribuan01@Gmail.com
: Rp 10.000.000,: Rp : 5 bulan
Medan,September 2011
Menyetujui,
Pembantu Dekan III
(Dedy G Baringbing)
NIM.509131007
Dosen Pendamping
Bidang kemahasiswaan
(Drs.Biner Ambarita,M.pd)
NIP.19570515.198403.1.004
(Drs.WanapriPangaribuan,MT)
NIP.19640401.199003.1.004
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
penyertaan-Nya sehingga proposal kreativ mahasiswa yang berjudul Pengembangan Usaha
Budidaya Belut ini dapat kami susun sesuai yang direncanakan dan tepat waktu.
Kami
mengucapkan
terimakasih
kepada
bapak
pembimbing
kami,
Medan,September 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv
A.
Judul........................................................................................................ 1
B.
C.
Perumusan Masalah................................................................................. 2
D.
Tujuan..................................................................................................... 2
E.
F.
Kegunaan Program.................................................................................. 2
G.
H.
Metode Pelaksanaan............................................................................... 4
I.
Pelaksanaan Program.............................................................................. 5
J.
Rancangan Biaya.................................................................................... 6
K.
I.
II.
DAFTAR TABEL
Tabel 1 :Jadwal Kegiatan.................................................................................... 5
Tabel 2 : Alokasi Biaya....................................................................................... 6
DAFTAR GAMBAR
A. Judul program :
Pengembangan Usaha Budidaya Belut
B. Latar belakang masalah
Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang
yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak ikan
yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di
Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak
dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor. Manfaat belut sudah tidak diragukan
lagi.
Jenis ikan ini manfaatnya tidak kalah dengan jenis ikan-ikan yang lain, atau bahkan
dengan daging-daging seperti daging sapi, kambing, ayam dan lain-lain, bahkan justru boleh
dibilang lebih baik. Belut yang mempunyai nama latin Monopterus albus sudah lama dikenal
oleh masyarakat baik indonesia maupun diluar negeri karena kandungan protein dan gizi yang
tinggi. Sebagian orang beranggapan dengan mengkonsumsi belut akan menambah vitalitas
tubuh, dan sebagian lagi menjadikannya sebagai obat untuk beberapa jenis penyakit. Belut di
habitat aslinya hidup disawah, rawa atau tempat yang berlumpur, belut mampu hidup dalam
kondisi habitat yang kurang air karena mampu untuk menyerap oksigen langsung dari kulitnya.
Produktifitas budidaya belut ini masih sangat rendah khususnya di Sumatera Utara.
Hasil pengamatan penulis sendiri menilai di SUMUT ini sedikit sekali masyarakat yang
bergelut usaha budidaya belut. Keberadaan belut yang ada dipasaran adalah hasil pencarian dan
tangkapan disawah-sawah yang istilah jawanya Nyloh welut , yakni mencari belut yang
dilakukan dimalam hari. Tentunya usaha untuk menghasilkan belut seperti cara di atas kurang
produktif karena bisa terkendala oleh musim atau terbatasnya jumlah belut di sawah. Bahkan
bisa pula usaha semacam itu berbahaya karena biasanya dilakukan di malam hari. Padahal
melihat pasar, belut juga termasuk jenis ikan yang sangat digemari oleh masyarakat di Sumatera
Utara.
Berangkat dari kenyataan tersebut akhirnya sangatlah dibutuhkan suatu cara yang lebih
produktif dan memenuhi komoditas pasar. Yakni dengan cara budidaya belutdengan
kompos.Selain itu juga peluang bisnis belut tidak hanya pada pasaran lokal, yang lebih
menggiurkan lagi adalah pasar eksporpun masih sangat mendukung, Tak heran jika akhir-akhir
ini banyak media mengekspos tentang besarnya peluang bisnis budidaya belut. Dan bagi yang
terbiasa akses di depan internet, mungkin juga tak jarang menemukan sebuah forum yang
memperbincangkan tentang gurihnya berbisnis di bidang yang satu ini.
Secara khusus PKM-W ini merupakan peningkatan dari usaha yang sebelumnya didanai
oleh Program Mahasiswa Berwirausaha(PMW) yang saat ini sudah berjalan tetapi ingin
meningkatkan ataupun memperbesar usaha serta peningkatan manajemen produk
dan
pemasaran.
C.Perumusan masalah
Mengamati permasalahan dan beberapa kekurangan terhadap produktivitas
usaha dalam bilang bisnis belut, serta beberapa pelang-peluang pasar akan respon
atau daya konsmsi masyarakat Sumatera Utara dan sekitarnya dalam mengkonsumsi
belut maka apakah ada semacam usaha yang dapat meningkatkan produktivitas budidaya belut
yang sebelumnya lebih menggantungkan pada tangkapan dari alam?
D. Tujuan program
Tujuan dari penulisan Proposal PKM-K ini adalah merancang dan mengembangkan
budidaya belut serta pemasarannya dalam bentuk manjemen yang baik.
.E. Luaran yang diharapkan
Luaran yang dihasilkan dari pengajuan proposal usaha ini adalah berupa Produksi
belut yang berorientasi usaha untuk mencari keuntungan ( profit oriented).
F. Kegunaan Program
Uraian dari pengajuan usaha ini mempunyai kegunaan :
1) Meningkatkan usaha untuk mencari keuntungan ( profit oriented ). Dalam
usaha belut
2) Meningkatkan ekonomi bagi pemilik usaha .
3) Memenuhi kebutuhan pasar di Sumatera Utara dan disekitarnya.
G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Pengembangan Usaha Budidaya Belut merupakan lanjutan Atas pengembangan Unit
usaha Tim PMW, dimana unit usaha ini telah berjalan, dan kini mulai dikembangkan oleh Tim
penggagas PKM-K yang dulu nya juga Penggagas unit usaha ini didalam PMW.selama
pelaksanaan PMW seluk beluk serta kelemahan dalam pembudidayaan belut sudah bisa
dipelajari sehingga nantinya diharapkan didalam pengembangan usaha budidaya belut di
Program Kreativitas Mahasiswa ini dapat berjalan semaksimal mungkin.
banyak mengandung protein dan bahkan di negara - negara seperti Jepang, Korea Selatan,
Hongkong dan Taiwan, dimana belut diyakini sebagai sumber makanan berprotein tinggi yang
dapat membangkitkan stamina tubuh.
H. METODE PELAKSANAAN
Metode budidaya belut yang diterapkan adalah menggunakan media kolam
Terpal dan drum plastik dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
1.
Persiapan/Fregmentasi
2.
3.
4.
Struktur Organisasi
I. PELAKSANAAN PROGRAM
A. Waktu Dan Tempat
Pelaksanaan PKMK ini dilaksanakan mulai bulan april 2011 sampai
dengan bulan Agustusi 2011. Tempat Pelaksanaan PKMK ini dilaksanakan di kediaman dosen
pendamping yang berada di wilayah Jln.Bromo No.204 komp.Y.P Trijaya,medan.
A. Tahapan Pelaksanaan/Jadwal Faktual
Adapun tahapan-tahapan kegiatan seperti yang terjadwal dalam jadwal kegiatan
sebagaimana dalam tabel berikut:
Tabel 1 JADWAL KEGIATAN
No
Keterangan
Bulan
1
Persiapan/Fregmentasi
B. Instrumen Pelaksanaan
1) Persiapan Fregmentasi
Dari tgl 22-23 April 2012 pembuatan kolam sebanyak 2 buah dengan ukuran 5x6 m
dengan kedalaman 1 m sebagian terpal tersebut ditanam di tanah sekitar 40 cm setelah itu proses
fregmentasi hingga lebih dari 1 bulan.
2) Memasukkan Bibit belut ke dalam media
Setelah proses fregmentasi maka pemasukan bibit belut sebanyak 30 kg ke dalam 2 buah
kolam dan 10 drum plastik. ( tgl 24 april 2012)
3) Pemeliharaan/Pembesaran
Mulai tanggal 24 Mei
KEGIATAN
Harga (Rp)
(Sat/Pcs/kg)
Biaya
Jumlah sat
Biaya (R
Tahap Fregmentasi
Terpal
200.000
2 Pcs
400
Bambu
20.000
5 Pcs
100
Drum Plastik
200.000
5 Bh
1.00
100.000
2 pcs
200
500
30.000
10 M
300
Obat Kompos
50.000
3 Kg
150
Tali Kawat
30.000
3 Kg
90.
50.000
2 Org
100
300
50.000
40 Kg
2.66
Biaya air
2
Tahap Pemeliharan/Pembesaran
Pakan Bekicot
12.000
50 Kg
600
Konsentrat
20.000
10 Kg
200
Cacing
10.000
20 Kg
200
Vaksinasi
100.000
100
2.000.000
2.00
20.000
4Bh
80.
Tali
20.000
20.
1.000.000
1.00
Biaya Promosi
Total
Rp .10.0
Jadi usaha ini, telah direalisasikan 100% dan telah menghabiskan anggaran
Rp .10.000.000 ,- (sepuluh juta rupiah ).
K. HASIL DAN PEMBAHASAN
Usaha budidaya Belut ini menggunakan kolam terpal dan Drum plastik, yang memang
dianggap lebih efisien dan mudah dipindahkan apabila ingin dipindahkan ke tempat lain. Kondisi
air ph ideal bagi belut adalah 5 7 dengan suhu air antara 16 21 derajat Celcius. Untuk
menghindari suhu kolam naik akibat sinar matahari kolam diberi atap atau di beri tanaman eceng
gondok di atas permukaan air.
Klasifikasi jenis belut adalah sebagai berikut :
Kelas
: Pisces
Subkelas
: Teleostei
Ordo
: Synbranchoidae
Famili
: Synbranchidae
Genus
: Synbranchus
Species
kali/laut)
Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut.
Melihat jenis-jenis belut tersebut, maka jenis belut yang kami budidayakan adalah jenis belut
sawah, karena mudah mendapatkan bibitnya daripada jenis belut yang lain.
belut ini harus dipilih yang sempurna atau normal dan singkirkan yang tidak normal. Belut yang
berkualitas ini akan menghasilkan hasil yang baik, sehingga akan berkembang dengan baik pula.
Belut berkualitas memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Anggota tubuh utuh dan mulus yaitu tidak ada luka gigitan atau goresan.
b. Gerakan lincah dan agresif.
c. Penampilan sehat yang dicirikan tubuh yang keras dan tidak lemas manakala dipegang.
d. Tubuh dan kepala seimbang / kecil dan berwarna kuning kecoklatan.
e. Umur antara 2-4 bulan sebanyak 18 kg. Tidak dianjurkan benih berwarna
hitam dgn bagian perut berwarna kemerahan benih seprti ini akan tumbuh
kerdil, hindari membeli benih dgn cara setrum, benih yg baik adalah hasil
tangkapan dgn wuwu / bubu.
3. Pakan dan kebiasaan makan belut
Belut merupakan hewan karnifora alias pemangsa binatang lain, secara alami memakan
binatang kecil yang masih hidup seperti siput, cacing, anak ikan, bekicot dll. Pakan mulai
diberikan setelah benih masuk ke kolam perbesaran setelah 3 hari atau hari ke 4 jadi tidak di
benarkan memberikan pakan buatan / palet setiap hari harus berseling 2 atau 3 hari sekali ini di
maksud untuk mendapatkan hasil produktivitas secara maximum. Jumpah pakan yang diberikn
harus sesuai dengan pertumbuhan belut itu sendiri. Sebagai gambaran bulan pertama
pemeliharaan diperlukan 5 % dr jumplah /
berat benih yang di tebar. Umur 1~2 bulan sebanyak 6,5 %, bulan ke 2~3 sebanyak 8 % dan 3~4
bulan sebanyak 10 %.
4. Pemeliharaan Pembesaran
1) Pemupukan
Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan
pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama.
2) Pemberian Pakan
Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung)
yang diberikan setiap 10 hari sekali.
3) Pemberian Vaksinasi
4) Pemeliharaan Kolam dan Tambak Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah
menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun.
5. Hama dan Penyakit
a. Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut.
b. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut
antara lain: berang-berang, ular, katak,burung, serangga, musang air dan ikan gabus.
c. Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan
kucing.
d. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.
e. Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat
rendah seperti virus, bakteri,jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
6. Panen
Pemanenan belut yaitu :
a. Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi
(besarnya/panjangnya sesuai denganpermintaan pasar/konsumen 10 ~15 ekor / kg).
b. Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan
peralatan antara lain : bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan
pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.
7. Pemasaran
Pemasaran belut dilaksanakan dengan langkah pelaksanaannya sebagai
berikut.
Belut yang sudah ditangkap dipasarkan dalam drum plastik ke penjual ikan
maupun lele dan belut dengan yang berdagang di rumah-rumah makan dan
pasar ikan Sumatera utara.
Pemasaran produk juga dilakukan dengan menawarkan jasa pesanan antar
belut segar ke penjual masakan lalapan belut yang ada di sekitar.
Belut dijual dengan harga Rp 30.000,00 sampai 40.000,00 /kg.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya maka kesimpulan yang dapat diambil
dari pelaksanaan PKMK ini adalah sebagai berikut.
1. Proses pembudidayaan belut menggunakan teknik pembudidayaan belut di kolam terpal
dengan proses sebagai berikut:
a) Persiapan/Fregmentasi
b) Memasukkan bibit belut
c) Pemeliharaan & Pembesaran
d) Panen & Pemasaran
2. Analisis usaha sebagai berikut :
a) Asumsi
1) Kolam terpal digunakan berukuran 5 x 6 x 1 m sebanyak 2 buah.
2) Lama setiap periode pemeliharaan 4-5 bulan.
3) Kolam (terpal & kerangka bambu)bias digunakan selama 1 tahun/
3 periode pemeliharan.
4) Berbagai perlengkapan pendukung dapat digunakan selama 4 tahun/ 12 periode pemeliharaan.
B. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya maka dari pelaksanaan
PKMK ini diajukan saran sebagai berikut.
1. Pendampingan dana oleh bank Pemerintah supaya pelaksanaan PKMK
menjadi lebih optimal.
2. Pendampingan dari pihak-pihak pemerintah sampai pada pemasaran
tingkat global/ekspor.
Setelah media matang alirkan air selama 3 4 hari untuk menghilangkan racundiamkan selama
sehari bibit baru boleh ditebar.
2.
Persiapan Benih / Bibit Belut
Pelaksanaan pembesaran dapat dimulai setelah kolam dan mediapemeliharaan siap. Langkah
berikutnya adalah memilih bibit belut yang baik agar hasilnya dapat masimal. Bibit belut ini
harus dipilih yang sempurna ataunormal dan singkirkan yang tidak normal. Belut yang
berkualitas ini akanmenghasilkan hasil yang baik, sehingga akan berkembang dengan baik
pula.Belut berkualitas memenuhi persyaratan sebagai berikut :a.
Anggota tubuh utuh dan mulus yaitu tidak ada luka gigitan atau goresan.b.
Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belutantara lain: berangberang, ular, katak,burung, serangga, musang air danikan gabus.c.
Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang seringmenyerang hanya katak dan
kucing.d.
Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.e.
Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan olehorganisme tingkat rendah
seperti virus, bakteri,jamur, dan protozoa yangberukuran kecil.
6.
Panen
Pemanenan belut yaitu :a.
Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi(besarnya/panjangnya
sesuai denganpermintaan pasar/konsumen 10 ~15ekor / kg).b.
Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya denganperalatan antara lain :
bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, denganpancing atau kail dan pengeringan air
kolam sehingga belut tinggal diambilsaja.
7.
Pemasaran
Pemasaran belut dilaksanakan dengan langkah pelaksanaannya sebagaiberikut.
Belut yang sudah ditangkap dipasarkan dalam drum plastik ke penjual ikanmaupun lele dan belut
dengan yang berdagang di rumah-rumah makan danpasar ikan Bojonegoro.
Pemasaran produk juga dilakukan dengan menawarkan jasa pesanan antarbelut segar ke penjual masakan
lalapan belut yang ada di sekitar.
Belut dijual dengan harga Rp 22.000,00 sampai 30.000,00 /kg.. Sampaisaat laporan ini dibuat,
belut yang terjual sudah mencapai 19 kg jadi totalpemasukan mencapai Rp 418.000,00.
Sedangkan hasil budidaya belut inimenghasilkan 179 kg.
Persiapan/Fregmentasib)
Memasukkan bibit belutc)
Pemeliharaan & Pembesarand)
Panen & Pemasaran2. Analisis usaha sebagai berikut :a)
Asumsi1)
Kolam terpal digunakan berukuran 5 x 6 x 1 m sebanyak 2 buah.2)
Lama setiapperiode pemeliharaan 4-5 bulan.3)
Kolam (terpal & kerangka bambu)bias digunakan selama 1 tahun/ 3 peruode pemeliharan.4)
Berbagai perlengkapan pendukung dapat digunakan selama 4tahun/ 12 peruode pemeliharaan.5)
Kegiatan budidaya dilakukan sendiri oleh pembudidaya.6)
Media yang digunakan adalah canpuran tanah yang dimatangkandengan proses kompos.7)
Pakan utama dapat dibudidayakan sendiri sehingga dapatt menekanbiaya pakan8)
Dari 18 kg bibit, waktu panen bisa mencapai 180 kg belutsedangkan harga belut bervariasi
tergantung musim, dari 20.000,00sampai 30.000,00 /kg.9)
Harga bibit yang mahal, selanjutnya bisa dihasilkan sendiri.
B. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya maka dari pelaksanaanPKMK ini diajukan saran
sebagai berikut.1.
Pendampingan dana oleh bank Pemerintah supaya pelaksanaan PKMKmenjadi lebih optimal.2.
Pendampingan dari pihak-pihak pemerintah sampai pada pemasarantingkat global/ekspor