Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK TANI ……………………..

DESA CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN


Jl. ………….. Ds. Cibeureum Kec. Cibeureum Kab. Kuningan tlp. ………………..

Kuningan, 18 April 2018


Nomor : 01/KTTS/01/IV/2018 Kepada Yth,
Lampiran : 1 (Satu) Berkas Bapak ANDI HANI NENAWEA
Perihal : Pengajuan Dana Bantuan kelompok tani DIRUT BUMN PP
ternak (penggemukan sapi potong lokal)
Di
Jakarta

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Salam sejahtera kami sampaikan semoga kita sekalian berada dalam lindungan
Alloh SWT. Amiin.
Bersama ini kami sampaikan kepada Bapak satu berkas Proposal Permohonan
Dana untuk program pengembangan sapi potong di kelompok tani ………… mengingat
kelompok tersebut berada di Kabupaten Kuningan yang merupakan salah satu Kabupaten
yang berpotensi untuk mengembangkan ternak sapi, baik dilihat dari segi kebutuhan
konsumsi masyarakatnya sendiri yang masih kurang mencukupi maupun peluang
pemasaran keluar daerah.
Kelompok Tani ………………….. yang beralamat di Jl……………… Ds. Cibeureum
kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan, sebagai wadah yang berbasis pada
peternakan, dibutuhkan sumber daya manusia yang handal dan dukungan
sumber daya alam yang baik pula, agar menjadi kelompok tani yang mandiri. Untuk itu,
direncanakan adanya pengembangan agribisnis dalam bidang Penggemukan ternak sapi
potong, dengan rincian anggaran biaya sebesar Rp126.725.000,- (terbilang; seratus ratus
dua puluh enam juta tujuh ratus suapuluh lima ribu rupiah).
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Ketua Kelompok Tani ………… Sekretaris

…………………………. ……………………….

Bendahara

………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prospek penggemukan sapi potong cukup bagus sejalan dengan meningkatnya penduduk,
maka kebutuhan protein hewani akan meningkat. Selain itu, dengan adanya pengurangan kuota
impor sapi dari Australia, mendorong peternakan lokal menjadi trend dan banyak dilirik. Prospek
lain yang mendorong adalah menguatnya isu lingkungan mendorong pemakaian pupuk dan
perlakuan organik bagi tanaman meningkat (sapi penghasil utama pupuk organik dari hewan).
Disamping itu trend harga sapi dari tahun ke tahun tidak pernah menurun, cenderung 5 – 8 % di
atas rata-rata inflasi. Usaha ini diharapkan dapat mensuplai kebutuhan daging sapi lokal
(Kabupaten Kuningan), regional (Jawa Barat). Atas dasar kenyataan tersebut, maka sangat
terbuka peluang bagi usaha penggemukan sapi khususnya di wilayah Kabupaten Kuningan.
Bisnis penggemukan sapi potong dinilai dapat terintegrasi dengan bisnis lain dimana bahan baku
pakan dapat diperoleh dengan mudah. Sementara itu, limbah kotoran sapi dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk organik yang saat ini permintaanya semakin
meningkat. Dalam hubunganya dengan masyarakat sekitar, jenis usaha ini dapat menciptakan
lapangan kerja baru. Selain itu, dengan adanya usaha ini diharapkan juga dapat memberikan
edukasi bagi masyarakat sekitar dalam menumbuhkan jiwa wirausaha dengan memanfaatkan
sumberdaya lokal. Dalam jangka panjang, usaha ini dapat dikembangkan melalui system
pemberdayaan masyarakat sekitar dengan model inti-plasma atau model pola bagi hasil lainya.

B. Tujuan

Tujuan usaha pengemukan sapi potong ini adalah sebagai berikut:


1. Membuka lapangan pekerjaan
2. Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha anggota kelompok tani
3. Menggali sumber pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya
4. Mendukung Program Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan, sehingga dapat memberikan
kontribusi kebutuhan danging sapi baik untuk memenuhi kebutuhan local maupun nasional.
BAB II
PROFIL USAHA

A. Teknis Produksi

Usaha penggemukan sapi ini berskala 5 ekor sapi dengan bobot awal antara 300 kg/ekor.
Penggemukan dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan, sehingga diharapkan dapat melakukan
usaha penggemukan sebanyak 3 periode dalam satu tahun. Target pencapaian bobot badan harian
(PBBH) adalah 1,2-1,6 kg per ekor. Sehingga pada akhir periode penggemukan bobot sapi yang
diharapkan mencapai 390-400 kg/ekor. Apabila permintaan pasar terus meningkat, tidak
menutup kemungkinan untuk mengembangkan usaha ini dalam skala yang lebih besar.

B. Lokasi

Lokasi usaha berada di Dusun Cibeureum RT 07 RW 01 Desa Cibeureum. Lokasi yang sesuai
untuk penggemukan sapi harus memenuhi beberapa kriteria penting, diantaranya adalah :

1. Bebas dari penyakit endemik, misalnya antraks


2. Dekat dengan sumber air bersih
3. Dekat dengan akses jalan raya
4. Dekat dengan kebun hijauan makanan ternak (HMT), atau terdapat sumber pakan murah
berupa limbah-limbah hasil industri pertanian
5. Dekat dengan sumber bakalan dan pasar.

Desa Cibeureum merupakan daerah agraris yang sebagian penduduknya bermatapencaharian


sebagai petani. Tanah yang subur menyebabkan sebagian besar tanaman dapat tumbuh dengan
baik. Kondisi ini banyak dimanfaatkan oleh para petani untuk memelihara sapi potong karena
mudahnya mendapatkan rumput untuk makanan. Di Desa Cibeureum selain pakan mudah
didapat, lahan pemeliharaannya tersedia cukup banyak.. Potensi lainnya, pakan tambahan seperti
bekatul padi, bekatul jagung, ketela pohon, ampas ketela, ampas tahu, kulit kopi dan lain-lain
banyak didapat dan relative murah.
C. Kandang

Kandang yang digunakan berupa kandang individu dengan ukuran 2 x 1,5 m per ekor, sehingga
luas bangunan 1 unit kandang 183,6 m2. Kandang dibangun secara permanen dengan alas berupa
beton, kerangka bangunan dari kayu dan atap berupa genting.

D. Bakalan Sapi

Bakalan sapi yang akan digunakan yaitu sapi lokal peranakan lokal atau Sapi Kacang. Dengan
menggunakan jenis sapi tersebut, diharapkan target pertambahan bobot badan harian (PBBH)
bisa mencapai 1,2-1,6 kg. Sapi yang akan digemukkan berumur antara 1 sampai 1,5 tahun
dengan rata-rata bobot badan antara 250-300 kg/ekor.

E. Pakan

Jenis pakan yang akan diberikan berupa hijauan dan konsentrat dengan perbandingan 60 : 40.
Sehingga untuk sapi dengan bobot badan 300 kg, maka hijauan segar yang diberikan sebanyak
30 kg dan konsentrat 7 kg perhari. Pakan hijauan berupa rumput Gajah yang bersumber dari
kebun HMT, atau hijauan yang dibeli dengan kisaran harga Rp.1.000,-/kg. Sedangkan konsentrat
yang akan digunakan merupakan konsentrat yang sudah jadi ditambah dengan ampas tahu,
dedak.

F. Tenaga Kerja

Tenaga kerja tetap yang akan dipekerjakan yaitu 2 orang, masing-masing menangani 2 ekor sapi.
Tugas dan tanggungjawab pekerja kandang ini meliputi kegiatan penanganan sapi sehari-hari
seperti pemberian pakan, membersihkan kandang, dan pengolahan limbah atau kotoran ternak.
Upah yang diberikan sebesar Rp. 50000 perhari, atau setara dengan Rp.1.500.000 perbulan untuk
setiap pekerja.
G. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam usaha penggemukan sapi diantaranya adalah :
gudang pakan beserta peralatanya, bangunan kantor dan perlengkapanya, serta instalasi air.
BAB III
PEMASARAN

A. Target Pasar

Potensi usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Pasar yang
paling potensial untuk daging sapi adalah kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan wilayah
Bodetabek. Namun demikian jumlah produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan
untuk pasar lokal sekalipun. Sehingga dalam rencana usaha ternak penggemukan sapi potong ini
ditargetkan untuk mengisi kebutuhan pasar lokal Kabupaten Kuningan Jawa Barat.

B. Kebutuhan dan Proyeksi Pasar

Peluang peningkatan bisnis ternak sapi untuk pasar domestik sangat terbuka luas. Pasar lokal
dapat diartikan pasar tingkat Kecamatan dan kabupaten apabila kita lihat di pasar-pasar tersebut
tidak sedikit para pedagang yang menjual daging sapi, terlebih lagi apabila pada hari-hari besar
seperti Hari Raya Idul Fitri terjadi berbagai jamur di musim penghujan, banyak pedagang-
pedagang baru untuk mencari keuntungan menjual daging sapi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, di samping itu pula pada hari Raya Idul Adha, sesusai dengan tingkat ekonomi
masyarakat yang dimilikitidak sedikit pula orang yang menyembelih untuk korbannya yaitu sapi.
Keadaan tersebut di atas merupakan indicator bahwa kebutuhan daging sapi untuk dikonsumsi
semakin meningkat.
Produk ikutan dalam usaha penggemukan sapi diluar daging adalah kulit. Permintaan kulit
sebagai bahan baku aneka kerajinan dan bahan asesoris pakaian memiliki kecenderungan yang
terus meningkat. Ada beberapa pengrajin kulit di Garut misalnya, terpaksa gulung tikar karena
kesulitan memperoleh kulit sebagai bahan baku usahanya.
BAB IV
ANALISA FINANSIAL

A. Biaya Investasi Awal

Jumlah dana atau modal yang dibutuhkan untuk kegiatan usaha penggemukan ternak sapi potong
berdasarkan rancangan kebutuhan 6 orang ekor sapi adalah sebagai berikut :

 Biaya Tetap

Pembuatan kandang sapi (Rp.4.000.000,-/ekor) = Rp. 20.000.000,-

 Biaya Operasional

1. Pengadaan/pembelian sapi jenis Lokal atau sapi Kacang


5 ekor x Rp 15.000.000 = Rp. 75.000.000,-

2. Pakan untuk 3 bulan (Rp35.000,-/ekor/hari) = Rp. 15.975.000.-


3. Vitamin, mineral dan obat cacing (1 paket) = Rp. 6.750.000,-
4. Tenaga kerja
2 orang x 90 hari x Rp. 50.000,- = Rp. 9.000.000,-
Jumlah biaya operasional = Rp. 106.725.000,-
Jumlah dana/modal yang diperlukan penggemukan ternak sapi potong selama satu periode
produksi (3 bulan/90 hari pertama) adalah sebesar Rp. 126.725.000,-

B. Penjualan dan Keuntungan

Penjualan
1. Kenaikan bobot sampai satu priode penggemukan berdasarkan pengalaman mencapai 1
kg/hari
2. Bobot awal ternak sapi saat diterima oleh kelompok tani, rata-rata diperkirakan 300 kg.
3. Bobot sapi saat dijual oleh kelompok tani/petani = 90hari x 1 kg + 300 kg = 390 kg/ekor.
4. Bobot sapi seluruhnya (5 ekor) = 390 kg x 5 ekor = 1.950 kg
5. Diperkirakan harga sapi saat penjualan sapi tersebut adalah =
1950 kg x Rp. 95.000,- = Rp. 185.250.000,-

1. Setiap sapi menghasilkan 10 kg kotoran, sehingga selama periode penggemukan 90 hari


seekor sapi menghasilkan 900 kg kotoran dengan harga per kg Rp. 200. Total pendapatan
dari hasil penjualan kotoran sapi 5 ekor x 900 kg x Rp 500,00 = Rp. 5.250.000,-
2. Total Pendapatan = Rp. 185.250.000,- + Rp. 5.250.000,- = Rp. 187.500.000,-
Keuntungan
1. Biaya Operasional = Rp. 126.725.000,-

1. Total Pendapatan = Rp. 187.500.000,-

Keuntungan yang diperoleh = Penjualan – Biaya Operasional


= Rp. 187.500.000,- - Rp. 126.725.000,- = Rp. 60.775.000,-
(Enam puluh juta tujuh ratus tujuh puluh lima ribu rupiah)
Jadi keuntungan yang diperoleh selama 3 bulan adalah Rp. 60.775.000,- atau Rp.20.258.000,-
untuk 1 bulan.
BAB V
PENUTUP

Berdasarkan paparan usaha beserta analisis finansial diatas, usaha ini sangat layak untuk
dilaksanakan. Investasi awal yang diperlukan untuk usaha penggemukan sapi skala 5 ekor
sebesar Rp. 126.725.000,-. Keuntungan yang dapat diperoleh sebesar Rp. 60.775.000,- untuk
periode 3 bulan atau Rp. 20.258.000,- untuk 1 bulan. Sehingga usaha penggemukan sapi potong
patut dikembangkan. Demikian proposal usaha ini kami buat, semoga jalinan kerjasama dapat
terlaksana dengan baik.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA (RAB)

 Biaya Tetap

Pembuatan kandang sapi (Rp.4.000.000,-/ekor)


5 ekor x Rp.4.000.000,- = Rp. 20.000.000,-

 Biaya Operasional

1. Pengadaan/pembelian sapi jenis Lokal atau sapi Kacang

5 ekor x Rp 15.000.000 = Rp. 75.000.000,-

1. Pakan untuk untuk 1 ekor :

 Konsentrat = 7 kg x Rp. 3.500,- = Rp. 24.500


 Rumput = 10 kg x Rp. 1.000,- = Rp. 10.000,-

Sehingga jumlah biaya pakan untuk untuk 1 ekor = Rp.34.500,-


Biaya pakan untuk 5 ekor :
5 ekor x 90 hari x Rp. 35.500,- = Rp. 15.975.000,-

1. Vitamin, mineral dan obat cacing (1 paket) = Rp. 6.750.000,-

4. Tenaga kerja

2 orang x 90 hari x Rp. 50.000,- = Rp. 9.000.000,-


Jumlah biaya operasional = Rp. 126.725.000,-
Jumlah dana/modal yang diperlukan penggemukan ternak sapi potong selama satu periode
produksi (3 bulan/90 hari pertama) adalah :
= Biaya tetap + Biaya Operasional
= Rp. 20.000.000,- + Rp. 106.725.000,- = Rp. 126.725.000,-

Anda mungkin juga menyukai