Anda di halaman 1dari 17

Budidaya Ikan Lele Dumbo Dengan Kolam Terpal By galeriukm -- Category: Budidaya Ikan, Peternakan

Ikan Lele merupakan keluarga Catfish yang memiliki jenis yang sangat banyak, diantaranya Lele Dumbo, Lele Lokal, Lele Phyton, Lele Sangkuriang dan lain-lain. Pada tulisan terdahulu sudah dituliskan mengenai Budi Daya Ikan Guramih Pada Kolam Terpal, pada kesempatan ini akan dibahas BUDI DAYA IKAN LELE DUMBO pada Kolam terpal. Budi Daya Ikan Lele dumbo relatif lebih mudah dan sederhana jika dibandingkan dengan budi daya guramih. Pada dasarnya metode Budidaya ini adalah solusi untuk beberapa kondisi antara lain lahan yang sempit, modal yang tidak terlalu besar dan solusi untuk daerah yang minim air. Lele Dumbo merupakan ikan yang memiliki beberapa keistimewaan dan banyak diminati orang.

Aneka masakan dari lele bisa diperoleh dengan mudah, rasa daging yang lezat dan gurih membuat bisnis budi daya lele menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan keuntungan. Selain itu Lele dumbo lebih mudah dipelihara dan cepat dalam pertumbuhannya. Dengan kondisi air yang buruk Lele dumbo bisa bertahan hidup dan berkembang dengan baik, dengan demikian solusi pemeliharaan lele dumbo dengan terpal menjadi alternatif yang perlu dicoba. Budidaya Ikan Lele dumbo dengan Kolam terpal mendatangkan peluang usaha yang cukup menjanjikan dan tidak memerlukan modal usaha yang besar. Analisis budidaya Lele Dumbo dapa dilakukan dalam berbagai model untuk konsumsi dan pembibitan. Model Budi Daya Lele Dumbo

Peluang usaha Budidaya lele dumbo dengan kolam terpal dapat dilakukan dalam beberapa bentuk antara lain, tujuan pembibitan dan tujuan konsumsi. Budi daya Ikan Lele Dumbo sebagai bibit merupakan upaya memenuhi kebutuhan bibit yang terus meningkat seiring dengan permintaan Ikan Lele Dumbo Konsumsi. Budidaya Ikan Lele Dumbo Konsumsi merupakan upaya memelihara Ikan Lele Dumbo sampai ukuran dan bobot tertentu. Biasanya dari berat 1 ons per ekor ikan lele dumbo sampai 1 kg per ekor. Ukuran Lele Dumbo 1 Kg /ekor ke atas biasanya digunakan pada kolam pemancingan yang berisi Lele dumbo.

Salah Satu Model Kolam Terpal Lele Dumbo

Budidaya Lele Dumbo Untuk Pembibitan

Peluang Usaha Budidaya Lele dumbo Untuk tujuan pembibitan bisa dilakukan antara lain: Pemijahan dan penetasan telur lele dumbo, setelah menetas bisa dijual kepada peternak lain untuk dibesarkan atau dipelihara lagi sampai besar. Karena bibit lele dumbo baru menetas sudah bisa dijual, sehingga merupakan peluang usaha bagi yang memilih menekuni bidang ini. Jika lahan yang tersedia sempit solusi ini bisa menjadi alternatif. Modal untuk usaha ini hanya tempat dan indukan lele dumbo. Bibit Lele dumbo baru menetas biasanya dihargai berdasarkan perkiraan jumlah anakan Lele Dumbo, yang ditentukan berdasarkan bobot induk dan jumlah induk Lele Dumbo. Penyediaan Bibit Ukuran 2-3 cm, dalam kurun waktu satu bulan setelah menetas bibit lele dumbo telah mencapai ukuran 2-3 cm dan siap untuk dijual ke pasaran. Pembesaran benih lele dari menetas hingga ukuran ini idealnya ditempatkan pada kolam lumpur atau sawah, sehingga memerlukan lahan yang relatif luas. Meski di kolam terpal tetap bisa dilakukan tetapi tidak bisa dalam jumlah yang besar, meski demikian peluang usaha tetap terbuka. Pembesaran Lele Dumbo pada bak atau kolam terpal pada ukuran ini memerlukan makanan tambahan berupa pelet buatan pabrik. Penyediaan Bibit ukuran 5-7 cm, pada ukuran 5-7 cm benih lele dumbo siap dijual sebagai bibit yang mendatangkan peluang usaha. Biasanya ukuran ini dipelihara oleh peternak sampai ukuran layak konsumsi. Pemeliharaan Lele Dumbo Untuk Konsumsi

Lele dumbo untuk keperluan konsumsi biasanya dipelihara mulai dari ukuran 5-7 cm atau lebih besar, untuk hasil panen cepat bisa dilakukan dalam waktu 2 bulan dengan pemberian makanan yang ekstra dan optimal. Peluang usaha budidaya lele dumbo untuk konsumsi ini relatif lebih mudah karena ukuran lele yang besar lebih tahan terhadap penyakit, dan tingkat hidup lebih tinggi. Untuk mendapatkan ukuran lele dumbo yang lebih besar memerlukan waktu 3 sampai 4 bulan. Persiapan Pembuatan Kolam Terpal

Persiapan untuk budi daya lele dumbo dengan kolam terpal meliputi persiapan lahan kolam , persiapan material terpal ,dan persiapan perangkat pendukung. Lahan yang perlu disediakan disesuaikan dengan keadaan dan jumlah lele yang akan dipelihara. Untuk Pembesaran sampai tingkat konsumsi bisa digunakan lahan dengan ukuran 2 x 1x 0.6 meter, yang bisa diisi dengan 100 ekor lele dumbo ukuran 5-7 cm. Model pembuatan kolam bisa dengan menggali tanah kemudian diberi terpal atau dengan membuat rangka dari kayu yang kemudian diberi terpal. Cara pertama lebih membuat terpal tahan lebih lama.

Pemeliharaan Lele Dumbo

Pertama kali kolam terpal diisi dengan air yang tidak terlalu dalam terlebh dahulu, untuk lele dumbo ukuran 5-7 cm bisa diisi air 40 cm terlebih dahulu, agar ikan tidak terlalu capek naik dan turun dasar kolam untuk mengambil oksigen, seiring dengan bertambahnya usia dan ukuran kedalaman air ditambah. Perlu disediakan pula rumpon atau semacam perlindungan untuk lele. Karena lele merupakan ikan yang senang bersembunyi di daerah yang tertutup.

Pemberian pakan dilakukan dengan pemberian pelet sehari dua kali, lebih bagus lagi lebih dari dua kali tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit. Jika di lingkungan tersedia pakan alami seperti Bekicot, kerang, keong emas, rayap dan lain-lain, bisa diberikan makanan alami tersebut. Makanan alami selain bisa menghemat pengeluaran juga memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga pertumbuhan lele dumbo lebih cepat. Selain itu ada beberapa teknologi yang bisa dipakai untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele dan ikan lainnya.

Meski Lele dumbo tahan terhadap kondisi air yang buruk ada baiknya perlu diganti air sekitar 10-30% setiap minggu, agar kolam tidak terlalu kotor dan berbau. Penyakit pada ikan lele mudah menyerang pada air yang kotor. Pada usia satu bulan atau jika diperlukan perlu dilakukan seleksi dan pemisahan lele yang memiliki ukuran yang berbeda. Biasanya lele mengalami pertumbuhan yang tidak sama, sehingga jika tidak dipisahkan lele dengan ukuran kecil akan kalah bersaing dalam berebut makanan. Selain itu pisahkan jika ada ikan yang terindikasi terserang penyakit agar tidak menular. (Galeriukm)

Related posts:

Contoh Proposal Usaha Kolam Ikan Lele Berikut ialah contoh proposal usaha kolam ikan lele di Balikpapan, Barang kali dapat bermanfaat: Analisa Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang di Kolam Terpal

A. Asumsi

1. 2. 3.

Usaha pembesaran dilakukan secara intensif Wadah pemeliharaan yang digunakan adalah kolam terpal berukuran 4m x 3m sebanyak 16 buah. Padat tebar benih adalah 100 ekor/m2 dengan ukuran benih 5 - 7 cm

4. Pakan tambahan diperlukan dengan korversi 1 Kg : 1,2 Kg (dibutuhkan 1,2 Kg pakan untuk pertambahan bobot badan 1 Kg lele) 5. 6. 7. Derajat SR 90% Ukuran panen ikan lele 1 Kg sebanyak 7 ekor Target Produksi per periodenya sebesar 2.469 Kg atau 154 Kg /minggu

B. Biaya 1. Biaya Tetap Sewa lahan (ukuran 960 m2) 16 Kolam terpal pembesaran (Ukuran 4m x 3m x 1m) @ Rp.750.000,Rumah Jaga 1 set alat produksi Sumur Bor & Pompa Air Pagar Keliling : Rp. 12.000.000,- ( 2 tahun) : Rp. 2.500.000,- ( 1 tahun)

: Rp. 2.000.000,- ( 5 tahun) : Rp. 500.000,- ( 1 tahun)

: Rp. 8.000.000,- ( 5 tahun) : Rp. 5.000.000,- ( 5 tahun)

Total Biaya Tetap

: Rp. 30.000.000,-

2. Biaya Operasional (4 bulan) Benih Lele 19.200 ekor @Rp.350,Pakan 2.962 Kg @ Rp.6.000,Tenaga kerja 1 orang @Rp. 700.000,- /bulan Total Biaya Operasional : Rp 2.800.000,: Rp. 27.292.000,: Rp. 6.720.000,: Rp. 17.772.000,-

3. Biaya Total Biaya total = Biaya tetap + Biaya Operasional = Rp. 30.000.000,- + Rp. 27.292.000,= Rp. 57.292.000,-

4. Biaya Variable Per Kg Adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi satu kilogram lele sangkuriang sbb:

Biaya Variabel = Biaya operacional / Jumlah Produksi = Rp. 27.292.000,- / 2.469 Kg = Rp. 11.054 ,- / ekor

C. Penerimaan dan Laba

1. Penerimaan Penerimaan = Volume Produksi x Harga Jual = 2.469 Kg x Rp.18.000,= Rp. 44.442.000,-

2. laba per tahun a. Penerimaan per tahun = Penerimaan per periode x 3 periode = Rp. 44.442.000,- x 3 = Rp. 177.768.000,-

b. biaya operasional per tahun

= biaya operacional per periode x 3 periode

= Rp. 27.292.000,- x 3 = Rp. 81.876.000,-

c. Pengeluaran per tahun

= biaya operacional/period + biaya tetap/thn = Rp. 81.876.000,- + Rp. 12.000.000,= Rp. 93.876.000,-

d. Laba Pertahun

= Penerimaan /thn Pengeluaran/thn = Rp. 177.768.000,= Rp. 83.892.000,Rp. 92.876.000,-

Pembuatan Kolam Terpal Untuk Lele (1) Feb 12, '09 10:49 AM oleh .cP untuk semuanya

Link

Setelah perkenalan dan analisa usaha pembesaran ikan lele di kolam terpal, sekarang gw coba untuk sedikit menjelaskan cara pembuatan kolam terpalnya. Penjelasan ini sesuai dengan apa yang saya lakukan sendiri, sehingga mungkin ada beberapa perbedaan dengan orang2 yang sudah pernah membuat kolam serupa or perbedaan dengan apa yang sudah di jelaskan di blog2 lain. Apa saja yang di perlukan untuk membuat kolam terpal? 1. Lahan, usahakan lahan yang sedikit rindang, tapi jangan langsung di bawah pohon. 2. Terpal, berukuran ukuran 4x5. yang gw pake adalah terpal jenis A3, lebih tebal. Tapi gw juga pernah ngeliat beberapa kolam sejenis dengan terpal yang lebih tipis. Jadi, gw pikir itu pun bisa di pakai untuk menghemat biaya. 3. Bambu, diperlukan bambu yang dibelah besar. dengan ukuran 2,2 meter sebanyak kurang lebih 10 belahan, dan ukuran 3,2 meter sebanyak kurang lebih 10 belahan. 4. Tiang patok, diperlukan kayu yang nantinya bakal tumbuh agar bisa bertahan lama, seperti tanaman Hanjuang or apa sajalah yang kuat . Jangan menggunakan bambu karena masa pakainya terbatas. 5. Paku, digunakan untuk memaku belahan bambu ke patoknya.

Kenapa Memilih Kolam Terpal ? March 28th, 2011 | Author: admin

Kolam Terpal

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, salah satu keunggulan dari budidaya lele sangkuriang adalah lele dapat di pelihara dalam berbagai wadah dan lingkungan perairan. Berdasarkan pengalaman wadah yang mudah dan murah dalam pembuatannya adalah kolam terpal. Adapun keunggulan pemakaian kolam terpal adalah : Dapat diterapkan di lahan terbatas Dapat diterapkan di lahan atau tanah yang porous (tanah yang menyerap air) atau berpasir Biaya investasi murah Dapat diterapkan di daerah sulit air Pembuatannya praktis Ikan lele yang dibudidayakan di kolam terpal tidak berbau lumpur Ikan lele yang dibudidayakan di kolam terpal jarang diserang penyakit Kelangsungan hidup (Survival Rate) ikan lele yang dipelihara di kolam terpal lebih tinggi, bisa mencapai 95%

Itulah diantara keunggulan memilih kolam terpal dalam pembudidayaan lele sangkuriang.

Kolam terpal dapat diterapkan untuk pembenihan, pemijahan dan pembesaran hingga menghasilkan lele konsumsi. Budidaya ikan lele di kolam terpal merupakan peluang usaha bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan, membuka lapangan kerja dan menyediakan protein ikan yang pada akhirnya menggerakan ekonomi di suatu kawasan. Budidaya Lele di Kolam Terpal

Dengan mengetahui banyaknya lahan yang bisa digunakan untuk budidaya lele namun kami melihat bahwa warga Karangwangi tidak memanfaatkannya. Alasan tersebut menggerakkan kami untuk membantu warga menumbuhkan hasrat untuk membudidayakan lele dan menjadikannya alternatif komoditas selain bertani.

Program ini diawali dengan penyuluhan terhadap masyarakat dalam membuat proposal mengajukan bantuan usaha budi daya lele yang dilanjut dengan pelatihan budi daya tersebut.

Rencananya program ini akan berlangsung pada minggu ke-3 dan 4 Juli 2010. Namun sebelumnya kami akan mencari bahan untuk budi daya lele berupa anakan di daerah Sukabumi.

Desa Karangwangi mempunyai potensi alam yang cukup besar dalam berbagai bidang pertanian, perikanan ataupun peternakan. Hal ini telah dibuktikan dengan gambaran desa karangwangi yang mempunyai hamparan tanah yang luas dengan tanah yang subur. Setiap tanah di Desa Karangwangi biasanya ditanami oleh padi dan tanaman tanah kering lainnya. Ataupun potensi empang/kolam di desa karangwangi seluas 350 ha/m2.

Potensi air dan sumber daya airSungai Debit Sedang Mata Air Debit Sedang

Sumber air bersihJenis Jumlah (Unit)

Pemanfaat (KK) Kondisi

(Baik/ Buruk) Mata air Sumur gali 8 750 1400 750 Rusak Baik

Sumur pompa 65 Hidran umum 1 Sungai 4 570

68 18 Rusak

Rusak Baik

Bak penampung air hujan

30

30

Rusak

Walaupun letak desa karangwangi dekat dengan laut, tetapi kebanyakan masyarakat dari desa Karangwangi berprofesi sebagai petani. Sehingga penghasilan dari masyarakat sendiri bergantung dari hasil panen padi ataupun tumbuhan yang lain.

Ketika hasil pemetaan yang telah dilakukan selama minggu pertama, kami menemukan beberapa potensi usaha baru di desa karangwangi. Potensi usaha baru iru salah satunya adalah budidaya ikan lele di kolam yang terbuat dari terpal. selain budidaya di kolam terpal, budidaya ikan lele ini juga bisa dilakukan pada kolam konvensional biasa (dengan syarat, tanah yang tidak gembur atau tanah yang dilapisi dengan plastik).

Prioritas pemilihan budidaya lele di kolam terpal adalah karena beberapa sebab, diantaranya adalah : Suplai ikan konsumsi di desa karangwangi berasal dari pembudidaya ikan tradisional Komoditas ikan di karangwangi adalah ikan mas, bawal air tawar, dan nila, sehingga potensi ikan lele berpeluang bisnis di daerah ini Pemeliharaan lele tidak begitu susah dan tidak memerlukan air yag mengalir Pemilihan kolam terpal yang tidak mengalir, disbabkan karena di desa Karangwangi susah mendapatkan air (baik itu air permukaan ataupun air tanah).

Program ini diawali dengan penyuluhan pada masyarakat (yang merupakan perwakilan RW di desa karangwangi). Setelah itu dilakukan pembenihan ikan lele sangkuriang, serta pemeliharan benih lele sangkuriang.

Rencananya program ini akan berlangsung pada minggu ke-3 dan 4 Juli 2010. Namun sebelumnya kami akan mencari bahan untuk budi daya lele berupa indukan dan benih lele sangkuriang di daerah Sukabumi. Setalah itu pembuatan kolam terpal di depan podokan dan dib alai desa.

Tujuan dari penyuluhan yang akan dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2010 ini diantaranya: Masyarakat menegtahui teknologi baru, budidya ikan di kolam terpal Kelebihan budidaya ikan lele sangkuriang Keuntungan budidaya lele sangkuriang

Untung Besar dari Bisnis Ternak Lele Sangkuriang Kamis, 17 Juni 2010 09:25

Lele sangkuriang memiliki banyak keunggulan. Dengan teknik budi daya yang tepat, lele unggul ini dapat berproduksi luar biasa, baik dari sisi jumlah maupun kualitas. Selain itu, pasar komoditas ini masih terbuka lebar. Apalagi teknik budi daya yang diterapkan berbasis organik. Selain lel bergizi tinggi, produksinya lebih sehat karena dihasilkan melalui cara alami.

Berdasarkan pengalaman peternak lele, capaian produksi lele sangkuriang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan capaian angka produksi lele dumbo biasa, baik di tingkat pembenihan maupun pembesaran. Umumnya, pemberian pakan sebanyak 1 ton untuk membesarkan benih lele dumbo sebanyak 10.000 ekor hanya menghasilkan lele konsumsi sekitar 7--8 kuintal. Sementara itu, pada lele sangkuriang, pemberian pakan dengan kuantitas dan kualitas yang setara, mampu menghasilkan lele konsumsi sekitar 1 1.4 ton.

Dengan kata lain, berdasarkan fakta tersebut, food conversion rate (FCR) lele sangkuriang Iebih rendah daripada FCR lele dumbo biasa. FCR adalah perbandingan antara jumlah pakan yang diberikan dengan pertambahan bobot ikan selama masa pemeliharaan hingga saat panen ikan tiba.

FCR yang baik dan menguntungkan petani adalah yang memiliki nilai rendah. Semakin rendah nilai FCR, semakin kecil jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli pakan. Sebaliknya, semakin tinggi nilai FCR, semakin besar jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli pakan.

Dalam budi daya ikan, nilai FCR sangat ditentukan sedikitnya oleh dua hal, yakni kualitas pakan yang diberikan dan sifat bawaan mengenai laju pertumbuhan jenis ikan yang dipelihara. Semakin berkualitas pakan yang diberikan, pertumbuhan ikan akan semakin cepat. Pakan berkualitas memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik sehingga dapat diandalkan untuk memacu pertumbuhan ikan.

Dengan cepatnya pertumbuhan ikan, kebutuhan jumlah total pakan selama masa pemeliharaan ikan relatif bisa ditekan. Dengan demikian, nilai FCR pun menjadi rendah. Sementara itu, lele sangkuriang tergolong jenis lele yang memiliki laju pertumbuhan cepat. Otomatis, nilai FCR-nya pun rendah.

Masih ada hal lain dari keunggulan beternak lele sangkuriang, yaitu siklus panen lebih cepat, kemampuan daya bertelur dan daya tetas telur lebih tinggi, lebih tahan terhadap penyakit, kualitas daging lebih unggul, lebih tahan banting, teknik pemeliharaan lebih mudah, bisa dibudidayakan di lahan sempit, dan sekarang, benihnya pun mudah diperoleh.

Selanjutnya, bagaimana aplikasi budi daya lele sangkuriang ini? Bagaimana prospek bisnisnya? Seberapa modal dan simulasi biaya usaha budi daya lele sangkuriang ini? Nah, AgroMedia Pustaka menerbitkan buku Jurus Sukses Beternak Lele Sangkuriang yang akan menjadi jawaban tepat bagi Anda dalam mengaplikasikan seluruh teknik beternak lele sangkuriang.

Di dalam buku yang ditulis oleh Nasrudin ini membahas berbagai macam kebutuhan informasi budi daya dan bisnis peternakan lele, mulai dari 1001 keunggulan lele sangkuriang, geliat bisnis lele sangkuriang, testimoni peternak lele sangkuriang sukses, pengenalan anatomi dan seputar kehidupan lele, pembenihan, pembesaran, jenis-jenis pakan, penanggulangan hama dan penyakit, hingga panen dan pengemasan.

Menariknya, penulis yang sudah dikenal sebagai pelatih nomor satu dalam budi daya lele sangkuriang ini memberikan arahan pemeliharaan lele secara organik. Silakan mencobanya!

Pembenihan Lele Sangkuriang Ditulis tanggal 05 Jan 2011

egmen pembenihan lele sangkuriang adalah usaha ternak lele sangkuriang yang berorientasi pada pengadaan benih lele sangkuriang, dalam hal ini

para peternak melakukan kegiatan perawatan induk, pemijahan, penetasan dan pemeliharaan benih lele yang baru menetas hingga benih mencapai ukuran yang biasa digunakan untuk segmen pembesaran yaitu 5/6 cm atau 7/8 cm. Kebutuhan kolam pembenihan lele sangkuriang memerlukan lahan yang cukup luas, disarankan untuk menggunakan kolam terpal, selain lebih mudah dan hemat, penggunaan kolam terpal juga bisa meminimalisasi hama yang biasanya banyak terdapat pada kolam tanah, kolam terdiri dari : ~ Kolam perawatan induk yang berukuran + 5 m x 3 m dengan ketinggian sekitar 1,5 meter. ~ Kolam pemijahan ukurannya + 4 m x 2 m dengan ketinggian sekitar 1 meter. ~ Kolam penetasan dan pemeliharaan benih ukurannya + 6 m x 3 m dengan ketinggian sekitar 50 cm sebanyak 10 kolam. Kolam indukan untuk pembenihan lele sangkuriang dengan ukuran seperti diatas biasanya bisa menampung hingga tiga paket indukan, satu paket indukan biasanya berisi 15 atau 16 ekor, terdiri dari 5 atau 6 ekor jantan dan 10 ekor betina. indukan atau bibit lele sangkuriang sebaiknya dibeli dari tempat-tempat yang jelas dan terpercaya sebagai tempat budidaya lele sangkuriang. Sebelum membeli indukan lele sangkuriang langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan kolam perawatan induk, dengan ukuran kolam seperti diatas pengisian air kolam kurang lebih 120 cm. Lakukan pengomposan agar kualitas air kolam menjadi baik dan memenuhi standart sehingga indukan-indukan lele dapat hidup dengan sehat dan memiliki kondisi yang baik untuk melakukan proses pemijahan. Pengomposan yang baik biasanya akan menjadikan air berwarna hijau pekat karena mengandung mikroorganisme dan zat-zat yang baik untuk ikan, lama proses pengomposan kurang lebih 10 hari, setelah itu baru indukan lele sangkuriang bisa dimasukan ke dalam kolam. Dalam metode pembenihan lele sangkuriang, indukan lele jantan dan betina tidak dipisahkan, semua indukan lele dimasukan dalam satu kolam, berdasarkan pengalaman di lapangan, dikarenakan warna air kolam yang tidak jernih (Berwarna Hijau Pekat) maka biasanya indukan lele tidak akan melakukan pemijahan liar. Perawatan indukan merupakan faktor yang penting dalam usaha pembenihan lele sangkuriang, indukan lele sangkuriang sebaiknya diberikan pakan pelet hanya satu kali sehari, sangat dianjurkan memberikan pakan pada jam 20.00 malam hari, namun harus dipastikan bahwa semua indukan lele dapat makan dengan kenyang. Berikan pakan yang berprotein tinggi agar kualitas telur semakin baik, jika ingin memberikan pakan tambahan (contoh : ayam tiren yang direbus) cukup satu minggu sekali, jika terlalu sering dikhawatirkan akan membuat indukan kelebihan lemak sehingga mengganggu produktifitas telur. Langkah selanjutnya adalah membuat kakaban dan menyiapkan kolam pemijahan, dalam pembenihan lele sangkuriang setiap kakaban yang digunakan berukuran panjang 1,5 m dan lebar 40 cm, buat 18 kakaban menggunakan ijuk dan bambu sebagai penjepit. Setelah itu isi kolam pemijahan dengan air bersih setinggi 25 cm s/d 30 cm, Masukan 18 kakaban yang sudah disiapkan ke dalam kolam pemijahan, pastikan kakaban dalam kondisi bersih, usahakan dasar kolam tertutup rapat dengan kakaban, jika kakaban mengapung, gunakan batu kali yang tidak tajam agar tidak melukai indukan, batu kali digunakan untuk menahan kakaban agar tenggelam, pastikan batu yang digunakan sebagai penahan tenggelam 10 cm dibawah permukaan air. Para pelaku usaha pembenihan lele sangkuriang harus memahami dalam hal memilih induk yang sehat dan telah siap untuk memijah, indukan jantan yang siap memijah biasanya alat kelaminnya terlihat memanjang dan berwarna kemerahan, jika diusap pada bagian sirip atas, dari depan ke arah ekor, maka sirip atas akan berdiri, ini menandakan indukan jantan sedang birahi. Indukan betina yang siap memijah memiliki ciri perut yang besar dan lembek, alat kelamin tampak bulat dan membesar berwarna kemerahan. Perbandingan yang ideal untuk satu kali pemijahan adalah 3 ekor induk jantan dan 4 ekor induk betina, masukan indukan yang telah dipilih ke dalam kolam pemijahan yang telah disiapkan. Pemijahan yang baik biasanya dilakukan pada sore hari, proses pemindahan indukan dari kolam indukan ke kolam pemijahan dilakukan per-ekor dan harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai melukai indukan atau membuat indukan menjadi stress. Indukan lele sangkuriang biasanya memijah pada malam hari, sehingga keesokan pagi biasanya telur lele sangkuriang yang sudah dibuahi akan terlihat memenuhi kakaban. Langkah selanjutnya adalah memindahkan kakaban ke dalam kolam penetasan. Proses ini dilakukan pada sore hari, pindahkan kakaban yang telah berisi telur ke dalam kolam penetasan yang telah disiapkan satu hari sebelum proses pemindahan kakaban, dari 10 kolam penetasan gunakan 6 kolam, masingmasing diisi 3 kakaban/kolam (18 kakaban). Kolam penetasan dibersihkan dan diisi dengan air bersih setinggi 20 cm untuk daerah yang bersuhu panas dan 15 cm untuk daerah yang lebih dingin, berikan larutan herbal pada setiap kolam, takaran larutan herbal untuk satu kolam adalah ; 4 tutup botol aqua ramuan herbal + 2 sendok garam dapur dan dilarutkan dengan 5 liter air bersih, lalu siramkan pada tiap kolam penetasan agar kualitas air menjadi baik dan memenuhi persyaratan untuk proses pembenihan lele sangkuriang. Pada 4 kolam penetasan yang masih tersisa lakukan pengomposan pada 3 kolam, agar nanti bisa digunakan untuk tempat benih lele pada saat proses penyortiran. 1 kolam yang tersisa tidak perlu dikompos, gunanya untuk mengumpulkan seluruh kakaban yang akan diangkat pada hari ke 13. Setelah semua kakaban dari kolam pemijahan telah dipindahkan ke dalam kolam penetasan, maka semua indukan yang telah memijah harus dikembalikan ke dalam kolam indukan sore itu juga, pindahkan indukan dengan hati-hati, biasanya indukan lele akan beristirahat dan akan kembali bereproduksi setelah satu bulan jika dirawat dengan baik dan benar. Keesokan paginya biasanya telur-telur lele sangkuriang mulai menetas, benih-benih lele yang baru menetas tidak memerlukan makanan sampai pada hari ke empat, karena mereka masih memiliki cadangan makanan yang dibawa dari lahir, pada hari ke empat barulah benih-benih lele tersebut diberikan pakan alami berupa cacing sutera yang masih hidup. letakkan tumpukan cacing sutera yang dibagi menjadi 9 tumpukan kecil-kecil di dasar kolam pada sudut yang berbeda-beda agar seluruh benih rata mendapatkan makanan, pengontrolan cacing sutera sangat penting dan harus diperhatikan oleh para pembudidaya pembenihan lele sangkuriang, jika habis tambahkan, begitu seterusnya sampai benih berumur 13 hari. Pada saat benih lele sangkuriang berumur 13 hari, seluruh kakaban dari kolam penetasan boleh dipindahkan kedalam kolam yang sudah tersedia. Lakukan pemindahan kakaban dengan sangat hati-hati, sebaiknya kakaban dicelup-celupkan dulu dengan perlahan agar benih lele yang menempel terlepas. Setelah berumur 13 hari pemberian cacing sutera dihentikan lalu diganti dengan pengli (Pakan udang). Pemberian pengli dilakukan sedikit-sedikit agar benih terbiasa, berikan 6 kali setiap hari, pemberian pengli dihentikan jika sudah menghabiskan 5 kantong pengli. Setelah itu pakan diganti dengan PF1000, cara pemberian pakan dan banyaknya sama, yaitu sampai menghabiskan 5 kantong, setelah benih berumur 20 hari para pembenih lele sangkuriang biasanya melakukan penyortiran. Proses penyortiran pada usaha pembenihan lele sangkuriang menggunakan 3 jenis baskom sortir, baskom untuk ukuran benih 2/3 cm, baskom untuk ukuran benih 3/4 cm & baskom untuk ukuran benih 5/6 cm, pada penyortiran tahap pertama ini biasanya akan ditemukan 4 jenis ukuran : ~ Ukuran pertama adalah yang paling kecil, ukuran ini adalah benih yang lolos dari baskom 2/3 cm, masukan kembali benih lele ukuran paling kecil ini ke kolamnya semula dan berikan lagi pakan pengli.

~ Ukuran yang kedua adalah ukuran 2/3 cm, masukan benih ukuran 2/3 cm ini kedalam salah satu dari 3 kolam yang sudah tersedia yaitu, kolam yang sudah dikompos sebelumnya. Untuk benih ukuran ini pakan yang diberikan adalah PF1000, sesekali boleh juga diselingi dengan pengli. ~ Ukuran yang ketiga adalah ukuran 3/4 cm, masukan benih ukuran 3/4 cm ini kedalam salah satu dari 2 kolam yang tersisa. Benih ukuran ini juga diberikan pakan PF1000. ~ Ukuran benih yang keempat adalah ukuran 4/6 cm atau lebih, namun biasanya jumlahnya belum banyak, masukan benih ukuran ini kedalam kolam terakhir. Benih ukuran ini sudah boleh diberikan pakan L1. Benih-benih lele yang sudah ditempatkan dalam kolam yang sesuai dengan ukurannya harus dirawat dengan baik, perhatikan kualitas air dan hama-hama pengganggu yang mungkin saja muncul dan dapat mengganggu kelangsungan hidup benihbenih lele tersebut, berikan pakan sesuai aturan yang telah ditentukan. Satu minggu kemudian atau setelah benih lele berumur 27 hari, lakukan penyortiran tahap dua, pada penyortiran yang kedua ini biasanya benih lele dengan ukuran 5/6 cm sudah mulai banyak, para pengusaha pembenihan lele sangkuriang sudah bisa menjual benih lele tersebut kepada para peternak lele yang bergerak pada segmen pembesaran, namun jika masih ingin membesarkan benih sampai ukuran yang lebih besar lagi, lakukan tahap-tahap seperti sebelumnya.

Bibit Lele Sangkuriang Ditulis tanggal 01 Jul 2011

ibit lele sangkuriang adalah bibit lele unggulan, itulah predikat yang disandang oleh primadona lele pada saat ini, namun sangat disayangkan jika

prestasi luar biasa hasil karya anak bangsa ini belum bisa dirasakan kesuksesannya oleh sebagian para petani lele, terbukti masih banyak para pelaku ternak lele yang pada kenyataannya masih sulit mendapatkan bibit lele sangkuriang atau indukan lele sangkuriang yang terjamin dan berkualitas. Permasalahan tersebut bukan hanya meliputi para petani pada segmen pembenihan saja yang memang sangat membutuhkan bibit lele sangkuriang unggulan, imbasnya juga dirasakan oleh para petani pembesaran lele, karena kedua sektor ini memang saling terkait erat dalam usaha ternak lele. Jika pada segmen pembenihan para petani mengeluhkan sedikitnya produksi dan daya tetas telur, pada segmen pembesaran para petani sering dipusingkan dengan lambatnya pertumbuhan benih, sehingga membengkaknya biaya produksi, padahal mereka mengaku sudah menggunakan bibit lele sangkuriang dan benih lele sangkuriang. Selain dari faktor bibit lele sangkuriang yang berkualitas, tentunya teknologi pembudidayaan lele sangkuriang juga menjadi faktor pendukung yang sangat penting guna mencapai keberhasilan produksi lele yang ditargetkan. Jika permasalahan timbul dari segi bibit lele sangkuriang, maka sangat disayangkan apabila ada oknum-oknum tertentu yang mengambil keuntungan dari kesuksesan dan keunggulan bibit lele sangkuriang, dalam masalah ini, bisa saja mereka menjual bibit lele yang tidak jelas dengan nama indukan/bibit lele sangkuriang, hal ini bisa jadi karena faktor sosialisasi atau sistem pengadaan bibit lele sangkuriang yang masih sangat kurang dari pihak pemerintah, khususnya BBPBAT maupun pihak-pihak yang terkait secara resmi dalam pengadaan bibit lele sangkuriang. JIka sudah demikian, lagi-lagi yang dirugikan adalah para petani atau para pelaku usaha ternak lele. Untuk kedepannya sangat diharapkan bagi pihak-pihak yang terkait resmi dalam pengadaan bibit lele sangkuriang dapat menginformasikan lebih jelas tentang teknologi pembudidayaan maupun pengadaan bibit lele sangkuriang kepada para pelaku usaha ternak lele, khususnya bagi mereka yang baru memulai, atau bekerja sama dengan media-media terkait, seperti situs-situs internet yang memang berkompeten pada ternak & budidaya lele. Sinergi harmonis oleh pihak-pihak yang terkait dalam pembudidayaan ternak lele diharapkan mampu membuat system yang telah baik menjadi lebih baik lagi, sehingga para petani dan pengusaha ternak lele mampu meningkatkan hasil produksi dan dapat memenuhi target pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangsa pasar lele konsumsi yang terus meningkat, selain itu, jika kesuksesan lele sangkuriang sudah dapat dirasakan oleh banyak pihak, tentunya ini juga akan membawa kebanggaan tersendiri untuk para innovator-inovator jenius yang telah melahirkan bibit lele sangkuriang, sehingga mereka dapat lebih terpacu dan bersemangat lagi membuat sesuatu yang lebih hebat lagi, tidak menutup kemungkinan dari tangan-tangan mereka akan lahir kembali strain-strain unggulan atau Sangkuriang Super yang lebih dasyat.

Keunggulan Lele Sangkuriang Ditulis tanggal 01 Jan 2011

ara pengusaha ternak lele maupun pebisnis yang bergerak dalam budidaya lele kini mulai melirik dan meyakini Keunggulan Lele Sangkuriang. Hasil

modifikasi lele dumbo keluaran terbaru ini memang pantas untuk diminati oleh berbagai kalangan karena memang telah terbukti memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan lele dumbo pendahulunya. Keunggulan lele sangkuriang yang antara lain adalah : ~ Lele sangkuriang memiliki hasil produksi yang lebih tinggi, baik pada segmen pembenihan maupun pembesaran, hal ini dapat dilihat dari hasil pemberian pakan sebanyak 1 ton untuk 10.000 ekor benih lele sangkuriang, peternak lele biasanya dapat memanen hasil 1 s/d 1,4 ton lele konsumsi. Sungguh pencapaian yang luar biasa, disamping kualitas pakan yang baik, tentunya kualitas dan keunggulan lele sangkuriang yang luar biasa juga menjadi faktor keberhasilan produksi yang lebih tinggi. ~ Masa panen lele sangkuriang lebih cepat, keunggulan lele sangkuriang dalam hal ini disebabkan pertumbuhan lele sangkurian terbilang sangat cepat, misalnya saja untuk benih lele berukuran 2/3 cm untuk tumbuh ke ukuran 5/6 cm lele sangkuriang hanya perlu waktu 20 s/d 25 hari. Demikian juga pada segmen pembesaran, para pengusaha ternak lele yang biasa menggunakan bibit 5/6 cm hanya membutuhkan waktu 50 s/d 60 hari sampai pada saat panen, ini jika ternak lele sangkuriang berada pada lokasi yang bersuhu dingin, jika ternak lele berlokasi pada suhu yang lebih panas, masa panen bisa lebih cepat lagi yaitu + 45 hari. ~ keunggulan lele sangkuriang juga terdapat pada telurnya, lele sangkuriang memiliki telur lebih banyak dan daya tetas yang lebih hebat, hal ini bisa dibuktikan dengan jumlah telur yang dihasilkan oleh satu ekor induk lele sangkuriang dalam setiap pemijahan berjumlah + 40.000 s/d 60.000 butir dengan kemampuan tetas telur lebih dari 90 %. ~ Lele sangkuriang memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap penyakit, hal ini bisa jadi karena lele sangkuriang telah mengalami proses perbaikan secara genetika yang dilakukan oleh para ahli perikanan, sehingga keunggulan lele sangkuriang dari sisi kekebalan/daya tahan tubuh melebihi pendahulunya, namun bukan berarti kita harus lengah dengan perawatan lele sangkuriang, kita tetap harus menjaga dan waspada kepada setiap bahaya dan penyakit yang mungkin menyerang lele sangkuriang, hanya saja daya tahan yang lebih terhadap penyakit tentunya jadi hal yang lebih menguntungkan untuk para peternak lele.

~ keunggulan lele sangkuriang juga dapat dirasakan melalui cita rasa dagingnya yang telah banyak dibuktikan oleh berbagai kalangan, disamping rasanya yang lebih gurih, lele sangkuriang memiliki tekstur daging yang lebih padat dan minim akan lemak. ~ keunggulan lele sangkuriang dalam proses pembudidayaan dan pemeliharaan yang terbilang mudah dan sederhana, baik dari segi lokasi, sarana kolam, perawatan air dan perawatan ikan jauh lebih mudah dan sederhana, karena lele sangkuriang juga bisa dibudidayakan dalam lahan yang terbilang sempit, tentunya dengan menggunakan metode dan teknologi yang benar dan memenuhi syarat. ~ Keunggulan lele sangkuriang juga bisa dilihat dalam hal pengadaan benih, kini benih lele sangkuriang sudah mulai mudah didapat, namun harus tetap selektif memilih tempat untuk membeli benih, usahakan membeli benih lele sangkuriang pada tempat-tempat yang sudah terjamin dan bisa dipercaya. Rasanya masih banyak lagi keunggulan lele sangkuriang yang masih bisa disebutkan. Jadi memang sudah sepantasnya jika banyak kalangan yang bergelut di dunia lele kini mulai beralih kepada lele sangkuriang karena keunggulan lele sangkuriang memang telah banyak dibuktikan belakangan ini.

Pembesaran Lele Sangkuriang Ditulis tanggal 02 Jan 2011

eperti usaha ternak lele pada umumnya, pembesaran lele sangkuriang adalah segmen usaha yang mengkhususkan pembesaran lele hingga mencapai

ukuran konsumsi. Ukuran lele konsumsi yang sudah banyak dikenal pada masyrakat kita berkisar antara 7 s/d 10 ekor perkilonya. Pada segmen pembesaran lele sangkuriang para peternak lele biasnya menggunakan benih 5/6, 7/8 atau 9/10 cm. Untuk sekarang ini sudah sangat sulit mendapatkan benih lele sangkuriang berukuran 7/8 & 9/10 cm, karena benih yang baru mencapai ukuran 5/6 cm saja biasanya sudah habis diserbu para pengusaha pembesaran lele sangkuriang, hal ini disebabkan semakin tingginya minat masyarakat terhadap lele sangkuriang. Ukuran benih yang digunakan sangat berpengaruh pada panen usaha pembesaran lele sangkuriang, semakin besar benih yang digunakan, maka masa panen akan semakin cepat. Benih lele sangkuriang yang ditebar dengan ukuran 5/6 memerlukan waktu 50 s/d 60 hari untuk mencapai masa panen, bahkan masa panen bisa dipercepat lagi dengan lebih sering memberikan pakan setiap harinya, tentunya dengan tata cara dan aturan yang benar. Hal lain yang sangat penting dalam usaha pembesaran lele sangkuriang adalah pembuatan kolam. Disarankan untuk membuat kolam terpal karena lebih mudah dan memiliki banyak keuntungan. Metode awal yang biasa digunakan dalam budidaya lele atau untuk para pengusaha ternak lele yang baru memulai disarankan membuat satu kolam berukuran 5 m x 2 m dengan kedalaman 125 cm s/d 130 cm, untuk ukuran kolam seperti ini biasanya menggunakan terpal berukuran 8 m x 5 m = 40 m2, mengingat volume air yang cukup banyak, sebaiknya tanah untuk kolam terpal digali sedalam 60 cm, jangan lupa untuk meratakan, menghaluskan, memadatkan tanah dasar kolam dan membuat kamalir pada dasar kolam. Selain berfungsi untuk menahan tekanan air, kolam yang berada di bawah permukaan tanah juga lebih menguntungkan karena lebih mudah untuk mengontrol ikan lele dalam kolam. Tanah hasil galian kolam digunakan untuk tanggul yang mengelilingi kolam, ketinggian tanggul + 40 cm, lebihkan tinggi kolam dari atas tanggul + 50 cm, sehingga total ketinggian kolam mencapai+ 150 cm. Dinding kolam bisa dibuat dengan bambu atau menggunakan pasangan batako, tergantung modal yang dimiliki. Setelah proses pembuatan kolam pembesaran lele sangkuriang selesai langkah selanjutnya adalah mempersiapkan kolam tersebut agar bisa ditebar benih, untuk ukuran kolam 5 m x 2 m atau 10 m2seperti keterangan di atas dapat menampung benih sebanyak 1000 s/d 1200 ekor, karena kisaran tebar yang ideal untuk lele adalah 100 s/d 120 ekor/m2. Kolam yang sudah tersedia diisi dengan air yang bersih dan memenuhi standart, jangan sampai air tercemar dengan zat-zat yang dapat membahayakan kelangsungan hidup ikan lele, isi air hingga mencapai ketinggian 50 cm. setelah itu wajib melakukan pengomposan menggunakan kotoran kambing yang langsung dari kandangnya. Untuk kolam berukuran 10 m2 memerlukan kotoran kambing sebanyak 15 kg, kotoran kambing tersebut dibagi menjadi dua karung, ikat rapat lalu masukkan kedalam kolam, biarkan karung yang berisi kotoran kambing tersebut mengapung ke seluruh penjuru kolam. Setelah itu berikan larutan cairan herbal pada kolam, komposisinya adalah ; cairan herbal sebanyak 4 tutup botol dicampur dengan 2 sendok makan garam dapur dan dilarutkan dalam 5 liter air, setelah cairan tersebut larut, siramkan kedalam kolam, proses pemberian larutan herbal ini hanya dilakukan sekali pada setiap proses persiapan kolam pembesaran lele sangkuriang. Setelah memasuki hari kedelapan, karung yang berisi kotoran kambing sudah boleh diangkat, injak-injak karung atau dicelup-celupkan sebelum diangkat agar kandungan zat-zat yang berguna untuk kesehatan air kolam dan lele lebih banyak keluar dan menyebar. Kotoran kambing dalam karung yang telah diangkat bisa digunakan untuk memupuk tanaman. Kualitas benih yang akan ditebar sangat mempengaruhi hasil produksi, maka dari itu pemilihan benih haruslah selektif, usahakan mengambil benih dari tempat-tempat yang sudah terpercaya kredibilitasnya sebagai pembenih lele sangkuriang. Tebarkan benih sesuai dengan kisaran tebar yang ideal, penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Tata cara pemberian pakan dalam pembesaran lele sangkuriang diberikan 5 s/d 6 kali setiap hari, dengan catatan pemberian pakan harus diberi jarak, + 2 s/d 3 jam, pemberian pakan pertama dimulai pada jam 9 pagi, hindarkan memberi pakan sebelum jam 9 pagi, karena jika terlalu pagi permukaan kolam yang masih tercemar belum terjemur dengan sinar matahari akan bercampur dengan pakan yang kita berikan sehingga akan berakibat buruk pada ikan lele, ingat, mencegah lebih baik dari pada mengobati. Jika para pengusaha pembesaran lele sangkuriang ingin menggunakan pelet murni dalam metode pengaturan pakannya maka komposisi yang baik adalah, pelet apung sebanyak 30 % dan pelet tenggelam 70 %, jika ingin diselingi dengan pakan tambahan maka jatah pelet tenggelam yang harus dikurangi. Misalnya jika ingin memberikan pakan tambahan ayam tiren atau ikan runcah atau yang lainnya sebanyak 50 %, maka pemberian pelet tenggelam hanya tinggal 20 % saja, takaran pelet apung tidak boleh dikurangi yaitu 30 %. Sebagai gambaran, jika kita menggunakan pelet adalah ; pelet L1 = 3 kg, pelet PL2 = 5 kg, pelet PL3 = 22 kg dan SNL (pelet tenggelam) = 70 kg jadi total penggunaan pellet adalah 100 % atau 100 kg adalah untuk pemberian pakan benih lele 1000 ekor dan biasanya akan memanen hasil 1 kuintal atau lebih lele konsumsi. Jika ingin hasil yang lebih baik lagi silahkan menambah beberapa kilogram jumlah pakan yang diberikan. Dalam pembesaran lele sangkuriang setiap pakan yang diberikan akan berpengaruh pada bertambahnya berat ikan, sehingga tidak ada pakan yang terbuang percuma selama mengikuti aturan pemberian pakan yang benar. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya dalam proses pembesaran lele sangkuriang adalah pengaturan ketinggian air, patokan ketinggian air dalam pembesaran lele sangkuriang adalah pakan, seperti kita ketahui sebelumnya, pada tahap awal pengisian air ketinggiannya adalah 50 cm, jika pakan L1 telah habis maka tinggi air harus ditambah 20 cm hingga menjadi 70 cm, lakukan pengisian dengan air baru tanpa pengomposan, penambahan air berikutnya jika pakan PL2 telah habis tambah ketinggian air 20 cm lagi sehingga menjadi 90 cm, ketinggian air tidak ditambah sampai pakan PL3 habis, selanjutnya jika PL3 telah habis baru ketinggian air ditambah lagi 30 cm sehingga menjadi 120 cm, ketinggian air tetap 120 cm sampai pada saat panen.

Estimasi diatas adalah contoh standart, jika memiliki modal yang lebih besar dan telah mengusai teknik dan teknologi pembesaran lele sangkuriang silahkan mencoba pada skala yang lebih besar lagi, selamat mencoba dan sukses selalu untuk semua.

24

Ternak Lele Sangkuriang dengan Pengelolaan Limbah Organik

Memilih usaha ternyata tidak harus dari sesuatu yang besar. Banyak peluang bisa diperoleh justru dari sesuatu yang nampak sepele. Misalnya, beternak ikan lele. Ikan berkumis ini memang masih dipandang sebelah mata oleh pebisnis. Padahal, keuntungan yang dijanjikan cukup besar. Gerai supermarket hingga warung tenda di pinggir jalan butuh pasokan lele dalam jumlah banyak secara rutin. Prospek cerah usaha lele tidak disia-siakan oleh Franky Maradonna, mahasiswa Program Studi Administrasi Negara. Bersama dua orang kerabatnya Angga Susanto, mahasiswa Program Studi Administrasi Negara dan Putry Nurhaeni, mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional, merekapun memulai bisnis ini. Ketiadaan modal, tak melunturkan semangat mereka. Program Kegiatan Mahasiswa Kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti), jadi kesempatan untuk mengajukan proposal kewirausahaan mengenai ternak Lele Sangkuriang di lahan sempit dengan pengelolaan limbah organik. Karena dinilai konsep yang dibuat baik dan usaha yang ingin dirintis adalah usaha produktif, Dikti pun menerima proposal tersebut. Kini mereka mendapatkan dana hibah untuk merintis usaha. Saat ditanya kenapa Lele Sangkuriang yang diternak, Frankypun menjawab, Lele Sangkuriang selain proses pembesaran lebih cepat dibandingkan dengan lele yang lain, pakannyapun juga lebih mudah bisa menggunakan limbah peternakan, limbah pemindangan, dan limbah pabrik roti dengan harga murah, sehingga biaya pemberian pakan dapat berkurang dan menghasilkan keuntungan yang besar, paparnya. Ternak lele, lanjut Frangky, tidak membutuhkan banyak oksigen seperti ikan Gurame. Airnya pun tidak harus pada air yang mengalir. Kolam lele tidak harus menggunakan tanah yang digali tetapi dapat menggunakan terpal berukuran 2x3 yang pada tiap sisinya diikatkan pada tiang dengan kedalaman satu setengah meter. Bagi yang ingin berbisnis lele dan tidak memiliki lahan yang memadai, tidak perlu khawatir, cara ini dapat dilakukan, sayapun juga menggunakan cara seperti ini, tutur Frangky menyarankan. Awalnya, ia merasa kesulitan berternak Lele Sangkuriang karena belum tahu caranya. Dari 1000 bibit yang dibeli semuanya mati dalam waktu singkat. Padahal telah banyak referensi buku dan artikel yang ia baca dari buku ataupun internet tentang cara berternak lele. Buku itu menganjurkan, bibit yang telah dibeli, dituangkan dalam kolam yang sudah berisi air. Lalu saya praktikan, ternyata semua lele yang saya beli mati. Dari situ saya menyimpulkan ternyata teori dengan praktiknya berbeda, tuturnya. Frangky mengakui, karena belum mengetahui cara berternak lele, menjadi penyebab matinya semua bibit lele yang telah Frangky beli. Bibit yang kami belipun belum layak dijadikan bibit karena ukurannya hanya sekitar 3-4 cm. Seharusnya bibit yang layak ukurannya sekitar 4-6 cm. Ini berpengaruh terhadap daya tahan tubuh lele. Makanan yang kami beripun pada waktu itu pelet. Dari makanannya saja sudah salah, bagaimana lele mau bertahan hidup, aku Frangky. Beruntung Frangky dan timnya kenal dengan dosen perikanan di salah satu Perguruan Tinggi Swasta. Setelah berkonsultasi dengannya, ia pun menganjurkan agar Frangky dan timnya mengunjungi peternakan lele yang cukup besar di daerah Gadog. Kamipun pergi kesana. Saat kami mau membeli lele, sang pemilik kolam tidak mengijinkan dengan alasan kami belum tahu cara berternak lele. Akhirnya, kami diajari cara berternak lele yang benar. Setelah dua kali kami ke sana untuk belajar, akhirnya pada kunjungan ketiga, sang pemilik mengijinkan kami untuk membeli. Banyak pelajaran yang kami dapat dari sana, tandas Frangky. Sang pemilik kolam yang ditemuinya di Gadog mengajarkan Frangky agar membuat wadah terlebih dahulu sebelum mencemplungkan lele ke dalam kolam. Caranya, kata Frangky, kolam yang sudah berisi air diletakkan pupuk kandang (kotoran kambing) sebanyak lima kg, lalu ditambah garam satu sendok dan zat kimia, kemudian didiamkan selama delapan hari. Setelah timbul plankton, lanjut Frangky, baru lele dicemplungkan. Plankton tersebut berguna untuk mengatur kadar keasaman air. Frangky mengakui, pengetahuan yang ia peroleh selama di Gadog sangat berguna dalam pengembangan usaha lele miliknya. Sekarang usaha yang dirintisnya sudah berkembang. Kini, dari 1.000 bibit lele yang ia beli, satupun tidak ada yang mati. Setelah enam minggu berjalan, ukuran lele sudah sekitar 11 cm, rencananya kami panen tiga bulan lagi, sekitar pertengahan Juli, katanya dengan penuh optimis. Mengenai pemasaran lele tersebut, Frangky mengatakan, akan menawarkan kepada warung-warung tenda pecel lele yang ada di pinggir jalan dan pasar di sekitar rumahnya yang membutuhkan pasokan lele secara rutin. Semua berawal dari yang kecil, lakukan yang terbaik dari yang kecil dan focus dalam membangun usaha, ujar Frangky. Hal ini ditanggapi positif oleh Kepala Biro Kemahasiswaa, Djainul Djumadin. Katanya, upaya Frangki dan timnya dapat ditiru oleh mahasiswa lain. Mental dan keterampilan kewirausahaan harus dibangun. Seharusnya pola fakir mahasiswa tidak hanya mencari kerja tetapi juga harus bisa membuka lapangan kerja. Lulusan perguruan tinggi harus dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar, papar Djainul. Menurutnya, Upaya yang dilakukan Frangky sejalan dengan misi Unas dalam mencetak para wirausahawan muda yang handal dengan memasukkan mata kuliah kewirausahaan ke dalam kurikulum semua program studi diploma dan S1. Langkah berikutnya adalah memfasilitasi praktek kewirausahaan melalui ekspo dan koperasi. Unas

telah

mencanangkan

untuk

membina

kemitraan

yang

lebih

aktif

antara

wirausaha

mahasiswa

dengan

wirausaha

yang

telah

mapan.

Biro Kemahasiswaan telah membina lima kelompok wirausaha mahasiswa antara lain usaha jamur, batako dari limbah got, usaha koktail dan lidah buaya, pupuk organik dan perangkat lunak pembelajaran secara praktik, tutup Djainul.

Anda mungkin juga menyukai