Gadar LP Tenggelam
Gadar LP Tenggelam
GAWAT DARURAT
LAPORAN PENDAHULUAN TENGGELAM
Welhelmus Louk
1490120127
Tenggelam
Laringospasme involunter
Obstruksi laring
E. Tes Diagnostik
pemeriksaan diagnostic yaitu :
1. Laborotorium
2. BGA + oksimetri, methomoglobinemia dan carboxyhemoglobinemia CBC
prothrombin time, partial thromboplastin time, fibrinogen, D-dimer, fibrin
3. Serum elektrolit, glukosa, laktat, factor koagulasi
4. Liver enzymes
5. Apartate aminotransferase dan alaninc minotransfers
6. Renal function test (BUN, creatinine)
7. urinalisis
F. Pengkajian
1. Identitas
Identitas Klien:
Nama : Anak.R
Tempat Tanggal Lahir/Umur : Bandung, 15 Maret 2015/6 Tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Bandung, Gang Amung RT 010/RW 003
Identitas Penanggung Jawab:
Nama Penanggung Jawab : Tn.Y
Hubungan Dengan Klien : Ayah
Alamat : Bandung, Gang Amung RT 010/RW 003
2. Keluhan Utama
Pasien merasa sesak nafas
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluarga pasien mengatakan klien mandi di kolam berenang kemudian karena
kelelahan dan dalamnya air sehingga pasien tenggelam kemudian di tolong oleh
orang di sekitar dan di bawa ke rumah sakit
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
-
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
-
6. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : pasien tampak lemas, pucat, sesak, dan kesulitan bernafas
B1-B6
B1 : Pernafasan cepat dan dangkal, RR meningkat
B2 : tekanan darah pasien menurun, pasien tampak pucat, sianosis dan
nadi meningkat (Takikardi)
B3 : pasien mengalami penurunan kesadaran, GCS 6 (sopor)
B4 : tidak ditemukan
B5 : Tidak di temukan
B6 : tidak terdapat fraktur atau terbentur benda keras
Pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Inspeksi
Pernafasan cepat, kulit sianosis membrane mukosa tampak kebiruan.
Palpasi
Kullit lembab, penurunan fremitus akibat peningkatan ruang dalam dada.
Perkusi
Hipersonanterdengar pada pengumpulan cairan, Suara nafas
vesikuler/tidak terdengar bunyi weheezing/ronchi
•Analisa Data
H. Diagnose Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan supresi refleks batuk
sekunder akibat aspirasi air ke dalam paru
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoksia dengan akibat penurunan
kadar oksigen dalam tubuh.
•Intervensi
Rencana Keperawatan
No Diagnose Intervensi
Tujuan Rasional
Keperawatan
Bersihan jalan Tupen : 1. Monitor pola napas
1 1. Suara napas terjadi karena aliran
nafas tiidak 2. Pertahankan posisi tubuh/posisi
Setelah dilakukan tindakan udara melewati batang trachea
kepala dan gunakan jalan napas
efektif branchial dan juga adanya cairan,
keperawatan, selama 1x24 jam tambahan bila perlu
berhubungan mucus atau sumbatan lainnya dari
klien bersihan jalan napas dapat 3. Catat perubahan dalam
saluran napas
dengan supresi bernapas dan pola napasnya
membaik 2. Pemeliharaan jalan napas paten
refleks batuk 4. Auskultasi bagian dada anterior
Tupan : 3. Penggunaan otot-otot intercostal
sekunder akibat dan posterior untuk mengetahui
atau abdominal/leher dapat
aspirasi air ke Setelah dilakukan tindakan adanya penurunan atau
meningkatkan usaha dalam
tidaknya ventilasi dan adanya
dalam paru keperawatan, selama 3x24 jam bernafas
bunyi tambahan
klien dapat bersihan jalan nafas 5. 4. Pengembangan dada dapat menjadi
Lakukan fisioterapi ada
batas dari akumulasi cairan dan
klien dapat efektif misalnya : postural drainase,
adanya cairan dapat meningkatkan
Kriteria Hasil : perkusi dada/vibrasi jika ada
fremitus
indikasi
- Jalan napas paten 5. Meningkatkan drainase sekret pari,
6. Kaji kemampuan batuk, latihan
Tidak terjadi aspirasi peningkatan efesiensi pengguunaan
- nafas dalam, perubahan posisi
otot-otot pernapasan
- Klien tidak batuk-batuk. dan lakukan suction bila ada
6. Penimbunan sekret mengganggu
indikasi
- Frekuensi napas membaik ventilasi dan predisposisi
7. Jelaskan penggunaan alat bantu
perkembangan antelektasis dan
8. Kolaborasi pemberian oksigen
infeksi paru
7. Mengurangi khekawatiran pasien
dengan kondisinya
8. Memaksimalkan
9. pernapasan dengan bantuan
oksigen
2 Pola nafas tidak efektif Tupen :
berhubungan dengan 1. pantau adanya pucat dan 1. pucat dan sianosis
Setelah dilakukan
hipoksia dengan akibat sianosis merupakan tanda hipoksia
penurunan kadar tindakan keperawatan, 2. posisikan klien dengan 2. posisi untuk memperoleh
oksigen dalam tubuh. selama 1x24 jam pola posisi semy fowler ventilasi maksimum
3. identifikasi perlunya inersi 3. untuk membebaskan jalan
nafas dapat adekuat
jalan nafasgunakan oral nafas
Tupan : atau nasofaringeal airway 4. untuk memberikan jalan
Setelah dilakukan sesuai kebutuhan nafas pada pasien
tindakan keperawatan,
selama 3x24 jam pola
nafas pasien dapat efektif
Kriteria Hasil :
- frekuensi napas
membaik dalam
batas Normal 16-22
kali/menit
- nafas regular/
membaik
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH