Anda di halaman 1dari 51

34

; 21075112
lana 35
Adrian Mau ; 21075112
ara Khanum 36
Safina Muti ; 21075112
ina ta
na Candraw ; 21075112
37
Putu Krish a
igun
rdika Adi W
I Gede Riha ; 210751123
8
a Yudiana 40
I Putu Krisn a n a ; 21075112
ra nd
Arya Sema 41
I Putu Yoga a n a ; 21075112
i Dev
eela Laksm
Gusti Ayu L a , M.P.
a n a A r k
m pu : D r s. Sudars
ga
Dosen Pen
Kajian Pustaka
01 Batasan Program Linear

03 Metode Analisis Program Linear


 Metode Grafik (Geometris)
 Metode Simpleks

02 Model Baku Program Linear

04 Dual dari Program Linear


Batasan Program Linear
Program linear adalah salah satu trknik analisi model matematika,
untuk memecahkan masalah dan memilih pemecahan yang memberikan
hasil yang optimal.
Agar suatu masalah program linear dapat dirumuskan secara
matematis, masalah program linear tersebut harus memenuhi tiga unsur
penting, yaitu :
1. Masalah tersebut memiliki suatu fungsi tujuan
2. Masalah tersebut terikat oleh seperangkat kendala fungsional
3. Nilai variablenya tidak boleh negatif
Model Baku Program Linear
Model baku dari program linear dapat dirumuskan sebagai berikut :

• Fungsi Tujuan

Z =
• Fungsi Kendala

(Bila fungsi tujuan dimaksimumkan)


Atau
(Bila fungsi tujuan diminimumkan)

Untuk i = 1, 2, … , m
 Dengan syarat non-negatif xj 0 untuk j = 1, 2, … , n
Metode Analisis Program Linear
Ada dua metode yang penting untuk analisis
permasalahan program linear, yaitu metode
grafik, dan metode simpleks.

1. Metode Grafik (Geometris)


Metode grafik dalam membedah
persoalan program linear berfokus hanya
pada perpotongan garis-garis kendala
dengan memakai pendekatan dua dimensi.
Untuk persoalan program linear dari 3
dimensi atau lebih umumnya di pecahkan
dengan metode simpleks.
Contoh soal
Agar lebih jelas mengenai persoalan program linear,
simaklah contoh berikut:

Contoh 6-1
Tentukanlah harga maksimum dari: Z = 4x + 5y
Dengan syarat: 2x + 6y 36 (K1)
5x + 3y 30 (K2)
8x + 2y 40 (K3)
Penyelesaian
(1). Merumuskan model matematikanya.
Untuk contoh 6-1 model matematik untuk fungsi tujuan, fungsi Kendala dan syarat non negative
tidak perlu dirumuskan lagi, karena sudah di tentukan.
(2). Menggambarkan grafik fungsi-fungsi kendala.
Kendala pertidaksamaan terlebih dahulu dijadikan kendala persamaan.
2x + 6y 36 2x + 6y = 36 (K1)
5x + 3y 30 5x + 3y = 30 (K2)
8x + 2y 40 8x + 2y = 40 (K3)
Grafik fungsi-fungsi kendala
● Kendala 1 (K1) titik potong dengan sumbu x, (18, 0)
2x + 6y = 36 titik potong dengan sumbu y, (0, 6)

● Kendala 2 (K2) titik potong dengan sumbu x, (6, 0)


5x + 3y = 30 titik potong dengan sumbu y, (0, 10)

● Kendala 3 (K3) titik potong dengan sumbu x, (5, 0)


8x + 2y = 40 titik potong dengan sumbu y, (0, 20)

● Titik potong antara garis K1 dan K2 (titik B)


Dengan menyelesaikan secara simultan persamaan K1
dengan persamaan K2 didapat nila x dan y sebagai berikut:

2 x +6 y =36 x1 2x + 6y = 36
5 x +3 y =30 x2 2(3) + 6y = 36 Jadi, titik potong K1 dan
− 6y = 30 K2 adalah (3, 5)
− 8 x=−24
y =5
x=3
• Titik potong antara garis K2 dan K3 (titik C)
x2 5x + 3y = 30
x3
5 () + 3y = 30
Jadi, titik potong antara garis
x= y= K2 dan K3 adalah (

(3). Menentukan pemecahan yang layak (feasibel)


Dari gambar 6-1, diketahui bahwa pemecahan yg layak adalah titik A(0,6), B(3,5), C(

(4). Menetukan nilai fungsi tujuan dan memilih nilai yang optimal

Pemecahan yang layak Nilai fungsi tujuan Z = 4x + 5y Jadi, nilai yang


A (0, 6) Z = 4(0) + 5(6) = 30 memaksimumkan fungsi
tujuan Z = 4x + 5y
B (3, 5) Z = 4(3) + 5(5) = 37 ✔ nilai terbesar adalah x = 3 dan y = 5,
dengan nilai maksimum
C( Z = 4( + 5= 25,71 37. Titik B(3, 5) disebut
D (5, 0) Z = 4(5) + 5(0) = 20 titik optimal.
● Contoh 6 - 3
Sebuah pesawat udara mempunyai kapasitas tempat duduk tak lebih dari 48 orang. Setiap
penumpang kelas utama dapat membawa bagasi seberat 40 kg dan kelas ekonomi 20 kg.
Sementara pesawat tersebut mempunyai kapasitas bagasi tak lebih dari 1440 kg. Apabila
untuk rute tertentu harga per tiket kelas utama dan kelas ekonomi masing-masing sebesar Rp
200.000,00 dan Rp 150.000,00. Tentukanlah banyaknya penumpang untuk kelas utama dan
kelas ekonomi, agar hasil penjualan tiketnya maksimum.

Penyelesaian
1. Merumuskan fungsi tujuan dan fungsi kendala Misalkan, banyaknya penumpang kelas
utama = x orang dan banyaknya penumpang kelas ekonomi = y orang.
Maksimumkan
z = 200.000x + 150.000y (Fungsi tujuan)
dengan syarat:
x + y 48 (kendala 1 )
40x + 20y 1440 (kendala 2
x, y ≤ (syarat non- negatif)
2. Menggambarkan grafik dari masing-masing fungsi kendala-kendala pertidaksamaan terlebih
dahulu dijadikan kendala persamaan
X + y ≤ 48 x + y = 48 (K1)
40x + 20 y ≤ 1440 40x + 20y = 1440 (K2)

• Kendala 1, (K1) Titik potong dengan sumbu x, (48,0)


x + y = 48 Titik potong dengan sumbu y, (0,48)
• Kendala 2, (K2) Titik potong dengan sumbu x, (36,0)
40x + 20y = 1440 Titik potong dengan sumbu y, (0,72)

Y
( 0,72 )
(0,48) A k2
B ( 24,24 )

k1
daerah
layak

C ( 48,0 )
0 (36,0) X
• Titik potong antara garis k1 dan k2 (Titik B)
x + y = 48
40x + 20y = 1440 ( dikalikan )
-x = -24
x = 24
X + y = 48
24 + y = 48
Y = 24

Jadi, titik potong antara garis k1 dan k2 adalah (24,24)


3. Menentukan Pemecahan yang layak
Dari Gambar 6-3, dapat diketahui bahwa pemecahan yang layak adalah titik-titik A(0,48),
B(24,24), dan C(36,0). Salah satu dari titik pemecahan yang layak ini diharapkan merupakan
pemecahan yang optimal.

4. Menentukan nilai fungsi tujuan dan memilih nilai yang optimal


Pemecahan yang layak Nilai fungsi tujuan z = 200.000 + 150.000y
A(0,48) 7.200.000
B(24,24) 8.400.000 nilai terbesar (maksimum)
C(36,0) 7.200.000

Jadi, agar penjualan tiket maksimum sebaiknya penumpang kelas utama 24 orang dan
penumpang kelas ekonomi juga 24 orang.
Contoh soal 6-4

Sebuah perusahaan memproduksi dua jenis mainan (M1 dan M2), masing- masing mainan ini diselesaikan
melalui 3 bagian yaitu bagian perakitan, bagian pengecatan dan bagian pembungkusan. Waktu yang
diperlukan untuk memproduksi satu (1) unit M1 adalah 6 jam untuk merakit, 4 jam untuk mengecat dan 2 jam
untuk membungkus. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi satu (1) unit M2 adalah 3 jam untuk merakit,
5 jam mengecat dan 6 jam membungkus. Waktu yang tersedia pada masing-masing bagian tidak kurang dari
48 jam pada bagian perakitan, 40 jam pada bagian pengecatan dan 24 jam pada bagian pembungkusan.
Biaya produksi per unit masing- masing mainan tersebut 20 untuk M1 dan 30 untuk M2. Berapa unit M1 dan
M2 sebaiknya diproduksi agar biaya produksi totalnya minimum?
Penyelesaian
(1) Model matematikanya
Misalkan: M1 yang diproduksi = x unit
M2 yang diproduksi = y unit

● Minimumkan,
z = 20x + 30y (Fungsi tujuan)

● Dengan syarat/kendala:
● 6x + 3y ≥ 48 (kendala 1)
● 4x + 5y ≥ 40 (kendala 2)
● 2x + 6y ≥ 24 (kendala 3)
● x, y ≥ 0 (syarat non-negatif)
 
(2) Menggambarkan grafik fungsi - fungsi kendala
Kendala pertidaksamaan dijadikan kendala persamaan
6x + 3y ≥ 48 → 6x + 3y = 48 (k1)
4x + 5y ≥ 40 → 4x + 5y = 40 (k2)
2x + 6y ≥ 24 → 2x + 6y = 24 (k3)

Kendala 1, (k1) titik potong dengan sumbu x , (8, 0)


6x + 3y = 48 titik potong dengan sumbu y, (0,16)

Kendala 2, (k2) titik potong dengan sumbu x , (10, 0)


4x + 5y = 40 titik potong dengan sumbu y, (0, 8)

Kendala 3, (k3) titik potong dengan sumbu x , (12, 0)


2x + 6y = 24 titik potong dengan sumbu y, (0, 4)
• Titik potong antara garis k1 dan • Titik potong antara garis k2
k2 (titik B) dan k3 (titik C)
6x + 3y = 48 (kalikan 5)
4x + 5y = 40
4x + 5y = 40 - (kalikan 3)
2x + 6y = 24 (kalikan 2)
18x = 120
- 7y = - 8
Y y=
 A (0,16) x = 120 = 60
18 9 4x + 5y = 40
4x 5( ) = 40
k1
6x + 3y = 48 x = 60
2x + y = 16 7
(0,8) daerah layak
Y = 16 -2x
k2
= 16 - 2( ) Jadi, titik potong antara garis
(0,4)  B (60/9 , 24/9) k2 dan k3 adalah ()
= 144 - 120
k3  C (60/ 7, 8/ 7 )
9
= 24
0 ( 8,0 ) ( 10,0 ) ( 12,0 ) X 9
Jadi, titik potong k1 dan k2 adalah (
Gambar 6-4 )
(3) Pemecahan yang layak (feasibel)
Dari Gambar 6.4 diketahui bahwa pemecahan yang layak adalah titik A (0, 16), B ( , ), C ( , ) dan D (12,
0)

(4) Menentukan nilai fungsi tujuan dan memilih nilai yang optimal
Pemecahan yang layak Nilai fungsi tujuan z = 20x + 30y
A (0, 16) 480
213,33
B ( 60
9 ,
24
9 )
C ( 0,
6 8 ) 205,71 → nilai terkecil (minimum)
7 7
D (12, 0) 240

Jadi, agar biaya produksinya minimum, sebaiknya diproduksi 9 unit M1 (9 ≈ )


ME TO D E
SIMP LE K S
PENGERTIAN
● Metode simpleks adalah metode yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan persoalan material yang telah diformulasikan
terlebih dahulu ke dalam persamaan matematika program linear
yang mempunyai variable keputusan mulai dari lebih besar atau
sama dengan 2 (dua) sampai multivariable.
● Dalam metode simpleks pengubahan kendala pertidaksamaan
menjadi kendala persamaan, dilakukan dengan cara penambahan
“slack variable” diruas kiri bagi kendala dengan tanda
pertidaksamaan dan pengurangan “surplus variable” bagi
kendala dengan tanda pertidaksamaan slack variable maupun
surplus variable biasanya dilambangkan dengan Si (i= 1,2,3,
….m), m menyatakan banyaknya persamaan pembentuk sistem
persamaan kendala/pembatas.
● Sedangkan metode grafik hanya dapat digunalan apabila jumlah
variable keputusan maksimal 2 (dua) buah.
Masalah Maksimisasi contoh soal 6-6
Maksimumkan,
z = 30x + 36y
Dengan kendala,
x + 2y
x+y
3x + y
x, y

1. Menyusun tabel simpleks awal

i. Mengubah kendala pertidaksamaan menjadi kendala persamaan dengan menambahkan “slack variable” oleh karena tanda
pertidaksamaannya adalah <, maka di ruas kiri tambahkan slack variable sebagai berikut :
x + 2y < 70  x + 2y + s1 = 70 <-> x + 2y + s 1 + 0s2 + 0s3 = 70
x + y < 40  x + y + s2 = 40 <-> x + y + 0s1 + s2 + 0s3 = 40
3x + y < 90  3x + y + s3 = 90 <-> 3x + y + 0s1 + 0s2 + 0s3 = 90

ii. Bentuk matriks dari persamaan-persamaan kendala,

iii. Bentuk lain dari fungsi tujuan (setelah penambahan slack variable)
z = 30x + 36y <-> z = 30x + 36y + 0s1 + 0s2 +0s3
<-> -30x – 36y – 0s1 – 0s2 – 0s3 + z = 0
Lanjutan
● Maka table simpleks awalnya,

Tabel 6.1
 
x y S1 S2 S3 z Konstanta
Variable saat ini s1
1 2 1 0 0 0 70

S2 1 1 0 1 0 0 40

S3 3 1 0 0 1 0 90

Baris Tujuan  -30 -36 0 0 0 1 0


Lanjutan
2. Menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot
i. Kolom Pivot
Lihat baris tujuan. Nilai negative terbesar adalah, -36, dan terletak pada kolom ke-2 atau kolom y. Maka kolom y atau kolom
ke-2 sebagai kolom pivot, dan variable y merupakan variable masuk.
ii. Baris Privot
Lihat kolom konstanta dan kolom pivot (kolom ke-2)
Rasio kelayakannya : untuk baris
untuk baris
untuk baris
iii. Elemen Privot
Elemen yang terletak pada perpotongan baris privot dengan kolom privot adalah 2 (elemen dengan nilai 2). Jadi 2 adalah
elemen privot.
Tabel 6.1a masuk
  x y S1 S2 S3 z Konstanta
Keluar 
1 (2) 1 0 0 0 70
s1
S2 1 1 0 1 0 0 40
S3 3 1 0 0 1 0 90
Baris Tujuan -30 -36 0 0 0 1 0
Lanjutan
3. Pivoting pertama kali
i. Nilai elemen pivot dijadikan satu, dengan cara baris pivot (baris ke-1) dikalikan ½, memberikan hasil seperti dalam
Table 6.1b
Tabel 6.1b
 
x y S1 S2 S3 z Konstanta

S1 1/2 2 1/2 0 0 0 70

S2 1 1 0 1 0 0 40

S3 3 1 0 0 1 0 90

  -30 -36 0 0 0 1 0

ii. Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol.


• baris ke-2 dikurangi 1 kali baris ke-1
• baris ke-3 dikurangi 1 kali baris ke-1, dan
• baris ke-4 ditambah 36 kali baris ke-1
Lanjutan
Pengolahan baris ini, memberikan hasil seperti dalam Tabel 6.1.c

Table 6.1c
  x y S1 S2 S3 z Konstanta

Y 1/2 1 1/2 0 0 0 35

S2 1/2 0 -1/2 1 0 0 5

S3 5/2 0 -1/2 0 1 0 55

  -12 0 18 0 0 1 1260

Oleh karena pada baris tujuan masih terdapat elemen bernilai negative yaitu minus 12, ini berarti penyelesaian belum optimal.
Oleh karena itu, pemecahan dimulai lagi dari Langkah 2 (dipivot kembali)
Lanjutan
4. Kembali menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot
i. Kolom Pivot
Nilai negative yang terbesar pada baris tujuan adalah minus 12Elemen (-12), terletak pada kolom ke-1 atau
kolom x, maka kolom,merupakan kolom pivot. Variabel × merupakan variabel masuk.

ii. Baris Pivot


Perhatikan kolom konstanta dan kolom pivot (kolom x)
Rasio kelayakannya :
untuk baris y,
untuk baris s2,
untuk baris s3,

Oleh karena rasio kelayakan untuk s2 = 10 paling kecil maka baris s2 atau baris ke-2 merupakan baris pivot.
Variabel s2 merupakan variable keluar.
Lanjutan
iii. Elemen pivot
Elemen yang terletak pada perpotongan antara baris pivot dan kolom pivot adalah ½. Jadi, elemen pivotnya adalah ½. Untuk
lebih jelasnya variable masuk, variable keluar dan elemen pivot dapat dilihat dalam Table 6.1d

Tabel 6.1d masuk


 
x y S1 S2 S3 z Konstanta
S1
½ 1 ½ 0 0 0 35
Keluar  S2
(½) 0 -½ 1 0 0 5
S3
5/2 0 -½ 0 1 0 55
 
-12 0 18 0 0 1 1260
Lanjutan
5. Pivoting kedua kalinya
i. Selanjutnya, nilai elemen pivot dijadikan satu dengan jalan baris pivot (baris ke-2) dikalikan 2, memberikan hasil
seperti dalam Table 6.1e

Table 6.1e
  x y S1 S2 S3 z Konstanta

Y 1/2 1 1/2 0 0 0 35

X 1 0 -1 2 0 0 10

S3 5/2 0 -1/2 0 1 0 55

  -12 0 18 0 0 1 1260

ii. Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nil, caranya sebagai berikut:
• Baris ke-1 dikurangi ½ kali baris ke-2
• Baris ke-3 dikurangi 5/2 kali baris ke-2
• Baris ke-4 ditambah 12 kali bari ke-2
Lanjutan
Akan memberikan hasil final seperti dalam Table 6.1f.

Table 6.1f

x y S1 S2 S3 z Konstanta

Y 0 1 1 -1 0 0 30

X 1 0 -1 2 0 0 10

S3 0 0 2 -5 1 0 30

  0 0 6 24 0 1 1380

Oleh karena pada baris tujuan tidak terdapat lagi elemen yang bernilai negatit, berarti pemecahan layak yang optimal telah
ditemukan/tercapai. Dengan pemecahan layak optimal, × = 10 dan y = 30, dan nilai maksimum bagi z (fungsi tujuan) adalah
1380.
Contoh 6-7
Maksimumkan,
u = 30x + 24y + 60z
dengan kendala,
6x + 3y + 5z ≤ 30
2x + 2y + 10z ≤ 50
X, y, z ≥ 0
Penyelesaian

1. Menyusun tabel simpleks awal


a. Mengubah kendala pertidaksamaan menjadi kendala persamaan dengan penambahan slack variabel, sebagai berikut:

6x + 3y + 5z + S1 = 30 <=> 6x + 3y + 5z + S1 + 0s2 = 30

2x + 2y + 10z + S2 = 50 <=> 2x + 2y + 10z + 0s1 + S2 = 50

b. Bentuk matriks dari persamaan-persamaan kendala:

=
c. Bentuk lain dari fungsi tujuan (setelah penambahan slack variabel)
u = 30x + 24y + 60z
<=> u = 30x + 24y + 60z + 0S1 + 0S2
<=> –30x – 24y – 60z – 0S1 – 0S2 + u = 0
2. Menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot.
a. Kolom Pivot
Lihat baris tujuan. Nilai negatif terbesar terletak pada kolom 3 atau
kolom z. Maka kolom 3 atau kolom z merupakan kolom pivot. Variabel
z merupakan variabel masuk.
 
b. Baris Pivot
Lihat kolom konstanta dan kolom pivot.
Rasio kelayakannya Untuk baris S1,
Untuk baris S2,

Oleh karena rasio kelayakan untuk S2 = 5 lebih kecil dari S1= 6, maka
baris pivotnya adalah baris 2 atau baris S2. Variabel S2 merupakan
variabel keluar
c. Element Pivot
Elemen yang terletak pada perpotongan antara baris pivot dengan
kolom pivot adalah 10. Jadi, elemen pivotnya 10.
Variabel masuk, variabel keluar dan elemen pivot, seperti terlihat
pada Tabel 6.2a
3. Pivoting pertama kalinya
a. Nilai elemen pivot dijadikan satu, dengan jalan baris pivot
(baris ke-2) dikalikan , memberikan hasil seperti dalam Tabel 6.2b.

b. Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol.


baris ke-1 dikurangi 5 kali baris ke-2,
baris ke-3 ditambah 60 kali baris ke-2,
Didapat hasil seperti dalam Tabel 6.2.c.

Oleh karena, pada baris tujuan masih terdapat elemen bernilai negatif
yaitu minus 18 dan minus 12, ini berarti penyelesaian belum optimal.
Oleh karena itu, pemecahan dimulai lagi dari langkah 2 (dipivot kembali).
4. Kembali menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot
a. Kolom Pivot
Kolom pivot adalah kolom ke-1 atau kolom x (oleh karena nilai negatif
terbesar pada baris tujuan terdapat pada kolom ke-1 atau kolom x).
Variabel x merupakan variabel masuk.
b. Baris Pivot
Baris pivot adalah baris 1 atau baris S 1 (karena rasio kelayakan baris 1 atau baris S1, lebih kecil dari rasio
kelayakan baris ke-2 atau baris S 2, 5/ Variabel S1 merupakan variabel keluar.
c. Elemen Pivot
Elemen pivot adalah 5 (Elemen yang terletak pada perpotongan
baris pivot dengan kolom pivot).
Variabel masuk, variabel keluar dan elemen pivot, dapat dilihat pada
Tabel 6.2d
5. Pivoting kedua kalinya
a. Nilai elemen pivot dijadikan satu, dengan jalan baris pivot (baris ke-1) dikalikan , memberikan hasil seperti
dalam tabel berikut:

b. Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol sebagai berikut:


baris ke-2 dikurangi kali baris 1,
baris ke-3 ditambah 18 kali baris 1,
Pengolahan baris ini memberikan hasil seperti dalam Tabel 6.2f

Oleh karena pada baris tujuan masih terdapat nilai negatif, yaitu minus
(- , maka di pivot kembali.
6. Menentukan kembali kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot.
a. Kolom pivot adalah kolom y. (oleh karena bilangan negatif terbesar
pada baris tujuan terdapat pada kolom y). Variabel y merupakan
variabel masuk.
b. Baris pivot adalah baris ke-1 atau baris x (oleh karena rasio kelayakan baris ke-1 atau baris x, lebih kecil dari
rasio kelayakan baris ke-2 atau baris z, Variabel x merupakan variabel keluar.
c. Elemen pivot adalah
Variabel masuk (dengan tanda panah masuk), variabel keluar (dengan
anak panah keluar), elemen pivot (dengan tanda lingkaran) lihat pada
Tabel 6.2g
7. Pivoting ketiga kalinya 8. Oleh karena pada baris
a. Nilai elemen pivot dijadikan satu, dengan jalan baris ke-
1 dikalikan tujuan tidak terdapat lagi
5/2, memberikan hasil seperti dalam tabel berikut:
bilangan negatif (elemen
dengan nilai negatif), berarti
pemecahan layak optimal
telah dicapai.
Dengan pemecahan optimal,
x = 0, y = dan z = . Dengan
b. Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol sebagai berikut:
baris ke-2 dikurangi kali baris ke- 1,
nilai fungsi
baris ke-3 ditambah kali baris ke-1, didapat tabel final berikut ini tujuan u, sebesar 330.
Tabel 6.2i
Masalah Minimisasi
Dalam mencari nilai maksimum dari suatu fungsi tujuan, umumnya ditambahkan “Slack
variable” ke dalam kendala pertidaksamaan guna menjadikan kendala persamaan. Akan
tetapi didalam mencari nilai minimum suatu fungsi tujuan, umumnya ditambahkan “minus
slack variable” yang disebut “Variabel surplus” ke dalam pertidaksamaan guna mengubah
kendala pertidaksamaan menjadi kendala persamaan. Karena koefesien dari variabel surplus
tersebut minus satu. (-1), maka tidak memberikan matriks identitas.
Variabel Buatan
Variabel buatan adalah suatu variabel kosong ( dummy variable ) yang di tambahkan dengan maksud khusus, yaitu
untuk menghasilkan sesuatu penyelesaian dasar awal yang mungkin. Variabel buatan umumnya di lambangkan dengan dan
0. Di dalam fungsi tujuan koefesien dari yang ditambahkan sebesar plus M, (+M). M adalah suatu bilangan yang cukup besar
yang tidak mungkin untuk menyakinkan bahwa variabel buatan () akan di keluarkan atau muncul dari penyelesaian yang
optimal.

(1) Kolom pivot


Pada masalah minimisasi, kolom pivot adalah kolom pada baris tujuan dengan nilai positf terbesar, sedangkan
pada masalah maksimisasi, kolom pivot adalah kolom pada baris tujuan dengan nilai negative terbesar.
(2) Penyelesaian / pemecahan layak optimal
Pada minimisasi, Pemecahan layak optimal telah tercapai bila elemen-elemen pada baris tujuan bernilai negatif
atau nol ( selain untuk nilai variable yang nilainya dioptimalkan ) atau tidak ada nilai positif lagi pada baris tujuan.
Contoh 6-8
Minimumkan, z= 5x + 3y
Dengan Kendala, 2x + y ≥ 3
x +y≥2
x,y ≥0
Penyelesaian
1. Menyusun tabel simpleks awal
(i) Kendala pertidaksamaan dijadikan dijadikan kendala persamaan dengan pengurangan variabel surplus
( Penambahan minus slack variabel ) dan penambahan variable bantuan, sebagai berikut :
2x + y ≥ 3 3 (1)
x +y≥2 (2)
Persamaan (1) dan (2) dapatt juga dinyatakan sebagai berikut :
2x + y – S1 + A1 = 3
x +y - + = 2 x+ y - +0+ = 2
(ii) Bentuk matriks dari persamaan-persamaan Kendala

[]
𝑥
𝑦
|21 1− 1
1 0
0 1
−1 0 |
0
1
𝑆1 = 3
𝐴1
2[ ]
𝐴2
(iii) Bentuk Fungsi tujuan setelah adanya variable buatan
z = 5x + 3y + 0+ M

(iv) Menyusun tabel persiapan


  x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta

Variabel A1 2 1 -1 0 1 0 0 3
saat ini
A2 1 1 0 -1 0 1 0 2

Baris tujuan → -5 -3 0 0 -M -M 1 0
(v) Tabel Awal
Elemen-elemen pada kolom dan pada baris tujuan dijadikan nil dengan cara baris ke -3 ditambah M kali ( Baris ke -1 +
baris ke – 2 ), dan didapat table awal sebagai berikut :
x y z Konstanta

2 1 -1 0 1 0 0 3

1 1 0 -1 0 1 0 2

3M-5 2M-3 -M -M 0 0 1 5M

2) Menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot


(i) Kolom pivot
Lihat baris tujuan. ( 3M – 5 ) merupakan nilai positif terbesar. Jadi kolom x atau kolom ke – 1, merupakan kolom pivot.
Maka variabel x, merupakan variabel masuk.
(ii) Baris Pivot
Lihat kolom konstanta dam kolom pivot (kolom X )

Untuk , = 1,5
Rasio kelayakan :
Untuk , = 2
Oleh karena raio kelayakan untuk lebih kecil dari rasio kelayakan maka baris ke – 1 atau baris merupakan baris pivot. Maka
variabel merupakan variabel keluar.

Variabel masuk, variabel keluar dan elemen pivot dapat dilihat pada tabel 6.3a

x y z Konstanta
1 -1 0 1 0 0 3
1 1 0 -1 0 1 0 2
3M-5 2M-3 -M -M 0 0 1 5M

(3) Pivoting pertama kalinya


(i) Nilai elemen pivot dijadikan satu, dengan cara baris pivot ( baris ke -1 ) dikalikan dan memberikan hasil seperti :

  x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta

A1 1 ½ -½ 0 ½ 0 0 3/2
A2 1 1 0 -1 0 1 0 2
  3M-5 2M-3 -M -M 0 0 1 5M
(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol, dengan cara baris ke-2 dikurangi 1 kali baris ke-1, baris ke-3
dikurangi ( 3M – 5 ) kali baris ke-1, dan memberikan hasil seperti dalam tabel :

x y z Konstanta
x 1 - 0 0 0 3/2
0 -1 - 1 0 ½
0 -M 0 1

Oleh karena pada baris tujuan masih terdapat nilai positif ( Selain nilai z ) yaitu dan maka pemecahan belum optimal, maka
dipivot Kembali ( pemecahan Kembali dari Langkah 2 )
(4) Menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot
(i) Kolom pivot
Lihat baris tujuan. ( ) adalah nilai positif terbesar. Maka dari itu kolom y atau kolom ke-2, merupakan kolom pivot. Variabel y
merupakan variabel masuk.
(ii) Baris pivot
Lihat kolom konstanta dan kolom provot ( kolom y ).
Rasio kelayakan : Untuk x, / =3
Untuk , / =1
Oleh karena rasio kelayakan untuk lebih kecil maka baris atau baris ke-2 merupakan baris pivot. Variabel merupakan
variabel keluar.
(iii) Elemen pivot
Elemen yang terletak pada perpotongan baris pivot dengan kolom pivot adalah Jadi, elemennya pivotnya .
Variabel masuk, variabel keluar dan elemen pivot dapat dilihat pada Tabel 6.3d:

x y z Konstanta
x 1 - 0 0 0 3/2
0 -1 - 1 0 ½
0 -M 0 1

(5) Pivoting kedua kalinya


(i) Nilai elemen pivot dijadikan suatu, dengan cara baris pivot ( baris ke-2 ) dikalikan 2, dan memberikan hasil seperti
tabel berikut :

x y z Konstanta
x 1 - 0 0 0 3/2
y 0 1 1 -2 -1 2 0 1
0 -M 0 1
(ii) Elemen lain pada kolom pivot dijadikan nol, dengan cara baris ke-1 dikurangi ½ kali baris ke-2,
baris ke-3 dikurangi ( ) kali baris ke -2, memberikan hasil seperti dalam tabel final berikut:

x y z Konstanta
X 1 0 -1 1 1 -1 0 1
Y 0 1 1 -2 -1 2 0 1
0 0 -2 -1 -M+2 -M+1 1 8

(6) Oleh karena pada baris tujuan tidak terdapat lagi elemen yang bernilai positif ( selain nilai dari z=1 ), ini
berarti pemecahan layak optimal telah dicapai. Dengan pemecahan optimal, x= 1 dan y=1, dan nilai
minimum bagi z ( fungsi tujuan ) adalah 8
Dual dari Program Linear
01 02 03
Konstanta dalam kendala Koefisien dalam fungsi tujuan Tanda pertidaksamaan
primal merupakan koefisien primal merupakan konstanta dalam kendala primal dan
dalam fungsi tujuan dual dalam kendala dual dual, saling berlawanan

04
Matriks koefisien dalam kendala dual adalah
transpose dari matriks koefisien dalam kendala
primal. (Baris ke-i dari koefisien dalam kendala
primal merupakan kolom ke-i dari koefisien dalam
kendala dual)
Contoh 6-11
Maksimumkan,
(primal)
dengan kendala

Dualnya diberikan oleh,


Minimumkan,

dengan kendala, (dual)


Contoh 6-13
Maksimumkan,
(primal)
dengan kendala

Dualnya diberikan oleh,


Minimumkan,

dengan kendala, (dual)


S E K I AN
I MA K A S I H
T E R

Anda mungkin juga menyukai