Anda di halaman 1dari 18

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Puskesmas Tempel II Kabupaten Sleman Tahun


2017
Nama Kelompok :
Akbal Darmawan (145130003)
Ani Istiyani (165130021P)
Astiana Al’dila (165130012P)
Beni Roman Pratama (165130102P)
Mery Krismes (1651300104P)
Riyan Wahyudi (1651300122P)
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
• Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan di
Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang
memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau
pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan
sehat, dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keberhasilan pembangunan kesehatan Puskesmas
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. (PERMENKES
RI No. 75, 2014)
• Di Kabupaten Sleman dalam bidang kesehatan, pengelolaan
pembangunan kesehatan, telah diarahkan bahwa Puskesmas
tidak lagi hanya berperan sebagai “Unit Pelaksana”, tetapi
lebih sebagai “Pengelola” pembangunan di wilayahnya.
• Puskesmas Tempel II merupakan salah satu UPT Pelayanan
kesehatan dasar yang ada di Kecamatan Tempel, serta
menjadi pelayanan kesehatan masyarakat yang tersebar
dalam 4 desa wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas Tempel II
merupakan puskesmas yang belum rawat inap namun sudah
menerapkan Standar ISO dan Terakreditasi Madya.
Puskesmas Tempel II melakukan beberapa upaya kesehatan
masyarakat seperti Upaya Kesehatan Ibu dan Anak seta
Keluarga Berencana, Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat,
Upaya Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
Promosi Kesehatan.
TUJUAN
Khusus :
Umum :
1. Diketahui pelaksanaan dan
Diketahui gambaran pencapaian program Manajemen
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Puskesmas secara Tempel II Kabupaten Sleman
geografi dan demografi 2. Diketahui pelaksanaan program
serta realisasi program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Puskesmas Puskesmas Tempel II
di Puskesmas Tempel II Kabupaten Sleman
Kabupaten Sleman 3. Diketahui faktor pendukung dan
penghambat dalam pelaksanaan
program Ma
4. najemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Puskesmas
Tempel II Kabupaten Sleman
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
a. Sejarah singkat dan kedudukan instansi
1. Sejarah singkat instansi
Wilayah Puskesmas Tempel II sebelumnya merupakan puskesmas
pembantu dari Puskesmas Tempel Kecamatan Tempel Kabupaten
Sleman. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk yang ada
dan merupakan daerah perbatasan antara provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) dan Provinsi Jawa Tengah serta dalam rangka untuk
mendekatkan pelayanan kepada masyarakat yang lebih optimal maka
pada tahun 1985 Puskesmas Tempel dengan wilayah 8 desa yang ada
dimekarkan menjadi 2 Puskesmas yaitu menjadi Puskesmas Tempel I
dan Puskesmas Tempel II yang membawahi masing-masing 4 desa,
sejak tahun itulah maka Puskesmas Tempel II dinyatakan berdiri.
2. Kedudukan Instansi
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan adalah sebagai
berikut ;
Aspek fungsional
– Sebagai unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat
pertama yang dibina oleh dinas kesehatan kabupaten
– Petugas pelayanan medik, puskesmas merupakan unit pelayanan
medik dasar tingkat pertama yang secara teknis dapat berkoordinasi
dan bekerja sama dengan RSUD kabupaten
– Dalam sistem kesehatan nasional, puskesmas berkedudukan sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang merupakan ujung
tombak pelayanan kesehatan di Indonesia
Aspek Organisasi
Puskesmas merupakan organisasi struktural dan berkedudukan
sebagai unit pelaksana teknis dinas dipimpin oleh kepala, yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas
kabupaten.
VISI dan MISI Puskesmas Tempel II Kabupaten
Sleman
Visi :
Puskesmas Tempel II sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar yang handal dan
bersahabat bagi masyarakat.

Misi :
1. Menyelenggarakan pelayanan promotif, preventif dan kuratif yang berkualitas
2. Mewujudkan tertib administrasi umum dan keuangan
3. Mengoptimalkan sumberdaya manusia dan fasilitas yang ada
4. Meningkatkan pelayanan pada pelanggan dengan mengutamakan keramahan dan
Profesionalisme

Kebijakan Mutu
Semua pegawai Puskesmas Tempel II berkomitmen meningkatakan kepuasan
pelanggan dengan melakukan perbaikan mutu pelayanan secara berkesinambungan
dengan cara:
a. Meningkatkan pemberdayaan dan wawasan kesehatan masyarakat
b.Meningkatkan kompetensi pegawai
c. Memberikan pelayanan yang ramah, cepat, tepat dan nyaman
d.Menerapkan sistem Manajemen mutu ISO 9001:2008 secara efektif dan efisien
b. Struktur Organisasi dan Tupoksi
1. Bagan Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas Tempel II ditetapkan dengan berdasarkan
peraturan Bupati Sleman Nomor31 Tahun 2009 tentang uraian Tugas dan
Fungsi, dan tata kerja Dinas Kesehatan dan Peraturan Bupati Sleman Nomor
52 tahun 2009, tentang Pembentukan Pusat Kesehatan Masyarakat. Adapun
struktur organisasi Puskesmas TempelII sebagai berikut :
1. Kepala UPT Puskesmas
2. Sub Bag Tata Usaha dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah
dan bertangggung jawab kepada kepala UPT Puskesmas.
3. Kelompok jabatan fungsional yang dalam melaksanakan tugas di
koordinasikan oleh tenaga fungsional yang ditunjuk, dan berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada kepala UPT melalui kepala sub
bag TU.
2. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Tugas pokok UPT Puskesmas Tempel II Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman
adalah melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan
Sleman di bidang penyelenggaraan pelayanan kesehatan
masyarakat.
Fungsi UPT Puskesmas Tempel II Dinas Kesehatan adalah :
1. Perumusan kebijakan teknis
2. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat.
3. Penyelenggaraan pelayanan klinis
4. Penyelenggaraan kesehatan masyarakat
5. Penyelenggaraan ketatausahaan; dan
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Jenis dan Jumlah Sumber Daya Instansi
Jumlah ketenagaan yang ada di Puskesmas Tempel II adalah 42 orang yang terdiri atas :
a. Dokter Umum : 2 orang
b. Dokter gigi : 1 orang
c. Kesehatan Masyarakat : 2 orang
d. Perawat Umum : 6 orang
e. Perawat gigi : 2 orang
f. Bidan : 7 orang
g. Penyuluh kesehatan : 1 orang
h. Sanitasi : 1 orang
i. Nutrisionis / Gizi : 2 orang
j. laborat/analis : 2 orang
k. Apoteker : 1 orang
l. Asisten Apoteker : 1 orang
m. Staf : 8 orang
n. Rekam Medis : 2 orang
o. Psikolog : 1 orang
p. Fisioterapi : 1 orang
q. Pengelola IT : 1 orang
r. Pembuku : 1 orang
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil Kegiatan
1. Hasil Kegiatan Pelaksanaan Manajemen Pelayanan Kesehatan
(MPK)
- Instrumen manajemen puskesmas
a) Perencanan Tingkat Puskesmas
b) Lokakarya Mini Puskesmas
c) Lokakarya Mini Lintas Sektor
d) Penilaian Kinerja Puskesmas Tempel II
a. MANAJEMEN LOGISTIK DIPUSKESMAS
TEMPEL II
 MANAJEMEN LOGISTIK PERBEKALAN TEMPEL II
1. Alur manajemen logistik obat

Perencanaan Permintaan Penerimaan

Pencatatan
dan Pendistribusian Penyimpanan
Pelaporan
Keterangan :
Petugas kamar obat di puskesmas membuat perencanaan obat sesuai
dengan perkiraan kebutuhan pemakaian obat di puskesmas dengan cara
menghitung stok awal dan sisa stok obat, pemakaian rata-rata per
bulannya, pola penyakit, kegiatan program puskesmas yang akan datang.
Setelah itu, melakukan permintaan ke POAK (Penyimpanan Obat dan Alat
Kesehatan) untuk mengajukan kebutuhan obat tersebut. Petugas gudang
obat menerima permintaan obat sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
permintaan yang diajukan oleh puskesmas. Petugas penerima obat
melakukan fungsi pengecekan yaitu memeriksa apakah jumlah obat,
bentuk obat, jumlah kemasan dan jenis obat sesuai dengan Laporan
Pemakaian dan Lembar Penerimaan Obat (LPLO). Petugas menyimpan obat
tersebut berdasarkan nama obat dengan sistem alfabetis untuk setiap
bentuk sediaan, jenis obat padat dan cair di simpan dengan cara terpisah.
Obat dirotasi dengan sistem first in first out (FIFO). Pendistribusian obat
dilakukan melalui permintaan sub unit pelayanan kesehatan dilingkungan
puskesmas dan puskesmas pembantu. Petugan melakukan pencatatan dan
pelaporan pengeluaran obat melalui kartu stok obat.
2. Alur perencanaan perbekalan (Rumah Tangga)

Pengadaan Pengelolaan
Perencanaan Penyimpanan
Barang Barang

Keterangan :
Unit mengajukan perencanaan kebutuhan barang kepada bendahara
barang untuk memberikan barang yang ada disertai tanda tangan serah
terima, setiap unit mengajukan kebutuhan barang dalam tahun
anggaran. Bagian perencanaan merencanakan kebutuhan barang dalam
satu tahun anggaran sesuai dengan anggaran yang ada, kemudian
tersusunlah rencana kebutuhan barang.
Dari panitia pengelolaan barang dilakukan stok barang di gudang,
kemudian barang dikeluarkan dengan cara sistem FIFO (first in first out)
setelah itu petugas mengecek stok minimal barang digudang, apabila
barang tersebut sudah melampaui stok minimal, maka bendahara barang
akan mengajukan usulan pengadaan barang.
b. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PUSKESMAS
TEMPEL II
Analisis
Formatur Dinas
Beban Kerja BKD Rekrutment
Kepegawaian Kesehatan
(ABK)

Jumlah kebutuhan pegawai/ pejabat berdasarkan beban


kerja. Sumber Daya Manusia di Puskesmas Tempel II
masih terbatas dan beban kerja yang tidak seimbang
dengan jumlah SDM serta masih ada jabatan yang
dirangkap oleh pemangku jabatan lain. Sehingga untuk
kelancaran pelaksanaan tugas Pusat Kesehatan
Masyarakat Tempel II mengoptimalkan sumber daya
yang ada.
Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Kerja

 Faktor pendukung pelaksanaan program kerja


1. Puskesmas meningkatkan kompetensi SDM yanga ada dengan
cara mengikuti seminar dan pelatihan untuk menunjang kinerja.
2. Mengikuti perkembangan teknologi kesehatan dan informasi.
3. Sistem Manajemen pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas
yang berjalan dengan baik, terkoordinasi dan sesuai dengan
program yang telah direncanakan yang telah terakreditasi dasar
dengan nomor registrasi P3404140202 tahun 2016
4. Adanya fasilitas yang memadai untuk mendukung setiap program
yang dilaksanakan
5. Kegiatan evaluasi bersama dalam peningkatan pelayanan dapat
cepat dilakukan antar lintas program atau masing-masing program

 Faktor Penghambat Pelaksanaan Program Kerja


1. Masih adanya petugas yang kurang berkompeten dibidangnya yang di perlukan
2. Masih ada petugas yang merangkap memegang program, maka beresiko pada
program yang dijalankan.
3. Adanya peraturan dan perundang undangan yang kurang mendukung untuk
peningkatan kerja BLU
Pembahasan
1. Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atau Tenaga Kesehatan dan tenaga
non kesehatan. Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non
kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan
mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah
penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah
kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di
wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja.
2. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Tempel II telah
memiliki Surat Izin Praktek, memiliki uraian tugas masing masing, dan ada
tambahan tugas lain yang harus di laksanakan oleh setiap orang yang
bekerja di Puskesmas Tempel II.
3. Dalam rangka memenuhi tuntutan pelayanan kesehatan, puskesmas harus
mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas di semua bidang
pelayanannya, dan salah satu sistem yang mampu mengelola hal tersebut
adalah dengan sistem manajemen logistik, dimulai dari perencanaan dan
penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan
pemeliharaan serta penghapusan.
KESIMPULAN
1. Telah diketahui gambaran Puskesmas secara geografi
dan demografi serta realisasi program di Puskesmas
Tempel II Kabupaten Sleman
2. Pelaksanaan dan pencapaian program Manajemen
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Tempel II sudah
berjalan cukup baik
3. Pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
di Puskesmas Tempel II sudah berjalan sesuai dengan
rencana usulan kegiatan
4. Adanya beberapa faktor penghambat dan pendukung
dalam pelaksanaan program Manajemen dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Puskesmas Tempel II

Anda mungkin juga menyukai