Anda di halaman 1dari 29

PENYUSUNAN ANGGARAN

PERUSAHAAN DAGANG
Tugas Mata Kuliah Penganggaran
Dosen Pengampu : Dr. Imam Abu Hanifah S.E., Ak., M.M

Kelompok 5

Siti Nur Aisyah (5552170088)

Ganesh Kalyana Tantra (5552190043)

Adam Abid Mukti Adha (5552190065)


TUJUAN

# Menyusun anggaran tetap perusahaan dagang


berupa anggaran operasional dan anggaran
keuangan.

# Menyusun anggaran variabel perusahaan


dagang.

# Menganilisis selisih dan menyusun laporan


laba rugi.
ANGGARAN tetap yang akan diuraikan ini berupa anggaran induk. Sebagai contoh, berikut ini disajikan
data dari perusahaan dagang Toko Banjar yang berbentuk badan usaha perseroan Terbatas dan mempunyai neraca 1. PENYUSUNAN
seperti tampak pada Tabel 19-1 berikut.
ANGGARAN
a. Jualan sesungguhnya (aktual) dua bulan terakhir pada tahun 2016 dan taksiran (estimasi) jualan lima bulan
pada tahun 2017 yang akan datang sebagai berikut: TETAP
 
Sesungguhnya : November 2016 Rp120.000
Desember 2016 Rp100.000
Anggaran : Januari 2017 Rp120.000
Februari 2017 Rp130.000
Maret 2017 Rp115.000
April 2017 Rp120.000
Mei 2017 Rp130.000

Tabel 19-1
Neraca
b. Seluruh jualan dilakukan sebagian tunai dan sebagiannya lagi kredit dengan syarat pembayaran 50%
dibayar pada bulan jualan, 40% dibayar setelah bulan jualan, 9% dibayar dua bulan setelah bulan 1. PENYUSUNAN
jualan yang diinginkan 65% dari anggaran jualan.
c. Sediaan barang dagang akhir pada bulan bersangkutan direncanakan 65% dari jualan bulan yang akan ANGGARAN
datang setelah ditambah 50% dari jualan dua bulan berikutnya. Beban dibayar lunas bulan berikutnya.
d. Beban jualan dan administrasi variable 10% dari dapatan jualan bulan bersangkutan, kecuali beban TETAP
piutang tak tertagih.
e. Beban penjualan dan administrasi tetap Rp25.000 per-bulan, termasuk depresiasi perbulan Rp6.000.
Beban penjualan dan administrasi tunai dibayar pada bulan bersangkutan.
f. Manajemen menghendaki kas minimum Rp60.000 yang dimulai dari bulan Januari 2017. Untuk
menambah kas awal 2017 sebesar Rp50.000 menjadi Rp60.000 sebesar kas minimum., perusahaan
bermaksud meminjam uang pada bank sebesar Rp10.000 pada awal tahun dan akan dilunasi pada akhir
bulan ketiga. Bunga pinjaman di Bank 12% setahun dari pokok pinjaman yang dibayar pada akhir
triwulan.

Berdasarkan data tersebut manajemen menginginkan penyusunan anggaran induk untuk tiga bulan
pertama pada tahun 2017 yang disusun setiap bulan. Anggaran induk tersebut terdiri atas anggaran
operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional meliputi anggaran jualan, anggaran belian
(termasuk perkiraan sediaan barang dagangan akhir). Anggaran beban penjualan dan administrasi, serta
anggaran laba rugi. Anggaran keuangan meliputi anggaran kas dan anggaran neraca.
 Penyusunan
Anggaran
Anggaran jualan (sales budget) yang disusun beserta anggaran kas masuk dari dapatan jualan tampak pada
Tabel 19-2 berikut: Operasional

Tabel 19-2
Anggaran Jualan
Kas masuk bulan Januari, Februari, Maret seperti tampak pada Tabel 19-2 dihitung sebagai  Penyusunan
berikut.
Anggaran
Kas masuk bulan Januari
50% × Rp120.000 (jualan bulan Januari) = Rp 60.000
Operasional
40% × Rp100.000 (jualan bulan Desember) = Rp 40.000
9% × Rp120.000 (jualan bulan November) = Rp 10.800 +
Jumlah Rp110.800

Kas masuk bulan Februari


50% × Rp130.000 (jualan bulan Februari) = Rp 65.000
40% × Rp120.000 (jualan bulan Januari) = Rp 48.000
9% × Rp100.000 (jualan bulan Desember) = Rp 9.000 +
Jumlah Rp122.000

Kas masuk bulan Maret


50% × Rp115.000 (jualan bulan Maret) = Rp 57.500
40% × Rp123.000 (jualan bulan Februari) = Rp 52.000
9% × Rp100.000 (jualan bulan Januari) = Rp 10.800 +
Jumlah Rp120.300
 Penyusunan
Anggaran belian yang disusun seperti Tabel 19-3 dilengkapi dengan anggaran sediaan dan harga
pokok penjualan. Anggaran
Operasional

Tabel 19-3
Anggaran Belian
Sediaan barang dagangan awal merupakan sediaan brang dagangan akhir bulan lalu. Begitu juga
 Penyusunan
dengan bayar belian, yaitu belian bulan lalu dibayar bulan yang akan datang. Belian bulan bersangkutan
merupakan utang dagang pada bulan bersangkutan. Bayar belian bulan Januari sebesar Rp79.750 berarti Anggaran
bayar utang dagang bulan Desember 2016 seperti yang tampak pada tabel 19-1, belian bulan Februari
sebesar Rp89.875 berarti bayar utang dagang (belian huruf F pada tabel 19-3 bulan Januari, dan Operasional
seterusnya.

Harga pokok jualan seperti tampak pada tabel 19-3 dihitung sebagai berikut.

Januari 65% × Rp120.000 (jualan bulan Januari) =Rp78.000


Februari 65% × Rp130.000 (jualan bulan Februari) =Rp84.500
Maret 65% × Rp115.000 (jualan bulan Maret) =Rp74.750
 
Sediaan barang dagangan seperti tampak pada tabel 19-3 dihitung sebagai berikut.

Januari 65% × (Rp130.000 + 50% × Rp115.000) =Rp121.875


Februari 65% × (Rp115.000 + 50% × Rp120.000) =Rp113.750
Maret 65% × (Rp120.000 + 50% × Rp130.000) =Rp120.250

Anggaran beban penjualan dan administrasi merupakan unsur dari beban usaha disusun seperti Tabel
19-4.
Tabel 19-4
Anggaran Beban  Penyusunan
Penjualan dan
Adminitrasi Anggaran
Operasional

Beban penghapusan piutang seperti tampak pada tabel 19-4 dihitung sebagai berikut.
Januari = 1% × Rp120.000 = Rp1.200
Februari = 1% × Rp130.000 = Rp1.300
Maret = 1% × Rp115.000 = Rp1.150 +
Jumlah Rp3.650

Anggaran laba rugi merupakan tujuan dari penyusunan anggaran operasional. Oleh karena
itu, dalam penyusunan anggaran laba rugi diperlukan beberapa unsur dari anggaran operasional,
seperti anggaran jualan pada tabel 19-2, anggaran belian pada tabel 19-3, anggaran laba beban
jualan dan administrasi pada tabel 19-4. Disamping itu, untuk menyusun anggaran laba rugi
diperlukan juga perhitungan bunga jaminan bank.
Anggaran laba rugi yang disusun dari beberapa perhitungan dan anggaran yang  Penyusunan
baru disebutkan tadi disusun seperti tabel 19-5.
Anggaran
Tabel 19-5 Operasional
Anggaran
Laba Rugi

 
Pada tabel 19-5 tampak beban bunga tiap bulan sebesar Rp100 yang dihitung sebagai berikut:
Anggaran keuangan yang akan kita susun ini terdiri atas anggaran kas dan anggaran neraca. Anggaran
kas disusun dari beberapa anggaran terlebih dahulu, melalui data kebijaksanaan manajemen tentang kas  Penyusunan
minimum sebesar Rp60.000 dan pinjaman di bank pada awal tahun sebesar Rp10.000. Dari data tersebut dapat
disusun anggaran kas metode langsung seperti Tabel 19-6. Anggaran
Kas akhir seperti tampak pada Tabel 19-6 dihitung sebagai berikut. Keuangan

Januari = Rp60.000 – Rp9.950 + Rp10.000 = Rp40.050


Februari = Rp60.000 + Rp175 = Rp60.175
Maret = Rp60.000 + Rp13.600 – (Rp300 + Rp10.000) = Rp63.300

Tabel 19-6
Anggaran Kas
Metode Langsung
Anggaran kas metode tak langsung dapat disusun seperti Tabel 19-7. Anggaran metode tak langsung  Penyusunan
disusun berdasarkan Tabel 19-4, 19-5, 19-8.
Anggaran
Keuangan
Tabel 19-7
Anggaran Kas Metode Tak
Langsung
Menyusun anggaran neraca merupakan tujuan dari anggaran keuangan. Anggaran neraca yang disusun
berasal dari anggaran kas dan anggaran operasional terlebih dahulu tampak pada Tabel 19-8.
 Penyusunan
Anggaran
Keuangan

Tabel 19-8
Anggaran Neraca
Pada Tabel 19-8 tampak piutang dagang bersih bulan Januari sebesar Rp67.800, Februari sebesar
Rp74.500, dan Maret sebesar Rp68.050 dihitung sebagai berikut ;
 Penyusunan

*Piutang dagang bersih = 9% × Jualan bulan lalu + 49% × Jualan Bulan Bersangkutan
Anggaran
Januari = 9% × Rp100.000 + 49% × Rp120.000 = Rp67.800 Keuangan
Februari = 9% × Rp120.000 + 49% × Rp130.000 = Rp74.500
Maret = 9% × Rp130.000 + 49% × Rp115.000 = Rp68.050
 
Pada Tabel 19-8 tampak aset tetap bersih bulan Januari sebesar Rp144.000, Februari sebesar
Rp138.000, dan Maret sebesar Rp132.000 dihitung sebagai berikut :

**Aset Tetap Bersih = Aset tetap Awal – Depresiasi


Januari = Rp150.000 – Rp6.000 = Rp144.000
Februari = Rp144.000 – Rp6.000 = Rp138.000
Maret = Rp138.000 – Rp6.000 = Rp132.000
 
Pada Tabel 11-7 tampak laba ditahan pada bulan Januari sebesar Rp193.750, Februari sebesar
Rp199.850, dan Maret sebesar Rp202.350 dihitung dengan menggunakan data pada Tabel 19-1 dan Tabel 19-5.
Dari data tersebut laba ditahan dapat dihitung sebagai berikut.
***Laba ditahan = Laba ditahan diawal + Laba sebelum pajak
Januari = Rp190.050 + Rp3.700 = Rp193.750
Februari = Rp193.750 + Rp6.100= Rp199.850
Maret = Rp199.850 + Rp2.500 = Rp202.350
ANGGARAN Variabel mengklasifikan biaya menjadi dua jenis, yaitu biaya variabel dan biaya tetap.
Adapun biaya diartikan dalam arti luas , yaitu meliputi harga pokok dan beban. 2. PENYUSUNAN
Sebagai ilustrasi untuk menjelaskan tentang anggaran variabel perusahaan dagang, berikut ini diberikan
contoh Perusahaan Dagang Lamang yang memperdagangkan satu jenis barang dagangan berupa lamang.
Selama bulan April 2019 perusahaan menganggarkan (memperkirakan) lama terjual 25.000kg, tetapi pada
ANGGARAN
kenyataannya (aktual) perusahaan dapat menjual sebanyak 27.000kg. Kapasitas toko dan gudang misalkan
30.000kg. Untuk lebih lengkapnya berikut data anggaran (estimasi) dengan data sesungguhnya (aktual) pada VARIABEL
bulan April 2019.

a) Data anggaran (estimasi) jualan 25.000kg :


Harga jual per-kg Rp5
Biaya variabel per-kg:
Harga pokok jualan per-kg Rp2.00
Angkutan penjualan per-kg Rp0.30
Komisi penjualan per-kg Rp0.50
Pernik penjualan per-kg Rp0.20 +
Jumlah biaya Variabel per-kg Rp3

Biaya tetap per-bulan:


Depresiasi alat penjualan Rp3.750
Gaji penjualan Rp8.800
Gaji Administrasi Rp6.200
Depresiasi alat kantor Rp 500
Administrasi lainnya Rp 750 +
Jumlah biaya tetap per-bulan Rp20.000
b) Data realisasi (sesungguhnya) jualan 27.000kg: 2. PENYUSUNAN
Harga jual per-kg Rp6
ANGGARAN
Biaya variabel per-kg:
Harga pokok jualan per-kg Rp1.52
Angkutan penjualan per-kg Rp0.18
VARIABEL
Komisi penjualan per-kg Rp0.20
Pernik penjualan per-kg Rp0.10 +
Jumlah biaya Variabel per-kg Rp2

Biaya tetap per-bulan:


Depresiasi alat penjualan Rp3.710
Gaji penjualan Rp12.500
Gaji Administrasi Rp11.250
Depresiasi alat kantor Rp 485
Administrasi lainnya Rp 900 +
Jumlah biaya tetap per-bulan Rp28.845

Dari data tersebut dapat disusun anggaran variabel, laporan realisasi anggaran, dan analisis selisih.
Anggaran variabel yang disusun pada tingkat jualan: 5.000kg, 10.000kg, 15.000kg, 20.000kg, 25.000kg,
30.000kg. Yang terlihat pada Tabel 19-9.
2. PENYUSUNAN
ANGGARAN
VARIABEL

Tabel 19-9
Anggaran
Variabel Laba
Rugi (Bentuk
Panjang)

Anggaran variabel laba rugi pada Tabel 19-9 adalah anggaran variabel Laba Rugi dalam bentuk panjang.
Anggaran variabel Laba Rugi bentuk pendek dapat dibuat seperti Tabel 19-10 berikut.
2. PENYUSUNAN
Tabel 19-10
Anggaran Variabel Laba Rugi
(Bentuk Pendek) ANGGARAN
VARIABEL
ANALISIS selisih pada perusahaan dagang terdiri atas analisis selisih harga pokok jualan dan analisis 3. ANALISIS
selisih volume jualan. Analisis selisih harga pokok jualan mencakup analisis selisih harga dan analisis selisih
volume. SELISIH
Sebagai contoh, dari Bagian Akuntansi diperoleh, laporan laba rugi (realisasi) berupa laporan laba rugi
model margin kontribusi seperti Tabel 19-11.

Tabel 19-11
Laporan Laba Rugi Model
Margin Kontribusi
(Bentuk Pendek)
Laporan Laba Rugi metode penghargapokokan variabel model margin kontribusi seperti tabel 19-11
dapat dibuat panjang seperti model 19-12 3. ANALISIS
 
SELISIH

Tabel 19-12
Laporan Laba Rugi Model Margin
Kontribusi (Bentuk Panjang)
3. ANALISIS
 Selisih harga pokok jualan adalah selisih anggaran harga pokok jualan dengan realisasi harga pokok
SELISIH
jualan.

 Anggaran harga pokok jualan adalah anggaran kuantitas barang yang dijual dikali anggaran harga

pokok per-unit.

 Laba Kotor adalah jualan bersih dikurangi harga pokok jualan

 Realisasi harga pokok jualan adalah realisasi kuantitas barang yang dijual dikali realisasi harga pokok

per unit.

Bila anggaran harga pokok jualan lebih besar dari realisasi harga pokok jualan makan terjadi

selisih laba, Sedangkan anggaran harga pokok jualan lebih kecil dari realisasi harga pokok jualan maka

terjadi selisih rugi.


Selisih harga pokok jualan terdiri atas selisih harga dan selisih volume.
   3. ANALISIS
 
Selisih Harga = (KR × HA) – (KR × HR)
SELISIH
   Selisih Volume = (KA × HA) – (KR × HA) KR = Kuantitas realisasi barang yang dijual
  HR = Harga pokok per-unit realisasi
 
KA = Kuantitas anggaran barang yang dijual
HA = Harga pokok per-unit anggaran
Selisih Harga Anggaran = KR × HA
Selisih Harga Realiasi = KR × HR

Bila selisih harga anggaran lebih besar dari selisih harga realisasi. Maka terjadi selisih harga laba. Jika
selisih harga anggaran lebih kecil dari selisih harga realisasi. Maka terjadi selisih harga rugi.
  
 
Selisih Volume Anggaran = KA × HA
Selisih Volume Realisasi = KR × HA
 

Bila selisih volume anggaran lebih dari pada selisih volume realisasi, maka terjadi selisih volume rugi.
Sebaliknya jika selisih volume anggaran lebih kecil daripada selisih volume realisasi, maka terjadi selisih
volume laba.
Perusahaan Dagang Lamang
3. ANALISIS
Laporan Realisasi Anggaran Laba Rugi
Bulan April 2019
SELISIH

Tabel 19-13
Laporan Realisasi
Anggaran Laba Rugi
Analisis selisih yang dapat digunakan berupa analisis selisih harga pokok jualan dengan perhitungan sebagai 3. ANALISIS
berikut.

Anggaran 25.000kg × Rp2,00 = Rp50.000


SELISIH
Realisasi 27.000kg × Rp1,52 = Rp41.040 −
Selisih harga pokok jualan (laba) = Rp 8.960
 
Selisih harga pokok jualan terdiri atas selisih harga dan selisih volume.

a. Selisih harga:
Anggaran 27.000kg × Rp2,00 = Rp54.000
Realiasi27.000kg × Rp1,52 = Rp41,040 –
Rp12.960 (Laba)
b. Selisih volume :
Anggaran 25.000kg × Rp2,00 = Rp50.000
Realisasi 27.000kg × Rp2,00 = Rp54.000 –
Rp 4.000 (Rugi)
Selisih harga pokok jualan Rp 8.000 (Laba)

Selisih volume jualan = Margin kontribusi dianggarkan per-unit × (KA – KR)


= (Rp5 – Rp3) × (25.000kg – 27.000kg)
= Rp2 × 2.000kg = Rp4.000 (Laba)
Tabel 19-14 3. ANALISIS
Laporan Laba Rugi
Model Analisis
Selisih SELISIH

Bila KA lebih besar daripada KR berarti selisih volume jualan rugi, sedangkan KA lebih kecil daripada
KR berarti selisih hasil jualan laba.
Berdasarkan perhitungan analisis selisih dan data realisasi (aktual) pada Tabel 19-13 dapat dibuat
realisasi laporan laba rugi metode pengharga pokokan variabel model analisis selisih standar seperti Tabel 19-14.
Tabel 19-15
Laporan Laba Rugi Model
Laporan Eksterbal
3. ANALISIS
SELISIH
Penyusunan anggaran perusahaan dagang lebih sederhana
dibandingkan dengan penyusunan anggaran perusahaan manufaktur karena
dalam perusahaan dagang tidak terdapat istilah bahan baku, tenaga kerja
langsung, overhead pabrik, produk jadi, dan produk dalam proses. Produk jadi
dan bahan baku terdapat dalam perusahaan manufaktur, sedangkan barang
dagangan terdapat dalam perusahaan dagang.

Seperti hal nya perusahaan manufaktur, anggaran tetap dan anggaran


variabel juga terdapat pada perusahaan dagang, tetapi pada perusahaan dagang
tidak menggunakan metode pengharga pokokan penuh untuk menyusun
anggaran tetap seperti yang terdapat pada perusahaan manufaktur, karena pada
perusahaan dagang tidak terdapat pengharga pokokan produk per unit. Harga
pokok barang terjual atau harga pokok jualan pada perusahaan dagang
merupakan biaya variabel, sedangkan pada perusahaan manufaktur yang
menggunakan metode pengharga pokokan penuh terdapat unsur biaya variabel
dan unsur biaya tetap, yaitu biaya overhead pabrik tetap ( nisalnya biaya
depresiasi pabrik )

SELESAI
TERIMAKASIH !

Anda mungkin juga menyukai