Anda di halaman 1dari 47

BBLR & PREMATURITAS

Definisi BBLR
• Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan
berat badan lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang usia gestasi. Berat saat lahir
adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam
setelah lahir
• Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang
lahir dengan berat kurang dari 2500 gram diukur
pada saat lahir atau sampai hari ke tujuh setelah
lahir
• World Health Organization (WHO) mengubah
istilah bayi prematur (premature baby) menjadi
berat bayi lahir rendah (low birth weight) dan
sekaligus mengubah kriteria BBLR yang
sebelumnya ≤ 2500 gram menjadi < 2500 gram
Klasifikasi BBLR menurut derajatnya
• Berat bayi lahir rendah (BBLR) atau low birth
weight (LBW) dengan berat lahir 1500 – 2499
gram.
• Berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR) atau
very low birth weight (VLBW) dengan berat
badan lahir 1000 – 1499 gram.
• Berat bayi lahir ekstrem rendah (BBLER) atau
extremely low birth weight (ELBW) dengan
berat badan lahir < 1000 gram
Berdasarkan masa gestasinya,
Klasifikasi BBLR
• Prematuritas murni/Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan
berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia
kehamilan. Kepala relatif lebih besar dari badannya,
kulit tipis, transparan, lemak subkutan kurang,
tangisnya lemah dan jarang,
• Dismaturitas/Kecil Masa Kehamilan (KMK)
Bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang
seharusnya untuk usia kehamilan, hal tersebut
menunjukkan bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauterin
Penyebab faktor ibu
• BB sebelum hamil rendah
• penambahan berat badan yang tidak adekuat selama
kehamilan,
• malnutrisi,
• riwayat kehamilan dengan berat badan lahir rendah,
• remaja,
• tubuh pendek,
• sudah sering hamil, dan
• anemia
• Infeksi pada ibu selama kehamilan,
• sosial ekonomi rendah, dan
• Stres maternal,
Faktor janin dan plasenta
• kehamilan ganda,
• hidroamnion, dan
• cacat bawaan
• Status pelayanan antenatal (frekuensi dan
kualitas pelayanan antenatal, tenaga kesehatan
tempat periksa hamil, umur kandungan saat
pertama kali pemeriksaan kehamilan)
PENGERTIAN PREMATUR:
• Bayi premature adalah bayi yang dilahirkan pada
usia kehamilan ibu kurang dari 36 minggu.
• Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia
kehamilan kurang atau sama dengan 37 minggu,
tanpa memperhatikan berat badan lahir. (Donna
L Wong 2004)
• Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum
minggu ke 37, dihitung dari mulai hari pertama
menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode
kehamilan memendek. (Nelson. 1998 dan
Sacharin, 1996)
ETIOLOGI :
FAKTOR IBU :
• Faktor Penyakit (Toxemia Gravidarum,
Trauma Fisik, dll)
• Faktor Usia Ibu (< 20 tahun / > 35 tahun)
• Keadaan Sosial Ekonomi.
FAKTOR JANIN :
• Hydroamnion.
• Kehamilan Multiple / Ganda.
• Kelainan Cromosom.
FAKTOR LINGKUNGAN :
• Tempat tinggal didataran tinggi.
• Radiasi.
• Zat-zat beracun.
KLASIFIKASI PADA BAYI
PREMATURE
1. Bayi Premature •37 mg, masa gestasi
di garis batas : •2500 gr, 3250 gr.
•Masalah :
Ketidakstabilan,
Kesulitan menyusu,
Ikterik, RDS mungkin
muncul
•Penampilan : Lipatan
pada kaki sedikit,
Payudara lebih kecil,
Lanugo banyak,
Genitalia kurang
berkembang
2. Bayi Premature sedang
• 31 mg – 36 mg gestasi.
• 1500 gr – 2500 gram.
• Masalah :
Ketidakstabilan,
Pengaturan glukosa,
RDS, Ikterik, Anemia,
Infeksi, Kesulitan
menyusu.
• Penampilan : Seperti
pada bayi premature di
garis batas tetapi lebih
parah, Kulit lebih tipis,
lebih banyak pembuluh
darah yang tampak.
3. Bayi Sangat Premature

• 24 mg – 30 mg
gestasi.
• 500 gr – 1400 gr.
• 0,8 % seluruh
kelahiran hidup
• Masalah : semua.
• Penampilan : Kecil
tidak memiliki lemak,
Kulit sangat tipis,
Kedua mata mungkin
berdempetan.
GEJALA KLINIS :
TANDA-TANDA ANATOMIS :
• Berat badan lahir rendah (< 2,5 Kg).
• Ukuran kepala lebih besar dari badan.
• Kulitnya tipis, keriput, terang dan berwarna
merah muda (transparan dan tembus
cahaya).
• Pembuluh darah dibawah kulit dapat terlihat.
• Lemak subcutannya (brown fat) sedikit.
• Rambut di kepala tampak jarang dan tipis.
• Telinga tipis dan lembek.
• Banyak terdapat lanugo dan vernicaseosa di
badannya.
• Tulang tengkorak teraba lunak.
• Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai
ujung jari.
• Pada bayi laki-laki : testis belum turun, scrotum
kecil dan lipatannya sedikit.
• Pada bayi perempuan : Labia minora lebih
menonjol.
• Jaringan payudara belum berkembang.
• Otot lemah, sedikit melakukan aktifitas fisiknya.
TANDA FISIOLOGIS :
• Gerakan bayi pasif, tangis hanya merintih, bayi
lebih banyak tidur, lebih malas.
• Sistem neuromuscular masih sangat lemah
(reflex isap dan menelan yang lemah).
• Sistem respirasi belum adequate (pernafasan
yang tidak teratur).
• Thermolabil (fungsi control suhu di
hypothalamus belum mature).
KONDISI YANG MENIMBULKAN
MASALAH PADA BAYI PREMATUR

Sistem Pernapasan
• Otot-otot pernapasan susah berkembang.
• Dinding dada tidak stabil.
• Produksi surfaktan : penurunan.
• Pernafasan tidak teratur dengan periode apnea
dan cianosis.
• Gag reflek dan batuk : penurunan.
Sistem Pencernaan
• Ukuran Lambung Kecil
• Penurunan Fungsi Enzim.
• Garam Empedu Kurang.
• Keterbatasan mengubah glukosa menjadi
glikogen.
• Keterbatasan melepas insulin.
• Kurang koordinasi reflek menghisap dan
menelan.

Fungsi Liver
• Kemampuan mengkonyugasi bill.
• Penurunan Hb setelah lahir
Kestabilan Suhu
• Lemak subkutaneus sedikit, simpanan glikogen
& lipid sedikit
• Kemampuan menggigil menurun.
• Aktivitas kurang.
• Postur flaccid, permukaan terexpose meningkat
Sistem Ginjal
• Ekskresi sodium meningkat
• Kemampuan mengkonsentrasi & mengeluarkan
urin menurun.
• Jumlah tubulus glomerulus tidak seimbang
untuk protein, as. Amino & sodium
Sistem Syaraf
• Respon untuk stimulasi lambat.
• Reflek gag, menghisap & menelan kurang.
• Reflek batuk lemah.
• Pusat kontrol pernafasan, suhu & vital lain
belum berkembang.
Infeksi
• Pembentukan antibodi kurang.
• Tidak ada munoglobulin M.
• Kemotaksis terbatas.
• Hypo fungsi kel. adrenal
KOMPLIKASI :
Masalah pada BBLR
• Keadaan umum bayi yang tidak stabil,
• henti nafas,
• inkoordinasi reflek menghisap dan menelan,
• Kurang baiknya kontrol fungsi motorik oral, sehingga
beresiko mengalami kekurangan gizi dan keterlambatan
tumbuh kembang.
• Keterlambatan tersebut dapat dilihat pada fisik BBLR, seperti
berat badan rendah (< 2500 gram), panjang badan pendek (≤
45 cm), dan lingkar kepala kecil (< 33 cm).
• Kekurangan gizi ini diantaranya disebabkan oleh
meningkatnya kecepatan pertumbuhan, serta semakin
tingginya kebutuhan metabolisme, cadangan energi yang
tidak mencukupi, sistem fisiologi tubuh yang belum
sempurna, atau karena bayi dalam keadaan sakit
Penanganan BBLR
• Mempertahankan suhu dengan ketat. BBLR mudah
mengalami hipotermia. Oleh karena itu, suhu tubuhnya
harus dipertahankan dengan ketat.
• Mencegah infeksi dengan ketat. Dalam penanganan BBLR
harus memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi
karena sangat rentan. Salah satu cara pencegahan infeksi,
yaitu dengan mencuci tangan sebelum memegang bayi.
• Pengawasan nutrisi dan ASI. Refleks menelan pada BBLR
belum sempurna. Oleh karena itu, pemberian nutrisi harus
dilakukan dengan hati-hati.
• Penimbangan ketat. Penimbangan berat badan harus
dilakukan secara ketat karena peningkatan berat badan
merupakan salah satu status gizi/nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh
KMC/ PMK
• Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan
Metode Kanguru (PMK) merupakan perawatan
untuk bayi berat lahir rendah atau lahiran
prematur dengan melakukan kontak langsung
antara kulit bayi dengan kulit ibu atau skin-to-
skin contact, dimana ibu menggunakan suhu
tubuhnya untuk menghangatkan bayi. Metode
perawatan ini juga terbukti mempermudah
pemberian ASI sehingga meningkatkan lama
dan pemberian ASI.
Syarat-syarat yang dilakukan sebelum dilakukan
perawatan metode kanguru
• mencuci tangan yang baik dan benar.
• Posisi bayi diletakkan secara tegak lurus
menempel antara kulit di dada ibu di antara
kedua payudara, bayi dalam keadaan telanjang
dan hanya menggunakan popok, topi dan kaos
kaki, ibu dan bayi diselimuti oleh kain khusus
atau baju, perlekatan kulit harus seluas-luasnya
dan langsung melekat tanpa perantara, lurus di
dada ibu (skin to skin contact) seperti kanguru.
• baju kanguru diikat untuk menyangga bayi.
Selanjutnya ibu dapat beraktivitas seperti biasa
sambil membawa bayinya dalam posisi tegak
Komponen KMC
• kangaroo position,
• kangaroo nutrition,
• kangaroo support and
• kangaroo discharge.
Posisi Kanguru
• Posisi kanguru adalah menempatkan bayi pada posisi
tegakdi dada ibunya, di antara kedua payudara ibu,
tanpa busana.
• Bayi dibiarkan telanjang hanya mengenakan popok,
kaus kaki dan topi sehingga terjadi kontak kulit bayi dan
kulit ibu seluas mungkin.
• Posisi bayi diamankan dengan kain panjang atau
pengikat lainnya. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan
atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi).
Ujung pengikat tepat berada di bawah kuping bayi.
• Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk menjaga agar
saluran napas tetap terbuka dan memberi peluang agar
terjadi kontak mata antara ibu dan bayi.
• Kanguru nutrisi merupakan salah satu manfaat PMK,
yaitu meningkatkan pemberian ASI secara langsung
maupun dengan pemberian ASI perah.
• Kangaroo support merupakan bentuk bantuan secara
fisik maupun emosi, baik dari tenaga kesehatan maupun
keluarganya, agar ibu dapat melakukan PMK untuk
bayinya. Kanguru nutrisi merupakan salah satu manfaat
PMK, yaitu meningkatkan pemberian ASI secara
langsung maupun dengan pemberian ASI perah.
Kangaroo support merupakan bentuk bantuan secara
fisik maupun emosi, baik dari tenaga kesehatan maupun
keluarganya, agar ibu dapat melakukan PMK untuk
bayinya.
•  
• kangaroo discharge adalah membiasakan ibu
melakukan PMK sehingga pada saat ibu pulang dengan
bayi, ibu tetap dapat melakukan PMK bahkan
melanjutkannya di rumah. Metode ini merupakan salah
satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan
dapat digunakan apabila fasilitas untuk perawatan BBLR
sangat terbatas. adalah membiasakan ibu melakukan
PMK sehingga pada saat ibu pulang dengan bayi, ibu
tetap dapat melakukan PMK bahkan melanjutkannya di
rumah. Metode ini merupakan salah satu teknologi tepat
guna yang sederhana, murah dan dapat digunakan
apabila fasilitas untuk perawatan BBLR sangat terbatas.
KMC ada 2 cara :
• PMK intermiten : Bayi dengan penyakit atau kondisi
yang berat membutuhkan perawatan intensif dan
khusus di ruang rawat neonatologi, bahkan
mungkin memerlukan bantuan alat. Bayi dengan
kondisi ini, PMK tidak diberikan sepanjang waktu
tetapi hanya dilakukan jika ibu mengunjungi
bayinya yang masih berada dalam perawatan di
inkubator.
• PMK dilakukan dengan durasi minimal satu jam,
secara terus-menerus per hari. Setelah bayi lebih
stabil, bayi dengan PMK intermiten dapat
dipindahkan ke ruang rawat untuk menjalani PMK
kontinu.
• PMK kontinu : Pada PMK kontinu, kondisi bayi
harus dalam keadaan stabil, dan bayi harus dapat
bernapas secara alami tanpa bantuan oksigen.
• Kemampuan untuk minum (seperti menghisap dan
menelan) bukan merupakan persyaratan utama,
karena PMK sudah dapat dimulai meskipun
pemberian minumnya dengan menggunakan pipa
lambung.
• Dengan melakukan PMK, pemberian ASI dapat
lebih mudah prosesnya sehingga meningkatkan
asupan ASI.
Manfaat KMC/ PMK
• Penelitian memperlihatkan PMK bermanfaat dalam
menurunkan secara bermakna jumlah neonatus
atau bayi baru lahir yang meninggal, menghindari
bayi berat lahir rendah dari kedinginan
(hipotermia),
• menstabilkan bayi,
• mengurangi terjadinya infeksi,
• meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
bayi,
• meningkatkan pemberian ASI, dan
• meningkatkan ikatan (bonding) antara ibu dan bayi.
Pemberian ASI
• Bila bayi prematur atau BBLR pada awalnya tidak memungkinkan
untuk mendapat minum melalui mulut (asupan per oral), maka
berikan melalui infus terlebih dahulu.
• Bayi dapat dirawat dalam inkubator. Segera setelah bayi
menunjukkan tanda kesiapan menyusu yang ditandai dengan
menggerakkan lidah dan mulut serta keinginan menghisap
(menghisap jari atau kulit ibu), maka bantulah ibu untuk menyusui
bayinya, pada saat ini dapat dimulai PMK intermiten. Ibu dibantu
untuk duduk dengan nyaman di kursi dengan bayi dalam posisi
kontak kulit ke kulit akan menolong bila ibu memerah sedikit ASI
sebelum memulai menyusui untuk melunakkan daerah puting susu
dan memudahkan bayi untuk menempel.
• Walaupun bayi PMK umumnya BBLR atau prematur dimana bayi
belum dapat menghisap dengan baik danlama, tetaplah
menganjurkan ibu untuk mencoba menyusui terlebih dulu, bila
tidak berhasil dapat menggunakan metode minum yang lain.
• Bayi dengan usia kehamilan antara 30 - 32
minggu, pemberian minum biasanya masih
memerlukan penggunaan pipa orogastrik
• Ibu dapat memberikan ASI perah secara teratur
melalui pipa orogastrik. Ibu dapat melatih bayi
menghisap dengan membiarkan jari tangan ibu
yang bersih berada dalam mulut bayi, saat bayi
diberi ASI melalui pipa orogastrik. Selain itu,
dapat dicoba pemberian melalui gelas kecil (cup
feeding) satu atau dua kali sehari terlebih dulu.
Pemberian ASI melalui cup feeding
Pemberian ASI dengan orogastric tube
• Pemberian ASI perah melalui pipa orogastrik dapat dilakukan
dalam posisi kanguru. Pemberian ASI perah dengan
menggunakan gelas kecil dilakukan dengan mengeluarkan
bayi dari posisi kanguru, membungkus bayi agar terjaga
kehangatannya.
• Setelah pemberian ASI perah selesai dilakukan, bayi dapat
diletakkan kembali dalam posisi kanguru. Bila
memungkinkan, dapat dicoba pemberian ASI yang diperah
dari payudara ibu secara langsung ke dalam mulut bayi, cara
ini juga dapat dilakukan pada bayi dalam posisi kanguru.
• Posisikan bayi dalam posisi kanguru, dekatkan mulut bayi
keputing susu ibu, tunggu sampai bayi siap dan membuka
mulut dan matanya. Keluarkan beberapa tetes ASI, biarkan
bayi mencium dan menjilat puting susu dan membuka
mulutnya, tunggu sampai ia menelan ASI. Kegiatan ini dapat
diulangi kembali.
• Bila bayi kecil sudah mulai menghisap dengan efektif,
mungkin sesekali ia akan berhenti saat menyusu dengan
jeda yang agak lama. Hal ini dapat terjadi karena bayi
kecil mudah lelah, menghisap agak lemah pada awalnya,
dan memerlukan waktu istirahat yang agak lama setelah
menghisap.
• Ibu dianjurkan untuk tidak menarik bayi dari puting
susunya terlalu cepat. Biarkan bayi menempel di dada
ibu, dan biarkan ia menghisap kembali bila sudah siap.
Umumnya bayi kecil perlu menyusu lebih sering, setiap
2 hingga 3 jam. Pada awalnya, mungkin bayi tidak
bangun untuk minum sehingga harus dibangunkan
terlebih dahulu agar ia mau minum.
• Bayi prematur dengan usia kehamilan 34 hingga
36 minggu atau lebih, umumnya sudah dapat
menyusu langsung ke ibu. Namun sebaiknya,
periksa terlebih dahulu refleks hisap bayi, bila
perlu, sesekali selingi pemberian ASI perah
menggunakan gelas kecil. Pastikan bayi
menghisap dalam posisi dan pelekatan yang
benar sehingga proses menyusu dapat
berlangsung dengan lancar.

Anda mungkin juga menyukai