Anda di halaman 1dari 18

PENUNJUKAN

KEMBALI
BY : Rita Faura, SH,MH

HPI 1
DOKTRIN TENTANG PENUNJUKAN
KEMBALI (RENVOI)
 Penunjukan kembali (Renvoi) timbul
karena adanya berbagai sistem hukum di
dunia yang memiliki sistem hukum
perdata Internasionalnya sendiri.
 Suatu kaidah HPI (Choice of Law Rule)
pada dasarnya dibuat untuk menunjuk ke
arah suatu sistem hukum tertentu sebagai
sistem hukum yang harus diberlakukan
dalam penyelesaian atau masalah HPI.

HPI 2
Pengertian Penunjukan Kembali
 Penunjukan ke arah Kaidah-kaidah hukum
Internasional saja dari suatu sistem hukum
tertentu (aturan aturan hukum suatu negara).
Penunjukan seperti ini dinamakan
Sachnormverweisung.
 Penunjukan yang diarahkan ke seluruh sistem
hukum (asing). Termasuk kaidah kaidah HPI
(Kollsionsnormen) dari sistem hukum asing
tersebut. Penunjukan seperti ini disebut
Gesamtverweisung (berdasrkan sistem hukum
suatu negara).

HPI 3
KAPAN RENVOI DIPERLUKAN
 Renvoi hanya mungkin terjadi bila penunjukan
oleh kaidah-kaidah HPI Lex Fori diarahkan ke
seluruh sistem hukum asing yang bersangkutan
(Gesamtverweisung), termasuk kaidah kaidah
HPI sistem hukum itu.
 “mungkin tejadi”, maksudnya hanya terjadi
apabila kaidah-kaidah HPI asing itu menunjuk
kembali ke arah Lex Fori (atau menunjuk lagi ke
arah suatu sistem hukum ketiga)

HPI 4
Mengapa dan untuk apa melakukan
penunjukan ke arah kaidah HPI dari suatu
sistem hukum asing ?
 Hal tersebut dilakukan agar perkara dapat
diputuskan dengan cara sesuai dengan
apa yang akan dilakukan oleh pengadilan
di mana perkara itu seharusnya diadili.
 Renvoi dilakukan agar dapat tercipta
keseragaman dalam penyelesaian perkara
perkara HPI, walaupun orang
mengahadapi doktrin-doktrin HPI yang
berbeda-beda di setiap negara.

HPI 5
Pengertian Renvoi
 Renvoi adalah penunjukan kembali oleh kaidah-
kaidah HPI dari suatu sistem hukum asing yang
ditunjuk oleh Kaidah HPI Lex Fori.
 Doktrin renvoi tumbuh di dalam tradisi HPI
Eropa Kontinental dan penganut doktrin HPI
Tradisional.
 Doktrin renvoi umumnya ditolak oleh penulis-
penulis Amerika Serikat karena adanya lingkaran
setan di dalam logika doktrin renvoi.

HPI 6
Beberapa Pengertian pokok dalam
lembaga renvoi
 Terjadinya renvoi apabila apabila Hakim
Lex Fori menunjuk suatu sistem hukum
asing dan penunjukan ini dianggap
sebagai suatu Gesamtverweisung
(penunjukan ke arah sistem hukum) atau
bila hakim menganggap bahwa
penunjukan kembali oleh kaidah HPI
diarahkan kepada kaidah-kaidah hukum
intern lex fori (Sachnormverweisung).
HPI 7
Kapan Lex Fori menolak renvoi ?
 Apabila suatu sistem hukum (Lex Fori) menunjuk
kepada suatu sistem hukum asing dan
penunjukkan itu langsung dianggap sebagai
Sachnormverweisung (penunjukkan ke arah
kaidah kaidah hukum intern dari sistem hukum
itu.
 Bila hakim (lex fori) menganggap bahwa
penunjukkan kembali itu diarahkan ke seluruh
sistem hukum lex fori (termasuk dalam kaidah
HPI Lex Fori)

HPI 8
Kapan lex fori dianggap menerima
Renvoi ?

 Bila dalam hal hakim (lex fori)


menganggap bahwa penunjukkan kembali
oleh kaidah HPI asing itu diarahkan ke
Kaidah kaidah hukum Intern Lex Fori
(Sachnormverweisung)

HPI 9
Jenis renvoi ada 2 yaitu :
 1. Penunjukkan Kembali (Reimission),
yaitu penunjukkan oleh kaidah HPI asing
kembali ke arah lex Fori.
 2. Penunjukan lebih lanjut (Transmission)
yaitu kaidah HPI yang telah ditunjuk oleh
Lex Fori tidak menunjuk kembali ke arah
lex fori, tetapi menunjuk lebih lanjut ke
arah suatu sistem hukum asing lain.

HPI 10
Contoh kasus
 Kasus Posisi : kasus Forgo Case
1. Forgo adalah warganegara Bavaria
(jerman).
2. Ia berdomisili di prancis sejak berusia 5
tahun, tanpa memperoleh kwargaan
perancis.
3. forgo meninggal dunia di Perancis
secara ab intestatis (tanpa meninggalkan
testament.

HPI 11
lanjutan
4. Forgo sebenarnya adalah seorang anak
diluar kawin.
5. Forgo meninggalkan sejumlah barang-
barang bergerak di perancis.
6. Perkara pembagian warisan forgo
diajukan di depan pengadilan perancis

HPI 12
 Masalah : berdasarkan hukum mana
pengaturan pembagian waris itu harus
dilakukan? Berdasarkan hukum bavaria
ataukah hukum perancis.
 Kaedah HPI lex fori perancis menyatakan
bahwa:
 Persoalan pewarisan benda-benda
bergerak harus diatur berdasarkan kaidah-
kaidah hukum dari tempat dimana pewaris
menjadi warga negara.

HPI 13
lanjutan
 Kaedah HPI Bavaria menetapkan bahwa pewarisan
benda-benda bergerak harus diatur berdasarkan hukum
dari tempat dimana pewaris bertempat tinggal sehari-
hari (Habitual Residence ).
 Proses Penyelesaian perkara :
 - pada tahap pertama hakim perancis melakukan
penunjukan ke arah Hukum Bavaria sesuai kaedah HPI
Peracis
 -tampak hakim Perancis menganggap penunjukan itu
sebagai gesamtverweisung sehingga meliputi pula
kaidah-kaidah HPI Bavaria.

HPI 14
lanjutan
 - telah diketahui bahwa kaedah HPI
Bavaria yang menyangkut pewarisan
benda-benda bergerak, menetapkan
bahwa hukum yang harus digunakan
untuk mengatur hal itu adalah hukum dari
tempat tinggal tetap pewaris. Jadi kaedah
HPI Bavaria menunjuk kembali ke arah
Hukum Perancis . (hukum dari tempat
kediaman tetap pewaris ). Pada tahap ini
baru terjadi apa yang disebut Ranvol.
HPI 15
lanjutan
 - hakim perancis ternyata kemudian
menganggap bahwa “ penunjukan Kembali” oleh
kaedah HPI Bavaria sebagai suatu “
sachnormversuing” dalam teori HPI, sikap Hakim
Lex fori ini dikatakan “menerima renvoi”
 - berdasarkan anggapan itu Hakim lalu
memberlakukan kaidah hukum waris Perancis
(code civil) untuk memutus perkara.
(penyelesaian).

HPI 16
lanjutan
 Catatan :
 -perbedaan antara pemberlakukan hukum
perancis atau hukum bavaria untuk memutuskan
perkara, bukanlah sekedar merupakan masalah
teoritik saja, tetapi juga dapat menghasilkan
keputusan perkara yang mungkin berlainan.
 Menurut Hukum perdata Bavaria ; saudara
saudara kandung dari seorang anak luar kawin
tetap berhak untuk menerima harta warisan dari
anak luar kawin tersebut.

HPI 17
lanjutan
 Menurut hukum Perdata (Perancis) ; harta
peninggalan dari seorang anak luar kawin
akan jatuh ke tangan negara.
 Karena hakim (perancis) menerima renvoi,
dan hal itu berarti menganggap bahwa
penunjukan ke arah hukum intern
Perancis (code civil) , maka yang menjadi
keputusan perkara adalah harta peninggal
forgo jatuh ketangan pemerintah perancis.

HPI 18

Anda mungkin juga menyukai