Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM

DAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Oleh :
P. NASOETION
PENGERTIAN KONSERVASI SDA
Konservasi sumber daya alam adalah penghematan
penggunaan sumber daya alam dan
memperlakukannya berdasarkan hukum alam.

Titik tolak konservasi sumberdaya alam hayati bersumber


dari strategi konservasi dunia yang pada tahun 1980
diumumkan di Indonesia.
Mengandung tiga aspek yaitu:

1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan


2. Pengawetan/pelestarian aneka ragam genetik yang ada
3. Pelestarian manfaat
Indonesia memiliki kekayaan SDA dan
lingkungan yang luar biasa :
 Keanekaragaman hayati (flora dan
fauna) yang tinggi di dunia (Mega
Diversity) darat dan perairan.
 Deposit aneka SD pertambangan
SDA (minyak, gas, mineral, dll).
 Cuaca dan iklim yang lembut (tropis) :
pantai pegunungan.
 Keanekaragaman budaya lokal.

Klasifikasi SDA  3 tipe :


1. SDA yang terbarukan : sinar mt, angin, gelombang
2. SDA yang tidak terbarukan : sda penyuplai energi dan non
mineral. BAGAIMANA CARA MENGKONSERVASINYA?
3. SDA yang potensial terbarukan : hutan, air, tanah, udara segar,
ikan
Komponen Lingkungan terdiri atas :
 Fisik-Kimia (air, tanah, udara dan kombinasinya)
 Biologi (manusia, flora dan fauna serta mikroba )
LINGKUNGAN  Sosekbud (sosek dan sosbud)
 Keslingmas (kesling dan kemas)
 Kamtibmas (kammas dan tibmas)
 Hankamnas
EVALUASI PERMASALAHAN SDA & LH
(DALAM PERJALANAN RUANG DAN WAKTU)

1972-1982 1982-1997
Atmosfer  Pencemaran udara dalam skala lokal  Percemaran kimia udara secara global
 Pemanasan bumi

Laut  Pencemaran laut yang masih sporadis  Pencemaran limbah padat, cair, B3, POP meliputi pantai,
rawa, laut dsb
 Perusakan terumbu karang
 Instrusi garam terhadap air tanah (air laut)

Air Tawar  Perlu air berkualitas  Makin sulit air untuk pembangunan
 Tercemar pada skala lokal  Air tanah merosot
 Banjir skala besar dan meluas

Lahan/Tanah  Tanah kritis  Penciutan lahan untuk pembangunan


 Hutan gundul  Penggurunan dan tanah longsor makin meluas
 Kekeringan  Penggurunan hutan

Sumber Daya Hayati  Pelestarian flora dan fauna dalam  Manfaat berkelanjutan keanekaan hayati : Plasma nuftah,
habitatnya Jenis (spesies), Ekosistem
 Keresahan masyarakat  Konflik sosial dan ancaman kearifan lokal
Sosial masyarakat
Kesehatan Manusia  Pengendalian penyakit kurang gizi dan  Plus : pengendalian penyakit LH, seperti : Pernafasan,
menular di negara berkembang Kanker, Stres/tercekam, Jantung, Alergi

Tujuan Pembangunan  Pertumbuhan ekonomi  Keberlanjutan LH dan SDA untuk pembangunan


1997 – 2009 (era otonomi daerah/reformasi Skala dan laju
Atmosfer  Pemanasan bumi

Laut  Pencemaran limbah padat, cair, B3, POP meliputi pantai,


rawa, laut dsb
 Perusakan terumbu karang
 Instrusi garam terhadap air tanah

Air Tawar  Makin sulit air untuk pembangunan


 Air tanah merosot
 Banjir skala besar dan meluas

Lahan/Tanah  Penciutan lahan untuk pembangunan


 Penggurunan dan tanah lonsor makin meluas
 Alih fungsi lahan tak terkendali semakin luas dan cepat
 Illegal logging

Sumber Daya Hayati  Manfaat berkelanjutan keanekaan hayati : Plasma nuftah,


Jenis (spesies), Ekosistem

Sosial masyarakat
 Konflik sosial dan ancaman kearifan budaya lokal

Kesehatan Manusia  Plus : pengendalian penyakit LH, seperti : Pernafasan,


Kanker, Stres/tercekam, Jantung, Alergi

Tujuan Pembangunan  Keberlanjutan LH dan SDA untuk pembangunan


 Pemerataan pembangunan yang nyata pada tingkat : Lokal,
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Proses pengelolaan SDA dan
Pembangunan
Lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan manusia agar
hidupnya sejahtera (lahir dan
batin)
Pembangunan yang mampu memenuhi
PB
kebutuhan manusia pada saat ini tanpa
mengabaikan kemampuan generasi manusia di
masa mendatang untuk memenuhi kebutuhan
mereka
Pengelolaan sumberdaya alam:
Penataan ruang
Penatagunaan sumberdaya lahan/tanah
Pengelolaan hutan
Pengembangan pertanian dan perdesaan
Pengelolaan sumberdaya air
Konservasi keanekaragaman hayati
Pengembangan bioteknologi
Pengelolaan terpadu wilayah pesisir dan
lautan
Pengelolaan sumberdaya mineral
SOSIAL:
- Kemiskinan
- Pemerataan
- Pengembangan/kelembagaan
-Redistribusi pendapatan
-Lap. Kerja -Partisipasi

-Bantuan tepat sasaran -Konsultasi


-Pluralisme

EKONOMI: LINGKUNGAN:
- Pertumbuhan - Integritas ekosistem
- Efisiensi -Kajian lingkungan - Daya dukung lingkungan
-Valuasi - Keanekaragaman hayati
- Isu-isu global
-Internalisasi

‘Trade-offs’ antara tiga tujuan pembangunan


berkelanjutan
Di Indonesia seharusnya diterapkan 5 pilar Pembangunan
Berkelanjutan

Ekologi
Ekonomi (Growth)

Kelembagaan
Kelembagaan
lingkungan Infrastruktur,
Penegakan hukum
Teknologi

Sosial
Ekonomi Sosbud
(stabil, harmonis dan sejahtera) Ekologi (aman & lestari)
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DARI
PERSPEKTIF EKONOMI
Dalam menentukan arah pembangunan ekonomi nasional, pendekatan
ekonomi yang konvensional telah ditinggalkan dan digantikan oleh
pendekatan lain yang memasukkan pertimbangan sosial dan lingkungan;
dalam menerapkan teknologi yang dibutuhkan, tidak sekedar
memperhitungkan teknologi yang ekonomis tetapi juga yang ramah
lingkungan dan dapat diterima oleh masyarakat  bukan pendekatan
baru
Dalam paradigma PB, tujuan dari pembangunan ekonomi adalah
meningkatkan kesejahteraan ekonomi tanpa mengabaikan dimensi sosial
dan lingkungan yang merupakan jaminan bagi keberlanjutan dari
pembangunan ekonomi itu sendiri; asas pemerataan tidak saja
diperuntukkan bagi generasi sekarang saja, tetapi juga bagi generasi
mendatang  kondisi lingkungan dan SDA perlu dikelola secara
bijaksana sehingga generasi mendatang mempunyai kesempatan yang
sama untuk memanfaatkannya secara bijaksana pula.
PB dari perspektif ekonomi didasarkan pada optimasi ekonomi dan efisiensi
alokasi sumberdaya  melandasi kebijakan dan pelaksanaan kegiatan (proyek)
pembangunan  dalam praktiknya tidak mudah, terutama dalam mendukung
(memperkuat) tujuan pembangunan berkelanjutan dari perspektif sosial
maupun lingkungan.
Para praktisi masih belum memperoleh suatu formulasi yang tepat tentang
bagaimana pembangunan ekonomi dilaksanakan agar mencapai sasaran secara
optimal dan alokasi sumber daya dapat dilakukan secara efisien sehingga tidak
mengganggu kemampuan lingkungan untuk memulihkan diri setelah mengalami
gangguan.
Dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, salah satu teknik yang telah
dikembangkan adalah yang disebut dengan analisis multikriteria  untuk dapat
memfasilitasi berbagai tujuan pembangunan agar dapat selaras  memberikan
alternatif kepada para pembuat keputusan untuk mencapai tujuan yang bersifat
multidimensional. Mis. dalam pemanfaatan kehati untuk masyarakat, nilai
ekonominya dapat diukur dalam bentuk moneter, tapi bagaimana dampak
negatif dari hilangnya kehati ditinjau dari dimensi sosial dan lingkungan (tidak
dapat dinilai dengan mudah dalam bentuk moneter)
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DARI
PERSPEKTIF LINGKUNGAN (EKOLOGI)
Tantangan pembangunan dari perspektif ekologi: bagaimana mengukur dan memprakirakan secara tepat
apa yang akan terjadi terhadap ekosistem alam apabila terjadi intervensi manusia.
Pengaruh manusia terhadap penggunaan dan konservasi lingkungan dan SDA, mencakup prinsip-prinsip
ekologi sebagai berikut:
 Kegiatan manusia yang ditujukan bagi peningkatan kesejahteraan ekonomi merupakan bagian dari
suatu sistem yang lebih besar dan kompleks, yaitu ekosistem  bukan suatu sistem yang takkan habis
(infinite), akan mengalami gangguan fungsional apabila mengalami tekanan.
 Kegiatan ekonomi yang semakin pesat dan pertumbuhan penduduk akan meningkatkan penggunaan
SDA dan menghasilkan limbah yang lebih besar  mempengaruhi DDL, apabila terlampaui akan
mengganggu kelangsungan ekonomi dalam jangka panjang
 Pembangunan menimbulkan dampak jangka panjang yang menyebabkan perubahan ekosistem yang
bersifat tidak terbalikan (irreversible). Contoh, eksploitasi hutan yang berlebihan menyebabkan
hilangnya kehati dan rusaknya sumberdaya lahan  regenerasi hutan tidak dapat berlangsung 
kondisi hutan hujan tropis seperti semula tidak dapat terbentuk lagi.
TANTANGAN DALAM PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
Kontroversi antara negara, kesulitan dalam mengubah perilaku manusia dalam berinteraksi dan
mengeksploitasi lingkungannya.
Namun tantangan besar yang mendasar:
1. Menentukan nilai asset lingkungan secara utuh
 Menentukan secara akurat dampak lingkungan yang akan timbul akibat kegiatan
pembangunan sangatlah penting  perlu diketahui secara pasti berapa besar nilai asset
lingkungan yang ada sehingga apabila suatu kegiatan pembangunan menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan, maka biaya untuk memulihkan kondisi lingkungan tersebut
diintegrasikan pada saat proses pengambilan keputusan dilakukan.
 Meskipun dewasa ini telah ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menilai asset
lingkungan, dalam praktiknya hal ini sangat sulit dilaksanakan  karena untuk dapat
menilai asset lingkungan secara utuh perlu dilakukan valuasi menyeluruh.
2. Menentukan secara akurat ambang batas pemanfaatan lingkungan dan sda di dalamnya agar tidak
mengganggu integritas ekosistem
 Sampai saat ini pengetahuan mengenai hubungan timbal balik antara kegiatan yang dilakukan oleh
manusia dengan berbagai fenomena lingkungan masih parsial  manusia belum dapat memahami
sepenuhnya bagaimana perilaku lingkungan sebagai respon terhadap kegiatan pembangunan yang
semakin kompleks  sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
 Banyak inovasi teknologi yang pada saat dikembangkan tidak dapat memprakirakan dampak
negatif. Contoh: pertama kali digunakannya chlorofluorocarbon (CFC) tidak memperhitungkan
dampaknya terhadap lapisan ozon; dicetuskannya revolusi hijau, tidak memperhitungkan dampak
negatif dari penggunaan pestisida dan pupuk buatan secara besar-besaran.
 Pemanfaatan SDA telah dilakukan sejak manusia menghuni bumi, tapi belum semua karakteristik
SDA dapat terungkap  iptek yang ada sampai saat ini belum dapat membantu manusia untuk
dapat mengukur secara pasti daya regenerasi dan daya pulih dari setiap macam SDA.
 Lingkungan masih dipenuhi ketidakpastian dan punya ambang batas (treshold)  bukan berarti
kesejahteraan masyarakat harus diminimalkan  kajian lingkungan berbasis iptek dapat
mengurangi derajat ketidakpastian; ambang batas lingkungan dapat diketahui melalui kajian terus
menerus.
3. Merancang kebijakan dan kelembagaan yang sesuai dalam rangka menetapkan prioritas yang
tepat agar pembangunan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan
 Menyadari bahwa kondisi lingkungan dan SDAnya telah terdegradasi akibat dari arah
pembangunan yang kurang tepat, setiap negara di dunia harus melakukan perbaikan kualitas
lingkungan dan melakukan reorientasi arah pembangunan --> pertanyaan mendasar yang
sering muncul: dari mana harus memulainya? Kebijakan yang bagaimanakah yang dianggap
tepat agar pembangunan dapat terus dilaksanakan sementara kualitas lingkungan tidak
mengalami degradasi? Kelembagaan seperti apakah yang efektif dalam melaksanakan
pembangunan secara berkelanjutan?
 Kendala finansial yang dihadapi oleh banyak negara berkembang seringkali dihadapkan pada
dilema dalam menentukan prioritas perbaikan kualitas lingkungan hidup. Sebagai contoh,
dalam menangani masalah pencemaran air dan udara, prioritas manakah yang harus dilakukan
apabila kondisi finansial negara memaksa untuk menentukan skala prioritas? Pengalaman di
beberapa negara di Eropa menunjukkan bahwa meskipun upaya memulihkan kondisi sungai
yang telah tercemar sangat mendesak untuk dilakukan, ternyata perhitungan ekonomi
menunjukkan bahwa memberikan prioritas kepada upaya untuk menurunkan pencemaran
udara lebih memberikan keuntungan jangka panjang.
4. Menciptakan suatu kondisi masyarakat yang berkelanjutan
 Kunci keberhasilan pelaksanaan pembangunan adalah keterlibatan aktif dari segenap
komponen masyarakat. Degradasi lingkungan akibat kegiatan pembangunan akan lebih
dirasakan oleh masyarakat miskin dan mereka kurang mempunyai perlindungan diri
apabila terjadi kerusakan lingkungan hidup; masyarakat miskin sering ditengarai
sebagai penyebab rusaknya lingkungan karena faktor ketidaktahuan, kebutuhan yang
mendesak, dan keterbatasan akses terhadap sumberdaya.
 Upaya untuk melindungi lingkungan harus ditujukan juga bagi kepentingan
masyarakat, khususnya masyarakat miskin; perlu disadari bahwa keberhasilan
pembangunan di bidang LH akan sangat tergantung pada seberapa besar keuntungan
yang akan diperoleh oleh masyarakat. Kebijakan harus diupayakan agar tidak
menimbulkan konflik kepentingan antara pemerintah dan masyarakat.
 Bagaimana partisipasi masyarakat tidak sekedar slogan  mendengar aspirasi
masyarakat merupakan bagian dari perubahan paradigma pembangunan  perlu
perubahan mental para pengambil keputusan dengan mengurangi otoritas dan
memberikannya kepada masyarakat umum.
 Diskusi: Meningkatkan ekonomi masyarakat dapat menekan laju degradasi lingkungan,
di lain pihak pertumbuhan ekonomi dan konsumsi yang berlebihan merupakan
penyebab kerusakan lingkungan. Bagaimana mengatasi kontradiksi ini?
Indikator pembangunan berkelanjutan dan permasalahannya
Mengukur keberhasilan implementasi PB tidak mudah dan sederhana, berbeda dengan
mengukur keberhasilan pembangunan di masa lampau  indikator pembangunan paradigma
lama, lebih ditekankan pada aspek ekonomi semata, mis. income; konsep PB harus
mengintegrasikan aspek-aspek ekonomi, sosial dan lingkungan  indikator yang tepat masih
terus dikembangkan.

Mengukur keberhasilan PB harus menggunakan agregasi dari berbagai variabel  pembuatan


indikator menjadi tidak mudah. Mis. dalam evaluasi apakah sumberdaya lahan telah dikelola
secara berkelanjutan, sangat sulit untuk membuat agregasi dari berbagai variabel degradasi
lahan (misalnya erosi, salinisasi, hilangnya hara tanah) ke dalam satu indikator.

Permasalahan mendasar berkaitan dengan metodologi dan ketersediaan data  metode yang
tepat masih terus dikembangkan, sedangkan dari segi data, indikator keberlanjutan biasanya
mensyaratkan data yang kontinyu (data series)  ketersediaan data yang dikumpulkan secara
kontinyu biasanya merupakan kendala utama dalam menyusun indikator; standardisasi
metodologi pengumpulan data merupakan masalah lain yang juga menjadi kendala.
Saat ini telah cukup banyak indikator yang dapat digunakan:
1. Indikator yang menyangkut mutu kehidupan dan indikator keberlanjutan ekologi; yang paling
umum digunakan adalah Indeks Pembangunan Manusia (Human development Index) 
terdiri dari tiga komponen, yaitu panjang usia penduduk, tingkat pengetahuan (pendidikan),
dan pendapatan.
2. Indeks lainnya adalah Indeks Kebebasan Manusia (Human Freedom Index), yaitu indeks yang
menunjukkan tingkat kebebasan manusia.

Indikator keberlanjutan ekologi meliputi indikator-indikator:


– Pelestarian sistem-sistem pendukung kehidupan dan keanekaragaman hayati: indikator-
indikator yang menunjukkan kemajuan-kemajuan dalam mencegah pencemaran, memulihkan
dan mempertahankan integritas ekosistem, mengembangkan sistem daerah suaka, memulihkan
dan mempertahankan species dan stok genetik.
– Jaminan keberlanjutan penggunaan sumberdaya yang terbarukan dan meminimumkan deplesi
sumberdaya yang tidak terbarukan: status dan kondisi sumberdaya yang digunakan oleh sektor
pembangunan, kesesuaian dan konflik antar sektor, faktor-faktor sosial ekonomi yang
berpengaruh terhadap keberlanjutan sektor pembangunan.
– Upaya tidak melampaui daya dukung ekosistem: pola konsumsi sumberdaya, produksi limbah,
pola pertumbuhan penduduk, tingkat fertilitas penduduk, kepadatan penduduk.

Indikator versi CSD

Anda mungkin juga menyukai