MATERI Pengolongan Obat Dan Pelabelan Sediaan
MATERI Pengolongan Obat Dan Pelabelan Sediaan
&
PELABELAN
OBAT
Lusi Nurdianti
1
Peraturan di bidang OBAT
dan
Peraturan-peraturan turunannya (PP, PerMenkes,
SK, dll).
2
UURI No. 36 / 2009 tentang
KESEHATAN
Dasar :
Kesehatan hak asasi manusia = salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai cita2 dalam
Pancasila & UUD ’45
Prinsip upaya kesehatan nondiskriminasi, partisipasi
dan berkelanjutan
Gangguan kesehatan = kerugian ekonomi
Kesehatan :
Keadaan sehat : fisik, mental, spiritual
dan sosial
Sumber daya kesehatan :
Dana, tenaga, perbekalan kesehatan,
sediaan farmasi & alkes, fasilitas,
teknologi
4
UURI No. 36/2009 tentang KESEHATAN
Perbekalan kesehatan :
semua bahan & peralatan untuk
menyelenggarakan upaya
kesehatan.
Sediaan farmasi :
obat, bahan obat, OT & kosmetik
5
UURI No. 36/2009 tentang KESEHATAN
USAHA PENGAMANAN :
Penggolongan produk Penandaan
6
7
TANAMAN / HEWAN / BAHAN ALAM
Dikayakan
Pengobatan Vit, mineral,
as. amino
Ekstraksi
OBAT
& isolasi Ekstraksi
TRADISIONAL
zat aktif
Klaim SUPLEMEN
OBAT
Kesehatan MAKANAN
8
UURI No. 36/2009 tentang KESEHATAN
OBAT :
bahan / paduan bahan termasuk produk biologi
yang digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka
• Penetapan diagnosis
• Pencegahan
• Penyembuhan
• Pemulihan
• Peningkatan kesehatan dan
• Kontrasepsi
untuk manusia
9
UURI No. 36/2009 tentang KESEHATAN
ALKES :
instrumen, aparatus, mesin dan atau implan
tidak mengandung obat yang digunakan
untuk :
• mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan
penyakit,
• merawat orang sakit,
• memulihkan kesehatan manusia dan atau
• membentuk struktur dan memperbaiki
fungsi tubuh
10
PENGGOLONGAN OBAT
berdasarkan tujuan untuk :
Undang-undang / Kepmenkes
11
PENGGOLONGAN OBAT
berdasarkan maksud untuk :
12
PENGGOLONGAN OBAT
berdasarkan fungsi/khasiat/penggunaan :
ATC (Anatomical Therapeutical Chemical)
- Antibiotika
- Saluran pencernaan
- Saluran pernafasan
- Sistim Syaraf Pusat
- Kulit, Antifungi
- Mulut dan kesehatan gigi
- Sistim endokrin
- dll.
14
OBAT KERAS
OK menurut SK. Menkes 633/1962 :
- Semua obat yang pada bungkus luarnya dinyatakan si
pembuat hanya boleh diserahkan dengan R/ dokter
termasuk Narkotika dan Psikotropika
16
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)
Dasar :
- UUD 1945 Ps 5 ayat (1) & Ps 20
(tentang pengubahan UU)
- UU No 8/76 : Pengesahan Konvensi
Tunggal Narkotika 1961 beserta
Protokol 1972 yang mengubahnya
- UU No 7/97 : Pengesahan Konvensi PBB
tentang
Pemberantasan Peredaran Gelap
Narkotika dan Psikotropika, 1988
17
NARKOTIKA
UU No. 35/2009
NARKOTIKA adalah :
- zat atau obat
- berasal dari tanaman atau bukan tanaman
- sintetis maupun semi sintetis
- dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri,
- menimbulkan ketergantungan
18
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)
PEMERINTAH
Menyediakan N yang
diperlukan sebagai Melakukan pencegahan &
pemberantasan peredaran
obat
gelap
N & prekursor N
Bermanfaat bagi
pengobatan/yankes/ilmu
Menimbulkan
pengetahuan
ketergantungan
19
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)
MAKSUD :
a. menjamin ketersediaan N untuk yankes dan
atau IPTEK
b. mencegah, melindungi & menyelamatkan bangsa
Indonesia dari penyalahgunaannya
c. memberantas peredaran gelap N & prekursor N
d. menjamin pengaturan rehabilitasi medis &
sosial bagi penyalahguna & pecandu N
20
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)
22
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)
N golongan II & III
BAHAN BAKU (alami atau
sintetis) untuk produksi obat
diatur Permenkes
23
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)
24
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)
Contoh :
- Fentanil, Metadon, Morfin, Petidin
(Demerol)
25
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)
Contoh :
- Kodein, Etilmorfin
- Buprenorfin (baru)
26
PSIKOTROPIKA (UU 5 / 1997)
MAKSUD :
27
PSIKOTROPIKA (UU 5 / 1997)
PSIKOTROPIKA adalah :
- zat atau obat,
- alamiah maupun sintetis
- bukan narkotika
- berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada SSP
- menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku.
28
PSIKOTROPIKA (UU 5 / 1997)
29
PSIKOTROPIKA (UU 5 / 1997)
30
PSIKOTROPIKA (UU 5 / 1997)
Psikotropika Golongan IV (59 jenis)
31
OTC (Over The Counter)
33
33
KRITERIA OBAT YANG DAPAT
DISERAHKAN TANPA RESEP
34
34
OBAT BEBAS TERBATAS
35
OBAT BEBAS
36
PENGGOLONGAN OBAT
berdasarkan maksud untuk :
37
OBAT ESENSIAL NASIONAL
39
OBAT ESENSIAL NASIONAL
Kriteria pemilihan :
40
OBAT WAJIB APOTEK
- Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
menolong dirinya sendiri mengatasi masalah kesehatan
secara tepat, aman dan rasional
- Peningkatan pengobatan sendiri dicapai melalui
peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan
- Peran Apoteker di Apotek dalam pelayanan KIE dan
pelayanan obat kepada masyarakat perlu ditingkatkan
42
Pelabelan produk
Untuk melindungi kesehatan masyarakat
dari produk Obat, Obat Tradisional,
Suplemen Makanan dan Pangan yang
Tidak Memenuhi Syarat keamanan,
khasiat/manfaat dan mutu
produk harus diberi label/penandaan
43
PENGENALAN PRODUK
PENANDAAN
PENANDAAN
KHUSUS
44
NO. I.E. OBAT NAMA OBAT JADI :
Digit no.1
D : Nama Dagang
G : Generik
JENIS PRODUKSI :
GOLONGAN OBAT :
Digit no.3
Digit no.2 PENGENALAN I : Impor
N : Narkotika
NO. IZIN EDAR E : Ekspor
P : Psikotropika
OBAT L : Lokal
K : Obat Keras
X : Keperluan Khusus
T : Obat Bebas Terbatas DIGIT : 15
J : Terjangkau (Kimia Farma)
B : Obat Bebas
S : Siaga ( Indo Farma )
O. TRADISIONAL : 9 Digit
Digit 1,2 : Thn produksi
SUPLEMEN MAKANAN :
Digit 3 : Bentuk perusahaan
9 Digit
Digit 4 : Bentuk sediaan
POM SD (dalam negeri)
Digit 5,6,7,8 : No. urut PENGENALAN POM SI (impor)
Digit 9 : Jenis kemasan
TR : OT Lokal
NO. IZIN EDAR POM SL (lisensi)
TI : OT Impor
TL : OT Lisensi
ALKES : KD 10 digit/AKD 11 digit
QL : O. Quasi Lisensi
(dalam negeri)
QI : O. Quasi Impor
KL 10 digit/AKL 11 digit
QD : O. Quasi Lokal
(impor)
MAKANAN/PANGAN : 12 Digit PKRT : PD10 digit /PKD 11 digit
BPOM RI MD : dalam negeri (dalam negeri)
BPOM RI ML : impor PL10 digit /PKL11 digit
46
PIRT (luar negeri)
PENANDAAN &
PENANDAAN KHUSUS :
•Permenkes No. 988/2004 Permenkes No.
524/2005 ttg Pencantuman Nama Generik
47
SUPLEMEN a.l:
PENANDAAN 1.Nama Suplemen
/ PENANDAAN 2.Pencantuman asal bahan
KHUSUS tertentu, kandungan alkohol
jika ada, dan batas kadalu-
O & OT
warsa
Label :
- berupa tulisan, gambar, kombinasi tulisan &
gambar atau bentuk lain
- disertakan / dimasukkan pada kemasan,
ditempelkan / merupakan bagian dari wadah dan atau
kemasannya
49
PENANDAAN OBAT
kelengkapan etiket
51
PENANDAAN OBAT
OBAT KERAS
hanya dapat diperoleh dengan resep dokter =
obat ethical (dulu daftar G=gevaarlijk=berbahaya)
(termasuk PSIKOTROPIKA & NARKOTIKA)
53
PENANDAAN OBAT
TANDA PERINGATAN OBT
(SK Menkes 6355/1969) untuk aturan pakai obat.
P. No. 1
P. No. 2
Awas! Obat Keras
Awas! Obat Keras
Baca aturan memakainya
Hanya untuk kumur, jangan ditelan
P. No. 3
Awas! Obat Keras P. No.4
Hanya untuk bagian luar dari Awas! Obat Keras
Badan Hanya untuk dibakar
P. No. 5 P. No. 6
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Tidak boleh ditelan Obat wasir, jangan ditelan 54
PENANDAAN OBAT
OBAT BEBAS
Bulatan hijau dengan
garis tepi berwarna hitam
- Ditempatkan sedemikan rupa
sehingga jelas terlihat dan mudah
dikenali
- Ukuran bulatan disesuaikan
dengan disain etiket wadah &
bungkus luar
55
PENANDAAN OBAT
TANGGAL KADALUWARSA :
tanggal yang menyatakan bahwa sebelum tanggal
tersebut, suatu bets atau bets tertentu masih memenuhi
spesifikasi standar mutu yang dipersyaratkan.
Harus dicantumkan pada bagian label yang mudah
terlihat & terbaca
Penulisan : bulan & tahun.
Contoh : Benar Salah
03 2010 03 10
JUN 05 JU 05
BETS :
sejumlah produk yang mempunyai sifat dan mutu yang
seragam yang dihasilkan dalam satu siklus pembuatan
tertentu. 56
57
PENANDAAN OBAT
PENCANTUMAN NAMA GENERIK
Permenkes No. 988/2004 Permenkes No. 524/2005
TUJUAN :
Melindungi masyarakat dari penggunaan obat
yang :
- salah,
- tidak tepat,
- tidak rasional,
Nama generik :
dan nama dagang harus tercantum pada label
ukuran huruf > 80% dari nama dagang (jenis dan warna
huruf sama)
harus tercantum sampai kemasan terkecil
62
SK KBPOM No. 3516/2009 ttg Izin Edar Produk Obat, ….. dst
TUJUAN:
Melindungi masyarakat dari penggunaan produk farma-
kosm yang TMS keamanan, mutu & manfaat.
Produk farma-kosm ada yang bersumber, mengandung
atau berasal dari bahan tertentu yang secara syariah
mengandung unsur bahan tidak halal & tidak lazim
digunakan oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas
beragama Islam
HALAL
ALKOHOL
harus dicantumkan kadarnya (%) pada komposisi 63
SK KBPOM No.3516/2009 ttg Izin Edar Produk Obat, ….. dst
BABI
Produk Obat dan produk biologi yang bersumber babi harus
mencantumkan tanda :
BERSUMBER BABI
65
SK KBPOM No. 2411/2004
Ketentuan Pokok Pengelompokan Penandaan OBAI
KELOM TAMPILAN
-POK GAMBAR TULISAN LOGO
jari2 daun ~
“FITO
FF bintang dalam
lingkaran FARMAKA”
66
LOGO OBAI
• Ditempatkan pada bagian atas kiri
wadah/pembungkus/brosur
• Gambar ranting daun atau jari2 daun dicetak
dengan warna hijau
• Tulisan “JAMU”/ “OBAT HERBAL
TERSTANDAR” / ”FITOFARMAKA” harus jelas,
mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam
• Gambar dan tulisan dicetak diatas dasar putih atau
warna lain yang kontras/mencolok dengan
gambar/tulisan
67
*
Wassalaaam
68