Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 68

PENGGOLONGAN

&
PELABELAN
OBAT

Lusi Nurdianti

1
Peraturan di bidang OBAT

 UU No. 36 /‘09 : Kesehatan


 UU No. 5 /‘97 : Psikotropika
 UU No. 35 /‘09 : Narkotika
 UU Dasar Obat Keras Stbl. No. 541/1973
 No. 419/1949
 UU No. 8 /‘99 : Perlindungan Konsumen

dan
Peraturan-peraturan turunannya (PP, PerMenkes,
SK, dll).
2
UURI No. 36 / 2009 tentang
KESEHATAN

Dasar :
 Kesehatan  hak asasi manusia = salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai cita2 dalam
Pancasila & UUD ’45
 Prinsip upaya kesehatan  nondiskriminasi, partisipasi
dan berkelanjutan
 Gangguan kesehatan = kerugian ekonomi

Peningkatan kesehatan = investasi pembangunan negara


 Pembangunan kesehatan  tanggung jawab semua
pihak
3
UURI No. 36/2009 tentang KESEHATAN

Kesehatan :
Keadaan sehat : fisik, mental, spiritual
dan sosial
Sumber daya kesehatan :
Dana, tenaga, perbekalan kesehatan,
sediaan farmasi & alkes, fasilitas,
teknologi

4
UURI No. 36/2009 tentang KESEHATAN

Perbekalan kesehatan :
semua bahan & peralatan untuk
menyelenggarakan upaya
kesehatan.

Sediaan farmasi :
obat, bahan obat, OT & kosmetik

5
UURI No. 36/2009 tentang KESEHATAN

Penyelenggaraan upaya kesehatan, dilaksanakan


melalui a.l. kegiatan pengamanan &
penggunaan sediaan farmasi & ALKES
(farmakes) :
 Sediaan farmakes harus aman,
berkhasiat/bermanfaat, bermutu dan terjangkau

USAHA PENGAMANAN :
 Penggolongan produk  Penandaan

6
7
TANAMAN / HEWAN / BAHAN ALAM

Bag luar Tujuan


KOSMETIK tubuh/untuk Peng- Dikonsumsi
PANGAN
kecantikan gunaan bernilai gizi

Dikayakan
Pengobatan Vit, mineral,
as. amino

Ekstraksi
OBAT
& isolasi Ekstraksi
TRADISIONAL
zat aktif

Klaim SUPLEMEN
OBAT
Kesehatan MAKANAN
8
UURI No. 36/2009 tentang KESEHATAN

OBAT :
bahan / paduan bahan termasuk produk biologi
yang digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka
• Penetapan diagnosis
• Pencegahan
• Penyembuhan
• Pemulihan
• Peningkatan kesehatan dan
• Kontrasepsi
untuk manusia
9
UURI No. 36/2009 tentang KESEHATAN

ALKES :
instrumen, aparatus, mesin dan atau implan
tidak mengandung obat yang digunakan
untuk :
• mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan
penyakit,
• merawat orang sakit,
• memulihkan kesehatan manusia dan atau
• membentuk struktur dan memperbaiki
fungsi tubuh
10
PENGGOLONGAN OBAT
berdasarkan tujuan untuk :

meningkatkan keamanan, menetapkan


penggunaan serta mengamankan
distribusinya :
- Obat Keras
- Narkotika
- Psikotropika
- Obat Bebas Terbatas
- Obat Bebas

 Undang-undang / Kepmenkes
11
PENGGOLONGAN OBAT
berdasarkan maksud untuk :

- meningkatkan mutu pelayanan kesehatan


( menjamin ketersediaan obat, merata &
terjangkau masyarakat ) : DOEN

-meningkatkan kemampuan masyarakat


menolong dirinya sendiri : DOWA

 perubahan berkala - KEPMENKES

12
PENGGOLONGAN OBAT
berdasarkan fungsi/khasiat/penggunaan :
 ATC (Anatomical Therapeutical Chemical)
- Antibiotika
- Saluran pencernaan
- Saluran pernafasan
- Sistim Syaraf Pusat
- Kulit, Antifungi
- Mulut dan kesehatan gigi
- Sistim endokrin
- dll.

 ISO, MIMS, DOI dll


13
PENGGOLONGAN OBAT
berdasarkan tujuan
meningkatkan keamanan, menetapkan penggunaan serta mengamankan distribusinya

14
OBAT KERAS
OK menurut SK. Menkes 633/1962 :
- Semua obat yang pada bungkus luarnya dinyatakan si
pembuat hanya boleh diserahkan dengan R/ dokter
 termasuk Narkotika dan Psikotropika

- Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang


nyata2 untuk digunakan secara parenteral, baik
dengan cara suntikan maupun dengan cara merobek
jaringan.
- Semua obat baru :
- yang tidak tercantum dalam FI dan daftar OK,
- yang secara resmi belum pernah di impor / digunakan di
Indonesia, kecuali yang dinyatakan secara tertulis oleh
Menkes tidak membahayakan kesehatan manusia.
15
NARKOTIKA
UU No. 35/2009

16
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)
Dasar :
- UUD 1945 Ps 5 ayat (1) & Ps 20
(tentang pengubahan UU)
- UU No 8/76 : Pengesahan Konvensi
Tunggal Narkotika 1961 beserta
Protokol 1972 yang mengubahnya
- UU No 7/97 : Pengesahan Konvensi PBB
tentang
Pemberantasan Peredaran Gelap
Narkotika dan Psikotropika, 1988
17
NARKOTIKA
UU No. 35/2009
NARKOTIKA adalah :
- zat atau obat
- berasal dari tanaman atau bukan tanaman
- sintetis maupun semi sintetis
- dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri,
- menimbulkan ketergantungan

18
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)
PEMERINTAH

Menyediakan N yang
diperlukan sebagai Melakukan pencegahan &
pemberantasan peredaran
obat
gelap
N & prekursor N

Bermanfaat bagi
pengobatan/yankes/ilmu
Menimbulkan
pengetahuan
ketergantungan
19
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)

MAKSUD :
a. menjamin ketersediaan N untuk yankes dan
atau IPTEK
b. mencegah, melindungi & menyelamatkan bangsa
Indonesia dari penyalahgunaannya
c. memberantas peredaran gelap N & prekursor N
d. menjamin pengaturan rehabilitasi medis &
sosial bagi penyalahguna & pecandu N

20
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)

- N hanya digunakan untuk yankes


dan atau IPTEK

- Menkes membagi N ke dalam 3


(tiga) golongan :
Golongan I = 65 jenis
Golongan II = 86 jenis
Golongan III = 14 jenis
21
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)
Narkotika golongan I :
- DILARANG untuk yankes
- Dalam jumlah terbatas boleh untuk :
 IPTEK
 reagensia diagnostik
 reagensia laboratorium
 izin Menkes atas rekomendasi KBPOM
- Dilarang di produksi & atau digunakan dalam proses
produksi

22
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)
N golongan II & III
BAHAN BAKU (alami atau
sintetis) untuk produksi obat

diatur Permenkes
23
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)

Narkotika Golongan I (26 lama  65 baru) :


- Heroin, candu, Ganja (cannabis, marihuana), Kokain
- Opium obat
- Campuran/sediaan opium obat dengan bahan lain bukan
narkotika. Contoh : Doveri
termasuk :
- Psikotropika Gol I :
MDMA/ekstasi, MDA/tenamfetamin
- Psikotropika Gol II :
Amfetamin, Deksamfetamin, Metamfetamin

24
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)

Narkotika Golongan II (87  86)

Contoh :
- Fentanil, Metadon, Morfin, Petidin
(Demerol)

25
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)

Narkotika Golongan III (14)

Contoh :
- Kodein, Etilmorfin
- Buprenorfin (baru)

26
PSIKOTROPIKA (UU 5 / 1997)

MAKSUD :

a. menjamin ketersediaan Ps untuk yankes dan atau


IPTEK
b. mencegah, melindungi & menyelamatkan bangsa
Indonesia dari penyalahgunaannya
c. memberantas peredaran gelap Ps & prekursor Ps

27
PSIKOTROPIKA (UU 5 / 1997)

PSIKOTROPIKA adalah :
- zat atau obat,
- alamiah maupun sintetis
- bukan narkotika
- berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada SSP
- menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku.

28
PSIKOTROPIKA (UU 5 / 1997)

- Ps hanya digunakan untuk yankes dan


IPTEK

- Menkes membagi Ps ke dalam 2 golongan


(tadinya 4 gol) :
Golongan III = 9 jenis
Golongan IV = 59 jenis

(golongan I & II pindah golongan  N gol. I)

29
PSIKOTROPIKA (UU 5 / 1997)

Psikotropika Golongan III (9 jenis)


• Banyak digunakan dalam terapi, ilmu
pengetahuan
• Potensi menyebabkan ketergantungan :
sedang

Contoh : Amobarbital, Flunitrazepam

30
PSIKOTROPIKA (UU 5 / 1997)
Psikotropika Golongan IV (59 jenis)

• Sangat luas digunakan dalam terapi,


ilmu pengetahuan,
• Potensi menyebabkan ketergantungan :
ringan
Contoh : fenobarbital, nitrazepam,
diazepam, lorazepam, estazolam dll

31
OTC (Over The Counter)

Obat OTC adalah obat yang dapat


dijual/dibeli tanpa R/ dokter :
- Obat Bebas
Contoh : Tablet Parasetamol

- Obat Bebas Terbatas


Contoh : Tablet CTM
Daftar obat ditetapkan Menkes & dinilai
secara terus menerus
32
OTC (Over The Counter)
PERTIMBANGAN :
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong
dirinya sendiri mengatasi masalah kesehatan
PERLU :
 Sarana
 Peningkatan penyediaan obat untuk pengobatan
sendiri
 Jaminan obat digunakan dengan tepat, aman dan
rasional
PERMENKES No. 919/I993 ttg KRITERIA OBAT YANG
DAPAT DISERAHKAN TANPA RESEP

33

33
KRITERIA OBAT YANG DAPAT
DISERAHKAN TANPA RESEP

a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada


wanita hamil, anak < 2 tahun, orang tua > 65 tahun
b. Pengobatan sendiri tidak memberikan risiko pada
kelanjutan penyakit
c. Penggunaan tidak memerlukan cara dan atau alat
khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
d. Diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya
tinggi di Indonesia.
e. Memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri

34

34
OBAT BEBAS TERBATAS

UU Dasar Obat Keras Stbl. No. 541/1973


No. 419/1949 :

OBT (= daftar W) adalah obat (sebenarnya obat


keras !) yang dapat dibeli :

- tanpa menggunakan R/ dokter


- dalam jumlah tertentu / terbatas
- disertai peringatan dalam kemasan aslinya

35
OBAT BEBAS

OB adalah obat yang :


- tidak termasuk Narkotika,
Psikotropika, Obat Keras dan
Obat Bebas Terbatas
- dapat diperjualbelikan secara
bebas

36
PENGGOLONGAN OBAT
berdasarkan maksud untuk :

-menjamin ketersediaan obat, merata &


terjangkau masyarakat :
OBAT ESENSIAL NASIONAL

-meningkatkan kemampuan masyarakat


menolong dirinya sendiri :
OBAT WAJIB APOTEK

37
OBAT ESENSIAL NASIONAL

Obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk


pelayanan kesehatan, mencakup upaya :
• diagnosis
• profilaksis
• terapi
• rehabilitasi
dan diupayakan tersedia di fasilitas kesehatan
sesuai fungsi dan tingkatnya

DOEN  perubahan berkala - KEPMENKES


38
OBAT ESENSIAL NASIONAL
Kriteria pemilihan :
1.Rasio manfaat-resiko paling menguntungkan
2.Mutu terjamin
3.Praktis dalam penyimpanan & pengangkutan
4.Praktis dalam penggunaan & penyerahan
5.Rasio manfaat-biaya paling tinggi
6.Bila > 1 pilihan dengan efek terapi yang sesuai :
• Sifatnya paling banyak diketahui
• Sifat farmakokinetik paling menguntungkan
• Lebih stabil
• Mudah didapat
• Telah dikenal

39
OBAT ESENSIAL NASIONAL
Kriteria pemilihan :

7. Obat jadi kombinasi tetap harus :


• Hanya bermanfaat dalam bentuk kombinasi tetap
• Khasiat & keamanan kombinasi tetap lebih baik
dari masing-masing komponen
• Perbandingan dosis komponennya adalah
tepat/cocok untuk sebagian besar penderita
• Meningkatkan rasio manfaat-biaya
• Antibiotik kombinasi tetap harus dapat
mencegah/mengurangi terjadinya resistensi & efek
merugikan lain.

40
OBAT WAJIB APOTEK
- Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
menolong dirinya sendiri mengatasi masalah kesehatan
secara tepat, aman dan rasional
- Peningkatan pengobatan sendiri dicapai melalui
peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan
- Peran Apoteker di Apotek dalam pelayanan KIE dan
pelayanan obat kepada masyarakat perlu ditingkatkan

Obat keras yang dapat diserahkan oleh


Apoteker di Apotek tanpa resep dokter

DOWA  disempurnakan setiap waktu -


KEPMENKES 41
OBAT WAJIB APOTEK
Apoteker di Apotek wajib :

1.Memenuhi ketentuan dan batasan tiap


jenis obat wajib apotek yang diperlukan
per pasien
2.Membuat catatan pasien dan obat yang
diserahkan
3.Memberi informasi dosis, aturan pakai,
kontraindikasi, efek samping dll yang
perlu diperhatikan pasien.

42
Pelabelan produk
Untuk melindungi kesehatan masyarakat
dari produk Obat, Obat Tradisional,
Suplemen Makanan dan Pangan yang
Tidak Memenuhi Syarat keamanan,
khasiat/manfaat dan mutu
 produk harus diberi label/penandaan

 objektif, lengkap, tidak menyesatkan

43
PENGENALAN PRODUK

NO. IZIN EDAR

PENANDAAN

PENANDAAN
KHUSUS

44
NO. I.E. OBAT NAMA OBAT JADI :
Digit no.1
D : Nama Dagang
G : Generik

JENIS PRODUKSI :
GOLONGAN OBAT :
Digit no.3
Digit no.2 PENGENALAN I : Impor
N : Narkotika
NO. IZIN EDAR E : Ekspor
P : Psikotropika
OBAT L : Lokal
K : Obat Keras
X : Keperluan Khusus
T : Obat Bebas Terbatas DIGIT : 15
J : Terjangkau (Kimia Farma)
B : Obat Bebas
S : Siaga ( Indo Farma )

Digit 4,5 : Thn persetujuan


Digit 6,7,8 : No. urut pabrik
Digit 9,10,11: No. urut obat jadi yang
disetujui utk masing2 IF
Digit 12,13 : Bentuk sediaan
Digit 14 : Kekuatan sediaan
Digit 15 : Perbedaan jenis
kemasan
45
KOSMETIK : 10 Digit ada 2 Gol : Gol 1 tanpa diakhiri L
NO. I.E. PRODUK Gol 2 diakhiri L
2 digit 1 : Kategori
LAIN 2 digit 2 : Sub Kategori
2 digit 3 : Tahun terbit
4 digit akhir : No. urut
CD : Prod. Dalam negeri/ lokal
utk eksport diakhiri huruf E atau EL
CL : Prod. Luar negeri/ impor

O. TRADISIONAL : 9 Digit
Digit 1,2 : Thn produksi
SUPLEMEN MAKANAN :
Digit 3 : Bentuk perusahaan
9 Digit
Digit 4 : Bentuk sediaan
POM SD (dalam negeri)
Digit 5,6,7,8 : No. urut PENGENALAN POM SI (impor)
Digit 9 : Jenis kemasan
TR : OT Lokal
NO. IZIN EDAR POM SL (lisensi)
TI : OT Impor
TL : OT Lisensi
ALKES : KD 10 digit/AKD 11 digit
QL : O. Quasi Lisensi
(dalam negeri)
QI : O. Quasi Impor
KL 10 digit/AKL 11 digit
QD : O. Quasi Lokal
(impor)
MAKANAN/PANGAN : 12 Digit PKRT : PD10 digit /PKD 11 digit
BPOM RI MD : dalam negeri (dalam negeri)
BPOM RI ML : impor PL10 digit /PKL11 digit
46
PIRT (luar negeri)
PENANDAAN &
PENANDAAN KHUSUS :
•Permenkes No. 988/2004  Permenkes No.
524/2005 ttg Pencantuman Nama Generik

• SK KBPOM No. 3516/2009 ttg Izin Edar Produk


Obat, OT, Kosmetik, Suplemen Makanan, dan
Makanan yang Bersumber, Mengandung, Dari Bahan
Tertentu, dan atau Mengandung Alkohol

•SK Menkes No. 2380/1983 ttg Tanda Khusus


untuk OB & OBT

47
SUPLEMEN a.l:
PENANDAAN 1.Nama Suplemen
/ PENANDAAN 2.Pencantuman asal bahan
KHUSUS tertentu, kandungan alkohol
jika ada, dan batas kadalu-
O & OT
warsa

Obat TRADITIONAL a.l :


1. Logo kelompok jamu
2. Logo kelompok obat herbal terstandar
3. Kelompok Fitofarmaka 48
PENANDAAN OBAT

Label :
- berupa tulisan, gambar, kombinasi tulisan &
gambar atau bentuk lain
- disertakan / dimasukkan pada kemasan,
ditempelkan / merupakan bagian dari wadah dan atau
kemasannya

Keterangan yang dicantumkan dalam label, harus lengkap


dan tidak menyesatkan

49
PENANDAAN OBAT

kelengkapan etiket

- Nama obat jadi - Cara penggunaan


- Bentuk sediaan - Cara kerja/farmakologi
- Bobot netto/volume/isi - Efek samping
- Komposisi - Indikasi
- Dosis - Kontra indikasi
- Nama IF - Interaksi obat
- Alamat IF - Tanda khusus
- Nomor pendaftaran - Tanda peringatan
- Nomor bets - Cara penyimpanan
- Tanggal kadaluwarsa - HET (harga eceran tertinggi)
Redaksi dalam Bahasa Indonesia
50
PENANDAAN OBAT
SK Menkes No. 2380/1983 : Tanda Khusus untuk OB & OBT
Tanda khusus : tanda berupa warna dengan bentuk tertentu
yang harus tertera jelas pada etiket wadah & bungkus luar
obat jadi sehingga penggolongan obat mudah dikenali.

Permenkes 1010/2008 : Regristrasi Obat


Penandaan : keterangan lengkap khasiat, keamanan, cara
penggunaan, serta informasi lain yang perlu dicantumkan
pada etiket, brosur dan kemasan primer & sekunder yang
disertakan pada obat jadi

51
PENANDAAN OBAT
OBAT KERAS
hanya dapat diperoleh dengan resep dokter =
obat ethical (dulu daftar G=gevaarlijk=berbahaya)
(termasuk PSIKOTROPIKA & NARKOTIKA)

- bulatan warna merah bergaris tepi hitam


dengan tulisan K warna hitam yang
menyentuh tepi garis
- mencantumkan kalimat :
“HARUS DENGAN RESEP DOKTER”
pada blister, strip Al/selofan, vial, ampul,
tube atau bentuk wadah lain bila wadah
tersebut dikemas dalam bungkus luar
52
PENANDAAN OBAT
OBAT BEBAS TERBATAS

- Bulatan biru dengan garis


tepi berwarna hitam
- Tanda peringatan berupa kotak
hitam 2x5 cm, tulisan putih yang dapat
tidak dicantumkan pada blister, strip
Al/selofan, atau kemasan sejenis, bila pada
kemasan terkecil sudah tercantum tanda
bulatan biru

53
PENANDAAN OBAT
TANDA PERINGATAN OBT
(SK Menkes 6355/1969) untuk aturan pakai obat.

P. No. 1
P. No. 2
Awas! Obat Keras
Awas! Obat Keras
Baca aturan memakainya
Hanya untuk kumur, jangan ditelan

P. No. 3
Awas! Obat Keras P. No.4
Hanya untuk bagian luar dari Awas! Obat Keras
Badan Hanya untuk dibakar

P. No. 5 P. No. 6
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Tidak boleh ditelan Obat wasir, jangan ditelan 54
PENANDAAN OBAT
OBAT BEBAS
Bulatan hijau dengan
garis tepi berwarna hitam
- Ditempatkan sedemikan rupa
sehingga jelas terlihat dan mudah
dikenali
- Ukuran bulatan disesuaikan
dengan disain etiket wadah &
bungkus luar
55
PENANDAAN OBAT
TANGGAL KADALUWARSA :
tanggal yang menyatakan bahwa sebelum tanggal
tersebut, suatu bets atau bets tertentu masih memenuhi
spesifikasi standar mutu yang dipersyaratkan.
 Harus dicantumkan pada bagian label yang mudah
terlihat & terbaca
 Penulisan : bulan & tahun.
Contoh : Benar Salah
03 2010 03 10
JUN 05 JU 05
BETS :
sejumlah produk yang mempunyai sifat dan mutu yang
seragam yang dihasilkan dalam satu siklus pembuatan
tertentu. 56
57
PENANDAAN OBAT
PENCANTUMAN NAMA GENERIK
Permenkes No. 988/2004  Permenkes No. 524/2005

TUJUAN :
Melindungi masyarakat dari penggunaan obat
yang :
- salah,

- tidak tepat,

- tidak rasional,

yang dapat membahayakan kesehatan


58
PENCANTUMAN NAMA GENERIK

Permenkes No. 988/2004  Permenkes No. 524/2005

Nama generik :
 dan nama dagang harus tercantum pada label

 ditampilkan tepat di bawah nama dagang

 ukuran huruf > 80% dari nama dagang (jenis dan warna
huruf sama)
 harus tercantum sampai kemasan terkecil

Kemasan terkecil : kemasan yang dapat dijual secara


lepas kepada konsumen
59
DEFINISI
OBAT GENERIK
 Obat generik : obat dengan nama resmi yang
ditetapkan dalam FI untuk zat berkhasiat
yang dikandungnya
 Obat generik berlogo : OJ dengan nama
generik yang diedarkan dengan
mencantumkan logo khusus (logo generik)
 Obat paten : obat dengan nama dagang dan
menggunakan nama yang merupakan milik
produsennya
60
OBAT GENERIK

FILOSOFI LOGO GENERIK

 Bulat : kebulatan tekad untuk


memanfaatkan obat generik.
 Garis tebal ke tipis : menjangkau
seluruh lapisan masyarakat.
 Warna hijau : obat telah lulus
pengujian.
61
PENANDAAN KHUSUS

62
SK KBPOM No. 3516/2009 ttg Izin Edar Produk Obat, ….. dst

TUJUAN:
 Melindungi masyarakat dari penggunaan produk farma-
kosm yang TMS keamanan, mutu & manfaat.
 Produk farma-kosm ada yang bersumber, mengandung
atau berasal dari bahan tertentu yang secara syariah
mengandung unsur bahan tidak halal & tidak lazim
digunakan oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas
beragama Islam

HALAL

ALKOHOL
harus dicantumkan kadarnya (%) pada komposisi 63
SK KBPOM No.3516/2009 ttg Izin Edar Produk Obat, ….. dst

BABI
Produk Obat dan produk biologi yang bersumber babi harus
mencantumkan tanda :

BERSUMBER BABI

Produk Obat dan produk biologi yang pada proses


pembuatannya bersinggungan dengan bahan
bersumber babi harus mencantumkan tanda :
Pada proses pembuatannya bersinggungan
dengan bahan bersumber babi dan telah
dipurifikasi sehingga tidak terdeteksi pada
produk akhir
64
PENANDAAN KHUSUS
PADA
OBAT TRADISIONAL

65
SK KBPOM No. 2411/2004
Ketentuan Pokok Pengelompokan Penandaan OBAI

KELOM TAMPILAN
-POK GAMBAR TULISAN LOGO

Ranting daun “JAMU”


JAMU
dalam lingkaran

3 jari2 daun “OBAT HERBAL


OHT TERSTANDAR”
dalam lingkaran

jari2 daun ~
“FITO
FF bintang dalam
lingkaran FARMAKA”
66
LOGO OBAI
• Ditempatkan pada bagian atas kiri
wadah/pembungkus/brosur
• Gambar ranting daun atau jari2 daun dicetak
dengan warna hijau
• Tulisan “JAMU”/ “OBAT HERBAL
TERSTANDAR” / ”FITOFARMAKA” harus jelas,
mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam
• Gambar dan tulisan dicetak diatas dasar putih atau
warna lain yang kontras/mencolok dengan
gambar/tulisan

67
*

Wassalaaam

68

Anda mungkin juga menyukai