Anda di halaman 1dari 25

Perilaku ANTIKORUPSI

harus menjadi sebuah BUDAYA


INDONESIA TIDAK KEKURANGAN
ORANG PINTAR (baca:
PROFESIONAL),
INDONESIA KEKURANGAN
ORANG JUJUR (baca: Integritas)
3/8/2013

PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

LATAR BELAKANG
 Korupsi adalah kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang
berdampak sangat luar biasa
 Berdampak buruk pada seluruh sendi kehidupan manusia
 Merupakan salah satu faktor penyebab utama tidak
tercapainya keadilan dan kemakmuran suatu bangsa
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Peran Mahasiswa dalam Gerakan Anti-korupsi 5

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI


PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

LATAR BELAKANG
Berdampak buruk pada sistem perekonomian,
 sistem demokrasi, sistem politik, sistem hukum, sistem
pemerintahan, dan tatanan sosial kemasyarakatan
 Dapat merendahkan martabat suatu bangsa dalam tata
pergaulan internasional
 Korupsi sebagai musuh bersama (common enemy) yang harus
kita perangi bersama- sama dengan sungguh-sungguh
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Peran Mahasiswa dalam Gerakan Anti-korupsi 6

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI

3
KORUPSI itu ...
terungkap
• Gunung es

belum
terungkap
“Ketika seorang
PNS/Penyelenggara
Negara menerima
gratifikasi,
indepedensinya
sedang dipenjara”
“Para pelayan bangsa
harus memberikan
pelayanan mereka tanpa
menerima hadiah-hadiah.
Mereka yang
membangkang, kalau
terbukti bersalah, harus
dibunuh tanpa upacara”
Plato (427 SM – 347 SM)
Terminologi Korupsi

•Korup = busuk, palsu, suap (kamus besar bahasa


indonesia, 1991)
•Korup = suka menerima uang sogok, menyelewengkan
uang/barang milik perusahaan atau negara, menerima
uang dengan menggunakan jabatan untuk kepentingan
pribadi (kamus hukum, 2002)
•Korup = kebejatan, ketidakjujuran, tidak bermoral,
penyimpangan dari kesucian (the lexicon webster
dictionary, 1978
PENGERTIAN KORUPSI
MENURUT UU 31/99 JO UU 20/01
• Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
Negara;
• Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalah-gunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;
• Setiap orang yang melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 209, 210,
387, 388, 415, 416, 417, 418, 419, 420, 423, 425, 435 KUHP;
• Setiap orang yang memberi hadiah atau janji kepada pegawai negeri dengan mengingat
kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya, atau oleh pemberi
hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut.

9
KORUPSI
UU No. 31 Tahun 1999
JO No. 20 Tahun 2001
Setiap orang dgn tujuan menguntungkan
diri sendiri, atau orang lain,
atau suatu korporasi

Menyalahgunakan
wewenang, kesempatan, Pasal 3
atau sarana

KORUPSI

Dapat merugikan keuangan negara,


atau perekonomian negara

Lihat Juga Pasal 5 s.d. 12


PENGERTIAN KORUPSI
MENURUT UU 31/99 JO UU 20/01 (lanjutan)

• Setiap orang yang melanggar ketentuan Undang2 yang secara tegas menyatakan
bahwa pelanggaran terhadap ketentuan Undang-undang tersebut sebagai tindak
pidana korupsi;
• Setiap orang yang melakukan percobaan, pembantuan, atau permufakatan jahat untuk
melakukan tindak pidana korupsi;
• Setiap orang di luar wilayah negara Republik Indonesia yang memberikan bantuan,
kesempatan, sarana, atau keterangan untuk terjadinya tindak pidana korupsi.

11
Perbuatan yang dapat dijerat dengan UU. UU No. 20 Tahun 2001 jo
UU 30 Tahun 2002

• Merugikan Keuangan Negara


• Perbuatan Suap-menyuap
• Perbuatan penggelapan dalam Jabatan
• Perbuatan Pemerasan
• Perbuatan Curang
• Benturan Kepentingan dalam pengadaan
• Gratifikasi ( Hadiah, Imbalan, Insentif dll )
1. KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
• Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara (pasal 2).
• Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara (pasal 3).
2. SUAP MENYUAP

• Memberi sesuatu atau hadiah atau janji kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara (dan sebaliknya).
• Memberi sesuatu atau hadiah atau janji kepada hakim atau advokat
(dan sebaliknya).
3. PENGGELAPAN DALAM JABATAN
Pegawai negeri atau selain pegawai negeri yang :
• Menggelapkan, atau membiarkan orang lain mengambil atau menggelapkan uang atau
surat berharga, atau membantu dalam melakukan perbuatan tersebut.
• Dengan sengaja memalsu buku atau daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi.
• Dengan sengaja atau membiarkan atau membantu orang lain dalam menggelapkan,
menghancurkan, merusakkan, atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau
daftar yang digunakan unutk meyakinkan atau membuktikan dimuka pejabat berwenang.
4. PERBUATAN PEMERASAN
Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang :
• Menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau
menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya.
• Meminta atau menerima pekerjaan atau penyerahan barang, seolah-olah merupakan utang kepada
dirinya, padahal tahu bukan merupakan utang.
• Meminta, menerima, atau memotong pembayaran kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara lain atau kepada kas umum, seolah-olah merupakan utang kepada dirinya, padahal tahu
bukan merupakan utang.
5. PERBUATAN CURANG
• Pemborong, ahli bangunan, atau penjual bahan bangunan melakukan perbuatan
curang.
• Pengawas bangunan atau penyerahan bahan bangunan membiarkan dilakukannya
perbuatan curang.
• Melakukan perbuatan curang dalam menyerahkan barang keperluan TNI / POLRI.
• Pegawai negeri atau penyelenggara negara menyerobot tanah negara sehingga
merugikan orang lain.
6. BENTURAN KEPENTINGAN DLM
PENGADAAN
• Pegawai negeri atau penyelenggara negara, langsung atau tidak langsung,
pada saat ditugaskan untuk mengurus atau mengawasi, turut serta dalam
pemborongan, pengadaan, atau persewaan.
7. GRATIFIKASI

Pegawai negeri atau penyelenggara negara menerima gratifikasi yang


berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau
tugasnya, dan tidak melaporkan ke KPK dalam waktu 30 hari sejak diterima
gratifikasi tersebut
PEMBERANTASAN KORUPSI

• Perbaikan system
• Pengawasan
Preventif • Business approach
• Economy approach

• Peran serta masy


• Penyelidikan
Represif • Penyidikan
• Penuntutan
• eksekusi

• Cultural approach
• Pendidikan formal
Edukatif • Pendidikan pegawai
• Pendidikan
masyarakat
MENGAPA PERLU PENCEGAHAN KORUPSI?

• Jika telah terjadi, korupsi mengakibatkan kerugian keuangan yang besar


• Pengembalian atas uang negara yang dikorupsi sangat kecil
• Kasus korupsi, merusak reputasi baik institusi maupun individu
• Proses litigasi menyita waktu dan biaya, baik bagi aparat hukum maupun calon
tersangka
• Semakin lama kejadian korupsi tidak terungkap semakin memberi peluang pelaku
korupsi untuk menutup-nutupi tindakannya dengan kecurangan yang lain

21
PENYEBAB KORUPSI
• Kurangnya keteladanan dari pimpinan
INSTITUSI/ • Sistem akuntabilitas kurang memadai
ADMINISTRASI
• Sistem pengendalian manajemen lemah
• Ketidakjelasan definisi dan standar operasi
• Prosedur administrasi yang berbelit-belit
• Kurangnya keterbukaan informasi
ASPEK
INDIVIDU SOSBUD

• Penghasilan kurang memadai • Hubungan antara politisi, pemerintah dan organisasi


• Kebutuhan hidup yang mendesak non pemerintah
• Gaya hidup konsumtif • Kultur yang cenderung permisif
• Malas atau tidak mau bekerja keras • Masyarakat kurang peduli terhadap permasalahan
• Sifat tamak manusia korupsi
• Ajaran agama kurang diterapkan • Pergeseran nilai logika, sosial dan ekonomi
UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI
UPAYA PREVENTIF
(Bagaimana mengendalikan faktor pendorong timbulnya korupsi)
1. Sistem Penerimaan Pegawai
2. Peningkatan Profesionalisme pegawai
3. Sistem reward & punishment yang jelas dan memadai
4. Sistem Karir yang jelas
5. Mengembangkan kajian resiko & Fraud Control Plan

UPAYA INVESTIGATIF
(Bagaimana mendeteksi, menginvestigasi dan tindak lanjut hasil investigasi atas dugaan korupsi)
6. Pengemb.saluran pelaporan
7. Pengemb.keahlian investigatif
8. Audit investigatif

UPAYA EDUKATIF
(Bagaimana meningkatkan public awareness ttg korupsi)
1) Memberikan pengertian,pemahaman kepada semua pihak (pegawai pemerintah) Contoh: sosialisasi
Peran Mahasiswa Memerangi Korupsi
• Mahasiswa mempunyai potensi untuk memberantas korupsi. Selain
mengenal karakteristik korupsi, pengenalan diri diperlukan untuk
menentukan strategi yang efektif yang akan digunakan. Dalam
kaitannya dengan hal tersebut, mahasiswa harus menyadari siapa
dirinya, dan kekuatan dan kemampuan apa yang dimilikinya yang
dapat digunakan untuk menghadapi peperangan melawan korupsi.
TERIMA KASIH

25

Anda mungkin juga menyukai