EVI MULYANINGSIH
0812 9073 6633
mulyaningsih.evi@gmail.com.
17 Agustus
Abad 13 1335-1357 1596-1942 1942-1945
1945
Majapahit
Penjajahan
mempersatuka
Jepang
n
Nusantara
STATISTIK PERINGKAT
Transparency 2018
NEGARA BEBAS KORUPSI
International
Indonesia skor IPK
Indonesia naik satu
poin. "Skor IPK
Indonesia tahun
2018 adalah 38,
setelah 2016, 2017
Selandia
skor IPK 37," IPK
Baru
Indonesia naik
peringkat ke posisi
Denmark
1 Swedia
89 dari 180 negara. 2 3
Sumber: Transparency
? ? ?
? ?
? ?
? ?
?
DISKO
Sosial
Ekonomi Politik Hukum
Budaya
Sisi Ekonomi :
Akan menyebabkan tidak
terdistribusinya sumber daya secara
Sangat merata dan adil, harga kebutuhan pokok
tinggi (pungutan liar), kemiskinan
besar
terhadap
rusaknya Sisi Sosbud :
tatanan Akan menyebabkan perubahan pola
perilaku masyarakat yaitu membangun
ekonomi, mental penipu dan penjilat
DAMPAK sosial
KORUPSI budaya,
Sisi Politik :
politik dan
Akan menyebabkan proses pengambilan
hukum kebijakan berjalan tertutup dan tidak
melibatkan partisipasi masyarakat dan
pelayanan mahal
Sisi Hukum :
Akan menyebabkan diskriminasi dalam
penegakan hukum
DAMPAK BIDANG EKONOMI
Meningkatnya masalah
sosial
Merusak nilai etika &
keadilan
Diskriminati & kompetisi
tidak jujur
DAMPAK BIDANG POLITIK
“Kerusakan,
Kebobrokan,
Kebusukan”
Etimologi…(cont’d)
Bahasa Inggris Bahasa Perancis Bahasa Belanda
Corruption, Corruptie,
Corruption
Corrupt Korruptie
Jahat, rusak,
Rusak
curang
Bribery
Unsur-unsur yang dapat menentukan
sesuatu dapat dianggap sebagai
korupsi
Fungsi dari : K + M - A
K : adalah kewenangan
M : adalah monopoli
A : adalah akuntabilitas
29
7 Jenis Korupsi Syed Husein Alatas
o KORUPSI TRANSAKTIF
Korupsi yg menunjukkan adanya kesepakatan timbal balik
antara pemberi dan penerima, demi keuntungan bersama.
Kedua belah pihak sama-sama aktif menjalankan perbuatan
tsb.
o KORUPSI EKSTROAKTIF
Korupsi yg menyertakan bentuk-bentuk koersi (tekanan)
tertentu dimana pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna
mencegah kerugian yg mengancam diri, kepentingan, orang-
orangnya atau hal yg dihargai.
o KORUPSI INVESTIK
Korupsi yg melibatkan suatu penawaran barang atau jasa tanpa
adanya pertalian langsung dg keuntungan bagi pemberi.
Keuntungan diharapkan akan diperoleh di masa yg akan datang
7 Jenis Korupsi Syed Husein Alatas
o KORUPSI NEPOTISTIK
Perlakuan khusus kpd teman atau yg mempunyai kedekatan
hubungan dlm rangka menduduki jabatan publik.
o KORUPSI AUTOGENIK
Korupsi yg dilakukan individu krn mempunyai kesempatan untuk
mendapat keuntungan dr pengetahuan & pemahamannya atas
sesuatu yg hanya diketahui sendiri.
o KORUPSI SUPORTIF
Korupsi yg mengacu pd penciptaan suasana yg kondusif untuk
melindungi or mempertahankan keberadaan tindak korupsi yg
lain
o KORUPSI DEFENSIF
Korupsi yg terpaksa dilakukan dlm rangka mempertahankan diri
dari pemerasan
C. TINDAK PIDANA KORUPSI (TIPIKOR)
SETIAP NEGARA MEMPUNYAI UNDANG-UNDANG YG
BERBEDA TERKAIT DENGAN TIPIKOR. MENURUT UU
31/1999 jo No. 20/2001, TERDAPAT 7 KELOMPOK
TIPIKOR :
(1). Kerugian Keuangan Negara,
(2). Suap-Menyuap
(3). Pemerasan
(4). Perbuatan curang
(5). Penggelapan Dalam Jabatan
(6). Benturan Kepentingan dlm Pengadaan, dan
(7) Gratifikasi.
GRATIFIKASI (1)
• Dalam praktek, tidak jarang penyelenggara negara
berharap minta hadiah dari pelayanan yang
diberikan. Bahkan kadang pelayanan baru diberikan
bila ada uang jasa.
• Plato (427-347 SM) : Para pelayanan bangsa harus
memberikan pelayanan tanpa menerima hadiah.
Mereka yang membangkang harus dibunuh tanpa
upacara.
• Undang – Undang No.8 tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang.
• Undang-Undang No.9 Tahun 2013 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pendanaan Terorisme 33
TPK UU No 31 th 1999 Jo UU No 20 Th 2001
SUAP
KERUGIAN
MENYUAP
KEUANGAN
Ps
NEGARA
5,6,11,12,13
Ps 2 & 3
PENGGELAPAN
DLM JABATAN
Ps 8, 9,
Ps 10.a,b c
PERBUATAN
PEMERASAN
KORUPSI
Ps 12, e,g, f UU NO 31 TH 1999
JO
UU NO 20 TH 2001
PERBUATAN CURANG
Ps 7 ayat (1) a.b.c.d
Ps 7 (2)
Benturan
Kepentingan Gratifikasi
Ps 12 i Ps 12b Jo 12 c
Definisi Korupsi secara gamblang dijelaskan dalam
13 buah pasal dalam UU 31/ 1999 jo UU 20/2001
Dipidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun
dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
dan paling banyak Rp 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah
Pengawas Membiarkan Kecurangan
Dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh)
tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 100.000.000,- (seratus juta
rupiah) dan paling banyak Rp 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah
Menerima Hadiah atau Janji
berhubungan dengan Jabatannya
Pasal 11
• Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 tahun
dan paling lama 5 tahun dan atau pidana denda paling
sedikit Rp 50 juta dan paling banyak Rp 250 juta
Pasal 12 huruf i
Didenda dengan pidana penjara seumur hidup atau penjara
paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1
miliar:
– Pegawai negeri atau penyelenggara negara;
– Dengan sengaja;
– Langsung atau tidak langsung turut serta dalam
pemborongan, pengadaan, atau persewaan;
– Pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau
sebagian ditugaskan untuk mengurus atau
mengawasinya.
GRATIFIKASI
Pasal 12B ayat (1) UU No. 20/2001
Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila
berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan
dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. yang nilainya Rp 10 juta atau lebih, pembuktian
bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap
dilakukan oleh penerima gratifikasi;
b. yang nilainya kurang dari Rp 10 juta pembuktian
bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh
penuntut umum.
Pengertian Gratifikasi menurut penjelasan
pasal 12 B UU No. 20 Tahun 2001
Dapat
30 hari kerja sejak Memanggil
Gratifikasi diterima Penerima
Gratifikasi
30
Pasal 12 C UU
hari
No. 20 Tahun
2001 kerja
Pimpinan KPK
Melakukan
Penelitian
Menteri Keuangan
SK Pimpinan
KPK Tentang
Status
Gratifikasi
Penerima Gratifikasi
49
Contoh kasus korupsi
Kasus Korupsi pd jajaran Pemda Kota Surakarta
Korupsi Anggaran DPRD kota Solo oleh mantan anggota DPRD
Solo periode 2008 – 2013, Hasan Mulachela dan Heru S.
Notonegoro yang dituntut 3,5 Tahun Hukuman Penjara, mereka
dinilai bersalah melakukan TIPIKOR secara bersama-sama yang
mengakibatkan kerugian negara sekitar Rp. 4,27 miliar. Yang pada
akhirnya mereka bebas
Koupsi Mantan pejabat Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Surakarta Abdul Mutholib, yang dijatuhi hukuman penjara 2
(dua) tahun dan denda Rp. 25 Juta subsider 1 (satu) bulan.
Selain itu, terdakwa diharuskan membayar uang pengganti
sebesar Rp. 34.795.681 bersama dengan terdakwa lainnya, yakni
mantan Kepala Disperindag Masrin Hadi.J
50
Mereka dinilai bersalah melakukan studi banding fiktif ke Bali
pada 5 – 9 Desember 2014 dan ke Surabaya pada 15 -19
Desember 2015. selain itu, Abdul Mutholib juga melakukan
TIPIKOR Proyek wisata kuliner dengan nilai laebih dari Rp. 200
juta yang seharusnya dana tersebut disimpan di kas dan
dikeluarkan sesuai kebutuhan. Kasus korupsi dana APBD 2013
yang dilakukan oleh 42 anggota DPRD kota Surakarta periode .
Dari 42 odiantaranya telah menjalani pemeriksaan, yaitu :
Bambang Murdianto, Ipmawan, M. Iqbal, Mujahid,Rio Suseno
dan H. Sali basuki. Kasus Korupsi Slamet Suryanto sebagai
tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan buku ajar
kota Surakarta pada tahun 2013 senilai Rp. 3,7 Miliar.
51
KASUS KORUPSI
• Apa ?
• Siapa ?
• Dimana ?
• Kapan ?
• Bagaimana ?
• Mengapa ?
• Pemberantasan korupsi adalah serangkaian tindakan
untuk mencegah dan menanggulangi korupsi (melalui
upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan,
penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang
pengadilan) dengan peran serta masyarakat berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
54
Mengapa Korupsi
Terjadi ????
MENGAPA KORUPSI…?
• Kwik Kian Gie : Korupsi kebanyakan dipicu oleh
dorongan dan bahkan rayuan dari para anggota
keluarga atau sanak saudara. Itulah sebabnya disebut
secara lengkap dengan istilah sangat tepat yang
sekarang telah membudaya, yaitu Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN)
• Korupsi muncul dan dianggap lumrah oleh masyarakat
pada saat pemberian hadiah kepada pejabat atau
pegawai dan keluarganya sebagai imbalan jasa
pelayanan sebagai adat ketimuran
• Pembenaran akan apa yang dilakukan dengan alasan :
Gajinya kan rendah
Orang lain juga melakukannya
Kita hanya manusia biasa
Seolah-olah tidak ada orang yang dirugikan
Keputusan sadar yang diambil dan menempatkan
kepentingan diri sendiri diatas kepentingan umum.56
Penyebab Korupsi :
1. Dr. Sarlito W. Sarwono
– Dorongan dari dalam diri sendiri (keinginan, hasrat,
kehendak dan sebagainya),
– Rangsangan dari luar (dorongan teman-teman,
adanya kesempatan, kurang kontrol dan sebagainya.
2. Dr. Andi Hamzah
– Kurangnya gaji pegawai negeri dibandingkan dengan
kebutuhan yang makin meningkat;
– Latar belakang kebudayaan atau kultur Indonesia
yang merupakan sumber atau sebab meluasnya
korupsi;
– Manajemen yang kurang baik dan kontrol yang
kurang efektif dan efisien, yang memberikan peluang
orang untuk korupsi;
– Modernisasi pengembangbiakan korupsi 57
FILM KORUPSI
MENGAPA KORUPSI
TERJADI
Tiga Aspek :
Institusi/Administrasi
Manusia
KORUPSI
Sosial/Budaya 59
Aspek Manusia :
Profesionalisme
Rendah
Krisis Kepemimpinan
Perilaku Korupsi
Menular
Ketaqwaan Rendah
60
Segitiga Korupsi
Dorongan
Kesempatan Rasionalisasi
61
Sources: Steve Albreicht. Publisher: Richard Irwin (KPK, 2006)
Dorongan
• Dorongan, Finansial:
• Corruption by NEEDS
– Personal: Gaji super rendah
– Instititution;Biaya Operasi; SPPD
• Corruption by Greed ( TAMAK; SERAKAH ).
• Unexpected crisis
• Perubahan pola hidup
• Dorongan bisa diperkuat atau diperlemah, karena:
– Iman pelaku
– Adanya rasa malu.
– Consequences
• Penegakan Hukum
• Cost and benefit consideratons.
62
Kesempatan
Sistem tidak mendukung
Top level manajemen semena mena (override).
Pemisahan kewenangan tidak tegas.
Kurangnya kontrol akan otorisasi dan persetujuan
Perilaku pegawai
Kontrol dan catatan untuk aset.
Tidak transparant
Establish SOP
GG -Transparancies
- Accountability
- Fairness
- Ethics
Code of conduct
Kebijakan Gratifikasi
Ethics certifications
Whistle Blower Program 63
Rasionalisasi
Pembenaran akan apa yang dilakukan.
Gaji relatif rendah
Orang lain juga melakukannya
Kita kan hanya manusia biasa
Tidak ada (seolah-olah) orang yang dirugikan
Keputusan sadar yang diambil dan
menempatkan kepentingan diri sendiri
diatas kepentingan umum.
64
Penyebab utama korupsi di
Indonesia
• Lemahnya komitmen dan konsistensi penegakan
hukum dan peraturan perundangan;
• Kurangnya keteladanan dan kepemimpinan elit
bangsa.
• Lemahnya manajemen kepemerintahan
• Rendahnya gaji pegawai negeri sipil
• Rendahnya integritas dan profesionalisme;
• Mekanisme pengawasan internal di semua lembaga
perbankan, keuangan dan birokrasi belum mapan.
• Kondisi lingkungan kerja, tugas jabatan dan
lingkungan masyarakat yang merangsang timbulnya
korupsi;
• Lemahnya keimanan, kejujuran dan rasa malu,
• Hilangnya nilai-nilai etika dan moral bangsa dalam
mendukung pemberantasan korupsi 65
Dampak Korupsi di Indonesia
• Rendahnya kualitas pelayanan publik;
• Rendahnya kualitas sarana dan prasarana yang
dibangun pemerintah,
• Makin meningkatnya beban masyarakat akibat adanya
ketidak efisienan dan ketidak effektifan pengelolaan
badan usaha yang mengelola kebutuhan publik
seperti telekomunikasi, bahan bakar minyak, listrik
dan lain sebagainya.
• Meningkatnya kemiskinan dan kesengsaraan rakyat
• Meningkatnya kesenjangan antara kaya dan miskin
• Meningkatnya masalah sosial dan kriminal
• Mengancam keutuhan bangsa dan negara
• Terpasungnya tujuan demokrasi demokrasi
66
Bukti Keluarbiasaan tindak
korupsi
• Ancaman terhadap stabilitas dan
keamanan masyarakat.
• Merusak nilai nilai demokrasi
• Merusak nilai nilai etika & keadilan.
• Bersifat diskriminatif & merongrong etika
& kompetisi tidak jujur.
• Mencederai pembangunan berkelanjutan
& tegaknya hukum
• Human security.
67
BEBERAPA PENYEBAB KORUPSI
1. Masyarakat mempunyai mental suka
menerabas (koentjaraningrat)
2. Masyarakat tidak menganggap korupsi
sebagai ‘aib’. Rendahnya budaya malu.
3. Nilai ewuh pakewuh melekat pada
masyarkat indonesia
4. Kontrol sosial masyarakat terhadap
perilaku korupsi masih longgar
5. Nilai kejujuran kurang mendapat
penghargaan tinggi dimasyarakat
6. Kurangnya keteladanan dari pimpinan
7. Masyarakat mengukur status sosial dari
‘kekayaan’ (uang dan kekuasaan)
ALTERNATIF SOLUSI
1. Membentuk perilaku anti-korupsi melalui
pendidikan
2. Penanaman nilai-nilai budaya luhur pada
masyarakat (kejujuran, budaya malu, disiplin,
kesederhanaan, daya juang)
3. Teladan dari keluarga dan pemuka masyarakat
4. Membangunkan kesadaran masyarakat bahwa
korupsi sama bahayanya dengan teroris.
Menjadikan korupsi menjadi musuh bersama
masyarakat
5. Carrot and stick untuk birokrasi dan aparat
penegak hukum
8. Transparansi perencanaan program
penganggaran.
9. Penerapan pembuktian terbalik secara murni dan
memberi perlindungan hukum pada saksi
pelapor.
10.Hukuman yang sangat berat pada aparat
penegak hukum yg korupsi pada waktu
menangani kasus korupsi.
11. Presiden dan wakil presiden mempunyai komitmen
yang kuat dan konsisten dalam pembrantasan
korupsi.
12.Mendukung penegakan hukum yang telah
berhasil dilakukan oleh kpk. (Merealisir ruu anti-
korupsi; ruu kpk; uu pengadilan tindak pidana
korupsi)
PUNCAK KESADARAN ANTI KORUPSI SPIRITUAL
ACCOUNTABILITY
Spiritual
Visi dan
Accountabili Niat Baik
Misi Baik
ty
Hasil Usaha
Terbaik Terbaik
Video
3 KEKUATAN INTI MANUSIA
JIWA
EGO Inginnya
melakukan
TUBUH Mengharap-
kan : sesuatu
Inginnya Enak- perhatian yang
Enakan : tidur, dan benar
hiburan, pengawasan
selingan
74
TUJUAN HIDUP PRAJABAT PNS
• TULISKAN DALAM KERTAS
• DIBAGI 6 BAGIAN
• TULISKAN APA TUJUAN HIDUP
1. PILIH YANG PRIORITAS
2. PILIH YANG LEBIH PRIORITAS
3. PILIH YANG LEBIH DARI PRIORITAS
4. PILIH YANG SANGAT PRIORITAS
5. PILIH YANG SANGAT UTAMA DIPRIORITASKAN
75
TINGKAT KOMITMEN
Bahagia berkarya
Ceria berkontribusi
Menggerutu di belakang
Berontak
E. INDONESIA BEBAS DARI KORUPSI
Level komitmen Anda yang semakin tinggi akan
memudahkan untuk mendapatkan impian Indonesia yang
bebas dari korupsi (Indonesia dengan budaya integritas
yang tinggi). Kemudahan tersebut diperoleh karena
sebelumnya telah mendapatkan hakikat atau makna dari
upaya pemberantasan korupsi. Impian tersebut
merupakan terminal antara dari perjalanan untuk
mencapai tujuan nasional. Dengan korupsi yang dapat
dikendalikan, sebagai sebuah hasil dari tercapainya
integritas nasional, dan wujud sinergi dari berbagai
organisasi dan pilar yang telah berintegritas, yang
dibangun oleh orang-orang yang berintegritas, dalam
kontek ini disebut tunas integritas 77
PENERAPAN/IMPLEMENTASI
PEMBERANTASAN KORUPSI
4pilar utama dalam memerangi KKN
Murah
1. Pencegahan KKN &
Efektif
2. Pendeteksian Dini
3. Investigasi
87
PENANAMAN NILAI DAN
INTEGRITAS
Kesediaan
Proses
perubahan Identifikasi
sosial
Internalisasi
MENGAPA PERLU ESQ ?
IQ EQ SQ HASIL
BUTA
HATI
DIKTATOR
KORUPTOR
BAIK
PETAPA
MANUSIA
HARAPAN
BURUK
B.Identifikasi nilai dasar anti korupsi
90
1. Jujur
2. Peduli
3. Mandiri
4.Disiplin
5.Tanggungjawab
6.Kerja keras
7.Sederhana
8.Berani, dan
9.adil
*Identifikasi nilai-nilai
organisasi , kemudian
bandingkan dengan nilai-
nilai dasar anti korupsi.
91
*NILAI-NILAI ORGANISASI
No. Nilai Kondisi Peningkatan
1 Komitmen sedang Sosialisasi visi
2. Konsistensi rendah Pengawasan yg ketat
3 Wewenang sedang Penegasan yg jelas
4. Tg jawab sedang Mengacu pd sistem
5 keikhlasan sedang Tambahan kesejaht
6 kejujuran rendah Pengawasan ketat
7 Integritas sedang Keteladanan,waskat
8 Profesional sedang Tambahan insentif
* NILAI-NILAI ORGANISASI
No. Nilai Kondisi Peningkatan
9 kreatifitas sedang Diberi penghargaan
10 kepekaan sedang Keterbukaan yanmas
11 kepemimpin rendah Rekruitmen kinerja
12 keteladanan sedang Budaya musyawarh
13 kebersaman rendah Sosialisasi tujuan
14 Dinamika kl sedang Berdayakan kel kerja
15 ketepatan sedang Tugas hrs diuraikan
16 kecepatan rendah Pemanfaatan tekno
* NILAI-NILAI ORGANISASI
No. Nilai Kondisi Peningkatan
25 semangat sedang Tambahan kesejh
26 motivasi rendah Sifat pek cocok prib
27 ketekunan sedang Penilaian obyektif
28 kesabaran sedang Sistem target
29 keadilan sedang Penjatuhan sanksi
30 keterbukaan sedang Waskat dan teladan
31 IPtek sedang Program diklat
32 Rasio&KE sedang tes IQ&EQ,diklat
Modul 2
Semakin Jauh dari Korupsi
1. SEMAKIN JAUH DARI KORUPSI
A. Tunas Integritas;
B. Identifikasi Nilai Dasar Anti Korupsi;
C. Penyelarasan Nilai organisasi dan anti Korupsi ;
D. Penanaman Nilai Integritas
97
A. Kesediaan (Compliance)
• Kesediaan terhadap integritas (Integrity Compliance)
adalah ketika individu bersedia menerima pengaruh
untuk berintegritas dari orang lain atau dari kelompok
lain, dikarenakan ia berharap untuk memperoleh
reaksi atau tanggapan positif dari pihak lain tsb.
• Ini Biasanya merupakan cara untuk sekedar memperoleh
reaksi positif seperti pujian, dukungan, simpati dan
semacamnya sambil menghindari hal-hal yang
dianggap negatif, atau sering disebut sebagai pencitraan.
Sehingga tidak akan dapat bertahan lama
• Proses ini kadang diperlukan dalam pergaulan sosial,
namun akan menjadi tidak tepat jika menjadi orientasi
dan mendapatkan prioritas tinggi dalam alokasi sumber
daya dan energi
98
B. Identifikasi (Identification)
• Identifikasi integritas terjadi apabila individu meniru
integritas seseorang atau kelompok lain dikarenakan
integritas sudah sesuai dengan apa yang dianggapnya
sebagai bentuk hubungan yang menyenangkan antara
dia dengan yang memberikan pengaruh terkait
integritas.
• identifikasi bukan selalu berarti meniru sikap positif
yang serupa, akan tetapi dapat juga berupa pengambilan
sikap yang diperkirakan akan disetujui oleh pihak lain
• Identifikasi dapat terjadi sekalipun integritas yang
ditiru itu belum tentu sesuai dan memuaskan bagi
individu yang bersangkutan, akan tetapi dikarenakan
integritas itu membawa pada kepuasan hubungan dengan
orang lain
99
C. Internalisasi (Internalization)
• Inte rnalisasi integritas terjadi apabila individu
menerima pengaruh & bersedia bersikap & berperilaku
dgn penuh integritas dikarenakan integritas tsb sesuai
dengan apa yang ia percayai dan sesuai dengan sistem
nilai yang dianutnya.
• Individu yang menerima pengaruh integritas, menjadi
berintegritas dengan penuh kepuasan. Penerimaan
integritas seperti ini biasanya dipertahankan oleh
yang bersangkutan dan biasanya tidak mudah untuk
berubah selama sistem nilai yang ada dalam dirinya
masih bertahan.
• Kepuasan menjalani integritas membuat mereka
dapat bertahan dari berbagai risiko dan akan tetap
merasakan kebahagiaan atas pilihan berintegritas
100
PIKIRAN SADAR
Pikiran Sadar mempunyai empat fungsi utama :
Mengidentifikasi informasi yang masuk, melalui
panca indra, penglihatan, pendengaran,
penciuman, pencecap, sentuhan/perasaan;
Membandingkan, dengan data base (referensi,
pengalaman, dan informasi dalam pikiran bawah
sadar);
Menganalisis, merinci informasi menjadi
komponen yang lebih kecil;
Memutuskan respon atau tindakan yang akan
diambil terhadap informasi yang masuk.
PIKIRAN SADAR
• Menguasai 7 ± 2 • Mencoba
bit informasi mengerti
• Berpikir masalah
berurutan • Memilih/
• Logis mengarahkan
• Linier tujuan
• Berpikir • Disengaja
• Pengalaman • Verbal
sekunder • Analitis
• Sadar
• Gerakan sadar • Fokus terbatas
• Masa kini • Kognitif
• Memproses
sesudah 0,5
PIKIRAN BAWAH SADAR
Bahasa Pikiran Bawah Sadar : (Sandy Mac Gregor, 2005)
Pikiran bawah sadar tidak bisa membedakan imajinasi
dan kenyataan.
Pikiran bawah sadar hanya mengenal kata “positif”, tidak
mengenal kata “negatif” seperti : tidak, jangan, dsb.
Contoh : “jangan jatuh” , ganti dengan “pertahankan
tetap berdiri”.
Pikiran bawah sadar hanya mengenal kata sekarang atau
saat ini (present tense), tidak mengenal kata besok atau
lusa. Contoh : jangan katakan “besok saya akan berhenti
merokok”, tapi “sekarang saya harus berhenti merokok”.
Pikiran bawah sadar hanya mengenal kata “saya”, tidak
mengenal kata: kamu, kami, kita atau mereka.
Pengulangan, katakanlah berulang-ulang sampai bawah
sadar mengerti pesan Anda (Ingat : pembiasaan).
PIKIRAN BAWAH SADAR
Menguasai 2,3 juta bit informasi
Simultan/bersamaan
Intuitif dan menghubungkan • Mengetahui solusi
• Membuat tujuan
Sibernetik/acak tercapai
Merasa • Otomatis
Pengalaman primer • Non-Verbal
Tidur, mimpi, dll • Sintetis
• Tak terbatas, dan
Gerakan tak sadar
ekspansif
Menyimpan informasi/Memori • Eksperiensial
• Memproses
langsung, sebelum
pikiran bawah sadar
menyadari
OTAK KIRI vs OTAK KANAN
Menganalisis
Membandingkan
Memutuskan
Identifikasi
informasi Otak Sadar
yang masuk
FILTER RAS
Memori
Jangka Panjang Persepsi
110
Multi Protection of Integrity
3) Jika kita menyamankan diri mengingat banyak orang sudah
melakukan atau sudah menjadi kebiasaannya begitu, segera
minta rekomendasi orag yg dipandang punya integritas. Jika
tak direkomendasi maka segera hentikan
4) Apabila dorongan masih kuat juga maka segera ajukan
pertanyaan “Jika yg dipilih diketahui media massa atau
disiarkan “Apakah bikin malu atau bangga...?” Jika membuat
malu segera hentikan
Masih ragu-ragu...
a. Kira-kira pilihan kita bikin kuburan kita semakin gelap
atau semakin terang...?!
b. Apakah bikin berat timbangan ke surga atau neraka...?! 111
Multi Protection of Integrity
• Multi Protection of Integrity dapat dilatih dg kasus dilematis
di tempat kerja. Lakukan Simulasinya
• Satu orang peragu sebagai objek. Sesuaikan kasusnya dg
tupoksi dari objek
• Pilih satu orang berperan sebagai setan. Pilih juga satu orang
berperan sbg mentor beintegritas. Yang lain tempatkan sebagai
pengamat simulasi ini...!!
• Setelah selesai lakukan refleksi....
112
113
Kegiatan Belajar 2
Bangun Sistem Integritas
114
A. RE-FRAMING CULTURE
• Salah satu contoh reframing culture
adalah upaya mengubah orientasi dari
perilaku korupsi yang berbentuk kolusi.
• Unsur-unsur yang membentuk kolusi baik
perilaku, ucapan, emosi, maupun pikiran
(paradigma) atau kita sebut sebagai
konten dilakukan perubahan (konteks)
menjadi gotong royong yang sebelumnya
telah menjadi budaya yang sangat kuat di
masyarakat Indonesia 115
A. RE-FRAMING
CULTURE116
A. RE-FRAMING CULTURE
• mengembalikan kembali nilai-nilai & kebiasaan yang
telah bergeser konteknya untuk dikembalikan lagi
menjadi konteks positif, oleh Yudi Latief sering
disebut sebagai penyembuhan nasional (National
Healing), sebagai upaya untuk memulihkan kembali
semangat dasar dari berdirinya bangsa Indonesia.
• 7 semangat dasar Indonesia :
1. Semangat ketakwaan pada Tuhan
2. Semangat keikhlasan dan ketulusan
3. Semangat pengabdian dan tanggungjawab
4. Semangat menghasilkan yang terbaik
5. Kekeluargaan
6. Semangat keadilan dan kemanusiaan
7. Semangat perjuangan 117
B. SEEDING OF
INTEGRITY
• Seeding Of Integrity merupakan upaya untuk menanamkan
pengaruh integritas pada bawah sadar hingga dapat
membentuk perilaku, kebiasaan dan budaya integritas
• Terdapat 3 aspek penting yang perlu disadari terkait
pertempuran antara integritas dan korupsi:
1. Koruptor menggoda biasanya pada saat seseorang
sedang di luar sistem
2. Koruptor menggoda biasanya pada saat keadaan sepi
dan rahasia
3. Koruptor menggoda dengan beragam cara dan
menggunakan pengaruh yang sebelumnya diluar
perkiraan (WOW effect)
118
UJIAN WOW EFFECT
Biasanya jawaban “ya” dan “tidak” yang dilakukan
pegawai negeri sering diikuti dengan perubahan :
(1) ketegasan jawaban, semakin lama menyampaikan
jawaban tidaknya,
(2) intonasi, terjadi perubahan intonasi,
(3) perubahan raut muka dan perilaku, misalkan
diikuti dengan senyuman, kedipan mata,
perubahan gerakan bibir, perubahan posisi duduk
atau badan, dll.
120
C. SISTEM INTEGRITAS
ORGANISASI
121
C. SISTEM INTEGRITAS
ORGANISASI
LEADERSHIP RISK
• Dengan pimpinan yang berintegritas tinggi, implementasi berbagai
upaya pemberantasan korupsi akan efektif, efisien dan
berintegritas.
• Mereka menjalankan program dengan penuh keikhlasan
sebagai basis bekerja berdasarkan moral idealisme (bukan
sekedar idealisme), sehingga dalam mencapai keberhasilan tidak
melakukan pelanggaran norma/nilai.
• Penyebab korupsi di organisasi terjadi atau dilakukan karena
tekanan dari mereka yang memiliki kekuasaan yang lebih besar,
terjadi pertemuan antara individu yang tidak bisa berkata “tidak”
atau lemah dalam prinsip dengan tekanan dari mereka yang
memiliki kekuasaan, dalam hal ini anda terbebas dari risiko
kepemimpinan (Leadership Risk).
• Pimpinan yang berintegritas tinggi akan menjalankan 2 kata kunci
yaitu (1) penyelarasan dan (2) pengendalian,
• kedua kata kunci tersebut akan berjalan dengan baik lewat
122
keikhlasan dan kebijaksanaan
Pengendalian & Penyelarasan
Organisasi
• Sistem integritas dimulai dengan terciptanya iklim etika yang
kuat, yaitu kondisi organisasi dimana kode etiknya telah
terinternalisasi dengan kuat pada individu
• Sistem integritas yang kuat sbg pengendali & penyelaras akan
berjalan secara efektif jika diikuti kesediaan seluruh elemen
organisasi untuk membuka mata lahir & mata batinnya, yg
didasari kejujuran serta penerimaan secara sepenuhnya atau utuh
bukan sebagian-sebagian atau bukan tergantung tempat dan
waktu, apalagi berbasis kepentingan, baik kepentingan
individu ataupun kelompok, hal tersebut sesuai dengan arti dari
kata INTEGRITAS, yaitu “utuh”.
123
EVALUASI
BEKERJA KERAS, BERPERILAKU SOPAN DAN BERIBADAH PADA TUHAN YME