Anda di halaman 1dari 20

Leaching

pelarutan terarah satu atau lebih


senyawaan dari campuran padatan
dengan cara mengontakkan dengan
pelarut cair.
Pelarut melarutkan sebagian bahan
padatan sehingga bahan terlarut yang
diinginkan dapat diperoleh.
Pemakai teknologi
leaching
Industri logam untuk memisahkan
mineral dari bijih dan batuan
(pelarut asam membuat garam
logam terlarut):
 Cu dengan H SO atau NH
2 4 3
 Co & Ni dgn campuran H SO -NH -
2 4 3
O2
 Au dengan HCN
Pemakai teknologi
leaching
 Pabrik gula saat memisahkan gula dari
bit (air sebagai pelarut)
 Industri minyak goreng untuk
memisahkan minyak dari kedelai,
kacang, biji matahari, biji kapas, dll.
(pelarut hexana, aseton, eter atau
organik sejenis)
Pemakai teknologi
leaching
 Industri farmasi: mengambil kandungan
obat dari dedaunan, akar dan batang
 Konsep dasar leaching juga dipakai
pada lingkungan kita. Misalnya: erosi
unsur hara oleh air hujan, saat kita
menyeduh teh atau kopi di pagi hari
……...
Prinsip kerja leaching
 Leaching bisa dilakukan dengan sistem
batch, semibatch, atau continuous
 Biasanya dilakukan pada suhu tinggi
untuk meningkatkan kelarutan solut di
dalam pelarut
 Perhitungan melibatkan 3 komponen
(padatan, pelarut, solut)
 Aliran crosscurrent atau countercurrent
 Umum juga dirancukan istilahnya dengan
“ekstraksi” atau alatnya “ekstraktor”
Prinsip kerja leaching
 Asupan umumnya padatan, terdiri dari:
bahan pembawa tak larut dan (biasanya
yang diinginkan) senyawa dapat-larut
 Bahan yang diinginkan akan larut (to
some extent) dan keluar dari unit
leaching sebagai overflow.
Prinsip kerja leaching
 Padatan keluar sebagai underflow, yang
biasanya basah, sehingga campuran
pelarut/solut mixture terbawa juga
 Persentasi solut yang dapat dipisahkan
dari padatan basah/kering disebut
rendemen
Persiapan
 Bahan Organik dan Inorganik
 Bergantung pd kontak pelarut dengan solut
 Memperkecil padatan > memperluas permukaan
kontak (grinding)
 Bahan Nabati dan Hewani
 Solut berada dalam sel > tidak mungkin memecah
hingga ukuran sel
 Cukup membelah hingga pelarut mudah mendorong
solut dan dinding sel menahan albumin dan koloid
lain yang tidak diinginkan
 Mengeringkan dedaunan dpt menghancurkan dinding
sel sehingga minyak nabati dapat terakses oleh
pelarut
Laju Leaching
 Laju perpindahan massa

NA
 k L (c AS  c A )
 Akumulasi A
Vdc A
 N A  Ak L (c AS  c A )
 Diintegrasikan, dt
diperoleh:

c AS  c A
 e ( k L A / V )t
A = permukaan ckontak,
AS  c A 0 kL adalah koefisien perpindahan
Cth 1: Batch Leaching
S: Partikel berdiameter rata-rata 2 mm dileaching dengan
alat batch dan pelarut dalam jumlah besar. Dibutuhkan
waktu 3,11 jam utuk meleaching 80% solut dari
padatan. Difusi sebagai pengendali dan efektivitas difusi
konstan. Tentukan waktu yag diperlukan untuk
mereduksi hingga diameter 1,55 mm.
J: Deff t/r2= constanta, karena Deff konstan, maka
t 2 r22
 2
t1 r1
Sehingga t2 dapat dicari
Hubungan kesetimbangan
massa padat
N
massalarutn
Cairan overflow
mA
xA  pelarut murni pada
m A  mC
input, N= 0 & xA= 0
Cairan pada slurry
mA padatan masuk yA=1
yA 
m A  mC
& N = inert
padatan/solut
Diagram fasa
underflow
N vs yA

Tie line Tie line


N

N vs xA overflow
0 X A , yA 1,0 0 XA , y A 1,0 0 X A, y A 1,0
1,0 1,0 1,0

0 1,0 0 1,0 0 1,0


XA XA XA
Perhatikan
Perbedaan notasi dengan ekstraksi:
 y = komposisi solut pd larutan dlm slurry,
 V = volum larutan,
 x = komposisi solut pada V,
 L = volum larutan pd slurry.

Tambahan notasi:
 B = volum padatan pd slurry
 N = Rasio B/L
Leaching satu tahap
L1
V1 , x 1 V2 , x 2 L0
NM

lumpur lumpur NM M
L0, N0, y0, B L1, N1, y1, B V1
0 1,0
V2 XAM
1,0

L0  V2  L1  V1  M
L0 y A0  V2 x A2  L1 y A1  V1 x A1  Mx AM
B  N 0 L0  N1 L1  N M M M
0 1,0
XA
XA
Cth 2: Satu tahap
V1 , x 1 V2 , x 2

lumpur lumpur
L0, N0, y0, B L1, N1, y1, B

Suatu mesin leaching mengolah masukan 100 kg kedelai


yang mengandung 20% minyak dengan pelarut masuk
sebesar 100 kg pelarut hexana murni.
Nilai N utk underflow dijaga pada angka 1,5. Tentukan komposisi
keluaran under dan overflow (L1, V1).
Jawaban Soal Cth 2
L0
L0+B= 100kg, L0= 100x0,2 = 20kg, yA0=1 4
 B= 80kg, N =4
0

N1 = 1,5 ; V2 = 100, xA2 = 0, (xC2 = 1),


maka dapat dihitung: 3
N0L0 = N1L1 = B
 L = B/N = 80/1,5 = 53,3 kg
1 1

L0+V2 = L1+V1 = M N 2
 V = L +V -L
1 0 2 1 L1 N vs. yA
= 100 + 20 - 53,3
= 66,7 1
Dalam bentuk grafik, maka kita dapat pula
memperoleh harga L1 serta V1 dengan M
cara megukur perbandingan panjang N vs. xA
tangan pengungkit masing-masing. V2
0 V1 0,5 1

xA, yA
Tahap jamak
LN L0
L4 L3 L2
L1

L0  Vn 1  Ln  V1 N

L0 y0  Vn 1 xn 1  Ln yn  V1 x1
M
1 V1 x1  L0 y0
xn 1  yn 
1  V1  L0  / Ln Ln  V1 L0 VN+1

0 V4V3 V2 V1 1,0
xA, yA
M = mixture


Tahap jamak
L0  VN 1  LN  V1  M
  L0  V1  L1  V2  ......  Ln  Vn 1  LN  VN 1
L0 y A0  VN 1 x AN 1  LN y AN  V1 x A1
B  N 0 L0  N N LN  N M M
L0 y A0  V1 x A1 LN y AN  VN 1 x AN 1
x A  
L0  V1 LN  VN 1
B N 0 L0
N  
L0  V1 L0  V1
Cth 3: Tahap Jamak
S: Suatu ekstraktor countercurrent
dengan pelarut benzen murni
N yA
mengolah masukan 2000 kg/jam inert 2,00 0
solid meal (B) yg mengandung 800kg
minyak dan 50kg benzen. Pelarut 1,98 0,1
masukan berisi 1310kg benzen dan 1,94 0,2
20kg minyak/jam. Keluaran lumpur
mengandung 120 kg minyak.
1,89 0,3
Dari data eksperimen dengan 1,82 0,4
menggunakan mesin leaching ygs 1,75 0,5
serupa diperoleh data kesetimbangan
N vs y spt pd tabel 1,68 0,6
Hitunglah jumlah dan konsentrasi 1,61 0,7
keluaran proses dan jumlah tahapan
yang diperlukan
Jawaban Soal Cth 3
Pada lumpur masukan
L0= 800+50 = 850kg, yA0=800/850=0,941
B =2000kg, N0=2000/850 = 2,36
Pada pelarut masukan
VN+1=1310 + 20 = 1330kg, dan xAN+1 = 20/1330 = 0,015
Lalu plotkan L0 serta VN+1,

Anda mungkin juga menyukai