Anda di halaman 1dari 20

Operasi Teknik

Kimia 3
(OTK III)
Leaching (Solid-
Liquid)
TEKNIK KIMIA,
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

MUHAMAD ENGKOS KOSIM, ST, MT


Leaching
Pelarutan terarah satu atau lebih senyawaan
dari campuran padatan dengan cara
mengontakkan dengan pelarut cair.
Pelarut melarutkan sebagian bahan padatan
sehingga bahan terlarut yang diinginkan
dapat diperoleh.
Pemakai teknologi leaching
Industri logam untuk memisahkan mineral dari bijih dan batuan
(pelarut asam membuat garam logam terlarut):
• Cu dengan H2SO4 atau NH3
• Co & Ni dgn campuran H2SO4-NH3-O2
• Au dengan HCN
Pemakai teknologi leaching
• Pabrik gula saat memisahkan gula dari bit (air sebagai pelarut)
• Industri minyak goreng untuk memisahkan minyak dari kedelai,
kacang, biji matahari, biji kapas, dll. (pelarut hexana, aseton, eter atau
organik sejenis)
Pemakai teknologi leaching
• Industri farmasi: mengambil kandungan obat dari dedaunan, akar dan
batang
• Konsep dasar leaching juga dipakai pada lingkungan kita. Misalnya:
erosi unsur hara oleh air hujan, saat kita menyeduh teh atau kopi di
pagi hari ……...
Proses yang terjadi dalam operasi
leaching:
1.Pelarutan konstituen (solute)
2.Pemisahan larutan terhadap solid residu
3.Pencucian solid residu
Prinsip kerja leaching
• Leaching bisa dilakukan dengan sistem batch, semibatch, atau
continuous
• Biasanya dilakukan pada suhu tinggi untuk meningkatkan kelarutan
solut di dalam pelarut
• Perhitungan melibatkan 3 komponen (padatan, pelarut, solut)
• Aliran crosscurrent atau countercurrent
• Umum juga dirancukan istilahnya dengan “ekstraksi” atau alatnya
“ekstraktor”
Prinsip kerja leaching
• Asupan umumnya padatan, terdiri dari: bahan pembawa tak larut dan
(biasanya yang diinginkan) senyawa dapat-larut
• Bahan yang diinginkan akan larut (to some extent) dan keluar dari
unit leaching sebagai overflow.
Prinsip kerja leaching
• Padatan keluar sebagai underflow, yang biasanya basah, sehingga
campuran pelarut/solut mixture terbawa juga
• Persentasi solut yang dapat dipisahkan dari padatan basah/kering
disebut rendemen
Example 12.9-1 Geankoplis
• In a Single-Stage Leaching of soybean oil from flaked soybeans with
hexane, 100 kg of soybeans containing 20 wt % oil is leached with 100
kg of fresh hexane solvent. The value of N for the slurry underflow is
constant at 1.5 kg insoluble solid/kg solution retained. Calculate the
amounts and compositions of the overflow V1 and the underflow L1
leaving the stage.

V1, XA1 V2, XA2

Slurry Slurry
L0, N0, yA0, B L1, N1, yA1, B
Jawaban
L0
L0+B= 100kg, L0= 100x0,2 = 20kg, yA0=1 4
Þ B= 80kg, N =4
0

N1 = 1,5 ; V2 = 100, xA2 = 0, (xC2 = 1),


3
maka dapat dihitung:
N0L0 = N1L1 = B
Þ L1 = B/N1 = 80/1,5 = 53,3 kg N 2
L0+V2 = L1+V1 = M
L1 N vs. yA
Þ V1 = L0+V2 -L1
= 100 + 20 - 53,3
1
= 66,7
Dalam bentuk grafik, maka kita dapat pula M
memperoleh harga L1 serta V1 dengan cara N vs. xA
megukur perbandingan panjang tangan V2
pengungkit masing-masing. 0 V1 0,5 1

xA , y A
Solution: The process flow diagram and known variables are
as follows.
Counter Current Multi Stage Leaching
Counter Current Multi Stage Leaching
LN L0
L4 L 3 L2
L1

L0  Vn 1  Ln  V1 N

L0 y0  Vn 1 xn 1  Ln yn  V1 x1
1 Vx L y M
xn 1  yn  1 1 0 0
1  V1  L0  / Ln Ln  V1 L0 VN+1

0 V4V3 V2 V1 1,0
xA , y A
M = mixture


Counter Current Multi Stage Leaching

L0  VN 1  LN  V1  M
  L0  V1  L1  V2  ......  Ln  Vn 1  LN  VN 1
L0 y A0  VN 1 x AN 1  LN y AN  V1 x A1
B  N 0 L0  N N LN  N M M
L0 y A0  V1 x A1 LN y AN  VN 1 x AN 1
x A  
L0  V1 LN  VN 1
B N L
N   0 0
L0  V1 L0  V1
Cth 2: Counter Current Multi Stage Leaching
Suatu ekstraktor countercurrent dengan pelarut benzen
murni mengolah masukan 2000 kg/jam inert solid meal
(B) yg mengandung 800kg minyak dan 50kg benzen.
Pelarut masukan berisi 1310kg benzen dan 20kg
N yA
minyak/jam. Keluaran lumpur mengandung 120 kg 2,00 0
minyak.
1,98 0,1
Dari data eksperimen dengan menggunakan mesin
leaching ygs serupa diperoleh data kesetimbangan N vs 1,94 0,2
y spt pd tabel 1,89 0,3
Hitunglah jumlah dan konsentrasi keluaran proses dan 1,82 0,4
jumlah tahapan yang diperlukan
1,75 0,5
1,68 0,6
1,61 0,7
Jawaban Soal Cth 3

V1 A = 20 Kg/h
VN+1 B=0
XA1 ?
XAN+1 C = 1310 Kg/h

LN, NN, yAN, B


L0, N0, yA0, B
A = 120 Kg/h
A = 800 Kg/h
B = 2000 kg/h
B = 2000 kg/h
C = 50 Kg/h

Pada Slurry Masuk:


L0= A +C = 800+50 = 850kg,  yA0= A/(A+C) = 800/850 = 0,941
B =2000kg,
N0= B/Lo  2000/850 = 2,36 Rasio NN/yAN
= (Kg Solid/KgSolution)/ (kg Oil/Kg Solution)
Pada Pelarut Masuk : = Kg Solid/Kg Oil
= 2000/120
VN+1=1310 + 20 = 1330kg, dan xAN+1 = 20/1330 = 0,015 = 16.67  Slope
Lalu plotkan L0 serta VN+1,
Garis putus-putus diplot melalui asal (0,0)
dengan kemiringan 16.67 yang memotong
garis N vs yA = titik LN
Koordinat LN pada intersection adalah :
NN = 1.95 Kg Solid/Kg Solution
yAN = 0.118 Kg oil/Kg Solution
Menentukan Titik M:
L0 + VN+1 = 850 +1330 = 2180 kg/h = M
L0 yA0 + VN+1 xAN+1 =
= 850 (0.941) + 1330 (0.015) = 2180xAM

xAM = 0.376
MNM = B
2180 NM = 2000
NM = 0.918

Plot titik M dengan Koordinat xAM = 0.376 dan LN + V1 = M = 2180


NM = 0.918. LNyAN + V1xA1 = MxAM
Gambar garis VN+1 M L0. LN (0.018) + V1(0.600) = 2180 (0.376)
Tarik Garis LN M sampai memotong sumbu Didapat : LN = 1016 kg solution/h
abscissa (titik V1) dimana XA1 = 0.6 V1 = 1164 kg solution/h

Anda mungkin juga menyukai