NIM : 195090801111022
Kelompok : 01
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM LAPORAN
ELEKTRONIKA DASAR II
PENGUAT DAYA PUSH-PULL KELAS B
Pukul : _____________________________________________________
Korektor Asisten
CO Asisten
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________
Pukul : ______________________________________________________
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Praktikum Elektronika Dasar II kali ini bertujuan untuk dipelajari prinsip kerja penguat daya
Push-pull kelas B serta diukur impedansi masukan dan keluaran kemudian diukur besar penguat
dayanya dan diamati cacat penyeberangan.
Dalam rangkaian kelas B tekan-tarik pada gambar dibawah ini, dua transistor Q dan Q1
terdiri dari basa dan collector yang dihubungkan dikedua ujung transformator masukan dan
keluaran yang di sadap tengah dari masing masing T dan T1. Apabila tidak ada tegangan wiknal
masukan apapun kedua transistan terputus yang dipastikannya operasi kelas. Didalam satu
setengah siklus usia volt sinyal input terdapat pada gambar di bawah, ujung atas tranformator
input (T) sekunder dicapai polaritas positif sehubungan dengan titik pusatnya sedangkan ujung
bawah diperoleh polaritas negative. Berikut adalah gambar rangkaian :
Salah satu contoh lagi yaitu rangkaian yang mirip dengan di atas yang ditunjukannya penguat
Fush-Full yang terdiri atas dua transistor bias sebagai penguat kelas B. Setelah itu dapat dilihat
dihubungkan dengan transformator 180 ° atau dalam skala yang tinggi. Dalam konfigurasi
tersebut salah satu transistor bekerja ketika siklus eksitansi positif dan yang lain ketika negative
dengan hasil penguat linier (Mass,2003).
BAB II
METODOLOGI
R L = 10 Ω V out (beban) = 0 V V CC = 12 V
A = 1050 mVp R v = 10 kΩ
V5 = 2,18 V
3.2 Perhitungan
3.2.1 AMPLITUDO : 0 Vp
● Impedansi Masukan
Vin x RL
Rin = . . . . . . (Rin 1 – Rin 8)
Vin x V 1
● Impedansi Keluaran
Vi x RL
Ri =
Vin x Vi
Rout = Rv = 10 Ω
● Daya AC Maksimum
Vcc2 122
PL = = =7,2W
2 RL 2 x 10
Vcc2 122
PCC = = =14,4 W
RL 10
● Efisiensi
PL 7,2
η= x 100% = x 100 %=50 %
PCC 12
● Impedansi Masukan
Vin x RL
Rin = . . . . . . (Rin 1 – Rin 8)
Vin x V 1
● Impedansi Keluaran
Vi x RL
Ri =
Vin x Vi
Rout = Rv = 10 Ω
● Daya AC Maksimum
Vcc2 122
PL = = =7,2W
2 RL 2 x 10
Vcc2 122
PCC = = =14,4 W
RL 10
● Efisiensi
PL 7,2
η= x 100% = x 100 %=50 %
PCC 12
3.3 Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka diperoleh data hasil percobaan kemudian
akan diperhitungkan sebagai data yang nantinya akan dibahas lebih lanjut. Dari perhitungan
yang telah dilakukan maka diperoleh nilai Impedansi masukan pada amplitudo 0 Vp yaitu
0,547 x 10 13 Ω , 0,549 x 1013 Ω , 0,107 x 10 13 Ω , 0,116 x 1013 Ω ,0,116 x 1013 Ω , 0,116 x 1013 Ω ,
0,044 x 1013 Ω ,dan 0,136 x 10 13 Ωdengan rata rata 0,216 x 10 13 Ω dan dapat dilihat terdapat data
yang dimiliki nilai yang sama yaitu 0,116 x 1013 Ω. Sedangkan pada amplitudo 1050 mPv
diperoleh nilai Impedansi masukan yaitu 15,0044 Ω , 15,0044 Ω , 4,5872 Ω , 5,0251Ω ,
4,5872 Ω , 4,9020 Ω , 15,9662Ω ,dan 16,1679 Ω dengan rata rata 10,1555 Ω dan dapat dilihat
terdapat 2 data yang dimiliki nilai yang sama yaitu 15,0044 Ω sebanyak 2 nilai dan 4,5872 Ω
sebanyak 2 nilai. Nilai keluaran dari amplitudo 0 Vp maupun 1050 mPv adalah sama dengan
Rv yaitu 10 Ω. Kemudian keduanya juga dimiliki nilai efisiensi sebesar 50 % .
Keluran Push Pull atau tarik ulur adalah sebuah sirkuit elektronik yang dapat
digerakkan baik arus positif ataupun negative kepada beban. Keluaran Push Pull adalah
standar untuk logika digital TTL dan CMOS serta beberapa jenis penguat dan biasanya
terbuat dari pasangan transisitor komplementer, salah satu membenamkan arus dari beban ke
catu negative sedangkan yang lain menyuplai arus sari catu positif ke beban. Karena biasanya
skema sirkuit digambar vertical dengan dua transistor yang ditumpuk sirkuit ini seri juga
disebut keluaran tiang totem (totem pole). Distorsi crossover adalah distorsi pada daerah
persilangan dengan titik nol, atau dengan kata lain cacat sinyal yng terjadi pada persimpangan
nol antara simpangan sinyal positif dan negatif. Distorsi crossover ini sering terjadi pada
penguat sinyal dengan power output totem pool atau komplementer yang bias basisnya tidak
tepat sehingga terjadi crossover secara lead maupun leag. Distorsi crossover ini terjadi pada
penguat tegangan kelas B, sehingga penguat tegangan tersebut dimodifikasi dan diperoleh
penguat kelas AB. Sifat-sifat distorsi pada penguat kelas B ini terjadi bila karakteristik
transfernya tidak linear. Distorsi ini akibat sifat nonlinear dari transistor dikenal sebagai
distorsi cross-over, hal ini secara sederhana akibat kedua transistor tidak konduksi pada
tegangan -Vγ < Vi < Vγ.
Cacat silang dapat dihilangkan dengan cara memberikan tegangan bias basis-emiter
kedua transistor penguat tersebut, yaitu dipasang secara paralel dengan dioda yang berbahan
sama dengan transistor (silicon/germanium) sehingga kedua transistor tidak mengambil
sebagian signal input (digunakan sebagai VBE) yang mengakibatkan cacat silang
Saat Vin = 0 nilai tegangan dapat terlihat karena pada rangkaian diterapkan sebuah
diode yang memberikan bias tegangan ketika input AC masih bernilai 0. Bias tegangan ini
membentuk tegangan yang sesuai dengan nilai minimum tegangan transistor dapat bekerja
yaitu sekitar 0,6 V atau 0,7 V sehingga saat Vin = 0 ada nilai tegangan yang terukur.
Efisiensi yang didapat dari data hasil percobaan dengan perhitungan yaitu 50%. Hal ini
dapat dibenarkan karena pada literature efisiensi dari penguat kelas B itu sendiri dimiliki nilai
maksimal yaitu 75% karena setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak
menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Begitu juga dengan penggunaan penguat kelas
B jarang digunakan dalam praktik meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya
frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul (Mismail,2011).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam Praktikum Elektronika Dasar II kali ini telah dipelajari prinsip kerja penguat daya
Push-pull kelas B adalah penguat yang bekerja dengan titik operasinya terletak pada ujung kurva
karakteristik (titik cut off), sehingga daya operasi tenang (quescent power)-nya sangat kecil.
Apabila sinyal input merupakan gelombang sinus, maka penguatan yang terjadi hanya
berlangsung selama setengah siklus. serta diukur impedansi masukan dari amplitudo 0 Pv dan
1050 mPv yang diperoleh rata rata 0,216 x 10 13 Ω dan 10,1555 Ω . Impedansi keluaran adalah
sama dengan Rv yaitu 10 Ω kemudian diukur besar penguat dayanya dan diamati cacat
penyeberangan.
4.2 Saran
Pada saat praktikum dilakuakan dapat dipersiapkan lagi kebutuhan yang akan digunakan saat
praktikum seperti aplikasi serta jaringan yang baik sehingga praktikum dapat berjalan sesuai
dengan keinginan
DAFTAR PUSTAKA
Pengukuran
Amplitudo: 0 Vp
Vin = 0 V6 = 8,573 pV
V1 = 1,828 pV V7 = 22,47 pV
V2 = 1,821 pV V8 = 7,334 pV
V5 = 8,607 pV
V1 = 666,58 mV V7 = 626,40 mV
V2 = 666,56 mV V8 = 618,51 mV
Perhitungan
Vin x RL
Rin = (Impedansi Masukan)
Vin x V 1
Vi x RL
Ri = (Impedansi Keluaran)
Vin x Vi
Vcc2
PL =
2 RL
Vcc2
PCC =
RL
PL
η= x 100% (efisiensi)
PCC
Pembahasan :
- Bahas data