Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

Management Operasional
FARMASI RUMAH SAKIT

KELOMPOK 6
Paat Natalia 216080046
Hessyani Raranta 216080044
Aster Vinnie 216080030
Moammar Andar Roemare Siregar 216080055
Muhammad Hasanain 216080066
Faizal Zulkarnaen 216080020
Dosen :

Dr. Alih Germas Kodyat, SKM, MARS


Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit
 PERMENKES 2016
BAGIAN DARI SISTEM RS DAN BERORIENTASI KEPADA
PELAYANAN PASIEN, PENYEDIAAN KESEDIAAN
FARMASI, ALKES, DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI

 Bertanggung jawab kepada semua barang farmasi yang


beredar di RS tersebut  pengelolaan obat (aman, efektif,
ekonomis sehingga mencapai efektivitas dan efisiensi)
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
 Pengelolaan perbekalan farmasi adalah siklus kegiatan yang
mencakup perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
pencatatan dan pelaporan, penghapusan, monitoring dan
evaluasi. Apoteker sebagai kepala Instalasi Farmasi Rumah
Sakit harus dapat mempertanggungjawabkan semua
aktivitasnya kepada direktur/pimpinan rumah sakit.
Menurut Aditama (2003), bahwa fungsi manajemen
obat membentuk sebuah siklus pengelolaan

1. fungsi perencanaan dan proses penentuan kebutuhan, mencakup


aktifitas menetapkan sasaran, pedoman dan pengukuran
penyelenggaraan bidang logistik,

2. fungsi penganggaran, merupakan usaha untuk merumuskan


perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar,

3. fungsi pengadaan, merupakan kegiatan memenuhi kebutuhan


operasional sesuai fungsi perencanaan dan penentuan kepada
instansi pelaksana,
Menurut Aditama (2003), bahwa fungsi manajemen
obat membentuk sebuah siklus pengelolaan

4. Fungsi Penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, diadakan melalui


fungsi pengadaan dilakukan oleh instansi pelaksana,

5. fungsi pemeliharaan, merupakan proses kegiatan untuk


mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil barang
inventaris, dan

6. fungsi penghapusan, berupa kegiatan dan usaha pembebasan barang


dari pertanggungjawaban yang berlaku, serta

7. fungsi pengendalian, merupakan usaha untuk memonitor dan


mengamankan keseluruhan pengelolaan logistik
Pelaksanaan pelayanan farmasi terdiri
dari 4 pelayanan yaitu (Purwanti, 2003):
 1. Pelayanan Obat Non Resep

Merupakan pelayanan kepada pasien yang ingin melakukan pengobatan sendiri,


dikenal dengan swamedikasi. Obat untuk semua medikasi meliputi obat-obat yang
dapat digunakan tanpa resep yang meliputi obat wajib di apotik (OWA), obat bebas
terbatas (OBT), dan obat bebas (OB).

 2. Pelayanan Komunikasi

Informasi dan Edukasi (KIE) Apoteker hendaknya mampu menggalang komunikasi


dengan tenaga kesehatan lain, termasuk kepada dokter, termasuk memberi
informasi tentang obat barn atau obat yang sudah ditarik. Apoteker hendaknya aktif
mencari masukan tentang keluahan pasien terhadap obat-obatan yang dikonsumsi.
Pelaksanaan pelayanan farmasi terdiri
dari 4 pelayanan yaitu (Purwanti, 2003):
 3. Pelayanan Obat Resep

Pelayanan resep sepenuhnya tanggung jawab apoteker pengelola apotik.


Apoteker tidak diizinkan mengganti obat yang tertulis dalam resep dengan
obat lain.

 4. Pengelolaan Obat

Kompotensi penting yang harus dimiliki apoteker dalam bidang pengelolaan


obat meliputi kemampuan merancang, membuat, melakukan pengelolaan
obat yang efektif dan efisien.
Proses bisnis
Rumah Sakit
Indikator Mutu Unit Farmasi
 Angka kesalahan penyerahan Obat
 Kesalahan penyerahan Obat
 Kesalahan dispending obat oleh Farmasi
 Keterlambatan waktu penerimaan obat
Racikan
 Ketidaksesuaian surat pesanan
 Kejadian serius akibat efek samping obat
MPO (Manajemen dan Penggunaan Obat)
CONTOH: DI RSUP KANDOU MANADO

PERESEPAN

 PERMINTAAN TERTULIS DARI DOKTER ATAU DOKTER GIGI


SELAKU DPJP PASIEN MAUPUN DOKTER REPRESENTASI
MEWAKILI DPJP, KEPADA APOTEKER UNTUK MENYEDIAKAN
DAN MENYERAHKAN PERBEKALAN FARMASI BAGI
PENDERITA/PASIEN
 HARUS MENGGUNAKAN RESEP LEMBAR RESMI INSTITUSI RSUP KANDOU
MANADO
 MEMPERHATIKAN SINGKATAN YANG TIDAK DIPERBOLEHKAN
NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA
 Yang berhak menulis resep ini adalah DPJP, respresentatif DPJP, dan MEMPUNYAI
Surat Izin Praktik (SIP) atau Surat Izin Praktik Kolektif (SIPK)

 Obat hanya diberikan untuk indikasi


 Persiapan pemeriksaan diagnostic

 Sedasi/relaksasi

 analgetika

 Ada laporan mutase pemakaian obat setiap bulan kepada kepala instalasi farmasi

 Penyimpanan obat harus di LEMARI KHUSUS (double pintu dan terkunci)

 Pemecanan menggunakan resep tertulis sebanyak 2 rangkap


OBAT HIGH ALERT
di RSUP KANDOU MANADO
 ELEKTROLIT PEKAT
Elektrolit pekat tidak boleh disimpan di ruang perawatan pasieen kecuali di ruang
operasi, ICU, NICU, PICU, CVCU, VK, IGD  LABEL JELAS DI LEMARI TERKUNCI
 Injeksi NaCl 3%
 Injeksi KCL 7,46%
 Injeksi MgSO4 40%
 Injeksi Ca Gluconas 10%
 Injeksi Na Bicarbonat 8,4%
 OBAT NARKOTIKA
 OBAT HEPARIN
 OBAT KANKER
 OBAT LASA/NORUM (Looks alike sound alike/ nama obat rupa mirip)
PRINSIP 7 BENAR
 BENAR IDENTITAS PASIEN
 BENAR OBAT
 BENAR DOSIS
 BENAR WAKTU DAN FREKUENSI PEMBERIAN
 BENAR CARA/ROUTE PEMBERIAN
 BENAR DOKUMENTASI
 BENAR INFORMASI
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai