Anda di halaman 1dari 33

PROGRAM HILIRISASI INDUSTRI

PORANG

DISIAPKAN OLEH TIM ANAK PORANG DITJEN IA


PEKANBARU, 12 JULI 2022
Bisnis Porang Strategi
1. Penguasaan pasar ekspor
Other; 20% Bisnis tepung glokomanan di dunia dikuasai oleh 2. Injeksi Teknologi
China (60%) dan Jepang (20%) serta Thailand di 3. Peningkatan pemanfaatan CP&TG (industri
China ; 60% ASEAN. Produksi umbi Porang di China saat ini tepung & olahannya, substitusi Impor dan
telah mencapai 4 juta Ton Industri Pengguna Potensial
Jepang; 20%
4. Pengembangan skema pembiayaan
5. Penguatan Litbang dan SDM
700.000 600.000
600.000
500.000
470.000 Produksi umbi porang Indonesia tahun 2020
Rencana Aksi
390.000
400.000
265.000
mencapai 142.000 Ton dimana 89,65% diolah 1. Penguasaan teknologi pengolahan porang dan
300.000
142.000
menjadi Chip Porang untuk tujuan ekspor. industri berbasis glukomanan (merampungkan mini
200.000
100.000
Pada tahun 2024 produksi umbi porang akan plan P4I, pengembangan mesin/peralatan (M/P)
- mencapai 600.000 ton pada. bersama industri engineering dan Lembaga
2020 2021 2022 2023 2024 Penelitian, reverse engineering, serta Restrukturisasi
M/P dan promosi investasi.
Target Hilirisasi 2. Pengembangan schema pembiayaan: Angel Investor,
potongan harga M/P, offtaker credit.
JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG 3. Pengembangan pemanfaatan tepung glukomanan:
Klaster industri porang glukomanan terintegrasi,
2021-2022 2023-2024 2025-2027 substitusi impor tepung glukomanan.
Menjaga pasar ekspor chip porang penguasaan teknologi dan
Implementasi hasil litbang industri 4. Pengembangan pemanfaatan tepung glukomanan
dan mulai mengembangkan substitusi impor TG serta
potensial berbahan non mamin berbasis R&D&D dan SDM kompeten
produk tepung glukomanan serta mengembangkan industri
baku/penolong TG
inisiasi injeksi teknologi pemanfaat TG potensial Ket: CP&TG = Chip Porang & Tepung Glukomanan
BISNIS PORANG DAN GLUKOMANAN (2020,2021 SEPTEMBER)
Jepang : Eropa:
China : - Luas Tanam 2.200 hektar setara Korea:
- Luas Area Penanaman 200.000 Ha (setara 4.000.000 ton umbi porang) Produsen terbesar Daishin - Kebutuhan glukomanan 12.900
DUNIA

dengan 65.000 ton Umbi Porang


- Perkiraan Produksi Chip sekitar 615.000 Ton/tahun atau setara dengan 307.500 - Impor Tepung Glukomanan 500 ton Trading Co., Ltd. produksi dan ton/tahun (regulasi 3g/hari)
pemrosesan konjak dengan
ton/tahun Tepung Glukomanan (85 % dari Myanmar dan 7,5% dari tradisi 25 tahun, menyumbang :
- Kebutuhan Tepung Glukomanan (kadar >90%) sebesar 15.000 Ton/tahun yang Indonesia) 60% dari pasar distribusi konjak ASEAN: Permintaan tepung glukomanan
- Bea Masuk Tepung Glukomanan ke domestik dari dunia ke Thailand 12.000 ton namun
dipenuhi dari dalam negeri sebesar 12.000 Ton dan dari impor 3.000 Ton Jepang 2.796 yen/kg -3.289 yen/kg dapat dipenuhi 5.000 ton
- Tahun 2019/2020 booming snack berbahan baku TG dengan kuota 20 ton/tahun

x 15 Agustus 2021

x
1 Juni 2020

INDONESIA Industri Pengolah Porang Industri Pengguna


Industri Makanan dan Minuman Existing Kebutuhan
Produksi Bahan baku Umbi Porang Chip Porang : (Ton/tahun)
- 13 Perusahaan Pemenuhan dalam negeri (Glk >75%) 500
Tahun Luas Lahan Produksi - produksi 22.833 ton/tahun (2020)
(Ha) (Ton/tahun) Beras dan Mi Shirataki PT. Ambico 300
(20.470 ton di ekspor) IKM - 200
2020 19.950 142.000
Tepung Glukomanan Pemenuhan Impor (Glk >90%) 2.700

2021 47.641 265.500 • Perusahaan = 6 Olahan Daging PT. Dangsap Enduro Eatoren 6

2022 60.000 390.000 • Produksi = 1.180 Ton/tahun Minuman Jelly PT. Suntory Garuda Beverage 120

Jelly PT. Niramas Utama 500


2023 80.000 470.000 • Tepung Glukomanan >75% Jelly Serbuk PT. Forisa Nusa Persada 528
2024 100.000 600.000  DN = 500 Ton/tahun Industri Lainnya - 1.246
 Ekspor = 480 Ton/tahun
Penggunaan Glukomanan Potensial Kebutuhan
(Ton/tahun)
• Tepung Glukomanan >90%
Industri Makanan dan Minuman 19,396
 Impor = 2. 700 Ton/tahun
Industri Farmasi, Kosmetik dan Lainnya 10,136
 Ekspor = 200 Ton/tahun
Industri Kertas dan Kimia 25.362
STRATEGI HILIRISASI PORANG DAN GLUKOMANAN
Teknologi Investasi Menguasai pasar ekspor Injeksi Teknologi
TANTANGAN STRATEGI Meningkatkan pemanfaatan CP&TG (industri pengolahan &
Klaster kemitraan Pembiayaan
Pasar Litbang olahannya, substitusi Impor dan Industri Pengguna Potensial)
Pengembangan skema Pembiayaan Litbang & SDM

Isu PASAR DUNIA Target 1


• Ekspor chip porang Indonesia di band China dan pasok melalu negara ASEAN dihentikan • Membuka akses pasar China dan Jepang serta negara lain
• Pasar dikuasai China (60%) dan Jepang (20%)
• Akses pasar Jepang: Chip (75% dipasok Myanmar) dan Glukomanan masih minus 500 ton /th
• China oversupply ubi porang dan Jepang kerjasama dengan Myanmar
• Jepang sistem kuota 20 Ton/tahun dan memberlakukan pajak impor sebesar 2.796 – • Mengisi pasar China: chip dan glukomanan 90% masih minus 3000 ton
3.289 Yen/Kg • Mengisi permintaan dunia 12.000 ton yang tidak dapat dipenuhi oleh Thailand sebesar 7.000
ton.
SKEMA HILIRISASI PORANG
Industri Pengolah Porang Industri Pengguna Glokomanan 120.000 45.000

ISU Target 40.000


2 Chip Porang : • • Industri pengguna luas dan 100.000
Suplai tepung DN
- 13+ Perusahaan • Kualitas belum spek ind. 3
banyak (berbasis litbang)
35.000
• Harga Tepung Glkmn • Substitusi impor (baseload) 80.000 30.000
• Penggunaan terbatas • Divesisifakasi produk luas
• Industri pengguna • Produk berdaya saing, ekspor 25.000
Tepung Glukomanan belum berkembang • litbang dan SDM kompeten
60.000
20.000
• Teknologi belum ada INDUSTRI PENGGUNA MAMIN Kebutuhan (Ton/th) 40.000 15.000
• Investasi
ISU Pemenuhan dalam negeri (Glk >75%) 500 10.000
• Pasar 20.000
Substitusi Impor (Glk >90%) 2.700
5.000
• Nilai tambah PENGGUNAAN GLUKOMANAN POTENSIAL Kebutuhan (Ton/th) - -
Target • Penguasaan Teknologi 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
Industri Makanan dan Minuman 19,396
• Peningkatan Investasi Produksi Cips Eskpor Chips
• Penguasaan Pasar Industri Farmasi, Kosmetik dan Lainnya 10,136
Potensi Ekspor Glukomanan *) Glukomanan 75%
(QCD) DN&LN Industri Kertas dan Kimia 25.362
Glukomanan 90%
PENGUASAAN TEKNOLOGI TEPUNG GLUKOMANAN DI DALAM NEGERI
Penyelesaian Protoype mini plant pengolahan porang di P4I
• Meningkatkan efisiensi dan spesifikasi Prototype P4I untuk dapat dikomersialisasikan
• Dengan reverse engineering melalui pengadaan mesin dan peralatan grinder, miller sifter dari China atau Jepang.
• Memfasilitasi kerja sama antara P4I dengan perusahaan industri engineering.
Mengajak industri engineering ikut turut serta dalam penguasaan teknologi
• Industri engineering yang sudah berminat, yaitu PT. Barata Indonesia, PT. Pura Barutama, dll.

RESTRUKTURISASI MESIN DAN PERALATAN


Tujuan
• Industri pengolahan porang mengolah chip porang menjadi tepung glukomanan,
• Industri pengguna porang menambah kapasitas produksi dan pengembangan produk
• Memberikan insentif bagi produk industri permesinan buatan dalam negeri yang melakukan pengembangan
RENCANA AKSI teknologi pengolahan porang dan tepung glukomanan.
Pemberian potongan harga pembelian M/P kepada perusahaan industri peserta program
INJEKSI TEKNOLOGI •

Nilai penggantian sebesar 15-25% dari harga pembelian M/P asal impor atau 25-35% dari harga pembelian M/P buatan DN
Bagi peserta restrukturisasi disediakan dana investasi (65-85%) dengan interest rate dan grace periode tertentu baik yang di
apply langsung ke LPEI (Eximbank) maupun melalui Angel Investor
Perusahaan menyatakan minatnya untuk ikut program Restruktirisasi dan Angel Investor, seperti:
• PT. Ambico meningkatkan investasi kapasitas menjadi 2 kali dari 10.000 ton/tahun porang menjadi 20.000 ton/tahun,
• PT. Asia Prima Konjac meningkatkan investasi dengan penambahan lini produksi tepung glukomanan sebesar 1000 ton/tahun dan
merencanakan akan memproduksi beras shirataki sebesar 480 ton/tahun
• PT. Banshang Technology Jawa Timur meningkatkan investasi dengan penambahan lini produksi tepung glukomanan sebesar
5.400 ton/tahun (on progress, Januari 2022 commisioning)

PROMOSI INVESTASI PMA


Tujuan
• Mempercepat pengadaan teknologi pengolahan bahan baku umbi porang dan pengembangan industri berbasis glukomanan
• Memperluas pasar ekspor untuk tepung glukomanan dan produk olahannya
Pemberian fasilitas fiscal, seperti Tax Holiday, Tax Allowance, Master List, Domestic Market Obligation (DMO)
Bahan Baku Porang
Investor yang menyampaikan minatnya kepada GAPMMI, investor dari China dan Jepang
MENDORONG KLASTER INDUSTRI TEPUNG & OLAHANNYA YANG TERINTEGRASI
Tujuan :
• Mengembangkan klaster industri tepung glukomanan dan olahannya di sentra produksi porang di Jawa Timur, NTT, NTB dan Bali
• Memperluas pasar hasil olahan glukomanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal, pasar domestik, nasional dan internasional
Mengembangkan pilot project mini plant yang terintegrasi sesuai dengan kapasitas bahan baku
• Mengajak CV. Wikonjac dan PT. Kutai Timber Indonesia untuk membangun pilot project mini plant di Probolinggo
• Melakukan monev pilot project untuk mendalami model bisnis baik kapasitas dan efisiensi mini plant maupun efektifitas pemasaran
Memfasilitasi KSO antara industri pengolahan porang dengan kelompok petani porang
• Memetakan potensi kemitraan antara kelompok petani porang dengan industri pengolahan porang, seperti industri mamin (mi
shirataki, beras shirataki, konyaku,dll) dan industri non mamin (sponge konjac).

RENCANA AKSI •

Industri yang telah menyatakan komitmennya adalah CV. Wikonjac dengan PT. Kutai Timber Indonesia
Industri yang berpotensi seperti PT. Ambico, PT. Asia Prima Konjac, dll

PENGEMBANGAN Revitalisasi IKM Pengolahan Porang dan Olahannya: Restrukturisasi M/P IKM, Bantuan M/P
Mendirikan UPT atau Rumah Produksi pengolah porang dan hasil olahan glukomanan
INDUSTRI PENGGUNA • Ditjen IKMA merencanakan pemberdayaan IKM Pengolah Porang di Pandeglang, Tabanan dan Lombok Timur melalui DAK 2022

GLUKOMANAN • Ditjen IKMA melakukan pengembangan pilot project fasilitasi penguatan teknologi produksi di Madiun

MELIBATKAN INDUSTRI PENGGUNA DALAM KLASTER INDUSTRI GLUKOMANAN TERINTEGRASI


Tujuan : Mendorong tumbuhnya industri tepung glukomanan, penyerapan dan pengolahannya
Mengajak Industri Pengguna Glukomanan maupun industri besar lainnya bersama-sama membantu mengembangkan unit
usaha pengolahan porang yang terintegrasi dengan kelompok tani porang
Industri yang berpotensi untuk terlibat, seperti PT. Suntory Garuda Beverage, PT. Niramas Utama, PT. Ambico dan PT. Asia Prima
Konjac
MENDORONG CSR UNTUK PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PORANG TERINTEGRASI
Tujuan : pengembangan wirausaha baru di sentra produski porang dan meningkatkan nilai guna CSR Industri
Pendekatannya: Industri besar menunjuk atau memilih industri binaannya untuk bekerja sama dengan kelompok tani porang atau
perusahaan industri membentuk unit bisnis strategis (UBS)
Perusahaan/assosiasi yang sudah dijajaki, seperti PT. Bentoel Prima, AGRI
Tujuan :
 Meningkatkan kualitas tepung glukomanan produksi DN agar sesuai spesifikasi bahan baku industri
 Terwujud substitusi impor dengan produk tepung glukomanan DN
 Fasilitasi industri pengguna melakukan kombinasi dengan tepung glukomanan
 Mendorong pengembangan diversifikasi produk olahan tepung glukomanan
Fasilitasi riset industri; Industri Pengguna melakukan riset pengembangan pemanfaatan tepung
glukomanan melalui fasilitas Super Deduction Tax
Fasilitasi kolaborasi riset industri: Kerja sama riset Industri antara industri kimia pangan, industri
pengguna tepung glukomanan dengan lembaga penelitian dan perguruan tinggi DN maupun LN, seperti:
RENCANA AKSI yang telah dilakukan oleh PT. Ambico dengan PT. Galic Bina Mada/PT. Indo Chemical, PT. Niramas Utama
dengan UGM, dan PT. Suntory Garuda Beverage dengan P4I
SUBSTITUSI
IMPOR
Tujuan :
 Mendorong tumbuhnya industri tepung glukomanan >90% di dalam negeri
 Mendorong substitusi impor senilai Rp 800 Miliar/tahun (sebagai basis pasar)
 Industri Pengguna menjamin kepastian pasar produk tepung glukomanan >90% di dalam negeri
Pelibatan industri pengguna tepung glukomanan >90% dalam pengembangan industri tepung
glukomanan
Industri pengguna tepung glukomanan sebagai agen pembiayaan dan pembeli: Angel
Investor dan Industri Pengguna menyerap produksi tepung glukomanan dalam negeri
Industri pengguna untuk program substitusi impor, seperti PT. Suntory Garuda Beverage, PT.
Niramas Utama, PT. Forisa Nusa Persada, PT. Dangsap Enduro Eatory.
Tujuan :
 Mendapatkan informasi dari berbagai pihak terkait pemanfaatan tepung glukomanan
 Melakukan pemetaan yang lebih mendalam terkait sifat, fungsi dan produk potensial tepung glukomanan
 Memperoleh informasi dan memetakan rekomendasi expert dalam melakukan penelitian dan pengembangan
pemanfaatan tepung glukomanan
 Persiapan pembentukan Assosiasi Produsen TG dan Assosiasi Perusahaan Pemanfaat TG

RENCANA AKSI
PENGEMBANGAN
Mendorong partisipasi seluruh stakeholders pemanfaat tepung glukomanan dalam penelitian dan
INDUSTRI pengembangan
POTENSIAL

Tujuan:
 Pemanfaatan TG oleh industri potensial
 Mendorong diversifikasi pemaanfaatan TG yang luas di dalam negeri
 Kepastian pasar TG menjadi produk unggulan yang melegenda di dunia
Fasilitasi super deduction tax

PENGEMBANAGN SDM SECARA TEMATIK (LPDP)


NILAI BISNIS DAN KEBUTUHAN INVESTASI
NILAI BISNIS (Rp. Triliun) KEBUTUHAN INVESTASI
100,0 Uraian 2022 2023 2024 2025 2026 2027
91,2
90,0 Produksi (Ton) 7,919 10,870 18,426 25,612 32,196 38,828

78,5 ∑ Pbrk 1 3 8 7 7 7
80,0
TG 75%
Investasi (Miliar) 69 221 567 539 494 497
70,0 66,0
Restruk (Miliar) 10 33 85 81 74 75
60,0
52,5 Produksi (Ton) 1210 4715 5872 7038 8214 9401

50,0 ∑ Pbrk 2 4 1 1 1 1
TG 90%
38,4
40,0 Investasi (Miliar) 136 394 130 131 132 133
30,7
27,7 Restruk (Miliar) 31 92 105 101 94 95
30,0 24,9
19,8 21,1 Produksi (Ton) 9,129 15,584 24,297 32,650 40,410 48,228
20,0 16,9
12,0 ∑ Pbrk 3 7 9 8 8 8
7,3 8,6 TOTAL
10,0 6,0 4,6 4,8
4,5 Investasi (Miliar) 205 616 697 670 626 631
2,8 1,6 3,3 3,0 4,2 4,5
- Restruk (Miliar) 41 126 190 181 168 169
2022 2023 2024 2025 2026 2027
Nilai Chip Nilai Tepung Glukomanan Nilai Tepung Glukomanan pada Produk Hilir Total Nilai Produk hilir
Porang

STRUKTUR PRODUKSI INVESTASI GLUKOMANAN 75% INVESTASI GLUKOMANAN 90%


45.000
9401
10000 500
700 40.000 38.828 9000 8214 50
394 4
8000 00
600
7038
Uraian Porang Chip TG 75% TG 90% Mamin Paint 35.000 7000 50
4
Porang (Jelly) 32.196
6000 4715 00
500 5872
Harga Jual/Kg 6.000 44.000 200.000 300.000 38.000 29.000 30.000 567 5000 50
3

25.000
25.612 4000
3
00
HPP 38.260 162.000 228300 26600 63.600
400 3000 50
2
K euntungan 5.740 38.000 71.700 11.400 15.900 539
494 497 2000 00
20.000 18.426 300 2
1000
Nilai Tambah +15% +23% +31% +30% +20% 15.000 221 136
1
200 0
10.000 10.870 1210 130 131 132 133 0
7.919 2022 2023 2024 2025 2026 2027
Catatan :
100
5.000 69 3
85 8 7 7
1 PBRK
81 74 kebutuhan anggaran restruk 15% (milyar) investasi (milyar) 1
* = Asumsi HPP apabila diizinkan melakukan recycle alkohol Catatan : kebutuhan investasi Rp 75 M/
75
7
Produksi (ton)
10 33 pabrik
BARU
BARU untuk kapasitas Produksi BARU
1.000 ton/tahun/pabrik dan
- - BARU BARU
Recycle alkohol dapat menghemat 76% dari biaya pengadaan alokol BARU
-kapasitas terpasang sampai dengan tahun 2022 sebesar 7.090 ton/tahun
Catatan : kebutuhan investasi Rp 90 M/ pabrik untuk kapasitas Produksi 800 ton/tahun/pabrik dan
- Apabila recycle alkohol tidak diizinkan maka HPP mencapai Rp 361.300 2022 2023 2024 2025 2026
2027
kapasitas terpasang sampai dengan tahun 2022 sebesar 200 ton/tahun
Beras Shirataki konyaku
Susu
Yoghurt Soft Drinks
Mi Shirataki Bakso

Terima
Tepung Jelly

Jelly Sosis

kasih
Mayonaise Bir

Ice Cream Konjac Boba Minuman Jelly Shampoo


Jus

Cat Kertas Sponge Konjac Pasta Gigi Sabun Pelembap Kulit Lem
LAMPIRAN
POTENSI SUMBER BAHAN BAKU PORANG
Luasan Luasan Persentase di Persentase di Luasan Luasan Persentase di Persentase di
No Provinsi No Provinsi Provinsi Nasional
(Ha) (Ha) Provinsi Nasional (Ha) (Ha)

1 Aceh 512,80 8 D.I. Yogyakarta 5,00


Aceh Timur Gunung Kidul 2,00 40,00% 0,00%
500,00 97,50% 1,05%
2 Sumatera Utara 579,12 9 Banten 420,00
Pandeglang 250,00 59,52% 0,52%
Simalungun 550,00 94,97% 1,15%
Serang 150,00 35,71% 0,31%
3 Sumatera Selatan 233,57
10 Bali 949,42
OKI 50,00 21,41% 0,10%
Tabanan 650,00 68,46% 1,36%
OKU Selatan 70,00 29,97% 0,15% Buleleng 161,72 17,03% 0,34%
4 Lampung 140,00
11 Nusa Tenggara Timur 24.057,13
Tanggamus 30,00 21,43% 0,06% TTU 5.000,00 20,78% 10,50%
Lampung Tengah 30,25 21,61% 0,06% Sumba Timur 8.462,00 35,17% 17,76%
5 Jawa Barat 1.471,90 12 Nusa Tenggara Barat 1.925,91
Cianjur 200,50 13,62% 0,42% Sumbawa 854,00 44,34% 1,79%
Garut 516,75 35,11% 1,08% Lombok Timur 173,00 8,98% 0,36%
Kuningan 173,00 11,75% 0,36% 13 Sulawesi Selatan 221,00
Majalengka 150,75 10,24% 0,32% Sidrap 87,00 39,37% 0,18%
6 Jawa Tengah 3.267,46 14 Sulawesi Tenggara 472,05
Kebumen 617,26 18,89% 1,30% Konawe Selatan 158,50 33,58% 0,33%
Wonogiri 250,00 7,65% 0,52% Bombana 150,00 31,78% 0,31%
7 Jawa Timur 14.207,73 15 Kalimantan Selatan 250,21
Lumajang 1.122,00 7,90% 2,36% Tabalong 180,61 72,18% 0,38%
Ponorogo 3.593,08 25,29% 7,54% Jumlah 47.641,39
Trenggalek 1.400,00 9,85% 2,94% Sumber: Kementerian Pertanian, 2021
Madiun 5.262,85 37,04% 11,05%
Mojokerto 1.196,00 8,42% 2,51%
FASILITASI HILIRISASI PORANG DITJEN IA (Kegiatan Reguler)
NO. RENCANA AKSI KETERANGAN PELAKSANAAN

Kunjungan Kemenko Bidang Perekonomian ke PT. Hayumi Agro Indonesia dan PT. 19 Mei 2021
Identifikasi dan Koordinasi dengan Industri Pengolahan Porang Asia Prima Konjac (Industri Pengolahan Porang)
01 dan Akademisi Kunjungan ke Universitas Brawijaya terkait dengan pilot project pengembangan 25 Mei 2021
industri tepung glukomanan 28 Agustus 2021

02 Penyusunan Road Map Industri Pengolahan Porang Telah dilakukan rapat koordinasi pada tanggal 9 Juni 2021

03 Bimtek Peningkatan Kapasitas Ekspor Telah dilaksanakan Bimtek “Akses Survey Pasar Ekspor Melalui Internet” yang salah 7 - 11 Juni 2021
satunya diikuti oleh industri pengolahan porang yaitu PT. Hayumi Agro Indonesia
Telah diusulkan penyusunan RSNI Tepung Porang dan Tepung Glukomanan ke
04 Pengusulan penyusunan SNI TP & TG Kepala P4SI melalui surat Nomor 338/IA.3/IND/VI/2021, RSNI tersebut akan 16 Juni 2021
disusun pada tahun 2022
Telah menyampaikan surat permohonan data kebutuhan tepung
05 Pemetaan kebutuhan industri pengguna produk hilir glukomanan/konjac gum kepada Asosiasi pengguna tepung glukomanan melalui 24 Juni 2021
surat nomor 340/IA.3/IND/VI/2021

Ditjen Industri Agro telah menyampaikan surat ke Ditjen Bea Cukai melalui surat
06 Pengusulan pembebasan cukai etil alkohol sebagai bahan Nomor 220/IA/IND/VI/2021 tentang Pengecualian Pengenaan Tarif Cukai Etil 28 Juni 2021
baku Alkohol Sebagai Bahan Baku Industri Tepung Glukomanan

Pengusulan Industri Pionir untuk Telah disampailkan usulan Penetapan Industri Pionir kepada Direktur KIUI
07 melalui Nota Dinas Nomor354/IA.3/IND/VII/2021 dengan melampirkan RIA 1 Juli 2021
Tepung Glukomanan sebagai data dukung

08 Pengusulan Kode KBLI untuk produk Porang dan olahannya Akan diusulkan ke BPS melalui Pusdatin Tahun 2022

09 Pengusulan HS Code untuk produk olahan Porang Akan diusulkan ke Ditjen Bea Cukai Melalui Pusdatin Tahun 2022

Pengusulan izin recovery alkohol utk proses produksi TG Akan berkoordinasi dengan Ditjen Bea Cukai untuk membahas usulan izin Tahun 2022
10
recovery alkohol yang untuk proses produksi tepung glukomanan
Pengusulan PPN beras Porang sebesar 0% Mengusulkan ke Kemenkeu terkait usulan pembebasan PPN beras porang Tahun 2022
11
UPDATE PENGEMBANGANAN HILIRISASI PORANG DITJEN IA
NO. PRODUK KETERANGAN TIM PENELITI

- Balai Besar Standardisasi


Telah dilakukan proses produski skala pilot project di PT Kerta Padalarang dan hasilnya sedang dan Pelayanan Jasa Industri
01 Kertas Sigaret Selulosa
di uji oleh BBSPJIS
- PT Kerta Padalarang
PT Citra Warna Abadi
02 Cat Tembok Sudah dilakukan uji fisis di laboratorium PT Citra Warna Abadi (Sabtu, 9 Juli 2022) (Sukoharjo)
- Telah dilakukan produksi lem skala laboratorium dan berhasil membuat lem untuk perekat
kayu, namun perlu dilakukan pengujian atas hasil perekatan (uji strength, bending, dll)
03 Perekat Kayu (Lem) - Tepung porang yang digunakan hasil produksi sendiri dari umbi porang melalui proses Universitas Riau (UNRI)
sederhana dan sudah dihilangkan kadar oksalatnya, namun perlu dilakukan verifikasi
melalui pengujian lanjutan terkait kandungan oksalat yang masih tersisa.

04 Binder Perekat Kayu Lapis Telah dilakukan produksi skala laborarium binder perekat kayu dan sudah diaplikasikan pada IPB University
kayu lapis
PROGRES KEGIATAN HILIRISASI PORANG DIT. IMHLP TAHUN 2022
Kegiatan Yang Telah Dilakukan

Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan Hasil

Pengusulan Industri Tepung Glukomanan 1 Juli 2021 • Telah disampaikan surat Menteri Perindustrian Nomor B/2/M-IND/PI/II/2022
Masuk Kategori Industri Pionir tanggal 3 Februari 2022 ke Menteri Keuangan dan Menteri Investasi/Kepala BKPM
perihal Bidang Usaha Industri Yang Dapat Diberikan Fasilitas Tax Holiday, salah
satunya diusulkan bidang usaha Tepun Glukomanan

Pengusulan Fasilitas Recovery Etil Alkohol di Januari 2022 • PT. Ambico telah dikunjungi perwakilan Ditjen Bea dan Cukai untuk melihat proses
Industri Tepung Glukomanan produksi Tepung Glukomanan dengan hasil kunjungan PT. Ambico diperbolehkan
melakukan recovery Etil Alkohol. Rencana Tahun 2023 akan investasi untuk
produksi Tepung Glukomanan dengan pencucian menggunakan Etil Alkohol

Perencanaan pembangunan mini plan Januari 2022 • Telah dilaksanakan peninjauan bersama dengan PT. Pura Barutama ke lokasi
pengolahan porang di Kab. Manggarai Barat produksi porang di Kab. Manggarai Barat
Verifikasi Penerbitan Izin Usaha PT. Porang 12 April 2022 • Merupakan Industri Tepung Porang, Investasi dari Cina
Rejeki Jaya (PMA – Pasuruan) • Kapasitas Terpasang 3.600 ton Tepung Porang/tahun atau membutuhkan bahan
baku umbi Porang sebanyak 54.000 ton/tahun
• Rencana produk akan diekspor ke Cina
• Sedang mempersiapkan persyaratan ekspor Tepung Porang ke Cina seperti
sertifikat HACCP, Registrasi lahan, packing house dan instalasi karantina tumbuhan

Penyusunan RSNI Tepung Porang dan Tepung 23 Juni 2022 • Pembahasan oleh Komtek 67-04 Makanan
Glukomanan (Rapat Teknis 1) • Melibatkan Industri (PT. Ambico, PT. Hayumi), Tenaga Ahli (Prof Sugiyono – IPB),
BPOM, Kemendag dan BSN
• Konseptor RSNI dari BBIA
• Akan dilakukan perbaikan draft RSNI untuk kemudian dilakukan Rapat Teknis-2

Koordinasi Dengan PT. Mayora Indah untuk Juni 2022 • PT. Mayora Indah akan melakukan uji coba penggunaan Tepung Glukomanan pada
rencana penggunaan Tepung Glukomanan pada produk biskuit dan mi instan
Biskuit dan Mi Instan
RENCANA KEGIATAN HILIRISASI PORANG DIT. IMHLP TAHUN 2022
Kegiatan Yang Akan Dilakukan
Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan Keterangan
FGD Peningkatan Pemanfaatan Tepung Agustus 2022 • Akan dilakukan di Jakarta/Surabaya
Glukomanan Sebagai Bahan Baku/Penolong di • Akan mengundang industri Tepung Porang dan Tepung Glukomanan, tenaga ahli,
industri makanan industri pengguna dan industri potensial pengguna
• Akan diberikan sampel Tepung Glukomanan produksi dalam negeri ke industri
pengguna dan industri potensial untuk dicoba ke produknya

Rapat Teknis 2 Penyusunan RSNI Tepung Porang Agustus 2022 • Sebagai tindak lanjut hasil Rapat Teknis – 1
dan Tepung Glukomanan
Bimtek Pemenuhan Persyaratan GAC Agustus 2022 • Sebagai tindak lanjut untuk pemenuhan persyaratan produk olahan porang ke
(Persyaratan pemeuhan ekspor produk porang China
dan turunannya ke China)
1 Strategi Menjaga dan Pengembangan Pasar Ekspor
• Ekspor chip porang Indonesia di band China dan pasok melalu negara • Membuka akses pasar China dan Jepang serta negara lain
ASEAN dihentikan • Akses pasar Jepang utk Chip (75% dipasok Myanmar) dan Glukomanan (masih minus) 500 ton /th
• Pasar TG dikuasai China (60%) dan Jepang (20%) • Mengisi pasar chip China dan glukomanan 90% (masih minus) 3000 ton
• China oversupply ubi porang dan Jepang kerjasama dengan Myanmar • Mengisi permintaan dunia 14.000 ton yang tidak dapat dipenuhi oleh Thailand sebesar 7.000 ton.
• Jepang sistem kuota TG 20 Ton/tahun • Membuka akses ekspor glukomanan dan produk olahannya baik MM maupun Non MM

INDUSTRI PENGOLAH PORANG INDUSTRI PENGGUNA GLUKOMANAN (dalam ribu ton)


Glukomanan > 75% MM >75% 20 21 22 23 24 25 26 27

Chips IKM 0.2 0.3 0.9 1.3 1.6 2.0 2.2 2.4
Non IKM 0.8 0.8 2,6*** 3.4 3.9 4.3 4.5 4.7
Glukomanan Potensial 0.5 1.0 1.5 1.9 2.4
Ekspor 0.2 0.2 0.4 0.8 1.8 2.8 3.7 4.6
Chip 20 21 22 23
> 90%
24 25 26 27
Produksi 22.8 42.7 62.7 75.6 96.5 101.3 105.4 108.0 MM >90% 20 21 22 23 24 25 26 27
PDN 2.0 2.6 16.7 29.7 47.1 63.8 79.2 94.8 Subtitusi Impor 0.2 0.2 0.2 2.7 2.9 3.0 3.2 3.3
Ekspor 20.5 40.1* 46.1 45.9 49.4 37.5 26.2 13.2 Potensial 1.0 1.9 2.9 3.9 4.8
P Ekspor 0.7 0.9 1.1 1.3
TG 20 21 22 23 24 25 26 27
PDN 1.2 1.3 9.1** 15.9 24.7 33.2 41.0 48.8 Non MM 20 21 22 23 24 25 26 27
P. Ekspor 0.8 1.0 2.7 4.1 7.1 7.3 7.2 6.7 Farmasi, Kosmetik,
dan lainnya 1.5 3.0 4.6 6.1

Keterangan: Kertas dan Kimia 3.8 7.6 11.4 15.2


*) por chip porang semester 1 2021 mencapai 14.800 ton
**) Investasi baru Banshang dengan kapasitas 5400 Ton Glk/Thn, perluasan PT. APK sebesar P ekspor 0.2 0.5 0.7 0.9
1000 Ton Glk/Thn dan PT Ambico sebesar 800 Ton Glk/Thn
***) Investasi Baru dan perluasan sampai dengan produk hilir
STRATEGI HILIRISASI PORANG TANTANGAN:
1. Teknologi proses glukomanan belum dikuasai di Indonesia. Procuring fresh tubers
Terkendala di recycle solvent
2 INJEKSI TEKNOLOGI 2. P4I telah mengembangkan prototipe skala kecil (12 Ton/thn)
namun, masih belum bisa menghasilkan glukomanan >95% tanpa ethanol oleh Bea Cukai (sedang
Referensi:
Removal of shoots & washing dalam proses penyelesaian).
mengurangi viskositas.
Konjac Glucomanan Production, Processing and Functional Applications
CRC Press, 2020.
Crushing in a grinding mill
Fresh corms

Wet process
Fresh corms

Process
Continuous
SO2 anti-browning Grinding in a colloid mill

solvent
Recycling
Slicing Washing & scrapping Skin removal
treatmeant
Washing & Centrifugation
Vibrating Ambient or hot drying Surface drying
fluidised
Sun Flat-bed Drying Ethanol recycler
bed dryer Crushing
drying dryer
with heat
exchanger Common fine flour
Protective
Filtration Kondisi saat ini, mesin grinder
solution
mampu membuat mesh diatas

Dry process
Waste- Grinding 100 namun tidak dapat
Washing solution pool mempertahankan viskositas
Dried flakes
Milling & Sifting diatas 30.000 – 45.000 cPs.
Mechanical action

Centrifugation
Grinding
Purified fine flour
Hot-air drying
Sifting Alternatif: Reverse engineering
Packaging dari teknologi Jepang atau
Sifting China.
Common konjac flour

Packaging
Proses Kering Proses Basah Menggunakan Porang Segar Kombinasi Proses Kering dan Basah Menghasilkan Tepung Glukomanan

Proses kering menghasilkan rendemen Proses basah dari porang segar melalui larutan pelindung (ethanol) agar Proses ini dilakukan untuk mendapatkan tepung glukomanan dengan
rendah saat di proses penyaringan tepung glukomanan tidak berwarna cokelat dan mengembang. Kelemahan tingkat rendement dan viskositas yang tinggi, serta kandungan sulfur yang
(sifting). proses ini adalah biaya penggunaan ethanol yang cukup tinggi. rendah. Selain itu, proses ini juga menekan biaya penggunaan ethanol.

Solusi permasalahan:
1. Memfasilitasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Porang Indonesia (P4I) mendapatkan teknologi (mesin dan peralatan ) untuk reverse engineering, kerja sama dengan perusahaan engineering dan perguruan tinggi,
serta lembaga penelitian.
2. Mendorong investasi: melalui restrukturisasi mesin peralatan proses glukomanan, mendorong investasi industri glukomanan PMA dan/atau joint venture dengan insentif : potongan harga mesin dan peralatan,
pembebasan bea masuk mesin, tax holiday, tax allowance, dll.
3 PENGEMBANGAN PEMANFAATAN GLUKOMANAN
MM >75% 20 21 22 23 24 25 26 27
IKM 0.2 0.3 0.9 1.3 1.6 2.0 2.2 2.4
Non IKM 0.8 0.8 2,6*** 3.4 3.9 4.3 4.5 4.7
Potensial 0.5 1.0 1.5 1.9 2.4
Ekspor 0.2 0.2 0.4

1. Tantangan (KGM >75%)


• Industri pengguna Glukomanan dalam negeri belum berkembang
• Glukomanan merupakan produk yang baru diperkenalkan sehingga penggunaannya di dalam negeri masih terbatas
• Harga Glukomanan lebih mahal dibandingkan dengan bahan baku eksisting (alginat, karagenan, tapioka, pati jagung dll)
• Masih sedikitnya riset pemanfaatan Glukomanan di Indonesia
• Pemanfaatan produk glukomanan untuk kesehatan masih terbatas karena harga mahal

2. Langkah Pengembangan Industri Pengguna Berbasis Glukomanan


• Penyusunan standar tepung glukomanan (kadar >75%) untuk pedoman pengembangan tepung glukomanan
• Pengembangan produk pangan fungsional berbasis Glukomanan dan standarnya (tepung glukomanan dan produk olahannya) untuk memenuhi pasar domestik dan ekspor
seperti Jepang (potensi pasar Rp 285 Miliar) dan negara lainnya
• Mendorong industri permesinan untuk membuat mini-plant tepung glukomanan yang terintegrasi dengan pembuatan produk olahannya
• Mendorong hilirisasi porang menjadi glukomanan dan olahannya melalui restrukturisasi/investasi permesinan
• Mendorong Industri Mamin melakukan substitusi dengan menggunakan kombinasi Glukomanan, seperti PT. Suntory Garuda Beverage bekerja sama dengan P4I; PT. Niramas
Utama bekerja sama dengan UGM
• Mengembangkan klaster inti plasma industri berbasis glukomanan, melalui Membangun Unit Pelayanan Teknis, Rumah Produksi atau unit bisnis KSO atau BTO. Seperti
mendorong PT. Ambico, PT. Asia Prima Konjac, dan lainnya yang siap sebagai KSO dan Angel Investor
• Memfasilitasi Diklat, Bimtek dan Promosi pengolahan porang menjadi glukomanan dan olahannya
• Mendorong kegiatan RNDND pengembangan produk olahan berbasis Glukomanan diantaranya melalui kerja sama/ kolaborasi dengan pihak akademisi dengan balai
penelitian mengenai penelitian penggunaan Glukomanan
4 SUBSTITUSI IMPOR TEPUNG GLUKOMANAN

1. Tantangan (kadar glukomanan> 90%)


• Tepung Glukomanan spesifikasi industri (kadar glukomanan > 90%, mesh >100, viscositas >30.000 Cps) belum
mampu diproduksi di dalam negeri sehingga dipasok sebanyak 2.700 ton melalui impor
• Memenuhi permintaan industri pengguna tepung glukomanan sebagai bahan baku dengan jaminan
ketersediaan dan harga yang bersaing

2. Langkah Substitusi Impor Tepung Glukomanan (kadar glukomanan > 90%)


• Penyusunan standar tepung glukomanan (kadar >90%) untuk pedoman pengembangan tepung
glukomanan
• Mendorong industri pengguna tepung glukomanan ikut ambil bagian dalam produksi tepung glukomanan sesuai
dengan spesifikasi industri untuk mensubstitusi impor tepung glukomanan baik sebagai offtaker, Angel Investor,
maupun lainnya
• Mendorong industri pengguna tepung glukomanan dalam menggunakan kombinasi tepung glukomanan dengan
bahan baku eksisting (alginat, karagenan, tapioka, pati jagung, dll)
• Mendorong industri pengguna melakukan riset penggunaan tepung glukomanan produksi dalam negeri melalui
fasilitas Super Deduction Tax untuk RNDND dan memfasilitasi perluasan kerja sama/ kolaborasi kegiatan RNDND
pengembangan tepung glukomanan spesifikasi industri dengan pihak perguruan tinggi, balai penelitian dan
sejenisnya seperti yang telah terjadi antara PT. Niramas Utama dengan UGM dan PT. Suntory Garuda Beverage
dengan P4SI
INDUSTRI PEMANFAAT GLUKOMANAN
Produksi Keterangan
INA 2020 Trend Value
Ekspor Usage Potensi
No Sektor Jenis Produk (ton) (%) (ton)
Dunia (%)
Fungsi Assosiasi

1 Makanan Mi 1,163,000 15.8 0.3 2,142 Penstabil, Texture Improver, Pengikat air (water holding capacity) GAPMMI
Olahan daging (bakso) 262,000 6.6 1 2,427 Pengental, Pengikat air (water holding capacity), Pengganti lemak NAMPA
Surimi -4.7 0.3 2,000 Pengental, Texture Improver, Pengikat air, Pengganti lemak AP5I
100,000
Bakeri 1,800,000 -0.1 0.2 1,800 Pengental, Penstabil, Texture Improver, Serat
Mayones 57,910 7.1 0.4 231 Pengental, Pembentuk gel, Penstabil, Texture Improver
Krim 10,636 2.1 0.3 32 Pengental, Pembentuk gel, Penstabil, Texture Improver
GAPMMI
Permen 48,527 -6.2 0.1 49 Pengental, Pembentuk gel, Penstabil, Texture Improver
Saus 290,000 7.1 0.25 725 Pengental, Penstabil
Beras analog 4,238 -17.9 12 509 Pengikat air (water holding capacity)
Keju 8,000 2.6 0.2 16 Pengental, Penstabil, Texture Improver AIPSI
Selai 3,478 1.6 0.8 25 Pengental, Penstabil
GAPMMI
Tepung bumbu 161,910 7.1 1 1,619 Pengental
Selubung sosis 5,990 -1.0 2 90 Edible Film former NAMPA
Cokelat dan olahannya 100,000 2.2 2.5 2,500 Pengemulsi GAPMMI
2 Minuman Es krim/Sherbet/Sorbet 291,200 1.7 0.2 582 Pengemulsi, Texture Improver, Penstabil, Pengikat air (water holding capacity) GAPMMI
Jus 94,500 -6.6 2 1,417 Pengental, Penstabil, Clarifying agent, Serat
Minuman jeli & agar-
agar 450,000 3.2 0,7 3.150 Pengental, Pembentuk gel, Penstabil, Texture Improver ASRIM

Minuman ringan/soda 808,000 -2.3 0.3 2,400 Penstabil, Texture Improver


Minuman susu 787,500 3.2 0.4 3,150 Pengental, Penstabil, Texture Improver, Pengemulsi, AIPS
APMBI,
INDUSTRI PEMANFAAT GLUKOMANAN
Trend Value Keterangan
Produksi INA Ekspor Dunia
No Sektor Jenis Produk
2020 (ton) Usage (%) Potensi (ton)
(%) Penggunaan Assosiasi

3 Farmasi, Kosmetik Lotion/ Pelembab 106,626 1.3 0.3 320 Pengental, Penstabil , Humektan
dan Lainnya
Sabun cair 1,042,110 2.6 0.3 3,126 Pengental, Penstabil
Perkosmi,
Shampoo 121,242 -2.8 0.3 364 Pengental, Penstabil
Pasta gigi 62,874 -6.5 0.3 189 Pengental, Penstabil
Sirup obat 88,722 7.8 1 710 Pengental, Penstabil

Obat gel 461,238 -3.9 1 4,612 Pengental, Pembentuk gel, Penstabil


GP Farmasi
Salep 11,230 -0.6 0.3 34 Pengental, Penstabil
Hand sanitizer gel 78,048 -1.0 1 780 Pengental, Pembentuk gel, Penstabil
4 Kimia dan Kertas Cat dan pelapis 975,000 -5 2 19,500 Pengental, Penahan air (water resistent agent) APCI
Kertas 8,000,000 -18.9 0,0375 3.000 Strenght dan Sizing agent (substitusi 3% dari Pati) APKI
Lem 73,000 -3.4 2 1,460 Pengental, Penstabil GIPI
Rubber/ban 467,625 -12.6 0.3 1,402 Pengkilap APBI
5 STRATEGI INDUSTRI PENGGUNA GLUKOMANNAN POTENSIAL
Isu Industri Cat
Penggunaan Glukomanan Potensial Kebutuhan • Pada Industri cat penggunaan bahan bahan kimia mulai ditinggalkan dengan menggunakan bahan
(Ton/tahun) bahan ramah lingkungan seperti penggunaan TiO2 ditinggalkan dan digantikan tepung tapioca,
cat water base, PVAC digantikan getah karet
Industri Makanan dan Minuman 19,396 • Industri pengguna tepung tapioka di dalam negeri lebih memilih impor karena mendapat jaminan
pasokan yang stabil dan harganya jauh lebih murah daripada tepung tapioka lokal.
Industri Farmasi, Kosmetik dan Lainnya 10,136
• Kualitas industri cat sangat mengandalkan pada tingkat kestabilan warna pigmen, sehingga industri
Industri Kertas, Kimia dan Tekstil 25.362 cat terus berinovasi untuk mecari bahan-bahan baku industri yang dapat mengikat warna pigmen lebih
stabil

Tepung Glukomanan 75% (Kebutuhan 19.500 ton/tahun) Harapan Industri Cat


• Kombinasi tepung glukomanan 2%
• Dapat meningkatkan kualitas produk cat dan pelapis secara
signifikan
• Produk berbahan baku alami, ramah lingkungan dan
Tantangan : ketersediaan yang berkelanjutan
 Belum dilakukan penelitian secara mendalam aplikasi Upaya Pengembangan Pasar Potensial Glukomanan di Industri Cat
tepung glukomanan sebagai campuran dalam proses
produksi cat dan pelapis • Menugaskan Balai Besar Kimia dan Kemasan untuk mengkaji
tekno ekonomi penggunaan bahan tepung glukomanan pada
produksi cat dan pelapis guna meningkatan kualitas
• Mendorong industri cat ambil bagian dalam kegiatan RNDND
Peluang: pengembangan tepung glukomanan untuk memproduksi cat
 Industri cat telah mulai meninggalkan penggunaan zat kimia menuju bahan melalui fasilitas Super Deduction Tax dan perluasan kerja
5 STRATEGI INDUSTRI PENGGUNA GLUKOMANNAN POTENSIAL
Penggunaan Glukomanan Potensial Kebutuhan Isu Industri Kertas
(Ton/tahun) • Industri kertas menggunakan bahan campuran tapioka masih menggunakan teknologi tahun
80an (stagnan) untuk memadatkan dan menguatkan serat kertas, yang berkembang teknologi
Industri Makanan dan Minuman 19,396
proses
Industri Farmasi, Kosmetik dan Lainnya 10,136 • Kebutuhan tapioka untuk industri kertas dipenuhi dari dalam negeri dan pemenuhan impor
(tergantung
Industri Kertas, Kimia dan Tekstil 25.362 harga)
• Industri tapioka dalam negeri fokus untuk keperluan konsumsi masyarakat dalam negeri,
sehingga masih diperlukan impor

Tepung Glukomanan 75% (Kebutuhan 3.000 ton/tahun) Harapan Industri Kertas


• Kombinasi tepung glukomanan 3% dan tapioka 97% • Harga bersaing
• Pengganti polyvinyl alcohol (PVOH) sebanyak 5 % pada • Kualitas yang sesuai dengan kebutuhan industri
kertas berharga
• Produksi berkelanjutan
Tantangan :
 Belum ada industri kertas yang memanfaatkan tepung Upaya Pengembangan Pasar Potensial Glukomanan di Industri Kertas
glukomanan sebagai campuran dalam proses produksi • Menugaskan Balai Besar Pulp dan Kertas melakukan kajian
kertas
tekno ekonomi penggunaan bahan kombinasi tepung
 Harga Tepung Glukomanan yang jauh lebih tinggi mencapai
glukomanan dan pati pada proses produksi kertas
Rp 200.000/kg jika dibandingkan dengan Tepung Tapioka • Mendorong industri kertas ambil bagian dalam kegiatan
dengan harga Rp 6.700/kg RNDND pengembangan kombinasi tepung glukomanan untuk
Peluang: memproduksi kertas melalui fasilitas Super Deduction Tax dan
 Tepung glukomannan dapat digunakan pada industri kertas perluasan kerja sama/ kolaborasi dengan pihak akademisi
sebagai kombinasi campuran tepung untuk memproduksi dengan balai penelitian mengenai penelitian penggunaan
kertas dengan spesifikasi khusus Glukomanan
5 STRATEGI INDUSTRI PENGGUNA GLUKOMANNAN POTENSIAL (INDUSTRI COKELAT)

Penggunaan Glukomanan Potensial Kebutuhan Isu Industri Makanan Dalam Negeri


(Ton/tahun)
• Masih terbatasnya aplikasi penggunaan tepung glukomanan pada produk makanan dalam negeri.
Industri Makanan dan Minuman 19,396 • Masih mahalnya harga tepung glukomanan dibanding bahan baku eksisting seperti gliserin sebagai
Industri Farmasi, Kosmetik dan Lainnya 10,136 heat resistent atau Lesitin sebagai emulsifier

Industri Kertas, Kimia dan Tekstil 25,362

Tepung Glukomanan 90% (Kebutuhan 2,500 ton/tahun) Harapan Industri Cokelat


• Harga bersaing
• Penggunaan tepung glukomanan 2.5% (sebagai heat
resistant) • Pemenuhan kebutuhan tepung glukomanan spesifikasi
• Penggunaan tepung glukomanan 0.5% sebagai industri dari dalam negeri
Tantangan : emulsifier • Produksi berkelanjutan
 Harga Tepung Glukomanan yang lebih tinggi mencapai Rp Upaya Pengembangan Pasar Potensial Glukomanan di Industri Cokelat
200.000/kg jika dibandingkan dengan Lesitin dengan harga
• Mendorong industri cokelat ambil bagian dalam kegiatan
Rp 20.000/kg - Rp 30.000/kg atau dengan gliserin harga Rp
RNDND pengembangan kombinasi tepung glukomanan untuk
30.000/kg – Rp 50.000/kg
memproduksi cokelat melalui fasilitas Super Deduction Tax dan
 Belum adanya industri tepung glukomanan dalam negeri
perluasan kerja sama/ kolaborasi dengan pihak akademisi
yang dapat memproduksi sesuai spesifikasi industri
dengan balai penelitian mengenai penelitian penggunaan
Peluang: Glukomanan
 Tepung glukomannan dapat digunakan pada industri cokelat
sebagai kombinasi dengan lesitin sebagai pengental,
emulsifier, atau heat resistant
5 STRATEGI INDUSTRI PENGGUNA GLUKOMANNAN POTENSIAL (TEPUNG BUMBU)
Penggunaan Glukomanan Potensial Kebutuhan Isu Industri Makanan Dalam Negeri
(Ton/tahun) • Kebutuhan konjac glukomanan dengan spesifikasi industri masih 100% dipenuhi dari impor.
• Masih terbatasnya aplikasi penggunaan tepung glukomanan pada produk makanan dalam negeri.
Industri Makanan dan Minuman 19,396 • Masih mahalnya harga tepung glukomanan dibanding bahan baku eksisting
Industri Farmasi, Kosmetik dan Lainnya 10,136
Industri Kertas, Kimia dan Tekstil 25,362

Tepung Glukomanan 90% (Kebutuhan 1,619ton/tahun) Harapan Industri Tepung Bumbu


• Harga bersaing
• Penggunaan tepung glukomanan 1%
• Pemenuhan kebutuhan tepung glukomanan spesifikasi
industri dari dalam negeri
Tantangan : • Produksi berkelanjutan
 Harga Tepung Glukomanan yang jauh lebih tinggi mencapai Upaya Pengembangan Pasar Potensial Glukomanan di Industri Tepung
Rp 200.000/kg jika dibandingkan dengan Tepung Tapioka Bumbu
dengan harga Rp 6.700/kg • Mendorong industri tepung bumbu ambil bagian dalam
 Belum adanya industri tepung glukomanan dalam negeri
kegiatan RNDND pengembangan kombinasi tepung
yang dapat memproduksi sesuai spesifikasi industri
glukomanan untuk memproduksi tepung bumbu melalui
fasilitas Super Deduction Tax dan perluasan kerja sama/
Peluang: kolaborasi dengan pihak akademisi dengan balai penelitian
 Tepung glukomannan dapat digunakan pada industri tepung mengenai penelitian penggunaan Glukomanan pada tepung
bumbu sebagai bahan tambahan pangan sebagai bumbu
pengental
5 STRATEGI INDUSTRI PENGGUNA GLUKOMANNAN POTENSIAL
Penggunaan Glukomanan Potensial Kebutuhan Isu Industri kosmetik `
(Ton/tahun) • Industri kosmetik membutuhkan viskositas untuk mempertahankan busa yang terbentuk sehingga
meningkatkan nilai estetika pada saat pemakaian produk, selain itu bahan yang dicampurkan tidak
Industri Makanan dan Minuman 19,396 menyebabkan iritasi atau gangguan pada kulit
Industri Farmasi, Kosmetik dan Lainnya 10,136 • Industri kosmetik memproduksi sabun cair dan shampo dengan target viskositas 5.000 – 20.000
Cps
Industri Kertas, Kimia dan Tekstil 25.362 • Industri kosmetik memiliki banyak pilihan pengental yaitu pengental sintetik seperti carbomer dan pengental
natural seperti hydroxyethyl cellulose (HEC), sodium carboxymethyl cellulose (CMC-Na) xanthan gum, dll

Tepung Glukomanan 75% (Kebutuhan 10.136 ton/tahun) Harapan Industri Kosmetik


• Kombinasi tepung glukomanan dengan HEC, CMC-Na dan xanthan • Harga bersaing
gum untuk produk shampo, sabun,body lotion, dll

• Kualitas yang sesuai dengan kebutuhan industri
Glukomanan digunakan sebagai bahan baku konjac sponge
Tantangan : • Produksi berkelanjutan
 Belum ada industri kosmetik yang memanfaatkan tepung
Upaya Pengembangan Pasar Potensial Glukomanan di Industri Kosmetik
glukomanan sebagai campuran dalam proses produksi shampoo,
sabun mandi, body lotion, dll • Menugaskan BBKK melakukan kajian tekno ekonomi penggunaan
 Harga Tepung Glukomanan yang jauh lebih tinggi mencapai Rp bahan kombinasi tepung glukomanan dan HEC, CMC-Na atau
200.000/kg jika dibandingkan dengan HEC, CMC-Na, Xanthan dan xanthan gum dalam proses produksi shampo, sabun, dll
carbomer • Mendorong industri kosmetik ambil bagian dalam kegiatan RNDND
Peluang: pengembangan kombinasi tepung glukomanan untuk
 Tepung glukomannan dapat digunakan pada industri kosmetik sebagai memproduksi kosmetik melalui fasilitas Super Deduction Tax dan
kombinasi campuran HEC, CMC-Na atau xanthan sebagai pengental untuk perluasan kerja sama/ kolaborasi dengan pihak akademisi dengan
memproduksi natural cosmetic
balai penelitian mengenai penelitian penggunaan Glukomanan
 Glukomanan dapat digunakan 100% sebagai bahan baku untuk membuat
peralatan kosmetik konjac sponge
• Mendorong industri kosmetik untuk memproduksi konjac sponge
5 STRATEGI INDUSTRI PENGGUNA GLUKOMANNAN POTENSIAL (INDUSTRI SUSU)

Penggunaan Glukomanan Potensial Kebutuhan Isu Industri Minuman Dalam Negeri


(Ton/tahun)
• Masih terbatasnya aplikasi penggunaan tepung glukomanan pada produk minuman dalam
Industri Makanan dan Minuman 19,396
negeri.
Industri Farmasi, Kosmetik dan Lainnya 10,136 • Masih mahalnya harga tepung glukomanan dibanding bahan baku eksisting seperti xanthan
gum dan CMC
Industri Kertas, Kimia dan Tekstil 25,362

Tepung Glukomanan 90% (Kebutuhan 3,150 ton/tahun) Harapan Industri Susu


• Harga bersaing
• Penggunaan tepung glukomanan 0.4%
• Pemenuhan kebutuhan tepung glukomanan spesifikasi industri
dari dalam negeri
Tantangan : • Produksi berkelanjutan
 Harga Tepung Glukomanan jauh lebih tinggi mencapai Rp Upaya Pengembangan Pasar Potensial Glukomanan di Industri Susu
200.000/kg jika dibandingkan dengan Xanthan Gum, CMC • Menugaskan Balai Besar Industri Agro melakukan riset
dengan harga Rp 100.000 - 120.000/kg penggunaan bahan kombinasi tepung glukomanan dengan
 Belum berkembangnya aplikasi tepung glukomanan dalam bahan baku lainnya pada produk minuman susu
negeri sebagai bahan pengental produk susu • Mendorong industri susu ambil bagian dalam kegiatan RNDND
pengembangan kombinasi tepung glukomanan untuk
Peluang: memproduksi minuman susu melalui fasilitas Super Deduction
 Tepung glukomanan dapat digunakan pada industri susu Tax dan perluasan kerja sama/ kolaborasi dengan pihak
sebagai kombinasi dengan xanthan gum sebagai penstabil, akademisi dengan balai penelitian mengenai penelitian
pengental dll penggunaan Glukomanan
5 STRATEGI INDUSTRI PENGGUNA GLUKOMANNAN POTENSIAL (INDUSTRI MINUMAN RINGAN)

Penggunaan Glukomanan Potensial Kebutuhan Isu Industri Minuman Dalam Negeri


(Ton/tahun) • Kebutuhan konjac glukomanan dengan spesifikasi industri masih 100% dipenuhi dari impor.
• Masih terbatasnya aplikasi penggunaan tepung glukomanan pada produk minuman dalam negeri.
Industri Makanan dan Minuman 19,396 • Masih mahalnya harga tepung glukomanan dibanding bahan baku eksisting
Industri Farmasi, Kosmetik dan Lainnya 10,136
Industri Kertas dan Kimia 25,362

Tepung Glukomanan 90% (Kebutuhan 2,400 ton/tahun) Harapan Industri Minuman Ringan
• Harga bersaing
• Penggunaan tepung glukomanan 0.3%
• Pemenuhan kebutuhan tepung glukomanan spesifikasi industri
dari dalam negeri
Tantangan : • Produksi berkelanjutan
 Harga Tepung Glukomanan jauh lebih tinggi mencapai Rp Upaya Pengembangan Pasar Potensial Glukomanan di Industri
200.000/kg jika dibandingkan dengan Xanthan Gum, CMC Minuman Ringan
dengan harga Rp 100.000 - 120.000/kg
 Belum adanya industri tepung glukomanan dalam negeri • Menugaskan Balai Besar Industri Agro melakukan riset penggunaan
yang dapat memproduksi sesuai spesifikasi industri bahan kombinasi tepung glukomanan dengan bahan baku lainnya pada
produk minuman ringan
• Mendorong industri minuman ringan ambil bagian dalam kegiatan
Peluang: RNDND pengembangan kombinasi tepung glukomanan untuk
 Tepung glukomanan dapat digunakan pada industri minuman memproduksi minuman ringan melalui fasilitas Super Deduction Tax
dan perluasan kerja sama/ kolaborasi dengan pihak akademisi dengan
ringan sebagai kombinasi dengan xanthan gum atau CMC
balai penelitian mengenai penelitian penggunaan Glukomanan
sebagai penstabil, texture improver dll
6 PENGUATAN LITBANG DAN SDM
Kondisi Eksisting di Indonesia:
1. Inovasi mengenai pengolahan Porang di Indonesia sangat terbatas, terutama untuk produk diluar makanan dan minuman.
2. UGM dan Universitas Brawijaya sudah menginisiasi penelitian mengenai Tepung Glukomanan melalui pembiayaan LPDP Kemenkeu
 UGM (Fakultas Teknologi Pertanian) telah bekerja sama dengan PT. Niramas Utama untuk aplikasi pada produk Jelly
 Universitas Brawijaya (Pusat Penelitian dan Pengembangan Porang Indonesia) telah bekerjasama dengan PT. Suntory Garuda Beverage dengan mengirimkan sampel Glukomanan
untuk diujikan pada produk minuman.
3. Dari seluruh Balai Riset di bawah Kemenperin, hanya BBIA yang telah melakukan riset mengenai Porang namun riset terakhir dilakukan pada tahun 1999/2000 untuk
pembuatan tepung glukomanan dan analisis kandungan glukomanannya
4. Umbi Porang mengandung Kalsium Oksalat apabila tidak diolah dengan benar akan berbahaya bagi kesehatan.

Riset Pengolahan Porang di Negara Lain :


5. Jepang
 Negara paling maju dalam hal pengembangan produk olahan Porang.
 Sudah mengembangkan Tepung Glukomanan/Konjac Powder dari tahun 1776.
 Pusat Penelitian Porang di Gunma Perfecture (terintegrasi dari pertanian porang sampai dengan pengolahan).
 Telah dihasilkan ratusan produk turunan Porang (makanan, minuman, kosmetika dan obat)
6. Cina
 Riset mengenai budidaya Porang dan pengolahannya baru dimulai tahun 1985.
 Kegiatan riset masih sebatas produk makanan yang diolah dari Porang.
 Beberapa Universitas telah memiliki institusi riset Porang seperti Southwest Agricultural University, Huazhong Agricultural University, Yichang Academy of Agricultural
Sciences,
Enshi Academy of Agricultural Sciences.
Penguatan Litbang Tepung Glukomanan dan SDM di Indonesia Penguatan SDM Industri Tepung Glukomanan
1. Mendorong industri permesinan melakukan litbang untuk mengembangkan mesin 1. Memberikan bimbingan kepada SDM industri agar memiliki kompetensi untuk
dan peralatan produksi tepung glukomanan memproduksi Chip Porang sesuai dengan standar Ekspor, seperti Bimtek HACCP,
2. Mendorong perluasan kerja sama/ kolaborasi dengan pihak Perguruan Tinggi dan Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB), dll.
balai penelitian mengenai sifat dan properti tepung glukomanan 2. Menyiapkan SDM kompetensi untuk dapat memproduksi Tepung Glukomanan
3. Mendorong industri pengguna dalam melakukan riset aplikasi tepung dengan kadar >75% dan 90%
glukomanan 3. Mengembangkan Kemampuan SDM Industri pengguna untuk dapat melakukan
melalui fasilitas Super Deduction Tax pengembangan produk-produk potensial yang menggunakan tepung glukomanan
4. Menumbuhkan pusat penelitian Porang di Universitas lainnya seperti Universitas 4. Menyelenggarakan beasiswa dengan studi SDM Industri secara tematik
Ma Chung di Malang yang memiliki pusat penelitian Photosynthetic Pigments.
DAFTAR INDUSTRI PENGOLAHAN PORANG
No Keterangan Chip Tepung Kapasitas Produksi No Keterangan Chip Tepung Kapasitas Produksi
Porang Glukomanan Porang Glukomanan

>75% >90% >75% >90%

1 Ambico V V 500 ton/tahun tepung 11 PT. Prima Agung V V 360 ton/tahun chip porang
glukomanan Sejahtera dan 215 ton/tahun tepung
porang
2 Asia Prima Konjac V V 2.800 ton/tahun chip porang
dan akan 1.200 ton/tahun
tepung glukomanan 12 PT Tridanawa V 60 ton/tahun chip porang
Perkasa Indonesia

3 Rajawali Penta Nusantara V 670 ton/tahun chip porang 13 CV Wikonjac V 12 ton/tahun tepung
glukomanan

14 CV Jia Li V 45 ton/tahun chip porang


4 CV Sanindo Putra V 480 ton/tahun tepung
glukomanan
15 CV. Agro Alam Raya V N/A
5 PT. Hayumi Agro V 485 ton/tahun tepung
Indonesia glukomanan
16 CV. Porang Center V N/A
Indonesia
6 PT. Banshang Technology V V 7.000 ton/tahun chip porang
Jawa Timur dan akan produksi 5.400 17 New Star Konjac V 30 ton/tahun
tepung glukomanan/tahun Nusantara
18 PT. Jagat Raya Trader
7 PT. Siligati V 3.500 ton/tahun Indonesia
8 PT. Paidi Indo Porang V N/A 19 PT. Anugrah Budidaya
Porangkaya
9 Serayu Agro Proccesing V N/A Indonesia
(SAP)
20 Pabrik Penepungan N/A
Porang
10 PT. Algalindo Perdana V
PRODUKSI PORANG DUNIA
PERKEMBANGAN LAHAN DAN PRODUKSI PORANG CHINA PERKEMBANGAN LAHAN DAN PRODUKSI PORANG JEPANG
200.000 177.623
14.000
4.500.000 4.000.000 250.000
180.000
4.000.000 3.529.693
3.393.936
3.263.400
160.000
3.500.000 3.130.200 200.000 11.000
2.997.000 140.000
2.863.800 200.000 11.000
3.000.000 2.664.000
2.464.200 120.000
150.000
2.500.000
2.264.400 169.697176.485
156.510163.170 100.000 8.000
1.864.800 149.850
2.000.000 1.665.000 133.200143.190 61.700
1.518.480 80.000 65.720
60.472 64.267 59.261 62.975 61.683 60.392 59.100
1.358.640 123.210 100.000
113.220 60.000
1.500.000
93.240 5.000
1.000.000 83.250 40.000
67.932 75.924 50.000
500.000 20.000 3.821 4.070 3.980 3.900 3.820
3.745 3.670 3.740 3.660
- -
- 2.000
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 1970 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Produksi Porang Luas Produksi Porang Luas Tanam


Tanam

China : Jepang :
Kondisi Existing: Jepang :
• Luas Lahan penanaman porang • Luas Lahan penanaman porang Potensi:
• produk olahan konjac : 14.271 Ton (2,2 Milyar Yen)
meningkat 194% dibandingkan tahun menurun 66% dibandingkan tahun 1970
• Tepung Glukomanan : 48,6 Ton
2008 menjadi 200.000 Hektar dengan menjadi 3.660 Hektar dengan produksi
• Umbi Porang : 198 Ton
produksi umbi 4.000.000 Ton umbi
• Kebutuhan Tepung Glukomanan 59.100 Ton Thailand
(kadar • Kebutuhan Tepung Glukomanan halus • 7.000 Ton tepung glukomanan permintaan kepada
>90%) sebesar 15.000 Ton/tahun yang sebesar 5.094 Ton/tahun yang Thailand yang tidak dapat dipenuhi atau setara
dipenuhi dari dalam negeri sebesar diproduksi dari dalam negeri sebesar 14.000 Ton Chips
12.000 Ton dan dari impor 3.000 Ton 5.204 Ton dan dari impor 48,6 Ton
KEBUTUHAN TEPUNG GLUKOMANAN
Isu:
- Oversupply produksi porang di China (luas lahan 200.000 hektar Solusi:
20000 - Pengembangan Produk Porang Indonesia untuk memenuhi Standar
atau setara 4.000.000 ton umbi porang)
15000 Produk Jepang dan China
- Penutupan Ekspor Chip Porang Ke China sejak 1 Juni 2021 - Kerja Sama Perdagangan Internasional antara Indonesia dengan Jepang,
10000

5000
- Penutupan ekspor Chip Porang ke ASEAN sejak 15 Agustus 2021 China, Thailand untuk membuka Pasar Ekspor Chip Porang dan Tepung
0
- Kuota Ekspor Tepung Glukomanan ke Jepang sebesar 20 ton per Glukomanan
Indonesia
Jepang
China
tahun (Jepang kerjasama dengan Myanmar) dan pengenaan pajak - Pengembangan Industri Dalam Negeri Produk Olahan Konjac seperti
Pemenuhan Dalam Negeri
Pemenuhan Impor
2.796 – 3.289 yen/Kg Beras dan Mi Shirataki serta Konyaku untuk mengisi permintaan Jepang
ROADMAP PENGEMBANGAN PORANG KEMENTERIAN PERTANIAN
Uraian Tahun Keterangan:
1. Luas Tanaman 2020 dan 2021 angka realisasi
2020 2021 2022 2023 2024
2. Luas Panen adalah 95% dari luas tanam 2 tahun
Luas Tanam (Ha) 19.950 47.641 60.000 80.000 100.000 sebelumnya
3. Produksi basah10 ton/ha. Produksi kering15%
Kebutuhan bibit bulbil (Ton) 2.000 5.000 6.000 8.000 10.000
dariproduksi basah
Luas Panen (95%) (ha) 14.200 17.700 19.500 47.000 60.000 4. Kebutuhan Benih 20.000 katak (100 kg/ha)
5. Pasar DalamNegeri 10%
Produksi Basah (Ton) 142.000 265.500 390.000 470.000 600.000
6. Eksport dalam bentuk Chips kering, dll
Produksi Kering (Chips) (Ton) 22.720 42.480 62.400 75.200 96.000 7. Produk turunan akhir 21 jenis
8. Eksport ke16 Negara Terbesar China (Total
Target Ekspor Chips Kering, dll (Ton) 20.476 40.240 60.150 70.312 92.755
nilai
2020 = 923,6 M)

Anda mungkin juga menyukai