Anda di halaman 1dari 29

DEFINISI

Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan


untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia seperti
epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar,
atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau
memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara
tubuh pada kondisi baik.
BAHAN ALAM ADALAH
SEMUA BAHAN ATAU
RAMUAN BAHAN YANG
BERASAL DARI ALAM
DAN DIAMBIL SECARA
ALAMIAH
PENGEMBANGAN KOSMETIKA BAHAN ALAM

BAHAN ALAM INDONESIA


MELIMPAH

MENDUKUNG KELESTARIAN
LINGKUNGAN

MENDUKUNG PEREKONOMIAN
PERTUMBUHAN SARANA
INDUSTRI KOSMETIKA
(2015-OKTOBER 2021)
PENGEMBANGAN PRODUK HERBAL

Place Your Picture Here And Send To Back Place Your Picture Here And Send To Back Place Your Picture Here And Send To Back

DAUN SEGAR
BAGIAN TANAMAN PEMBUATAN
SERBUK EKSTRAKSI, DESTILASI
KERING
- PRODUK JADI OBAT
HERBAL
- PRODUK JADI
KOSMETIK HERBAL
CONTOH PRODUK KOSMETIK BAHAN ALAM
Pendahuluan Bahan dan Alat Responden Prosedur Hasil

BAF
KOSMETIK
Pengembangan Sediaan Krim Pencerah Kulit dari Kombinasi Ekstrak
Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) dan Ekstrak Biji
Kacang Kedelai (Glycine Max (L.) Merill)
Leni Nurlinayanti, Anny Victor Purba, dan Ratna Djamil Jurusan Kosmetika Bahan Alam, Pasca Sarjana, Fakultas Farmasi,
Universitas Pancasila
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 47, No. 1, Maret 2019: 53 - 64

KELOMPOK 2 FARMASI E

Elni Suci Ayu Lestari 2004010011


Asri Nurlela Sari 2004010016
Sutrismawati Lingga Dewi 2004010075
Wini Irawati 2004010079
Apin 2104010122
Nia 1904010139
01
Pendahuluan Bahan dan Alat Responden Prosedur Hasil

PENDAHULUAN
Curcuma xanthorrhiza

Glycine max (L.) merill

02
Pendahuluan Bahan dan Alat Responden Prosedur Hasil

• Rimpang temulawak
• Etanol 96%
• Glycerin
• Asam stearate
BAHAN • Trietanolamin
• Cethyl alcohol

ALAT DAN BAHAN •



Methyl paraben
Aquades.

ALAT • Timbangan digital tipe KERN GS


• Stirrer tipe IKA-WERK
• Rotary Evaporator tipe Buchi RE 111 Heynau
• Dermalab tipe cortex

05
Pendahuluan Bahan dan Alat Responden Prosedur Hasil

• 4 orang responden
• berjenis kelamin perempuan
• berusia 25 – 35 tahun

RESPONDEN
• 3 ekor kelinci
• waktu percobaan selama 72 jam.
• fisik yang sehat
• tidak terdapat luka
• berat 2 kilogram

06
Pendahuluan Bahan dan Alat Responden Prosedur Hasil

Determinasi tanaman
Uji karakteristik simplisia
Temulawak
• di panen pada umur 12 bulan
• simplisia basah ditimbang sebanyak 8,5 kg lalu cuci dengan air mengalir
• dirajang

PROSEDUR • dijemur selama 4 hari


• Timbang simplisia kering 4,2 kg
PENELITIAN • haluskan dengan blender menghasilkan serbuk seberat 1,3 kg
Kacang Kedelai
• dipanen umur 90 hari
• timbang berat simplisia basah, sebanyak 2 kg lalu cuci dengan air mengalir
• dijemur selama 4 hari
• Timbang simplisia kering 1,6 kg
• haluskan dengan blender menghasilkan serbuk sebesar 1 kg.

03
Pendahuluan Bahan dan Alat Responden Prosedur Hasil

Pembuatan ekstrak rimpang temulawak dan ekstrak biji kacang kedelai


• Pembuatan ekstrak dilakukan secara maserasi dengan pelarut etanol 96%
• Timbang 1,3 kg serbuk rimpang temulawak dan 1 kg serbuk biji kacang kedelai
• Masing-masing dimasukkan ke dalam wadah stainless steel lalu tambahkan pelarut
etanol 96% dengan perbandingan 5:1 (5 liter etanol 96% : 1 kg serbuk simplisia)
sampai simplisia terendam sambil diaduk - aduk tiap 3 jam

PROSEDUR • Diamkan selama 24 jam.


• Saring dengan kertas saring hihatman no 40
PENELITIAN • Hasil saringan baru dimasukkan kedalam labu gelas evaporator
• Kentalkan maserat dengan alat rotary evaporator pada suhu 400 C
• Lakukan maserasi sebanyak 1 kali sampai ampas serbuk kacang kedelai berwarna putih
susu dan ampas serbuk rimpang temulawak berwarna kuning kecoklatan.
• Nilai rendemen dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Nilai Rendemen =

03
Pendahuluan Bahan dan Alat Responden Prosedur Hasil

Pemeriksaan ekstrak rimpang temulawak dan biji kacang kedelai


• Karasteristik spesifik, yaitu pengamatan organoleptis, uji – uji fitokimia seperti uji
flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, steroid, trierpenoid, fenolik dan glikosida.
• Karasteristik non spesifik, yaitu meliputi parameter uji kadar air, kadar abu total, kadar
abu tidak larut asam, sari larut air dan sari larut etanol.

PROSEDUR Formulasi sediaan krim dengan modifikasi


• Komposisi masing – masing formula dalam 100 mg
PENELITIAN

03
Pendahuluan Bahan dan Alat Responden Prosedur Hasil

CARA PEMBUATAN
KRIM PENCERAH
KULIT
Bahan – bahan ditimbang sesuai formula. Fase minyak diawali dengan melebur asam stearate, cethyl alcohol
secara berturut – turut dalam cawan penguap di atas penangas air hingga mencapai suhu 70C kemudian diaduk
hingga homogen sampai melebur sempurna. Lalu suhu diturunkan hingga 65C, dimasukkan trietanolamin dan
aquades kemudian aduk secara perlahan – lahan hingga homogen. Setelah itu dilakukan pendinginan hingga
suhu 30C - 35C.

Fase air dibuat dengan cara melarutkan glycerin dan aquades kemudian dipanaskan hingga suhu
80C dalam wadah yang berbeda. Lalu dilakukan pengadukan dan pendinginan hingga suhu
35C.

Krim dibuat dengan cara fase minyak dicampurkan kedalam fase air sambil diaduk dengan homogenizer
kemudian dimasukkan methyl paraben sampai terbentuk massa krim. Setelah itu dimasukkan ekstrak yang telah
digerus dengan basis krim sambil terus dilakukan pengadukan sampai terbentuk krim yang halus.

Genapkan massa dengan aquades, Setelah dingin krim dimasukkan ke dalam pot krim

04
Pendahuluan Bahan dan Alat Responden Prosedur Hasil

UJI STABILITAS KRIM


• Pengamatan organoleptis
• Pengukuran pH
• Pengamatan Homogenitas

UJI IRITASI KULIT PADA KELINCI

03
Pendahuluan Bahan dan Alat Responden Prosedur Hasil

Hasil Pemeriksaan Ekstrak Rimpang Temulawak dan Biji Kacang


Kedelai

Hasil Karasteristik Spesifik Skrining Fitokimia Hasil Karasteristik Non Spesifik

07 HASIL DAN PEMBAHASAN


Pendahuluan Bahan dan Alat Responden Prosedur Hasil

setelah pemakaian sediaan krim selama 6 jam,


KECERAHAN
maka tampak perbedaan untuk keempat krim
KULIT
tersebut, dimana skor L* (kecerahan kulit) pada

PEMBAHASAN krim F4 lebih besar untuk % pemulihannya


setelah dilakukannya pemakaian krim (T1).

• Uji stabilitas yang dilakukan selama 4


UJI STABILITAS DIPERCEPAT
minggu, menunjukkan bahwa semua formula
menunjukkan homogenitas yang baik.
• Hasil pemeriksaan pH untuk formula krim
F1, F2, F3 dan F4 maupun basis krim tetap
stabil hingga hari ke-30 yaitu berada pada
kisaran pH 4,5 – 5,0.

Nilai indeks iritasi yaitu 0 menunjukkan tidak


UJI IRITASI PADA
mengiritasi sehingga hasil ini tidak
KULIT KELINCI
membahayakan

09
Pendahuluan Bahan dan Alat Responden Prosedur Hasil

Semakin tinggi konsentrasi ekstrak rimpang temulawak dan ekstrak biji kacang kedelai semakin
tinggi efektivitas pencerah kulitnya. Krim kombinasi ekstrak rimpang temulawak 10% dan ekstrak
biji kacang kedelai 15% memperlihatkan nilai yang lebih tinggi dalam hal mencerahkan kulit
dibandingkan dengan ketiga formulasi krim lainnya dengan menunjukkan perubahan kondisi kulit
menjadi cerah meningkat (persen pemulihan 79,17%) sehingga dapat disimpulkan krim kombinasi
yang opti mal tersebut aman terhadap kulit serta dapat berfungsi sebagai pencerah kulit

KESIMPULAN

08
Pendahuluan Bahan dan Alat Responden Prosedur Hasil

10
BUDAYA WARISAN
LELUHUR

SUKU MELAYU

PEMANFAATAN
KEKAYAAN ALAM
RESPON WAWANCARA
DEN
JUMLAH 24
ORANG

17 JENIS TUMBUHAN
DARI 17 FAMILI
BAGIAN TUMBUHAN BANYAK DIGUNAKAN

01 02 03

DAUN (57,93%) BUAH (34,92%) RIMPANG (7,14%)


HASIL
PENELITIAN
PEWARNA KUKU
TUMBUHAN PACAR KUKU (L. inermis)

PENYUBUR RAMBUT
BUAH KEMIRI ((Aleurites moluccana)

PERAWATAN WAJAH
LEGUNDI ( V. trifolia )

PEWANGI BADAN
KENANGA ( C. odorata )
01
KESIMPULAN BAGIAN TUMBUHAN YANG BANYAK
DIMANFAATKAN SUKU MELAYU SEBAGAI
KOSMETIK ADALAH DAUN

02
BERDASARKAN NILAI RKI, PERAWATAN
KUKU MENJADI KATEGORI PERTAMA
PEMANFAATAN KOSMETIK DARI BAHAN
TERDAPAT PERBEDAAN ALAM DENGAN PEMAKAIAN UTAMA
TUMBUHAN PACAR KUKU
INFORMASI / PENGETAHUAN
TENTANG PEMANFAATAN
TUMBUHAN UNTUK BAHAN
KOSMETIKA TERGANTUNG DARI
PENGALAMANNYA 03
TUMBUHAN TEMULAWAK MENJADI
TUMBUHAN PALING BANYAK DITEMUI DI
PEKARANGAN SUKU MELAYU
Place Your Picture Here And Send To Back
Pepaya (Carica ENZIM PAPAIN &
papaya L) ALKALOID ANTIBAKTERI
KARFAIAN

Kopi (coffe)

Menghambat
Jahe (zingeberis
FLAVONOID pertumbuhan
officinale) & mikroba
FENOL penyebab bau
kaki

Kulit buah naga


merah
(Hylocereus
polyrhizus
Britton & Rose)
SEDIAAN FOOT CARE :

1. Foot lotion
2. Foot sanitizer spray
3. Foot scrub

4 bahan alam yang memiliki khasiat sebagai foot


care. Namun dari ketiga sediaan, tumbuhan
pepaya dengan foot lulur scrub dikatakan paling
efektif digunakan karena memiliki banyak
kelebihan dibandingkan sediaan lain dan mampu
mengelupas sel kulit mati secara fisik
DAFTAR PUSTAKA
https://istanaumkm.pom.go.id/kosmetik/kosmetika-dengan-bahan-alam

Usia, Tepy. (2019). Regulasi dan Pengembangan Kosmetika di


Indonesia. BPOM RI.

Leni Nurlinayanti, dkk. (2019). Pengembangan Sediaan Krim Pencerah Kulit dari Kombinasi Ekstrak Rimpang Temulawak
(Curcuma Xanthorrhiza Roxb) dan Ekstrak Biji Kacang Kedelai (Glycine Max (L.) Merill). Jurusan Kosmetika Bahan Alam,
Pasca Sarjana, Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 47, No. 1, Maret 2019: 53 - 64

Setyawan, Wahyu.dkk (2016). Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Bahan


Kosmetika Oleh Suku Melayu di Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten
Mempawah. Protobiont Vol.5 (2) : 45-52.

Handayani, Retty, dkk. (2021). Formulasi Sediaan Foot


Care dari Bahan Alam. Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10 (2)
2021 , pages 21-26.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai