Anda di halaman 1dari 54

KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA DALAM
PEKERJAAN PADA KETINGGIAN
(PERMENAKER NO. 09/MEN/III/2016)

KEMENTRIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
AGENDA
I. LATAR BELAKANG
II. SISTEMATIKA
III. PENGERTIAN
IV. RUANG LINGKUP
V. POKOK PENGATURAN
I. LATAR BELAKANG
 Kasus kecelakaan kerja jatuh dari ketinggian
mencapai lebih dari 30% kecelakaan fatal;
 Pasal 2 ayat (2) huruf i dan Pasal 3 ayat (1) huruf a
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja;
 Pengaturan mengenai pekerjaan pada ketinggian
belum komprehensif dan sektoral
II. SISTEMATIKA
 10 BAB
 45 PASAL
 LAMPIRAN
III. PENGERTIAN
 Bekerja Pada Ketinggian adalah kegiatan atau
aktifitas pekerjaan yang dilakukan oleh Tenaga
Kerja pada Tempat Kerja di permukaan tanah atau
perairan yang terdapat perbedaan ketinggian dan
memiliki potensi jatuh yang menyebabkan Tenaga
Kerja atau orang lain yang berada di Tempat Kerja
cedera atau meninggal dunia atau menyebabkan
kerusakan harta benda.
III. PENGERTIAN
 Lantai Kerja Tetap adalah semua permukaan yang
dibangun atau tersedia untuk digunakan secara
berulang kali dalam durasi yang lama.
 Lantai Kerja Sementara adalah semua permukaan
yang dibangun atau tersedia untuk digunakan
dalam durasi yang tidak lama, terbatas pada jenis
pekerjaan tertentu atau ada kemungkinan runtuh.
PENGERTIAN
 Perangkat Pelindung Jatuh adalah suatu rangkaian
peralatan untuk melindungi tenaga kerja,orang lain
yang berada ditempat kerja dan harta benda ketika
bekerja pada ketinggian agar terhindar dari
kecelakaan dan kerugian finansial.

 Perangkat Pencegah jatuh adalah suatu rangkaian


peralatan untuk mencegah tenaga kerja memasuki
wilayah berpotensi jatuh agar terhindar dari
kecelakaan dan kerugian finansial
PENGERTIAN
 Perangkat Penahan Jatuh adalah suatu rangkaian
peraltan untk mengurangi dampak jatuh tenaga
kerja agar tidak cidera/meninggl

 Angkur adalah tempat penambatan perangkat


pelindung jatuh yang terdiri atas satu titik tambat
atau lebih yang ada di alam,struktur bangunan atau
sengaja rekayasa tehnik pada waktu atau pasca
pembangunan gedung
CONTOH LANTAI KERJA TETAP
CONTOH LANTAI KERJA
SEMENTARA
CONTOH ANGKUR
IV. RUANG LINGKUP
 Perencanaan;
 Prosedur kerja;
 Teknik bekerja aman;
 APD, Perangkat Pelindung Jatuh, dan Angkur; dan
 Tenaga Kerja.
V. POKOK PENGATURAN
YA TIDA
K
BEKERJA PADA
BEKERJA WAJIB
KETINGGIAN
1. APAKAH TERDAPAT APAKAH DAPAT 1. MEMBUAT
PERBEDAAN KETINGGIAN DILAKUKAN PADA PERENCANAAN
DARI PERMUKAAN TANAH LANTAI DASAR ? 2. MENYUSUN PROSEDUR
ATAU PERAIRAN ? KERJA
2. APAKAH ADA POTENSI 3. MELAKUKAN TEKNIK
JATUH ORANG ATAU BEKERJA AMAN
BENDA ? 4. MENYEDIAKAN APD,
3. APAKAH MENGAKIBATKAN PERANGKAT PELINDUNG
CEDERA, KEMATIAN ATAU YA JATUH DAN ANGKUR
KERUGIAN HARTA BENDA ? 5. MEMPEKERJAKAN
TENAGA KERJA YANG
KOMPETEN DAN
BERWENANG

TIDAK WAJIB
Contoh bekerja pada ketinggian
V. POKOK PENGATURAN
A. PERENCANAAN
1. Perencanaan Pekerjaan dan Pengawasan (Ps. 4)
2. Penilaian Risiko dan Hirarki Pengendalian (Pasal 5)
B. PROSEDUR KERJA
1. Prosedur Tertulis (Ps. 6 Ayat 1)
2. Prosedur meliputi (Ps. 6 Ayat 2)
• teknik dan cara perlindungan jatuh;
• cara pengelolaan peralatan;
• teknik dan cara melakukan pengawasan pekerjaan;
• pengamanan Tempat Kerja; dan
• kesiapsiagaan dan tanggap darurat.
3. Daerah Berbahaya (Ps. 7)
4. Benda Jatuh (Ps. 8)
5. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat (Ps. 9)
C. TEKNIK BEKERJA AMAN (Ps. 10)

Lantai Kerja Tetap Lantai Kerja Sementara Pada Struktur Pada Posisi Miring Akses Tali
(Ps. 11) (Ps. 12) (Ps. 17 - 18) (Ps. 19) (Ps. 20)
• Dinding, Tembok, Pagar penahan jatuh : Alam Penahan Jatuh Perorangan Alat Pemosisi Kerja • Tali Kerja
• Tersedia akses yang aman -retrachtable (Ps. 16) Vertikal •Tali Keselamatan
dan ergonomis layard. • Angkur
Penahan Jatuh Perorangan
• Tali Pembatas Gerak -double lnyard • Sabuk Tubuh
Horizontal
• Jaring atau Bantalan
Permukaan Alat Penahan Jatuh
Rapuh, Perorangan tali Ganda
Perancah , dengan Peredam Kejut
Tangga
Penahan Jatuh Terpandu
(Ps. 13,14 dan
(lead climbing )
15)
Penahan Jatuh Tarik Ulur
Otomatis
Contoh metode pencegahan jatuh

guardrails guardrails

Air bags net


 Personal Protection

 Work Restraints Fall Arester


 Pasung Redam
Contoh metode pencegahan jatuh
 Contoh retractable lanyard
CONTOH METODE AKSES TALI (Rope
Access )
V. POKOK PENGATURAN
D. ALAT PELINDUNG DIRI, PERANGKAT PELINDUNG JATUH DAN ANGKUR

APD Perangkat Pelindung Jatuh Angkur


(Ps. 21) (Ps. 22) (Ps. 28)
Perangkat Pencegah Jatuh Perangkat Penahan Jatuh
(Ps. 23) (Ps. 26 dan 27)
Kolektif Perorangan Kolektif Perorangan
(Ps. 24) (Ps. 25) (Ps. 26) (ps. 27)
Tinggi dinding, tembok, Sabuk tubuh (full body Jaring atau Tali kernmantle Permanen /
pagar pembatas min 950 harness) bantalan yang dengan elastisitas Tidak
mm terpasang pada min 5% permanen
angkur yang aman
Mampu menahan beban Tali pembatas gerak Mampu menahan Mampu menahan Mampu
min 0,9 kN (work restrain) beban min 15 kN beban min 15 kN menahan
beban min 15
kN
Celah pagar vertikal mak Jarak jatuh maks Pemeriksaan
470 mm 1,2 m dan Pengujian
(Ps. 29)
Lantai pengaman Panjang maks 1,8
m
Pengunci otomatis
maks 0,6 m
4. PEMILIHAN, PEMERIKSAAN, DAN PEMAKAIAN PERALATAN AKSES
TALI YANG SESUAI

Fungsi –fungsi tiap titik hubung pada sabuk tubuh :

a. Titik hubung yang terletak pada bagian dada (sternal )

dan punggung (dorsal) adalah sebagai titik hubung


untuk pemasangan alat penahah jatuh (fall arrester).
b. Titik hubung yang terletak pada sisi pinggang bagian
kanan dan kiri (lateral) adalah sebagai titik hubung
pemasangan alat pemosisi kerja (work positioning
kedua titik ini digunakan secara berpasangan.
c. Titik hubung yang terletak pada bagian pusar (ventral)
adalah sebagai titik hubung untuk pemasangan alat
naik serta turun pada tali dan pemasangan tali pengait
sebagai alat bantu

MATERI PEMBINAAN TENAGA KERJA PADA KETINGGIAN. TINGKAT 1 34


Menggunakan safety waist Menggunakan full body harness
belt
POKOK PENGATURAN
E. TENAGA KERJA
Wajib memiliki kompetensi dan kewenangan (Ps. 31 – Ps. 35)
TENAGA KERJA TENAGA KERJA TENAGA KERJA TENAGA KERJA TENAGA KERJA PADA
BANGUNAN BANGUNAN PADA PADA KETINGGIAN KETINGGIAN DGN
TINGGI DGN TINGGI DGN KETINGGIAN DGN DGN METODA AKSES METODA AKSES TALI
METODA METODA METODA AKSES TALI TINGKAT 2 TINGKAT 3
PENCEGAHAN PENCEGAHAN TALI TINGKAT 1
JATUH TK 1 JATUH TK 2
(Ps. 36) (Ps. 37)
bekerja pada Lantai bekerja pada Lantai bekerja dan berwenang bekerja pada Lantai Kerja Tetap, Lantai Kerja Sementara,
Kerja Tetap dan/atau Kerja Tetap dan/atau bergerak menuju dan meninggalkan Lantai Kerja Tetap atau Lantai Kerja Sementara
pada Lantai Kerja Lantai Kerja secara horizontal atau vertikal pada struktur bangunan, bekerja pada posisi atau
Sementara Sementara tempat kerja miring, akses tali dan/atau menaikkan dan menurunkan barang dengan
sistim katrol atau dengan bantuan tenaga mesin
bergerak menuju dan serta bekerja atau •membuat Angkur di •membuat Angkur secara •menyusun perencanaan sistim
meninggalkan Lantai bergerak menuju dan bawah pengawasan mandiri; keselamatan Bekerja Pada
Kerja Tetap atau meninggalkan lantai Tenaga Kerja pada •mengawasi Tenaga Ketinggian;
Lantai Kerja kerja tetap atau ketinggian tingkat 2 Kerja pada ketinggian •melakukan pemeriksaan
Sementara dengan sementara secara (dua) dan/atau tingkat 1 (satu) dalam Angkur untuk keperluan
menggunakan tangga horizontal atau Tenaga Kerja pada pembuatan Angkur; internal;
vertikal pada struktur ketinggian tingkat 3 •mengawasi Tenaga •mengawasi Tenaga Kerja pada
bangunan atau (tiga); dan Kerja pada ketinggian ketinggian tingkat 2 (dua)
dengan posisi atau •melakukan upaya tingkat 1 (satu); dan dan/atau Tenaga Kerja pada
tempat kerja miring. pertolongan diri •melakukan upaya ketinggian tingkat 1 (satu); dan
sendiri pertolongan dalam •melakukan upaya pertolongan
keadaan darurat pada dalam keadaan darurat pada
ketinggian untuk tim ketinggian.
kerja.
V. POKOK PENGATURAN
PENGAWASAN
Ps. 39 
Pengawasan terhadap ditaatinya Peraturan Menteri
ini dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Ps. 40 
Pengawas Ketenagakerjaan dapat menghentikan
sementara kegiatan sampai dipenuhinya syarat-
syarat K3 oleh Pengusaha dan/atau Pengurus.
V. POKOK PENGATURAN
SANKSI
Ps. 41 
Pengusaha dan/atau Pengurus yang tidak
memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri ini
dikenakan sanksi sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan.
LAMPIRAN –
PEDOMAN PEMBINAAN
Tenaga Kerja pada ketinggian terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu
 Tenaga Kerja bangunan tinggi;
 Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 1 (satu); dan
 Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 2 (dua)
yang memiliki kualifikasi untuk Bekerja Pada Ketinggian dengan menggunakan
metode pencegahan jatuh/fall protection.
 Tenaga Kerja pada ketinggian;
 Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 1 (satu),
 Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 2 (dua), dan
 Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 3 (tiga)
yang memiliki kualifikasi untuk Bekerja Pada Ketinggian dengan menggunakan
metode pencegahan jatuh/fall protection dan akses tali/rope access.
LAMPIRAN –
PEDOMAN PEMBINAAN
Persyaratan Tenaga Kerja Bangunan Tinggi Dengan Metode Pencegahan
Jatuh
1. Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 1 (satu):
 mampu membaca, tulis, dan matematika sederhana;
 sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki kekurangan fungsi tubuh yang dapat
menyebabkan bahaya saat bekerja di ketinggian; dan
 lulus evaluasi pembinaan K3 Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 1 (satu).
2. Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 2 (dua):
 minimum pendidikan SD atau sederajat;
 sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki kekurangan fungsi tubuh yang dapat
menyebabkan bahaya saat bekerja di ketinggian; dan
 lulus evaluasi pembinaan K3 Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 2 (satu).
LAMPIRAN –
PEDOMAN PEMBINAAN
Persyaratan Tenaga Kerja Pada Ketinggian Dengan Metode Akses Tali
1. Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 1 (satu):
 minimum pendidikan SD atau sederajat;
 sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki kekurangan fungsi tubuh yang dapat menyebabkan
bahaya saat bekerja di ketinggian; dan
 lulus evaluasi pembinaan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 1 (satu).
2. Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 2 (dua):
 minimum pendidikan SLTP atau sederajat;
 sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki kekurangan fungsi tubuh yang dapat menyebabkan
bahaya saat bekerja di ketinggian;
 memiliki sertifikat pelatihan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 1 (satu) dan lisensi kerja
yang masih berlaku;
 telah mempunyai pengalaman 500 jam kerja pada ketinggian tingkat 1 (satu) yang
dibuktikan dalam buku kerja; dan
 lulus evaluasi pembinaan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 2 (dua).
LAMPIRAN –
PEDOMAN PEMBINAAN
Persyaratan Tenaga Kerja Pada Ketinggian Dengan Metode Akses Tali
3. Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 3 (tiga):
 minimum pendidikan SLTA atau sederajat;
 sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki kekurangan fungsi tubuh yang dapat
menyebabkan bahaya saat bekerja di ketinggian;
 memiliki sertifikat pelatihan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 2 (dua) dan lisensi
kerja yang masih berlaku;
 telah mempunyai pengalaman 1000 jam kerja pada ketinggian tingkat 2 (dua) yang
dibuktikan dengan buku kerja;
 memiliki sertifikat pelatihan pertolongan pertama dengan lisensi keterampilannya
yang masih berlaku; dan
 lulus evaluasi pembinaan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 3 (tiga).
LAMPIRAN –
PEDOMAN PEMBINAAN
Persyaratan Tenaga Kerja Pada Ketinggian Dengan Metode Akses Tali
3. Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 3 (tiga):
 minimum pendidikan SLTA atau sederajat;
 sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki kekurangan fungsi tubuh yang dapat
menyebabkan bahaya saat bekerja di ketinggian;
 memiliki sertifikat pelatihan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 2 (dua) dan lisensi
kerja yang masih berlaku;
 telah mempunyai pengalaman 1000 jam kerja pada ketinggian tingkat 2 (dua) yang
dibuktikan dengan buku kerja;
 memiliki sertifikat pelatihan pertolongan pertama dengan lisensi keterampilannya
yang masih berlaku; dan
 lulus evaluasi pembinaan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 3 (tiga).
LAMPIRAN –
PEDOMAN PEMBINAAN
Kurikulum pembinaan K3 Bekerja Pada Ketinggian, meliputi:
 Kelompok materi dasar, yang disampaikan oleh tenaga pembina dari

Kementerian Ketenagakerjaan atau dinas yang menyelenggarakan


urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan;
 Kelompok materi inti dan penunjang, yang disampaikan oleh

Instruktur K3 Bekerja Pada Ketinggian yang terdaftar di Kementerian


Ketenagakerjaan atau dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang ketenagakerjaan dan asosiasi terkait;
 Evaluasi awal dan akhir pembinaan;

 Setiap 1 (satu) jam pelajaran setara dengan 45 (empat puluh lima)

menit.
Direktur Jenderal menerbitkan Sertifikat Pembinaan K3
dan Lisensi K3 yang berlaku selama 5 (lima) tahun.

Lisensi Tenaga Kerja pada ketinggian terdiri atas:


 Tenaga Kerja bangunan tinggi dengan metode pencegahan jatuh tingkat 1 (satu);
 Tenaga Kerja bangunan tinggi dengan metode pencegahan jatuh tingkat 2 (dua);
 Tenaga Kerja pada ketinggian dengan metode akses tali tingkat 1 (satu);
 Tenaga Kerja pada ketinggian dengan metode akses tali tingkat 2 (dua); dan
 Tenaga Kerja pada ketinggian dengan metode akses tali tingkat 3 (tiga).
LAMPIRAN –
PEDOMAN PEMBINAAN
Kurikulum Pembinaan Tenaga Kerja Bangunan Tinggi
Tenaga Kerja Bangunan Tinggi Tingkat 1 (satu) Tenaga Kerja Bangunan Tinggi Tingkat 2 (dua)
Jumlah
Jumlah No. Materi Pembinaan
No. Materi Pembinaan (JP)
(JP)
I. KELOMPOK DASAR 2

I. KELOMPOK DASAR 2 1. Peraturan Perundang-Undangan K3 dalam pekerjaan pada 1


II. ketinggian 1
1. Peraturan Perundang-Undangan K3 dalam 2
1. KELOMPOK INTI 1
II. pekerjaan pada ketinggian 2 2. Karakteristik Lantai Kerja Tetap dan Lantai Kerja Sementara 2

1. KELOMPOK INTI 1 3. Alat pencegah dan penahan jatuh kolektif serta alat pembatas 4
4. gerak 1
2. Karakteristik Lantai Kerja Tetap dan Lantai Kerja 1
5. Prinsip penerapan faktor jatuh 1
3. Sementara 1 6. Prosedur kerja aman pada ketinggian 2

III. Alat pencegah dan penahan jatuh kolektif serta 1 7. Teori dan praktek bergerak horizontal atau vertikal menggunakan 2
III. struktur bangunan 3
1. alat pembatas gerak
1. Teori dan praktek teknik bekerja aman pada struktur bangunan
IV. Prinsip Penerapan Faktor Jatuh IV. dan bekerja dengan posisi miring dan struktur miring

1. KELOMPOK PENUNJANG 1. Teori dan praktek teknik menaikkan dan menurunkan barang
2. dengan sistem katrol
2. Teori dan praktek penggunaan tangga
KELOMPOK PENUNJANG
EVALUASI Teori dan praktek upaya penyelamatan dalam keadaan darurat

Teori EVALUASI
Teori
Praktek
Praktek

Jumlah 10 Jumlah 20
Tenaga Kerja Pada Ketinggian Tingkat 1 (satu)

Jumlah
No. Materi Pembinaan
(JP)

I. KELOMPOK DASAR 2
1. Perundang-undangan K3 dalam pekerjaan pada ketinggian 1
II. KELOMPOK INTI 1
1. Identifikasi bahaya dalam kegiatan akses tali 1
2. Pengetahuan kondisi ketidaktahanan tergantung (suspension intolerance) 1
3. dan penanganannya 2
4. Penerapan prinsip-prinsip faktor jatuh (fall factor) dalam akses tali. 10
5. Pemilihan, pemeriksaan, dan pemakaian peralatan akses tali yang 3
6. sesuai 2
7. Simpul dan Angkur dasar 2
III. Teknik manuver pergerakan pada tali 5
1. Teknik pemanjatan pada struktur
IV. KELOMPOK PENUNJANG
1. Teknik penyelamatan diri sendiri dan korban menuju arah turun dengan
2. alat turun
EVALUASI
Evaluasi teori
Evaluasi praktek

Jumlah 30
Tenaga Kerja Pada Ketinggian Tingkat 2 (dua)

Jumlah
No. Materi Pembinaan
(JP)

I. KELOMPOK DASAR 3
1. Dasar-dasar K3 dan peraturan perundangan 12
II. yang terkait dengan bekerja di ketinggian. 10
1. KELOMPOK INTI 2
2. Teknik penyelamatan korban pada tali 1
3. Sistem jalur penambat (anchor line) tingkat 2
III. lanjutan 5
1 Teknik pemanjatan pada struktur tingkat
IV. lanjutan
1. KELOMPOK PENUNJANG
2. Penentuan “zona khusus terbatas” (exclusion
zone) dan perlindungan untuk pihak ketiga
EVALUASI
Evaluasi teori
Evaluasi praktek

Jumlah 35
Tenaga Kerja Pada Ketinggian Tingkat 3 (tiga)

No. Materi Pembinaan Jumlah (JP)

KELOMPOK DASAR
I.
Kebijakan K3 dan peraturan perundangan yang terkait 3
1.
dengan bekerja di ketinggian 1
2.
Pengenalan SMK3

II. KELOMPOK INTI 2


1. Merencanakan dan menerapkan sistem manajemen 2
2. peralatan akses tali 2
3. Pemilihan penambat (anchor) yang tepat. 15
4. Pemilihan metode untuk mengakses tempat kerja 2
III. Teknik penyelamatan korban pada tali tingkat lanjutan 3
1. KELOMPOK PENUNJANG 5
IV. Membuat dan menerapkan penilaian risiko (risk
1. assessment) di tempat kerja.
2. EVALUASI
Evaluasi teori
Evaluasi praktek

Jumlah 35
PERBUATAN PERBUATAN
YANG
TIDAK AMAN
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai