Anda di halaman 1dari 35

KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA DALAM
PEKERJAAN PADA KETINGGIAN
(PERMENAKER NO. 09/MEN/III/2016)

DIREKTORAT PENGAWASAN NORMA K3


DITJEN BINWASNAKER DAN K3

KEMENTRIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
AGENDA
I. LATAR BELAKANG
II. TUJUAN
III. SISTEMATIKA
IV. PENGERTIAN
V. RUANG LINGKUP
VI. POKOK PENGATURAN
VII. KETENTUAN PERALIHAN
I. LATAR BELAKANG
 Kasus kecelakaan kerja jatuh dari ketinggian
mencapai lebih dari 30% kecelakaan fatal;
 Pasal 2 ayat (2) huruf i dan Pasal 3 ayat (1) huruf a
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja;
 Pengaturan mengenai pekerjaan pada ketinggian
belum komprehensif dan sektoral
II. TUJUAN
Para peserta diharapkan:
Memahami hak dan kewajiban tenaga kerja dan

pengurus tempat kerja dalam pekerjaan pada


ketinggian yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan;
Memahami persyaratan teknis dalam pekerjaan pada

ketinggian yang diatur dalam peraturan perundang-


undangan.
III. SISTEMATIKA
 10 BAB
 45 PASAL
 LAMPIRAN
IV. PENGERTIAN
Bekerja Pada Ketinggian adalah kegiatan atau
aktifitas pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja
pada tempat kerja dengan 3 (tiga) ciri yaitu:
di permukaan tanah atau di perairan yang terdapat

perbedaan ketinggian, dan


memiliki potensi jatuh, dan

yang menyebabkan tenaga kerja atau orang lain

yang berada di tempat kerja cedera atau meninggal


dunia atau menyebabkan kerusakan harta benda.
IV. PENGERTIAN
 Lantai Kerja Tetap adalah semua permukaan yang
dibangun atau tersedia untuk digunakan secara
berulang kali dalam durasi yang lama.
 Lantai Kerja Sementara adalah semua permukaan
yang dibangun atau tersedia untuk digunakan
dalam durasi yang tidak lama, terbatas pada jenis
pekerjaan tertentu atau ada kemungkinan runtuh.
V. RUANG LINGKUP
 Perencanaan;
 Prosedur kerja;
 Teknik bekerja aman;
 APD, Perangkat Pelindung Jatuh, dan Angkur; dan
 Tenaga Kerja.
VI. POKOK PENGATURAN
YA TIDA
K
BEKERJA PADA KETINGGIAN
BEKERJA (Ps. 1) WAJIB (Ps. 3)
(Ps. 2)
1. APAKAH TERDAPAT APAKAH DAPAT 1. MEMBUAT
PERBEDAAN KETINGGIAN DILAKUKAN PADA PERENCANAAN
DARI PERMUKAAN TANAH LANTAI DASAR ? 2. MENYUSUN PROSEDUR
ATAU PERAIRAN ? (Ps. 5 ayat 2) KERJA
2. APAKAH ADA POTENSI 3. MELAKUKAN TEKNIK
JATUH ORANG ATAU BEKERJA AMAN
BENDA ? 4. MENYEDIAKAN APD,
3. APAKAH MENGAKIBATKAN PERANGKAT PELINDUNG
CEDERA, KEMATIAN ATAU YA JATUH DAN ANGKUR
KERUGIAN HARTA BENDA ? 5. MEMPEKERJAKAN
TENAGA KERJA YANG
KOMPETEN DAN
BERWENANG

TIDAK WAJIB
VI. POKOK PENGATURAN
A. PERENCANAAN
1. Perencanaan Pekerjaan dan Pengawasan (Ps. 4)

2. Penilaian Risiko dan Hirarki Pengendalian (Pasal 5)


• Wajib memperhatikan dan melaksanakan Penilaian Risiko;
• Lakukan pada lantai dasar (Eliminasi Risiko);
• Jalur aman (substitusi);
• Peralatan dan sarana untuk mencegah jatuh dan
(Pengendalian Teknis);
• Sistem Ijin Kerja (Pengendalian Administratif);
• Peralatan K3 untuk meminimalkan jarak jatuh (APD)
VI. POKOK PENGATURAN
B. PROSEDUR KERJA
1. Prosedur Tertulis (Ps. 6 Ayat 1)

2. Prosedur meliputi: (Ps. 6 Ayat 2)


• teknik dan cara perlindungan jatuh;
• cara pengelolaan peralatan;
• teknik dan cara melakukan pengawasan pekerjaan;
• pengamanan Tempat Kerja; dan
• kesiapsiagaan dan tanggap darurat.

3. Prosedur dipahami oleh Tenaga Kerja dan pihak lain yang terlibat
pekerjaan (Ps. 6 Ayat 3);
4. Daerah Berbahaya dan Denah daerah Bahaya, Waspada atau Aman (Ps. 7)

5. Benda Jatuh  berat maks peralatan kerja diluar APD 5 Kg (Ps. 8)

6. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat (Ps. 9)


VI. POKOK PENGATURAN
C. TEKNIK BEKERJA AMAN (Ps. 10)
Lantai Kerja Tetap Lantai Kerja Sementara Pada Struktur Pada Posisi Akses Tali
(Ps. 11) (Ps. 12) (Ps. 17 - 18) Miring (Ps. 20)
(Ps. 19)
• Dinding, Tembok, • Penahan Permuka Penahan Jatuh Alat Pemosisi • Tali Kerja
Pagar Jatuh Tarik an Perorangan Vertikal Kerja •Tali
• Tersedia akses Rapuh, Keselamatan
Ulur
yang aman dan Penahan Jatuh • 2 Angkur
Otomatis Perancah
ergonomis Perorangan • Sabuk Tubuh
• Tali • Alat , Tangga
Pembatas Horizontal
Gerak Penahan (Ps.
• Jaring atau Jatuh 13,14 Alat Penahan Jatuh
Bantalan dan 15) Perorangan tali Ganda
Perorangan
dengan Peredam
tali Ganda Alam
Kejut
dengan
Peredam
Penahan Jatuh
Kejut Terpandu
Penahan Jatuh Tarik
Ulur Otomatis
Kerja Di Ketinggian
Apa yang dimaksud dengan Suspension Trauma.

Suspension Trauma adalah trauma yang disebabkan oleh karena


pekerja terlalu lama dalam posisi tergantung yang disebabkan
oleh karena terjatuh dari ketinggian, trauma ini dapat
mengakibatkan korban tidak sadarkan diri atau meninggal dunia.
Hal ini disebabkan oleh karena aliran darah tersumbat disebabkan
karena pembuluh darah tertekan oleh harness. Ini mengakibatkan
suplai oksigen ke otak menjadi berkurang sehingga dapat
berakibat fatal. Waktu yang diperlukan agar pekerja dapat
diselamatkan dari cedera yang lebih serius atau dari kematian
adalah hanya sekitar 5 – 10 menit. Jadi diperlukan sebuah sistem
penyelamatan yang efektif yang dapat sesegera digunakan dalam
situasi kritis seperti itu sehingga pekerja dapat terselamatkan.
 
Kerja Di Ketinggian
VI. POKOK PENGATURAN
D. ALAT PELINDUNG DIRI, PERANGKAT PELINDUNG JATUH DAN ANGKUR

APD Perangkat Pelindung Jatuh Angkur


(Ps. 21) (Ps. 22) (Ps. 28)
Perangkat Pencegah Jatuh Perangkat Penahan Jatuh
(Ps. 23) (Ps. 26 dan 27)
Kolektif Perorangan Kolektif Perorangan
(Ps. 24) (Ps. 25) (Ps. 26) (ps. 27)
Permenaker Tinggi dinding, Sabuk tubuh Jaring atau bantalan Mampu menahan beban jatuh min 15 kN Permanen /
08 /2010 tembok, pagar (full body yang terpasang pada Tidak
pembatas min harness) angkur yang aman permanen
950 mm
Mampu menahan Tali pembatas Mampu menahan Perangkat vertikal harus mempunyai alat Mampu
beban min 0,9 kN gerak (work beban min 15 kN pengunci otomatis yang membatasi gerak menahan
restrain) jatuh mak 1,2 meter beban min
15 kN
Celah pagar Perangkat horizontal harus mempunyai Pemeriksaan
vertikal mak 470 alat pengunci otomatis dan
mm Pengujian
(Ps. 29)
Lantai pengaman Perangkat tali ganda dengan pengait
yang cukup dan harus mempunyai panjang mak 1,8 m
memadai dengan pengunci otomatis

Perangkat bergerak terpandu harus


menggunakan tali kernmantle dengan
elastisitas min 5%

Perangkat tarik ulur otomatis harus


mempunyai sistem pengunci otomatis
maks 0,6 m
Bagian ABC dari Personal
Fall Arrest System (Sistem/ Alat Penahan
Jatuh Perorangan) A Anchorage/ Anchorage
Connector (Tempat/ Konketor
Cantolan)
Anchorage (Tempat
Mencantol)
Bo

bun ice
dy

eny /Dev

Compatibility
g)
WePenaha

(Kesesuaian)
am
an s
ar/ n Bad

Me
Sup an)

at P
ng
/ Al
por

B Body Wear
(Pe ecti
kat
t (P

(Pakaian
g
ran
nn
aka

Pelindung Badan)
Co
ian
/

C Connecting Device (Peralatan


Penyambung)
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN ANGKUR
Ps. 29 ayat (1)
a. Riksa Uji Pertama;
b. Akte Riksa Uji;
c. Riksa Uji Berkala setiap 2 tahun
Ps. 29 ayat (2), (3), (4) 
Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis Lingkungan
Kerja; Pengawas Ketenagakerjaan Sp K3 Lainnya;
Ahli K3 pada PJK3 Riksa Uji
VI. POKOK PENGATURAN
E. TENAGA KERJA
Wajib memiliki kompetensi dan kewenangan (Ps. 31 – Ps. 35)
TENAGA KERJA TENAGA KERJA TENAGA KERJA TENAGA KERJA PADA TENAGA KERJA PADA
BANGUNAN TINGGI BANGUNAN TINGGI PADA KETINGGIAN KETINGGIAN DGN KETINGGIAN DGN METODA
DGN METODA DGN METODA DGN METODA METODA AKSES TALI AKSES TALI TINGKAT 3
PENCEGAHAN PENCEGAHAN AKSES TALI TINGKAT 2
JATUH TK 1 JATUH TK 2 TINGKAT 1
(Ps. 36) (Ps. 37)

bekerja pada Lantai bekerja pada Lantai bekerja dan berwenang bekerja pada Lantai Kerja Tetap, Lantai Kerja Sementara, bergerak
Kerja Tetap dan/atau Kerja Tetap dan/atau menuju dan meninggalkan Lantai Kerja Tetap atau Lantai Kerja Sementara secara horizontal
pada Lantai Kerja Lantai Kerja Sementara atau vertikal pada struktur bangunan, bekerja pada posisi atau tempat kerja miring, akses tali
Sementara dan/atau menaikkan dan menurunkan barang dengan sistim katrol atau dengan bantuan
tenaga mesin

bergerak menuju dan serta bekerja atau •membuat Angkur di •membuat Angkur secara •menyusun perencanaan sistim
meninggalkan Lantai bergerak menuju dan bawah pengawasan mandiri; keselamatan Bekerja Pada
Kerja Tetap atau Lantai meninggalkan lantai Tenaga Kerja pada •mengawasi Tenaga Kerja Ketinggian;
Kerja Sementara dengan kerja tetap atau ketinggian tingkat 2 pada ketinggian tingkat 1 •melakukan pemeriksaan Angkur
menggunakan tangga sementara secara (dua) dan/atau Tenaga (satu) dalam pembuatan untuk keperluan internal;
horizontal atau vertikal Kerja pada ketinggian Angkur; •mengawasi Tenaga Kerja pada
pada struktur bangunan tingkat 3 (tiga); dan •mengawasi Tenaga Kerja ketinggian tingkat 2 (dua)
atau dengan posisi atau •melakukan upaya pada ketinggian tingkat 1 dan/atau Tenaga Kerja pada
tempat kerja miring. pertolongan diri sendiri (satu); dan ketinggian tingkat 1 (satu); dan
•melakukan upaya •melakukan upaya pertolongan
pertolongan dalam keadaan dalam keadaan darurat pada
darurat pada ketinggian ketinggian.
untuk tim kerja.
VI. POKOK PENGATURAN
PENGAWASAN
Ps. 39 
Pengawasan terhadap ditaatinya Peraturan Menteri
ini dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Ps. 40 
Pengawas Ketenagakerjaan dapat menghentikan
sementara kegiatan sampai dipenuhinya syarat-
syarat K3 oleh Pengusaha dan/atau Pengurus.
VI. POKOK PENGATURAN
SANKSI
Ps. 41 
Pengusaha dan/atau Pengurus yang tidak
memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri ini
dikenakan sanksi sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan.
VII. KETENTUAN PERALIHAN
 Lisensi yang telah diterbitkan sebelum Permen ini tetap
berlaku sampai dengan habis masa berlakunya (Ps. 42
ayat 1)
 Teknisi Akses Tali Tk. 1, 2 dan 3  Tenaga Kerja
Pada Ketinggian Tk. 1, 2 dan 3 (Ps. 42 ayat 2);
 Peralihan Pembinaan Tenaga kerja ke SKKNI No Kep
325/XII/2011 selambat-lambatnya 2 tahun (Ps. 43);
 Sebelum pemberlakuan wajib SKKNI, Dirjen
menerbitkan sertifikat pembinaan (Ps. 43 ayat 2)
VIII. KETENTUAN PENUTUP
 Pencabutan Kepdirjen PPK No. Kep 45/XI/2008
tentang Pedoman K3 Bekerja Pada Ketinggian
Menggunakan Akses Tali (Rope Access)
LAMPIRAN – PEDOMAN PEMBINAAN

Tenaga Kerja pada ketinggian terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu


 Tenaga Kerja bangunan tinggi;
 Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 1 (satu); dan
 Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 2 (dua)
yang memiliki kualifikasi untuk Bekerja Pada Ketinggian dengan menggunakan
metode pencegahan jatuh/fall protection.
 Tenaga Kerja pada ketinggian;
 Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 1 (satu),
 Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 2 (dua), dan
 Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 3 (tiga)
yang memiliki kualifikasi untuk Bekerja Pada Ketinggian dengan menggunakan
metode pencegahan jatuh/fall protection dan akses tali/rope access.
LAMPIRAN – PEDOMAN PEMBINAAN

Persyaratan Tenaga Kerja Bangunan Tinggi Dengan Metode Pencegahan


Jatuh
1. Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 1 (satu):
 mampu membaca, tulis, dan matematika sederhana;
 sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki kekurangan fungsi tubuh yang dapat
menyebabkan bahaya saat bekerja di ketinggian; dan
 lulus evaluasi pembinaan K3 Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 1 (satu).
2. Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 2 (dua):
 minimum pendidikan SD atau sederajat;
 sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki kekurangan fungsi tubuh yang dapat
menyebabkan bahaya saat bekerja di ketinggian; dan
 lulus evaluasi pembinaan K3 Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 2 (satu).
LAMPIRAN –
PEDOMAN PEMBINAAN
Persyaratan Tenaga Kerja Pada Ketinggian Dengan Metode Akses Tali
1. Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 1 (satu):
 minimum pendidikan SD atau sederajat;
 sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki kekurangan fungsi tubuh yang dapat menyebabkan bahaya saat bekerja di ketinggian; dan
 lulus evaluasi pembinaan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 1 (satu).
2. Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 2 (dua):
 minimum pendidikan SLTP atau sederajat;
 sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki kekurangan fungsi tubuh yang dapat menyebabkan bahaya saat bekerja di ketinggian;
 memiliki sertifikat pelatihan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 1 (satu) dan lisensi kerja yang masih berlaku;
 telah mempunyai pengalaman 500 jam kerja pada ketinggian tingkat 1 (satu) yang dibuktikan dalam buku kerja; dan
 lulus evaluasi pembinaan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 2 (dua).

 Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 3 (tiga):


 minimum pendidikan SLTA atau sederajat;
 sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki kekurangan fungsi tubuh yang dapat menyebabkan bahaya saat bekerja di
ketinggian;
 memiliki sertifikat pelatihan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 2 (dua) dan lisensi kerja yang masih berlaku;
 telah mempunyai pengalaman 1000 jam kerja pada ketinggian tingkat 2 (dua) yang dibuktikan dengan buku kerja;
 memiliki sertifikat pelatihan pertolongan pertama dengan lisensi keterampilannya yang masih berlaku; dan
 lulus evaluasi pembinaan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 3 (tiga).
LAMPIRAN – PEDOMAN PEMBINAAN

Persyaratan Tenaga Kerja Pada Ketinggian Dengan Metode Akses Tali


3. Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 3 (tiga):
 minimum pendidikan SLTA atau sederajat;
 sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki kekurangan fungsi tubuh yang dapat
menyebabkan bahaya saat bekerja di ketinggian;
 memiliki sertifikat pelatihan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 2 (dua) dan lisensi
kerja yang masih berlaku;
 telah mempunyai pengalaman 1000 jam kerja pada ketinggian tingkat 2 (dua) yang
dibuktikan dengan buku kerja;
 memiliki sertifikat pelatihan pertolongan pertama dengan lisensi keterampilannya
yang masih berlaku; dan
 lulus evaluasi pembinaan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 3 (tiga).
LAMPIRAN – PEDOMAN PEMBINAAN

Persyaratan Tenaga Kerja Pada Ketinggian Dengan Metode Akses Tali


3. Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 3 (tiga):
 minimum pendidikan SLTA atau sederajat;
 sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki kekurangan fungsi tubuh yang dapat
menyebabkan bahaya saat bekerja di ketinggian;
 memiliki sertifikat pelatihan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 2 (dua) dan lisensi
kerja yang masih berlaku;
 telah mempunyai pengalaman 1000 jam kerja pada ketinggian tingkat 2 (dua) yang
dibuktikan dengan buku kerja;
 memiliki sertifikat pelatihan pertolongan pertama dengan lisensi keterampilannya
yang masih berlaku; dan
 lulus evaluasi pembinaan K3 Bekerja Pada Ketinggian tingkat 3 (tiga).
LAMPIRAN – PEDOMAN PEMBINAAN

Kurikulum pembinaan K3 Bekerja Pada Ketinggian, meliputi:


 Kelompok materi dasar, yang disampaikan oleh tenaga pembina dari
Kementerian Ketenagakerjaan atau dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang ketenagakerjaan;
 Kelompok materi inti dan penunjang, yang disampaikan oleh Instruktur
K3 Bekerja Pada Ketinggian yang terdaftar di Kementerian
Ketenagakerjaan atau dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang ketenagakerjaan dan asosiasi terkait;
 Evaluasi awal dan akhir pembinaan;
 Setiap 1 (satu) jam pelajaran setara dengan 45 (empat puluh lima) menit.
Lisensi Tenaga Kerja pada ketinggian

Direktur Jenderal menerbitkan Sertifikat Pembinaan K3


dan Lisensi K3 yang berlaku selama 5 (lima) tahun.

Lisensi Tenaga Kerja pada ketinggian terdiri atas:


 Tenaga Kerja bangunan tinggi dengan metode pencegahan jatuh tingkat 1 (satu);
 Tenaga Kerja bangunan tinggi dengan metode pencegahan jatuh tingkat 2 (dua);
 Tenaga Kerja pada ketinggian dengan metode akses tali tingkat 1 (satu);
 Tenaga Kerja pada ketinggian dengan metode akses tali tingkat 2 (dua); dan
 Tenaga Kerja pada ketinggian dengan metode akses tali tingkat 3 (tiga).
LAMPIRAN – PEDOMAN PEMBINAAN

Kurikulum Pembinaan Tenaga Kerja Bangunan Tinggi


Tenaga Kerja Bangunan Tinggi Tingkat 1 (satu) Tenaga Kerja Bangunan Tinggi Tingkat 2 (dua)
Jumlah
Jumlah No. Materi Pembinaan
No. Materi Pembinaan (JP)
(JP) I. KELOMPOK DASAR
2
I. KELOMPOK DASAR 1. Peraturan Perundang-Undangan K3 dalam pekerjaan

2 pada ketinggian
1. Peraturan Perundang-Undangan K3
dalam pekerjaan pada ketinggian II. KELOMPOK INTI
1
1. Karakteristik Lantai Kerja Tetap dan Lantai Kerja
Sementara
1
II. KELOMPOK INTI 2. Alat pencegah dan penahan jatuh kolektif serta alat
2 pembatas gerak
1. Karakteristik Lantai Kerja Tetap dan 1
3. Prinsip penerapan faktor jatuh
2
2. Lantai Kerja Sementara 4. Prosedur kerja aman pada ketinggian
2
1 5. Teori dan praktek bergerak horizontal atau vertikal
4
3. Alat pencegah dan penahan jatuh
menggunakan struktur bangunan
kolektif serta alat pembatas gerak 6. Teori dan praktek teknik bekerja aman pada struktur
1

Prinsip Penerapan Faktor Jatuh bangunan dan bekerja dengan posisi miring dan struktur
miring
1
7. Teori dan praktek teknik menaikkan dan menurunkan
III. KELOMPOK PENUNJANG barang dengan sistem katrol
1
1. Teori dan praktek penggunaan tangga
III. KELOMPOK PENUNJANG
2
1. Teori dan praktek upaya penyelamatan dalam keadaan

IV. EVALUASI darurat

1
1. Teori IV. EVALUASI
1 2
2. Praktek 1. Teori
3
2. Praktek
Jumlah 10
Jumlah 20
TKBTTK1
Tenaga Kerja Pada Ketinggian Tingkat 1 (satu)

Jumlah
No. Materi Pembinaan
(JP)
I. KELOMPOK DASAR
2
1. Perundang-undangan K3 dalam pekerjaan pada ketinggian

II. KELOMPOK INTI


1
1. Identifikasi bahaya dalam kegiatan akses tali
1
2. Pengetahuan kondisi ketidaktahanan tergantung (suspension
intolerance) dan penanganannya
1
3. Penerapan prinsip-prinsip faktor jatuh (fall factor) dalam akses
tali.
1
4. Pemilihan, pemeriksaan, dan pemakaian peralatan akses tali
yang sesuai
2
5. Simpul dan Angkur dasar
10
6. Teknik manuver pergerakan pada tali
3
7. Teknik pemanjatan pada struktur

III. KELOMPOK PENUNJANG


2
1. Teknik penyelamatan diri sendiri dan korban menuju arah
turun dengan alat turun

IV. EVALUASI
2
1. Evaluasi teori
5
2. Evaluasi praktek

Jumlah 30
TKBTTK2
Tenaga Kerja Pada Ketinggian Tingkat 2 (dua)

Jumlah
No. Materi Pembinaan
(JP)
I. KELOMPOK DASAR
3
1. Dasar-dasar K3 dan peraturan perundangan
yang terkait dengan bekerja di ketinggian.

II. KELOMPOK INTI


12
1. Teknik penyelamatan korban pada tali
10
2. Sistem jalur penambat (anchor line) tingkat
lanjutan
2
3. Teknik pemanjatan pada struktur tingkat
lanjutan

III. KELOMPOK PENUNJANG


1
1 Penentuan “zona khusus terbatas” (exclusion
zone) dan perlindungan untuk pihak ketiga

IV. EVALUASI
2
1. Evaluasi teori
5
2. Evaluasi praktek

Jumlah 35
TKBTTK3
Tenaga Kerja Pada Ketinggian Tingkat 3 (tiga)

No. Materi Pembinaan Jumlah (JP)

KELOMPOK DASAR
I.
Kebijakan K3 dan peraturan perundangan yang terkait
1. 3
dengan bekerja di ketinggian
2. 1
Pengenalan SMK3

II. KELOMPOK INTI


1. Merencanakan dan menerapkan sistem manajemen 2
2. peralatan akses tali 2
3. Pemilihan penambat (anchor) yang tepat. 2
4. Pemilihan metode untuk mengakses tempat kerja 15
Teknik penyelamatan korban pada tali tingkat lanjutan

III. KELOMPOK PENUNJANG


1. Membuat dan menerapkan penilaian risiko (risk 2
assessment) di tempat kerja.

IV. EVALUASI
1. Evaluasi teori 3
2. Evaluasi praktek 5

Jumlah 35
TERIMA KASIH

 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai