Anda di halaman 1dari 8

A.

Risiko yang perlu diperhatikan saat melakukan instalasi CNG (Compressed Natural Gas):

1. Keamanan Ledakan:
CNG adalah bahan bakar yang mudah meledak dan dapat meledak jika terjadi kebocoran gas atau percikan listrik di
sekitarnya. Instalasi yang tidak tepat atau kelalaian dalam pemeliharaan meningkatkan risiko ledakan.
2. Kebocoran Gas:
Kebocoran gas pada sistem CNG dapat meningkatkan risiko kebakaran dan ledakan. Ini dapat terjadi karena komponen
yang rusak, penggunaan material yang tidak sesuai, atau kesalahan teknis.
3. Kehilangan Tekanan:
CNG disimpan dalam tekanan tinggi, jadi jika terjadi kehilangan tekanan yang signifikan dalam sistem, itu dapat
mengganggu pengoperasian kendaraan atau peralatan yang menggunakan CNG.
4. Kurangnya Pemeliharaan:
Jika instalasi CNG tidak dipelihara dengan baik, risiko kebocoran gas atau kerusakan sistem meningkat. Oleh karena itu,
sangat penting untuk memeriksa secara teratur semua komponen dan peralatan yang terlibat dalam instalasi CNG.
5. Material yang Tepat:
Menggunakan material yang tahan terhadap tekanan tinggi dan kompatibel dengan CNG sangat penting karena
penggunaan material yang tidak sesuai atau berkualitas rendah dapat menyebabkan kebocoran atau kerusakan sistem.
6. Kesalahan Manusia:
Selama instalasi CNG, Anda harus mempertimbangkan risiko kesalahan manusia. Kesalahan yang terjadi selama proses
instalasi, pemeliharaan, atau penggunaan sistem dapat menyebabkan kerusakan atau kecelakaan.
7. Peraturan dan Kepatuhan:
Jika instalasi CNG tidak mematuhi peraturan dan standar yang ditetapkan oleh otoritas yang berwenang, risiko
kecelakaan atau sanksi hukum akan meningkat.

Untuk mengurangi risiko dan memastikan bahwa instalasi memenuhi semua persyaratan keamanan yang berlaku, sangat
penting untuk mencari profesional yang berpengalaman dan terlatih dalam instalasi CNG
B. Standar Prosedur Operasi (SOP) untuk Perawatan Instalasi CNG (Compressed Natural Gas):

1. Tindakan pengamanan:
A. Selalu menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, seperti sarung tangan dan kacamata keselamatan.
B. Pastikan area kerja berventilasi dengan baik untuk mencegah akumulasi gas.
C. Dilarang merokok atau nyala api terbuka di sekitar area kerja.
D. Pelajari prosedur darurat dan lokasi peralatan keselamatan, seperti pemadam kebakaran dan katup penutup darurat.
2. Inspeksi Regular:
A. Periksa tangki penyimpanan CNG, pipa, dan perlengkapannya untuk tanda-tanda korosi, kerusakan, atau kebocoran.
B. Periksa katup pelepas tekanan untuk berfungsi dengan baik.
C. Periksa pengukur tekanan dan pastikan mereka tepat dan berfungsi dengan benar.
D. Periksa sambungan listrik dan sistem kontrol untuk setiap masalah.
E. Pastikan bahwa semua perangkat keselamatan, termasuk sistem pemadaman darurat, beroperasi dengan benar.
3. Deteksi Kebocoran:
A. Uji kebocoran secara teratur menggunakan metode yang tepat, seperti uji gelembung sabun atau detektor kebocoran
elektronik.
B.Jika ada kebocoran, matikan suplai gas dan isolasi area yang terkena.
C.Kemudian, perbaiki kebocoran dan uji ulang sistem untuk memastikan integritas.
4. Perawatan Filter dan Pemisah:
A. Periksa dan bersihkan filter dan separator dalam sistem CNG secara teratur.
B. Ganti filter sesuai rekomendasi pabrikan atau ketika tersumbat.
C. Pastikan bahwa filter dan separator terpasang dan disegel dengan benar.
5. Perawatan Katup:
A. Pastikan bahwa semua katup dalam sistem CNG berfungsi dengan benar.
B. Lumasi batang katup untuk memastikan bahwa batang tidak bergerak.
C. Segera ganti katup yang rusak atau rusak.
6. Sistem Pengaturan Tekanan:
A. Periksa pengatur tekanan secara teratur dan sesuaikan sesuai kebutuhan untuk mempertahankan tekanan yang
diinginkan;
B. Periksa regulator untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda kerusakan, kerusakan, atau bocor.
C. Kalibrasi pengatur tekanan secara berkala untuk memastikan keakuratannya
7. Prosedur Darurat:
A. Tetapkan prosedur yang jelas untuk menanggapi kebocoran gas, kebakaran, atau keadaan darurat lainnya.
B. Beri tahu personel tentang protokol darurat, termasuk cara mengevakuasi dan cara menggunakan katup penutup darurat.
C. Tampilkan dengan jelas nomor dan arahan kontak darurat.
8. Dokumentasi:
A. Membuat catatan terperinci tentang semua tindakan pemeliharaan, inspeksi, dan perbaikan.
B. Simpan log pembacaan tekanan, tes kebocoran, dan kelainan apa pun yang ditemukan.
C. Simpan semua manual pabrikan, instruksi, dan izin/lisensi yang relevan untuk instalasi CNG.

Catatan: SOP di atas adalah pedoman umum; namun, konsultasikan dengan profesional yang berkualifikasi dan patuhi kode dan
pedoman keselamatan setempat untuk memenuhi persyaratan dan peraturan khusus di lokasi Anda dan instalasi CNG.
Rutin ( R) Before Control
/ Non
No Activity Hazard Impact Probability Severity Risk Existing Control
Rutin (
(P) (S) (PXS)
NR)
HIRADC digunakan untuk mengidentifikasi dan mengurangi potensi bahaya yang terkait dengan
pengisian dan pemeliharaan CNG (Compressed Natural Gas).

Pengisian CNG melibatkan transfer gas alam yang dikompresi ke dalam kendaraan bertenaga CNG. Beberapa bahaya yang terkait
dengan pengisian CNG dapat mencakup:

1. Bahaya kebakaran dan ledakan: CNG adalah bahan bakar yang sangat mudah terbakar dan dapat menyebabkan ledakan jika
terjadi kebocoran atau tumpahan yang tidak terkendali.

2. Bahaya paparan gas: Pekerja yang terlibat dalam pengisian CNG harus waspada terhadap kemungkinan terpapar gas alam
yang tidak terkendali. CNG dapat menggantikan oksigen di udara, menyebabkan kekurangan oksigen yang berpotensi
berbahaya bagi pekerja.

3. Bahaya tekanan tinggi: CNG dikompresi menjadi tekanan tinggi dalam tangki, dan jika terjadi kebocoran atau kesalahan
pengisian, tekanan tinggi ini dapat menyebabkan kecelakaan yang serius.

4. Bahaya elektrostatik: Proses pengisian CNG dapat menghasilkan muatan elektrostatik, yang jika tidak dikendalikan dengan
benar, dapat menyebabkan kejutan listrik atau bahkan kebakaran.
HIRADC untuk pengisian CNG :

1. Identifikasi bahaya: Identifikasi potensi bahaya terkait dengan pengisian CNG, seperti kebakaran, ledakan, paparan gas,
tekanan tinggi, dan bahaya elektrostatik.

2. Evaluasi risiko: Menilai risiko yang terkait dengan setiap bahaya yang diidentifikasi, termasuk kemungkinan terjadinya
kecelakaan atau kejadian berbahaya serta dampaknya pada pekerja dan lingkungan.

3. Penentuan kontrol: Menentukan langkah-langkah pengendalian yang diperlukan untuk mengurangi risiko. Contoh langkah-
langkah pengendalian termasuk:

 Memastikan adanya sistem ventilasi yang memadai untuk mengurangi paparan gas.
 Memastikan adanya pemadam kebakaran yang memadai dan pelatihan dalam penggunaannya.
 Memastikan prosedur pengisian CNG yang tepat diikuti untuk mencegah kebocoran atau kesalahan.
 Menggunakan peralatan yang sesuai dan aman untuk pengisian CNG.
 Memastikan pemeliharaan rutin dan inspeksi berkala pada peralatan CNG untuk mencegah kegagalan dan kebocoran
SOP Proses pengisian CNG

1. Infrastruktur Pengisian: Pabrik harus dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai untuk pengisian CNG. Ini termasuk
stasiun pengisian CNG yang terhubung ke jaringan pipa gas alam dan kompresor CNG untuk mengompresi gas alam menjadi
CNG.
2. Persiapan Kendaraan: Kendaraan yang akan diisi dengan CNG harus dibawa ke area pengisian yang ditunjuk di pabrik.
Pastikan kendaraan dalam keadaan mati dengan mesin dimatikan dan kunci kendaraan dalam posisi mati.

3. Koneksikan Nozzle Pengisian: Petugas pengisian akan mengambil nozzle pengisian CNG dan menghubungkannya dengan inlet
pengisian CNG pada kendaraan. Pastikan koneksi antara nozzle dan inlet aman dan terjaga dengan baik.

4. Aktifkan Pengisian: Setelah nozzle terhubung dengan baik, petugas pengisian akan mengaktifkan aliran CNG dari stasiun
pengisian. Ini dilakukan dengan mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh pabrik dan stasiun pengisian yang digunakan.

5. Mengisi Tangki: CNG akan mengalir dari stasiun pengisian ke tangki kendaraan. Selama proses pengisian, petugas pengisian
akan memantau aliran dan memastikan tangki terisi dengan aman.

6. Memantau dan Mengontrol: Petugas pengisian akan memantau proses pengisian secara terus-menerus untuk memastikan
bahwa aliran CNG stabil dan tangki terisi sesuai dengan kapasitas yang diinginkan.
7. Penghentian Pengisian: Setelah tangki terisi penuh atau mencapai kapasitas yang diinginkan, petugas pengisian akan
menghentikan aliran CNG dan melepaskan nozzle dari inlet pengisian.

8. Pemeriksaan dan Pencatatan: Setelah pengisian selesai, petugas pengisian akan memeriksa tangki dan inlet pengisian untuk
memastikan tidak ada kebocoran atau masalah lain. Mereka juga akan mencatat jumlah CNG yang diisi ke dalam kendaraan
dan mencatatnya untuk tujuan pelacakan dan pemantauan.

9. Keselamatan: Selama seluruh proses pengisian, petugas pengisian harus mematuhi langkah-langkah keselamatan yang
ditetapkan, seperti menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, memastikan kebocoran tidak terjadi, dan mematuhi
prosedur yang tepat.

Proses pengisian CNG di pabrik harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati untuk memastikan keselamatan dan keefektifan
pengisian. Petugas pengisian harus memiliki pengetahuan dan pelatihan yang memadai dalam pengisian CNG dan memahami
prosedur keselamatan yang relevan.

Anda mungkin juga menyukai