Anda di halaman 1dari 24

PT.

RISUN WEISHAN
INDONESIA
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DALAM
PEKERJAAN PADA
KETINGGIAN
(PERMENAKER NO.
09/MEN/III/2016)

DIVISI KIMIA 2023


TUJUAN INDUKSI
Sebagai sarana hierarki pengendalian bahaya
Pengetahuan / Knowledge (K)
administrasi yang lebih menekankan
pemberian pengetahuan & pemahaman
mengenai metode kerja aman pada pekerjaan
di ketinggian

Kiranya pengetahuan yang di dapat , mampu


Kemampuan / Skill (S)
menambah kemahiran pekerja dalam proses
kerja di lapangan khusus pekerjaan di
ketinggian

sikap dan perilaku kerja/Attitude Tujuan utama dari rekayasa metode


(A) administrasi adalah menggiring pekerja
menuju sikap yang sadar akan K3 dan
bertindak sesuai Kaidah prosedur keselamatan
KONSEP DARI BEKERJA PADA KETINGGIAN

EROPA (EU) AMERIKA (US) INDONESIA

STANDART OSHA (EU) OSHA PERMENAKER


No. 9 Tahun 2016

EN ANSI SNI
REGULASI

1,8 Meter - Beda Tinggi


1910 1,2 Meter (General Ind) - Potensi Jatuh
- Kerugian
1926 1.8 Meter (Kontruksi) (Cidera atau
kematian)
SYARAT BEKERJA DI KETINGGIAN

Bekerja pada ketinggian sesuai Permen


Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 9 tahun
2016 adalah kegiatan atau aktifitas pekerjaan yang
Dilakukan oleh Tenaga Kerja pada Tempat Kerja di
permukaan tanah atau perairan yang terdapat
perbedaan ketinggian dan memiliki potensi jatuh
yang menyebabkan Tenaga Kerja atau orang lain yang
berada di Tempat Kerja cidera atau meninggal dunia
atau menyebabkan kerusakan harta benda.
POKOK PENGATURAN
E. TENAGA KERJA
Wajib memiliki kompetensi dan kewenangan (Ps. 31 – Ps. 35)
TENAGA KERJA BANGUNAN TENAGA KERJA BANGUNAN TENAGA KERJA PADA TENAGA KERJA PADA TENAGA KERJA PADA KETINGGIAN DGN
TINGGI DGN METODA TINGGI DGN METODA KETINGGIAN DGN METODA KETINGGIAN DGN METODA METODA AKSES TALI TINGKAT 3
PENCEGAHAN JATUH TK 1 PENCEGAHAN JATUH TK 2 AKSES TALI TINGKAT 1 AKSES TALI TINGKAT 2
(Ps. 36) (Ps. 37)

bekerja pada Lantai Kerja bekerja pada Lantai Kerja bekerja dan berwenang bekerja pada Lantai Kerja Tetap, Lantai Kerja Sementara, bergerak menuju dan
Tetap dan/atau pada Lantai Tetap dan/atau Lantai Kerja meninggalkan Lantai Kerja Tetap atau Lantai Kerja Sementara secara horizontal atau vertikal pada struktur
Kerja Sementara Sementara bangunan, bekerja pada posisi atau tempat kerja miring, akses tali dan/atau menaikkan dan menurunkan
barang dengan sistim katrol atau dengan bantuan tenaga mesin

bergerak menuju dan serta bekerja atau bergerak •membuat Angkur di bawah •membuat Angkur secara •menyusun perencanaan sistim
meninggalkan Lantai Kerja menuju dan meninggalkan pengawasan Tenaga Kerja mandiri; keselamatan Bekerja Pada Ketinggian;
Tetap atau Lantai Kerja lantai kerja tetap atau pada ketinggian tingkat 2 •mengawasi Tenaga Kerja pada •melakukan pemeriksaan Angkur untuk
Sementara dengan sementara secara horizontal (dua) dan/atau Tenaga Kerja ketinggian tingkat 1 (satu) dalam keperluan internal;
menggunakan tangga atau vertikal pada struktur pada ketinggian tingkat 3 pembuatan Angkur; •mengawasi Tenaga Kerja pada
bangunan atau dengan (tiga); dan •mengawasi Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 2 (dua) dan/atau
posisi atau tempat kerja •melakukan upaya ketinggian tingkat 1 (satu); dan Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 1
miring. pertolongan diri sendiri •melakukan upaya pertolongan (satu); dan
dalam keadaan darurat pada •melakukan upaya pertolongan dalam
ketinggian untuk tim kerja. keadaan darurat pada ketinggian.
ALAT PELINDUNG DIRI, PERANGKAT PELINDUNG JATUH DAN ANGKUR
APD Perangkat Pelindung Jatuh Angkur
(Ps. 21) (Ps. 22) (Ps. 28)
Perangkat Pencegah Jatuh Perangkat Penahan Jatuh
(Ps. 23) (Ps. 26 dan 27)
Kolektif Perorangan Kolektif Perorangan
(Ps. 24) (Ps. 25) (Ps. 26) (ps. 27)
Permenaker 08 Tinggi dinding, tembok, pagar Sabuk tubuh (full body Jaring atau bantalan yang Panjang maks tali lanyard Permanen /
/2010 pembatas min 950 mm harness) terpasang pada angkur + absorber 1,8 m Tidak permanen
Tentang APD yang aman

Mampu menahan beban min 0,9 Tali pembatas gerak (work Mampu menahan beban Mampu menahan beban Mampu menahan
kN/ 91 Kg restrain) & Work Positioning min 15 kN/1.529 Kilo min 15 kN beban min 15 kN

Celah pagar vertikal mak 470 mm Tarik ulur otomatis Pemeriksaan dan
Pengunci otomatis maks Pengujian (Ps. 29)
0,6 m

Lantai pengaman (Toeboard) Sistem terpandu dengan Riksa Uji Berkala


Tali kernmantle elastisitas setiap 2 tahun
min 5% dan Lanyard (Pasal 29)
METODE KERJA PADA KETINGGIAN
Sistem Pasif Sistem Aktif Sistem AksesTali

Adalah sistem dimana pada saat Adalah suatu sistem dimana ada
bekerja melalui suatu struktur pekerja yang naik dan turun Penggunaan akses tali pada
permanen mau pun struktur yang (lifting/lowering), maupun berpindah mulanya berawal dari teknik panjat
tidak permanen, tidak mensyaratkan tempat (traverse) dengan tebing dan penelusuran gua.
perlunya penggunaaan peralatan menggunakan Kemudian seiring perkembangan
pelindung jatuh (fall protection peralatan untuk mengakses atau pembangunan, penggunaan akses
devices) mencapai suatu titik kerja karena tidak tali ini juga digunakan dalam
karena telah terdapat sistem terdapat sistem pengaman kolektif pembangunan gedung, perawatan,
pengaman kolektif (collective (collective protection system). perbaikan menara telekomunikasi,
protection Sistem ini mensyaratkan adanya confined space, dan sebagainya
system). Pada sistem ini perlu ada pengawasan, pelatihan dan pelayanan
supervisi dan pelatihan dasar. operasional yang baik.
Membuat
KonsepPerencanaan
Persyaratan K3 Bekerja pada ketinggian :
Melaksanakan identifikasi bahaya & penilaian resiko
Perencanaan awal ( Membuat jalur perlintasan, Breafing , Izin
Prosedur
kerja )
Kerja Aman

(Untuk melakukan pekerjaan pada ketinggian pekerja


Teknikwajib mengetahui )
Bekerja

Tata cara bekerja dengan aman


Aspek teknis kerja & safety

Tenaga • Tenaga kerja yang berkompeten & berpengalaman


• Tenaga kerja dalam kondisi sehat
kerja • Tidak memiliki trauma ketinggian

APD, Perangkat
Pelindung Jatuh, Pemeriksaan &
penahan dan Angkur pengecekan rutin
Bahaya : Resiko :

Terjatuh
Terbentur

Perbedaa Sprain/Terkilir
ketinggia n Terhentak
n/elevasi Patah tula
ng
Benda tu
mpul dan
benda taj FATALIT
am Y
Perkembangan Full Body Harness

→ → → →

Belt

Seat harness Full Body harness

Full Body harness + Proteksi


pelindung pinggang + Waist, front.
D-ring (Biasanya di gunakan pada
akses tali )
Perkembangan Full Body Harness

→ → → →

Belt

Seat harness Full Body harness

Full Body harness + Proteksi


pelindung pinggang + Waist, front.
D-ring (Biasanya di gunakan pada
akses tali )
TALI PENGAIT (LANYARD) DAN PEREDAM KEJUT (ABSORBER)

Tali pengait ganda dengan peredam kejut


Berfungsi untuk pergerakan tenaga kerja baik vertikal, diagonal maupun horizontal,
dimana pergerakan tersebut membutuhkan perpindahan titik pengaman, serta
berpotensi jatuh pada faktor jatuh 1, dan 2 shock absorber dapat meningkatkan
panjang lanyard hingga 1,2 meter ketika menerima beban 100 kg dan jatuh dari
ketinggian minimal 1,8 meter

CopyRight 2020 By Panit Raharjo Tenaga Kerja bangunan Ti nggi


CINCIN KAIT (KARABINER)

Cincin kait adalah alat Kekuatan terbesar ada pada


penghubung (konektor) dari tarikan/pembebanan pada poros
sistem pengaman, cincin kait besar (major axis) pada poros Ini
memiliki kekuatan beban putus
untuk bekerja pada minimal 20 kN sedang pada poros kecil
ketinggian didesain harus (minor axis) kekuatan beban putus rata-
berpengunci serta memiliki rata 7kN
kekuatan yang standard.
Ada berbagai macam
EN 362: PPE

bentuk cincin kait, dan


disesuaikan dengan *pastikan tidak terdapat
kerusakan karena aus,
kebutuhan retak, korosi atau
perubahan bentuk.

CopyRight 2020 By Panit Raharjo Tenaga Kerja bangunan Ti nggi


Body Wear (fullbody harness)

Sabuk tubuh untuk bekerja dengan sistem akses tali terdapat beberapa titik hubung
(D ring attach) yang tiap-tiap titik hubung tersebut memiliki fungsi dengan kesesuaian yang
berbeda serta dilengkapi bantalan pada bagian lingkar pinggang dan lingkar paha untuk alasan
keselamatan dan kenyamanan penggunannya.

Kekuatan tiap titik hubung adalah 15 kN, selain titik hubung (Dring) terdapat gantungan
yang berfungsi untuk mengkaitkan alat tiap gantungan tersebut hanya mampu menahan beban
tidak lebih dari 10kg

Fungsi –fungsi tiap titik hubung pada sabuk tubuh :


a.Titik hubung yang terletak pada bagian dada (sternal ) dan punggung (dorsal)
adalah sebagai titik hubung untuk pemasangan alat penahah jatuh (fall arrester).
b.Titik hubung yang terletak pada sisi pinggang bagian kanan dan kiri (lateral) adalah
sebagai titik hubung pemasangan alat pemosisi kerja (work positioning ) kedua titik ini
digunakan secara berpasangan.
c.Titik hubung yang terletak pada bagian pusar (ventral) adalah sebagai titik hubung untuk
pemasangan alat naik serta turun pada tali dan pemasangan tali pengait sebagai alat bantu
Fungsi Peredam Kejut (Absorber)
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fadmin.bigowner.co.id%2Fblog%2Fsafety-tips-1%2Fpost%2Fbody-harness-pengaman-saat-bekerja-pada-ketinggian-85&psig=AOvVaw1cA3m_Psy2INC7Wo42YoZ6&ust=1695103201014000&source=images&cd=vfe&opi=89978449&ved=0CA4QjRxqFwoTCPiu3r29s4EDFQAAAAAdAAAAABAD

Peredam kejut berfungsi sebagai :


• Mengurangi kekuatan tekanan
maksimal dalam menahan tubuh pekerja
saat terjatuh
• Mengurangi atau mencegah kerusakan
komponen fall arester
• Mengurangi kekuatan tekanan pada
anchor

CopyRight 2020 By Panit Raharjo Tenaga Kerja bangunan Ti nggi


ANGKUR
Angkur yang digunakan untuk bekerja pada
ketinggian adalah tempat menambatkan Hook
FBH, Personal Fall Protection, atau struktur
bangunan Sebagai tempat Angkur harus mampu
menahan beban setidak-tidaknya 15 (lima belas)
kilonewton
Pemeriksaan Anchor secara berkala, maupun
sebelum dan sesudah digunakan merupakan hal
yang harus dilakukan. mengingat angkur ini
merupakan bagian utama sebagai penahan pada
saat bekerja di ketinggian

CopyRight 2020 By Panit Raharjo Tenaga Kerja bangunan Ti nggi


TEKNIK PENYELAMATAN DALAM KEADAAN DARURAT

SUSPENSION TRAUMA / SUSPENSION INTOLERANCE


Suspension trauma atau Harnes Hang Syndrome (HHS) merupakan
akibat dari jatuhnya seseorang yang menggunakan Sabuk tubuh Full Body
Harness dengan posisi tergantung pada titik jatuh bagian punggung, sehingga
tersumbatnya darah pada pembuluh darah terbesar karena terjepit Sabuk
tubuh Full Body Harness, akibatnya otak tidak dapat menerima oksigen yang
dibutuhkan.
Untuk mengatasi suspension trauma maka harus melepaskan tersumbatnya
pembuluh darah secara perlahan, dengan cara mencari atau membuat
pijakan agar sabuk tubuh mengendur.
Tempat penyimpanan Full body harness
Apakah kita masih bertindak TIDAK AMAN ?

APD, Perangkat
Pelindung Jatuh dan
Angkur
CARA PENGELOLAAN BODY WEAR
Pemeriksaan APD WAJIB sebelum di gunakan :
Pemeriksaan sebelum digunakan
1. Periksa bagian pita webbing/ material berbahan tekstil; pastikan
tidak terdapat kerusakan pada bagian webbing karena tergores
sehingga webbing menjadi sobek, terbakar, terpapar bahan kimia
yang mengakibatkan webbing menjadi rapuh periksa seluruh
jahitan yang ada pada harness secara seksama , pastikan tidak ada
kerusakan karena jahitan longgar, terkikis atau terpotong/putus
2. Periksa seluruh d ring, Strap dan gesper / material logam :
pastikan tidak terdapat kerusakan karena aus, retak, korosi atau
deformasi pada bahan tersebut. Serta pastikan seluruh gesper
dapat berfungsi dengan baik.
3. Pastikan sabuk yang akan digunakan masih dalam batas aman
PT. RISUN WEISHAN
INDONESIA

TERIMA
KASIH

DIVISI KIMIA 2023

Anda mungkin juga menyukai